Anda di halaman 1dari 17

UJIAN SEKOLAH IPS

Dampak PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar)


Terhadap Kehidupan Sosial Ekonomi Masyarakat di
Provinsi DKI Jakarta

KARYA TULIS
KARYA TULIS INI DISUSUN UNTUK MEMENUHI UJIAN SEKOLAH
JARAK JAUH MATA PELAJARAN IPS

NAMA : FABIAN ARIEL SETIAWAN


KELAS : IX-F

SMPN 227 JAKARTA SELATAN


TAHUN PELAJARAN 2019/2020
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR………………...………………….………..
i
DAFTAR ISI………………………...………………………………
ii
BAB I. PENDAHULUAN……………...……………....…….......
2
A. Latar Belakang…………………..………………….…
2
B. Batasan Masalah…..…………………………...……...
3
C. Tujuan Penulisan….…………………………………..
3
BAB II. PEMBAHASAN………..…..………………………….…
4
A. Pengertian PSBB…………………..…………………
4
B. Faktor Penyebab Terjadinya Kebijakan PSBB….....
6
C. Pentingnya Penerapan PSBB...…………………..…
6
D. Alasan Pengambilan Kebijakan PSBB…………...…
7
E. Dampak Penerapan PSBB..……………….……..….
9
BAB III. PENUTUP…………….…...…………………….……..
10
A. Kesimpulan………………………….…..…….……..
10
B. Saran………………………………...……….……….
10
DAFTAR PUSTAKA.....………………………..………………….
i
LAMPIRAN………...…..………………….....…………………....
ii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kita panjatkan kepada Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat kepada penulis sehingga penulis dapat menyajikan
karya tulis ilmiah yang berjudul “Dampak PSBB (Pembatasan Sosial
Berskala Besar) Terhadap Kehidupan Sosial Ekonomi Masyarakat di
Provinsi DKI Jakarta.”
Dalam Ujian Sekolah SMPN 227 Jakarta Selatan yang berbentuk
penugasan ini, penulis memilih bentuk penugasan karya tulis ilmiah.
Karya tulis ilmiah yang berjudul “Dampak PSBB (Pembatasan
Sosial Berskala Besar) Terhadap Kehidupan Sosial Ekonomi
Masyarakat di Provinsi DKI Jakarta” ini di tulis berdasarkan hal-hal yang
terkait dengan system kebijakan PSBB yang ada di DKI Jakarta. Tulisan
ini berisi tentang pengertian system PSBB, factor terjadinya system
kebijakan ini, alasan pengambilan kebijakan PSBB ini, dan dampaknya
terhadap kehidupan sosial ekonomi di DKI Jakarta.
Kami sebagai penulis mengakui bahwa ada banyak kekurangan
pada karya tulis ilmiah ini. Oleh karena itu, kritik dan saran dari seluruh
pihak senantiasa kami harapkan demi kesempurnaan karya kami.
Semoga karya tulis ilmiah ini dapat membawa pemahaman dan
pengetahuan bagi kita semua tentang dampak kehidupan sosial
ekonomi terhadap masyarakat DKI Jakarta.

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Akhir akhir ini virus COVID-19 telah mewabah di Indonesia, khususnya


wilayah DKI Jakarta. Virus ini berasal dari negara China. Tepatnya kota Wuhan,
China. Penyebaran virus ini sangat cepat. Oleh karena itu berbagai kebijakan telah
dilakukan oleh pemerintah-pemerintah dinegara-negara lain. Seperti me- lockdown
wilayahnya, menerapkan sosial distancing, WFH ( Work From Home ), dan berbagai
macam kebijakan lainnya. Dengan tujuan untuk mencegah terjadinya penularan
virus COVID-19.

Seperti di wilayah DKI Jakarta, pemerintah disini juga menerapkan kebijakan


PSBB ( Pembatasan Sosial Berskala Besar ). Penerapan ini bertujuan untuk
mencegah penularan virus COVID-19. PSBB ( Pembatasan Sosial Berskala Besar )
ini dimulai pada hari Jumat lalu tanggal 10 April 2020. Penerapan ini berlaku selama
2 minggu hingga tanggal 23 April 2020.

Kebijakan ini berdampak langsung terhadap kehidupan sosial ekonomi yang


ada di DKI Jakarta. Hal ini dikarenakan orang orang dihimbau agar tetap didalam
rumah. Akibat dari kebijakan tersebut dapat menimpa penghasilan dari setiap orang.
Banyak orang orang di wilayah DKI Jakarta yang pendapatannya menurun atau
bahkan kehilangan pendapatannya. Contohnya; seperti bangkrutnya usaha usaha
kecil seperti rumah makan sederhana karena sepinya pelanggan; sepinya
penumpang ojol ( ojek online ) karena pemerintah menerapkan sosial distancing
sehingga, jarangnya orang orang yang berpergian; di PHK ( Pemutusan Hubungan
Kerja )nya para karyawan/buruh kerja karena berkurangnya pendapatan perusahaan
sehingga dengan terpaksa harus mengurangi tenaga kerjanya sebagai salah satu
jalan keluarnya; dan lain lain.

B. Batasan Masalah

Untuk memudahkan pembaca memahami karya tulis ini, maka penulis akan
membatasi pembahasan masalah dalam karya tulis ini. Sehingga pembaca dengan
mudah untuk memahami isi dari karya tulis yang berjudul “Dampak PSBB
(Pembatasan Sosial Berskala Besar) Terhadap Kehidupan Sosial Ekonomi
Masyarakat di Provinsi DKI Jakarta.” Berikut Batasan masalah yang akan
dipaparkan dalam karya tulis ini :
a. Pengertian PSBB
b. Faktor Penyebab Terjadinya Kebijakan PSBB
c. Pentingnya Penerapan PSBB
d. Alasan Pengambilan Kebijakan PSBB
e. Dampak Penerapan PSBB
C. Tujuan Penulisan

Penulis karya tulis ilmiah bertujuan untuk memberikan informasi yang terkait
dengan system kebijakan PSBB terhadap kehidupan sosial ekonomi yang ada di
wilayah Provinsi DKI Jakarta ini. Sehingga pembaca dapat mengetahui apa saja hal
hal yang yang berdampak pada kehidupan sosial ekonomi yang terjadi. Selain itu
penulis juga berharap agar para pembaca dapat mengambil kesimpulan dari isi hasil
karya ilmiah ini dan bisa mengambil hikmah yang terkandung didalamnya.

BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN PSBB

Pembatasan Sosial Berskala Besar ( PSBB ) merupakan pembatasan


kegiatan tertentu para penduduk dalam suatu wilayah yang diduga terinfeksi Covid-
19 untuk mencegah penyebaran virus Corona.
PSBB ini akan dilakukan selama masa inkubasi terpanjang, yaitu 14 hari.
Namun, apabila masih ada bukti adanya kasus baru, dapat diperpanjang dalam
masa 14 hari sejak ditemukannya kasus baru.

Hal ini berdasarkan pada PP Nomor 21 Tahun 2020 dan status PSBB
Corona ini dikeluarkan langsung oleh Menteri Kesehatan.

PSBB ini dinyatakan berbeda dengan karantina, dan bersifat lebih ketat
daripada physical distancing.

Ada sejumlah kriteria yang perlu dipenuhi oleh wilayah yang akan
mengajukan status tersebut.

Kriteria pertama adalah adanya kasus positif dan kematian akibat Covid-19
yang menyebar dengan cepat. Lalu keterkaitan epidimologis yang serupa dengan
wilayah atau negara terdampak lain yang harus menyertakan data lengkap dengan
kurva epidemiologi.

Kriteria lainnya adalah kepala daerah yang mengajukan status PSBB harus
menyampaikan informasi mengenai kesiapan daerah tentang aspek ketersediaan
kebutuhan hidup dasar rakyat, sarana dan prasarana kesehatan, anggaran dan
operasionalisasi jaring pengaman sosial, dan aspek keamanan.

Berdasarkan Permenkes Nomor 9 Tahun 2020, PSBB ini akan meliputi :

1. Peliburan sekolah dan tempat kerja

Peliburan sekolah dan tempat kerja ini digantikan dengan proses belajar dan
kerja di rumah dengan media yang paling efektif.

Pengecualian peliburan sekolah berlaku bagi lembaga pendidikan, pelatihan,


penelitian, yang berkaitan dengan pelayanan kesehatan.

2. Pembatasan kegiatan keagamaan

Kegiatan keagamaan dapat dilakukan di rumah dan dihadiri oleh keluarga


terbatas, dengan menjaga jarak setiap orang.

Semua tempat ibadah harus ditutup untuk umum. Adapun pemakaman


orang meninggal bukan karena Covid-19 dengan jumlah yang hadir tidak lebih dari
20 orang dapat diizinkan dengan mengutamakan upaya pencegahan penyebaran
penyakit.

3. Pembatasan kegiatan di tempat umum

Pembatasan dilakukan dalam bentuk pembatasan jumlah orang dan


pengaturan jarak. Namun, pembatasan ini dikecualikan untuk supermarket,
minimarket, pasar, toko, tempat penjualan obat-obatan dan peralatan medis, serta
kebutuhan pokok.

Selain itu, juga tidak berlaku di fasilitas pelayanan kesehatan dan fasilitas
umum untuk kebutuhan dasar lainnya seperti olahraga.

4. Pembatasan kegiatan sosial dan budaya

Hal ini termasuk pembatasan dalam semua perkumpulan atau pertemuan


politik, olahraga, hiburan, akademik, dan budaya.  

5. Pembatasan moda transportasi

Pembatasan ini dikecualikan untuk moda transportasi penumpang baik


umum atau pribadi dengan memperhatikan jumlah penumpang dan menjaga jarak
antar penumpang. Selain itu, moda transportasi barang dengan memperhatikan
pemenuhan kebutuhan dasar penduduk. 

Pedoman ini juga akan melarang ojek online untuk mengangkut penumpang.
Kecuali, angkutan barang. Dalam pedoman itu dijelaskan pada bagian perusahaan
komersial dan swasta bahwa ojek online tidak boleh mengangkut penumpang.

6. Pembatasan khusus aspek pertahanan dan keamanan

Dalam rangka menegakkan kedaulatan negara, mempertahankan keutuhan


wilayah, dan melindungi bangsa dari ancaman gangguan, serta mewujudkan
keamanan dan ketertiban masyarakat.

Maka, kegiatan tersebut dilakukan dengan tetap memperhatikan


pembatasan kerumunan orang serta berpedoman pada protokol dan peraturan
perundang-undangan. 

B. Faktor Penyebab Terjadinya Kebijakan PSBB

Pemerintah membeberkan alasan utama memberlakukan Pembatasan


Sosial Berskala Besar (PSBB) dalam menghadapi virus Corona Covid-19. Mereka
beralasan jaga jarak fisik (physical distancing) yang selama ini dilakukan tidak efektif
di tengah masyarakat.

Juru bicara penanganan nasional Covid-19 Achmad Yurianto mengatakan


masih banyak orang yang tak menjalankan kebijakan tersebut. Ini yang
menyebabkan kasus positif corona di Indonesia mencapai 2.956 orang saat ini.

“Kami masih mendapatkan ketidakefektifan pelaksanaan (pembatasan fisik)


ini akibat disiplin yang masih belum kita bangun bersama-sama di tengah
masyarakat,” kata juru bicara pemerintah untuk penanganan virus corona Covid-19
Achmad Yurianto di Gedung BNPB, Jakarta, Rabu (8/8).
Atas dasar itu, pemerintah memperkuat kebijakan pembatasan fisik bagi
masyarakat dengan menerapkan PSBB di daerah. Yurianto mengatakan, PSBB tak
bisa dimaknai melarang, namun hanya membatasi masyarakat beraktivitas.

“Karena kita sama-sama pahami faktor pembawa penyakit ini adalah


manusia. Oleh karena itu, sebaran penyakit ini akan sejalan dengan aktivitas sosial
manusia itu sendiri,” kata dia.

Dia lantas meminta agar masyarakat dapat mematuhi penerapan PSBB.


Sejauh ini, pembatasan baru akan diterapkan di Jakarta mulai hari Jumat (8/4)
hingga dua pekan mendatang.

Penetapan penerapan PSBB di Jakarta sesuai dengan terbitnya Keputusan


Menteri Kesehatan (Kepmenkes) Nomor HK.01.07/Menkes/239/2020 tertanggal 7
April 2020. Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengatakan hampir seluruh
aktivitas masyarakat akan dibatasi, kecuali delapan sektor.

Delapan sektor tersebut, antara lain kesehatan, pangan, energi, komunkasi


baik jasa sampai media komunikasi, sektor keuangan dan perbankan termasuk
pasar modal, logistik distribusi barang dan kebutuhan keseharian ritel, seperti
warung toko kelontong dan industri strategis lainnya.

Bagi masyarakat yang terdampak, Pemprov DKI Jakarta akan memberikan


bantuan sembako dan kebutuhan pangan yang akan didistribusikan mulai Kamis
(9/4) . "Kami menyediakan bantuan bersama jajaran TNI dan Polri akan mulai
distribusi sembako sejak kamis di kawasan-kawasan padat penduduk," kata Anies.

C. Pentingnya Penerapan PSBB

Komnas Hak Asasi Manusia (HAM) melihat pentingnya adanya soliditas


kebijakan dalam menerapkan kebijakan PSBB. Hal ini disampaikan melalui
konferensi pers yang lewat Zoom Meeting, Selasa (14/04).

Mohammad Choirul Anam Anggota Komnas HAM Komisioner Pengkajian


dan Penelitian menerangkan bahwa kebijakan yang berperan terutama adalah Dinas
Kesehatan. Cara pandang terhadap kondisi darurat medis ini harus menjadi titik
pandang utama. Agar penanganannya tepat.

“Dalam penerapan PSBB di Jakarta kemarin sebenarnya ada gradasi. Satu


melihatnya sebagai darurat bencana sedangkan di satu pihak darurat kesehatan.
Disinilah pentingnya soliditas kebijakan. Di sini patokan utamanya adalah
Permenkes, maka turunannya adalah Perda untuk Kesehatan. Untuk itu dalam
penerapan di Jabar dan Banten hal ini harus menjadi perhatian utama,” tuturnya.

Adanya indikasinya dualisme kebijakan dalam masyarakat dapat menjadikan


kebingungan bagi masyarakat. Sementara itu Head of Study and Research Division
at Komnas HAM, Mimin Dwi Hartono mengatakan selain soliditas kebijakan juga
pentingnya penerapan mekanisme dua arah dan non diskriminasi dalam penerapan
PSBB.

“Penting dalam menjalankan PSBB itu diterapkan adanya mekanisme dua


arah dan non diskriminasi. Hal ini terutama dalam penegakan pelanggar dan dalam
pendistribusian bantuan sosial. Selama ini pemerintah yang dikedepankan adalah
sanksi pidana untuk pelanggar, padahal kita mendorongnya adalah sanksi denda
dan kerja sosial,” tuturnya.

Selain itu, Komnas HAM juga memberikan beberapa catatan penting dalam
penerapan PSBB. Salah satu yakni aksesibilatas kesehatan bagi semua
masyarakat, perlindungan bagi petugas lapangan, mengurangi stigma pada
penderita Covid-19 dan pentingnya penegasan protokol pembatasan ibadah yang
jelas tanpa mengurangi esensi melakuakn ibadah tersebut.

D. Alasan Pengambilan Kebijakan PSBB

Presiden Joko Widodo menyebut kebijakan Pembatasan Sosial Berskala


Besar (PSBB) untuk menghadapi pandemi virus corona atau COVID-19 di Indonesia
dirasa sesuai dengan kondisi di Indonesia. Menurutnya, pengambilan kebijakan ini
dilakukan setelah pemerintah mempelajari langkah negara lain menghadapi virus
tersebut.

"Karena dari pengalaman 202 negara yang telah buat policy (menghadapi
COVID-19), kami pelajari semuanya ada plus dan minus. Kita sesuaikan dengan
kondisi negara kita baik geografis, demografi, karakter budaya, kedisiplinan dan
kemampuan fiskal kita," kata Jokowi usai melakukan kunjungan ke RS Darurat
COVID-19 di Pulau Galang, Batam, Kepulauan Riau, Rabu, 1 April.

Dengan kebijakan PSBB yang sesuai dengan UU Nomor 6 Tahun 2018


tentang Kekarantinaan Wilayah, Jokowi menegaskan, kepala daerah tidak
mengambil kebijakan yang berbeda dengan pemerintah pusat.

Mantan Gubernur DKI Jakarta ini memahami keinginan kepala daerah


mencegah penyebaran COVID-19 di wilayahnya. Karenanya, dia mewajarkan
adanya pembatasan transportasi dan pembatasan sosial yang dilakukan sejumlah
daerah. Namun dia meminta, pemerintah daerah tetap mengikuti kebijakan
pemerintah pusat dengan tidak melakukan kebijakan karantina wilayah ataupun
lockdown.

"Kalau ada UU tentang Kekarantinaan Kesehatan, ya, itu yang dipakai.


Jangan membuat acara sendiri-sendiri sehingga dalam pemerintahan tidak dalam
satu garis visi yang sama," tegasnya.

Dia menjelaskan, pemerintah pusat tak mengambil kebijakan lockdown atau


karantina wilayah karena menginginkan kegiatan ekonomi di tengah masyarakat
tetap berjalan, meski harus menjaga jarak aman satu dengan yang lain atau
physical distancing.
Sementara, lanjut Jokowi, kebijakan lockdown atau karantina wilayah berarti
menghentikan semua aktivitas masyarakat secara total dan penghentian sarana
transportasi pribadi maupun publik.

"Kita tetap ingin aktivitas ekonomi ada tetapi semua masyarakat harus
menjaga jarak. Jaga jarak aman yang paling penting. Kita sampaikan sejak awal,
social distancing, physical distancing, itu terpenting," ungkapnya.

Menteri Koordinator bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko


Polhukam) Mahfud MD menilai kebijakan PSBB ini sudah menampung masukan dari
publik yang meminta karantina wilayah untuk memutus penyebaran virus tersebut
dan membuat daerah leluasa melakukan pergerakan.

"Yang bersuara soal karantina, bersuara soal lockdown sudah tertampung di


situ semua. Pemerintah daerah diberi keleluasaan untuk bergerak di dalam
kebijakan itu tetapi tetap dengan ritme kekompakan dengan pemerintah pusat. ...
Yang mau karantina sudah ada jalannya dengan karantina cara undang-undang
Indonesia yaitu PSBB," ungkap Mahfud dalam keterangan videonya yang dirilis pada
Selasa, 31 Maret.

Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) ini menilai, PSBB juga sudah
menyelesaikan persoalan terkait penyebaran COVID-19 karena sudah ada
pembatasan-pembatasan di dalamnya.

"Itu sudah mencakup semua ide untuk menyelesaikan berbagai persoalan,


membatasi gerakan orang dan barang dari suatu tempat ke tempat lain
menggunakan mekanisme itu," ungkapnya.

E. Dampak Penerapan PSBB

Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) sudah mulai beroperasi di


wilayah Jakarta dan sekitarnya. Penerapan ini telah ditetapkan dalam Peraturan
Pemerintah (PP) nomor 21 Tahun 2020 Permenkes No.9 Tahun 2020. Secara
singkat peraturan ini dibuat sebagai pemberlakuan masa inkubasi secara
menyeluruh selama 14 hari (terhitung dari masa operasi PSBB). Dengan adanya
peraturan ini, kita berharap menjadi solusi yang cepat untuk pemulihan wabah
Covid-19.
Inti dari aturan PSBB sebenarnya tak jauh beda dengan imbauan
pembatasan sosial (social distancing) yang sudah pemerintah terapkan sebelumnya.
Bekerja, belajar, dan beribadah di rumah. Hanya saja gerak warga di luar tempat
tinggalnya dibatasi agar jumlah kasus positif virus corona berkurang. PSBB hanya
memberi penegasan. Semua tempat ibadah ditutup, kegiatan keagamaan dibatasi.
Operasional transportasi umum terbatas, dari 06.00 sampai 18.00 WIB. Sekolah dan
tempat kerja diliburkan.
Tapi tak semua lini industri lantas libur. Ada delapan sektor yang harus tetap
beroperasi, yaitu kesehatan, pangan, energi, komunikasi, distribusi barang,
keuangan dan perbankan, kebutuhan sehari-hari, dan industri strategis.
Namun, tidak semua hal berjalan mulus tentang kebijakan ini. Para
pengusaha menganggap PSBB dapat menyebabkan sejumlah industri mengalami
koma. Apalagi banyak sektor sudah mengalami pelemahan permintaan sejak
pandemi corona. Sektor yang paling parah terdampak adalah pariwisata, jasa
angkutan orang, event dan properti.
Bagi perusahaan yang berada di sektor terdampak mulai melakukan
efisiensi. Hal ini berkaitan dengan dampak yang terjadi pada pendapat perusahaan
yang mulai menurun. Dalam efisiensi tersebut, pihak perusahaan telah meliburkan
karyawannya hingga batas waktu yang telah ditentukan. Langkah itu diambil untuk
menekan gelombang PHK yang berpotensi terjadi karena anjloknya merosotnya
kondisi finansial perusahaan sebagai dampak dari pandemi virus Corona atau
Covid-19.
Melansir data Kementerian Tenaga Kerja per 4 April 2020, setidaknya ada
130 ribu pekerja di sektor formal, informal, dan buruh yang di PHK maupun
dirumahkan.
Dengan terhentinya pendapatan masyarakat hingga waktu yang belum
ditentukan, komitmen pemerintah terus menjadi janji yang bisa menjamin kehidupan.
Meski dengan cara BanSos, mereka bisa bertahan hingga pandemi berakhir.
Setelah itu Kartu Pra Kerja bisa membantu masyarakat mendapatkan kembali mata
pencahariannya.

Demikianlah beberapa hal yang berkaitan dengan system kebijakan PSBB


ini terhadap kehidupan sosial ekonomi yang ada di Jakarta.

BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Dari hasil pengamatan dan analisa penulis ternyata terdapat beberapa
kesimpulan yang terkait dengan system kebijakan PSBB ini, anatara lain :

 PSBB pelaksanaannya lebih diperketat dengan menutup banyak akses di Jakarta


seperti menutup tempat rekreasi, meliburkan sekolah sekolah, dan lain-lain.

 PSBB ini dilakukan karena physical distancing yang selama ini diterapkan tidak
berjalan dengan baik atau tidak efektif ditengah masyarakat. Banyak warga yang
mengabaikan kebijakan physical distancing, seperti berkumpul ramai-ramai,
keluar rumah padahal keadaan tidak terlalu penting, dan lain-lain.

 Disisi lain, kebijakan PSBB ini sangat penting untuk mencegah penularan virus
Covid-19 ini ditengah-tengah masyarakat yang Jakarta yang keras kepala.

 System kebijakan PSBB ini diambil agar kegiatan ekonomi masyarakat tetap
berjalan meskipun tidak lancar.

 Dampak dari system PSBB meliputi beberapa bidang, antara lain :

a. Bidang sosial : pembatasan kegiatan keagamaan, pembatasan kegiatan di


tempat umum, pembatasan kegiatan sosial dan budaya, dan lain-lain

b. Bidang ekonomi : turunnya permintaan di berbagai sektor, di PHK nya banyak


karyawan, bangkrutnya usaha-usaha kecil, dan lain-lain.

B. Saran

Setelah menyusun tulisan ini, penulis mengetahui dampak hal-hal yang


terkait dengan system kebijakan PSBB ini. Oleh karena itu, penulis menyarankan
untuk :

a. Bersama sama memerangi virus ini agar kehidupan dapat berjalan dengan normal
Kembali dengan mengikuti instruksi dari pemerintah.

b. Keluar rumah apabila sedang dalam keadaan yang sangat penting.

c. Saling membantu kepada sesama dengan menyalurkan bantuan.

d. Tidak menganggap bahwa wabah virus Covid-19 ini adalah hal kecil.

DAFTAR PUSTAKA

https://www.google.com/url?
sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=4&cad=rja&uact=8&v
ed=2ahUKEwiHzavAofHoAhXIAnIKHYQcARYQFjADegQIBxAB
&url=https%3A%2F%2Fwww.sonora.id%2Fread
%2F422094139%2Fapa-itu-psbb-berikut-pengertian-dan-
cakupan-psbb-untuk-cegah-covid-19%3Fpage
%3Dall&usg=AOvVaw2aIrO9C1rM7-VdyTPYw7ST

https://www.google.com/url?
sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=8&cad=rja&uact=8&v
ed=2ahUKEwiSuoiLovHoAhXMbSsKHTgEDyEQFjAHegQIChA
B&url=https%3A%2F%2Fkatadata.co.id%2Fberita
%2F2020%2F04%2F08%2Falasan-pemerintah-terapkan-psbb-
masyarakat-tak-disiplin-jaga-
jarak&usg=AOvVaw1exKgYBvv9qlpNLXi0eXDU

https://www.google.com/url?
sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=5&cad=rja&uact=8&v
ed=2ahUKEwjl5o-
vpvHoAhXqwTgGHVhPBosQFjAEegQIBhAB&url=https%3A
%2F%2Fsatubanten.com%2Fkomnas-ham-tegaskan-
pentingnya-soliditas-kebijakan-dalam-penerapan-psbb-banten
%2F&usg=AOvVaw0wWm24oz5emF26zvHmY0k_

https://www.google.com/url?
sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=1&cad=rja&uact=8&v
ed=2ahUKEwili5mxr_HoAhW7lEsFHWh1CngQFjAAegQIARAB
&url=https%3A%2F%2Fvoi.id%2Fartikel%2Fbaca
%2F4288%2Falasan-jokowi-memilih-psbb-bukan-karantina-
wilayah&usg=AOvVaw3Ya_ifcvxeMOZPWtrBQxB_

https://www.google.com/url?
sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=1&cad=rja&uact=8&v
ed=2ahUKEwiO7o2WsPHoAhXBZSsKHZkKDRYQFjAAegQIAx
AB&url=https%3A%2F%2Fwww.kiostix.com%2Fid%2Farticle
%2F503%2Fdampak-penerapan-psbb-dan-tujuan-
mulianya&usg=AOvVaw2L7pMTeKEq5mujoXCvT6qW
LAMPIRAN

GAMBAR PENUNJANG
1. Sepinya Jalan Raya Saat Pemberlakuan PSBB di DKI Jakarta

2. Sepinya Penumpang Angkutan Umum di Jakarta

3. Penertiban Bagi Pelanggar PSBB di Jakarta


4. Bantuan Sosial dari Pemerintah

Anda mungkin juga menyukai