Proses pemurnian pada pengolahan gula memegang peranan yang penting dalam
produksi gula, karena hasil dari proses ini akan mempengaruhi kualitas gula yang dihasilkan.
Tujuan dari proses pemurnian adalah menghilangkan sebanyak mungkin kotoran yang terdapat
dalam nira mentah dengan tetap mempertahankan agar sukrosa maupun gula reduksinya tidak
mengalami kerusakan. Stasiun ini bertujuan untuk mendapatkan nira murni dengan kadar gula
semaksimal mungkin dan untuk menghilangkan zat-zat atau bahan organik yang terbawa oleh
nira mentah sehingga diperoleh gula yang berkualitas tinggi. Adapun proses yang terjadi pada
stasiun pemurnian ini adalah proses kimia,
Proses fisika untuk menghilangkan kotoran” yang kasar, dengan jalan penyaringan dan
pengendapayn
Proses kimia
Proses perpaduan fisika kimia.
Case
Masalah yang dihadapi pada pabrik gula yaitu produksi yang masih dibawah postensi
yang dihadarapkan, yaitu mencapai 12.800 TCD. Sedangkan untuk potensi puncak mencapai
15.000 TCD. Penyebab masalah tersebut pada stasiun pemurnian yaitu pada kebocoran tangka
penampung nira, diketahui menggunakan metode MAFMA. Metode MAFMA dimulai dari
mencari level local priority Severity, Occurance, dan Detectability. Dilanjutkan dengan
menghitung nilai global priority. Penilaian risk level merupakan hasil penjumlahan dari nilai
global priority masing-masing risiko, dan didapatkan angka 0,044 pada kebocoran tangki
penambung nira pada stasiun pemurnian, dan angka itu termasuk dalam risiko kritis. Tangki
penampung nira berfungsi sebagai penampung nira mentah sebelum diproses lebih lanjut.
Kebocoran pada tangki nira akan menimbulkan banyak kehilangan nira, lebih lanjut lagi hal ini
akan berakibat pada produktifitas PG Kebon Agung. Penyebab utama terjadinya kebocoran
tangki penampung nira adalah masih terdapatnya ampas tebu yang tidak tersaring sempurna
pada proses giling sebelumnya. Strategi yang dapat diterapkan dalam upaya penurunan risk
level risiko kebocoran tangki penampungan nira yaitu dengan mengawasi proses penyaringan
nira mentah secara langsung, agar ampas kasar sisa penggilingan tebu tidak ikut terbawa
kedalam tangki penampungan nira dan dikukan pengecekan secara berkala terhadap
komponen saringan DSM untuk memastikan saringan yang digunakan untuk menyaring ampas
giling masih layak untuk digunakan (Kristiyanto, 2015).
Selain itu terdapat cara lain agar proses filtrasi berjalan secara optimal, yaitu penerapan
membrane filtasi, dalam industry gula penggunaan membrane filtasi mampu meningkatkan
kualitas hasil dari filtasi. Teknologi ini juga dapat mempersingkat tahapan proses, mengurangi
kebutuhan bahan kimia dan fisika, sehingga biaya produksi dapat ditekan. Dalam proses
produksi gula, proses membrane dapat digunakan sebagai klarifikasi nira tebu, yaitu sebagai
pengganti proses liming, karbonasi dan sulfinasi, sehingga kebutuhan bahan dapat dihindari.
Membrane filtrasi ini juga dapat digunakan untuk pemekatan nira tebu sebagai pengganti
proses evaporasi, (jika yang digunakan membrane reverse ormosis) kubuthan energi juga akan
dapat dikurangi dan keursakan produk akibat pemanasan dapat diminimumkan (Suprihatin,
2011).
Isnaini N. 2018. Proses Produksi Gula di PG Kebon Agung. Kemetrian Perindustrian R.I.
Yogyakarta
Kristiyanto r, Suginono, Rahmi Y. 2015. Analisis Resiko Operasional Pada Proses Produksi
Gula Dengan Menggunakan Metode Multi-Attribute Failture Analisys (MAFMA) (Studi
Kasus : PG Kebon Agung Malang. Jurnal Rekayasa dan Manajemen Sistem Industri, 3(2):
592-601.
Suprihatin. 2011. Kajian Pemurnian Nira Tebu Menggunakan Membran Ultrafiltasi Dengan
SISTEM Aliran Silang (CrossFlow). Prosiding Seminar Nasional Teknologi lnovatif
Pascapanen untuk Pengembangan lndustri Berbasis Pertanian.
Pabrik Gula (PG) Kebon Agung merupakan salah satu perusahaan keteknikan pertanian
di Indonesia yang mengolah tebu menjadi gula. PG. Kebon Agung terletak di Desa Kebon
Agung, Kecamatan Pakisaji, Kabupaten Malang, Jawa Timur yang memiliki umur cukup tua
(lebih dari 100 tahun), namun masih mampu bersaing dengan pabrik gula impor yang terkadang
memiliki kualitas yang lebih baik di setiap level konsumen.
Gula merupakan butiran kristal yang memiliki ukuran hampir seragam dengan ukuran
0,9- 1,2 mm dan umumnya berwama putih. Rumus molekul dari gula adalah C12H22011, yang
memiliki fungsi sebagai pemanis, pengental dan pengawet dalam makanan serta berfungsi
sebagai humektan dalam pembuatan roti. Gula merupakan bahan makanan yang dapat mudah
dicerna dan menghasilkan kalori, dim ana sebagian besar terbuat dari sukrosa (disakarida)
yang terdiri dari dua komponen monosakarida, yaitu D-Glukosa dan D-Fruktosa. Bahan yang
dipakai dalam pembuatan gula pasir di PG. Kebon Agung adalah tebu. Sedangkan bahan
pembantu yang dipakai adalah air, kapur tohor, S02 (belerang), voltabio dan flokulan. Tahapan
pembuatan gula dari tebu. dilakukan di tujuh stasiun, yaitu stasiun persiapan, stasiun
penggilingan, stasiun pemumian, stasiun penguapan, stasiun masakan, stasiun putaran dan
stasiun penyelesaian. Selain menghasilkan gula, hasil dari pengolahan tebu menghasilkan hasil
sampingan berupa tetes, blotong dan bagasse (ampas tebu).