Core value adalah hal-hal yang dihargai, dijunjung tinggi, dijalankan, dan merupakan jiwa dari
sebuah organisasi. Umumnya core value merupakan sebuah kata sifat dan dilengkapi dengan
penjelasannya. Setiap karyawan harus tahu persis nilai-nilai apa saja yang harus dijaga dan apa
konsekuensinya bila tidak diikuti. Tidak ada perusahaan yang bisa menjadi besar dan bertahan lama tanpa
adanya core value yang kuat. Core Value itu sesuatu yang otentik dan original dari jiwa perusahaan itu
sendiri. Inilah nilai yang harus dipelihara dan dipertahankan di tengah arus perubahan. Perubahan apa
pun yang terjadi dalam perusahaan harus dijaga agar tidak bertentangan dengan nilai intrinsik ini.
Core values atau nilai-nilai inti perusahaan dimaksud untuk membentuk perilaku dan karakter
kerja yang selaras dengan strategi perusahaan. Core values yang terinternalisasi dengan baik akan menjadi
pilar utama dalam pembentukan budaya organisasi yang kuat. Ketika core values sudah menjadi pilar
utama budaya organisasi, maka dia akan mempersatukan cara kerja insan perusahaan, untuk secara solid
merealisasikan tujuan dan visi perusahaan. Core values perusahaan mendefinisikan budaya perusahaan
untuk digunakan oleh semua pegawai dalam pencapaian kinerja terbaik secara konsisten. Core values
harus diimplementasikan ke dalam tata kelola agar bisa menjadi bahasa tindakan. Bila core values sudah
dipahami oleh pegawai dalam bahasa tindakan, maka tinggal menciptakan perilaku kerja berdasarkan
core values tersebut. Penciptaan perilaku kerja berdasarkan co re values haruslah melalui proses
penanaman core values ke dalam mental, jiwa, emosi, dan pikiran. Diperlukan doktrin yang kuat agar core
values diterima oleh akal sehat. Bila secara akal sehat core values sudah masuk ke dalam hati nurani, dan
sudah terpola di dalam pikiran bahwa sadar, maka core values perusahaan akan bertransformasi menjadi
perilaku kerja. Kondisi ini menciptakan budaya kerja yang sesuai dengan core values perusahaan.
Perusahaan perusahaan besar dan bertahan di dunia selalu punya core purpose dan core value, ini adalah
pondasi suatu perusahaan, ini adalah dasar perusahaan. Inilah Arah Perusahaan untuk melangkah.
Kesuksesan perusahaan melalui beberapa generasi disebut James C Collin bermula dari adanya disiplin
dalam menerapkan nilai-nilai inti perusahaan (core values). Semuanya bermula dari konsistensi untuk
Competing Values Framework dikembangkan pada tahun 1983 oleh Robert E. Quinn dan John
Rohrbaugh sebagai model budaya organisasi. Pasangan ini mewawancarai ahli teori dari berbagai bidang
dan menggunakan tanggapan mereka untuk memodelkan apa yang mereka (pada saat itu) sebut sebagai
“efektivitas organisasi”. Model ini berusaha menggambarkan bagaimana dorongan yang berlawanan atau
nilai-nilai yang bersaing dalam organisasi. Seiring waktu, Quinn dan Rohrbaugh menyaring temuan mereka
- Stabilitas versus fleksibilitas: Perusahaan yang fokus pada stabilitas nilai ketertiban dan kontrol,
sedangkan perusahaan yang fokus pada inovasi nilai fleksibilitas dan perubahan.
- Berfokus secara internal versus berfokus secara eksternal: Organisasi yang berfokus secara
internal menangani kebutuhan karyawan dan proses di dalam perusahaan. Organisasi yang
berfokus pada eksternal cenderung lebih kompetitif dan fokus pada kebutuhan klien.
Menggunakan desain empat kuadran, Quinn dan Rohrbaugh menunjukkan bagaimana organisasi
dapat merencanakan di mana mereka berada pada dua spektrum ini. Kerangka kerja ini masih banyak
digunakan oleh perusahaan untuk mengukur budaya dalam organisasi mereka. Membangun dari
Competing Values Framework, mereka telah mengidentifikasi empat budaya organisasi yang umum.
- Menanam nilai budaya kerjasama dan kesabaran. Pemimpin bertindak sebagai mentor,
mengambil peran aktif dalam pengembangan karyawan mereka. Karyawan menghargai kerja tim,
mengharapkan yang terbaik, berfokus pada metrik dan menantang karyawan untuk mendorong
diri mereka sendiri. Karyawan cenderung menghargai tindakan dan memberikan hasil.
- Memproduksi budaya untuk menghargai dorongan, ketegasan, dan kemandirian. Para pemimpin
mengharapkan yang terbaik, berfokus pada metrik dan menantang karyawan untuk mendorong
diri mereka sendiri. Karyawan cenderung menghargai tindakan dan memberikan hasil.
- Budaya yang menstabilkan nilai perilaku konservatif, andal, dan mantap. Organisasi yang
menstabilkan biasanya memiliki hierarki formal, dengan para pemimpin yang menekankan proses
dan prosedur. Karyawan cenderung menghargai konsistensi, keahlian dalam bekerja, dan
Budaya yang berdekatan satu sama lain berbagi satu nilai dari model CVF dan berbeda pada yang
lain. Misalnya, budaya Menjelajah dan Memproduksi keduanya adalah budaya yang berfokus secara
eksternal yang menghargai proaktif dan pekerjaan yang digerakkan oleh klien. Namun, budaya Menjelajah
mendorong keluwesan ide, sedangkan budaya Penghasil menuntut karyawan mengikuti proses yang lebih
teratur. Sebaliknya, budaya yang duduk secara diagonal satu sama lain tidak memiliki nilai yang sama;
mereka hanya mempromosikan yang berlawanan. Misalnya, budaya Budidaya mendorong kolaborasi,
kohesi tim, dan pengembangan individu. Bandingkan dengan budaya Memproduksi, yang mengutamakan
persaingan, tujuan yang didorong oleh eksternal, dan aturan yang ketat. Perbedaan menjadi jelas. Sudah
umum bagi organisasi untuk mempromosikan lebih dari satu jenis budaya, terutama jika mereka
berdekatan. Namun, jika sebuah bisnis mencoba mengejar budaya diagonal, hal itu dapat mengirimkan