Tugas Makalah Diare - Pertemuan VIII

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 3

1.

Perbedaan terapi kausal dan terapi simptomatik diare

Jawab:

Terapi kausal tentunya diperlukan pada diare akibat infeksi, dan rehidrasi oral maupun parenteral secara simultan dengan kausal memberikan hasil
yang baik terutama pada diare akut yang menimbulkan dehidrasi sedang sampai berat. Kadang juga diperlukan terapi simtomatik untuk menghentikan
diare atau mengurangi volume feses, karena berulang kali buang air besar merupakan suatu keadaan/kondisi yang menggganggu akitifitas sehari-hari.

Sumber :
Zein, U. (2004). Diare akut infeksius pada dewasa. Sumatera Utara: Jurnal Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

2. Jenis-jenis Terapi kausal untuk diare

Jawab:

Pengobatan kausal yang tepat dapat diberi setelah diketahui penyebabnya yang pasti. Jika kasus diare ini merupakan penyakit parenteral dapat
diberikan antibiotik sistemik. Sebenarnya antibiotik hanya boleh diberikan jika pada pemeriksaan laboratorium ditemukan bakteri patogen.

Sumber :

Kartikaningrum, V. (2017). Evaluasi penggunaan antibiotika pada pasien pediatri penderita diare di instalasi rawat inap RSUD Kota Madiun periode
November-Desember 2015. Widya Warta: Jurnal Ilmiah Universitas Katolik Widya Mandala Madiun, 41(01), 23-36.

3. Jenis-jenis Terapi Simptomatik untuk diare

Jawab :
Terapi Supportif/Simtomatik

Selama periode diare, dibutuhkan intake kalori yang cukup bagi penderita yang berguna untuk energi dan membantu pemulihan enterosit yang rusak
(DuPont HL, 1997). Obat-obatan yang bersifat antimotiliti tidak dianjurkan pada diare dengan sindroma disentri yang disertai demam. Beberapa
golongan obat yang bersifat simtomatik pada diare akut dapat diberikan dengan pertimbangan klinis yang matang terhadap costeffective. Kontroversial
seputar obat simtomatik tetap ada, meskipun uji klinis telah banyak dilakukan dengan hasil yang beragam pula, tergantung jenis diarenya dan terapi
kombinasi yang diberikan. Pada prinsipnya, obat simtomatik bekerja dengan mengurangi volume feses dan frekwensi diare ataupun menyerap air.
Beberapa obat seperti Loperamid, Difenoksilat, Kaolin, Pektin, Tannin albuminat, Aluminium silikat, Attapulgite, dan Diosmectite banyak beredar
bahkan dijual bebas (Wingate D, et al 2001) Obat-obat Probiotik yang merupakan suplemen bakteri atau yeast banyak digunakan untuk mengatasi
diare dengan menjaga atau menormalkan flora usus. Namun berbagai hasil uji klinis belum dapat merekomendasikan obat ini untuk diare akut secara
umum. Probiotik meliputi Laktobasilus, Bifidobakterium, Streptokokus spp, yeast (Saccaromyces boulardi),dan lainnya.

Sumber :

Wingate D, Phillips SP, Lewis SJ, et al : Guidelines for adults on self-medication for the treatment of acute diarrhoea, Aliment Pharmacol Ther, 2001:
15;771-82.

DuPont HL : Guidelines on Acute Infectious Diarrhea in Adults, American Journal of Gastroenterology, Vol.92, No.11, November 1997.

4. Mekanisme kerja, dosis, indikasi dan kapan penggunaan yang tepat untuk obat diare berikut: ⮚ Antispasmodik : Papaverin HCL, Hiosin
n-butilbromida (Buscopan)

⮚ Antimotilitas : loperamid, difenoksilat, kodein fosfat

⮚ Absorben : Arang aktif (norit)


⮚ Enzimatik

⮚ Zink

⮚ Probiotik

Anda mungkin juga menyukai