Anda di halaman 1dari 5

PAPER

ASAS-ASAS BERFIKIR

Nana : Rusli

NIM : E051211047

Program Studi : Ilmu Pemerintahan

KELAS DASAR DASAR LOGIKA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN

UNIVERSITAS HASANUDDIN
ASAS-ASAS BERFIKIR
ABTRAKSI

Kemampuan berpikir dapat mendorong memunculkan ide-ide atau pemikiran baru mengenai
permasalahan tentang dunia. Melatih bagaimana menyeleksi berbagai pendapat, sehingga dapat
membedakan mana pendapat yang relevan dan tidak relevan, mana pendapat yang benar dan tidak
benar. Mengembangkan kemampuan berpikir dalam mengambil sebuah kebijakan serta
mempertimbangkan data dan fakta yang ada. Akal budi secara langsung melihat, mempersepsi,
menangkap atau mengerti sesuatu atau obyek tertentu. Hal ini terjadi baik melalui pancaindera
maupun melalui kegiatan berpikir itu sendiri. Ide atau gagasan ini terbentuk di dalam akal budi
manusia melalui proses abstraksi.

LATAR BELAKANG

Arti kata ”pikir” dalam kamus besar Bahasa Indonesia adalah akal budi, ingatan, angan-angan.
“Berfikir” artinya menggunakan akal budi untuk mempertimbangkan dan memutuskan sesuatu,
menimbang-nimbang dalam ingatan. Artinya, setiap manusia yang menggunakan akal budinya akan
menimbulkan kegiatan yang disebut berpikir, baik pertimbangan maupun keputusan yang diambil.
Berpikir adalah salah satu dari sekian tindakan yang mampu mengantarkan si pelakunya menuju
rumah kebenaran. Berpikir juga menjadi salah satu dari bagian yang tak terpisahkan dari para
cendekiawan. Sedangkan pada biasanya alat yang dijadikan media untuk berpikir hanyalah akal.
Namun agar hasil pemikiran menuai pengaruh yang lebih benar dalam kehidupan nyata maka
diharuskan tidak hanya berpikir mengunakan akal tapi juga dengan hati yang suci, dengan
mengkombinasikan antara keduanya. Sebab bila yang digunakan media berpikir hanya bermediakan
akal maka akan sering terjadi kerancuan pemikiran dari batas-batas syariat, dengan kehadiran akal
saja pada objek yang dipikirkan juga akan berdampak “mendahulukan nafsu dari pada ujuan utama.”
Juga karena keberadaan indra yang merupakan salah satu media pembantu dalam berpikir manusia
terkadang menipu. Lebih lanjut berpikir adalah termasuk aktivitas belajar, dengan berpikir orang
memperoleh pengetahuan baru, setidak-tidaknya orang akan menjadi tahu tentang hubungan antara
sesuatu. berpikir bukanlah sembarangan berpikir, tetapi ada taraf tertentu, dari taraf berpikir yang
rendah sampai taraf berfikir yang tinggi. sedangkan menurut Sujanto, berpikir adalah suatu proses
dialektis, artinya selama proses berpikir, pikiran mengadakan Tanya jawab dengan pikiran itu sendiri
untuk meletakkan hubungan-hubungan antara pengetahuan dengan tepat.

Ashman Con way mengungkapkan bahwa kemampuan berpikir melibatkan 6 jenis berpikir. a.

Metakognisi.

b. Berpikir kritis.
c. Berpikir kreatif.

d. Proses kognitif (pemecahan masalah dan pengambilan keputusan).

e. Kemampuan berpikir kritis (seperti representasi dan meringkas).

f. Memahami peran konten pengetahuan.

Slameto Juga memperikan penjelasan bahwa berpikir adalah sesuatu yang tidak dapat diamati secara
langsung. banyak usaha yang dilakukan untuk menerangkan untuk berfikir.

ASAS-ASAS BERFIKIR

Dalam aktivitas berpikir, kita tidak boleh melalaikan patokan pokok yang oleh logika disebut asas
berpikir. Asas adalah pangkal atau asal dari mana sesuatu itu muncul dan dimengerti Asas pemikiran
adalah pengetahuan dimana pengetahuan lain muncul dan dimengerti. Kapasitas asas ini bagi
kelurusan berpikir adalah mutlak, dan salah benarnya suatu pemikiran tergantung terlaksana tidaknya
asas-asas ini.

a. Asas Primer

Berlaku untuk segala sesuatu yang ada, termasuk logika.

1. Asas identitas (Principium identitas)


Merupakan dasar dari semua pemikiran. Asas ini Nampak dalam pengakuan bahwa benda ini
adalah benda ini, dan bukan benda lainnya, atau benda itu adalah benda itu, dan bukan benda
lainnya. asas identitas, dalam bahasa Latinnya disebut principium identitatis, dan dalam
bahasa Arabnya disebut qanun zatiyah. Asas ini adalah dasar dari seluruh pemikiran dan
bahkan menjadi asas pemikiran yang lain. Prinsip asas identitas ini menyatakan bahwa
sesuatu adalah dia sendiri bukan lainnya. Maksudnya, jika kita mengakui bahwa sesuatu itu Z
maka ia adalah Z dan bukan A, B, C atau Y. Perumusan asas identitas ini bila diberi
perumusan akan berbunyi: “Bila proposisi itu benar maka benarlah ia”. Sebagai tambahan,
maksud dari proposisi adalah susunan kata yang memuat pemikiran. Pemikiran yang disusun
dalam kata-kata itulah yang disebut proposisi.
2. Asas kontradiksi (principium contradictionis)
Asas ini merupakan perumusan negatif dari asas identitas. Dalam logika ini berarti: mentaati
asas identitas dengan menjauhkan diri dari kontradiksi. Atau, tidak boleh memungkiri atau
membatalkan begitu saja sesuatu yang sudah diakui. asas kontradiksi atau penyebutan
dalamnya bahasa lainnya adalah principium contradictoris (Latin) dan dalam bahasa Arab
disebut qanun tanaqud. Asas ini memiliki prinsip dengan menyatakan bahwa pengingkaran
sesuatu tidak mungkin sama dengan pengakuannya. Jika kita mengakui bahwa sesuatu itu
bukan A maka tidak mungkin pada saat itu ia adalah A, sebab realitas ini hanya satu
sebagaimana disebutkan dalam asas yang pertama tadi, asas identitas. Hal ini dapat kita
jelaskan dengan kata lain bahwa dua kenyataan yang kontradiktoris (bertentangan) tidak
mungkin bersama-sama secara simultan. Jika dirumuskan, asas kontradiksi ini pun berbunyi:
“Tidak ada proposisi (pemikiran) yang sekaligus benar dan salah”. Maksudnya, tidak
mungkin suatu pemikiran itu mengandung unsur salah dan benar. Proposisi itu kalau tidak
salah, ya benar. Jikalau tidak benar, ya salah.
3. Asas penyisihan-kemungkinan-ketiga (principium tertiiexlusi) sas penolakan kemungkinan
ketiga atau dengan bahasa lain disebut principium exclusi tertii dan qanun imtina’. Asas ini
mengatakan bahwa antara pengakuan dan pengingkaran kebenarannya terletak pada salah
satunya. Pengakuan dan pengingkaran merupakan pertentangan mutlak, karena itu di samping
tidak mungkin benar keduanya juga tidak mungkin salah keduanya. Munncul sebuah
pertanyaan, mengapa tidak mungkin salah keduanya? Bila pernyataan dalam bentuk
positifnya salah berarti ia memungkiri realitasnya, atau dengan kata lain realitas ini
bertentangan dengan pernyataannya. Dengan begitu maka pernyataan berbentuk ingkarlah
yang benar, karena inilah yang sesuai dengan realitas. Juga sebaliknya, jika pernyataan
ingkarnya salah, berarti ia mengingkari realitasnya, maka pernyataan positifnya yang benar,
karena sesuai dengan realitasnya. Mundiri kembali menegaskan, pernyataan kontradiktoris
kebenarannya terdapat pada salah satunya (tidak memerlukan kemungkinan ketiga). Jika kita
rumuskan asas ini, maka akan berbunyi: “Semua proposisi (pemikiran) selalu dalam keadaan
benar atau salah”.
Asas ini menyatakan bahwa kemungkinan yang ketiga tidak ada (penyisihan). Artinya, jikalau
ada dua keputusan yang kontradiktoris, pastilah salah satu di antaranya salah. Sebab,
keputusan yang sau merobohkan keputusan lainnya. Tidak mungkin kedua-duanya benar atau
sama-sama salah. Jadi tidak mungkin terdapat kemungkinan ketiga.
4. Asas alasan yang mencukupi (principium rationis sufficientis)
Asas ini menyatakan bahwa sesuatu yang ada mempunyai asalah yang cukup adanya. Bukan
hanya sesuatu tetapi segala sesuatu mempunyai alasan yang cukup untuk adanya. Segala
sesuatu itu dapat dimengerti. Tetapi janganlah memperluas penerapan asas ini pada semua
yang ada

b. Asas Sekunder

1. Asas Kesesuaian (principium convenientie)


Asas ini menyatakan bahwa ada dua hal yang sama. Salah satu dari antaranya sama
dengan hal yang ketiga.
2. Asas ketidaksesuaian (principium inconvenientiae)
Asas ini juga menyatakan bahwa ada dua hal yang sama, tetapi salah satu dari antaranya
tidak sama dengan hal yang ketiga.
3. Asas dikatakan tentang semua (principium dictum de omni)
Apa yang secara universal diterapkan pada seluruh lingkungan suatu pengertian (subyek),
juga boleh diterapkan pada semua bawahannya
4. Asas tidak dikatakan tentang manapun juga (principium dictum de nullo)
Apa yang secara universal tidak dapat diterapkan pada suatu pengertian (subyek), juga
tidak dapat diterapkan pada semua bawahannya.

KESIMPULAN

1. “Berfikir” artinya menggunakan akal budi untuk mempertimbangkan dan memutuskan


sesuatu, menimbang-nimbang dalam ingatan. Artinya, setiap manusia yang menggunakan
akal budinya akan menimbulkan kegiatan yang disebut berpikir, baik pertimbangan maupun
keputusan yang diambil.
2. Asas-asas berfikir dibedakan menjadi 2 yaitu : A. Asas Primer meliputi 1) Asas identitas
(Principium identitas), 2)Asas kontradiksi (principium contradictionis), 3) Asas
penyisihankemungkinan-ketiga (principium tertiiexlusi), 4) Asas alasan yang mencukupi
(principium rationis sufficientis). B. Asas Sekunder meliputi : 1) Asas kesusaian, 2) Asa
Ketidaksesuan, 3) Asas dikatakan tentang semua, 4). Asas tidak dikatakan manapun juga.

DAFTAR PUSTAKA

https://mudanews.com/sosial-budaya/2020/01/09/mengenali-asas-asas-berpikir/

https://adoc.pub/queue/dasar-dasar-logika-berpikir-rasional.html

https://eprints.uny.ac.id/23884/4/4.%20BAB%20II. http://repository.uin-

suska.ac.id/12212/7/7.%20BAB%20II_201842PK.pdf.

Anda mungkin juga menyukai