Anda di halaman 1dari 9

Tugas individu : Etika dan hukum kesehatan

Dosen Pengampuh : Herianti.,

DI SUSUN OLEH :
BASMAH KARTIKA PUTRI
5401020005

PROGRAM STUDI D-III KEBIDANAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES) IST BUTON
BAUBAU
2021
PENGANTAR KATA

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, Kami panjatkan puja
dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada
saya, sehingga saya dapat menyelesaikan makalah tentang KONSEP ETIKA MORAL DALAM
PRAKTIK KEBIDANAN

Makalah ini telah saya susun dengan maksimal. Untuk itu saya menyampaikan banyak terima kasih
kepada dosen mata kuliah Etika dan hukum kesehatan, ibu Herianti. yang sudah memberi tugas untuk
makalah ini dan juga para pembaca.

Terlepas dari semua itu, saya menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan
kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka saya menerima segala saran dan
kritik dari pembaca agar saya dapat memperbaiki makalah ini.

Akhir kata saya berharap semoga makalah tentang KONSEP ETIKA MORAL DALAM PRAKTIK
KEBIDANAN ini dapat memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca.

Baubau, 24 September 2021

Penulis
DAFTAR ISI
BAB 1
LATAR BELAKANG
Bidan adalah seorang perempuan yang ulus dari pendidikan bidan, yang terakreditasi,
memnuhi kualifikasi untuk deregister, sertifikasi dan atau secara sah mendapat lisensi untuk
praktik kebidanan. Yang diakui sebagai seorang yang professional yang bertanggung jawab,
bermitra dengan perempuan dalam memberikan dukungan, asuhan dan nasehat yang diperlukan
selama kehamilan, persalinan dan nifas, memfasilitasi kelahiran atas tanggung jawabnya sendiri
serta memberikan asuhan kepada bayi baru lahir dan anak.
Kepmenkes Nomor/900/Menkes/SK/VII/2006 bab I Menyebutkan: Bidan adalah
seorang wanita yang mengikuti program pendidikan bidan dan lulus ujian sesuai persyaratan
yang berlaku. Menurut WHO Bidan adalah seseorang yang telah diakui secara regular dalam
program pendidikan kebidanan sebagaimana yang telah diakui skala yuridis, dimana ia
ditempatkan dan telah meneyelesaikan pendidikan kebidanan yang memperoleh izin melaksanan
praktik kebidanan.
Selain fungsi dan perannya yang vital dalam kehidupan masyarakat, jabatan fungsional
juga berorientasi kualitatif. Dalam konteks inilah jabatan bidan adalah jabatan fungsional
professional dan wajarlah apabila bidan tersebut mendapat tunjangan profesional.

RUMUSAN MASALAH
1. Menjelaskan apa itu etika ?
2. Menjelaskan apa itu etiket ?
3. Menjelaskan apa itu moral ?
4. Menjelaskan apa itu Hukum ?

TUJUAN
1. Mengetahui apa itu ertika !
2. Mengetahui apa itu etiket !
3. Mengetahui apa itu moral !
4. Mengetahui apa itu hukum !
BAB 2

PEMBAHASAN
A.Pengertian Etika, Etiket, Moral, dan Hukum

1.ETIKA
Etikaka, secara etimologi, berasal dari bahasa yunani adalah “ethos”, yang berarti,
karakter, watak, kesusilaan atau adat kebiasaan(custom). Sebagai suatu objek, etika akan
berkaitan dengan konsep yang dimiliki oleh individu ataupun kelompok untuk menilai apakah
tindakan-tindakan yang telah dikerjakannya itu salah atau benar, buruk atau salah.

Menurut Martin (1993), etika didefenisikan sebagai “the discipline which can act as the
performanceindex or reference for our control system”, yang artinya discipline yang bertindak
sebagai acuan untuk index capaian untuk system kendali kita/kami. Etika juga disebut filsafat
moral adalah cabang filsafat yang berbicara tentang praxis(tindakan) manusia.

Menurut kamus besar bahasa Indonesia, pengertian etika adalah ilmu tentang apa yang
baik dan yang buruk, tentang hak dan kewajiban moral, kumpulan asas atau nilai yang berkenaan
dengan ahlak, nilai mengenai benar dan salah yang dianut masyarakat.

MACAM-MACAM ETIKA
a. Etika deskriptif, yakni etika yang menelaah secara kritis dan rasional tentang sikap dan
perilaku manusia, serta apa yang dikejar oleh setiap orang dalam hidupnya sebagai sesuatu
yang bernilai. Artinya etika deskriptif tersebut berbicara mengenai fakta secara apa adanya,
yakni mengenai nilai, dan perilaku manusia sebagai suatu fakta yang terkait dengan situasi
dengan relitas yang membudaya.
b. Etika normatif, yakni etika yang menetapkan berbagai sikap dan perilaku yang ideal yang
seharusnya dimiliki oleh manusia atau apa yang seharusnya dijalankan oelh manusia dan
tindakan apa yang bernilai dalam hidup ini. Jadi etika normatif merupakan norma-norma
yang dapat menuntun agar manusia bertindak secara baik dan menghindarkan hal-hal yang
buruk, sesuai dengan kaidah atau norma yang disepakati dan berlaku di masyarakat.

2. ETIKET

Etiket adalah ajaran sopan santun yang berlaku bila manusia bergaul atau berkelompok dengan
manusia lain. Etiket berkaitan dengan nilai sopan santun, tata krama dan pergaulan formal. Etiket tidak
berlaku bila seorang manusia hidup sendiri misalnya hidup di pulau terpencil atau ditengah hutan.

Etiket berasal dari kata etiquette(prancis) yang berarti dari awal suatu kartu undangan yang
biasanya dipergunakan semasa raja-raja di prancis mengadakan pertemuan resmi, pesta dan resepsi untuk
kalangan para elite kerajaan atau bangsawan. Dalam pertemuan tersebut telah ditentukan atau disepakati
berbagai peraturan atau tata krama yang harus dipatuhi, seperti cara berpakaian(tata busana), cara duduk,
cara bersalaman, cara berbicara, cara bertamu dengan sikap serta perilaku yang penuh sopan santun dalam
pergaulan formal atau resmi.

Defenisi etiket menurut para pakar ada beberapa pengertian, yaitu merupakan kumpulan tata
cara dan sikap baik dalam pergaulan antar manusia yang beradab. Pendapat lain mengatakan bahwa
eetiket adalah tata aturan sopan santun yang disetujui oleh masyarakat tertentu dan menjadi norma serta
panutan dalam beertingkah laku sebagai anggota maasyarakat yang baik dan menyenagkan.

Persamaan etika dan etiket yaitu:

a. Etika dan etiket menyangkut perilaku manusia. Istilah ini dipakai mengenai manusia tidak
mengenai hewan karena binatang tidak mengenal etika maupun etiket.
b. Kedua-duanya mengatur perilaku manusia secara normatif artinya memberi norma bagi perilaku
mansuia dan demikianmenyatakan apa yang harus dilakukan dan apa yang tidak boleh dilakukan.
Justru karena sifatnya normatif maka kedua istilah tersebut sering dicampuradukkan.

Perbedaan etika dan etiket, yaitu:

a. Etiket
1) Etiket menyangkut cara melakukan perbuatan manusia. Etiket menunjukkan cara yang
tepat artinya cara yang diharapkan serta ditentukan dalam sebuah kalangan tertentu.
2) Etiket hanya berlaku untuk pergaulan. Etiket brsifat relatif. Yang dianggap tidak sopan
dalam sebuah kebudayaan, dapat saja dianggap sopan dalam kebudayaan lain.
3) Etiket hanya memandang manusia dari segi lahiriah saja.
b. Etika
1) Etika tidak terbatas pada cara melakukan sebuah perbuatan, etika memberi norma tentang
perbuatan itu sedndiri. Etika menyangkut masalah apakah sebuah perbuatan boleh
dilakukan atau tidak boleh dilakukan.
2) Etika selalu berlaku walaupun tidak ada orang lain.
3) Etika jauh lebih absolut. Perintah seperti “jangan berbohong”, “jangan mencuri”,
merupakan prinsip etika yang tidak dapat ditawar-tawar.

3. MORAL

Kata “moral” berasal dari bahasa latin mos (jamak:mores), yang berarti kebiasaan atau adat.
Kata mores dipakai oleh banyak bahasa masih dalam arti yang sama, termasuk bahasa Indonesia.

Moral dan nilai dalam kebidanan

Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam segala bidang sangat berpengaruh terhadap
meningkatnya kritis masyarakat terhadap mutu pelayanan kesehatan terutama pelayanan kebidanan.
Menjadi tantangan bagi profesi bidan untuk mengembangkan kompetensi dan frofesionalisme dalam
menjalankan praktik kebidanan serta dalam memberikan pelayanan berkualitaas.
Sikap etis peofesionalbidan akan mewarnai dalam setiap langkahnya, termasuk dalam mengambil
keputusan dalam merespon situasi yang muncul dalam usaha.pemahaman tentang etika dan moralmenjadi
bagian yang fundamental dan sangat penting dalam memberikan asuhan kebidanan. Dengan senantiasa
menghormati nilai-nilai pasien.

Etika merupakan suatu pertimbangan yang sitematis tentang perilaku benar atau salah, kebajikan
atau kejahatan yang berhubungan dengan perilaku. Etiak berfokus pada prinsip dan konsep yang
membimbing manusia berfikir dan bertindak dalam kehidupannya dilandasi niali-nilai yang dianutnya.

4.HUKUM

Pada umumya yang dimaksud hukum adalah segala peraturan-peraturan atau kaidah-kaidah dalam
kehidupan bersama yang dapat dipalsakan dengan suatu sanksidalam pelaksanaanya. Pada dasarnya
hukum merupakan cerminan nilai-nilai yang berlaku dimasyarakat dan memegang nilai-nilai secara
konsisten merupakan tindakan yang etis, sehingga antara hukum dan etika juga memiliki keterkaitan.

Hukum digunakan sebagai pedoman bagi bidan dalam menjalankan tugas profesinya. Tujuannya
untuk menjamin pelayanan yang aman dan berkualitas dan sebagai landasan untuk standarisasi dan
perkembangan profesi.

Hukum berhubungan erat dengan moral. Hukum membutuhkan moral. Hukum tidak mempunyai
arti, kalau tidak dijiwai oleh moralitas. Sebaliknya moral juga berhubungan erat dengan hukum. Contoh
bahwa mencuri adalah moral yang tidak baik, supaya prinsip etis ini mengakar dimasyarakat maka harus
diatur oleh hukum.

Ada beberapa perbedaan antara hukum dan moral, antara lai:

a. Hukum ditulis sistematis, disusun dalam kitab undang-undang, mempunyai kepastian yang lebih
besar dan bersifat objektif.
b. Moral bersifat subjektif, tidak tertulis dan mempunyai ketidakpastian yang lebih besar.
c. Hukum membatasi pada tingkah laku lahiriah saja dan hukum meminta legalitas.
d. Moral menyangkut sikap batin seseorang.
e. Hukum bersifat memaksa dan mempunyai sanksi.
f. Moral tidak bersifat memaksa, sanksi moral adalah hati nurani tidak tenang, sanksi dari tuhan.
g. Hukum didasarkan pada kehendak masyarakat dan Negara, masyarakat atau Negara dapat
merubah hukum. Hukum tidak menilai moral.
h. Moral didasarkan pada norma-norma moral yang melebihi masyarakat dan Negara, masyarakat
dan Negara tidak dapat mengubah moral. Moral menilai hukum.
[ CITATION ThE15 \l 1033 ]
BAB 3

PENUTUP

KESIMPULAN

Bidan merupakan profesi yang selalu mempunyai ukuran atau standar profesi. Standar
profesi bidan yang terbaru adalah diatur dalam Kepmenkes RI No.369/MENKES/SK/III/2007
yang berisi mengenai latar belakang kebidanan. Jadi hukum adalah himpunan peraturan-
peraturan yang dibuat oleh penguasa Negara atau pemerintah secara resmi melalui lembaga atau
lembaga intuisi hukum untuk mengatur tingkah laku manusia dalam bermasyarakat, bersikap
memaksa, dan memiliki sanksi yang harus dipenuhi oleh masyarakat.

SARAN

Dalam mengadaptasi teori etika seorang bidan harus menyesuaikan dengan keadaan
dirinya dan berlandaskan pada kode etik dan standar profesi. Bidan harus menilai kemampuan
dirinya dalam melakukan sesuatu namun tidak menyimpang dari prinsip pelayanan, yaitu
berusha mengutamakan keselamatan ibu, bayi dan keluarga. Bidan juga dapat berperan sebagai
teman, sehingga klien merasa nyaman ketika menerima pelayanan yang diberikan kepada klien,
namun peran sebagai teman juga memiliki batasannya.
DAFTAR PUSTAKA

Hadiwardoyo, Purwa, 1989. Etika Medis, Yogyakarta, Balai Pustaka

Heni. 2009. Etika Profesi kebidanan . Yogyakarta : Fitramaya, 2009.

Th. Endang Purwoastuti, S.Pd, APP. 2015. Etikolegal dalam praktik kebidanan. 1. yogjakarta : pustaka
baru press, 2015. pp. 1-7.

Anda mungkin juga menyukai