NIM : 932508220 Kelas : Metodologi Studi Islam C Tugas : Membuat Kesimpulan Jurnal
Posisi Sentral al-Qur'an dalam Studi Islam
Al-Qur'an adalah sumber dari segala sumber ajaran Islam karena Al-Qur'an merupakan pokok ajaran IslamKitab suci Al-Qur'an menempati posisi sentral bukan saja dalam perkembangan dan pengembangan ilmu - ilmu keislaman, tetapi juga merupakan inspirator dan pemandu gerakan- gerakan umat Islam sepanjang zaman. Dalam mempelajari ilmu keislaman, sudah seharusnya kita memahami dan menerima pengertian, pentingnya ilmu dalam Islam. Ilmu dalam Islam menempati posisi sangat penting. Dalam satu hadits, mencari ilmu juga mendapatkan tempat yang mulia. Padahal penafsiran terhadap Al-Qur'an mempunyai peranan yang sangat besar dan penting bagi kemajuan dan perkembangan umat Islam. Rendahnya pemahaman tentang Al-Qur'an ini disebabkan kesulitan menghubungkan apa yang dibacanya dengan kerangka referensi yang terbukti dari pengalamannya. Itulah sebabnya, pemahaman seseorang tentang ayat-ayat Al- Qur'an sebagai posisi sentral dalam studi Islam sudah seharusnya semakin mendalam sejalan dengan bertambahnya pengalaman hidup. Orang-orang mukmin mengimaninya dengan keimanan yang sebenar-benarnya. Mereka beriman tanpa keraguan, bahwa Al-Qur'an adalah firman Allah dengan sebenarnya. Islam sebagai Peradaban Ilmu merupakan salah satu ajaran sentral dalam dakwah. Nabi Muhammad Saw. Sebagaimana kita ketahui pula, amal yang praktis merupakan tuntunan langsung dari iman yang spiritual. Dalam perbincangan tentang amal shalih kita sampai kepada pemahaman bahwa iman tanyanya adalah absurd dan tidak bermakna. Betapa sentralnya doktrin tentang ilmu tampak dalam baik Al-Qur'an dan hadits. Pertama, dalam Al- Qur'an, banyak sekali ayat yang berisi perintah Tuhan untuk berpikir, merenung, dan bernalar, bahkan ayat Al-Qur'an yang pertama kali diturunkan adalah perintah untuk iqra’.Kedua banyak hadits merujuk kepada perintah untuk mencari ilmu. Model- model pembagian ilmu yang pernah ada dalam sejarah Islam. Proses ini melibatkan tokoh-tokoh agama, mulai dari rasulullah saw, para sahabat, sampai ustadz dan para pemikir Islam sebagai pewaris dan perantara yang hidup. Dengan demikian, studi keIslaman, dilihat dari ruang lingkup kajiannya berupaya mengkaji Islam dalam berbagai aspeknya dan dari berbagai perspektifnya. Pola kajian yang dikembangkan dalam studi ini adalah upaya kritis terhadap teks, sejarah, pemikiran dan intuisi keislaman dengan menggunakan pendekatan-pendekatan tertentu, seperti kalam, fiqih, filsafat, tasawuf, historis, antropologis, sosiologis, maupun psikologis yang secara populer dikalangan akademik dianggap ilmiah. Di dunia Islam terdapat pusat-pusat studi Islam, seperti universitas al-azhar di mesir dan universitas ulumul qura di arab Saudi di universitas ini studi Islam dilaksanakan satu fakultas yang disebut kulliyat ilahiyayat Di universitas damaskus studi Islam ditampung dalam kuliyyat al-syari'ah yang didalamnya terdapat program studi ushuluddin, tasawuf dan sejenisnya. Metodologi studi Islam Posisi Sentral al-Qur'an dalam studi islam lebih berfokus pada tradisi klasik yang mempelajari berbagai ketentuan kepercayaan dan ritual. Sementara ilmu kealaman sosial, dan humaniora diletakkan di luar pet ajaran Islam. Oleh karena itu menurut Mulkhan, lembaga IAIN/UIN sebagai pusat studi Islam harus menghilangkan sakralisai studi Islam dalam peta Ilmu Peran IAIN dalam konteks perubahan menurut Mulkhan, akan ditentukan oleh halhal beriku: Kemandirian sebagai lembaga ilmu dengan dosen yang memliki daya kritis dan kreatif; Kemampuan mengembangkan pemikiran dan penelitian yang melampaui semua tradisi.