Oleh
Januardin
218115011
Sains Normal adalah kerangka referensi yang mendasari sejumlah teori maupun praktik-
praktik ilmiah dalam periode tertentu.
Kuhn berpendapat bahwa penelitian ilmiah yang dilakukan pada periode normal science
terbagi ke dalam 3 situasi, yaitu : 1. Ilmuwan melakukan riset ilmiah terhadap sekelompok fakta
yang telah diprediksi oleh paradigma tunggal yang berlaku pada peroide tersebut. 2. Sekelompok
fakta tersebut dapat dibandingkan secara langsung dengan realitas melalui prediksi yang telah
ditentukan berdasarkan teori/konsep hukum yang ada pada paradigma tunggal tersebut. 3. Riset
ilmiah yang terjadi pada normal science berkaitan dengan pengartikulasian paradigma tunggal
yang berlaku (Kuhn, 1996: 24- 27) 5.
Normal science pada masa itu, ilmuwan tidak melakukan obeservasi/eksperimen dengan
tujuan untuk mempertentangkannya dengan konsep/pencapaian ilmiah yang telah ada
sebelumnya (sebagaimana yang disebutkan dalam falsifikasionisme). Namun pada periode
normal science, fungsi observasi/eksperimen adalah untuk memperkuat dan mengembangkan
teori yang telah diakui keunggulannya. Hal yang lebih difokuskan dalam observasi dan
eksperimen pada periode normal science adalah lebih ke upaya untuk mengembangkan teori
yang telah ada ataupun memunculkan hukum/teori baru selama teori baru tersebut didasarkan
atas konsep atau teori yang telah ada dan tidak bertentangan dengannya. Observasi dan
eksperimen yang dilakukan oleh ilmuwan pada periode normal science tergantung pada
pengetahuan, pengalaman serta harapan subjek pengamat atau peneliti. Observasi dan
eksperimen dalam normal science mempunyai tiga karekteristik., yaitu :
1. Bahwa legitimasi masalah yang diakui dalam riset dan metode yang digunakan dalam
aktivitas riset telah ditentukan atau diprediksi oleh paradigma
2. Observasi dan eksperimen yang dilakukan oleh ilmuwan tergatung pada pengetahuan,
pengalaman dan harapan subjek pengamat atau peneliti yang telah terwarnai oleh teori dan
konsep yang telah ada yang terangkai dalam paradigma tunggal yang ada.
3. Ilmuwan juga telah terikat oleh komitmen profesional pada satu paradigma.
Normal Sains dalam Ilmu Manajemen
Dalam masa sains normal, sains yang matang dikuasai oleh paradigma tunggal.
Paradigma yang menentukan dan mengarahkan kegiatan ilmiah. dalam tahap ini ilmuwan
cenderung tidak kritis terhadap paradigma yang berlaku saat itu. Masa sains normal dapat
digambarkan sebagai masa dimana para ilmuwan dengan tenang menjalani aktivitas hari demi
hari dalam kerangka teoritis yang mereka yakini. Mereka tidak hanya sepakat atas proposisi-
proposisi saintifik, tapi juga mengenai bagaimana penelitian-penelitian harus dilakukan
kedepannya. Sederhananya dapat dikatakan sebuah paradigma merupakan keseluruhan sains
yang memetakan asumsi-asumsi, kepercayaan dan nilai-nilai yang meyatukan seluruh komunitas
sains. Maka komunitas sains dalam masa ini tidak dalam situasi berhasrat untuk menemukan hal-
hal baru dalam kehidupan, namun hanya mengembangkan saja dari apa yang sudah ada dalam
paradigma yang sedang berlaku. Mereka cukup puas dengan hanya menambahkan cakupan dan
ketepatan dalam paradigma yang berlaku. Kuhn menggambarkan kegiatan ini seperti
memecahkan permainan puzzle. Artinya sebuah kegiatan dimana gambaran besarnya sudah ada
dan para ilmuwan hanya perlu mencari satu persatu pecahan puzzle dan merangkainya sehingga
paradigma menjadi utuh, masalahnya kemudian bagaimana jika ada satu bagian yang kelihatan
tidak cocok dengan susunan yang sedang disusun? Bahkan dalam kondisi ini, sains normal
seringkali melakukan penekanan terhadap pembaharuan-pembaharuan, sebab dalam pandangan
saat itu pembaharuan adalah subversif.
Ilmu manajemen pada era normal science dapat diakatakan hanya mengadopsi disain
penelitian kuantitatif. Meskipun pada akhirnya ditemukan bahwa disain penelitian kuantitatif
tidak cukup untuk menjawab/memberikan solusi terhadap permasalahan yang dihadapi. Sehingga
muncul lah disain penelitian kualitatif. Dan pada prosen perkembangan berikunya, kualitatif
masih belum cukup mampu untuk menjawab permasalahan yang ada. Situasi ini kemudian
melahirkan disain penelitian baru yaitu mix methods.
BAB III
KESALAHAN LOGIKA (Logical Fallacy) DAN KOGNITIF BIAS
DALAM ILMU MANAJEMEN
B. Kognitive Bias
Merupakan proses penerimaan dengan pemikiran yang dapat mendorong perilaku
manusia. Bias kognitif adalah kesalahan sistematis dalam berpikir yang memengaruhi keputusan
dan penilaian yang dibuat seseorang akibat upaya otak manusia untuk menyederhanakan
pemrosesan informasi. Bias kognitif umumnya terbentuk berdasarkan pengalaman hidup, norma,
atau prasangka sosial, dan memiliki beberapa jenis turunan. Di antaranya adalah "bias
konfirmasi", yakni kecenderungan untuk memilah informasi yang sesuai dengan kepercayaan
seseorang. "Bias optimisme" merupakan kecenderungan seseorang untuk percaya bahwa ia lebih
jarang mengalami kemalangan ketimbang orang lain, atau lebih banyak mengalami
keberuntungan ketimbang orang lain.
Seorang investor harus memperhitungkan keputusan investasi untuk mengurangi resiko,
tetapi dalam prakteknya, ada aspek lain selain dari sejumlah alternative yang mendukung
pengambilan keputusan. Aspek tersebut merupakan aspek psikologis yang disebut studi
behavioral finance (cognitive bias) yang membuat pengambilan keputusan seorang investor
kurang rasional.
Kesalahan Logika (Logical Fallacy) dan Kognitif Bias dalam Ilmu Manajemen.
Ada beberapa kesalahan logika dan kognitif bias yang terjadi dalam penelitian manajemen
yaitu:
Behavioural Management Theory
Hugo merupakan pencetus psikologi industri yang kemudian dikenal sebagai bapak
psikologi industri. ia memberikan tiga cara untuk meningkatkan produktivitas:
1) Menempatkan seorang pekerja terbaik yang paling sesuai dengan bidang pekerjaan yang
akan dikerjakannya.
2) Menciptakan tata kerja yang terbaik yang memenuhi syarat-syarat psikologis untuk
memaksimalkan produktivitas.
3) Menggunakan pengaruh psikologis agar memperoleh dampak yang paling tepat dalam
mendorong karyawan.
Quantitative Management Theory
Tokoh dalam pemikiran manajmen Kuantitatif adalah Von Neumann (tahun1940), yang
menawarkan konsep strategic planning yang kemudian dikenal dengan The Game Theory .
Kontribusi dari gerakan pemikiran kuantitatif adalah : 1) Pengembangan teknik pemikiran
kuantitatif yang kompleks sebagai alat dalam pengembangan keputusan dan pemecahan
masalah bisnis 2) Penggunaan model matematis pada proses perencanaan dan pengawasan
menimbulkan penerapan yang luas pada teknik komputerisasi sebagai alat pengambilan
keputuusan 3) Penggunaan computer pada operasional sebuah organisasi bisnis di mulai dari
penerapan konsep kuantitatif ini.
Modern Management Theory
Terdapat beberapa pendekatan-pendekatan dalam pemikiran manajemen modern, yaitu : 1)
Pendekatan Manajemen Strategic Konsentrasi pada proses pengambilan keputusan dan
kajian serta analisis aktifitas terkait kinerja jangka panjang organisasi. Salah satu tokoh
dalam pendekatan ini adalah Peter Drucer (1954). Lewat bukunya yang berjudul ”Practice of
Management”, yaitu menerapkan tentang bagaimana memformulasikan strategi berdasarkan
situasi yang ada dan kemungkinan perubahan yang terjadi. 2) Pendekatan gaya manajemen
Jepang Tokoh dalam pendekatan ini adalah Deming (tahun 1950). Ia memperkenalkan
sebuah model sistem manajemen komprehensip yang didasarkan pada gaya manajemen
perusahaan Jepang, yang dikenal sebagai model Total Quality Management (TQM). Model
ini menggunakan statistic untuk menganalisis variabilitas proses produksi dalam upaya
meningkatkan kualitas produksi seacra berkesinambungan. Deming menyebutkan bahwa
perusahaan saat ini belum banyak yang mampu dan mengerti bagaimana mengelola kualitas.
Terdapat tiga langkah dalam Quality Management yaitu : Sructured annual improvement,
major training programme, and upper management leadership
Scientific Management Theory
Awal perkembangan ilmu manajemen, pada saat terjadinya revolusi industri di Inggris (18)
yang menyebabkan munculnya kebutuhan terhadap pendekatan yang sistematis mengenai
manajemen. Kondisi ini menuntut agar dapat rnemberikan perhatian terhadap masalah-
masalah manajemen yang timbul baik itu di kalangan usahawan, industri maupun
masyarakat.
General Administrative Management Theory
Pemikiran pengaturan aktivitas organisasi secara keseluruhan kemudian menjadi landasan
dasar dan acuan utama dari Generale Theory Management atau teori manajemen modern
lainya. Aliran-aliran yang termasuk di dalam antara lain teori organisasi klasik, dan teori
manajemen klasik.
DAFTAR PUSTAKA
2. Copi, Irving M, Cohen, Carl, and McMahon, Kenneth. 2014. Intruduction to logic. Fourteenth
Edition. Essex: Perason Education Limitied.