Anda di halaman 1dari 5

Artikel ilmiah Pendidikan Geografi

ORIGINAL ARTICLE

Kajian Mitigasi Terhadap Penyebab Bencana Banjir di Desa Sidodadi


Kota Langsa

Ramdan Afrian

Pendidikan Geografi, Universitas Samudra, Kota Langsa


E-mail: ramdan.afrian_geo.com

Diterima 4 Oktober 2020, Direvisi 24 November 2020, Disetujui Publikasi 30 Desember 2020

Abstract
Mitigation is a series of activities carried out to minimize and reduce the impact of risks caused by a disaster.
Disaster is an event that occurs in nature, non-nature and humans that can cause loss and also loss of life.
Flood disaster is a collection of stagnant water with a large volume on a low morphological plain that can
cause damage and casualties. The purpose of this research is to find out the causes of flooding in Sidodadi
village and to find out the proper mitigation ways against flooding in Sidodadi village, Langsa City. By using
descriptive qualitative methods. In the method of information many times obtained from BPBD by interviewing
and the involvement of the community to facilitate information related to flooding in the village of Sidodadi,
Langsa City.In the implementation of mitigation it is necessary to have coordination, participation, and
cooperation between agencies related to the government of Langsa City and the community, so that the
implementation of mitigation against flood disasters can be resolved and run smoothly.
Keywords: Disasters, Flooding, Mitigation

Abstrak
Mitigasi adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk meminimalisir dan mengurangi dampak resiko yang
ditimbulkan oleh suatu bencana. Bencana adalah suatu peristiwa yang terjadi di alam, non alam maupun
manusia yang dapat menimbulkan kerugian dan juga korban jiwa. Bencana banjir adalah sekumpulan air yang
tergenang dengan volume yang besar pada suatu dataran yang morfologinya rendah yang dapat menimbulkan
kerusakan dan korban. Tujuan dari penelitian adalah untuk mengetahui penyebab dari banjir yang ada di desa
Sidodadi dan mengetahui cara mitigasi yang tepat terhadap bencana banjir di desa Sidodadi Kota Langsa.
Dengan menggunakan metode kualitatif deskriptif .Dalam metode kali informasi banyak didapatkan dari BPBD
dengan cara mewawancarai dan adanya keterlibatan masyarakat untuk memudahkan mendapatkan informasi
terkait bencana banjir di desa Sidodadi Kota Langsa. Pada pelaksanaan mitigasi perlu adanya koordinasi,
partisipasi, dan kerjasama antara instansi terkait dengan pemerintah kota langsa serta masyarakat, agar
pelaksanaan mitigasi terhadap bencana banjir dapat terselesaikan dan berjalan lancar.
Kata Kunci: Bencana, Banjir, Mitigasi

P- ISSN :2541-125X E-ISSN :2615-4781 Vol: 5, No: 2, Desember 2020 | 165|


https://journals.unihaz.ac.id/index.php/georafflesia
Ramdan Afrian
Kajian Mitigasi Terhadap Penyebab Bencana Banjir ...

A. Pendahuluan yang tinggi di daerah hulu dapat


Bencana adalah suatu peristiwa atau menyebabkan banjir di daerah hilir.
kejadian yang dapat mengancam manusia, Apalagi untuk daerah-daerah yang
yang dapat terjadi karena fakror alam permukaan tinggi, sedangkan permukaan
maupun non- alam maupun manusia itu tanahnya rendah (P. Munirwan et al.,
sendiri, yang dapat menimbulkan korban 2013), hal tersebuat dapat menyebabkan
dan kerugian bagi manusia. Banjir adalah banjir pada derah tersebut. Apalagi di
suatu kejadian dimana terjadi genangan air daerah hilir keadaan daerah tersebut
secara belebihan yang merendam daratan lingkungannya kotor banyak tupukan
dengan morfologi rendah. Apabila sampah disungai dan vegetasi yang ada di
peristiwa banjir tersebut menyebabkan sepajang aliran sungai yang sedikit, karena
kerusakan kerugian dan korban jiwa maka banyak di ambil untuk kepentingan sendiri
dapat dikatakan bencana banjir. tanpa menanam kembali (Reboisasi),
Indonesia adalah suatu negara yang sehingga hal ini dapat menjadi penyebab
banyak dilanda bencana. Selama periode terjadinya banjir.
2000 sampai 2011, dari sekian banyak Seperti pada tahun-tahun
bencana secara nasional, 77 persen sebelumnya, selama musim hujan seperti
bencana Hidrometeologi yaitu banjir, bulan Januaru-Februari semua pihak
angin putting beliung, dan juga longsor. (pemerintah maupun masyarakat) khawatir
Kemudian pada bulan Januari 2013, dengan datangnya bencana banjir. Curah
terdapat sekitar 210 kejadian bencana yang hujan yang terjadi pada periode tersebut
ada di Indonesia, yang mengakibatkan 123 biasanya intensitasnya tinggi dari bulan
orang kehilangan nyawa atau meninggal lainnya (BMKG,2013). Masyarakat yang
dunia, 179.659 orang mengungsi, 940 khususnya betempat tinggal di kawasan
rumah rusak berat, 2.717 rusak sedang dan rawan banjir (bantaran sungai, dataran
10.798 rumah rusak ringan, serta banjir, Pantai dan lain-lain) atau daerah
kerusakan fasilitas umum lainnya (BNPB, yang rutin mengalami banjir dan sudah
2013). siap dengan kemungkinan terburuk
Indonesia merupakan Negara yang mengalami banjir, apabila tempat tinggal
tidak terlepas dengan bencana, salah mereka dekat dengan bantaran sungai.
satunya adalah banjir. karena Indonesia (Arief Rosyidie,2013).
termasuk kedalam Negara tropis yang Lingkungan juga dapat sebagai
mana terdapat dua musim yaitu, kemarau sumberdaya bahkan sumber bahaya
dan hujan. Apabila sudah masuk musim (hazard). Kondisi lingkungan yang
penghujan dengan intensitas yang tinggi berubah secara cepat akan menimbulkan
sudah dapat dipastikan bencana banjir perubahan dalam bentuk bencana, baik itu
mulai melanda daerah-daerah di Indonesia. tanah banjir tanah longsor dan lainnya. Hal
Banjir dapat terjadi setiap saat dan ini tentunya menjadi persoalan yang dapat
menyebabkan dampak kerugian dalam mengamcam masyarakat yang ada
skala cukup besar, baik dari segi didaerah tersebut.
Infrastruktur maupun korban jiwa. Di aceh Daerah Sidodadi merupakan daerah
sendiri, banjir terjadi hampir setiap tahun yang morfologinya termasuk rendah dan
dan penanganan yang di lakukan belum dekat dengan sungai yang menjadi
begitu maksimal (Ahmad Zikra, Masimin, langganan banjir setiap tahunnya. Karena
Eldina : 2018). daerah ini selain dekat dengan sungai
Potensi bencana banjir yang ada di keadaan sungainya juga dipenuhi sampah
Indonesia sangat besar dapat dilihat dari sehingga dapat menyebabkan
topografi daratan Indonesia yang sangat pendangkalan sungai dan apabila di daerah
rendah, cekungan dan sebagian besar hulu terjadi hujan lebat dan tidak menutup
wilayahnya adalah lautan. Curah hujan kemungkinan sampai ke daerah sidodadi
P- ISSN :2541-125X E-ISSN :2615-4781 Vol: 5, No: 2, Desember 2020 | 166|
https://journals.unihaz.ac.id/index.php/georafflesia
Ramdan Afrian
Kajian Mitigasi Terhadap Penyebab Bencana Banjir ...

yang termasuk daerah yang rendah


menyebabkan aliran air tidak lancar dan C. Hasil Penelitian dan Pembahasan
tersumbat sehingga debit air terus naik Penyebab Terjadinya Banjir
(Syahputra 2015) sehingga menyebabkan Kalau kita berbicara tentang banjir,
daerah tersebut banjir dan di tambah lagi banyak sekali dampak dan pengaruhnya
dengan banyaknya pemukiman yang rapat yang ditimbulkan bagi masyarakat. Selain
dan kos-kos, kemudian kurangnya resapan rumah yang mengalami kerusakan, harta
air di karenakan kurangnya vegetasi yang benda yang hanyut terbawa air bannjir dan
mampus menyerap air dalam jumlah yang juga dapat menimbulkan korban.
banyak. Kemudian karena hal tersbut banyak
Dalam melakukan mitigasi terhadap masyarakat yang mengungsi ke tempat
bencana, menurut hermon (2015;14), yang lebih aman ke tempat pengungsian
geografi kebencanaan lebih menekankan atau ke tempat kerabat terdekat. Selain itu,
pada: konsep keruangan, konsep regional penyebab banjir yang terjadi karena
dan konsep ekologi. Konsep keruangan masyarakat kurang menjaga kesadaran
merupakan suatu konsep paling penting terhadap lingkungannya. Kebiasaan
dalam mitigasi bencana. Oleh karena itu, masyarakat membuang sampah ke sungai,
perlu adanya mitigasi yang teraarah dan sehingga banyak sampah yang terdapat di
tepat supaya dapat meminimalisir sungai ditambah lagi dengan sistem
terjadinya bencana banjir di desa Sidodadi. drainase yng kurang baik dalam menyerap
Sebelum kita melakukan mitigasi harus air sehingga menimbulkkan genangan dan
adanya sosialisasi mitigasi terlebih dahulu menimbulkan banjir, serta kurangnya daya
kepada masyarakat sekitar, agar tidak serap pohon disepanjamg aliran sungai.
banyak kerugian maupun korban jiwa. Dengan kebiasaan masyarakat membuang
Fenomena banjir di desa Sidodadi sampah ke sungai, hal tersebut tentunya
tidak terlepas dari kebiasaan masyarakat dapat menyebabkan pendangkalan dan
yang membuang sampah kesungai yang otomatis hal tersebut sangat berengaruh
dapat menyebabkan pendangkalan terhadap timbulnya banjir di desa sidodadi.
sungai.dan dapat di analisis peneliatan Kemudian penyebab terjadinya
dengan pengamatan lansung dan banjir bisa di akibatkan oleh fenomena
mendapatkan informasi dari BPBD guna alam yang berubah (topografi maupun
untuk meminimalisir terjadinya banjir curah hujan (Apriyanza, Amri, and
kembali. Gunawan 2018), serta kondisi
geografisnya juga menjadi pengaruh
B. Metode Penelitian terhadap bencana banjir. Di desa Sidodadi
Dalam metode penelitian kali ini ruang terbuka hijau sangat kurang,
adalah dengan menggunakan sistem sehingga kurang juga penyerapan air ke
kulalitatif dekriptif. Penelitian mengambil dalam tanah. Dalam kondisi ini, bukan
wilayah Desa Sidorejo Kota Langsa hanya pemerintah yang harus bergerak
sebagai daerah kajian penelitian. Metode mengatasi banjir yang terjadi setiap musim
penelitian ini akan menggunakan hujan ini, tetapi juga harus adanya
purposive sampling yang dilakukan kesadaran masyarakat semuanya untuk
dengan mendatangi BPBD dan menjaga kebersihan dan kehijauan
mewawancarai untuk memperoleh lingkungan masing-masing. Didaerah
informasi. Kemudian dalam melakukan Sidodadi sudah penuh dengan bangunan,
kegiatan penelitian masyarakat juga ikut sehingga banyak menghasilkan sampah
untuk diwawancarai guna untuk rumah tangga yang malah dibuang ke
medapatkan informasi tentang bencana sungai sekitar. Kurangnya pemahaman
banjir yang ada di desa Sidodadi Kota tentang sistem Drainase juga berpengaruh
Langsa. terhadap penjagaan lingkungan, dalam
P- ISSN :2541-125X E-ISSN :2615-4781 Vol: 5, No: 2, Desember 2020 | 167|
https://journals.unihaz.ac.id/index.php/georafflesia
Ramdan Afrian
Kajian Mitigasi Terhadap Penyebab Bencana Banjir ...

pelaksaannya tidak segampang yang kita lingkungan itu sangat penting untuk
bayangkan, apalagi masih banyak keselamatan kita semua.Maka dari itu
masyarakat awam yang kadang yang susah marilah kita selalu mencintai lingkungan
diberikan masukan ataupun pengertian. kita jadilah manusia yang peduli akan
Drainase adalah aliran pembuangan lingkungan sehingga, alam pun akan
limpahan air secata alami ataupun buatan senantiasa menjaga kita.
yang biasanya di bawah permukaan dari Mitigasi bencana Banjir
suatu tempat. Drainase(2015) ini dapat Menurut Udang- Undang Nomor 24
dilakukan dengan mengalihkan, Tahun 2007, Mitigasi adalah serangkaian
mengalirkan, atau membuang limpahan upaya untuk mengurangi risiko bencana
air. tetapi bukan dengan cara drainase ini melalui pembangunan fisik maupun
bisa langsung menghilangkan banjir penyadaran masyarakat dan peningkatan
tersebut, masyarakat juga harus wajib kemampuan menghadapi ancaman
menjaga kebersihan apalagi yang mengalir bencana (Kompas.com).
kearah saluran drainase. Kenapa demikian, Upaya yang harus dilakukan untuk
karena apabila saluran drainase mengalami melakukan mitigasi banjir dan
penumpukan sampah yang sangat menurunkan risiko jatuhkan korban jiwa
berlebihan juga dapat memyembabkan kerugian moril dan materil. Yang harus
luapan air. kita harus sama-saam menjaga dilakukan dengan melakukan mitigasi
lingkungan demi kenyamanan bersama. secara Struktural dan Non struktural.
Tata ruang juga memiliki pengaruh Mitigasi secara struktural adalah
terhadap banjir ini. Insrastruktur yang mitigasi yang lebih menekankan pada fisik
sudah padat, tidak terdapatkan tumbuhan pembangunan. Pada saat ini pun upaya
yang seharusnya bisa menyerap air yang yang dilakukan mitigasi bencana masih
berlebihan disitu juga hilang. kita hanya dengan mengandalkan kegiatasn fisik.
menebang pohon, tetapi tidak Seperti membangunan tanggul pada daerah
menanamnya kembali, kita hanya yang rawan banjir, atau bisa juga dengan
membangun rumah, tetapi tidak mengisi karung dengan pasir dan batu,
memikirkan lingkungan sekitar kita yang selanjutnya bahan tersebut akan di
tinggal. Banyaknya rumah disuatu daerah gunakan sebagi pondasi pembuatan
berarti menandakan kalau didearah tanggul secara swadaya oleh masyarakat
tersebut banyak manusianya, yang mana sekitar. Pembangunan tanggul di pingirr
pasti menghasilkan sampah rumah tangga sungai ini pada pada dasarnya bertujuan
yang tidak sedikit lalu dibuang ke uintuk mencegah meluapnya air dengan
lingkungan sekitar. Mungkin untuk ketinggian tertentu yang dapat memasuki
sekarang kita tidak bisa menghentikan daerah dataran banjir.
banjir tahunan ini, tetapi kita bisa Kemudian dapat dilakukan upaya
meminimalisir atau mengecilkan luapan mitigasi secara non struktur, kegiatan
yang berlebihan dengan cara penanaman nonstruktur ini memiliki tujuan untuk
pohon, tidak menggunakan plastik yang dapat menghidarkan dan lebih
berlebihan, mengolah sampah rumah menekankan seberapa besarnya masalah
tangga, tidak membuang apapun kearah yang dapat ditimbulkan oleh banjir.
aliran air, membukan saluran drainase Masyarakat bisa mengatur pemberdayaan
(Afrian & Zukya, 2019), dan memperbaiki lahan di daerah DAS dan banjir (2013).
tata ruang lingkungan.Kemudian dari Kemudian dengan adanya kegiatan
perilaku dan tindakan masyarakat masih tidak membuang sampah ke sungai,
kurang kesadaran akan kebersihan dengan melakuka kampaye seperti itu,
lingkungan, sehingga masih banyak supaya masyarakat lebih sadar akan
masyarakat yang tidak memperdulika hal kebersihan sungai. Supaya sampah yang
tersebut. Pada hal kepedulian akan dapat mengotori sungai dapat
P- ISSN :2541-125X E-ISSN :2615-4781 Vol: 5, No: 2, Desember 2020 | 168|
https://journals.unihaz.ac.id/index.php/georafflesia
Ramdan Afrian
Kajian Mitigasi Terhadap Penyebab Bencana Banjir ...

menyebabkan pendangkalan sungai, Daftar Pustaka


kemudian membuat sungai menjadi kotor,
dan menhambat aliran air sungai itu Afrian, R., & Zukya, R. I. (2019). Peningkatan
sendiri (Apriyanza et al., 2018). Potensi Mitigasi Bencana Dengan
Selain itu dengan keadaan sungai Penguatan Kemampuan Literasi
yang demikian, di tambah lagi dengan Kebencanaan Pada Masyarakat Kota
keadaan lingkungan di daerah hulu yang Langsa.
http://dx.doi.org/10.17977/um017v24i
sudah mengalami pengrusakan akibat 22019p132
penebangan hutan secara liar tanpa Apriyanza, H., Amri, K., & Gunawan, G.
melakukan Penanaman kembali (2018). Analisis Kemampuan Saluran
(Reboisasi), tentukan hal tersebut dapat Drainase Terhadap Genangan Banjir
menjadi ancaman tersendiri khususnya Di Jalan Gunung Bungkuk Kota
bagi daerah hilir. Maka dari itu perlunya Bengkulu Dengan Menggunakan
menjaga kebersihan sungai agar kita Aplikasi Epa Swmm 5.1. 10.
semua terhindar dari bencana banjir yang Dirwan, Azmeri, & Fauzi, A. (2013). Prediksi
kapan saja bisa datang. Lokasi Rawan Pembendungan Alami
Pada Daerah Aliran Sungai Sebagai
Mitigasi Bencana Banjir Bandang
(Das Krueng Teungku-Kecamatan
D. Kesimpulan dan Saran Seulimumaceh Besar-Provinsi Aceh.
Becana adalah suatu peristiwa yang 3.
terjadi di alam yang bisa disebabkan oleh Fachrizal, & Wesli. (2015). Analisa Kapasitas
alam, non alam maupun manusia, hal Saluran Primer Terhadap
tersebut tentunya akan banyak sekali Pengendalian Banjir (Studi Kasus
menimbulkan kerugian dan juga korban Sistem Drainase Kota Langsa). 5.
jiwa. Banjir adalah Keadaan dimana air Marwan, P. Munirwan, R., & Sundary, D.
yang tergenang didataran dengan volume (2013). Hubungan Parameter Kuat
yang banyak. Mitigasi adalah serangkaian Geser Langsung Dengan Indeks
kegiatan yang di lakukan untuk Plastisitas Tanah Desa Neuheun Aceh
mengurangi risiko bencana. Besar. 3.
Upaya yang dapat dilakukan untuk
melakukan mitigasi bencana adalah
dengan melakukan mitigasi secara struktur
dan non struktur. Mitigasi secara struktur
mitigasi yang lebih menekankan pada
pembangunan fisik, seperti pembangunan
tanggul, waduk dan lain sebagainya.
Kemudian mitigasi secara non struktur,
mitigasi yang di lakukan dengan
melakukan pemberdayaan untuk
menghidari bencana terkhusus bencana
banjir. Kegiatan yang harus dilakukan
adalah dengan mengkapanyekan sungai
bersih dengan tidak melakukan tindakan
membuang sampah ke sungai bagi
masyarakat agar sungai dapat terjaga dan
senantiasa bersih.

P- ISSN :2541-125X E-ISSN :2615-4781 Vol: 5, No: 2, Desember 2020 | 169|


https://journals.unihaz.ac.id/index.php/georafflesia

Anda mungkin juga menyukai