Disusun Oleh :
KEPERAWATAN
2021/2022
BAB I
PENDAHULUAN
PEMBAHASAN
Sistem reproduksi pria adalah sistem biologis yang terdiri dari organ dan
jaringan yang digunakan reproduksi atau berkembang biak pada pria. Pada sistem
reproduksi pria terdapat alat reproduksi atau alat kelamin yang memproduksi sel
untuk berkembang biak. Organ reproduksi pria terbagi menjadi organ reproduksi luar
dan dalam. Organ reproduksi dalam pria adalah sebagai berikut :
1. Testis
Testis (gonad jantan) berbentuk oval dan terletak didalam kantung
pelir (skrotum). Testis berjumlah sepasang (testes = jamak). Testis
terdapat di bagian tubuh sebelah kiri dan kanan. Testis kiri dan kanan
dibatasi oleh suatu sekat yang terdiri dari serat jaringan ikat dan otot
polos.
Fungsi testis secara umum merupakan alat untuk memproduksi
sperma dan hormon kelamin jantan yang disebut testoteron.
2. Saluran Pengeluaran
Saliran pengeluaran pada organ reproduksi pria terdiri dari :
a. Epididimis
Epididimis merupakan saluran berkelok-kelok di dalam
skrotum yang keluar dari testis. Epididimis berjumlah sepasang di
sebelah kanan dan kiri.
Epididimis berfungsi sebagai tempat penyimpanan
sementara sperma sampai sperma menjadi matang dan bergerak
menuju vas deferens.
b. Vas Deferens
Vas deferens atau saluran sperma (duktus deferens)
merupakan saluran lurus yang mengarah ke atas dan merupakan
lanjutan dari epididimis. Vas deferens tidak menempel pada testis
dan ujung salurannya terdapat di dalam kelenjar prostat.
Vas deferens berfungsi sebagai saluran tempat jalannya
sperma dari epididimis menuju kantung semen atau kantung mani
(vesikula seminalis).
c. Saluran Ejakulasi
Saluran ejakulasi merupakan saluran pendek yang
menghubungkan kantung semen dengan uretra.
Saluran ini berfungsi untuk mengeluarkan sperma agar
masuk ke dalam uretra
d. Uretra
Uretra merupakan saluran akhir reproduksi yang terdapat di
dalam penis.
Uretra berfungsi sebagai saluran kelamin yang berasal dari
kantung semen dan saluran untuk membuang urin dari kantung
kemih.
3. Kelenjar Asesoris
Selama sperma melalui saluran pengeluaran, terjadi penambahan
berbagai getah kelamin yang dihasilkan oleh kelenjar asesoris.
Getah-getah ini berfungsi untuk mempertahankan kelangsungan
hidup dan pergerakakan sperma. Kelenjar asesoris terdiri dari :
a. Vesikula Seminalis
Vesikula seminalis atau kantung semen (kantung mani)
merupakan kelenjar berlekuk-lekuk yang terletak di belakang
kantung kemih. Dinding vesikula seminalis menghasilkan zat
makanan yang merupakan sumber makanan bagi sperma.
b. Kelenjar Prostat
Kelenjar prostat melingkari bagian atas uretra dan terletak di
bagian bawah kantung kemih. Kelenjar prostat menghasilkan
getah yang mengandung kolesterol, garam dan fosfolipid yang
berperan untuk kelangsungan hidup sperma.
c. Kelenjar Cowper
Kelenjar Cowper (kelenjar bulbouretra) merupakan kelenjar
yang salurannya langsung menuju uretra. Kelenjar Cowper
menghasilkan getah yang bersifat alkali (basa).
Organ reproduksi luar pria terdiri dari :
1. Penis
Penis terdiri dari tiga rongga yang berisi jaringan spons. Dua rongga yang
terletak di bagian atas berupa jaringan spons korpus kavernosa. Satu rongga lagi
berada di bagian bawah yang berupa jaringan spons korpus spongiosum yang
membungkus uretra. Uretra pada penis dikelilingi oleh jaringan erektil yang rongga-
rongganya banyak mengandung pembuluh darah dan ujung-ujung saraf perasa. Bila
ada suatu rangsangan, rongga tersebut akan terisi penuh oleh darah sehingga penis
menjadi tegang dan mengembang (ereksi).
Fungsi utama penis adalah untuk mengeluarkan cairan urine dari dalam
tubuh dan proses berhubungan seksual yang dapat dilakukan setelah seseorang laki-
laki memasuki masa pubertas.
2. Skortum
Skrotum (kantung pelir) merupakan kantung yang di dalamnya berisi testis.
Skrotum berjumlah sepasang, yaitu skrotum kanan dan skrotum kiri. Di antara
skrotum kanan dan skrotum kiri dibatasi oleh sekat yang berupa jaringan ikat dan
otot polos (otot dartos). Otot dartos berfungsi untuk menggerakan skrotum sehingga
dapat mengerut dan mengendur. Di dalam skrotum juga tedapat serat-serat otot yang
berasal dari penerusan otot lurik dinding perut yang disebut otot kremaster. Otot ini
bertindak sebagai pengatur suhu lingkungan testis agar kondisinya stabil. Proses
pembentukan sperma (spermatogenesis) membutuhkan suhu yang stabil, yaitu
beberapa derajat lebih rendah daripada suhu tubuh.
2. Saluran Reproduksi
Saluran reproduksi (saluran kelamin) terdiri dari :
a. Uterus
Uterus (kantung peranakan) atau rahim merupakan rongga
pertemuan oviduk kanan dan kiri yang berbentuk seperti buah pir
dan bagian bawahnya mengecil yang disebut serviks (leher rahim).
Uterus manusia berfungsi sebagai tempat perkembangan
zigot apabila terjadi fertilisasi. Uterus terdiri dari dinding berupa
lapisan jaringan yang tersusun dari beberapa lapis otot polos dan
lapisan endometrium. Lapisan endometrium (dinding rahim)
tersusun dari sel-sel epitel dan membatasi uterus. Lapisan
endometrium menghasilkan banyak lendir dan pembuluh darah.
Lapisan endometrium akan menebal pada saat ovulasi (pelepasan
ovum dari ovarium) dan akan meluruh pada saat menstruasi.
b. Vagina
Vagina merupakan saluran akhir dari saluran reproduksi
bagian dalam pada wanita. Vagina bermuara pada vulva. Vagina
memiliki dinding yang berlipat-lipat dengan bagian terluar berupa
selaput berlendir, bagian tengah berupa lapisan otot dan bagian
terdalam berupa jaringan ikat berserat. Selaput berlendir (membran
mukosa) menghasilkan lendir pada saat terjadi rangsangan seksual.
Lendir tersebut dihasilkan oleh kelenjar Bartholin. Jaringan otot dan
jaringan ikat berserat bersifat elastis yang berperan untuk
melebarkan uterus saat janin akan dilahirkan dan akan kembali ke
kondisi semula setelah janin dikeluarkan.
3. Oviduk
Oviduk (tuba falopii) atau saluran telur berjumlah sepasang (di
kanan dan kiri ovarium) dengan panjang sekitar 10 cm. Bagian pangkal
oviduk berbentuk corong yang disebut infundibulum. Pada infundibulum
terdapat jumbai-jumbai (fimbrae). Fimbrae berfungsi menangkap ovum
yang dilepaskan oleh ovarium. Ovum yang ditangkap oleh infundibulum
akan masuk ke oviduk. Oviduk berfungsi untuk menyalurkan ovum dari
ovarium menuju uterus.
Organ reproduksi luar pada wanita berupa vulva. Vulva merupakan celah
paling luar dari organ kelamin wanita. Vulva terdiri dari mons pubis. Mons
pubis (mons veneris) merupakan daerah atas dan terluar dari vulva yang banyak
menandung jaringan lemak. Pada masa pubertas daerah ini mulai ditumbuhi oleh
rambut. Di bawah mons pubis terdapat lipatan labium mayor (bibir besar) yang
berjumlah sepasang.
Di dalam labium mayor terdapat lipatan labium minor (bibir kecil) yang juga
berjumlah sepasang. Labium mayor dan labium minor berfungsi untuk
melindungi vagina. Gabungan labium mayor dan labium minor pada bagian atas
labium membentuk tonjolan kecil yang disebut klitoris.
Klitoris merupakan organ erektil yang dapat disamakan dengan penis pada
pria. Meskipun klitoris secara struktural tidak sama persis dengan penis, namun
klitoris juga mengandung korpus kavernosa. Pada klitoris terdapat banyak
pembuluh darah dan ujung-ujung saraf perasa. Pada vulva bermuara dua saluran,
yaitu saluran uretra (saluran kencing) dan saluran kelamin (vagina). Pada daerah
dekat saluran ujung vagina terdapat himen atau selaput dara. Himen merupakan
selaput mukosa yang banyak mengandung pembuluh darah.
d. Aktivasi
Tahap terakhir dari pembuahan adalah aktivasi atau respons
sel telur terhadap sel sperma yang melakukan pembuahan. Biasanya
respons pertama dari sel telur adalah mencegah polispermi atau
pembuahan oleh banyak sel sperma (cortical reaction). Setelah
proses pembuahan selama 18 jam berhasil, sel telur yang telah
dibuahi dinamakan zigot. Ia akan berkembang menjadi embrio yang
menempel pada dinding rahim dalam rentang waktu 8-10 hari. Jika
tidak terjadi apa-apa, maka akan berkembang menjadi fetus atau
janin yang merupakan organisme baru yang akan lahir di dunia.
2. Fertilisasi Buatan
Seiring berkembangnya teknologi, kini proses fertilisasi tidak
terbatas pada hubungan seksual saja. Salah satu teknologi pembuahan di
luar hubungan seksual saat ini adalah fertilisasi in vitro (IVF) atau bayi
tabung.
IVF sendiri bisa dibagi menjadi 2: IVF konvensional dan Intra
Cytoplasmic Sperm Injection (ICSI). Proses IVF konvensional dilakukan
pada pasangan yang memiliki kualitas sperma normal, dengan cara
mengawinkan sperma sejumlah (100 ribu) untuk 1 sel telur pada cawan
petridish, Sedangkan ICSI dilakukan pada pasangan yang memiliki
kualitas yang sangat sedikit minimal hanya ditemukan 1 sperma yang
masih hidup. 1 sperma akan diinjeksikan langsung ke dalam cytoplasma
dari sel telur.
Sel telur yang terbuahi akan menjadi embrio, kemudian embrio yang
terbaik akan diseleksi oleh embriologis, embryo bisa ditransfer atau
dibekukan langsung tergantung penilaian dari dokter.
2.6 Laktasi
Laktasi adalah proses menyusui yang dimulai dari Mom memproduksi ASI
sampai pada tahap bayi mengonsumsi ASI, dengan cara menghisap dan menelan
ASI tersebut. Idealnya ASI diberikan sampai anak berusia dua tahun dengan
teknik yang baik dan benar sehingga anak mendapatkan kekebalan tubuh secara
alami.
Bagaimana menopause bisa terjadi? Sejak lahir, wanita memiliki jumlah sel
telur yang disimpan di ovarium dalam jumlah yang terbatas. Ovarium juga
menghasilkan hormon progesteron dan estrogen yang berfungsi mengontrol
siklus menstruasi dan ovulasi. Ketika menopause datang, produksi hormon
estrogen pun menurun, ovarium tidak lagi melepaskan sel telur, dan siklus
menstruasi berhenti.
Selain proses alami, menopause juga bisa terjadi lebih dini yang disebut sebagai
menopause prematur. Menopause prematur dapat terjadi pada usia berapapun.
Beberapa penyebabnya adalah:
Sirkulasi darah janin dalam rahim tidak sama dengan sirkulasi darah pada
bayi anak dan orang dewasa. Pada janin organ vital untuk metabolisme masih
belum berfungsi. Organ tersebut adalah paru janin dan alat gastrointestinal yang
seluruhnya diganti oleh plasenta.
Proses sirkulasi darah janin (fetus)
1. Tubuh manusia darah janin dialirkan ke plasenta melalui Vena
umbilicalies yang membawa bahan makanan yang berasal dari ibu
2 Darah ini akan masuk ke badan janin melalui Vena umbilikacalis yang
bercabang dua setelah memasuki dinding perut janin
3. Cabang yang kecil akan bersatu dengan Vena porta, darahnya akan
beredar dalam hati dan kemudian diangkut melalui Vena cava hepatica
ke dalam Vena cava inferior. Cabang 1 satu lagi ductus venutus aranthi,
akhirnya masuk ke Vena cava inferior. Sebagian O2 dalam darah vena
umbilikalis akan direabsorpsi sehingga konsentrasi O2 menurun
4. Vena cava inferior langsung masuk ke atrium kanan darah ini merupakan
daerah yang berkonsentrasi tinggi nutrisi dan O2 yang sebagian besar
menuju Atrium kiri melalui foramen ovale
5. Dari ventrikel kanan masuk ke paru-paru tetapi karena paru-paru belum
berkembang maka darah yang terdapat pada Arteri pulmonalis dialirkan
menuju aorta melalui duktus arteriosus bothalli. Darah yang ke paru-
paru bukan untuk pertukaran gas tetapi untuk memberi makanan kepada
paru-paru yang sedang tumbuh
6. Darah yang berada di Arta disebarkan ke alat-alat badan tetapi
sebelumnya darah menuju ke hipo atau cabang dari Arteri iliaca
komunis lalu ke umbilikalis dan selanjutnya ke plasenta
7. Selanjutnya sirkulasi darah janin akan berulang kembali dan
menerima nutrisi dan O2 dari plasenta melalui duktus venosus arantii
menuju Vena cava inferior yang akan kaya O2 dan nutrisi
BAB III PENUTUP
A. KESIMPULAN
Sistem reproduksi pria dan wanita berbeda. Pada reproduksi pria memiliki penis dan
kelenjar testis untuk menghasilkan sperma, kematangan sel sperma di tandai dengan
mimpi basah pada usia pubertas Pada system reproduksi wanita memiliki vagina dan
ovarium untuk menghasilkan ovum. Kematangan sel telur atu ovum ditandai
menarche pada usia antara 13-16 tahun. Apabila terjadi pertemuan antara sel sperma
dan sel ovum akan terjadi kehamilan yang akan berkembang menjadi janin.
B. SARAN
Pengetahuan mengenai seks & seksualitas hendaknya dimiliki oleh semua orang.
Dengan pengetahuan yang dimiliki diharapkan orang tersebut akan dapat menjaga
alat reproduksinya untuk tidak digunakan secar bebas tanpa mengatahui dampaknya,
Pengetahuan yang diberikan harus mudah dipahami, tepat sasaran, dan tidak
menyesatkan. Dengan demikian orang tersebut akan dapat menghadapi rangsangan
dari luar dengan cara yang sehat, matang dan bertanggung jawab
DAFTAR PUSTAKA