Anda di halaman 1dari 4

LAPORAN PENDAHULUAN

MENTAL HALTH NURSING PRACTICE II

RISIKO BUNUH DIRI ( RBD )

Di susun oleh :

Martha Herthin Hia ( 011811032 )

Dosen Pembimbing :

Ns. Zakiyah, S.Kep., M.Kep., Sp.Kep.J

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

UNIVERSITAS BINAWAN

Jl. Dewi Sartika.Jl. Raya Kalibata, RT 12/5, Cawang,Kramatjati

Kota Jakarta Timur, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 13630


A. Kasus (masalah utama)

Resiko bunuh diri

B. Pengertian

Bunuh diri merupakan tindakan agresif, melukai diri sendiri, merusak dirinya dan
selanjutnya mengakhiri kehidupannya. Motivasi mengakhiri hidup tentu berrmacam
macam, ada yang latar belakang keyakinan dengan bom bunuh diri, dia meyakini
membunuh orang kafir dengan jalan bunuh diri maka jaminannya masuk surga, keyakinan
ini yang mendasari para teroris berani menaruhkan nyawanya sendiri bahkan anggota
keluarga yg di latar belakangi paham radikal.

C. Karakteristik

Pengkajian orang yang bunuh diri juga mencakup apakah orang tersebut tidak
membuat rencana yang spesifik dan apakah tersedia alat untuk melakukan rencana bunuh
diri tersebut adalah: keputusasaan, celaan terhadap diri sendiri, perasaan gagal dan tidak
berguna, alam perasaan depresi, agitasi dan gelisah, insomnia yang menetap, penurunan
BB, berbicara lamban, keletihan, menarik diri dari lingkungan sosial.

Adapun petunjuk psikiatrik anatara lain: upaya bunuh diri sebelumnya, kelainan
afektif, alkoholisme dan penyalahgunaan obat, kelaianan tindakan dan depresi mental
pada remaja, dimensia dini/ status kekacauan mental pada lansia. Sedangkan riwayat
psikososial adalah: baru berpisah, bercerai/ kehilangan, hidup sendiri, tidak bekerja,
perubahan/ kehilangan pekerjaan baru dialami, faktor-faktor kepribadian: implisit,
agresif, rasa bermusuhan, kegiatan kognitif dan negatif, keputusasaan, harga diri rendah,
batasan/ gangguan kepribadian antisosial.

D. Faktor Predisposisi

1. Diagnostik > 90% orang dewasa yang mengakhiri hidupnya dengan bunuh diri,
mempunyai hubungan dengan penyakit jiwa. Tiga gangguan jiwa yang dapat
membuat individu beresiko untuk bunuh diri yaitu gangguan apektif, penyalahgunaan
zat, dan skizofrenia
E. Faktor Presipitasi
1. Perasaan terisolasi dapat terjadi karena kehilangan hubungan interpersonal/gagal
melakukan hubungan yang berarti
2. Kegagalan beradaptasi sehingga tidak dapat menghadapi stres
3. Perasaan marah/bermusuhan, bunuh diri dapat merupakan hukuman pada diri
sendiri.
4. Cara untuk mengakhiri keputusan

F. Pohon masalah

Harga Diri Rendah

Resiko bunuh diri

Koping tak effektif

G. Tindakan Keperawatan

Pasien :

a. Identifikasi penyebab, tanda dan gejala, perilaku kekerasan yang dilakukan,


akibat perilaku kekerasan yang dilakukan
b. Jelaskan cara mengontrol perilaku kekerasan : fisik, obat, verbal, spiritual
c. Latihan cara mengontrol perilaku kekerasan fisik 1 dan 2
d. Masukkan pada jadual kegiatan untuk latihan fisik

Keluarga :

a. Diskusikan masalah yang dirasakan dalam merawat pasien


b. Jelaskan pengertian, tanda dan gejala, dan proses terjadinya perilaku kekerasan
(gunakan booklet)
c. Jelaskan cara merawat pasien dengan perilaku kekerasan
d. Latih satu cara merawat perilaku kekerasan : fisik 1 dan 2
e. Anjurkan membantu pasien sesuai jadual dan memberi pujian
H. Diagnosa Medis

Resiko bunuh diri

Referensi :

http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/126/jtptunimus-gdl-nininghaia-6277-2-babii.pdf

https://rsjmenur.jatimprov.go.id/post/2020-07-28/mengenal-perilaku-resiko-bunuh-diri

Anda mungkin juga menyukai