Bab 11 Poligon
Bab 11 Poligon
11.1 Pendahuluan
Untuk pemetaan diperlukan adanya kerangka dasar. Kerangka dasar adalah sejumlah
titik yang diketahui koordinatnya dalam system tertentu yang mempunyai fungsi sebagai
pengikat dan pengontrol ukuran baru. Mengingat fungsinya, titik-titik kerangka dasar harus
ditempatkan menyebar merata di seluruh daerah yang akan dipetakan dnegan kerapatan
tertentu. Mengingat pula pengukuran untuk pemetaan memerlukan waktu yang cukup lama,
maka titik-titik kerangka dasar harus ditanam cukup kuat dan terbuat dari bahan yang tahan
lama. Dalam pengukuran untuk pembuatan peta ada dua jenis kerangka dasar yaitu
kerangka dasar horizontal (X,Y) dan kerangka dasar vertical (Z). Pada praktiknya titik-titik
kerangka dasar baik horizontal maupun vertical dijadikan satu titik.
XI - 2
11.3 Bentuk Poligon
9 Poligon Terbuka
Tidak Terikat
XI - 3
Gambar 13.3. Poligon Terikat Sempurna
9 Poligon Tertutup : Titik awal dan titik akhir koordinat berhimpit (satu titik)
XI - 4
dimana :
X = absis yang dicari , Y = ordinat yang dicari
i+1 i+1
X = absis yang diketahui , Y = ordinat yang diketahui
i i
d = jarak antara titik yang diketahui dan dicari
i.i+1
α = azimuth antara titik yang diketahui dan dicari
i.i+1
dimana :
α = azimuth akhir
ak
α aw = azimuth awal
9 Syarat Absis
X − X aw = Σ∆X + f x (11.3)
ak
dimana :
X = absis akhir
ak
X aw = absis awal
9 Syarat Ordinat
Y − Yaw = Σ∆Y + f y (11.4)
ak
dimana :
Y = ordinat akhir
ak
Yaw = ordinat awal
XI - 5
Σ∆Y = jumlah selisih ordinat = ∑ d ij cos α ij
9 Syarat Absis
Untuk poligon tertutup, abisi awal akan sama dengan absis akhir maka persamaan 11.3
dapat disederhanakan sbb:
Σd ij sin Aij + f x = Σ∆X ij + f x = 0 (11.6)
9 Syarat Ordinat
Untuk poligon tertutup, ordinat awal akan sama dengan ordinat akhir maka persamaan
11.2 dapat disederhanakan sbb:
Σd ij cos Aij + f y = Σ∆Yij + f y = 0 (11.7)
XI - 6
11.6 Pembuktian Syarat Geometris
Untuk membuktikan ketiga syarat geometris diatas maka dipergunakan gambar di
bawah ini:
Y = Utara Peta
α
β BQ
3
B
∆Y
2B Q
α
β 2B
P 1 α12 β
∆Y 2
12 1
β α
∆Y A A1 2
A1
A X = Timur
Y
A
X ∆X ∆X ∆X
A A1 12 2B
9 Syarat Sudut
Dari gambar diatas didapat hubungan geometris sebagai berikut:
α =α +β − 1.180 o
A1 PA A
α =α + β + β − 2.180 o
12 PA A 1
α =α +β + β + β − 3.180 o
2B PA A 1 2
α =α +β + β + β + β − 4.180 o
BR PA A 1 2 3
α −α =β + β + β + β − 4.180 o
BR PA A 1 2 3
atau
α − α aw = Σβ − n.180 o + f
ak β
9 Syarat Absis
Dari gambar diatas didapat hubungan geometris sebagai berikut:
X = X + ∆X
1 A A1
X =X + ∆X + ∆X
2 A A1 12
XI - 7
X =X + ∆X + ∆X + ∆X
B A A1 12 2B
X −X = Σ∆X + f x
B A
atau
X − X aw = Σ∆X + f x
ak
9 Syarat Ordinat
Dari gambar diatas didapat hubungan geometris sebagai berikut:
Y = Y + ∆Y
1 A A1
Y = Y + ∆Y + ∆Y
2 A A1 12
Y = Y + ∆Y + ∆Y + ∆Y
B A A1 12 2B
Y − Y = Σ∆Y + f y
B A
atau
Y − Yaw = Σ∆Y + f y
ak
11.7 Koreksi
9 Sudut
Setiap melakukan pengukuran selalu dihinggapi dengan kesalahan. Begitu juga dalam hal
pengukuran sudut setelah dilakukan hitungan dengan memperhatikan syarat sudut maka
dalam pengukuran sudut terjadi kesalahan sebesar perr. 11.2 dan 11.5.
α − α aw = Σβ − n.180 + f
ak β
Agar jumlah ukuran sudut memenuhi syarat sudut maka setiap sudut ukuran harus dikoreksi
sebesar
-f
β
v = (11.10)
β n
i
dimana n = jumlah sudut
Dengan demikian harga definitif tiap sudut :
β =β +v (11.11)
i i β
i
XI - 8
Catatan:
9 Absis
Kesalahan absis yang diakibatkan dari pengukuran jarak dan sudut adalah sebesar (pers.
11.3 dan pers 11.6) :
n
f x = ( X ak − X aw ) − ∑ ∆X i (poligon terbuka) (11.12)
i =1
n
f x = −∑ ∆X i (poligon tertutup) (11.13)
i =1
∆X i = ∆X i + V X i (11.15)
9 Ordinat
Kesalahan ordinat yang diakibatkan dari pengukuran jarak dan sudut adalah sebesar (pers.
11.4 dan pers 11.7) :
n
f y = (Yak − Yaw ) − ∑ ∆Yi (poligon terbuka) (11.16)
i =1
n
f y = −∑ ∆Yi (poligon tertutup) (11.17)
i =1
XI - 9
X n +1 = X n + ∆X n (11.20)
fβ ≤ i n (11.22)
f x2 + f y2 1
≤ (11.23)
ΣD 2500
bila jarak diukur dengan pita ukur
Referensi
Brinker, Russell C, 1986. Dasar Dasar Pengukuran Tanah Jilid 1. Jakarta: Penerbit
Erlangga,139-146
McCoomac, Jack. 2004. Surveying. Fifth Edition. Clemson University.
Purwohardjo, Umaryono U, 1986. Pengukuran Horizontal. Bandung: Jurusan Teknik Geodesi
ITB, 20-22
Wolf, Paul R & Ghilani, Charles D. 2002. Elementary Surveying : An Introduction to
Geomatics. Prentice Hall. New Jersey
XI - 10