Disusun oleh :
KATA PENGANTAR
Puji serta syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena dengan
rahmat, karunia, dan kehendak-Nya, penulis dapat menyelesaikan tugas kerja
praktek hingga akhir penyusunan Laporan Kerja Praktek Pekerjaan Struktur
Kolom, Balok dan Pelat Lantai Pada Proyek Pembangunan Gedung Armada
Town Square dengan baik dan lancar.
Akhir kata, penulis berharap semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi
perkembangan penguasaan ilmu rekayasa sipil di Jurusan Teknik Sipil Fakultas
Teknik Universitas Diponegoro.
Penulis
LAPORAN KERJA PRAKTEK
LEMBAR PENGESAHAN
PELAT
LANTAI PADA PROYEK PEMBANGUNAN ARMADA TOWN
SQUARE
MAGELANG
(Scructural Work of CoLumn, Beam and Plate at The Project of
Armada Town Square Building Magelang)
Disusun oleh :
DAFTAR ISI
Hal
HALAMAN JUDUL.................................................................................................i
HALAMAN PENGESAHAN..................................................................................ii
KATA PENGANTAR.............................................................................................iii
DAFTAR ISI...........................................................................................................vi
DAFTAR GAMBAR...............................................................................................ix
DAFTAR TABEL..................................................................................................xii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
1.1 Latar Belakang....................................................................................1
1.2 Maksud dan Tujuan.............................................................................2
1.2.1 Maksud dan Tujuan Proyek....................................................2
1.2.1.1 Maksud Pendirian Proyek........................................2
1.2.1.2 Tujuan Pendirian Proyek..........................................2
1.3 Lokasi Proyek.....................................................................................2
1.4 Data Proyek.........................................................................................3
1.4.1 Data Umum.............................................................................4
1.4.2 Data Teknis.............................................................................4
1.5 Ruang Lingkup Kerja Praktek............................................................4
1.6 Metode Pengumpulan Data.................................................................4
1.7 Sistematika Penulisan Laporan...........................................................5
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
LAPORAN KERJA PRAKTEK
DAFTAR GAMBAR
BAB I
PENDAHULUAN
Ruang lingkup pekerjaan lapangan yang dibahas pada laporan ini tidak
mencakup seluruh pekerjaan proyek. Pekerjaan-pekerjaan yang diamati selama
masa kerja praktek dari tanggal 14 Maret 2011 sampai dengan 20 Mei 2011
adalah sebagai berikut.
a) Pekerjaan Struktur
1) Pekerjaan lantai lower ground
2) Pekerjaan lantai ground
3) Pekerjaan lantai upper ground
b) Pekerjaan Arsitek
1) Pekerjaan dinding batu bata.
2) Pekerjaan partisi dan kusen alumunium.
c) Pekerjaan M&E
1) Pekerjaan instalasi pipa untuk sprinkle, air kotor, dan air bersih
pada ground water tank
2) Pekerjaan air holding unit, sebagai pengatur suhu dan
kelembaban di dalam ruangan.
PENGAMATANWAWANCARASTUDIDATA PROYEK
BAB II
MANAJEMEN PROYEK
Sebuah proyek diawali oleh adanya gagasan atau ide dari pihak pengguna jasa
(owner) yang kemudian dituangkan ke dalam pekerjaan perencanaan dan direalisasikan
menjadi suatu wujud fisik tiga dimensional. Dalam hal ini yang akan dibahas secara
mendalam adalah proyek dalam kelompok industri konstruksi.
Unsur-unsur yang terlibat langsung di dalam proyek ini, pada dasarnya kita bagi
menjadi:
Pemilik Proyek (owner)
Konsultan Perencana (designer)
Kontraktor Pelaksana
Project Director
Ir. Benny
Project Manager
Ir. Bambang Suprianto
Site Manager
Ir. Haryanto
Pelaksana
Susanto
Jumarno
Noviyanto
Kushendratmo
KONTRAKTOR UTAMA
PT. Armada Hada Graha
SUB KONTRAKTOR
Keterangan :
: Hubungan Komando/ Perintah
: Hubungan Koordinasi
: Hubungan Tanggung jawab
Dari skema bagan di atas dapat dijelaskan hubungan kerja diantara keenam
unsur proyek tersebut sebagai berikut :
a. Laporan Harian
Laporan harian dibuat setiap hari secara tertulis oleh pihak pelaksana
proyek dalam melakukan tugasnya dan dalam
mempertanggungjawabkan terhadap apa yang telah dilaksanakan serta
untuk mengetahui hasil kemajuan pekerjaannya apakah sesuai dengan
rencana atau tidak. Laporan ini dibuat untuk memberikan informasi bagi
pengendali proyek dan pemberi tugas melalui direksi tentang
perkembangan proyek.
Dengan adanya laporan harian ini, maka segala kegiatan proyek yang
dilakukan tiap hari dapat dipantau.
b. Laporan Mingguan
Laporan mingguan ini dibuat berdasarkan laporan harian yang telah
dibuat sebelumnya. Laporan mingguan berisi tentang uraian pekerjaan
hari-hari sebelumnya serta kemajuan pekerjaan yang telah dilaksanakan
selama satu minggu. Laporan ini dibuat oleh site manager.
c. Laporan Bulanan
Laporan bulanan yang dibuat oleh kontraktor yaitu oleh site manager
dimaksudkan agar penggunaan dana dan prestasi kerja selama satu
bulan dapat dikontrol oleh pemilik proyek sesuai dengan kesepakatan
yang telah disepakati dalam tender proyek. Kemajuan proyek selama
satu bulan juga dapat diketahui melalui laporan bulanan ini. Laporan
bulanan ini merupakan akumulasi dari laporan mingguan, yang
dilengkapi dengan foto dokumentasi sebagai tolok ukur realisasi
kemajuan pelaksanaan proyek, dan evaluasi kemajuan pekerjaan
terhadap rencana awal.
RISALAH RAPAT
Coordination Meeting
Tanggal : Rabu, 27 April
2011 Waktu : 14.00 -
selesai Tempat : R.
Meeting PT.AHG
Halaman dari :
NO MASALAH TARGET TINDAKAN
Order beton plat lantai ground floor lahan belum siap tapi ready
1 AHG
mix
sudah datang. Perbaiki koordinasi.
2 Pelaksanaan Pek. Cor Raft Foundation podium pada hari jum’at
29 April 2011 mulai jam 20.00 WIB.
3 Lokasi pengecekan suhu dan slump di depan pintu 1. AHG
4 Volume Raft Found. Podium : 1.241 m3 AHG
5 Perubahan methode pelaksanaan cor Ratf Found. Podium AHG
dengan
2 unit CP Truck dan 1 stand by + 1 unit CP.
6 Rencana As-14 digunakan untuk akses jalan pekerja AHG
7 Methode akses jalan mobilisasi Lt. GF masih dalam proses Info AHG
Perhitungan
8 Tenaga ME akan ditambah 4 Orang, total 6 Orang. 1 Mei Tritunggal
9 Tenaga besi tersedia total 28 Orang, yang dibutuhkan 55 Orang 9 Mei AHG
Dengan keadaan tenaga tsb maka progress terlambat.
10 Total keterlambatan 29 hari dari master schedule. Info
11 Koordinasi dan komunikasi antara lapangan dan engineering Info
harap
diperbaiki sehingga progress dapat tercapai.
12 Shop drawing status 2 bisa dilaksanakan di lapangan. Info AHG
13 Tenaga pelaksana ditambah 1 orang. 1 Mei AHG
14 Seragam pekerja diperhatikan. AHG
15 Tenaga K3 dan safety staff akan ditambah. 1 Mei AHG
Dalam proyek ini rapat yang diadakan adalah Rapat Koordinasi, meliputi :
2.5.2 Kurva S
Kurva S merupakan grafik yang menyatakan hubungan antara bobot
kumulatif kemajuan pekerjaan dalam persen dengan waktu pelaksanaan
pekerjaan dalam satuan waktu. Dengan adanya kurva S, dapat diikuti
perkembangan kemajuan pekerjaan setiap saat sehingga dapat diketahui dengan
cepat apabila proyek mengalami keterlambatan/ kemunduran. Kurva S juga
dapat dipakai untuk menilai prestasi kerja kontraktor sampai dengan waktu yang
ditinjau.
Dalam kenyataannya di lapangan, meskipun setiap tahapan kegiatan
dalam proyek sudah direncanakan dengan baik, masih sering dijumpai timbulnya
permasalahan yang dapat menghambat berlangsungnya pekerjaan proyek yang
pada akhirnya akan mengakibatkan keterlambatan dalam penyelesaian proyek itu
sendiri. Permasalahan yang timbul dapat berupa masalah teknis maupun non
teknis yang sulit diputuskan.
2) Tenaga Harian
Tenaga kerja harian adalah tenaga kerja yang dipekerjakan berdasarkan
kebutuhan pada suatu jenis pekerjaan tertentu. Jumlah tenaga kerja harian
tergantung pada volume pekerjaan yang ada.
3) Tenaga Borongan
Tenaga kerja borongan adalah mandor beserta anak buahnya yang
mendapatkan upahnya berdasarkan prestasi pekerjaan yang dilakukan.
Mandor berkewajiban mengatur anak buahnya yang disesuaikan
kebutuhannya dengan jadwal pelaksanaan pekerjaan.
BAB III
PERENCANAAN PROYEK
2) Tahap Perencanaan
Tahap ini terdiri dari uraian lanjutan dari gambar-gambar pra rencana dan
gambar-gambar dasar dengan skala yang lebih besar. Kemudian gambar-
gambar ini dikembangkan lagi menjadi gambar-gambar detail yang
dilengkapi dengan uraian kerja dan syarat-syarat serta perhitungan anggaran
bangunan.
Dari kriteria tersebut diatas maka bahan konstruksi yang digunakan adalah
beton bertulang untuk proyek ini. Struktur gedung ini terbentuk atas bagian-
bagian utama struktur dimana bagian-bagian struktur ini mempunyai fungsi
tersendiri yang berbeda-beda, namun masih mempunyai hubungan atau kaitan
yang erat sekali.
3.2.1 Kolom
Kolom merupakan struktur utama dari bangunan portal yang berfungsi
untuk memikul beban vertikal, beban horisontal, maupun beban momen, baik
yang berasal dari beban tetap maupun beban sementara. Dimensi kolom yang
dirancang bervariasi menurut beban yang diterima. Semakin besar bebannya,
maka bisa semakin besar dimensi kolom yang digunakan. Beban tersebut antara
lain beban mati berupa beban berat sendiri, beban akibat balok dan plat lantai
serta beban hidup. Kolom–kolom struktur pada bangunan ini dirancang bentuk
persegi.
Tabel 3.1 Tipe dan Ukuran Kolom
Half Slab yang digunakan dalam proyek Armada Town Square dipesan dari PT.
Beton Elemenindo Perkasa. Berikut spesifikasi teknisnya:
Lebar : 1200 mm
Tebal plat : 80 mm
Panjang plat : sesuai pesanan, maksimal 4 m
Permukaan atas : siap dicor
Permukaan bawah : kualitas ekspose
Mutu beton : K450
Tulangan : PC-Wire Ø 6 mm.
Beton yang digunakan untuk menutup bagian atas Half Slab menggunakan mutu
beton K300 dengan nilai slump rencana 10 ± 2 cm. Tebal keseluruhan plat adalah
12 cm.
Gambar 3.1 Plat lantai sistem half slab
3.3. Analisa Struktur
Pada analisa struktur ini, penulis meninjau portal lantai upper
ground floor (FFL + 5800 M).
Lihat Lampiran 8.1.
Beban Mati ( D )
= 393 kg/m2
Beban Hidup ( L ) = 250 kg/m2
q = 1,2 D + 1,6 L = 871,6 kg/m2
Perhitungan berdasarkan Grafik dan Tabel Perhitungan Beton
Bertulang:
Fy : 240 Mpa
1) Perhitungan Momen
2) Perhitungan Tulangan
13,95 kNm b= 1 m
d= 120-20-1/2.10 = 95 mm = 0.095 m
Mlx
2
bd = 1545,70 kN/m
ρ = 0,0042 (interpolasi)
(600)
ρmax =
0,75(0,85.f'c.β1) (600 +
fy fy)
0,75(0,85.35.0,85)
= 240 (600)
(600 + 240)
= 0,056
1,4 1,4
1000.95 = 554,17 mm2
As min = bd
fy 240=
As = ρ.b.d = 0,0042.1.0,095.106 = 399 mm2
b= 1 m
d= 120-20-1/2.10 = 95 mm = 0.095 m
Mlx
bd = 3152,35 kN/m2
ρ = 0,0076 (interpolasi)
0,75(0,85.f'c.β1) (600)
ρmax =
fy (600 +
fy)
0,75(0,85.35.0,85)
= 240 (600)
(600 + 240)
= 0,056
√f′c
As min = bd √35 1000. = 585,445 mm2
4fy = 4.
240 95
1,4 1,4
1000.95 = 554,17 mm2
As min = bd
fy 240=
As = ρ.b.d = 0,0076.1.0,095.106 = 722 mm2
leleh.
d’ = 50 mm
d = 650 mm
As’ = 4 D 22 =1519,76 mm2
As = 8 D 22 = 3039,52 mm2
TS’ = As’. Es. εs’
εs’ = c – d'
0,003
c
= c – 50
0,003
c
c – 50
Ts’ = 1519,76. 200000. 0,003
c
= 1139820 c – 50
c
Ts = As.fy
= 3039,52 x 400
= 1063832 N
∑ tekan = ∑ tarik
Cc + Ts’ = Ts
0,85.fc’0,85c.b + As’fs’ = As.fy
0,85. 35. 0,85c. 400 + 1139820 c–
50 = 1063832
c
10115 c2 + 1139820 c – 56991000 = 1063832 c
10115 c2 + 75988 c – 56991000 = 0
Didapat c = 71,39 mm
a = 0,85.c = 60.69 mm
c – 50
Ts’ = 1139820.
c
= 401887,49 mm
Pemeriksaan Regangan
εs = d–c
0,003
c
650 – 71.39
= 0,003
71.39
= 0,024
εs = c – d'
0,003
c
= 71,39 – 50
0,003
71,39
= 0,00089
fc’ = 35 Mpa
fy = 400 Mpa
Po = 0,85 fc’ (Ag – As) + (As.fy)
= 0,85.35 ( 600 x 600 – 4559,28)+ (4559,28 x 400 ) = 10887450 N
Pn maks = 0,8 Po = 8709960 N
d’ = 60 mm
d = 540 mm
Cb = 600.d/(600+fy)
= 600. 540/(600+400)
= 324 mm
a = 0,85.Cb
= 275,4 mm
Tekan Tarik
No d' SAs e's es fs Cc Ts' MbTs
1 60 1519.8 0.00244 400 2106810 607904 1139363583
2 220 759.88 0.00096 192.5926 146347.26 46831122.96
3 380 759.88 0.00052 103.7037 78802.37 -12608379.3
4 540 1519.8 0.002 400 607904 0
2106810 754251.26 686706.4 1173586327
Pb= 2174354.9
eb= 539.74001
C = 118,3 mm
a = 100,325 mm
Tekan Tarik
No d' SAs e's es fs Cc Ts' Ts Mo
1 60 1519.8 0.00147 294.9928 767490.1 448318.26 591137990.3
2 220 759.88 0.00107 400 303952 -97264640
3 380 759.88 0.00513 400 303952 -48632320
4 540 1519.8 0.011 400 607904 0
767490.1 448318.26 1215808 445241030.3
P= 0.0303
Mn Pn
0 10887450
1.174E+09 2174355
445241030 0
Diagram P - M
12000000
10000000
8000000
Pn ( N )
6000000
4000000
2000000
0 2E+084E+086E+088E+081E+091.2E+09 1.4E+09
Mn ( Nm )
BAB IV
ALAT DAN BAHAN
4.2.1 Baja
Baja pada proyek Armada Town Square terdiri dari dua jenis, yaitu baja
yang digunakan untuk rangka atap baja dan penulangan beton bertulang. Baja
yang digunakan untuk rangka baja terdiri dari bermacam-macam profil.
4.2.2 Semen
Semen digunakan sebagai bahan pengikat dalam pekerjaan konstruksi,
antara lain digunakan untuk pasangan batu kali, lantai kerja dan plesteran. Selain
itu, semen jenis tertentu juga bisa dipakai untuk bahan finishing. Hal–hal yang
perlu diperhatikan dalam penyimpanan persediaan semen :
1) Sebelum diangkut ke lapangan untuk digunakan, semen harus dijaga agar
tidak lembab.
2) Dalam pengangkutan semen harus terlindung dari hujan dan zak (kantong) asli
dari pabriknya dalam keadaan tertutup rapat.
3) Tinggi tumpukan maksimum tidak lebih dari 2 m atau maksimal 10 zak. Hal
ini untuk menghindari rusaknya semen yang berada pada tumpukan yang
paling bawah, akibat beban yang berat dalam waktu yang cukup lama sebelum
digunakan sebagai bahan bangunan.
4) Karena penimbunan semen dalam waktu yang lama juga akan mempengaruhi
mutu semen, maka diperlukan adanya pengaturan penggunaan semen secara
teliti. Sehingga dalam hal ini semen lama harus dipergunakan terlebih dahulu.
5) Zak-zak semen disimpan di gudang yang cukup ventilasinya.
Adapun jenis semen yang digunakan dalam proyek ini antara lain :
a) Semen portland Gresik jenis IP-U yang telah ber-SNI 15-0302-2004,
merupakan semen untuk campuran mortar dan acian plesteran dinding
batu bata.
b) Semen putih ASTM C 150-00 merk Tiga Roda, merupakan semen
untuk finishing.
4.2.4 Plywood
Plywood digunakan sebagai bahan bekisting karena akan menghasilkan
permukaan beton yang halus. Plywood yang digunakan adalah kayu lapis dengan
permukaan yang dilapisi laminated plastic dengan ketebalan 16-22 mm. Supplier
untuk material ini adalah PT. Beton Konstruksi Wijaksana (BKW) yang sekaligus
merangkap sebagai subkontraktor untuk pekerjaan bekisting.
4.2.9 Calbond
Calbond merupakan bahan pengikat beton lama dengan beton baru.
Calbond merupakan cairan perekat antara beton yang telah dicor (yang telah
mengeras) dengan adukan beton yang akan dicor kemudian. Cairan perekat yang
berwarna putih ini disebut juga dengan lem beton seperti terlihat pada gambar di
bawah. Calbond di proyek ini banyak digunakan pada sambungan pengecoran
beton.
Gambar 4.8 Cairan calbond
4.2.10 Bantak
Material bantak merupakan campuran batu kecil dan agak besar dengan
ukuran diameter sekitar 5 – 20 cm. Bantak biasanya dicampur dengan pasir untuk
pemadatan tanah di bawah lower ground untuk mendapatkan kepadatan yang
optimal.
4.3.8 Teodolith
Teodolith merupakan alat bantu dalam proyek untuk menentukan as
bangunan dan titik-titik as kolom pada tiap-tiap lantai, agar bangunan yang dibuat
tidak miring. Teodolith juga digunakan sebagai alat untuk menjaga
kevertikalitasan bangunan gedung tinggi.
4.3.9 Waterpass
Fungsi utama dari alat ini adalah untuk menentukan ketinggian elevasi
rencana pada suatu bangunan . Alat ini biasanya digunakan untuk mengetahui
elevasi lantai ketika lantai akan dicor, sehingga apabila terjadi perbedaan antara
elevasi rencana dengan elevasi dilapangan dapat dikoreksi dan dilakukan
perbaikan dengan segera. Alat ini dipergunakan juga untuk menentukan elevasi
tanah dan elevasi tanah galian timbunan.
4.3.11 Scaffolding
Scaffolding berfungsi sebagai perancah dalam pembuatan bekisting balok dan
plat dan sebagai perancah dalam pengecoran kolom. Scaffolding terdiri dari
beberapa bagian antara lain :
jack base, bagian yang terdapat di bagian paling bawah, dilengkapi
dengan ulir untuk mengatur ketinggian.
main frame, portal besi yang dirangkai di atas jack base.
cross brace, penghubung dua main frame dipasang arah melintang.
ladder, tambahan di atas main frame jika ketinggian mengalami
kekurangan.
joint pin, penghubung main frame dan ladder.
U-head jack, bagian atas main frame dan ladder yang berfungsi untuk
penyangga kayu kaso pada bagian bekisting.
Gambar 4.21 Sketsa scaffolding
4.3.13 Bucket
Kegunaan bucket adalah tempat adonan semen yang berasal dari concrete
mixer. Bucket yang mempunyai kapasitas 0,8 m3 ini diisi adonan semen kemudian
dengan bantuan dari tower crane, bucket diangkat ke atas menuju ke tempat yang
akan dicor. Apabila akan mengecor kolom maka pada ujung bucket dipasang
selang untuk mempermudah pelaksanaan dan mengatur tinggi jatuh pengecoran.
Berat bucket adalah 300 kg.
Pada pelaksanaan pengecoran di lokasi yang sulit bucket dilengkapi
dengan pipa tremie sehingga beton yang keluar dari bucket tidak langsung jatuh
dan dapat diarahkan sehingga pelaksanaan pengecoran dapat menjangkau lokasi-
lokasi yang sulit.
4.3.18 Bulldozer
Buldozer yang digunakan dalam proyek Armada Town Square berfungsi
untuk meratakan atau menghamparkan tanah, pasir, atau pun bantak sehingga bisa
optimal dalam pekerjaan selanjutnya seperti lantai kerja untuk plat. Berikut
mengenai spesifikasinya.
Merk : Caterpillar D3C LGP
Lebar blade : 3,1 m
Tinggi blade : 0,73 m
BAB V
PELAKSANAAN PEKERJAAN
Penentuan As Kolom
Pengecoran
A A
Lubang Tempat Teodolith diletakkan untuk menembak as
Titik As
12D 6D
12D
Plywood
Balok LVL
3) Steel waller : merupakan sabuk yang diletakkan pada sisi luar balok
LVL yang bergungsi untuk menerima beban dari balok LVL. Waller
yang digunakan pada bekisting kolom pada proyek ini adalah profil
baja U 120 x 50 x 6 x 8. Steel waller akan menyatukan panel-panel
bekisting kolom dan juga sebagai penahan gaya horisontal yang timbul
akibat tekanan beton yang masih basah.
4) Bracket + Push Pull Props : adalah pipa penyangga bekisting yang
berfungsi untuk mempertahankan posisi bekisting kolom sehingga
tidak dapat bergerak karena sesuatu hal yang tidak diinginkan.
5) Washer + M 16 Bolt : merupakan baut yang berfungsi untuk
mengikat/menempelkan balok LVL dengan waller beam.
6) Corner Tie Holder : merupakan penyambung antara panel bekisting
kolom yang ditempatkan pada ujung waller beam atau pada sudut-
sudut bekisting kolom (pertemuaan antar panel bekisting).
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pembuatan bekisting kolom adalah
sebagai berikut:
1) Menjaga kerapatan antar panel sehingga tidak terjadi kebocoran pada
pertemuan antar panel.
2) Menjaga kebersihan permukaan plywood. Permukaan plywood
sebelum digunakan harus dibersihkan terlebih dahulu dan diolesi
dengan minyak pelumas agar dihasilkan permukaan kolom yang halus
dan tidak berlubang-lubang dan juga akan mempermudah dalam
pembongkaran bekisting.
6. Pengecoran Kolom
Pengecoran kolom dilakukan dengan mengunakan bucket dengan bantuan
alat tower crane atau mobile crane.
Urutan pengecoran kolom adalah sebagai berikut :
1) Concrete bucket dan pipa tremi disiapkan dengan terlebih dahulu
membersihkannya agar mempermudah pelaksanaan pengecoran.
2) Beton dituang ke dalam bucket dimana tutup bucket harus dalam
keadaan tertutup agar beton tidak tumpah selama proses pengakutan
beton dari tempat penuangan beton ke lokasi pengecoran.
3) Pemindahan bucket yang berisi beton dari lokasi penuangan beton ke
lokasi pengecoran dengan menggunakan tower crane atau mobile
crane.
4) Pada lokasi pengecoran, tutup bucket dibuka dan beton dituang ke
dalam bekisting dengan menggunakan pipa tremi.
5) Penuangan beton harus dilakukan dengan ketentuan berikut ini:
Beton harus dituang sedekat-dekatnya dengan tujuan akhir untuk
mencegah terjadinya pemisahan bahan-bahan akibat pemindahan
adukan di dalam cetakan (RSNI Tata Cara Perancangan Struktur Beton
untuk Bangunan Gedung).
6) Pemadatan tiap layer dengan menggunakan concreate vibrator.
Pemadatan dilakukan untuk mengeluarkan gelembung-gelembung
udara yang terjebak didalam adukan semen yang timbul pada saat
penuangan beton. Penggetaran beton harus dilakukan dengan baik agar
mengasilkan mutu beton yang sesuai dengan yang diinginkan.
Kesalahan dalam penggetaran beton akan mengakibatkan penururan
mutu beton. Penggeteran beton perlu dilakukan dengan ketentuan
sebagai berikut:
a) Alat penggetar sedapat mungkin dimasukkan ke dalam adukan
beton dengan posisi vertikal, tetapi dalam keadaaan khusus boleh
miring sampai dengan 45ο. Penggetaran dengan sudut yang lebih
besar akan menyebabkan pemisahan agregat.
b) Harus dijaga agar alat penggetar tidak mengenai bekisting atau
bagian beton yang mulai mengeras, maka posisi vibrator dibatasi
maksimum 5 cm dari bekisting.
c) Sedapat mungkin vibrator tidak mengenai tulangan kolom.
d) Penggetaran dihentikan apabila adukan beton mulai kelihatan
mengkilap di sekitar alat penggetar dan pada umumnya dicapai
setelah maksimum 30 detik.
7) Pengawasan kontinyu terhadap pelaksanaan pengecoran.
Concrete Bucket
3 1 m² Begesting Kolom
Bahan
0.040 m3 Kayu kelas III (terentang) Rp. 558,250.00 = Rp. 22,330.00
0.400 kg Paku biasa 2" - 5" Rp. 13,646.75 = Rp. 5,458.70
0.200 Ltr Minyak bekisting Rp. 12,597.00 = Rp. 2,519.40
0.015 m3 Balok kayu Rp. 3,451,000.00 = Rp. 51,765.00
2.000 Btg Dolken kayu galam dia 8 - Rp. 15,225.00 = Rp. 30,450.00
10 / 4 m
= Rp. 151,101.41
Upah
Upah
Penulangan Balok
Pelepasan Bekisting
A B
Tulangan
Beton Cakar
Decking Ayam
2) Pemeriksaan Penulangan
Pekerjaan penulangan harus sudah selesai dan diperiksa sebelum
pelaksanaan pengecoran. Pemeriksaan pemasangan tulangan dimaksudkan
untuk mengetahui ukuran, ketepatan letak dan jumlah tulangan, serta
pengaitan antar tulangan sehingga akan terbentuk konstruksi beton yang
sesuai dengan spesifikasi.
Pemeriksaan ini berkaitan dengan :
a. Pemeriksaan jumlah dan ukuran tulangan utama
b. Pemeriksaan jumlah, jarak, dan posisi sengkang
c. Pemeriksaan penyambungan tulangan
d. Pemeriksaan kekuatan bendrat
e. Tulangan harus bebas dari kotoran dan karat serta bahan-bahan lain
yang dapat mengurang daya rekatan.
Pengecoran plat lantai, balok dan kolom harus monolit. Dengan Cara :
Stop cor pada kolom yaitu tepat di elevasi dasar bekisting balok dan plat,
dilanjutkan dengan pengecoran pada balok dan plat lantai, dengan
penjangkaran antara tulangan balok dan tulangan kolom ikut tercor sehingga
terjadi hubungan yang monolit antara plat lantai, balok dan kolom.
7. Pelepasan Bekisting
Pelepasan bekisting balok dan plat lantai dapat dilakukan setelah ±7 hari jika
di atasnya tidak terdapat pekerjaan yang menumpu pada struktur balok atau
plat tersebut. Pelepasan dimulai dengan mengendurkan jack base atau U-head
jack pada susunan scaffolding penyangga bekisting balok dan kolom.
Kemudian dilanjutkan dengan pelepasan balok kaso dan diakhiri dengan
pelepasan plywood yang menempel pada beton. Pelepasan tersebut biasanya
menggunakan alat linggis untuk mempermudah pengerjaannya.
5.2.3 Pekerjaan Balok dan Plat Lantai dengan sistem Half Slab
Plat lantai dalam proyek Armada Town Square ada dua macam, yaitu
dengan plat konvensional, seperti telah dijelaskan di atas proses pengerjaannya,
dan yang satu lagi adalah plat lantai dengan Half Slab. Disebut Half Slab karena
setengah tebalnya menggunakan plat lantai beton pra cetak yang bergelombang.
Plat lantai beton gelombang pracetak dipesan dari PT. Beton Elemenindo Perkasa.
Penggunaan sistem Half Slab ini sangat menguntungkan dari segi pengerjaan
karena dapat mempercepat proses pengerjaan. Berikut proses pembuatan balok
dan plat lantai dengan sistem Half Slab.
Penulangan Balok
Penulangan Balok
Pengecoran Balok
Pengecoran
Gambar 5.36 Diagram Alir Pekerjaan Balok dan Plat Lantai Sistem
Half Slab
1. Pembuatan Balok
Proses pembuatan balok penumpu plat dengan sistem half slab pada dasarnya
sama dengan sistem plat konvensional. Yang membedakan di antara
keduanya adalah sebagai berikut.
1) Beton pada plat dan balok penumpunya tidak dicor secara monolit.
Artinya beton cor pada plat tidak dicor bersamaan dengan baloknya.
2) Selama proses pengecoran berlangsung, ada salah satu pekerja yang
memasangkan begel besi berbentuk ‘n’ ke balok untuk pengait Wire Mesh.
Sehingga walaupun betonnya tidak bersifat monolit, komponen struktur
plat tetap harus menumpu pada balok dengan kuat dan kaku. Begel
dipasangkan saat permukaan balok telah rata dengan jarak sesuai gambar
rencana, dan beton cor belum mengeras.
Half Slab
Balok
Begel
Wire
Beton Mesh
Decking
3. Pengecoran
Tahap terakhir adalah penghamparan beton ready mix ke atas Wire Mesh dan
Half Slab yang telah terpasang dengan baik. Pada dasarnya penghamparan
beton ready mix pada sistem plat seperti ini sama dengan pada plat lantai
konvensional. Namun, hal penting yang perlu di perhatikan adalah :
1) Beton yang digunakan lebih halus dari pada beton untuk plat jenis
konvensional, artinya agregat kasar yang digunakan ukurannya lebih kecil,
dengan diameter kurang dari 6 cm. Hal itu untuk menghasilkan permukaan
beton plat lantai yang lebih baik (rata) jika dibandingkan dengan agregat
yang sama besar dengan beton plat konvensional.
2) Pemadatan tidak perlu menggunakan concrete vibrator, karena
penghamparan beton yang relatif tipis, sehingga dengan terinjak-injak oleh
pekerja saja sudah cukup.
Gambar 6.2 Pekerja yang tidak memakai peralatan K3 (helm dan sepatu)
3. Faktor Peralatan
Faktor peralatan yang menyebabkan terhambatnya kemajuan proyek adalah
mixer truck dan concrete pump mobile dari pabrik ready mix concrete sering
datang terlambat.
3. Faktor Peralatan
6. Faktor Pelaksanaan
a. Pelaksanaan pekerjaan secara lembur harus dikurangi dan dilakukan pada
pekerjaan yang mendesak dan tidak bisa dihentikan sebelum pekerjaan
selesai dilaksanakan.
b. Untuk pelaksanaan pekerjaan bekisting dan pengecoran kolom serta tie
beam harus diperketat pengawasannya di lapangan.
BAB VII
PENUTUP
7.2 Kesimpulan
Berdasarkan pengamatan dan pengalaman yang diperoleh selama
pelaksanaan kerja praktek, penulis dapat mengambil beberapa kesimpulan :
1. Struktur yang diamati adalah struktur atas, meliputi : kolom, balok,
dan plat pada upper ground floor (FFL + 5,800 M). Adapun dimensi
dari struktur tersebut adalah sebagai berikut :
a) Kolom
b) Balok
slab
7.3 Saran
Dalam pelaksanaan pembangunan pada proyek Armada Town Square
Magelang banyak juga ditemui hambatan-hambatan yang terjadi diluar dugaan
sehingga mengakibatkan adanya keterlambatan. Untuk itu pada kesempatan ini,
kiranya penulis dapat memberikan saran-saran yang mungkin dapat bermanfaat
bagi pihak yang bersangkutan :
1. Mengambil tindakan yeng tegas terhadap pihak-pihak yang kurang
serius dalam mengerjakan tugasnya masing-masing.
2. Peralatan kerja, seperti vibrator dalam pelaksanaan proyek perlu
ditingkatkan, baik dalam segi jumlah maupun kemampuan alat agar
tidak menghambat pelaksanaan pekerjaan.
3. Perlu penambahan material scafolding, support dan bekisting untuk
balok dan plat lantai sehingga keterlambatan waktu pekerjaan dapat
teratasi.
4. Perlu penambahan tenaga kerja, baik dari pihak sub kontraktor
penulangan, sub kontraktor bekisting, dan kontraktor utama untuk
mengatasi keterlambatan pekerjaan yang terlalu jauh.
5. Floor Hardener harus diproteksi, misal ditutup karpet agar tidak terluka
akibat base-jack atau scafolding yang dipasang diatasnya tidak perlu
memakai alas, akan tetapi base-jack yang digunakan dilengkapi dengan
roda.
LAPORAN KERJA PRAKTEK
DAFTAR PUSTAKA