Anda di halaman 1dari 16

EKOLOGI

1. Kompetensi Dasar
1. Menentukan komponen penyusun ekosistem dan saling hubungan antar
komponen.
2. Menentukan kepadatan atau densitas suatu populasi dalam suatu ekosistem.

2. Tujuan
1. Menjelaskan pengertian populasi, komunitas, ekosistem dan biosfer.
2. Mengidentifikasi komponen-komponen ekosistem.
3. Memahami perlunya mempertahankan ekosistem yang seimbang.

3. Teori
Populasi, Komunitas dan Ekosistem
Makhluk hidup yang hidup bersama dalam suatu tempat dalam lingkungan yang
sama, membentuk suatu kesatuan yang saling pengaruh-mempengaruhi. Satu jenis
makhluk hidup dipengaruhi oleh jenis-jenis lain, jenis makhluk hidup yang lain
dipengaruhi oleh keadaan lingkungan dan sebaliknya. Demikian seterusnya sehingga
mereka merupakan suatu organisasi yang hidup rumit. Kesatuan organisasi semua
makhluk hidup disuatu tempat dengan lingkungan dimana mereka hidup atau tinggal
disebut ekosistem. Hutan, laut, padang rumput, ataupun gurun merupakan suatu contoh
ekosistem yang luas. Sedangkan aquarium merupakan ekosistem buatan yang kecil.
Sementara itu sekumpulan individu yang sejenis yang menempati satu daerah yang
sama disebut populasi. Seluruh populasi dari jenis-jenis makhluk hidup yang berbeda-
beda yang hidup ditempat yang sama dapat membentuk suatu komunitas. Semua
komunitas yang ada diatas bumi ini membentuk suatu ekosistem global yang disebut
biosfer.

Pertumbuhan dan Dinamika Populasi.


Kepadatan atau densitas suatu populasi pada suatu tempat tergantung beberapa faktor :
1. Kelahiran (natalitas) dan kematian (mortalitas). Kelahiran menyebabkan
populasi bertambah dan kematian menyebabkan populasi berkurang.
2. Perpindahan (migrasi). Migrasi yang menambah populasi disebut imigrasi
(migrasi masuk) dan migrasi yang mengurangi populasi disebut emigrasi
(migrasi keluar). Jika angka kelahiran nihil, sedangkan angka kematian sangat
besar, maka kepadatan populasi yang bersangkutan akan terus menurun. Jika hal
tersebut terjadi dalam waktu lama, seluruh anggota populasi dapat habis atau
punah. Sebaliknya, jika angka kelahiran suatu populasi tinggi dan angka
kematiannya rendah atau bahkan nihil, maka populasi tersebut mengalami
pertumbuhan. Jadi laju peretumbuhan populasi ditentukan oleh bertambah atau
berkurangnya individu anggota populasi yang bersangkutan.

1
Komponen-komponen Ekosistem.
Suatu ekosistem tersusun dari komponen biotik dan abiotik :
1. Komponen biotik
Tanaman menjadi sumber makanan hewan pemakan tumbuhan (herbivora).
Herbivora
mungkin menjadi mangsa hewan buas (karnivora).
a. Produsen
Komponen biotik yang paling banyak jumlahnya adalah jenis tumbuhan berhijau
daun atau dikenal dengan tumbuhan yang mampu membuat makanan sendiri.
Organisme produsen adalah organisme yang mengandung, zat warana atau pigmen
yang mampu menyerap energi cahaya dari matahari dan mengggunakan energi ini
untuk menggerakkan proses kimia. Melalui rangkaian reaksi kimia, air dari akar dan
gas karbon dioksida (CO2) dari udara, membentuk makanan tumbuhan gula yang
disebut glukosa. Glukosa diubah jadi tenaga yaitu dengan cara membakarnya
(dioksidasi). Sebagian glukosa yang dihasilkan tidak semuanya habis dipakai,
sebagian besar disimpan sebagai cadangan makanan di dalam akar (umbi-umbian),
batang (sagu, tebu).
b. Konsumen
Konsumen adalah kelompok makhluk hidup yang tidak dapat membuat
makanannya sendiri. Kelompok ini meliputi hewan dan manusia. Oleh karena itu,
untuk memperoleh makanan, hewan dan manusia memakan tumbuhan atau hewan
lain. Misalnya ulat makan daun, burung betet makan ulat, dan elang makan burung
betet. Untuk memperoleh makanannya, konsumen sangat bergantung pada
produsen, baik secara langsung maupun tidak langsung.
Setiap hewan yang makan tumbuhan secara langsung dinamakan konsumen
tingkat I. Misalnya ulat yang makan daun; ulat disebut konsumen tingkat I. Hewan
yang makan konsumen tingkat I disebut konsumen tingkat II. Misalnya burung
yang makan ulat; burung disebut konsumen II, dan seterusnya.
c. Pengurai (dekomposer)
Pengurai (dekomposer) bertugas menguraikan kembali zat yang terdapat dalam
makhluk hidup yang sudah mati. Makhluk hidup yang berperan sebagai pengurai
adalah bakteri dan jamur yang bersifat saprofit. Makhluk saprofit merupakan
makhluk hidup yang hidup pada sampah atau sisa makhluk hidup.
Dengan adanya bakteri dan jamur saprofit, hewan dan tumbuhan yang mati
dibusukkan.zat-zat yang menyusun tubuh diuraikan menjadi zat sederhana dan
dikembalikan ke lingkungan. Dengan demikian, lingkungan kita tidak ditimbuni
oleh sampah tumbuhan dan hewan yang mati.
Dari uraian tentang komponen biotik (produsen, konsumen, dan pengurai) dapat
kita simpulkan bahwa produsen dibutuhkan oleh konsumen I, konsumen I dibutuhkan
oleh konsumen II, konsumen II dibutuhkan oleh konsumen III, dan seterusnya.
Produsen dan konsumen yang mati akan diuraikan oleh pengurai (dekomposer).

2
2. Komponen abiotik
Abiotik berasal dari kata a dan biotik, artinya semua benda tak hidup yang
terdapat dalam suatu ekosistem, misalnya air, tanah, pasir, cahaya dan suhu. Faktor
biotik dan faktor abiotik tidak dapat dipisahkan, harus melihatnya sebagai suatu
kesatuan. Di dalam ekosistem, makhluk-makhluk hidup (faktor biotik) berinteraksi
baik antara sesama makhluk hidup itu sendiri, atau antara makhluk hidup dengan
lingkungannya (faktor abiotik). Pengaruh lingkungan terhadap makhluk-makhluk
hidup yang berada di dalam lingkungan itu disebut aksi, sebaliknya makhluk-
makhluk hidup mengadakan reaksi terhadap pengaruh tadi.

Tipe ekosistem
Pada dasarnya ada dua tipe ekosistem. Tipe pertama disebut ekosistem autotrof,
yaitu ekosistem yang di dalamnya memiliki sumber energi berupa populasi-populasi
autrotof sebagai produser, atau hanya terdiri dari produsen dan dekomposer beserta
detrivor. Tipe kedua ialah ekosistem heterotrof, yaitu ekosistem yang tidak memiliki
produser. Pada tempat pembuangan sampah akhir (TPA) terbentuk ekosistem yang
tersusun atas detrivor / scavender berupa hewan tanah dan dekomposer berupa bakteri
dan jamur pengurai. Ekosistem heterotrofik akan segera sirna jika pasokan energinya
terhenti.

Pola Interaksi Organisme


Untuk kelangsungan hidupnya, dua makhluk hidup yang berbeda dapat hidup
bersama dalam hubungan yang erat. Kehidupan bersama ada yang menguntungkan ada
pula yang merugikan. Suatu kehidupan bersama antara dua makhluk hidup yang berada
dalam hubungan yang erat disebut simbiosis. Berdasarkan sifat untung rugi diantara
kedua makhluk hidup yang hidup bersama itu, simbiosis dibedakan menjadi:
1. Simbiosis mutualisme adalah cara hidup bersama antara dua makhluk hidup yang
berbeda dan saling menguntungkan.
Contoh : a) Kerbau dan burung jalak
b) Lebah dan bunga
c) Lumut kerak
d) Bakteri dan akar tumbuhan
e) Jamur pada akar tumbuhan
2. Simbiosis komensalisme merupakan kehidupan bersama antara dua makhluk hidup
yang berdampak satu makhluk hidup mendapat keuntungan, sedangkan makhluk
hidup yang lain tidak mendapat keuntungan dan tidak pula dirugikan.
Contoh: a) Anggrek di pohon yang tinggi
b) Ikan remora dan ikan hiu
3. Simbiosis parasitisme adalah kehidupan bersama antara dua macam makhluk hidup
yang berdampak makhluk hidup yang satu mendapat keuntungan, sedangkan
makhluk hidup yang lain dirugikan. Makhluk hidup yang mendapat keuntungan
disebut parasit, sedangkan makhluk hidup yang dirugikan disebut inang.

3
Contoh: a) Benalu pada tumbuhan inang
b) Tali putri pada tumbuhan inang
c) Rafflesia dan tumbuhan inang
e) Cacing ascaris dalam usus manusia
f) Caplak dan anjing
4. Amensalisme merupakan kehidupan bersama antara dua macam makhluk hidup yang
berdampak makhluk hidup yang satu dirugikan, sedangkan makhluk hidup yang lain
tidak memperoleh keuntungan. Contohnya jamur penisilin dan bakteri.

Peranan Organisme Dalam Ekosistem


Tingkatan trofik, rantai makanan, jaring-jaring makanan, dan piramida
Tingkatan di dalam ekosistem yang berkait dengan aliran energi dan organisme
satu ke tingkatan lain disebut Tingkatan trofik. Ada populasi-populasi yang menduduki
peran sebagai produsen sebagai tingkatan tropik pertama. Ada populasi-populasi yang
menduduki peran sebagai konsumen pertama, sehingga berkedudukan sebagai tingkatan
tropik kedua, dan seterusnya. Tingkatan tropik akan membentuk berbagai model
piramida makanan tergantung pada banyaknya individu penyusun populasi yang terlibat
di dalamnya.
Hubungan makan-memakan sebagai upaya untuk memperoleh energi dalam
tingkatan tropik membentuk hubungan seperti mata rantai. Oleh karena itu hubungan
yang membentuk mata rantai disebut rantai makanan. Jika banyak populasi yang terlibat
dan hubungan satu sama lain membentuk bangun seperti jaring-jaring atau net, maka
disebut jaring-jaring makanan.

Saling Ketergantungan
Aliran Energi
Kehidupan di bumi tergantung pada energi. Kita bergerak memerlukan energi.
Kita mengunyah makanan memerlukan energi. Agar tubuh kita selalu hangat dapat
mengatasi suhu lingkungan yang lebih rendah juga butuh energi. Darimana kita
memperoleh energi?
Kita memerlukan makanan dan minuman untuk memperoleh energi dan materi.
Kita makan nasi, jagung, sayuran, dan pisang. Semua itu berasal dari tumbuhan. Kita
juga makan telur, daging, keju, dan minuman susu. Semua itu berasal dari hewan.
Hewan memperoleh makanan dari dedaunan, seperti jerami, daun singkong, atau
hijauan lainnya. Hal itu menunjukkan bahwa manusia dan hewan memperoleh energi
dari tumbuhan.
Darimana tumbuhan memperoleh energi? Tumbuhan memperoleh energi dari
matahari. Tumbuhan hijau menggunakan energi matahari untuk menghasilkan
karbohidrat (zat tepung). Proses pembuatan karbohidrat tersebut fotosintesis
(foto=cahaya, sintesis=membuat). Pada proses fotosintesis, tumbuhan menangkap
energi matahari dan menyimpannya dalam bentuk energi kimia. Karbohidrat adalah zat
organik. Organisme yang mampu menyusun zat organik disebut autotrof. Jadi tumbuhan

4
hijau termasuk autrotof. Organisme yang tidak dapat menghasilkan zat organik disebut
heterotrof. Heterotrof memperoleh zat organik dari autrotof. Jadi mula-mula energi
surya ditangkap oleh autrotof diubah menjadi energi kimia. Selanjutnya autrotof
dikonsumsi oleh heterotrof. Oleh karena itu, autrotof berkedudukan sebagai produsen.
Heterotrof sebagai pengkonsumsi disebut konsumen. Jadi dalam ekosistem ada aliran
energi dari
sumber energi yaitu matahari ke produsen, dan dari produsen ke konsumen.

Pencemaran Dan Penanggulangannya


Defenisi Pencemaran
Pencemaran adalah lepasnya bahan-bahan atau limbah ke lingkungan yang dapat
mengganggu kehidupan dengan kata lain pencemaran adalah masuknya zat energi,
makhluk hidup atau komponen lain ke dalam lingkungan sehingga tatanan lingkungan
menjadi berubah. Perubahan lingkungan atau perubahan kualitas lingkungan dapat
terjadi akibat ulah manusia atau proses alam zat atau bahan yang menyebabkan
terjadinya polusi disebut polutan. Dengan demikian suatu zat dapat disebut polutan bila:
1) Jumlahnya melebihi batas normal
2) Berada pada tempat yang tidak tepat
3) Berada pada waktu yang tidak tepat

Pencemaran Air
Air tawar merupakan sumber air bagi tanaman, hewan, manusia, dan organisme
lain. Air tawar juga merupakan tempat pencemaran limbah kita. Polutan lain yang dapat
terbawa air dan masuk ke sungai adalah berupa bahan organik, misalnya pupuk untuk
tanaman, dan partikel kecil.
1. Penyebab Pencemaran Air
Kegiatan manusia kadang mencemari sumber air, sungai, danau, dan pantai.
Pencemaran ini mempengaruhi makhluk hidup di air. Bahkan, dapat mencemari
manusia atau menyebabkan penyakit. Hasil kegiatan manusia yang mencemari air yaitu:
a. Limbah industri yang mengandung zat-zat kimia dan beracun
b. Limbah rumah tangga yang terdiri dari sisa-sisa makanan, air kotor bekas
cucian,
air dan WC.
c. Zat kimia hasil penggunaan pestisida, tumpahan minyak dari kapal tanker

2. Akibat Pencemaran Air


Akibat pencemaran air, maka air sungai dan air tanah tak dapat dimanfaatkan
sebagai air mineral. Demikan juga, tanaman dan hewan yang hidup di lingkungan air
yang tercemar akan berbahaya bila dikonsumsi atau dimakan oleh manusia.

Pencemaran Udara
Penyebab pencemaran udara ada dua macam yaitu:

5
1. Faktor internal, berupa debu yang berterbangan akibat tiupan angin, debu yang
dikeluarkan dari letusan gunung berapi, gas-gas vulkanik, dan proses pembusukan
sampah.
2. Faktor eksternal, (hasil kegiatan manusia). Misalnya hasil pembakaran bahan
bakar fosil, serbuk hasil kegiatan industri, pemakaian zat-zat kimia yang
disemprotkan ke udara.
Data persentase sumber polutan yang berasal dari alat trasportasi kendaraan
bermotor adalah sebagai berikut:

Tabel: Persentase Komponen Pulotan dari Kendaraan Bermotor


No. Komponen polutan Prosentase
1. CO 70,50%
2. NOx 8,89%
3. SOx 0,88%
4. HC 18,34%
5. Partikel 1,33%
Jumlah 100,00%

Perkiraan persentase tersebut adalah apabila gas buangan dari corong knalpot
diangggap memenuhi persyaratan pembakaran yang benar. Bila gas buangan yang
keluar dari knalpot berupa asap tebal dan berwarna hitam, dapat dikatakan bahwa
prosentase hidrokarbon dan partikel lain jauh lebih besar.

Pencemaran Tanah
Sampah plastik dan kaca termasuk pencemaran tanah. Kalau logam masih dapat
berkarat dan akhirnya akan hancur meskipun dalam jangka waktu yang relatif lama,
namun barang-barang yang terbuat dari plastik lebih sukar hancur. Plastik dan logam
juga tidak dapat ditembus oleh akar tumbuhan, sehingga akan menghambat
perpanjangan akar tumbuhan. Untuk mencegah pencemaran ini kita harus
mengembangkan plastik yang dapat terurai.

Upaya penggulangan pencemaran


Masih ada sebagian dari kita yang masih kurang menyadari bahaya pencemaran.
Oleh karena itu salah satu upaya untuk mengatasi pencemaran adalah memberikan
pemahaman pada seluruh penduduk tentang bahayanya pencemaran. Upaya yang lain
yang dapat dilakukan adalah menangani limbah agar tidak agar tidak menjadi bahan
pencemar. Untuk mengatasi limbah plastik dan logam dilakukan daur ulang. Limbah
plastik dan logam tersebut dilebur kemudian dijadikan bahan untuk membentuk
peralatan.
Agar supaya limbah pabrik tidak mencemari sungai, maka sebelum limbah
dibuang ke sungai terlebih dahulu dilakukan pengolahan untuk mengurangi atau jika
mungkin meniadakan bahan-bahan berbahaya yang ada di limbah tersebut.

6
Upaya untuk mengatasi pencemaran lingkungan juga dapat dilakukan dengan
menghasilkan bahan-bahan yang dapat diurai oleh mikroorganisme bila bahan tersebut
dibuang. Misalnya, sekarang sudah dihasilkan sabun yang dapat diuraikan oleh
mikroorganisme (biogradable), sehingga aman meskipun limbahnya terbuang ke sungai.
Penanganan limbah nuklir dilakukan dengan jalan menyimpan dalam tabung-tabung dan
mengolahnya kembali, agar jangan sampai keluar mencemari lingkungan.
Usaha-usaha yang perlu dilakukan untuk mencegah pencemaran air, yaitu:
a. membuat bak-bak penampung di kawasan industri/pabrik. Semua limbah ditampung
dalam bak penampungan, kemudian diolah (didaur ulang) melalui tiga tahap, yaitu:
1) Pengolahan primer
Pengolahan primer merupakan pengolahan secara mekanik dengan cara menyaring
kotoran kasar, misalnya dengan menggunakan batu, potongan-potongan kayu atau
pasir. Kemudian, hasil penyaringan diendapkan.
2) Pengolahan sekunder
Pengolahan sekunder merupakan pengolahan limbah secara biologik, yaitu dengan
menambah bakteri aerobik untuk mengurangi kadar limbah organik sampai 90%.
3) Pengolahan lanjutan
Pengolahan lanjutan adalah pengolahan untuk menghilangkan sisa-sisa zat kimia
dan fisik yang tertinggal setelah pengolahan primer dan sekunder. Pengolahan
lanjutan dilakukan dengan cara menyemprotka desinfektan (zat pembunuh
penyebab penyakit).
b. Menentukan batas minimal kandungan fosfat yang terdapat dalam detergen dan
bahan pencuci lainnya yang digunakan dalam rumah tangga.
c. Pengawasan penggunaan lahan dan pembersih jalan secara teratur untuk mengurangi
larutan tanah yang mengandung pupuk dan kotoran hewan agar tidak terbawa arus
dan mengalir ke danau.
d. Menanam pohon di perbatasan antara tanah dengan danau atau tanah dan waduk
agar larutan tanah dari lahan tidak masuk ke danau atau waduk.
e. Melindungi lahan sekitar pantai dan danau dengan menambah pohon bakau atau
tana- man keras lain untuk menyaring bahan pencemar agar tidak masuk ke danau
atau laut.

Dampak pencemaran terhadap manusia dan lingkungan


a. Akibat pencemaran udara
- Mata
Senyawa dalam asap menyebabkan mata berair dan pedih. Bila senyawa tersebut
terdapat dalam jumlah banyak, penglihata menjadi kabur.
- Hidung, tenggorokan, dan paru-paru
Ozon (O3) menyebabkan iritasi pada hidung dan tenggorokan terasa terbakar.
Ozon juga dapat memperkecil paru-paru.
- Jantung

7
CO2 yang dihirup akan berkaitan dengan sel darah merah dan menyebabkan sel
darah merah terhambat dalam menyalurkan O2 ke seluruh tubuh. Sakit pada dada
disebabkan oleh rendahnya kadar O2.
- Otak
Fungsi dan koordinasi motorik jadi lemah, karena kadar O2 di dalam otak menurun
pada saat CO2 terhirup.
b. Akibat pencemaran air
Akibat pencemaran air, maka air sungai dan air tanah tak dapat dimanfaatkan
sebagai air mineral. Demikian juga, tanaman dan hewan yang hidup di lingkungan
air yang tercemar akan berbahaya bila dikonsumsi atau dimakan oleh manusia.
Pencemaran air oleh bahan kimia anoraganik dapat mengakibatkan hal berikut:
1) air tidak layak untuk diminum
2) terbunuhnya organisme yang hidup di air
3) menurunkan produksi tanaman pangan
4) merusak peralatan karena sifat korosif atau menimbulkan karat
Kandungan nitrogen dan nitrat (NO3) yang tinggi dalam air minum, dapat
menyebabkan gangguan sistem peredaran darah terutama pada bayi yang umurnya
kurang dari tiga bulan sedangkan pencemaran air oleh bahan kimia organik yang
berupa minyak, plastik, pestisida, larutan pembersih, dan detergen yang digunakan
oleh manusia dapat membunuh ikan dan organisme lain yang hidup di air.
Usaha-usaha yang dapat dilakukan untuk menanggulangi kerusakan lapisan ozon,
yaitu:
1. Pembatasan penggunaan CFC (freon) dalam kehidupan sehari-hari (terutama
untukAC).
2. Pengurangan atau penghentian pengggunaan zat aerosol dalam penyemprotan
ruang
3. Penghentian penggunaan busa plastik yang mengandung CFC.
4. Mendaur ulang feron dari mobil yang ber-AC.
5. Bila mungkin dengan menghentikan semua penggunaan CFC, metal klarofare
dan Karbon tetraklorid.

Hubungan kepadatan manusia terhadap kebutuhan air bersih,


udara bersih, pangan, dan lahan

Jeni-jenis sumber daya alam


Sumber daya alam dapat dibedakan menjadi sumber daya alam yang dapat
diperbarui dan sumber daya alam yang tidak dapat diperbarui. Sumber daya alam yang
dapat diperbarui adalah sumber daya alam yang dapat dihasilkan kembali setelah
digunakan. Sumber daya alam ini tidak akan habis kalau kita dapat mengelolanya
dengan baik. Misalnya hasil pertanian, perkebunan, peternakan, dan perikanan
merupakan sumber daya alam yang dapat diperbarui.

8
Sumber daya alam yang tidak dapat diperbarui adalah sumber daya alam yang
tidak dapat dihasilkan kembali setelah digunakan. Sumber daya alam yang tidak dapat
diperbarui sangat terbatas. Misalnya minyak bumi, gas alam, dan barang-barang
tambang lainnya merupakan sumber daya alam yang tidak dapat diperbarui.

Pemanfaat sumber daya alam


Kekayaan yang kita miliki, baik yang dapat diperbarui maupun yang tidak dapat
diperbarui sangat bermanfaat bagi kelangsungan hidup masyarakat. Kekayaan alam
yang terdapat di bumi Indonesia haruslah dimanfaatkan sebesar-besarnya untuk
kepentingan masyarakat Indonesia. Artinya bahwa seluruh kekayaan alam yang kita
miliki harus digunakan untuk meningkatkan kesejahteraaan masyarakat.
Manfaat kekayaan alam bagi masyarakat tersebut ada yang langsung dan ada
yang tidak langsung. Langsung berarti kekayaan alam yang kita miliki itu dapat
dimanfaatkan oleh tiap-tiap anggota masyarakat secara langsung. Misalnya hasil
pertanian, hasil perkebunan dapat langsung dikonsumsi oleh masyarakat. Tidak
langsung artinya hasil dari kekayaan alam tersebut dimanfaatkan untuk membangun
jalan, jembatan, atau kepentingan umum lainnya.

Menjaga kelestarian sumberdaya alam


Sumber daya alam yang kita miliki, baik yang dapat diperbarui maupun yang tidak
dapat diperbarui jika digunakan terus-menerus tentu akan habis. Pemanfaatan sumber
daya alam harus hati-hati dan bijaksana. Sumber daya alam yang kita miliki harus
dilestarikan. Kita tidak boleh memanfaatkan sumber daya alam secara sembarangan.
Kalau sumber daya alam yang kita miliki habis atau rusak maka kita akan terancam
bencana.
Melestarikan lingkungan merupakan hasil yang wajib dilakukan. Lingkungan
yang rusak dapat mengancam kehidupan masyarakat. Misalnya jika ikan sudah
tercemar, maka kita yang memakannya juga dapat sakit akibat pencemaran tersebut.
Agar sumber daya alam yang kita miliki tetap lastari maka kita dan semua orang harus
melakukan pelestarian pelestarian sumber daya alam.
Usaha-usaha yang dapat dilakukan pelestarian kekayaan alam, yaitu:
a. Penghematan pemakaian bahan bakar dan listrik
b. Penggunaan energi pengganti, misalnya energi matahari
c. Penanaman kembali hutan-hutan yang gundul atau reboisasi
d. Melakukan pembibitan tanaman jenis unggul
e. Melakukan daur ulang pada bahan-bahan bekas
f. Tidak membuang limbah, sampai ke wilayah perairan baik sungai, danau, maupun
laut
g. Tidak menebang hutan secara sembarangan, dan melakukan sistem tebang pilih
tanam. Artinya pada saat mau menebang pohon kita harus memilih ukuran
yang sesuai dan menggantinya dengan tanaman baru

9
SUKSESI

Pengertian Suksesi
Suksesi adalah suatu proses perubahan, berlangsung satu arah secara teratur yang terjadi
pada suatu komunitas dalam jangka waktu tertentu hingga terbentuk komunitas baru
yang berbeda dengan komunitas semula. Dengan perkataan lain suksesi dapat diartikan
sebagai perkembangan ekosistem tidak seimbang menuju ekosistem seimbang. Suksesi
terjadi sebagai akibat modifikasi lingkungan fisik dalam komunitas atau ekosistem.
Akhir proses suksesi komunitas yaitu terbentuknya suatu bentuk komunitas klimaks.
Komunitas klimaks adalah suatu komunitas terakhir dan stabil (tidak berubah) yang
mencapai keseimbangan dengan lingkungannya. Komunitas klimaks ditandai dengan
tercapainya homeostatis atau keseimbangan, yaitu suatu komunitas yang mampu
mempertahankan kestabilan komponennya dan dapat bertahan dari berbagai perubahan
dalam sistem secara keseluruhan.
Faktor penyebab terjadinya suksesi antara lain sebagai berikut:
1. Iklim
Tumbuhan tidak akan dapat tumbuh teratur dengan adanya variasi yang lebar dalam
waktu yang lama. Fluktuasi keadaan iklim kadang-kadang membawa akibat rusaknya
vegetasi baik sebagian maupun seluruhnya. Dan akhirnya suatu tempat yang baru
(kosong) berkembang menjadi lebih baik (daya adaptasinya besar) dan mengubah
kondisi iklim. Kekeringan, hujan salju/air dan kilat seringkali membawa keadaan yang
tidak menguntungkan pada vegetasi.
2. Topografi
Suksesi terjadi karena adanya perubahan kondisi tanah, antara lain:
a. Erosi
Erosi dapat terjadi karena angin, air dan hujan. Dalam proses erosi tanah menjadi
kosong kemudian terjadi penyebaran biji oleh angin (migrasi) dan akhirnya proses
suksesi dimulai.
b. Pengendapan
Erosi yang melarutkan lapisan tanah, di suatu tempat tanah diendapkan sehingga
menutupi vegetasi yang ada dan merusakkannya. Kerusakan vegetasi menyebabkan
suksesi berulang kembali di tempat tersebut.
3. Komponen biotik

10
Pemakan tumbuhan seperti serangga yang merupakan pengganggu di lahan pertanian
demikian pula penyakit mengakibatkan kerusakan vegetasi. Di padang penggembalaan,
hutan yang ditebang, panen menyebabkan tumbuhan tumbuh kembali dari awal atau
bila rusak berat berganti vegetasi.
2.2 Macam-macam Suksesi
Para ahli ekologi menentukan dua macam suksesi, yaitu suksesi primer dan suksesi
sekunder.
2.2.1. Suksesi Primer
Suksesi primer terjadi jika suatu komunitas asal terganggu secara total sehingga
kemudian membentuk komunitas baru. Komunitas tersebut terdiri atas jenis makhluk
hidup yang berbeda dengan jenis makhluk hidup komunitas asal. Gangguan yang
dialami komunitas tersebut dapat terjadi secara alami maupun oleh campur tangan
manusia. Gangguan secara alami dapat berupa tanah longsor, letusan gunung berapi,
dan endapan lumpur di muara sungai. Gangguan oleh campur tangan manusia dapat
berupa kegiatan penambangan (batu bara, timah, dan minyak bumi).
Proses suksesi primer dapat dimulai pada permukaan lapisan batuan, pasir, dan
perairan tergenang. Permukaan batuan yang telanjang bukanlah tempat yang nyaman
untuk dijadikan tempat tinggal suatu makhluk hidup. Tempat tersebut dapat mengalami
perubahan suhu yang sangat cepat, kurang lembap, mengandung sedikit nutrient, dan
sangat terbuka sehingga suatu makhluk hidup berpotensi mengalami kerusakan oleh
terpaan angin. Meskipun tempat tersebut sangat tidak nyaman, tetapi ada kelompok
makhluk hidup tertentu yang mampu bertahan hidup. Kelompok makhluk hidup tersebut
disebut kouonitas pionir dan makhluk hidupnya disebut makhluk hidup pionir. Disebut
demikian karena mereka yang pertama kali menghuni suatu tempat. Adapun yang
termasuk makhluk hidup pionir antara lain adalah liken, ganggang, bakteri, dan jamur.
Liken merupakan tumbuhan hasil simbiosis antara ganggang dan jamur.
Pertumbuhan liken sangat lambat, mungkin membutuhkan waktu sertus tahun
untuk mempunyai ukuran seluas piring. Dalam ekosistem sederhana itu, liken berperan
sebagai produser sehingga mengundang makhluk hidup kecil lainnya untuk hidup di
tempat tersebut. Tumbuhnya liken juga mengakibatkan fragmentasi batuan menjadi
bahan-bahan pembentuk tanah yang merupakan kunci menuju suksesi berikutnya.

11
Selanjutnya bahan-bahan pembentuk tanah menyatu membentuk lapisan tipis
tanah sehingga dapat mendukung keberadaan jamur, beberapa jenis cacing, insekta,
protozoa dan beberapa jenis tumbuhan kecil ( misalnya rumput). Tiap jenis dalam
komunitas mini tersebut akan melangsungkan proses reproduksi, metabolisme,
pertumbuhan, dan beberapa diantaranya mengalami kematian yang akan menambah
materi organik untuk proses pembentukan tanah. Pada tahap demikian komunitas liken
akan hilang digantikan oleh komunitas tumbuhan kecil yang hidup musiman (perenial).
    Komunitas rumput perenial tidak akan lama bertahan. Komunitas tersebut akan
digantikan oleh semak dan secara bergiliran akan digantikan lagi oleh pohon yang lebih
banyak membutuhkan sinar matahari. Pada saat komunitas didominasi oleh pohon yang
suka ditempat terbuka, biasanya dilapisan bawah akan tumbuh bibit / anak pohon yang
tahan naungan. Pada akhirnya, pohon yang tahan naungan tersebut tumbuh melebihi
tinggi pohon yang suka sinar dengan pertambahan jumlah anakan pohon yang juga lebih
banyak. Akibatnya, komunitas pohon yang suka sinar matahari akan tergantikan oleh
komunitas pohon tahan naungan. Komunitas terakhir ini biasanya relative stabil, tahan
lama, jenis makhluk hidupnya lebih banyak dan lebih kompleks, dan didalamnya
berlangsung berbagai interaksi antar anggota komunitas. Komunitas demikian disebut
komunitas klimaks.
Komunitas klimaks merupakan akhir dari serangkaian proses suksesi. Artinya,
komunitas demikian dapat dicapai setelah melalui beberapa tahap suksesi. Tiap-tiap
tahap suksesi tersebut disebut tahap suksesional, sedangkan seluruh rangkaian tahapan
suksesi dikenal dengan istilah sere. Beberapa ciri komunitas klimaks antara lain adalah
sebagai berikut:
a)  Mampu menyokong kehidupan seluruh spesies yang hidup didalamnya.
b) Mengandung lebih banyak makhluk hidup dan macam bentuk interaksi dibandingkan
komonitas suksesional.
Di Indonesia proses suksesi primer berhasil diamati didaerah bekas gunung
Krakatau yang meletus dahsyat pada tahun 1883. Kawasan yang sebelumnya tertutup
oleh lapisan lahar membantu mulai menunjukkan adanya kehidupan dengan hadirnya
makhluk hidup pionir, yaitu berupa liken. Sampai saat ini daerah bekas letusan gunung
tersebut masih menampakkan tanda-tanda proses suksesi.

12
Suksesi Sekunder
Suksesi sekunder terjadi jika suatu gangguan terhadap suatu komunitas tidak bersifat
merusak total tempat komunitas tersebut sehingga masih terdapat kehidupan / substrat
seperti sebelumnya. Proses suksesi sekunder dimulai lagi dari tahap awal, tetapi tidak
dari komunitas pionir. Gangguan yang menyebabkan terjadinya suksesi sekunder dapat
berasal dari peristiwa alami atau akibat kegiatan manusia. Gangguan alami misalnya
angin topan, erosi, banjir, kebakaran, pohon besar yang tumbang, aktivitas vulkanik,
dan kekeringan hutan. Gangguan yang disebabkan oleh kegiatan manusia contohnya
adalah pembukaan areal hutan.
Proses suksesi sangat terkait dengan faktor lingkungan, seperti letak lintang,
iklim, dan tanah. Linkungan sangat menentukan pembentukan struktur komonitas
klimaks. Misalnya, jika proses suksesi berlangsung di daerah beriklim kering, maka
proses tersebut akan terhenti (klimaks) pada tahap komunitas rumput; jika berlangsung
di daerah beriklim dingin dan basa, maka proses suksesi akan terhenti pada komunitas
(hutan) conifer; serta jika berlangsung di daerah beriklim hangat dan basah, maka
kegiatan yang sama akan terhenti pada hutan hujan tropik.

Soal :

1. Relung dari dua spesies siput danau yang hidup bersama-sama adalah serupa tetapi
tidak identik. Hal ini disebabkan oleh? (Nilai 1,5)
I. Spesies yang berkerabat dekat menggunakan sumberdaya yang sama.
II. Interaksi kompetitif terjadi di antara spesies ini.
III. Sumberdaya tak terbatas tersedia
A. Hanya I
B. I dan II
C. Hanya II
D. Hanya III
E. I dan III

2. Pola pemisah formasi mana yang mungkin mempengaruhi keanekaragaman spesies?


(Nilai 1)
A. Tanaman pada batu yang tidak terlindung oleh menyusutnya glacier B. Invertebrata
dan alga pada sungai gurun pasir C. Tikus lapangan pada ladang yang ditinggalkan D.
Spesies tumbuhan di komunitas rumput mediterrania E. Naungan- toleransi pohon di
hutan tropis

13
3. Pernyataan berikut yang tidak benar mengenai populasi manusia, yaitu..... (Nilai 1)
A. Peningkatan Carrying capacity manusia pada waktu modern tergantung pada
kesehatan dan teknologi.
B. Revolusi industri merupakan awal meningkatnya pertumbuhan populasi manusia
secara cepat dan besar.
C. Selama seribu tahun pertumbuhan manusia masih stabil dengan k merupakan
teknologi produksi makanan.
D. Revolusi agrikultur meliputi domestikasi hewan dan tumbuhan meningkatkan
pertumbuhan menjadi pertumbuhan eksponensial.
E. Penurunan pertumbuhan populasi manusia yang paling terlihat signifikan adalah
akibat wabah penyakit plague

4. Pada ekosistem tertentu, umumnya diamati dari waktu ke waktu, laju datangnya
spesies baru menurun, laju kepunahan meningkat, dan total banyaknya spesies
mencapai kesetimbangan. Manakah dari ekosistem pulau berikut yang akan memiliki
banyaknya spesies paling sedikit? (Nilai 1)
A. Pulau besar yang jauh dari daratan B. Pulau kecil yang jauh dari daratan C. Pulau
besar yang dekat dari daratan D. Pulau kecil yang dekat dari daratan

5. Berikut ini beberapa faktor ekologis:


I. Ukuran populasi
II. Toleransi habitat
III. Sebaran geografik
Manakah faktor yang mempengaruhi suatu kelangkaan spesies yaitu : (Nilai 1)
A. 1 saja
B. 1 dan 2 saja
C. 1 dan 3 saja
D. 2 dan 4 saja
E. 1,2, dan 3

6. Ketika terjadi kekeringan, tumbuhan dengan mikoriza tetap dapat melanjutkan


pertumbuhannya karena: (Nilai 1)
A. Jamur meningkatkan luas permukaan untuk mengabsorbsi air
B. Tumbuhan memiliki sedikit jaringan bunga karang (spongy mesophyll)
C. Akar tumbuh lebih dalam untuk mencari air
D. Akar melakukan transpor aktif ion
E. Akar tumbuh ke samping untuk mencari air

7. Ekosistem manakah yang memiliki luas permukaan daun yang paling rendah?
A. Hutan hujan tropis
B. Padang rumput

14
C. Hutan desidua (deciduous)
D. Gurun
E. Hutan temperata

8. Suatu populasi bertambah dari jumlah awal 250 menjadi 300 dalam waktu satu tahun,
dan pertumbuhan populasi tersebut mengikuti deret ukur. Berapa waktu yang
dibutuhkan populasi awal tersebut untuk menjadi dua kali lipat? Bantuan: N = Noert.
A. 3,8 tahun
B. 4,2 tahun
C. 5 tahun
D. 20 tahun
E. Populasi tersebut tidak akan pernah menjadi dua kali lipat

9. Suatu spesies pohon menghasilkan biji yang mudah disebarkan oleh bantuan angin.
Spesies ini merupakan satu-satunya spesies pohon pada suatu daerah. Pola persebaran
yang paling mungkin dijumpai untuk biji dan pohon spesies ini masing-masing adalah
A. Mengelompok dan acak
B. Acak dan acak
C. Acak dan seragam
D. Acak dan mengelompok
E. Seragam dan acak

10. Sebagian besar biomassa yang diperoleh tumbuhan selama tumbuh berasal dari …
(Nilai 1)
A. Senyawa organik dalam tanah yang diambil oleh akar tumbuhan
B. Mineral yang larut di dalam air dan diambil oleh akar tumbuhan
C. Karbon dioksida di udara yang memasuki daun melalui stomata
D. Energi dari matahari yang ditangkap oleh daun
E. Karbon dari serasah daun yang hancur di dalam tanah

Pustaka

1. Anonimous, 2004. Science. Bilingual. First Edition. Junior Secondary


Education.Directorate General of Primary and Secondary Education.
Ministry of National Education.

2. Odum, E.P. 1971. Fundamentals of Ecology. Third Edition. W.B. Sounders


Company. Tokyo. Japan

3. Sumarwan, dkk. 2002. Sain Biologi. Penerbit Erlangga. Jakarta

15
16

Anda mungkin juga menyukai