Oktavialivia SIburian - 21344028 Katalog
Oktavialivia SIburian - 21344028 Katalog
Kelas :D
NIM : 21344028
ASPEK UU 36 th 2014
JUDUL TENAGA KESEHATAN
LATAR 1. Kesehatan memiliki peranan penting untuk meningkatkan kualitas
BELAKANG pelayanan kesehatan yang maksimal kepada masyarakat.
2. Kesehatan sebagai hak asasi manusia harus diwujudkan dalam bentuk
pemberian berbagai pelayanan kesehatan kepada seluruh masyarakat.
3. Penyelenggaraan upaya kesehatan harus dilakukan oleh tenaga
kesehatan bertanggung jawab.
DASAR HUKUM 1. Pasal 5 ayat (1), Pasal 20, Pasal 28H ayat (1), dan Pasal 34 ayat (3).
2. UU No. 36 Th 2009 tentang Kesehatan.
KETENTUAN Definisi : Tenaga kesehatan; Asisten tenaga kesehatan; Fasilitas
UMUM pelayanan kesehatan; Upaya kesehatan; Kompetensi; Uji kompetensi;
Sertifikat kompetensi; Sertifikat profesi; Registrasi; Surat tanda
registrasi; SIP; Standar Profesi; Standar pelayanan profesi; Standar
prosedur operasional; Konsil tenaga kesehatan; Organisasi profesi;
Kolegium; Penerima pelayanan kesehatan; Pemerintah; Mentri.
TUJUAN 1. Mendayagunakan tenaga kesehatan sesuai dengan kebutuhan
masyarakat.
2. Memberikan perlindungan kepada masyarakat dalam menerima
penyelenggaraan upaya kesehatan.
3. Memberikan kepastian hukum kepada masyarakat dan tenaga
kesehatan.
ASPEK YANG Tanggung jawab dan wewenang pemerintah dan pemerintah daerah;
DIATUR/ Kualifikasi dan pengelompokan tenaga kesehatan; Perencanaan,
MATERI pengadaan, dan pendayagunaan; Konsil tenaga kesehatan indonesia;
MUATAN Registrasi dan perizinan tenaga kesehatan; Organisasi profesi; Tenaga
kesehatan warga negara indonesia lulusan luar negeri dan tenaga
kesehatan warga negara asing; Hak dan kewajiban tenaga kesehatan;
Penyelenggaraan keprofesian; Penyelesaian perselisihan; Pembinaan
dan pengawasan; Sanksi administratif; Ketentuan pidana.
SANKSI Teguran lisan; Peringatan tertulis; denda administratif; pencabutan izin;
Pidana denda; Pidana penjara
KETENTUAN 1. Semua peraturan perundang-undangan yang mengatur mengenai
PERALUHAN/ tenaga kesehatan dinyatakan masih tetap berlaku, jika tidak
PENUTUP bertentangan.
2. PP No. 32 Th 1996 dicabut.
3. Katalog OOK 419/49 Tentang Undang Undang Obat-Obat Keras
DASAR Pasal 5 ayat (1), Pasal 20 ayat (2), Pasal 27 ayat (2), Pasal 28, dan Pasal 33
HUKUM ayat (1).
KETENTUA Definisi: Ketenagakerjaan; Tenaga kerja; Pekerja/buruh; Pemberi kerja;
N UMUM Pengusaha; Perusahaan; Perencanaan; Informasi ketenagakerjaan; Pelatihan
kerja; Kompetensi kerja; Pemagangan; Pelayanan penempatan tenaga kerja;
Tenaga kerja asing; Perjanjian kerja; Hubungan kerja; Hubungan industrial;
Serikat perkerja/ serikat buruh; Lembaga Kerjasama bipartite; Lembaga
Kerjasama tripartite; Peraturan perusahaan; Perjanjian kerja Bersama;
Perselisihan hubungan industrial; Mogok kerja; Penutupan perusahaan
(lock out); Pemutusan hubungan kerja; Anak; Siang hari; 1 (satu) hari;
Seminggu; Upah; Kesejahteraan pekerja/buruh; Pengawasan
ketenagakerjaan; Menteri.
TUJUAN 1. Memberdayakan dan mendayagunakan tenaga kerja secara optimal
dan manusiawi;
2. Mewujudkan pemerataan kesempatan kerja dan penyediaan tenaga
kerja yang sesuai dengan kebutuhan pembangunan nasional dan
daerah;
3. Memberikan perlindungan kepada tenaga kerja dalam mewujudkan
kesejahteraan; dan
4. Meningkatkan kesejahteraan tenaga kerja dan keluarganya.
MATERI Ketentuan; Landasan, asas, dan tujuan; Kesempatan dan perlakuan yang
MUATAN/ sama; Perencanaan tenaga kerja dan informasi ketenagakerjaan; Pelatihan
ASPEK kerja; Penempatan tenaga kerja; Perluasan kesempatan kerja; Penggunaan
YANG tenaga kerja asing; Hubungan kerja; Perlindungan, pengupahan, dan
DIATUR kesejahteraan; Hubungan industrial; Pemutusan hubungan kerja;
Pembinaan; Pengawasan; Penyidikan; Ketentuan pidana dan sanksi
administratif; Ketentuan peralihan; Ketentuan penutup.
SANKSI Hukuman pidana dan sanksi administratif
KETENTUA Semua peraturan pelaksanaan yang mengatur ketenagakerjaan tetap
N berlaku sepanjang tidak bertentangan dan/atau belum diganti dengan
PERALIHA
peraturan yang baru berdasarkan Undang undang ini.
N/
PENUTUP
ASPEK PP 72 TH 98
JUDUL PENGAMANAN SEDIAAN FARMASI DAN ALAT KESEHATAN
LATAR 1. Pengamanan sediaan farmasi dan alat kesehatan sebagai salah satu upaya dalam
BELAKANG pembangunan kesehatan dilakukan untuk melindungi masyarakat dari bahaya
yang disebabkan oleh penggunaan sediaan farmasi dan alat kesehatan yang
tidak tepat serta yang tidak memenuhi persyaratan mutu, keamanan, dan
kemanfaatan.
2. Pelaksanaan dari UU No 23 Th 1992 tentang Kesehatan, dipandang perlu
menetapkan PP tentang Pengamanan Sed. Farmasi & Alkes.
TUJUAN untuk melindungi masyarakat dari bahaya yang disebabkan oleh penggunaan
sediaan farmasi dan alat kesehatan yang tidak tepat serta yang tidak memenuhi
persyaratan mutu keamanan, dan kemanfaatan.
ASPEK YANG Persyaratan Mutu; Keamanan dan Kemanfaatan; Produksi; Peredaran; Pemasukan
DIATUR/ dan Pengeluaran Sediaan Farmasi dan Alat Kesehatan Ke Dalam dan dari Wilayah
MATERI Indonesia; Kemasan Sediaan Farmasi dan Alat Kesehatan; Penandaan dan
MUATAN Penarikan Kembali Sediaan Farmasi dan Alat Kesehatan dari Peredaran;
Pemusnahan; Peran Serta Masyarakat; Pembinaan; Pengawasan; Ketentuan Pidana.
ASPEK PP 51 TH 2009
JUDUL PEKERJAAN KEFARMASIAN
LATAR Pasal 63, UU no. 23 Th 1992 tentang Kesehatan, perlu menetapkan PP ttg
BELAKANG Pekerjaan Kefarmasian.
DASAR HUKUM 1. Pasal 5 ayat (2) UUD RI 1945
2. UU no 23 Th 1992 tentang Kesehatan
KETENTUAN Definisi: Pekerjaan Kefarmasian; Sed. Farmasi; Tenaga Apoteker; TTK
UMUM Fasilitas Kesehatan; Fasilitas Kefarmasian; Fasilitas Prod. Sed Farmasi;
Fasilitas Distribusi/Penyaluran Sed. Farmasi; Fasilitas Pelayanan
Kefarmasian; Pedagang Besar Farmasi; Apotek; Toko Obat; Standar Profesi;
Standar Prosedur Operasional; Standar Kefarmasian; Asosiasi; Organisasi ;
Profesi; STRA; STRTTK; SIP Apoteker; SIK; Rahasia Kedokteran; Rahasia
Kefarmasian; Menteri.
TUJUAN 1. Memberikan perlindungan kepada pasien dan masyarakat dalam
memperoleh dan/atau menetapkan sediaan farmasi dan jasa kefarmasian;
mempertahankan dan meningkatkan Kefarmasian sesuai dengan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta peraturan
perundangan-undangan.
2. Memberikan kepastian hukum bagi pasien, masyarakat dan Tenaga
Kefarmasian.
ASPEK YANG Penyelenggaraan Pekerjaan Kefarmasian; Tenaga Kefarmasian; Disiplin
DIATUR/ MATERI Tenaga Kefarmasian; Pembinaan dan Pengawasan; Ketentuan Peralihan
MUATAN
SANKSI Surat Izin Kerja batal
KETENTUAN PP No 26 Th 1965, sebagaimana diubah dgn PP No 25 Th 1980 ttg
PERALUHAN/ Perubahan PP No 26 Th 1965 dan PP No 41 Th 1990, dicabut dan
PENUTUP dinyatakan tidak berlaku.
ASPEK PP NO 40 TH 2013
JUDUL PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 35 TAHUN 2009
TENTANG NARKOTIKA
LATAR Untuk melaksanakan ketentuan Pasal 32, Pasal 62, Pasal 89 ayat (2), Pasal
BELAKANG 90 ayat (2), Pasal 94, Pasal 100 ayat (2), dan Pasal 101 ayat (4) UU No 35
Th 2009 tentang Narkotika, perlu menetapkan PP tentang Pelaksanaan UU
No 35 Th 2009 tentang Narkotika.
DASAR HUKUM 1. Pasal 5 ayat (2) UU Dasar Negara Republik Indonesia Th 1945
UUNo 35 Th 2009 tentang Narkotika (Lembaran Negara Republik
2. Indonesia Th2009 No 143, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia No 5062).
KETENTUAN Narkotika; tanaman narkotika; prekursor narkotika; surat persetujuan
UMUM Import; surat persetujuan eksport; pengangkutan ; penanggungjawab
pengangkutan; pengangkut; transito narkotika; sarana pengangkut;
produksi; duksi; import; eksport; peredaran; pelabelan; izin edar; Barang
sitaan; pengambilan sampel; pengujian sampel; penyimpanan;
pengamanan; penyerahan; pemusnahan; harta; pelapor; menteri; badan
narkotika nasional.
TUJUAN Melaksanakan UU no 35 th 2009.
ASPEK YANG Transito Narkotika; pengelolaan barang sitaan; narkotika temuan; hasil
DIATUR/ tindak pidana narkotik; pembinaan dan pengawasan narkotika; ketentuan
MATERI penutup.
MUATAN
SANKSI Sanksi administratif
KETENTUAN 1. Pada saat PP ini mulai berlaku, ketentuan mengenai rencana nasional,
PERALUHAN/ sudah ditetapkan dalam waktu paling lama 1 (satu) th sejak berlakunya
PENUTUP PP ini.
2. Semua ketentuan yang berkaitan dengan syarat dan tata cara
penyimpanan, pengamanan, pengawasan, pengambilan dan pengujian
sampel, penyerahan dan pemusnahan barang sitaan dinyatakan masih
tetap berlaku sepanjang
tidak bertentangan dengan ketentuan dalam PPan ini.
ASPEK PP NO 32 TH 1996
JUDUL TENAGA KESEHATAN
LATAR Pelaksanaan ketentuan UU no.23 th 1992 ttg Kesehatan, dipandang
BELAKANG perlu menetapkan PP.
DASAR HUKUM Pasal 5 ayat (2) UUD 45, UU no.23 th 1992 ttg Kesehatan.
KETENTUAN Definisi Wajib Lapor; Institusi Penerima Wajib Lapor; Pecandu narotika;
UMUM korban penyalahgunaan narkotika; ketergantungan narkotika; rehabilitasi
medis; rehabilitasi sosial; keluarga; pecandu narkotika belum cukup umur;
menteri; dan wali.
TUJUAN 1. Memenuhi hak pecandu narkotika dalam mendapatkan pengobatan
dan/atau perawatan melalui rehabilitasi medis dan rehabilitasi social.
2. Mengikutsertakan orang tua, wali, keluarga, dan masyarakat dalam
meningkatkan tanggungjawab terhadap pecandu narkotika yang ada
dibawah pengawasan dan bimbingannya.
3. Memberikan bahan informasi bagi pemerintah dalam menetapkan
kebijakan dibidang pencegahan dan pemberantasan penyalahgunaan
dan peredaran gelap narkotika.
ASPEK YANG Wajib Lapor, Rehabilitasi, Pelaporan, Monitoring dan Evaluasi, Pendanaan,
DIATUR/ Ketentuan Peralihan, Ketentuan Penutup
MATERI
MUATAN
SANKSI Pidana penjara dan pidana denda
KETENTUAN 1. Pada saat PP ini berlaku, bagi dokter, Rumah Sakit atau Lembaga
PERALUHAN/ rehabilitas lainnya yang sedang melakukan rehabilitasi medis dan/atau
PENUTUP rehabilitasi sosial wajib melaporkan kepada institusi Penerima Wajib
Lapor sebagaimana diatur dalam PP ini.
2. Pelaksanaan wajib lapor pecandu narkotika dilakukan paling lambat
6 (enam) bulan sejak di Undangkannya PP ini.
3. PP ini berlaku pada tanggal di Undangkan agar setiap orang
SANKSI -
KETENTUAN
PERALUHAN/
PENUTUP -
ASPEK PP NO 23 TH 2004
JUDUL BADAN NASIONAL SERTIFIKASI PROFESI
LATAR Dalam rangka melaksanakan ketentuan Pasal 18 ayat (5) UU No 13 Th
BELAKANG 2003 tentang Ketenagakerjaan, dipandang perlu menetapkan PP tentang
Badan Nasional Sertifikasi Profesi.
DASAR HUKUM Pasal 5 ayat (1) UU Dasar 1945, UUNo 5 Th 1984 tentang Kamar Dagang
dan Industri, UU No 18 Th 1999 tentang Jasa Konstruksi, UU No 22 Th
2001 tentang Minyak dan Gas Bumi, UU No 20 Th 2002 tentang
Ketenagalistrikan, UU No 13 Th 2003 tentang Ketenagakerjaan, UU No 20
Th 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
KETENTUAN Sertifikasi kompetensi kerja, Standar Kompetensi Kerja Nasional
UMUM Indonesia, Menteri.
TUJUAN Menetapkan: PP Tentang Badan Nasional Sertifikasi Profesi.
ASPEK YANG Pembentukan dan tugas, Organisasi, Pengangkatan Dan
DIATUR/ Pemberhentian, Tata Kerja, Pembiayaan.
MATERI
MUATAN
SANKSI -
KETENTUAN 1. Pelaksanaan sertifikasi kompetensi kerja yang telah dilakukan oleh
PERALUHAN/ Lembaga Sertifikasi Profesi berdasarkan peraturan perundang-
PENUTUP undangan yang berlaku dan/atau telah diakui oleh lembaga internasional
tetap dilaksanakan oleh Lembaga Sertifikasi Profesi yang
bersangkutan.
2. PP ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan
10. Katalog PP No. 1189 Thn 2010 Tentang Produksi Alat Kesehatan Dan
Perbekalan Kesehatan Rumah Tangga
DASAR HUKUM UU No. 5 Tahun 1984, UU No.8 Tahun 1999, UU No.32 Tahun 2004, UU No. 36
Tahun 2009, PP No. 72 Tahun 1998, PP No.64 Tahun 2000, PP No. 38 Tahun
2007, PP No. 13 Tahun 2009, Peraturan Presidan Nomor 24 Tahun 2010, PMK
No 1575/Menkes/Per/XI/2005.
KETENTUAN Alat kesehatan adalah instrument, aparatur, mesin, dan/atau Implan yang tidak
UMUM mengandung obat yang digunakan untuk mencegah, mendiagnosis,
menyembuhkan dan meringankan penyakit, merawat orang sakit, memulihkan
kesehatan pada manusia , dan/atau membentuk struktur dan memperbaiki fungsi
tubuh, pembekalan kesehatan rumah tangga, Rekondisi/Remanufakturing, Bahan
Baku, Produksi, Pembuatan, Perakitan, Pengemasan Kembali, Sertifikat
Produksi, Izin Edar, Perusahhan, Perusahaan Rumah Tangga, Mutu,
Penaggungjawab teknis, Menteri, Direktur Jendral pada Kementrian Kesehatan
yang tugas dan tanggungjawabnya di bidang kefarmasian dan Alat kesehatan .
ASPEK YANG Produk alat kesehatan dan PKRT yang beredar harus memenuhi standar dan/atau
DIATUR/ persyaratan mutu, keamanan dan kemanfaatan sesuai dengan Farmakope
MATERI Indonesia atau Standar Nasional Indonesia (SNI) atau Pedoman Penilaian Alat
MUATAN Kesehatan dan PKRT atau standar lain yang ditetapkan oleh Menteri.
SANKSI Peringatan, penghentian sementara kegiatan, pencabutan sertifikat Produksi,
pemusnahan.
KETENTUAN Pada saat peraturan ini mulai berlaku, PMK Nomor 1184/Menkes/Per/X/2004
PERALUHAN/ tentang Pengamanan Alat Kesehatan dan Perbekalan Kesehatan Rumah Tangga
PENUTUP sepanjang yang mengatur mengenai produksi alat kesehatan dan PKRT, dicabut
dan dinyatakan tidak berlaku.
ASPEK YANG Ketentuan umum, tata nilai pengadaan, pihak dalam pengadaan barang/jasa,
DIATUR/ rencana umum pengadaan barang/jasa, swakelola, penyedia barang/jasa
MATERI melalui penyedia barang/jasa,penggunaan barang/jasa produksi luar negeri, peran
MUATAN serta usaha kecil, pengadaan barang/jasa yang dibiayai dengan dana
pinjaman/hibah luar negeri, keikutsertaan perusahaan asing dalam pengadaan
barang/jasa, konsep ramah lingkungan, pengadaan secara elektronik,
pengadaan khusus dan pengecualian, pengendalian pengawasan, pengaduan
dan sanksi, ketentuan peralihan.