Anda di halaman 1dari 30

LAPORAN LATIHAN PERENCANAAN KELOMPOK (PKL)

“PENGELOLAAN SAMPAH PADA TPA TAMANGAPA KOTA MAKASSAR”


(PERSPEKTIF PERENCANAAN)

KELOMPOK I
1. Adam Apriliyadi : Bappeda Kabupaten Bandung
2. Dewi Agustina : Dinas PUTR Kabupaten Kotabaru
3. Shidik Surachman : BP4D Kabupaten Subang
4. Wahyu Dwi Prasetio : Kementerian PUPR
5. Zumrotul Nur Azizah : Bappeda Kabupaten Bandung

Diajukan Sebagai Laporan Latihan Perencana Kelompok (PKL)


Pelatihan Fungsional Perencana Ahli Pertama (PFPAP) Angkatan II
04 Oktober 2021 - 19 November 2021
Terselenggara Atas Kerjasama
Pusbindiklatren Bappenas dan Universitas Hasanuddin

PUSAT PENGEMBANGAN KEBIJAKAN PUBLIK (P2KP)


UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2021
Pelatihan Fungsional Perencana Ahli Pertama (PFPAP)
Angkatan II
Tahun 2021
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN LATIHAN PERENCANAAN KELOMPOK (PKL)
“PENGELOLAAN SAMPAH PADA TPA TAMANGAPA KOTA MAKASSAR”
(PERSPEKTIF PERENCANAAN)

KELOMPOK I
1. Adam Apriliyadi : Bappeda Kabupaten Bandung
2. Dewi Agustina : Dinas PUTR Kabupaten Kotabaru
3. Shidik Surachman : BP4D Kabupaten Subang
4. Wahyu Dwi Prasetio : Kementerian PUPR
5. Zumrotul Nur Azizah : Bappeda Kabupaten Bandung

Disetujui

Master Of Training, Pendamping Pembimbing,

Dr. Suryadi Lambali, MA Drs. Lutfi Atmansyah, MA


NIP. 19590118 198503 1 006 NIP. 19621107 198803 1 002

Mengetahui,
Kepala Pusat Pengembangan Kebijakan Publik (P2KP)
Universitas Hasanuddin

Prof. Dr. Sangkala Rewa, MS.


NIP.19631111 199103 1 002

Kelompok Spesifik Perencanaan | 1


Pelatihan Fungsional Perencana Ahli Pertama (PFPAP)
Angkatan II
Tahun 2021
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala
rahmat-Nya sehingga laporan Latihan Perencanaan Kelompok (LPK) dan Praktek Kerja
Lapangan (PKL) Kelompok Teknis Perencanaan ini berhasil kami selesaikan dengan baik.
Laporan ini ditujukan untuk memenuhi salah satu tahapan Pelatihan Fungsional
Perencana Ahli Pertama yang diselenggarakan oleh BAPPENAS dan P2KP-UNHAS guna
meningkatkan pemahaman dan keterampilan peserta dalam tingkatan kompetensi perencana
ahli pertama terkait dengan bidang kompetensi teknis perencanaan, spesifis ekonomi, spesifik
sosial dan spesifik spasial. Tujuan yang lebih spesifik adalah meningkatkan pengetahuan dan
kemampuan mengidentifikasi dan menganalisis permasalahan dan perumusan kebijakan
dalam proses dan mekanisme perencanaan pengelolaan sampah di TPA Tamangapa Kota
Makassar dan strategi penyempurnaan pengelolaannya. Penyelesaian laporan ini tidak terlepas
dari bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini kami ingin mengucapkan
terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada semua pihak terkait yang telah
membantu terselesaikannya aktualisasi ini, terkhusus kepada :
1. Bapak Drs. Lutfi Atmansyah, MA selaku pendamping pembimbing yang
memberikan petunjuk dan arahan dalam penyusunan laporan ini.
2. Tim Pengajar/Trainer, MoT, & Seluruh Staf P2KP-UNHAS Makassar atas
bimbingannya.
3. Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Makassar, Kepala Dinas Penataan
Ruang Kota Makassar, Kepala Dinas Kesehatan Kota Makassar, dan Direktur
Bank Sampah Kota Makassar selaku narasumber yang telah memberikan
banyak informasi untuk penyelesaian laporan ini.
4. Rekan-rekan peserta Pelatihan Fungsional Perencana Ahli Pertama Ang. II
Tahun 2021 P2KP-UNHAS Makassar atas kekompakkan dan kerjasamanya.
5. Pihak-pihak lain yang mendukung terselesaikannya laporan ini dengan baik.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan laporan ini terdapat banyak kekurangan,
oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pihak.
Semoga laporan ini bermanfaat.
Makassar, 18 November 2021

Kelompok Teknis Perencanaan

Kelompok Spesifik Perencanaan | 2


Pelatihan Fungsional Perencana Ahli Pertama (PFPAP)
Angkatan II
Tahun 2021
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN i

KATA PENGANTAR ii

DAFTAR ISI iii

DAFTAR TABEL iv

DAFTAR GAMBAR v

BAB I LATAR BELAKANG 1

BAB II TUJUAN PEMBELAJARAN 3


2.1 Tahapan Kegiatan Pembelajaran 3

BAB III KERANGKA KONSEPTUAL DAN METODE ANALISIS 4


3.1 Gambaran Umum 4
3.2 Kerangka Konseptual 6
3.3 Metode Analisis 7
3.3.1 Jenis dan Sumber Data 7
3.3.2 Metode Analisis Data 7

BAB IV PERMASALAHAN DAN ISSUE STRATEGIS 9


4.1 Permasalahan Pengelolaan Sampah di TPA Tamangapa Kota Makassar 9
4.1.1 Masalah Peningkatan Volume Sampah Kota Makassar 11
4.1.2 Masalah Daya Tampung TPA Tamangapa 11
4.1.3 Masalah Penggunaan Metode Pengelolaan Sampah TPA Tamangapa 12
4.2 Isu Strategis 13
4.2.1 Isu Strategis Nasional 13
4.2.2 Isu Strategis Kota Makassar 15

BAB V PERUMUSAN KEBIJAKAN PEMBANGUNAN DAERAH 17

BAB VI PENUTUP 19
6.1 Kesimpulan 19
6.2 Rekomendasi 20

DAFTAR PUSTAKA iv

Kelompok Spesifik Perencanaan | 3


Pelatihan Fungsional Perencana Ahli Pertama (PFPAP)
Angkatan II
Tahun 2021

DAFTAR TABEL

Tabel 3. 1 Gambaran singkat pengelolaan sampah di TPA Tamangapa kota Makassar 5


Tabel 3. 2 Gambaran Singkat Kondisi Kota Makassar 5
Tabel 4. 1 Tabel Studi Literatur 9
Tabel 5. 1 Alternatif Metode Pengelolaan Sampah 17

Kelompok Spesifik Perencanaan | 4


Pelatihan Fungsional Perencana Ahli Pertama (PFPAP)
Angkatan II
Tahun 2021
DAFTAR GAMBAR

Gambar 3. 1 Kerangka Konseptual 6


Gambar 4. 1 Analisis Umur Pakai TPA Tamangapa dengan dan tanpa Upaya Reduksi 10
Gambar 4. 2 Permasalahan TPA Tamangapa 11
Gambar 4. 3 Prediksi Timbulan Sampah TPA Tamangapa Tahun 2015-2028 11
Gambar 4. 4 Grafik Penyakit yang Muncul di Pustu Antang 13
Gambar 4. 5 Foto Udara TPA 16
Gambar 5. 1 Hasil Analisis Alternatif Kebijakan Pengelolaan Sampah 18

Kelompok Spesifik Perencanaan | 5


Pelatihan Fungsional Perencana Ahli Pertama (PFPAP)
Angkatan II
Tahun 2021
BAB I
LATAR BELAKANG

Sistem pengolahan sampah yang diterapkan Pemerintah Kota (Pemkot) Makassar


sering menjadi percontohan nasional, karena sejak tahun 2016 berbagai penghargaan diterima
sebagai kota yang mampu mengelola sampah dengan baik. Sebagai kota besar terbaik dalam
mengelola sampah di tahun 2019 makassar sebagai salah satu dari 5 (Lima) kota yang
mendapatkan penghargaan dari lima kota di antaranya merupakan kota metropolitan yakni
Makassar, Bandung, Tangerang, dan Surabaya ditambah kota Solo untuk kategori kota besar.
Seiring berjalannya waktu Penanganan sampah tidak tertampung lagi sesuai kapasitas tempat
penampungan sampah yang ada saat ini. volume sampah pada tahun 2017 mencapai 4057,28
m3 per hari, sedangkan yang tertangani adalah sebesar 3642,56m3 perhari (89,78%
tertangani). Pengelolaan Sampah di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Tamangapa masih
menggunakan system open dumping dilakukan dengan cara menumpuk di lahan terbuka.
dengan jumlah sampah perhari mencapai 650 Ton akhir-akhir ini. kapasitas yang sudah penuh
hingga mencapai ketinggian 15 meter. Padahal TPA Tamangapa hanya berkapasitas 800
hingga 4.000 kubik sampah per hari.
Berbagai program dilakukan pemerintah kota Makassar diantaranya “Makassar Tidak
Rantasa’ (MTR)” pada 15 Juni 2014, yang dideklarasikan dalam acara akbar A’bbulo
Sibatang Lompoa di Celebes Convention Centre (CCC) jalan Metro Tanjung Bunga.
“Makassar Tidak Rantasa”mencakup kegiatan/program : 1) Kerja Bakti TNI/POLRI, 2) Jumat
dan Sabtu Bersih, 3) MABELLO (Makassar Bersih Lorong- 5 Lorong ta’), 4) LISA (Lihat
Sampah Ambil), 5) Gerakan aksi “Gerakan Makassar” (GEMA). Untuk mengurangi besarnya
volume sampah setiap harinya maka pemerintah kota membuat Bank Sampah yang jumlahnya
mencapai 1000 bank sampah yang bisa mereduksi sampah hingga 30 persen dari total
produksi sampah setiap harinya.
Dampak yang terjadi saat ini adalah terjadi penumpukan sampah yang sudah
menggunung dan membuat potensi terjadinya kebakaran sampah seperti yang terjadi di tahun
2019. Kebakaran sampah di TPA Tamangapa Makassar turut memakan korban yakni puluhan
ekor sapi sedang mencari makanan di TPA tersebut terpanggang karena terperangkap di dalam
kobaran api. Selain itu terjadinya kerawanan longsor dan pencemaran air tanah serta membuat

Kelompok Spesifik Perencanaan | 1


Pelatihan Fungsional Perencana Ahli Pertama (PFPAP)
Angkatan II
Tahun 2021
bau sampah sampai radius beberapa kilometer dari TPA Tamangapa, Polusinya hingga ke
pemukiman warga.
Beberapa permasalahan yang dihadapi oleh Pemerintah Kota Makassar dalam
penanganan sampah dalam perencanaan pembangunan yang masih belum menyentuh hal-hal
yang sangat mendasar, antara lain:
1. Manajemen pengelolaan sampah mulai dari sampah Rumah tangga sampai pada
tempat pembuangan akhir (TPA) serta pengelolaan sampah menjadi hal-hal yang
produktif.
2. Pengembangan sistem ekonomi masyarakat dengan pemanfaatan sampah sebagai
salah satu sumber penghasilan masyarakat sekitar.
3. Sosialisasi dan dampak yang terjadi pada lingkungan masyarakat sekitar
khususnya pencemaran udara yang menimbulkan bau baik di sekitar TPA
Tamangapa maupun penduduk kota makassar secara keseluruhan.
4. Penataan lahan pembuangan sampah baik secara internal pada tempat
pembuangan sampah maupun lahan disekitar lokasi pembuangan sampah.
Saat ini, guna merespon kondisi tersebut, P2KP Universitas Hasanuddin bekerjasama
dengan Pusbindiklatren Bappenas sedang menyelenggarakan Pelatihan Fungsional Perencana
(PFP) Ahli Pertama Angkatan II. Mengingat kondisi Pandemik COVID 19 yang hingga kini
juga belum sepenuhnya tuntas, sehingga selama tahun periode 2020-2021 ini, semua proses
pembelajaran pelatihan berlangsung secara DARING, baik dengan pendekatan sinkronus
(interaksi peserta dan narasumber pada waktu bersamaan) maupun asinkronus (interaksi
antara peserta dan narasumber pada waktu yang lebih fleksibel), termasuk proses
pembelajaran Latihan Perencanaan Kelompok (LPK) dan Praktek Kerja Lapangan (PKL).
Guna memperoleh pembelajaran yang komprehensif dan nyata dalam praktek
perumusan perencanaan, maka diperlukan materi pembelajaran yang juga telah nyata
diwujudkan dan dapat memberi pelajaran penting dalam menilai keberhasilannya. Dalam
perspektif inilah diperlukan sharing pengalaman yang evidence dari praktik perencanaan
pembangunan daerah Kota Makassar. Salah satu yang kami anggap relevan dan aktual diamati
saat ini adalah terkait dengan Manajemen Pengelolaan Sampah di TPA Tamangapa Kota
Makassar. Proses pembelajaran LPK dan PKL ini ditujukan agar peserta memiliki
pemahaman praktikal yang terkait dengan bidang kompetensi bagi setiap perencana
pembangunan, meliputi kompetensi bidang: (1) teknis perencanaan, (2) spesifik ekonomi, (3)

Kelompok Spesifik Perencanaan | 2


Pelatihan Fungsional Perencana Ahli Pertama (PFPAP)
Angkatan II
Tahun 2021
spesifik sosial, dan (4) spasial. Pada semua bidang kompetensi tersebut, tingkatan kompetensi
bagi para perencana ahli pertama (FP-Ahli Pertama) adalah kemampuan mengidentifikasi dan
menganalisis permasalahan pembangunan bidang kompetensi teknis perencanaan, spesifik
ekonomi, spesifik sosial dan kompetensi spasial.

Kelompok Spesifik Perencanaan | 3


Pelatihan Fungsional Perencana Ahli Pertama (PFPAP)
Angkatan II
Tahun 2021
BAB II
TUJUAN PEMBELAJARAN

Tujuan umum pembelajaran yang hendak dicapai dari proses pembelajaran Latihan
Perencanaan Kelompok (LPK) dan Praktek Kerja Lapangan (PKL) adalah meningkatkan
pemahaman dan keterampilan peserta dalam tingkatan kompetensi perencana ahli pertama
terkait dengan bidang kompetensi teknis perencanaan, spesifik ekonomi, spesifik sosial dan
spesifik spasial, dengan tujuan yang lebih spesifik adalah:
1. Meningkatkan pengetahuan dan kemampuan mengidentifikasi dan menganalisis
permasalahan dan perumusan kebijakan dalam Manajemen Pengelolaan sampah di
TPA Tamangapa Kota Makassar;
2. Meningkatkan pengetahuan dan kemampuan dalam mengidentifikasi serta
menganalisis permasalahan dan perumusan kebijakan pembangunan spesifik ekonomi
dalam Manajemen Pengelolaan sampah di TPA Tamangapa Kota Makassar.
3. Meningkatkan pengetahuan dan kemampuan dalam mengidentifikasi serta
menganalisis permasalahan dan kebijakan pembangunan spesifik sosial terhadap
lingkungan masyarakat kota makassar Manajemen Pengelolaan sampah di TPA
Tamangapa Kota Makassar.
4. Meningkatkan pengetahuan dan kemampuan dalam mengidentifikasi serta
menganalisis permasalahan dan kebijakan pembangunan berdimensi spasial dalam
menata wilayah Pengelolaan sampah di TPA Tamangapa Kota Makassar.

2.1 Tahapan Kegiatan Pembelajaran


Guna mencapai tujuan pembelajaran, ditempuh tahapan-tahapan pembelajaran, dengan
materi pembelajaran masing-masing, sebagai berikut:
1. Penyajian materi pembelajaran terkait dengan Manajemen Pengelolaan sampah di
TPA Tamangapa Kota Makassar;
2. Diskusi dan tanya jawab;
3. Akses dan Pengolahan Data;
4. Penyusunan Laporan
5. Presentasi Hasil dan Finalisasi Laporan

Kelompok Spesifik Perencanaan | 4


Pelatihan Fungsional Perencana Ahli Pertama (PFPAP)
Angkatan II
Tahun 2021
BAB III
KERANGKA KONSEPTUAL DAN METODE ANALISIS

3.1 Gambaran Umum


3.1.1 Dasar Hukum
1. Undang - Undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah
2. Peraturan Pemerintah No. 81 Tahun 2012 tentang Pengelolaan Sampah Rumah Tangga
dan amah Sejenis Rumah Tangga
3. Peraturan Presiden No. 97 Tahun 2017 tentang Kebijakan dan Strategi Nasional
Pengelolaan Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga
4. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 33 Tahun 2010 tentang Pedoman Pengelolaan
Sampah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 274)
5. Peraturan Daerah Kota Makassar Nomor 4 Tahun 2011 tentang Pengelolaan Sampah

3.1.2 Kondisi TPA Tamangapa


Awal mula TPA di Kota Makassar berada di Kelurahan Panampu, Kecamatan Ujung
Tanah, pada tahun 1979 lalu dipindahkan karena lokasi yang dekat dengan laut dikhawatirkan
akan mempengaruhi ekosistem laut, lokasi kedua TPA berada di Kelurahan Kantinsang,
Kecamatan Biringkanaya pada tahun 1980 namun, akibat menurunnya kualitas air, maka pada
tahun 1984 pemerintah kota Makassar membangun TPA baru di Tanjung Bunga, Kecamatan
Tamalate. Akan tetapi, pertumbuhan penduduk yang terus meningkat dan pendirian wilayah
perumahan di sekitar Kecamatan Tamalate sehingga pada tahun 1992 Pemerintah Kota
Makassar memilih Kelurahan Tamangapa sebagai lahan TPA untuk kota Makassar hingga saat
ini (2018).
Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Tamangapa berlokasi di kelurahan Tamangapa
Kecamatan Manggala Kota Makassar memiliki luas 14 Ha pada tahun 2015, mengalami
perluasan hingga 2 Ha pada tahun 2016 sehingga luasan TPA Tamangapa sebesar 16 Ha.
Berdasarkan hasil wawancara dengan staff Dinas Pertamanan dan Kebersihan Makassar akan
ada penambahan luasan TPA sebanyak 3 Ha masih dalam tahap negoisasi. Sistem pengelolaan
sampah yang diterapkan di TPA Tamangapa adalah Open Dumping. Open Dumping adalah
metode penimbunan terbuka, sampah yang berasal dari sumbernya ditimbun terus menerus
tanpa adanya treatment selanjutnya yang dapat mengurangi jumlah sampah. Pada awalnya

Kelompok Spesifik Perencanaan | 5


Pelatihan Fungsional Perencana Ahli Pertama (PFPAP)
Angkatan II
Tahun 2021
sistem yang ingin digunakan adalah Sanitary Landfill, namun karena berbagai kendala lalu
mengarah ke sistem open dumping sampai saat ini.
Tabel 3. 1 Gambaran singkat pengelolaan sampah di TPA Tamangapa kota Makassar
Lokasi Kelurahan Tamangapa Kecamatan Manggala

Dibangun Sejak 1993, berdasarkan SK. Walikotamadya Ujung Pandang


No.816/S.Kep/608/13 Tanggal 11 Maret 1993

Luas 16,86 Ha

Metode Landfill Semula dengan sistem Controled landfill, namun oleh karena berbagai
kendala mengarah ke sistem open dumping (tidak direkomendasi). Pada
tahun 2011 dibuat percontohan system sanitary land fill dengan bantuan
dana Dari Satker Penyehatan Lingkungan Pemukinan (PLP) Sulawesi
Selatan seluas 1 Ha.

Prasarana - Jembatan Timbang 1 (satu) unit


- Kantor Pengelola
- Garasi Alat Berat
- Pencucian Alat Berat
- Kolam Lecheate
- Instalasi Lecheate.

Sarana - 4 (empat) unit Buldozer (kondisi Rusak)


- 2 (dua) unit Excavator - 1 (satu) Unit Buldozer Type WDA D5R XL
(barun 2015)
- 2 (dua) Unit Excavator PC 200 2016 (Bantuan DPU Mks)

Sebagai penunjang bagi pengembangan pengelolaan persampahan kota dapat


disampaikan data-data sebagai berikut:
Tabel 3. 2 Gambaran Singkat Kondisi Kota Makassar
Luas wilayah 175,77 Km2

Jumlah Penduduk 1.741.310 Jiwa

Jumlah kecamatan 15 Kecamatan

Jumlah Kelurahan/Desa 153 Kelurahan/Desa

Jumlah RW dan RT 996 RW dan 4.968 RT

Data Teknis Persampahan a. Timbulan sampah : ± 5.931,40 m3/hr


b. Sampah Tertangani : ± 5.623,61 m3/hr
c. Prosentase sampah organic : 70,62 %
d. Prosentase sampah an–organik : 29,38 %

Kelompok Spesifik Perencanaan | 6


Pelatihan Fungsional Perencana Ahli Pertama (PFPAP)
Angkatan II
Tahun 2021
3.2 Kerangka Konseptual

Gambar 3. 1 Kerangka Konseptual

Kelompok Spesifik Perencanaan | 7


Pelatihan Fungsional Perencana Ahli Pertama (PFPAP)
Angkatan II
Tahun 2021
3.3 Metode Analisis
3.3.1 Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang akan dianalisis pada laporan ini adalah data sekunder dan data primer.
Data sekunder yang dimaksud merupakan data yang bersumber dari Dokumen Perencanaan
Pembangunan Daerah Kota Makassar (RPJMD, RKPD, LKIP, dan Renstra OPD Terkait) dan
Laporan atau Publikasi Pemerintah Kota Makassar terkait Program Pengelolaan Sampah.
3.3.2 Metode Analisis Data
Metode analisis data dimaksudkan untuk memahami apa yang terdapat di balik semua
data tersebut, mengelompokannya, meringkasnya menjadi suatu yang mudah dimengerti, serta
menemukan pola umum yang timbul dari data tersebut. Pada laporan ini digunakan yaitu
sebagai berikut:
1. Teknis Analisis Kuantitatif atau Statistik Desktiptif
Statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan
cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaiamana adanya
tanpa bermaksud membuat kesimpulan yangberlaku untuk umum atau generalisasi.
Fungsi statistik deskriptif antara lain mengklasifikasikan suatu data variable
berdasarkan kelompoknya masing-masing dari semula belum teratur dan mudah
diinterpretasikan untuk mendapatkan informasi tentang keadaan variabel tersebut. Selain itu
statistik deskriptif juga berfungsi menyajikan informasi sedemikian rupa, sehingga data
yang dihasilkan dapat dimanfaatkan oleh orang lain yang membutuhkan.
Ditinjau menurut variabelnya analisis data dapat dibagi menjadi dua yakni:
1. Analisis Univariat
Analisis Univariat yaitu jenis analisis dengan mengunakan dengan satu variable
yang dideskripsikan dengan menggunakan statistic deskriptif. Hasil penghitungan
statistik tersebut nantinya merupakan dasar dari penghitungan selanjutnya
2. Analisis Bivariat atau multivariate.
Jenis analisis ini terdiri atas metode-metode statistik inferensial yang digunakan
untuk menganalisis data dua variabel penelitian (Bivariat) atau lebih dari dua
(multivariate). Penelitian terhadap dua atau lebih variabel biasanya mempunyai
tujuan untuk mendiskripsikan distribusi data, menguji perbedaan dan mengukur
hubungan antara dua atau lebih variabel yang akan diteliti.

Kelompok Spesifik Perencanaan | 8


Pelatihan Fungsional Perencana Ahli Pertama (PFPAP)
Angkatan II
Tahun 2021
Hasil data yang telah didapatkan dapat ditampilkan dalam penyajian yang
tujuannya supaya dapat dengan mudah menyimpulkan apa arti semua fenomena
yang terjadi di lapangan, adapun bentuk penyajiannya yaitu sebagai berikut:
a. Penyajian Data dalam Bentuk Tabel
Suatu tabel minimal memuat judul tabel, kolom, baris, nilai padasetiap baris,
dan sumber dari mana data itu diperoleh.
b. Penyajian Data dalam Bentuk Diagram/Grafik
Grafik atau diagram biasanya dibuat berdasarkan tabel. Grafik
merupakan visualisasi data pada tabel yang bersangkutan.
2. Analitycal Hierarcy Process (AHP)
Analitycal Hierarcy Process atau AHP merupakan metode analisis dan penentuan
kebijakan dengan mempertimbangkan kriteria-kriteria tertentu dengan melibatkan stakeholder
yang terkait. Dalam penggunaan metode AHP, perlu dilakukan dekomposisi masalah dengan
mengidentifikasi kriteria dan subkriteria yang akan digunakan. Kriteria dan subkriteria
disusun berdasarkan tingkatannya dan digunakan untuk membentuk matriks pembandingan
berpasangan (pairwise comparison matrix) (Chaerul et al. ,2020). Matriks inilah yang
kemudian digunakan sebagai pembanding tingkatan alternatif yang diusulkan. Prosedur AHP
meliputi langkah-langkah sebagai berikut:
1) Mendefinisikan struktur hierarkhi masalah yang akan dipecahkan
2) Melakukan pembobotan elemen-elemen pada setiap level dari hierarkhi
3) Menghitung prioritas terbobot (weighted priority)
4) Menentukan konsistensi pembobotan
5) Menampilkan urutan/ranking dari alternatif-alternatif yang dipertimbangkan.

Kelompok Spesifik Perencanaan | 9


Pelatihan Fungsional Perencana Ahli Pertama (PFPAP)
Angkatan II
Tahun 2021
BAB IV
PERMASALAHAN DAN ISSUE STRATEGIS

4.1 Permasalahan Pengelolaan Sampah di TPA Tamangapa Kota Makassar


Dalam menjalankan visi dan misi Walikota dan Wakil Walikota periode 2021-2026,
Kota Makassar mengusung tema Dua Kali Tambah Baik dengan Visi “Percepatan
Mewujudkan Makassar Kota Dunia yang Sombere dan Smart City Dengan Imunitas Kuat
Untuk Semua” yang mana fokus terkait dengan pengelolaan persampahannya terdapat pada
Misi ke-3 yakni restorasi ruang kota yang inklusif menuju kota nyaman kelas dunia yang
“sambere & smart” city.
Dalam menjalankan Misi ke-3, Pemerintah Daerah Kota Makassar sangat peduli
terkait dengan pengelolaan persampahan di Kota Makassar, mengingat semakin bertambahnya
jumlah penduduk kota Makassar membuat meningkatnya kegiatan ekonomi di Kota Makassar
yang menimbulkan efek samping berupa meningkatnya kuantitas sampah tiap tahunnya di
Kota Makassar. Untuk itu Walikota dan Wakil Walikota terpilih memutuskan menjadikan
masalah ini menjadi salah satu masalah yang diprioritaskan untuk diselesaikan melalui
program strategis Kota Makassar yaitu Penataan Total Sistem Persampahan.
Dalam pengelolaan persampahan di Kota Makassar, Pemerintah Daerah setempat
sudah menyediakan tempat pembuangan akhir sampah yang terdapat di TPA Tamangapa.
Didalam pengelolaannya terdapat permasalahan-permasalahan antara target dan capaian yang
ingin dicapai. Berdasarkan monitoring dan evaluasi ex-ante ditujukan untuk menjamin
kualitas dokumen perencanaan dan penganggaran secara tepat. Dari hasil studi dokumen
terkait penanganan sampah di Kota Makassar diperoleh hasil sebagai berikut:
Tabel 4. 1 Tabel Studi Literatur
Lingkup Masalah Keterangan

Konsep dan Inisiasi - Sistem pengolahan masih - Karena berbagai kendala maka
menggunakan sistem open dumping menurut Renstra pengolahan
sampah mengarah ke sistem
open dumping

Sinkronisasi dan Keterkaitan - Tidak konsistensi dokumen - Berdasarkan arahan Permen


antar dokumen perencanaan untuk mendukung PUPR No. 3 Tahun 2013 tidak
pengolahan sampah di TPA tercantum dalam program
Tamangapa penanganan sampah di TPA
Tamangapa

Kelompok Spesifik Perencanaan | 10


Pelatihan Fungsional Perencana Ahli Pertama (PFPAP)
Angkatan II
Tahun 2021

Rencana dan Realisasi - Sudah terlaksana namun - Telah menggunakan 60,4 M


realisasinya belum optimal dalam dari anggaran APBD per tahun
pelaksanaannya 2021

Indikator Kinerja - Sudah ada indikator kinerja namun - Data yang dikumpulkan tidak
formulasi dengan data yang sesuai dengan indikator kinerja
dibutuhkan tidak tersedia yang dibutuhkan

Monitoring dan Evaluasi - Target yang ditetapkan belum - Masalah penumpukan sampah
sesuai dengan apa yang terjadi di (Overcapasity) di TPA
kondisi eksisting sehingga tidak Tamangapa yang kini menjalar
bisa dinilai keberhasilannya sampai ke lahan masyarakat
- Belum ada program yang sekitar.
benar-benar bisa mengatasi
permasalahan di TPA Tamangapa

Dalam mengkaji pengelolaan persampahan di Kota Makassar permasalahan yang


timbul akibat meningkatnya kegiatan ekonomi Kota Makassar, yakni meningkatnya kuantitas
sampah khususnya pada TPA Tamangapa. Pengelolaan sampah di TPA Tamangapa yang
utama adalah telah terjadi penumpukan sampah di TPA dimana lahan TPA seluas 16,8 Ha
sudah tidak mampu lagi menampung volume sampah, sampah terlihat seperti gunung dengan
ketinggian antara 30 sampai 40 Meter akibat adanya tambahan sampah berkisar antara 800
sampai 1.000 ton/hari sedangkan sampah yang lama sudah menumpuk di TPA, bahkan
berdasarkan laporan warga setempat tumpukan sampah TPA telah menutupi 3 (tiga) Lahan
milik warga sekitar TPA. jika permasalahan penumpukan sampah ini tidak segera diatasi
maka dapat menimbulkan permasalahan diantaranya adalah longsornya tumpukan sampah
yang dapat mengakibatkan timbulnya korban jiwa, kebakaran sampah dan timbulnya asap
kebakaran yang mengganggu masyarakat sekitar, tumpukan sampah dapat menimbulkan
pencemaran lingkungan. Hal tersebut juga terjadi karena tidak tepatnya sistem pengolahan
sampah yang bisa mereduksi volume sampah dengan masih menggunakan pola metode open
dumping. Studi yang dilakukan oleh Gusmar Santoso pada 2018 menunjukkan bahwa daya
tampung TPA Tamangapa sudah melewati kapasitas maksimalnya di tahun 2017 seperti data
pada grafik berikut.

sumber: Santoso (2018), diolah


Gambar 4. 1 Analisis Umur Pakai TPA Tamangapa dengan dan tanpa Upaya Reduksi

Kelompok Spesifik Perencanaan | 11


Pelatihan Fungsional Perencana Ahli Pertama (PFPAP)
Angkatan II
Tahun 2021

Berdasarkan data tersebut, dibutuhkan upaya untuk merumuskan alternatif kebijakan


yang harus diambil dalam rangka mengatasi permasalahan tersebut overcapacity yang terjadi.
Sebelum merumuskan kebijakan, diperlukan analisis pemetaan permasalahan yang menjadi
faktor penyebab overcapacity dari TPA Tamangapa. Berikut tabel pemetaan permasalahan
pada TPA Tamangapa.
Tabel 4. 2 Permasalahan TPA Tamangapa
Masalah Pokok Masalah

Overcapacity pada TPA Tamangapa Peningkatan volume sampah

Daya tampung TPA tidak bisa mencukupi

Penggunaan metode pengelolaan sampah yang belum tepat

4.1.1 Masalah Peningkatan Volume Sampah Kota Makassar


Pengelolaan Sampah adalah sisa kegiatan sehari-hari manusia dan atau proses alam
yang berbentuk padat. Hasil evaluasi kebersihan kota-kota di Indonesia, disimpulkan bahwa
tidak seluruh sampah dibuang ke TPA. Hal tersebut disebabkan pengelolaan sampah saat ini
masih mengandalkan sistem kumpul-angkut-buang.Pada Pada September 2020 Dinas
Lingkungan Hidup mencatat, volume sampah yang masuk ke Tempat Pembuangan Akhir
(TPA) di Jalan Tamangapa Antang, Kecamatan Manggala mencapai 900 ton per harinya.
Adapun dalam studi lain menunjukkan bahwa diprediksi setiap tahunnya akan terjadi
peningkatan timbulan sampah pada TPA Tamangapa dimulai sejak tahun 2015 hingga 2018.

Sumber: (Santoso, 2018)


Gambar 4. 3 Prediksi Timbulan Sampah TPA Tamangapa Tahun 2015-2028

Kelompok Spesifik Perencanaan | 12


Pelatihan Fungsional Perencana Ahli Pertama (PFPAP)
Angkatan II
Tahun 2021

4.1.2 Masalah Daya Tampung TPA Tamangapa


Peningkatan laju timbulan sampah perkotaan sebesar 2-4% pertahun yang tidak diikuti
dengan ketersediaan prasarana dan sarana persampahan yang memadai, berdampak pada
pencemaran lingkungan yang meningkat dari tahun ke tahun. Berdasarkan data timbulan dan
karakteristik fisik sampah di TPA Tamangapa maka pengolahan sampah yang dapat dilakukan
adalah daur ulang untuk sampah kertas dan plastik, pakan ternak, dan pengomposan. Kegiatan
pengolahan sampah ini diharapkan dapat mengurangi volume sampah yang akan diurug
sehingga dapat memperpanjang masa pakai TPA Tamangapa. (Juhaidah, 2018)
Luas lahan TPA Tamangapa pada tahun 2018 sebesar 16,8 Ha dengan tinggi timbunan
18 m, luas TPA terpakai 80% luas TPA setara dengan 13,44 Ha dengan kepadaatan 50%.
Rencana penambahan luas TPA sebesar 3 Ha. Daya tampung eksisting TPA Tamangapa saat
ini adalah 2.419.200 m3. Dengan begitu sisa volume TPA Tamangapa yang belum terisi
sebesar 648.000 m3 ditambah dengan peluasan sebanyak 3 Ha menjadi 144.800 m3.
(Juhaidah, 2018)
Permasalahan penumpukan bongkar muatan sampah di TPA Tamangapa terjadi karena
kesediaan sarana untuk meratakan dan memadatkan sampah terbatas serta jalur keluar masuk
truk hanya 1. Penumpukan truk untuk bongkar muat pada site yang ditentukan makin parah
pada saat musim hujan disebabkan kondisi jalan masuk ke site becek sehingga waktu yang
dibutuhkan satu truk sampah bongkar muat selama 45-120 menit. Sarana untuk operasional
sampah di TPA Tamangapa terbatas dikarenakan beberapa sarana alat berat rusak sehingga
operasional pada site yang aktif tidak efesien. (Juhaidah, 2018)
Berdasarkan kondisi tersebut masalah yang timbul adalah semakin menurunnya daya
tampung TPA Tamangapa akibat meningkatnya volume sampah karena belum adanya upaya
pengurangan volume sampah, berdasarkan hasil wawancara rendahnya partisipasi masyarakat
dalam pengelolaan sampah berupa pemilahan sampah antara sampah organik dan anaorganik
dan peran lembaga dalam pengelolaan sampah yang belum maksimal karena tidak adanya
kemitraan yang dilakukan dalam upaya pengurangan atau pemanfaatan sampah di TPA
Tamangapa. (Juhaidah, 2018)
4.1.3 Masalah Penggunaan Metode Pengelolaan Sampah TPA Tamangapa
TPA Tamangapa dalam penerapan pengelolaan sampahnya menggunakan metode open
dumping. Metode open dumping merupakan metode yang seringkali digunakan di

Kelompok Spesifik Perencanaan | 13


Pelatihan Fungsional Perencana Ahli Pertama (PFPAP)
Angkatan II
Tahun 2021
daerah-daerah terpencil dengan cara penanganan sampah yang relatif sederhana.
Pengoperasian metode open dumping dilakukan dengan membuang sampah pada wilayah
tertentu tanpa ada proses lebih lanjut. Penerapan metode open dumping dapat menimbulkan
berbagai permasalahan bagi masyarakat sekitar dari mulai masalah bau, serangga dan hewan
pengerat hingga masalah kesehatan. Dampak dari adanya metode pengelolaan sampah dengan
metode open dumping ini telah dirasakan oleh masyarakat khususnya di bidang kesehatan.
Penduduk yang bermukim di sekitar lokasi TPA mengalami beberapa gangguan kesehatan
seperti ISPA dan Dermatitis.

Gambar 4. 4 Grafik Penyakit yang Muncul di Pustu Antang

Gas metana yang dihasilkan dari pembusukan sampah di TPA juga membantu
perusakan ozon 21 kali lipat dari pada gas karbon dioksida (CO2). Beberapa alasan yang telah
dijelaskan tadi menunjukkan bahwa metode open dumping sudah tidak layak dipakai dalam
proses pengelolaan sampah di TPA Tamangapa Kota Makassar, sehingga diperlukan alternatif
metode yang lain untuk menggantikan metode tersebut.

4.2 Isu Strategis


Berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri No.86 Tahun 2017 tentang Tata Cara
Perencanaan, Pengendalian, dan Evaluasi Pembangunan Daerah, Isu Strategis adalah kondisi
atau hal yang harus diperhatikan atau dikedepankan dalam perencanaan pembangunan Daerah
karena dampaknya yang signifikan bagi Daerah dengan karakteristik bersifat penting,
mendasar, mendesak, berjangka menengah/ panjang, dan menentukan pencapaian tujuan
penyelenggaraan pemerintahan Daerah di masa yang akan datang. Suatu kondisi yang
menjadi isu strategis adalah keadaan yang apabila tidak diantisipasi, akan menimbulkan

Kelompok Spesifik Perencanaan | 14


Pelatihan Fungsional Perencana Ahli Pertama (PFPAP)
Angkatan II
Tahun 2021
kerugian yang lebih besar atau sebaliknya, dalam hal tidak dimanfaatkan, akan
menghilangkan peluang untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dalam jangka panjang.
4.2.1 Isu Strategis Nasional
Isu pengelolaan sampah merupakan isu nasional yang terjadi hampir di seluruh
wilayah Indonesia secara luas. Pengelolaan sampah merupakan salah satu isu yang selalu
muncul dalam upaya pembangunan nasional terutama dalam peningkatan kualitas hidup
masyrakat. Pengelolaan sampah yang baik di suatu daerah akan berdampak pada kualitas
hidup masyarakat di daerah tersebut yang akan bermuara pada peningkatan produktivitas
masyarakat. Hal ini tentu saja merupakan salah satu indikator yang digunakan dalam
mengukur tingkat keberhasilan suatu daerah. Oleh karena itu, untuk membuktikan keseriusan
pemerintah dalam upaya pengelolaan sampah ini pemerintah telah membentuk beberapa
kebijakan yang mengatur sistem pengelolaan sampah.
A. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan
Sampah
Menurut Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah, upaya
pengelolaan sampah merupakan upaya sinergis yang perlu dilakukan oleh pemerintah maupun
masyarakat. Dalam rangka pengelolaan sampah, pemerintah memiliki kewenangan dalam
menerapkan kebijakan, strategi, dan menyelenggarakan koordinasi serta pembinaan dengan
berbagai macam stakeholder lain untuk mewujudkan kegiatan pengelolaan sampah.
Dari sisi masyarakat, pengelolaan sampah dapat dilakukan dengan mengurangi
maupun menangani sampah dengan cara yang berwawasan lingkungan. Selain itu,
pengelolaan sampah rumah tangga dapat dilakukan dengan cara melakukan pemilahan
sampah rumah tangga sebelum membuang ke lokasi pembuangan sampah sementara.
Stakeholder lain yang dapat terlibat dalam upaya pengelolaan sampah yaitu dari pihak
produsen yang memproduksi sampah rumah tangga. Masing-masing produsen memiliki
kewajiban untuk mencantumkan label atau tanda yang berhubungan dengan pengurangan dan
penanganan sampah pada kemasan dan/atau produknya.
B. Kebijakan Dan Strategi Nasional Pengelolaan Sampah Rumah Tangga Dan
Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga (Perpres Nomor 97 Tahun 2017)
Pemerintah RI menunjukkan keseriusan pengelolaan persampahan Nasional dengan
mengeluarkan Peraturan Pemerintah Nomor 81 Tahun 2012 tentang Pengelolaan Sampah
Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga. Kebijakan terkait pengelolaan

Kelompok Spesifik Perencanaan | 15


Pelatihan Fungsional Perencana Ahli Pertama (PFPAP)
Angkatan II
Tahun 2021
sampah sendiri dijelaskan dalam Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 97 Tahun
2017 tentang Kebijakan dan Strategi Nasional (Jaktranas) Pengelolaan Sampah Rumah
Tangga dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga. Jaktranas ini menargetkan pengelolaan
sampah 100% pada tahun 2025 (Indonesia Bersih Sampah). Target tersebut meliputi
pengurangan sampah sebesar 30 persen dan penanganan sampah sebesar 70 persen.
C. Kebijakan Pengelolaan Sampah dalam Peraturan Menteri PUPR Nomor 3
Tahun 2013 tentang Penyelenggaraan Prasarana dan Sarana Persampahan
dalam Penanganan Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Sampah Rumah
Tangga
Pemerintah melalui Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat telah
mengatur beberapa kebijakan terkait pengelolaan sampah terutama yang dikelola dalam TPA.
Berdasarkan Permen PUPR Nomor 3 Tahun 2013 diatur bahwa umur pakai TPA secara teknis
yaitu paling sedikit selama 10 (tahun). Selain terdapat beberapa aturan lain mengenai standar
pemilihan lokasi serta sistem pembangunan sampah di suatu daerah. Dalam aturan tersebut
dinyatakan bahwa apabila terdapat TPA yang sudah beroperasi namun tidak dapat memenuhi
kriteria yang diatur, pemerintah wajib mengoperasikan TPA tersebut dengan metode lahan
urug terkendali (controlled landfill) atau lahan urug saniter (sanitary landfill). Sistem
pengelolaan tersebut antara lain meliputi melakukan penutupan timbulan sampah dengan
tanah penutup secara periodik, mengolah lindi yang dihasilkan sehingga efluen yang keluar
sesuai baku mutu, mengelola gas bio yang dihasilkan sesuai persyaratan teknis yang berlaku,
dan membangun area tanaman penyangga di sekeliling lokasi TPA tersebut.
4.2.2 Isu Strategis Kota Makassar
Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD) Provinsi Sulawesi Selatan dengan
Visi kepala daerah dan wakil kepala daerah terpilih yang menggambarkan arah pembangunan
atau kondisi masa depan daerah yang ingin dicapai (desired future) dalam masa jabatan
selama 5 (lima) tahun sesuai misi yang diemban.
Adapun Isu stragetis RPJMD Perubahan Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2018 – 2023
yakni:
1. Mendekatkan pelayanan kesehatan bagi seluruh masyarakat
2. Peningkatan kesejahteraan masyarakat Sulawesi Selatan
3. Kualitas infrastruktur yang menunjang kegiatan perekonomian
4. Pemerataan pendapatan bagi warga Sulawesi Selatan

Kelompok Spesifik Perencanaan | 16


Pelatihan Fungsional Perencana Ahli Pertama (PFPAP)
Angkatan II
Tahun 2021
5. Keberadaan Sumberdaya Manusa (SDM) yang berkualitas
6. Pengelolaan dan pemanfaatan Sumberdaya Alam
7. Revitalisasi Paradigma Pengelolaan Komoditi (Petik, Olah, Jual)
8. Sulawesi selatan sebagai poros maritim
Isu utama dalam penangganan sampah di Kota Makassar khususnya TPA Tamangapa
adalah telah terjadi kelebihan kapasitas lahan TPA Tamangapa hal ini terlihat dari tumpukan
sampah dengan ketinggian 30-40 meter yang telah menutupi seluruh lahan TPA bahkan
sampai menutupi lahan masyarakat sekitar TPA jika permasalah tersebut tidak diantisipasi
maka kedepan dapat menimbulkan kerugian yang lebih besar. TPA Tamangapa menggunakan
metode pengelolaan sampah open dumping sehingga sampah yang sampai di TPA ditumpuk
disisi lain terjadi penambahan volume sampah setiap hari berkisar antara 800 -1000 ton/hari.

Sumber Tribun-Timur.com
Gambar 4. 5 Foto Udara TPA

Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Makassar Nomor 4 Tahun 2011 tentang


Pengelolaan sampah, Pengelolaan Sampah adalah kegiatan yang sistematis, menyeluruh, dan
berkesinambungan yang meliputi pengurangan dan penanganan sampah. Pengolahan sampah
ialah usaha untuk mengatur atau mengelola sampah dari proses pengumpulan, pemisahan,
pemindahan, pengangkutan, sampai pengolahan dan pembuangan akhir. Sedangkan yang
dimaksud dengan penanganan sampah ialah perlakuan terhadap sampah untuk
memperkecil atau menghilangkan masalah – masalah yang ada kaitannya dengan
lingkungan, yang dapat berbentuk membuang sampah saja atau menghilangkan masalah

Kelompok Spesifik Perencanaan | 17


Pelatihan Fungsional Perencana Ahli Pertama (PFPAP)
Angkatan II
Tahun 2021
– masalah yang ada kaitannya dengan lingkungan, yang dapat berbentuk membuang
sampah saja atau mengembalikannya (recycling) sampah menjadi bahan – bahan yang
bermanfaat. Sehingga dari kedua pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa yang
dimaksud dengan pengolahan atau penanganan sampah ialah usaha untuk mengelola sampah
dengan tujuan untuk menghilangkan masalah – masalah yang berkaitan dengan
lingkungan untuk mencapai tujuan yaitu kota yang bersih, sehat dan teratur.

Kelompok Spesifik Perencanaan | 18


Pelatihan Fungsional Perencana Ahli Pertama (PFPAP)
Angkatan II
Tahun 2021
BAB V
PERUMUSAN KEBIJAKAN PEMBANGUNAN DAERAH

Keberadaan sampah di TPA dengan menggunakan sistem pengelolaan open dumping


memberikan kontribusi terhadap pencemaran lingkungan khususnya bagi masyarakat di
sekitar TPA, diantaranya menghasilkan lindi (leachate) dan gas methana, pertumbuhan vektor
penyakit, pencemaran udara, pandangan dan bau tak sedap, asap pembakaran, pandangan dan
bau tak sedap, kebisingan dan dampak sosial (Damanhuri, 2010). Pelaksanaan pengelolaan
persampahan sangat dipengaruhi komponen-komponen yang mendukung yaitu aspek teknis,
kelembagaan, hukum atau peraturan, pembiayaan maupun peran serta masyarakat (Kodoatie,
2003). Pemerintah Kota memiliki wewenang untuk menjamin pengelolaan sampah dengan
menetapkan kebijakan dan strategi pengelolaan sampah berdasarkan kebijakan nasional dan
provinsi, sesuai dengan norma, standar, prosedur dan kriteria yang ditetapkan oleh
pemerintah.
Analisis penentuan alternatif metode pengolahan sampah di TPA Tamangapa
menggunakan metode analisis AHP. Tujuan yang ingin dicapai adalah untuk menentukan
metode pengelolaan sampah yang tepat dan dapat diaplikasikan pada TPA Tamangapa.
Beberapa alternatif metode yang akan dipilih antara lain :
Tabel 5. 1 Alternatif Metode Pengelolaan Sampah
Kode Alternatif Keterangan

A1 Penggunaan Metode Controlled Metode Controlled Landfill adalah kombinasi antara sistem open
Landfill dumping dan sistem sanitary landfill namun dalam penerapannya
penutupan tanah dilakukan setiap 5-7 hari.

A2 Penggunaan Metode Sanitary Metode Sanitary Landfill merupakan metode pengolahan sampah
Landfill yang modern dengan sistem penutupan sampah dengan tanah tiap
harinya.

A3 Penambahan Luasan Lahan Penambahan luasan lahan dilakukan di TPA Tamangapa untuk
TPA meningkatkan kapasitas TPA tersebut dengan asumsi metode yg
dipakai sama dengan sebelumnya.

A4 Pengolahan Sampah Energi Metode pengolahan sampah dengan cara pembakaran sampah
Listrik (PSEL) yang kemudian dikonversi menjadi energi listrik

A5 Pembangunan TPA Baru Penambahan luasan lahan di lokasi baru dengan asumsi metode
yang dipakai sama dengan metode yang ada di TPA Tamangapa

Kelompok Spesifik Perencanaan | 19


Pelatihan Fungsional Perencana Ahli Pertama (PFPAP)
Angkatan II
Tahun 2021
Pemilihan alternatif metode pengolahan sampah dilakukan dengan menetapkan
beberapa kriteria dan subkriteria yang akan digunakan. Kriteria utama yang digunakan dalam
analisis ini meliputi biaya operasional, biaya pembangunan, luas lahan yang dibutuhkan, dan
dampak lingkungan. Biaya operasional meliputi biaya yang digunakan untuk proses
pengelolaan sampah termasuk biaya pemeliharaan sarana dan prasarananya. Biaya
pembangunan meliputi biaya pengadaan lahan, biaya pengadaan teknologi pengolahan
sampah dan biaya pengadaan sarana dan prasarana pendukung. Luas lahan yang dibutuhkan
merupakan luasan lahan yang akan digunakan untuk pembangunan atau untuk mendukung
metode yang akan digunakan. Kemudian dampak lingkungan meliputi potensi pencemaran
udara, air dan tanah.
Berdasarkan analisis penentuan alternatif metode pengelolaan sampah di TPA
Tamangapa dengan menggunakan AHP, maka diperoleh hasil sebagaimana gambar 5.1
berikut:
Gambar 5. 1 Hasil Analisis Alternatif Kebijakan Pengelolaan Sampah

Sumber: Data diolah (2021)

Alternatif metode yang mendapatkan nilai tertinggi adalah metode sanitary


landfill dengan nilai sebesar 0,286. Metode sanitary landfill memiliki kelebihan pada aspek
dampak lingkungan dan kebutuhan lahan. Penerapan metode sanitary landfill diharapkan

Kelompok Spesifik Perencanaan | 20


Pelatihan Fungsional Perencana Ahli Pertama (PFPAP)
Angkatan II
Tahun 2021
dapat mengurangi dampak lingkungan dari TPA Tamangapa sehingga lebih ramah
lingkungan. Metode sanitary landfill juga diharapkan dapat menjawab kebutuhan peningkatan
kapasitas TPA Tamangapa karena membutuhkan penambahan luasan lahan yang relatif lebih
kecil dibandingkan alternatif metode lainnya. Hal tersebut sesuai dengan permasalahan Kota
Makassar dimana lahan untuk pembangunan TPA sangat terbatas.

Kelompok Spesifik Perencanaan | 21


Pelatihan Fungsional Perencana Ahli Pertama (PFPAP)
Angkatan II
Tahun 2021
BAB VI
PENUTUP
6.1 Kesimpulan
Berdasarkan analisis yang telah dilakukan didapatkan hasil bahwa timbulan sampah di
TPA Tamangapa sudah melebihi kapasitas dari TPA tersebut. Timbulan sampah tersebut akan
semakin meningkat seiring dengan peningkatan aktivitas ekonomi masyarakat yang ada di
Kota Makassar serta adanya pertumbuhan penduduk yang terjadi di Kota Makassar.
Peningkatan timbulan sampah yang muncul ini harus diiringi dengan upaya pengelolaan
lanjutan terhadap timbulan sampah yang ada di TPA Tamangapa. Namun, berdasarkan studi
literatur yang dilakukan dalam dokumen perencanaan yang didapatkan belum ada upaya
tindak lanjut terhadap pengelolaan sampah di TPA Tamangapa yang akan dilakukan oleh
Pemerintah Daerah Kota Makassar. Upaya pengelolaan sampah yang dilakukan selama ini
merupakan kegiatan rutin pengelolaan sampah untuk kemudian dikumpulkan di TPA
Tamangapa.
Berdasarkan hasil Evaluasi dokumen perencanaan yang telah dilakukan, maka ada
beberapa catatan dalam dokumen perencanaan terkait pengelolaan sampah di Kota Makassar.
Catatan tersebut antara lain:
1. Konsep pengolahan sampah di dokumen perencanaan Kota Makassar masih
cenderung menggunakan konsep open dumping.
2. Tidak adanya konsistensi dokumen perencanaan untuk mendukung pengolahan
sampah di TPA Tamangapa
3. Belum optimalnya realisasi program penanangan pengolahan sampah di TPA
Tamangapa
4. Indikator kinerja sudah ada namun formulasi dengan data yang dibutuhkan tidak
tersedia
5. Target yang ditetapkan dalam dokumen perencanaan belum sesuai dengan kondisi
eksisting sehingga tidak bisa dinilai keberhasilannya
6. Belum ada program yang benar-benar dapat mengatasi permasalahan
persampahan di TPA Tamangapa.
Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan, diperoleh hasil bahwa ke depan perlu
adanya beberapa alternatif pengelolaan timbulan sampah di TPA Tamangapa. Alternatif upaya
yang mungkin dilakukan antara lain:

Kelompok Spesifik Perencanaan | 22


Pelatihan Fungsional Perencana Ahli Pertama (PFPAP)
Angkatan II
Tahun 2021
1. Perubahan sistem pengelolaan sampah di TPA Tamangapa menggunakan metode
lahan urug terkendali (controlled landfill)
2. Perubahan sistem pengelolaan sampah di TPA Tamangapa menggunakan metode
lahan urug saniter (sanitary landfill)
3. Penambahan luasan area TPA Tamangapa
4. Percepatan pelaksanaan Pengelolaan Sampah menjadi Energi Listrik (PSEL)
5. Pembangunan TPA di lokasi baru.
Keseluruhan alternatif tersebut kemudian dianalisis dengan pembobotan, sehingga
didapatkan hasil rekomendasi perubahan sistem pengelolaan sampah di TPA Tamangapa
menggunakan metode lahan urug saniter (sanitary landfill).
6.2 Rekomendasi
Rekomendasi yang dapat diberikan melalui kajian ini antara lain:
1. Perlu adanya kajian lebih lanjut yang lebih komprehensif mengenai upaya
pengelolaan sampah di TPA Tamangapa.
2. Perlu adanya upaya lebih serius dari pemerintah daerah Kota Makassar dalam
mengelola sampah yang ada di TPA Tamangapa

Kelompok Spesifik Perencanaan | 23


Pelatihan Fungsional Perencana Ahli Pertama (PFPAP)
Angkatan II
Tahun 2021
DAFTAR PUSTAKA

Chaerul, M. et al. (2020). Analisis Multikriteria dalam Pemilihan Sistem Pemrosesan Sampah
di Kabupaten Klungkung, Provinsi Bali. Jurnal Teknologi Lingkungan Vol. 21, No. 2,
131-137.
Chaerul, M., Agustina, E., & Widyarsana, I. W. (2020). Analisis Multikriteria dalam
Pemilihan Sistem Pemrosesan Sampah di Kabupaten Klungkung, Provinsi Bali. Jurnal
Teknologi Lingkungan, 21(No. 2), 131-137.
Damanhuri. (2010). Diktat Kuliah: Pengelolaan Sampah. Bandung: Program Studi Teknik
Lingkungan ITB.
Jr., Sanoyra. (2021, November 16). Foto Drone: Kondisi Tempat Pembuangan Akhir Antang
Makassar. Retrieved from Makassar Tribun News:
https://makassar.tribunnews.com/2021/08/25/foto-drone-kondisi-tempat-pembuangan-
akhir-antang-makassar
Juhaidah, S. (2018). Pengelolaan Sampah TPA Tamangapa Kota Makassar. Makassar:
Universitas Makassar.
Kodoatie, J. R. (2003). Manajemen dan Rekayasa Infrastruktur. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Santoso, Gusmar Dwi. Kajian Umur Pakai Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Tamangapa Kota

Makassar. Universitas Hasanuddin, 2018.

Kelompok Spesifik Perencanaan | 4

Anda mungkin juga menyukai