Makalah Bahan Teknik
Makalah Bahan Teknik
STRUKTUR KRISTAL
Kelompok 4:
1. Abimaya Sujatmiko (62210858)
2. Gunawan Setyo Budi (62210864)
3. Natalia Anggraini D (62210866)
Kata pengantar
Alhamdulillah dengan rahmat tuhan yang maha esa kita disini dapat mengerjakan
kewajiban kami sebagai mahasisiwa, dengan mengaerjakan tugas dari dosen pengampu mata
kuiah bahan teknik.
Sehingga, disini kami dapat menyusun makalah yang sudah ditugaskan dan kami
perbaiki dengan judul “STRUKTUR KRISTAL” .
Terima kasih kami tujukan untuk dosen pendamping yang telah memberi perhatian
terhadap makalah yang kami buat, kritik dan saran akan sangat kami butuhkan agar tugas yang
akan kami kerjakan kedepannya akan lebih baik.
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan Masalah
BAB II DASAR TEORI
2.1 Struktur Kristal
BAB III PEMBAHASAN
3.1 Pengertian Kristal
3.3 Struktur Atom
3.3 Struktur Kristal
BAB IV PENUTUPAN
4.1 Kesimpulan
4.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.3. Tujuan
Adapun tujuan dari makalah ini agar pembaca dan penulis sendiri agar dapat memahami
struktur kristal, baik atom yang menyusunya serta kandungan logam dalam kristal tersebut.
BAB II
DASAR TEORI
Kristal terbentuk dari susuna atom-atom, ion-ion dan molekul zat padat yang memiliki
susunan berulang dan jarak teratur dalamtiga dimensi. Pada hubungan lokal yang teratur, suatu
kristal harus memiliki rentang yang panjang pada koordinasi atom-atom atau ion dalam pola tiga
dimensi sehingga menghsilkan rentang yang panjang sebagai karakteristik dari bentuk kristal
tersebut .
Ditinjau dari struktur penyusunya, bahan padat dibedakan menjadi tiga yaitu kristal
tunggal (monocrystal), polikristal (polycrystal), dan amorf (samallaman ,2000:13). Pada kristal
tunggal, atom dan penyusunya mempunyai struktur tetap karena atom-atom atau molekul-
molekul penyusunya tersusun secara teratur dalam pola tiga dimensi dan pola pola ini berulang
secara periodik tak terhingga .
Polikristal dapat didefinisikan sebagai kumpulan dari kristal-kristal tunggal yang
memiliki ukuran sangat kecil dan saling menumpuk dan membentuk dan membentuk benda
psdat Struktur amorf menyerupai pola hampir sama dengan kristal akan tetapi pola susunan
atom-atom, ion-ion atau molekul yang dimiliki tidak teratur dengan jangka yang pendek. Amorf
terbentuk karena proses pendinginan yang terlalu cepat sehingga atom-atom tidak dapat dengan
tepat menempati lokasi kisinya. Bahan seperti gelas, non kristalin ataupun vitrus yang memiliki
struktur yang identik dengan amorf.
Susunan dan dimensional simetris dari dua jenis atom yang berbeda antara kristal dan amorf
ditunjukan pada gambar 2.1
Gambar 2.1
(a) (b)
Walaupun tidak mudah menyatakan bagaiman atom tersusun dalam padatan namun ada hal-hal
yang diharapkan ,emjadi faktor pentin yang menentukan terbentuknya polihedra koordinasi
susunan atom-atom. Secara ideal, susunan polihedra koordinasi paling stabil adalah yang
memungkinkan terjadinya energi per satuan volume yang minimum.
Keadaan tersebut dicapai jika:
1. Kenetralan listrik terpenuhi,
2. Ikatan kovalen yang diskrit dan terarah terpenuhi,
3. Gaya tolak ion-ion menjadi minimal,
4. Susunan atom serapat mungkin.
Ikatan logam dapat divisualisasikan secara sederhana sebagai sebaran ion positif yang
terikat satu sama lain oleh elektron yang seolah-olah berfungsi sebagai perekat. Ion-ion positif
yang saling tolak-menolak ini tertarik oleh perekat tersebut yang dikenal dengan istilah awan
elektron.
BAB III
PEMBAHASAN
Gambar 3.1. Pembentukan ikatan ionik dalam natrium chlorida, didahului adanya perpindahan
elektron
Mengingat atam-atom pada logam menempati posisi tertentu relatif terhadap atom lain (di
kiri-kanan, depan-belakang dan atas-bawahnya), maka dapat dikatakan bahwa atom logam
tersusun secara teratur menurut suatu pola tertentu. Susunan atom yang teratur ini
dinamakan kristal, dan susunan atom pada logam selalu kristalin, tersusun beraturan dalam suatu
kristal.
Ada 7 macam sistem struktur kristal yang mungkin terjadi, yaitu cubic, tetragonal, orthorhombic,
monoclinic, triclinic, hexagonal dan rhombohedral (deskripsi dari masing-masing sistem tersebut
dapat dilihat pada Tabel 3.4). Dari ke 7 macam sistem kristal tersebut masih mungkin ada
variasinya (face centered, body centered dan lain-lain), sehingga ada 14 macam kemungkinan jenis
sistem kristal (Gambar 3.5).
Gambar 3.5. Unit cell dari 14 macam sistem kristal yang mungkin terjadi (Bravais lattices)
P = Primitif, I = Body centered, F = Face centered, C = Base centered
Kebanyakan logam-logam yang penting membeku dengan membentuk kristal dengan
sistem kristal cubic (kubus) atau hexagonal. Sistem kristal yang paling sering dijumpai pada
logam adalah:
1. Face Centered Cubic (FCC) atau Kubus Pemusatan Sisi (KPS), Gambar 3.6
2. Body Centered Cubic (BCC) atau Kubus Pemusatan Ruang (KPR), Gambar 3.7
3. Hexagonal Close-Packed (HCP) atau Hexagonal Tumpukan Padat (HTP), Gambar 3.8
Gambar 3.6. Unit cell Face Centered Cubic (FCC), (a) Kisi ruang, (b) Model bola pingpon
Gambar 3.7. Unit cell Body Centered Cubic (BCC), (a) Kisi ruang, (b) model bola pingpong
Gambar 3.8. Unit cell Hexagonal Close-Packed (HCP), (a) Kisi ruang, (b) model bola pingpong
Pada umumnya setiap logam selalu membentuk stuktur kristal dengan sistem kristal
tertentu, tetapi ternyata ada beberapa unsur yang dapat dijumpai dengan sistem kristal yang
berbeda, sifat yang demikian iní dinamakan polimorfi. Di antara logam-logam yang memiliki silat
polimorfi ini ada yang sifat polimorfinya bersifat reversibel, pada suatu kondisi sistem
kristalnya tertentu dan bila kondisi berubah, sistem kristalnya juga akan berubah dan bila kondisi
kembali seperti semula maka sistem kristal juga akan kembali seperti semula. Sifat ini
dinamakan sifat allotropi.
Ada kurang lebih lima belas unsur yang memiliki sifat allotropi, termasuk besi. Pada
temperatur kamar besi memiliki sistem struktur kristal BCC (dinamakan besi alpha, α), pada
temperatur antara 910 - 1400oC sistem struktur kristalnya FCC (besi gamma, γ) dan di atas 1400 oC
sampai mencair sistem kristalya BCC (besi delta, δ). Bila temperatur kembali lagi maka sistem
kristalnya juga akan kembali seperti semula. Setiap perubahan tersebut ditandai dengan
pemberhentian perubahan temperatur (Gambar 3.9).
.
Gambar 3.9. Kurva pemanasan dan pendinginan besi, menunjukkan adanya perubahan allotropi
BAB IV
PENUTUP
4.1. Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang didapatkan dari pembahasan dalam makalah ini diantaranya adalah
sebagai berikut :
1. Kristal terbentuk dari komposisi atom-atom, ion-ion atau molekulmolekul zat padat yang
memiliki susunan berulang dan jarak yang teratur dalam tiga dimensi.
2. Logam memiliki struktur kristal secubic), FCC (face centered cubic) dan HCP (
hexagonal closed packed).seperti halnya bahan adalah BCC (body centered cubic), FCC
(face centered cubic) dan HCP ( hexagonal closed packed).
3. X-Ray Diffraction (XRD) dapat digunakan untuk menentukan struktur kristal
menggunakan sinar-X.
4.2 Saran
Adapun kesimpulan yang didapatkan dari pembahasan makalah didalam ini mahasiswa tidak
hanya dapat menguasai materi tentang struktur kristal, akan tetapi juga dapat
mengaplikasikannya dan menemukan rekayasa bahan yang paling baik.
DAFTAR PUSTAKA
1. William D. Callister, Jr. 2007. _Materials Science and Engineering AnIntroduction(1).
Hal 49
2. Smallman R.E. dan R.J. Bishop,1999. “ Metalurgi Fisik Moderen dan Rekayasa Material’
Erlangga. Jakarta.
Online:
3.file:///C:/Users/USER/Downloads/345936396-Makalah-Struktur-Kristal.pdf
4.https://pdfcookie.com/documents/makalah-struktur-kristal-3ld0dr6e5g24
5. https://id.wikipedia.org/wiki/Kristal