Anda di halaman 1dari 16

BAHAN TEKNIK

STRUKTUR KRISTAL

Kelompok 4:
1. Abimaya Sujatmiko (62210858)
2. Gunawan Setyo Budi (62210864)
3. Natalia Anggraini D (62210866)
Kata pengantar

Alhamdulillah dengan rahmat tuhan yang maha esa kita disini dapat mengerjakan
kewajiban kami sebagai mahasisiwa, dengan mengaerjakan tugas dari dosen pengampu mata
kuiah bahan teknik.
Sehingga, disini kami dapat menyusun makalah yang sudah ditugaskan dan kami
perbaiki dengan judul “STRUKTUR KRISTAL” .
Terima kasih kami tujukan untuk dosen pendamping yang telah memberi perhatian
terhadap makalah yang kami buat, kritik dan saran akan sangat kami butuhkan agar tugas yang
akan kami kerjakan kedepannya akan lebih baik.

Banyuwangi 22 oktober 2021


DAFTAR ISI
Halaman Judul
Kata Pengantar
Daftar Isi

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan Masalah
BAB II DASAR TEORI
2.1 Struktur Kristal
BAB III PEMBAHASAN
3.1 Pengertian Kristal
3.3 Struktur Atom
3.3 Struktur Kristal
BAB IV PENUTUPAN
4.1 Kesimpulan
4.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Dalam membuat suatu produk, bahan teknik merupakan komponen yang penting
disamping komponen lainya. Para perancang, para pengambil keputusan dan para ahli produksi
perlu menghayati secara detail tentang pentingnya pengetahuan bahan teknik,baik secara fisik
dan dan mekanik untuk mengetahui secara pasti bahan yangakan dipakai bagi suatu produk.
Bumi adalah Planet yang memiliki Sumber Daya Alam yang sangat melimpah dan
beraneka ragam. Sehingga, manusia dapat memanfaatkanya untuk mendapatkan keuntungan.
Semakin banyak material yang dicari maka akan semakin banyak pula material yang di dapatkan
atau ditemuakan oleh manusia.
Dalam kehidupan sehari-hari, “KRISTAl” biasanya merujuk pada benda padat yang
menunjukan bentuk Geometri tertentu yang indah di pandang mata. Namun nyatanya istilah
“kristal” telah ditetapkan dalam ilmu material dan Fisika zat padat.
Memahami struktur kristal sangat penting untuk mengkarakterisasai yang memiliki
sifat teratur (ordered material). Banyaknya material baru yang dikembangkan memaki istilah
dan definisi yang sering dipakai dalam istilah kristalografi ketika mendeskripsikanya. Salah satu
alat yang memakai konsep dasar kristalografi dalam mengkarakteristikan suatu bahan adalah
XRD (X-Ray Diffraction). Sehingga untuk menginterpretasi hasil dari analisa tersebut
memerlukan pengetahuan dasar Kristalografi.

1.2. Rumusan Masalah


Rumusan masalah dari makalah ini yaitu:
 Apa Pengertian kristal?
 Apa saja ikatan atom utama kristal?
 Apa saja jenis logam dalam kristal?

1.3. Tujuan
Adapun tujuan dari makalah ini agar pembaca dan penulis sendiri agar dapat memahami
struktur kristal, baik atom yang menyusunya serta kandungan logam dalam kristal tersebut.

BAB II
DASAR TEORI

2.1. Setruktur Kristal

Kristal terbentuk dari susuna atom-atom, ion-ion dan molekul zat padat yang memiliki
susunan berulang dan jarak teratur dalamtiga dimensi. Pada hubungan lokal yang teratur, suatu
kristal harus memiliki rentang yang panjang pada koordinasi atom-atom atau ion dalam pola tiga
dimensi sehingga menghsilkan rentang yang panjang sebagai karakteristik dari bentuk kristal
tersebut .
Ditinjau dari struktur penyusunya, bahan padat dibedakan menjadi tiga yaitu kristal
tunggal (monocrystal), polikristal (polycrystal), dan amorf (samallaman ,2000:13). Pada kristal
tunggal, atom dan penyusunya mempunyai struktur tetap karena atom-atom atau molekul-
molekul penyusunya tersusun secara teratur dalam pola tiga dimensi dan pola pola ini berulang
secara periodik tak terhingga .
Polikristal dapat didefinisikan sebagai kumpulan dari kristal-kristal tunggal yang
memiliki ukuran sangat kecil dan saling menumpuk dan membentuk dan membentuk benda
psdat Struktur amorf menyerupai pola hampir sama dengan kristal akan tetapi pola susunan
atom-atom, ion-ion atau molekul yang dimiliki tidak teratur dengan jangka yang pendek. Amorf
terbentuk karena proses pendinginan yang terlalu cepat sehingga atom-atom tidak dapat dengan
tepat menempati lokasi kisinya. Bahan seperti gelas, non kristalin ataupun vitrus yang memiliki
struktur yang identik dengan amorf.
Susunan dan dimensional simetris dari dua jenis atom yang berbeda antara kristal dan amorf
ditunjukan pada gambar 2.1

a. Susunan atom kristal


b. Susunan atom amorf (Smallman,1999:13)

Gambar 2.1
(a) (b)

Walaupun tidak mudah menyatakan bagaiman atom tersusun dalam padatan namun ada hal-hal
yang diharapkan ,emjadi faktor pentin yang menentukan terbentuknya polihedra koordinasi
susunan atom-atom. Secara ideal, susunan polihedra koordinasi paling stabil adalah yang
memungkinkan terjadinya energi per satuan volume yang minimum.
Keadaan tersebut dicapai jika:
1. Kenetralan listrik terpenuhi,
2. Ikatan kovalen yang diskrit dan terarah terpenuhi,
3. Gaya tolak ion-ion menjadi minimal,
4. Susunan atom serapat mungkin.

Ikatan logam dapat divisualisasikan secara sederhana sebagai sebaran ion positif yang
terikat satu sama lain oleh elektron yang seolah-olah berfungsi sebagai perekat. Ion-ion positif
yang saling tolak-menolak ini tertarik oleh perekat tersebut yang dikenal dengan istilah awan
elektron.
BAB III
PEMBAHASAN

3.1. Pengertian Kristal


Kristal atau hablur adalah suatu padatan yaitu atom, molekul, atau ion yang
penyusunnya terkemas secara teratur dan polanya berulang melebar secara tiga dimensi. Secara
umum, zat cair membentuk kristal ketika mengalami proses pemadatan. Pada kondisi ideal,
hasilnya bisa berupa kristal tunggal, yang semua atom-atom dalam padatannya "terpasang"
pada kisi atau struktur kristal yang sama. Sementara, secara umum, kebanyakan kristal terbentuk
secara simultan sehingga menghasilkan padatan polikristalin.

3.2. Struktur Atom


Struktur kristal terdiri dari susunan atom-atom yang teratur, dan atom sendíri terdiri
dari inti (terdiri dari sejumlah proton dan neutron) yang dikelilingi oleh sejumlah elektron.
Elektron-elektron ini menempati kulit tertentu. Suatu atom dapat mempunyai satu atau lebih kulit.
Setiap kulit dapat ditempati oleh elektron sebanyak 2n2 dimana n adalah nomor kulit (dihitung
mulai dari yang terdalam sebagai kulit nomor 1).
Jumlah elektron pada kulit terluar banyak menentukan sifat dari unsur tsb. Atom yang
memiliki jumlah elektron yang sama pada kulit terluar, yaitu unsur pada group yang sama akan
memiliki sifat yang hampir sama. Semua gas mulia memiliki delapann elektron pada kulit terluar,
kecuali helium yang hanya memiliki satu kulit dan jumlah elektron pada kulit itu adalah dua,
semuanya adalah unsur yang stabil, tidak bereaksi dengan unsur lain.
Atom-atom dapat membuat ikatan dengan atom yang sejenis atau atom lain membentuk
molekul dari suatu zat atau senyawa. Dalam beberapa hal atom-atom juga dapat menjalin ikatan
dengan atom sejenis atau atom lain tanpa membentuk molekul, seperti halnya pada logam.

3.3. Ikatan atom

Ada Tiga jenis ikatan atom yang utama, yaitu :


- Ikatan ionik
- Ikatan kovalen atau homopolar
- Ikatan logam

2.2.1. Ikatan ionik


Atom akan paling stabil jika atom itu mempunyai konligurasi elektron seperti konfigurasi
elektron pada gas mulia. yaitu terdapat delapan elektron pada kulit terluar (dua elektron bila atom
memíliki hanya satu kulit). Bila suatu atom hanya memiliki satu elektron pada kulit terluar, maka
ia cenderung untuk melepas elektron tersebut. dan kulit yang lebih ke dalam. yang biasanya sudah
terisi panuh, akan menjadi kulit terluar, ini menyebabkannya menjadi lebih stabil. Tetapi hal ini
juga mengakibatkan atom itu kelebihan proton (yang bermuatan positip), sehingga atom itu akan
bermuatan positip, dikatakan atom itu berubah menjadi ion positip.
Sebaliknya bila suatu atom lain yang memiliki tujuh elektron pada kulit terluarnya, ia
cenderung akan menerima satu elektron lagi dari luar. Dan bila hal ini terjadi maka atom itu akan
menjadi bermuatan negatip (karena kelebihan elektron), ia akan menjadi ion negatip. Dan bila
kedua ion ini berdekatan akan terjadi tarik menarik karena kedua ion itu memiliki muatan listrik
yang berlawanan. Kedua atom itu akan terikat satu sama lain dengan gaya tarik menarik itu, ikatan
ini dinamakan ikatan ionik (ionic bonding).
Sebagai contoh, atom Na (dengan satu elektron pada kulit terluar) yang berada dekat atom
Cl (dengan tujuh elektron pada kulit terluar) Dalam keadaan ini akan terjadi perpindahan satu
elektron dari atom Na ke atom Cl. Kedua atom itu akan menjadi ion. atom Na menjadi ion Na +,
atom Cl menjadi ion Cl-, karena muatannya berlawanan akan terjadi tarik menarik, menjadi suatu
ikatan ionik,(Gambar 2.1), dikenal sebagai senyawa garam, yang sifatnya berbeda dari kedua atom
pembentuknya. Hal ini memperlihatkan betapa kuatnya suatu ikatan ionik.

Gambar 3.1. Pembentukan ikatan ionik dalam natrium chlorida, didahului adanya perpindahan
elektron

2.2.2. Ikatan kovalen


Beberapa atom dapat memperoleh konfigurasi elektron yang stabil dengan saling
meminjamkan elektronnya. Dengan saling meminjamkan elektron ini atom-atom akan
memperoleh susunan elektron yang stabil tanpa menyebabkannya menjadi bermuatan. Ikatan akan
terjadi melalui elektron yang saling dipinjamkan itu. Elektron ini masih mempunyai íkatan dengan
atom asalnya, tetapi juga sudah terikat dengan atom yang meminjamnya. Sebagai contoh
digambarkan pada Gambar 3.2 ikatan kovalen dari Cl2, N2 dan HF.

Gambar 3.2. Ikatan kovalen pada molekul Cl2, N2 dan HF.

2.2.3. Ikatan Logam


Di sini juga terjadi saling meminjamkan elektron, hanya saja jumlah atom yang bersama-
sama saling meminjamkan elektron valensinya (elektron yang berada pada kulit terluar) ini tidak
hanya antara dua atau beberapa atom tetapi dalam jumlah yang sangat banyak. Setiap atom
menyerahkan elektron valensinya untuk digunakan bersama-sama. Dengan demikian akan ada
ikatan tarik menarik antara atom-atom yang saling berdekatan. Jarak antar atom ini akan tetap
(untuk kondisi yang sama), bila ada atom yang bergerak menjauh maka gaya tarik menarik akan
menariknya kembali ke posisi semula, dan bila bergerak terlalu mendekat maka gaya tolak
menolak menjadi makin besar (sedang gaya tarik menarik mengecil), karena inti-inti atom berjarak
terlalu dekat padahal muatan listriknya sama, sehingga akan mendorong atom tersebut kembali ke
posisi semula. Kedudukan suatu atom relatif terhadap atom lain akan tetap.
Ikatan seperti ini biasa terjadi pada logam, karena itu dinamakan Ikatan Logam. Pada
ikatan ini inti-inti atom terletak beraturan dengan jarak tertentu, sedang elektron yang saling
dipinjamkan seolah-olah membentuk “kabut elektron” yang mengisi sela-sela antar inti (lihat
Gambar 3.3). Elektron-elektron ini tidak terikat pada salah satu atom tertentu atau beberapa atom
saja, tetapi setiap elektron dapat saja pada suatu saat berada pada suatu atom, dan pada saat
berikutnya berada pada atom lain. Karena itulah logam dikenal mudah mengalirkan listrik dan
panas.
Gambar 3.3. Ikatan logam, inti atom yang tersusun teratur, berada dalam kabut elektron.

Mengingat atam-atom pada logam menempati posisi tertentu relatif terhadap atom lain (di
kiri-kanan, depan-belakang dan atas-bawahnya), maka dapat dikatakan bahwa atom logam
tersusun secara teratur menurut suatu pola tertentu. Susunan atom yang teratur ini
dinamakan kristal, dan susunan atom pada logam selalu kristalin, tersusun beraturan dalam suatu
kristal.

3.4. Struktur kristal


Susunan atom-atom yang teratur dalam tiga dimensi menurut suatu pola tertentu
dinamakan kristal. Bila dari inti-inti atom dalam suatu struktur kristal ditarik garis-garis imajiner
melalui inti-inti atom tetangganya maka akan diperoleh suatu kerangka tiga dimensi yang
disebut space lattice (kisi ruang). Space lattice ini dapat dianggap tersusun dari sejumlah
besar unit cell (sel satuan). Unit cell merupakan bagian terkecil dari space lattice yang bila disusun
ke arah sumbu-sumbunya akan membentuk space lattice. Pada Gambar 3.4. tampak sebagian dari
suatu space lattice dan satu unit cellnya digaris tebal. Suatu unit cell dinyatakan dengan lattice
parameter (panjang rusuk-rusuk dan sudut antara rusuk-rusuk).
Gambar 3.4. (a) Bagian dari suatu space lattice, dengan satu unit cellnya digaris tebal, (b) Lattice
parameter dari suatu unit cell

Tabel 3.4. Deskripsi dari 7 macam sistem kristal


Three unequal axes, no two of which
1 Triclinic are perpendicular
a≠b≠c α ≠ β ≠ γ ≠ 90o
Three unequal axes, one of which is
2 Monoclinic perpen-dicular to the other two
a≠b≠c α = β = 90o ≠ γ
Three unequal axes, all perpendicular
3 Orthorhombic
a≠b≠c α = β = γ = 90o
Three equal axes, not at right angles
4 Rhombohedral
a=b=c α ≠ β ≠ γ ≠ 90o
Three equal coplanar axes at 120o and
a fourth unequal axis perpendicular to
5 Hexagonal
their plane
a=b≠c α = β = 90o γ = 120o
Three perpendicular axes, only two
6 Tetragonal equal
a=b≠c α = β = γ = 90o
Three equal axes, mutually
7 Cubic perpendicular
a=b=c α = β = γ = 90o

Ada 7 macam sistem struktur kristal yang mungkin terjadi, yaitu cubic, tetragonal, orthorhombic,
monoclinic, triclinic, hexagonal dan rhombohedral (deskripsi dari masing-masing sistem tersebut
dapat dilihat pada Tabel 3.4). Dari ke 7 macam sistem kristal tersebut masih mungkin ada
variasinya (face centered, body centered dan lain-lain), sehingga ada 14 macam kemungkinan jenis
sistem kristal (Gambar 3.5).
Gambar 3.5. Unit cell dari 14 macam sistem kristal yang mungkin terjadi (Bravais lattices)
P = Primitif, I = Body centered, F = Face centered, C = Base centered
Kebanyakan logam-logam yang penting membeku dengan membentuk kristal dengan
sistem kristal cubic (kubus) atau hexagonal. Sistem kristal yang paling sering dijumpai pada
logam adalah:
1. Face Centered Cubic (FCC) atau Kubus Pemusatan Sisi (KPS), Gambar 3.6
2. Body Centered Cubic (BCC) atau Kubus Pemusatan Ruang (KPR), Gambar 3.7
3. Hexagonal Close-Packed (HCP) atau Hexagonal Tumpukan Padat (HTP), Gambar 3.8

Gambar 3.6. Unit cell Face Centered Cubic (FCC), (a) Kisi ruang, (b) Model bola pingpon
Gambar 3.7. Unit cell Body Centered Cubic (BCC), (a) Kisi ruang, (b) model bola pingpong

Gambar 3.8. Unit cell Hexagonal Close-Packed (HCP), (a) Kisi ruang, (b) model bola pingpong

Pada umumnya setiap logam selalu membentuk stuktur kristal dengan sistem kristal
tertentu, tetapi ternyata ada beberapa unsur yang dapat dijumpai dengan sistem kristal yang
berbeda, sifat yang demikian iní dinamakan polimorfi. Di antara logam-logam yang memiliki silat
polimorfi ini ada yang sifat polimorfinya bersifat reversibel, pada suatu kondisi sistem
kristalnya tertentu dan bila kondisi berubah, sistem kristalnya juga akan berubah dan bila kondisi
kembali seperti semula maka sistem kristal juga akan kembali seperti semula. Sifat ini
dinamakan sifat allotropi.

Ada kurang lebih lima belas unsur yang memiliki sifat allotropi, termasuk besi. Pada
temperatur kamar besi memiliki sistem struktur kristal BCC (dinamakan besi alpha, α), pada
temperatur antara 910 - 1400oC sistem struktur kristalnya FCC (besi gamma, γ) dan di atas 1400 oC
sampai mencair sistem kristalya BCC (besi delta, δ). Bila temperatur kembali lagi maka sistem
kristalnya juga akan kembali seperti semula. Setiap perubahan tersebut ditandai dengan
pemberhentian perubahan temperatur (Gambar 3.9).

.
Gambar 3.9. Kurva pemanasan dan pendinginan besi, menunjukkan adanya perubahan allotropi
BAB IV
PENUTUP

4.1. Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang didapatkan dari pembahasan dalam makalah ini diantaranya adalah
sebagai berikut :
1. Kristal terbentuk dari komposisi atom-atom, ion-ion atau molekulmolekul zat padat yang
memiliki susunan berulang dan jarak yang teratur dalam tiga dimensi.
2. Logam memiliki struktur kristal secubic), FCC (face centered cubic) dan HCP (
hexagonal closed packed).seperti halnya bahan adalah BCC (body centered cubic), FCC
(face centered cubic) dan HCP ( hexagonal closed packed).
3. X-Ray Diffraction (XRD) dapat digunakan untuk menentukan struktur kristal
menggunakan sinar-X.

4.2 Saran
Adapun kesimpulan yang didapatkan dari pembahasan makalah didalam ini mahasiswa tidak
hanya dapat menguasai materi tentang struktur kristal, akan tetapi juga dapat
mengaplikasikannya dan menemukan rekayasa bahan yang paling baik.
DAFTAR PUSTAKA
1. William D. Callister, Jr. 2007. _Materials Science and Engineering AnIntroduction(1).
Hal 49
2. Smallman R.E. dan R.J. Bishop,1999. “ Metalurgi Fisik Moderen dan Rekayasa Material’
Erlangga. Jakarta.

Online:
3.file:///C:/Users/USER/Downloads/345936396-Makalah-Struktur-Kristal.pdf
4.https://pdfcookie.com/documents/makalah-struktur-kristal-3ld0dr6e5g24
5. https://id.wikipedia.org/wiki/Kristal

Anda mungkin juga menyukai