Fatin Wana Kusuma - 181420196 - PBS - Semester 7 - Laporan PPL Daring

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 68

LAPORAN PRAKTIKUM PROFESI LAPANGAN (PPL)-DARING PADA BANK

SYARIAH INDONESIA (BSI) TBK

KANTOR CABANG PEMBANTU (KCP) SERANG CIKANDE 2

FATIN WANA KUSUMA

NIM : 181420196

PERBANKAN SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN MAULANA HASANUDIN BANTEN

2021 M / 1442 H
PERTEMUAN PERTAMA (I)

Berlangsung pada : Sabtu, 28 Agustus 2021

Berlangsung di aplikasi : ZOOM

Pemateri : Asep Saepul Malik Ibrahim

PERBANKAN SYARIAH UNTUK INDONESIA

A. Pengenalan Bank Syariah Indonesia

Industri perbankan syariah atau yang di kenal sekarang adalah Bank Syariah
Indonesia (BSI) yang berdiri pada tanggal 1 Februari 2021. Bank Syariah Indonesia
merupakan peleburan (merger) bank syariah dibawah naungan BUMN yakni : BRI
Syariah, Bank Syariah Mandiri, dan BNI Syariah. BSI adalah salah satu industri yang
dibutuhkan di Indonesia untuk itu dalam memperkuat industri perbankan syariah terdiri
dari beberapa bagian, yaitu produk yang inovatif, jaringan yang luas, sumber daya manusia
yang kompeten, IT system yang handal, dan permodalan yang kuat. Selain itu dalam
memperkuat industri perbankan syariah pemerintah juga memiliki peran dalam pemerataan
ekonomi masyarakat. Aspirasi yang pertama yaitu Ir. H. Joko Widodo (Presiden RI) : 1).
Pemerintah memiliki perhatian besar untuk membangkitkan raksasa keuangan syariah di
Indonesia, salah satunya dengan membangun satu bank syariah terbesar di Indonesia. 2).
Diharapkan bank syariah terbesar ini dapat memberi manfaat kepada lebih banyak
masyarakat Indonesia. Aspirasi yang kedua yaitu K.H. Ma’ruf Amin (Wakil Presiden RI)
: 1). Indonesia dapat menjadi pemain keuangan syariah yang diperhitungkan baik di tingkat
lokal maupun global. 2). Merupakan cara pemerintah memperkuat kelembagaan industri
keuangan syariah dan juga dapat meningkatkan partisipasi Indonesia dalam perekonomian
syariah global. Aspirasi yang ketiga yaitu Erick Thohir (Menteri BUMN) : 1). Masuk ke
dalam jajaran 10 besar bank syariah terbesar di dunia berdasarkan Capitalization. 2).
Meningkatkan core competence BUMN termasuk perbankan syariah. Aspirasi ini
diwujudkan dengan inisiatif penggabungan bank syariah milik himbara. Bank himbara
adalah singkatan dari himpunan bank-bank syariah negara atau empat bank BUMN, yaitu
BRI Syariah, BNI Syariah, Bank Syariah Mandiri (BSM), dan BTN Syariah. Namun, BTN
Syariah belum termasuk atau tidak ikut merger di Bank Syariah Indonesia (BSI) karena
BTN Syariah belum berdiri sendiri atau masih menjadi Unit Usaha Syariah (UUS) belum
berstatus Bank Umum Syariah (BUS) dan masih banyak hal lainnya. Di bawah ini
menjelaskan beberapa bagian antara ketiga bank syariah yang ikut merger antara lain Bank
Syariah Mandiri/Mandiri Syariah, BNI Syariah, dan BRI Syariah.

Dari penggabungan ketiga bank syariah tersebut yang sekarang di sebut Bank Syariah
Indonesia, sehingga menghasilkan kinerja keuangan yang solid, seperti Aset Rp. 239,56
Tn, DPK (Dana Pihak Ketiga) Rp. 209,98 tn, Pembiayaan Rp. 156,51 Tn, Modal Rp. 22,61
Tn, dan Laba bersih Rp. 2,19 Tn

B. Board of Directors Lead by Experinced Managemet


Dibawah ini adalah beberapa dewan direksi yang dipimpin oleh manajemen yang
berpengalaman :
1. Hery Gunardi (President Director)
 Deputy President Director of PT Bank Mandiri (Persero) : Februari 2020-Oktober
2020
 Consumer & Retail Transaction Director PT Bank Mandiri (Persero), Tbk.
(Desember 2019-Februari 2020)
2. Ngatari (Deputy President Director 1)
 President Director of PT BRIS Tbk 2019-2021 Jan 2021
 Regional Head of BRI Bandung (2018-2019)
3. Abdullah Firman Wibowo (Deputy President Director 2)
 President Director of PT BNI Syariah 2017-2021
 Head or Subsidiaries Investment Management PT BNI Tbk (Persero) (2016-2017)
4. Kusman Yandi (Wholesale Transaction Banking Director)
 Wholesale Banking Director of PT Bank Syariah Mandiri 2015-2021
 SEVP Wholesale Mandiri Syariah (2014-2015)
5. Ade Cahyo Nugroho (Finance and Strategy Director)
 Finance and Strategy Director PT Bank Syariah Mandiri 2017-2020
 SEVP Finance and Strategy PT Bank Syariah Mandiri 2016-2017
6. Achmad Syafii (Information Technology Director)
 IT Operation and Digital Director PT Bank Syariah Mandiri 2017-2020
 Group Head IT and Apss Support PT Bank Mandiri Tbk Persero 2016-2017
7. Kokok Alun Akbar (Retail Banking Director)
 Director of PT Bank BRI Syariah Tbk Jan 2018-2021
 Deputy Group Head PT Bank BRI Tbk (Persero) 2012-2016
8. Anton Sukarna (Sales and Distribution Director)
 Distribution and Sales Director of PT BNI Syariah Mandiri 2020-2021
 SEVP Distribution and Sales PT Bank Syariah Mandiri 2019-2020
9. Tribuana Tunggadewi (Compliance and HC Director)
 Risk and Compliance Director PT BNI Syariah 2020-2021
 SEVP Risk and Compliance PT BNI Syariah 2015-2016
10. Tiwul Widyastuti (Risk Management Director)
 Risk and Management Director PT Bank Syariah Mandiri 2020-2021
 Commercial Risk Group Head of PT Bank Mandiri Tbk (Persero) 2018-2020

C. Bisnis Model Bank Syariah


1. Investor / Deposan
Investor atau deposan terdiri dari perorangan maupun institusi yang berupa bisnis
model bank syariah seperti deposito, tabungan, giro : akad investasi dan titipan.
Beberapa produk tersebut yaitu menyimpan dana dan bagi hasil di Bank Syariah
Indonesia.
2. Nasabah Pembiayaan
Nasabah pembayaran terdiri dari individu, komersial, institusi yang berupa bisnis
model bank syariah seperti : 1). Jual beli : Murabahah. 2). Bagi hasil : Musyarakah. 3).
Sewa : Ijarah. Beberapa produk tersebut yaitu menyalurkan dana, margin/bagi
hasil/sewa di Bank Syariah Indonesia. Dalam penyaluran dana tidak boleh
menyalurkan dana ke industri non-halal, seperti : rokok, hotel non syariah, dan
minuman keras.
3. Zakat atas Laba Perusahaan
Laba perusahaan masuk ke dalam zakat (social finance)
4. Denda / Pendapatan Non Halal
Pendapatan non halal atau dana kebajikan tidak masuk ke dalam pendapatan
perusahaan seperti : denda, jasa giro, dan pendapatan non halal lainnya.
D. Perkembangan Industri Bank Syariah Indonesia
E. Keunggulan Bank Syariah Indonesia
1. Dewan Pengawas Syariah (DPS)
Dewan pengawas syariah merupakan suatu badan yang bertugas mengawasi kepatuhan
syariah dalam segala produk dan aktivitas pelaksanaan keputusan DSN di lembaga
keuangan syariah. DPS diangkat dan diberhentikan di lembaga
keuangan syariah melalui RUPS setelah mendapat rekomendasi dari Dewan Syariah
Nasional (DSN).
2. Nilai Syariah yang Universal
Tiga parameter utama: terbebas dari yang dilarang, sesuai prinsip syariah, adab islami
bermuamalah. Terdiri dari investor atau deposan, nasabah pembiayaan, laba
perusahaan atau zakat, dan denda atau pendapatan non halal.
3. Aspek manfaat sosial dan spiritual
Untuk kemaslahatan umat, 2,5% laba perusahaan di alokasikan untuk dana kebajikan
dan di salurkan pada bantuan kemanusiaan, beasiswa anak yatim, pembangunan sarana
pendidikan, dan pembangunan masjid.
4. Fitur dan layanan yang bersaing
Bank Syariah Indonesia sebagai sahabat finansial berkah yang menyediakan berbagai
solusi keuangan syariah di setiap tahapan kehidupan karyawan, dibawah ini fitur dan
layanannya :

F. Layanan Perbankan Syariah untuk ASN


1. Solusi Tabungan Syariah :
a. Tabungan wadiah
 Bebas biaya admin bulanan rekening
 Tarik tunai di seluruh BSI dan ATM Bank Mandiri
 Bebas biaya transaksi di berbagai mesin EDC
 Dapat dibuka secara online
 Integrasi dengan layanan Mobile Banking
 Tersedia Tabungan Payroll dengan fitur gratis transfer sesuai ketentuan
b. Tabungan haji langkah awal menuju Baitullah
 Bebas biaya admin bulanan rekening
 Online dengan Siskohat untuk kemudahan pendaftaran haji
 Disiplin menabung dengan program autodebet tanpa biaya
 Notifikasi pada saat saldo cukup untuk pendaftaran haji
 Terdapat produk Tabungan Haji Muda yang dibuka anak (usia 12 tahun bisa
didaftarkan porsi haji)
2. Solusi Investasi Syariah: Tabungan E-Mas
Nabung emas dengan mudah melalui Mobile Banking. Bisa jual, beli, transfer emas
 Alternatif investasi emas dengan nilai yang terjangkau
 Nasabah dapat melakukan jual-beli, transfer, dan tarik fisik emas dengan mudah
dan murah
 Fisik emas dititipkan di lembaga terpercaya dengan aman dan nyaman
 Adanya kerjasama dengan antam untuk ketersediaan fisik emas
3. Solusi Pembiayaan bagi Karyawan
a. Mitraguna Berkah
 Pembiayaan tanpa agunan dengan berbasis payroll (hanya dengan SK).
 Limit sd Rp1,5 miliar
 Jangka watu sd 15 tahun
 Special Pricing
 Cicilan pasti (skim syariah)

b. Pra Pensiun Berkah


Pembiayaan multiguna dengan limit s.d Rp. 350 juta untuk membantu perencanaan
keuangan pegawai yang akan pension agar tetap produktif dan berkah.
c. Pensiun Berkah
Pembiyaan multiguna dengan limit s.d Rp. 350 juta untuk para pensiun agar
menikmati usia emas dengan tetap produktif, nyaman, bahagia dan semakin berkah.
d. Bank Syariah OTO
 Cicilan pasti (skim syariah)
 DP mulai dari 0%
 Jangka Waktu sd 7 tahun
 Special Pricing
 Didukung berbagai Authorized Dealer Nasional
4. Solusi Pembiayaan Berbasis Logam Mulia
a. Cicil emas
 Limit s.d Rp150 juta
 Angsuran tetap dan marjin ringan
 DP 20% dari harga beli emas
 Jangka waktu s.d 5 tahun
 Fisik emas aman dan diasuransikan
b. Gadai emas
 Pricing kompetitif
 Proses mudah dan cepat
 Alternatif kebutuhan likuiditas
 Gadai LM maupun perhiasan emas
5. Solusi kebutuhan rumah
a. Griya Hasanah (Plus Mabrur)
 Untuk kepemilikan rumah baru/second
 DP s.d 0% (untuk fasilitas pertama)
 Jangka waktu s.d 30 tahun
 Limit pembiayaan s.d Rp. 25 Milyar
 Bonus porsi haji
 Cicilan pasti
b. Griya Simuda
 Produk khusus pegawai milenial
 Ekstra plafon dibandingkan dengan nasabah regular (plafon s.d 120%)
 Jangka waktu s.d usia pensiun
c. Griya Hijrah
 Take over KPR tanpa biaya awal
 Limit sesuai sisa kewajiban di bank asal
 Potensi top up untuk renovasi maupun tujuan halal lainnya
 Angsuran relatif lebih rendah dari angsuran di bank asal (margin spesial)
 Bonus porsi haji
6. Solusi transaksi :
a. Kartu debit dan kartu pembiayaan
Kemudahan transaksi dengan platform GPN, Visa, dan Mastercard. Transaksi
dengan mudah melalui kartu debit yang terkoneksi jaringan luar negeri, dan juga
tersedia kartu pembiayaan syariah.
b. Digital banking : Melayani segala channel transaksi, kemudahan untuk seluruh
nasabah
c. Mobile banking : kemudahan transaksi dan ibadah dalam genggaman
 Zakat-Infaq-Sedekah-Wakaf : Kemudahan berdonasi ZISWAF melalui
berbagi mitra lembaga sosial yang profesional dan bonafid
 Pembelian : Top Up OVO, GoPay, E-Money, pembayaran online shopping
(Bukalapak, Shopee, Tokopedia), dsb
 Pembayaran : Via QRIS, tagihan listrik PLN, institusi akademik, tiket
pesawat, BPJS Kesehatan, dan lainnya.
 Fitur Islami : Kemudahan beribadah dengan fitur islami untuk jadwal shalat,
arah kiblat, juz amma dan lokasi masjid terdekat.
PERTEMUAN KEDUA (II)

Berlangsung pada : Sabtu, 4 September 2021

Berlangsung di aplikasi : ZOOM

Pemateri : Asep Saepul Malik Ibrahim

TRANFORMASI PERBANKAN SYARIAH INDONESIA MENUJU ERA 5.0

A. Bisnis Perbankan
 Sebagai Lembaga Intermediasi
1. Surplus Unit
a. Simpanan : Perorangan dan perusahaan
 Giro, tabungan, dan deposito
b. Jasa : Provisi dan biaya administrasi
 Transfer, inkaso, clearing, pertukaran uang, cash management, L/C, bank
garansi
2. Defisit Unit
a. Kredit : Perorangan dan perusahaan, kredit investasi, kredit modal kerja
 Tren Bisnis Keuangan
1. New Bank : merger, acquisition
2. Delivery channel : branch, sub branch, outlet, ATM, Firtual Office, Sister Company
3. New entry : Start up company, neo bank, beta bank
4. New services : cryptocurrency (mata uang digital), P2P, marketplace (Alibaba-eBay-
Amazon, Tokopedia, dan lain-lain)
 Perbedaan Bank Konvensional dan Bank Syariah
Bank Konvensional Aspek Bank Syariah
Undang-Undang Nomor 10 Landasan Hukum 1. Undang-Undang No 10
Tahun 1998 Tahun 1998
2. Undang-Undang No 21
Tahun 2008
Bank konvensional adalah Definisi Bank Syariah adalah Bank
bank yang menjalankan yang menjalankan kegiatan
kegiatan usahanya secara usahanya berdasarkan
konvensional dan Prinsip Syariah dan
berdasarkan jenisnya terdiri menurut jenisnya terdiri
atas Bank Umum atas Bank Umum Syariah
Konvensional dan Bank dan Bank Pembiayaan
Perkreditan Rakyat Rakyat Syariah
1. Peraturan Bank Regulasi Kegiatan 1. Peraturan Bank
Indonesia (PBI) Indonesia (PBI)
2. Peraturan Otoritas Jasa 2. Peraturan Otoritas Jasa
Keuangan (POJK) Keuangan (POJK)
3. Fatwa Dewan Syariah
Nasional (DSN)
Menghimpun dana, Fungsi Menghimpun dana,
menyalurkan dana, dan menyalurkan dana, jasa-
jasa-jasa keuangan jasa keuangan dan fungsi
sosial (penyaluran ZIS,
wakaf, dll)
1. Dewan Komisaris Struktur Manajemen 1. Dewan komisaris
2. Dewan Direksi 2. Dewan pengawas syariah
3. Dewan direksi
Bunga bank, sewa, dan Sumber Pendapatan Keuntungan dari transaksi
biaya administrasi jual beli, bagi hasil, ujroh
dari transaksi ijarah
Menguntungkan dan Prinsip Transaksi, Produk, Sesuai prinsip syariah
prudent dan Jasa
General Accepted Prinsip Akuntansi General Accepted Sharia
Accounting Principle Accounting Principle
8 risiko, meliputi risiko Risiko Inheren 10 Risiko, meliputi 8 risiko
kredit, risiko pasar, risiko Bank Konvensional, Risiko
operasional, risiko Imbal Hasil, dan Risiko
likuiditas, risiko kepatuhan, Investasi
risiko hukum, risiko
strategis, dan risiko reputasi

 Peran Bank dalam Sistem Keuangan


1. Pengalihan Aset (Asset Transmutation)
a. Pengalihan dana dari surplus unit ke defisit unit
b. Jangka waktu surplus unit dapat di atur sesuai dengan keinginan pemilik dana
c. Bank berperan dalam pengalihan aset likuid
2. Transaksi (Transaction)
Memberikan berbagai kemudahan kepada pelaku ekonomi untuk bertransaksi
keuangan melalui berbagai macam produk, jasa, dan layanan.
3. Likuiditas (Liquidity)
Menjaga likuiditas masyarakat dengan membantu aliran likuiditas atau dana dari unit
surplus kepada unit defisit.
4. Efisiensi (Efficiency)
Bank berperan sebagai broker menjembatani dua pihak yang saling berkepentingan
untuk menyamakan informasi yang tidak sempurna (asymetric information).
 Sebagai Lembaga Intermediasi
1. Surplus unit : bank menjual surat berharga
Terdiri dari giro, tabungan, deposito.
a. Bank harus dipercaya karena menjual surat berharga
b. Nasabah menerima surat berharga berupa cheque/bilyet, buku tabungan
sertifikat deposito
2. Defisit unit : bank menjual surat berharga
Terdiri dari perjanjian kredit, promisory note (surat utang).
a. Bank harus hati-hati karena membeli surat berharga
b. Nasabah menerima dana (pencairan kredit) bank mendapatkan surat berharga
berupa akad/perjanjian kredit dan tanda kepemilikan jaminan
 Masalah “Trade Off”
Dalam praktek tidak bisa dihindari akan terjadi trade off antara “service” (sistem dan
prosedur) dengan risk (risiko bagi bank). Apabila “service” berupa persyaratan
pembiayaan misalnya diperketat, maka “risk” bagi bank akan rendah. Sebaliknya
apabila “service” diperlonggar, maka “risk” akan tinggi.
 Trade off tidak bisa dihilangkan tetapi hanya diminimumkan dampaknya sehingga
menjadi lebih terkendali atau terukur resikonya.
 Asimetri Informasi
Asimetri ini menciptakan ketidakseimbangan kekuatan dalam transaksi, yang
terkadang dapat menyebabkan transaksi menjadi tidak sempurna atau terjadi
kegagalan pasar. Contoh dari asymmetric information adalah seleksi yang merugikan,
moral hazard, dan monopoli informasi.
1. Adverse Selection
Seleksi yang merugikan adalah konsep dalam ekonomi, asuransi, dan manajemen
risiko, yang menggambarkan situasi di mana pembeli dan penjual memiliki
informasi yang berbeda.
a. Bank tidak mengetahui secara detail tentang nasabahnya atau
sebaliknya
b. Nasabah tidak mengetahui secara detail tentang bank
2. Moral Hazard
Dalam ilmu ekonomi dapat terjadi, misalnya ketika seseorang mengambil lebih
banyak risiko karena orang lain yang menanggung biaya.
a. Secara praktis moral hazard adalah tindakan yang merugikan pihak lain karena
adanya informasi yang asimetris
b. Dilakukan secara sengaja atau tidak disengaja
 Market Dicipline dan Market Failures
1. Pembeli dan penjual di pasar terkendala oleh disiplin pasar karena masalah
persaingan dan skala usaha yang berbeda. Produk yang sama berbeda harga ketika
skala ekonomi berbeda.
2. Pembeli harus menghindari harga yang akan membuat mereka tidak sanggup.
Dilain pihak penjual harus menetapkan harga yang akan menghasilkan pendapatan
tertinggi.
3. Agar disiplin pasar dapat ditegakan pemerintah dan regulator mengeluarkan
berbagai peraturan yang bertujuan agar bank menerapkan disiplin pasar dengan
cara mematuhi peraturan yang diberlakukan.
4. Dalam prakteknya disiplin pasar bisa disebabkan baik oleh pembeli maupun
penjual.
5. Penyebab utamanya sebagian besar karena moral hazard.
6. Secara sengaja memanfaatkan ketidaksempurnaan peraturan dan dengan alasan
karena belum diatur.
7. Pemerintah dan regulator harus responsif melihat kondisi pasar, dengan cara
merevisi dan menambah peraturan.
8. Dalam hal tertentu dapat dalam melakukan relaksasi.
 Karakteristik Produk
1. Intangibility/hal tidak dapat dipahami : tidak “berwujud” seperti halnya produk
manufaktur.
2. Inseparability/ketidakterpisahan : antara penjual dan pengguna jasanya harus ada
interaksi “langsung”.

3. Variability/variabilitas : diperlukan pelayanan yang berbeda untuk masing-masing


pelanggan.
4. Perishability/mudah rusak : produk dan jasa tidak dapat disimpan.
 Bisnis Model
1. Capital Intensive/padat modal : bank merupakan entitas bisnis yang padat modal.
Ada rasio permodalan (capital adequacy ratio) minimal yang wajib.
2. Services/jasa : bank pada dasarnya memberikan pelayanan jasa keuangan. Inovasi
dan kreatifitas sangat penting.
3. Regulation/peraturan : bank sangat diatur oleh regulator. Diperlukan regulasi yang
sesuai dengan pasar.
4. Product/produk : sangat fokus yaitu pembiayaan, dana dan jasa.

B. Transformasi Bisnis Model Perbankan


 Revolusi Industri
Industri 1.0 pada tahun 1650, ketel uap ditemukan oleh Thomas Savary. Industri 2.0 pada
tahun 1831, listrik ditemukan oleh Michael Faraday. Industri 3.0 pada tahun 1946,
komputer ditemukan oleh Jack Kilbi. Industri 4.0 pada tahun 1969, internet ditemukan
oleh Leonard Kleinrock. Industri 4.0 pada tahun 2006-2008 adalah era enabler
(penengah/fasilator dalam sebuah kelompok) seperti, bigdata, blockhain, cryptocurrency,
peer to peer. Menuju industri 5.0 beberapa sumber memperkirakan era industri 5.0 adalah
Blockhain seperti artificial intelligent, internet of thing, cloud computing, virtual reality,
robot assistants, cyber security.
 Tren Teknologi dan Bisnis Perbankan 2025
Mata uang digital bank sentral
BIS (Bank for International Settlement) berpendapat bahwa kehadiran mata uang digital
harus mulai dipertimbangkan untuk di ikuti oleh bank sentral. BIS fokus menganalisis
implikasi penerbitan mata uang digital oleh bank sentral untuk sistem pembayaran dan
implementasinya terkait dengan transmisi kebijakan moneter serta stabilitas sistem
keuangan.
 Banking Disruption
Fintech atau perusahaan financial technology menciptakan kondisi baru dalam industri
jasa keuangan atau dalam industri perbankan agar layanan lebih baik, branding lebih baik,
dan harga lebih murah seperti memberikan jasa keuangan tanpa harus punya bank, tetapi
memanfaatkan nasabah bank. Membuat aplikasi yang dapat digunakan berbagai aktivitas
meliputi cash management, artificial intelegence (AI), internet of think (IoT), virtual
banks, cash access, digital cheque dan personal adviser.
 Pembayaran adalah dana pinjaman area yang paling populer untuk direbut fintench.
 Area tersebut menjadi bisnis utama perbankan yang paling menguntungkan.
 Starup yang menangani segmen perbankan ritel sebesar 62% dan 90% fintench
mengandalkan keunggulan kompetitif mereka.
 BigPay adalah mengirim uang ke luar negeri dengan biaya rendah, akses ke kredit
dalam waktu cepat dengan harga yang transparan.
 PP Money adalah pelaku usaha mikro dan kecil dapat memperoleh pinjaman modal
kerja dalam bentuk diskon faktur dan anjak piutang.
1. Blockchain
a. Menyederhanakan operasi internal
b. Mengurangi biaya dan kesalahan
c. Transparan dan aman
d. Sebagai fondasi peer-to-peer (P2P)
e. Sarana branchless bank
f. Meningkatkan kepercayaan kepada nasabah
2. Artificial Intelligence
a. Kecerdasan buatan (artificial intelligence) adalah kemampuan sistem untuk
menafsirkan data eksternal dengan benar
b. Belajar dari data dan menggunakannya untuk tujuan dan tugas tertentu melalui
adaptasi yang fleksibel
3. Internet Of Thing
a. IoT menghubungkan perangkat fisik yang dilengkapi dengan perangkat elektronik,
(hardware-software), sensor, dan aktuator ke cloud dan ke antar perangkat
b. Menjembatani kesenjangan antara dunia fisik dan dunia digital dalam sistem
memperbaiki secara mandiri
4. Cloud Computing
a. Fasilitas yang menggunakan pemanfaatan teknologi komputer berbasis internet
b. Sarana penyimpanan data yang lebih efisien dan mudah untuk diakses.
 New Trend
1. Pelayanan
a. Lebih efisien, aman, dan transparan
b. Menghilangkan banyak sistem verifikasi pihak ketiga sehingga dapat menghemat
biaya
c. Sebagai pondasi mata uang digital atau cryptocurrency dan peer to peer (layanan
tanpa bank)
2. Sistem pembayaran
Menawarkan keamanan yang lebih tinggi dan berbiaya rendah untuk transaksi
keuangan tanpa perantara (peer to peer)
3. Pendanaan
a. Bebas mengumpulkan dana dari siapapun
b. Kapan saja dan siapa saja dapat berinvestasi dalam proyek yang mereka anggap
menarik
4. Pinjaman
Peminjaman alternatif di blockhain menawarkan cara yang lebih murah, lebih efisien,
dan lebih aman dalam layanan pinjaman
5. Settlement
a. Blockhain dapat melacak semua transaksi secara publik dan transparan
b. Lebih murah, cepat, dan efisien apabila dibandingkan dengan SWIFT misalnya
C. Menuju Bank Masa Depan
1. Artificial intelligence : menghindari kesalahan dan meningkatkan kepatuhan
2. Biometric technology : identifikasi lebih akurat. Menghilangkan risiko akibat penggunaan
PIN, password, dan username
3. Blockhain : lebih cepat, aman, dan real time
4. Mobile banking : real time access dan dapat dilakukan kapan dan dimana saja
5. Cloud compuiting : hemat biaya infrastruktur dan operasional lainnya
6. Internet of thing : mengurangi keterlibatan manusia secara teknis pemasaran secara real
time
 Era Open Banking
1. Opbank adalah sistem yang menyediakan data jaringan lembaga keuangan kepada
pengguna melalui API (application programming inter-face).
2. Opbank dapat menjadi aplikasi yang dapat digunakan berbagai aktifitas meliputi :
a. cash management
b. artificial intelegence (AI)
c. internet of thinks (IoT)
d. virtual banks
e. cash acces
f. digital cheque
g. personal adviser
3. Manfaat Opbank
a. Memberikan kepraktisan koneksi antar kartu
b. Dapat berfungsi menjadi penasihat keuangan nasabah
c. Kemungkinan memindai cek melalui aplikasi dan mengubahnya secara instan
menjadi cek digital
4. Regulasi BI (Bank Indonesia) menginisiasi sistem pembayaran Indonesia (SPI) hingga
2025.
a. Integrasi ekonomi keuangan digital
b. Digital banking sebagai sarana utama melalui open banking
c. Menjamin interlink antara fintech
d. Keseimbangan inovasi teknologi dengan perlindungan nasabah
e. Menjamin keuangan digital antar negara secara resiprokal
5. New Bank merupakan bank baru yang memiliki izin perbankan secara penuh dan
merupakan pesaing langsung bank yang sudah ada. Contoh : Monzo, N26, MyBank,
Starling Bank, Revolut.
6. Non Bank merupakan tidak memiliki lisensi perbankan tradisional dan menyediakan
layanan keuangan independen. Contoh : Monese yaitu beroperasi dengan lisensi uang
elektronik.
7. Neo Bank merupakan tidak memiliki lisensi bank, bermitra dengan lembaga keuangan
untuk menawarkan layanan berlisensi bank, dan mereka menawarkan layanan antar
muka (API). Contoh : WeBank oleh Tencent, Yolt, Lunarway, dan Moven.
8. Beta Bank merupakan perusahaan patungan atau anak perusahaan dari bank yang yang
menawarkan layanan keuangan melalui lisensi perusahaan induk. Contoh : AiBank,
Simple, Kemitraan antara Bancorp, dan BBVA.
 Adaptasi dari MIT Sloan Disruptive Technology Response Matrix
1. Masih banyak bank yang berada di fokus bisnis saat ini
2. Sedikit sekali bank sudah berada di adopsi teknologi dan inovasi (berkolaborasi)
3. Seharusnya bank dapat untuk mengatasi gangguan (disruption) dari para
pengganggu (starup) atas prinsip kolaborasi
4. Pesaing bank yang baru muncul, demografi yang berubah-ubah, ekspektasi
pelanggan yang mengikat suatu keniscayaan dan perubahan regulasi yang berubah
adalah suatu keharusan
5. Regulasi selalu mengacu kepada UU apabila sudah menjadi suatu kendala maka
kebaruan UU Perbankan adalah bagian transformasi
 Future Banking
1. Communication : Libatkan pelanggan secara efektif di era digital.
2. Digital awareness : Kemampuan untuk memahami dan memanfaatkan teknologi.
3. Risk and governance : Mengelola risiko dalam layanan bisnis digital
4. Data driven : Decision making dengan data analitik
5. Agile : Gesit dalam semua aspek bisnis
6. Human centered design : Merancang produk dan layanan dari perspektif pelanggan
PERTEMUAN KETIGA (III)

Berlangsung pada : Sabtu, 18 September 2021

Berlangsung di aplikasi : ZOOM

Pemateri : Asep Saepul Malik Ibrahim

Booklet Roles and Responsibilities HO and Network


Tugas dan Tanggung Jawab Kantor Pusat

A. Kerangka Pembagian Fungsi Kantor Pusat, Region, Area, dan Cabang


1. Kantor Pusat
Fungsi di kantor pusat yaitu menyiakan strategi, produk, proses, kebijakan dan
infrastruktur untuk mendukung outlet dalam memberikan pelayanan, penjualan, dan
pengembangan bisnis.
2. Region
Fungsi di region yaitu menyiapkan strategi eksekusi, koordinasi, monitoring, melakukan
aktivitas eksekusi pelayanan, penjualan, dan pengembangan bisnis.
3. Area
Fungsi area yaitu melakukan koordinasi, monitoring, aktivitas eksekusi pelayanan,
penjualan, dan pengembangan bisnis.
4. Branch
Fungsi Branch yaitu melakukan eksekusi pelayanan, penjualan, dan pengembangan bisnis.

B. Detail pembagian peran Region Office, Area Office, dan Branch Office
1. Region Office
a. Menyusun strategi bisnis seluruh Area dan Cabang dibawah kelolaannya.
b. Representative Office di Level Wilayah (untuk PKS dan relationship lingkup wilayah)
c. Memastikan seluruh strategi dan program kerja Divisi Bisnis dapat terlaksana di
seluruh Area dan Cabang dibawah kelolaannya.
d. Memastikan seluruh proses operasional dan layanan berjalan sesuai standar prosedur,
standar layanan dan kepatuhan
e. Melakukan monitoring dan evaluasi kinerja seluruh Area dan Cabang dibawah
kelolaannya.
f. Mengelola risiko yang terdampak pada bisnis, operasional dan layanan sesuai limit
yang ditetapkan.
2. Area Office
a. Menyusun strategi penjualan untuk seluruh unit dibawah Area.
b. Representative Office di Level Area (untuk PKS dan relationship lingkup Area).
c. Memastikan seluruh program kerja dari Kantor Pusat dan Region dapat terlaksana
sesuai target yang ditetapkan baik untuk bisnis, operasional dan layanan.
d. Menjalankan program penjualan dari Region dan fokus pada nasabah institusi.
e. Mengelola Nasabah Prioritas dan SME Middle (Business Banking).
f. Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap kinerja cabang kelolaannya.
g. Business Support untuk seluruh unit kerja dibawah Area.
h. Mengelola risiko yang terdampak pada bisnis, operasional dan layanan sesuai limit
yang ditetapkan.
i. Memastikan seluruh proses operasional dan layanan berjalan sesuai standar prosedur,
standar layanan dan kepatuhan
3. Branch Office
a. Eksekusi Penjualan kepada nasabah dan Pelayanan Nasabah (Sales & Service).
b. Maintain dan cross selling nasabah cabang.
c. Optimalisasi akuisisi value chain dari nasabah institusi.
d. Mengelola risiko yang terdampak pada bisnis, operasional dan layanan sesuai limit
yang ditetapkan.
e. Memastikan seluruh proses operasional dan layanan berjalan sesuai standar prosedur,
standar layanan dan kepatuhan
C. Fokus Segmen Bisnis Retail di Area dan Cabang
1. Area Office
Segmen kelolaan : Commercial, SME, Micro, Priority, Consumer, Pawning
a. Area mengelola seluruh segmen Retail baik dana maupun pembiayaan.
b. Area Office berfungsi untuk mengatur, mengkoordinasikan dan merupakan
konsolidasi cabang (KC, KCP & KK)
c. Segmen Commercial di Area merupakan perwakilan dari Commercial Banking Kantor
Pusat yang ditempatkan di Area sesuai potensi wilayah
2. Kantor Cabang
Segmen kelolaan : SME, Micro, Priority, Consumer, Pawning
a. Kantor Cabang (KC) menawarkan dan mengelola produk micro, consumer, dan
pawning kepada nasabah
b. Segmen prority dan SME sesuai potensi bisnis setempat
c. KFO Micro dan KFO Gadai berada di bawah supervise KC/KCP
3. Kantor Cabang Pembantu
Segmen kelolaan : SME, Micro, Priority, Consumer, Pawning
a. Kantor Cabang Pembantu (KCP) menawarkan dan mengelola produk consumer
kepada nasabah
b. Segmen Priority, Pawning, SME dan Micro sesuai potensi bisnis setempat
c. KFO Micro dan KFO Gadai berada di bawah supervise KC/KCP
4. Kantor Kas
Segmen kelolaan : Consumer
a. Kantor Kas (KK) melayani nasabah individual funding retail (consumer funding)
b. Memberi referral untuk pembiayaan consumer, cicil emas, gadai emas, dan produk
pembiayaan retail lainnya
D. Organisasi Risk, Collection Recovery, dan Financing Operation solid line ke Kantor
Pusat
Keterangan Financing Risk dan Financing Recovery Financing
Retail Wholesale Operation
Kantor Retail Retail Collection Wholesale Wholesale Collection  Disbursement
Pusat Financing Risk  Monitoring kualitas Financing Risk  Mengendalikan segmen
 Target pembiayaan segmen  Target kualitas pembiayaan korporasi dan
market per retail market per segmen komersial sindikasi
segmen  Likuidasi agunan segmen dan korporasi  Supervisi
 RAC Produk  RAC Segmen (termasuk proses jaringan RFO
& Segmen  Review restrukturisasi)  Penyusunan
 Evaluasi proses  Likuidasi agunan ketentuan
scoring underwriting financing
 Review dan  Portfolio operations
evaluasi monitoring  Pengelolaan
proses  Underwritin rekanan
underwriting (Notaris,
 Portfolio KJPP,
monitoring Asuransi)
& analytica  Pengelolaan
dokumen
legal
pembiayaan
segmen
korporasi dan
sindikas
Region Retail Retail Collection Wholesale Wholesale Collection  Disbursement
Financing Risk  Optimalisasi Financing Risk  Optimalisasi segmen
collection  Proses collection komersial,
underwriting
 Target  Pemutusan segmen  Pemutusan SME,
market restrukturisasi komersial restrukturisasi consumer
wilayah  Pemberian  Portfolio  Pemberian  Supervisi
 Rekomendasi diskon/penghapusan monitoring diskon/penghapusan jaringan AFO
RAC wilayah margin/ tunggakan  Supervisi margin/ tunggakan & BFO
 Processing bagi WRO di bagi  Pengelolaan
underwriting hasil/biaya/denda Area hasil/biaya/denda rekanan
 Portfolio khusus
monitoring Notaris
 Supervisi  Pengelolaan
Area Ris dokumen
legal
pembiayaan
Area Retail Retail Collection  Disbursement
Financing Risk  Optimalisasi segmen SME,
 Verifikasi collection consumer
dan  Pemutusan  Pengelolaan
Processing restrukturisasi dokumen
underwriting  Pemberian legal
segmen SME diskon/penghapusan pembiayaan
(sesuai proses margin/ tunggakan
bisnis) dan bagi
segmen hasil/biaya/denda
consumer  Likuidasi agunan
 Portfolio
monitoring
 Supervisi
Risk Officer
dan
Verifikator
Branch Retail Retail Collection  Disbursment
Financing Risk  Consumer, SME, & segmen SME,
 Verifikasi micro collection consumer
nasabah  Pengelolaan
dokumen
legal
pembiayaan

E. pembagian peran dan tanggung jawab antara Business Unit KP dengan Jaringan
Keterangan Segmen BU – Kantor Jaringan
Pusat
Product  Penetapan target market  Eksekusi berdasarkan
(a.l, RAC, customer guidance dari Business
focus) Unit
 Product development
(a.l., product
propositions, fitur,
pricing)
Process  Pengembangan systems,
tools dan infrastruktur
(a.l. LOS, CRM, LMS)
 Penetapan proses dan
policy (a.l. SP, MP,
RACI)
Target-setting  Penetapan target per  Pembagian target ke
segmen (a.l volume, seluruh jaringan dan
revenue, risk) penetapan target untuk
setiap layer jabatan
Sales  Dukungan sales activities  Menyusun rencana
dan client development pencapaian target (e.g.,
(a.l., PKS nasional) define sales approach,
BD initiatives)
 Monitoring rencana
eksekus
Portfolio Bersama-sama memastikan dan melakukan monitoring
kualitas portfolio dan pengelolaan nasabah
Talent development  Bertindak sebagai Center  Memastikan RM
of Excellence to memahami produk secara
Network, menyediakan komprehensif
sumber daya, konsultasi  Pelaksanaan coaching
dan ekspertis dari sales leader
 Melengkapi sales leaders
dengan BSI way-of-sales
Human Capital  Menyediakan guidelines  Keputusan kepegawaian
untuk standar kualifikasi (a.l., mutasi/rotasi) s.d
dan kompetensi atas level tertentu
jabatan

F. Pembagian peran utama fungsi Bisnis di Jaringan dalam pembiayaan SME


1. Region Office
a. Regional CEO
1) Menyusun strategi bisnis, penetapan pipeline dan memastikan eksekusinya
2) Memastikan pencapaian kinerja dan kualitas pembiayaan SME
3) Sebagai pemegang kewenangan memutus pembiayaan fungsi Bisnis
b. Retail Financing Deputy
1) Monitoring pencapaian kinerja dan kualitas pembiayaan SME
2) Menyusun strategi eksekusi, monitoring aktivitas marketing, dan implementasi
bisnis SME
3) Memetakan potensi wilayah dan mengusulkan program kepada Kantor Pusat
bersama Regional Risk
4) Sebagai pemegang kewenangan memutus pembiayaan fungsi Bisnis
2. Area Office
a. Area Manager
1) Menyusun strategi bisnis di Area, penetapan pipeline, dan memastikan eksekusinya
2) Memastikan pencapaian kinerja dan kualitas pembiayaan SME di Areanya
3) Sebagai pemegang kewenangan memutus pembiayaan fungsi Bisnis
b. SME Relationship Manager
1) Mencari dan mengusulkan calon nasabah (pipeline)
2) Sebagai single point of contact bagi nasabah.
3) Menjalankan fungsi relationship secara end-to-end dengan nasabah (sales,
underwriting, maintenance, monitoring)
4) Menganalisa, mengusulkan, memproses pembiayaan dan lapor bayar.
5) Mengelola & monitoring nasabah kol 1 dan 2
6) Mengusulkan upaya penyelamatan terhadap nasabah kol 1 dan 2 yang mengalami
penurunan kemampuan
c. Area SME Manager
1) Menyusun rencana akuisisi SME di Area (potensi Area, targeted nasabah) dan
memastikan eksekusinya
2) Berkoordinasi dengan Branch Manager terkait pencapaian kinerja, maintenance
nasabah dan monitoring kualitas
3) Supervisi kinerja SME RM dan melakukan sales coach
4) Sebagai Center of Exellence segmen SME di Areanya
5) Berkoordinasi secara intensif dengan SME Business Group dan mendeliver
program bisnis KP.
6) Sebagai pemegang kewenangan memutus pembiayaan fungsi Bisnis
d. SME Staff
1) Membantu pekerjaan RM antara lain terkait hal-hal bersifat administratif,
penyiapan dokumen syarat akad dan syarat cair, dokumentasi general file.
2) Sebagai pegawai yang disiapkan untuk menjadi RM masa depan
3. Branch Office
a. Branch Manager.
1) Berkoordinasi dengan Area SME Manager terkait pencapaian kinerja,
maintenance nasabah dan monitoring kualitas
2) Melakukan daily supervisi, memberikan arahan dan bimbingan kepada SME RM
yang ditempatkan di Cabang-nya
3) BM Cabang titik tumbuh melakukan kegiatan sales/business development
(mapping peluang, perencanaan sales, coaching RM) dan monitoring portofolio
(termasuk penagihan)
4) Sebagai pemegang kewenangan memutus pembiayaan fungsi Bisnis

G. Pembagian peran utama fungsi risk, operation dan collection dalam proses bisnis SME
1. Financing Risk
a. Regional Financing Risk Manager
1) Menyusun strategi pengawalan kualitas, berkolaborasi dengan Bisnis dalam
penetapan pipeline, usulan program, dan memastikan eksekusinya.
2) Mengawal kualitas dan kinerja pembiayaan SME.
3) Berkolaborasi dengan Recovery untuk perbaikan kualitas
4) Sebagai pemegang kewenangan memutus pembiayaan fungsi Risk.
5) Sebagai COE pembiayaan SME
b. Area Financing Risk Manager
1) Mengawal kualitas, berkolaborasi dengan Bisnis dalam penetapan pipeline,
berkolaborasi dengan Recovery untuk perbaikan kualitas dan memastikan
eksekusinya
2) Mengawal kualitas & kinerja SME di Area
3) Sebagai pemegang kewenangan memutus pembiayaan fungsi Risk.
4) Sebagai Sekretaris Komite Pembiayaan
c. SME Risk Analyst; SME Risk Verificator
1) SME Risk Verifikator: melakukan verifikasi data dan dokumen usulan pembiayaan
limit s.d. 1,5M
2) SME Risk Analyst: melakukan analisa pembiayaan/ penanganan pembiayaan
bermaslaah bersama SME RM/SME Micro CRR Officer untuk pembiayaan di atas
Rp1,5 M dan linkage
2. Financing Operation
a. Regional Financing Operation Manager, berikut fungsi di bawah supervisinya
1) Melakukan penilaian agunan limit pembiayaan s.d Rp5M
2) Melakukan review metodologi hasil penilaian KJPP untuk limit di atas Rp5
3) Order notaris dan penutupan asurasi/penjaminan
4) Melakukan pengecekan/compliance checklist dokumen syarat akad dan pembuatan
dokumen akad
5) Melakukan pengecekan/compliance checklist dokumen syarat pencairan dan
eksekusi pencairan di sistem (termasuk untuk pembiayaan baru, perpanjangan dan
restrukturisasi)
6) Melakukan fungsi penyimpanan dokumen legal pembiayaan
3. Collection, Restructuring & Recovery
a. Regional Retail CRR Manager
1) . Menyusun strategi perbaikan kualitas, collection, restrukturisasi dan recovery,
serta memastikan eksekusinya.
2) Sebagai pemegang kewenangan memutus pembiayaan fungsi Recovery.
b. Area Retail CRR Manager
1) Mengelola nasabah kol NPF dan WO
2) Menetapkan action plan terhadap nasabah kol NPF dan WO
3) Sebagai pemegang kewenangan memutus pembiayaan fungsi Recovery.
c. Area SME Micro CRR Officer; AM Staff
1) Mengelola nasabah kol NPF dan WO
2) Melakukan aktivitas penagihan
3) Mengusulkan dan memproses upaya penyelematan (restrukturisasi)
4) Mengusulkan dan memproses upaya penyelesaian pembiayaan
H. Pembagian peran utama fungsi Bisnis di Jaringan dalam pembiayaan Micro
1. Region Office
a. Regional CEO
1) Menyusun strategi bisnis dan memastikan eksekusinya
2) Memastikan pencapaian kinerja dan kualitas pembiayaan Micro
3) Sebagai pemegang kewenangan memutus pembiayaan fungsi Bisnis
b. Retail Financing Deputy
1) Monitoring pencapaian kinerja dan kualitas pembiayaan Micro
2) Menyusun strategi eksekusi, monitoring aktivitas marketing, dan implementasi
bisnis Micro
3) Memetakan potensi wilayah dan mengusulkan program kepada Kantor Pusat
bersama Regional Risk
4) Sebagai pemegang kewenangan memutus pembiayaan fungsi Bisnis
2. Area Office
a. Area Manager
1) Menyusun strategi bisnis di Area dan memastikan eksekusinya
2) Memastikan pencapaian kinerja dan kualitas pembiayaan Micro di Areanya
3) Sebagai pemegang kewenangan memutus pembiayaan fungsi Bisnis.
b. Area Micro & Pawning Manager
1) Menyusun strategi sales, rencana akuisisi (dengan berbagai pendekatan sales,
canvasing, value-chain, branchless banking) Micro di Area dan memastikan
eksekusinya
2) Berkoordinasi dengan Branch Manager terkait pencapaian kinerja, strategi &
rencana akuisisi nasabah, pengelolaan nasabah, monitoring portfolio dan kualitas
3) Sebagai Center of Exellence segmen Micro di Areanya dan melakukan sales coach
4) Mendeliver program bisnis KP 5. Sebagai pemegang kewenangan memutus
pembiayaan fungsi Bisnis.
3. Branch Office
a. Branch Manager
1) Berkoordinasi dengan AMPM terkait pencapaian kinerja, strategi & rencana
akuisisi nasabah, pengelolaan nasabah, monitoring portfolio dan kualitas
2) Melakukan daily supervisi, memberikan arahan, bimbingan dan sales coach
kepada Micro Marketing Manager dan Micro RM.
3) Sebagai pemegang kewenangan memutus pembiayaan fungsi Bisnis.
4) Memastikan proses bisnis di Cabang dijalankan sesuai prosedur dan kecukupan
internal control.
b. Micro Marketing Manager/ Micro RM Team Leader
1) Berkoordinasi dengan AMPM terkait pencapaian kinerja dan strategi & rencana
akuisisi nasabah.
2) Melakukan daily monitoring terhadap aktivitas sales dan proses pembiayaan
Micro di Cabangnya
3) Melakukan pengelolaan nasabah kol 1 dan 2, termasuk aktivitas penagihan dan
penyelamatan pembiayaan
4) Melakukan monitoring portfolio dan kualitas Micro di Cabang
5) Menjalankan fungsi verifikasi usulan pembiayaan dan melakukan OTS
6) Sebagai pemegang kewenangan memutus pembiayaan fungsi Bisnis

I. Pembagian peran utama fungsi Bisnis di Jaringan dalam pembiayaan Micro


1. Branch Office
a. Micro RM/Micro Staff/Micro Sales Staff
1) Menjalankan fungsi relationship secara end-to-end dengan nasabah (sales,
underwriting, maintenance, dan monitoring)
2) Sebagai single point of contact bagi nasabah.
3) Menganalisa, memverifikasi nasabah, mengecek & menilai agunan, mengusulkan,
dan memproses pembiayaan.
4) Mengelola dan monitoring nasabah kol 1 dan 2.
5) Melakukan monitoring ketepatan bayar dan melakukan penagihan untuk nasabah
kol 1 dan 2.
6) Mengusulkan upaya penyelamatan terhadap nasabah kol 1 dan 2 yang mengalami
penurunan kemampuan
7) Mengadministrasikan dokumen general pembiayaan
b. TAD Sales
1) Menjalankan fungsi sales dan akusisi nasabah
2) Mengumpulkan dokumen permohonan nasabah
3) Menganalisa, memverifikasi nasabah, mengecek & menilai agunan, mengusulkan,
dan memproses pembiayaan.
4) Melakukan penagihan untuk nasabah kol 1 dan 2
c. Operational Staff
1) Order notaris dan penutupan asurasi/penjaminan
2) Melakukan pengecekan/compliance checklist dokumen syarat akad dan
pembuatan dokumen akad
3) Melakukan pengecekan/compliance checklist dokumen syarat pencairan dan input
pencairan di sistem (termasuk untuk pembiayaan baru, perpanjangan dan
restrukturisasi)
4) Menyiapkan dokumen legal pembiayaan untuk diserahtitipkan kepada FOU sesuai
pairing
d. BOSM/Back Office Supervisor (BOS)
1) Melakukan pengecekan/compliance checklist dokumen pencairan pembiayaan
2) Otorisasi pencairan
3) Otorisasi transaksi pembayaran notaris, asuransi dan penjaminan
4) Bersama Operational Staff, melakukan monitoring pekerjaan Notaris/PPAT dan
dokumen polis asuransi/penjaminan
5) BAST dokumen legal pembiayaan (serah titip) kepada FOU
2. KFO Mikro (Micro Outlet)
a. Micro Sales Staff
1) Menjalankan fungsi relationship secara end-to-end dengan nasabah (sales,
underwriting, maintenance, dan monitoring)
2) Sebagai single point of contact bagi nasabah.
3) Menganalisa, memverifikasi nasabah, mengecek & menilai agunan, mengusulkan,
dan memproses pembiayaan.
4) Mengelola dan monitoring nasabah kol 1 dan 2.
5) Melakukan monitoring ketepatan bayar dan melakukan penagihan untuk nasabah
kol 1 dan 2.
6) Mengusulkan upaya penyelamatan terhadap nasabah kol 1 dan 2 yang mengalami
penurunan kemampuan
7) Mengadministrasikan dokumen general pembiayaan
b. TAD Sales
1) Menjalankan fungsi sales dan akusisi nasabah
2) Mengumpulkan dokumen permohonan nasabah
3) Menganalisa, memverifikasi nasabah, mengecek & menilai agunan, mengusulkan,
dan memproses pembiayaan.
4) Melakukan penagihan untuk nasabah kol 1 dan 2
c. Customer Service Representative
1) Order notaris dan penutupan asurasi/penjaminan
2) Melakukan pengecekan/compliance checklist dokumen syarat akad dan
pembuatan dokumen akad
3) Melakukan pengecekan/compliance checklist dokumen syarat pencairan dan input
pencairan di sistem (termasuk untuk pembiayaan baru, perpanjangan dan
restrukturisasi)
4) Menyiapkan dokumen legal pembiayaan untuk diserahtitipkan kepada FOU sesuai
pairing
d. Back Office Supervisor (BOS)
1) Melakukan pengecekan/compliance checklist dokumen pencairan pembiayaan
2) Otorisasi pencairan
3) Otorisasi transaksi pembayaran notaris, asuransi dan penjaminan
4) Bersama Operational Staff, melakukan monitoring pekerjaan Notaris/PPAT dan
dokumen polis asuransi/penjaminan
5) BAST dokumen legal pembiayaan (serah titip) kepada FOU
e. Micro Outlet Spv (Kepala KFO Mikro)
1) Berkoordinasi dengan AMPM terkait pencapaian kinerja dan strategi & rencana
akuisisi nasabah.
2) Melakukan daily monitoring terhadap aktivitas sales dan proses pembiayaan
Micro di KFO nya
3) Melakukan pengelolaan nasabah kol 1 dan 2, termasuk aktivitas penagihan dan
penyelamatan pembiayaan
4) Melakukan monitoring portfolio dan kualitas Micro di KFO
5) Menjalankan fungsi verifikasi usulan pembiayaan dan melakukan OTS
6) Sebagai pemegang kewenangan memutus pembiayaan fungsi Bisnis

J. Pembagian peran utama fungsi risk, operation dan collection dalam bisnis Micro
1. Financing Risk
a. Regional Financing Risk Manager
1) Menyusun strategi pengawalan kualitas, berkolaborasi dengan Bisnis dalam
usulan program, dan memastikan eksekusinya.
2) Mengawal kualitas dan kinerja pembiayaan Micro secara portfolio.
3) Berkolaborasi dengan Recovery untuk perbaikan kualitas
b. Area Financing Risk Manager
1) Mengawal kualitas berkolaborasi dengan Bisnis dan berkolaborasi dengan
Recovery untuk perbaikan kualitas dan memastikan eksekusinya.
2) Mengawal kualitas & kinerja Micro secara portfolio di Area
2. Financing Operation
a. Regional Financing Operation Manager, berikut fungsi di bawah supervisinya
1) Menerima serah titip asli dokumen jaminan pembiayaan dari Cabang pengelola
nasabah sesuai pairing berdasarkan Berita Acara Serah Terima Titip
3. Collection, Restructuring & Recovery
a. Regional Retail CRR Manager
1) Menyusun strategi perbaikan kualitas, collection, restrukturisasi dan recovery,
serta memastikan eksekusinya.
2) Sebagai pemegang kewenangan memutus pembiayaan fungsi Recovery
b. Area Retail CRR Manager
1) Mengelola nasabah kol NPF dan WO
2) Menetapkan action plan terhadap nasabah kol NPF dan WO
3) Sebagai pemegang kewenangan memutus pembiayaan fungsi Recovery
c. Area SME Micro CRR Officer; AM Staff
1) Mengelola nasabah kol NPF dan WO
2) Melakukan aktivitas penagihan
3) Mengusulkan dan memproses upaya penyelematan (restrukturisasi)
4) Mengusulkan dan memproses upaya penyelesaian pembiayaan
5) Mengajukan klaim penjaminan kepada RCG

K. Pembagian peran utama fungsi Bisnis di Jaringan dalam pembiayaan Pawning


1. Region Office
a. Regional CEO
1) Menyusun strategi bisnis dan memastikan eksekusinya
2) Memastikan pencapaian kinerja dan kualitas pembiayaan Gadai & Cicil Emas
3) Sebagai pemegang kewenangan memutus pembiayaan fungsi Bisnis.
b. Retail Financing Deputy
1) Monitoring pencapaian kinerja dan kualitas pembiayaan Gadai & Cicil Emas
2) Menyusun strategi eksekusi, monitoring aktivitas marketing, dan implementasi
bisnis Gadai & Cicil Emas
3) Memetakan potensi wilayah dan mengusulkan program kepada Kantor Pusat
bersama Regional Risk
4) Sebagai pemegang kewenangan memutus pembiayaan fungsi Bisnis
2. Area Office
a. Area Manager
1) Menyusun strategi bisnis di Area dan memastikan eksekusinya
2) Memastikan pencapaian kinerja dan kualitas pembiayaan Pawning di Areanya
3) Sebagai pemegang kewenangan memutus pembiayaan fungsi Bisnis
b. rea Micro & Pawning Manager
1) Menyusun strategi sales, rencana akuisisi (dengan berbagai pendekatan sales,
canvasing, value-chain, branchless banking) Micro di Area dan memastikan
eksekusinya
2) Berkoordinasi dengan Branch Manager terkait pencapaian kinerja, strategi &
rencana akuisisi nasabah, pengelolaan nasabah, monitoring portfolio dan kualitas
3) Sebagai Center of Exellence Pawning di Areanya dan melakukan sales coach
4) Mendeliver program bisnis KP
5) Sebagai pemegang kewenangan memutus pembiayaan fungsi Bisnis
3. Branch Office
a. Branch Manager
1) Berkoordinasi dengan AMPM terkait pencapaian kinerja, strategi & rencana
akuisisi nasabah, pengelolaan nasabah, monitoring portfolio dan kualitas
2) Melakukan daily supervisi, memberikan arahan, bimbingan dan sales coach
kepada Pawning Sales Officer dan Marketing segmen lain untuk menjual produk
Pawning.
3) Sebagai pemegang kewenangan memutus pembiayaan fungsi Bisnis.
4) Memastikan proses bisnis di Cabang dijalankan sesuai prosedur dan kecukupan
internal control.
5) Cross opname agunan emas.
6) Eksekusi agunan nasabah bermasalah (kol 1 s.d 5)
b. Pawning Sales Officer
1) Berkoordinasi dengan AMPM terkait pencapaian kinerja dan strategi & rencana
akuisisi nasabah Pawning.
2) Melakukan fungsi sales produk Gadai & Cicil Emas
3) Melakukan verifikasi hasil taksiran gadai emas
4) Sebagai pemegang kewenangan memutus pembiayaan fungsi Bisnis.
5) Melakukan monitoring jatuh tempo dan memproses perpanjangan gadai emas
6) Melakukan aktivitas penagihan dan penyelesaian pembiayaan bermasalah nasabah
Gadai dan Cicil Emas (kol 1 s.d 5)
7) Melakukan monitoring portfolio dan kualitas Gadai di Cabang
c. Pawning Appraisal
1) Melakukan penaksiran Emas pembiayaan Gadai
2) Memproses perpanjangan gadai emas
3) Melakukan input pencairan di Sistem CBS
4) Melakukan input data agunan ke dalam sistem Monitoring Agunan PWG
d. TAD Sales – Micro, Consumer
1) Menjalankan fungsi sales dan akusisi nasabah untuk pembiayaan Gadai dan Cicil
Emas
e. Operational Staff
1) Melakukan input pencairan di Sistem CBS
2) Dual Control penyegelan kantong agunan dan penyimpanan agunan
3) Melakukan penutupan asuransi Gold In Transit (GIT)
f. BOSM/Back Office Supervisor (BOS)
1) Otorisasi pencairan
2) Penyimpanan agunan sementara sebelum masuk ke custody
3) Dual Control penyegelan kantong agunan dan penyimpanan agunan
4) Melakukan uji kualitas 5. Menginput hasil uji kualitas ke dalam sistem Monitoring
Agunan PWG
4. Kantor Fungsional Operasional Pawning (Pawning Outlet)
a. Pawning Customer Service Staff
1) Melakukan penaksiran Emas pembiayaan Gadai
2) Melakukan pembukaan rekening khusus Gadai Emas
3) Memproses perpanjangan gadai emas
4) Melakukan input data agunan ke dalam sistem Monitoring Agunan PWG
b. TAD Sales – Micro, Consumer
1) Menjalankan fungsi sales dan akusisi nasabah untuk pembiayaan Gadai dan Cicil
Emas
c. Teller Pawning
1) Melakukan input pencairan di Sistem CBS
2) Penyimpanan agunan sementara
3) Dual Control penyegelan kantong agunan dan penyimpanan agunan
4) Melakukan uji kualitas dan Menginput ke dalam sistem Monitoring Aguanan PWG
d. Pawning Outlet Supervisor
1) Berkoordinasi dengan AMPM terkait pencapaian kinerja dan strategi & rencana
akuisisi nasabah Pawning.
2) Melakukan fungsi sales produk Gadai & Cicil Emas
3) Melakukan verifikasi hasil taksiran gadai emas
4) Sebagai pemegang kewenangan memutus pembiayaan fungsi Bisnis.
5) Otorisasi pencairan
6) Dual Control penyegelan kantong agunan dan penyimpanan agunan
7) Melakukan monitoring jatuh tempo dan memproses perpanjangan gadai emas
8) Melakukan aktivitas penagihan dan penyelesaian pembiayaan bermasalah nasabah
Gadai dan Cicil Emas (kol 1 s.d 5)
9) Melakukan monitoring portfolio dan kualitas Gadai di Cabang

L. Pembagian peran utama fungsi risk, operation dan collection dalam bisnis Pawning
1. Financing Risk
a. Regional Financing Risk Manager
1) Menyusun strategi pengawalan kualitas, berkolaborasi dengan Bisnis dalam usulan
program, dan memastikan eksekusinya.
2) Mengawal kualitas dan kinerja pembiayaan Pawning secara portfolio
b. Area Financing Risk Manager
1) Berkolaborasi dengan Bisnis untuk mengawal kualitas dan perbaikan kualitas.
2) Mengawal kualitas & kinerja Pawning secara portfolio di Area
2. Collection, Restructuring & Recovery
a. Regional Retail CRR Manager
1) Menyusun strategi recovery nasabah Pawning ex WO serta memastikan
eksekusinya.
2) Sebagai pemegang kewenangan memutus pembiayaan fungsi Recovery
b. Area Retail CRR Manager
1) Menetapkan action plan terhadap nasabah WO
2) Sebagai pemegang kewenangan memutus pembiayaan fungsi Recovery
c. Area Consumer CRR Officer; AM Staff
1) Melakukan aktivitas penagihan & recovery atas nasabah WO
2) Mengusulkan dan memproses upaya penyelesaian pembiayaan
M. Pembagian peran utama fungsi Bisnis di Jaringan dalam pembiayaan Consumer
1. Region Office
a. Regional CEO
1) Menyusun strategi bisnis dan memastikan eksekusinya
2) Memastikan pencapaian kinerja dan kualitas pembiayaan Consumer
3) Sebagai pemegang kewenangan memutus pembiayaan fungsi Bisnis
4) Maintenance stakeholder dan memberikan keputusan kerjasama sesuai
kewenangan
b. Retail Financing Deputy
1) Monitoring pencapaian kinerja dan kualitas pembiayaan Consumer
2) Menyusun strategi eksekusi, monitoring aktivitas marketing, dan implementasi
bisnis Consumer
3) Memetakan potensi wilayah dan mengusulkan program kepada Kantor Pusat
bersama Regional Risk
4) Maintenance stakeholder dan memberikan keputusan kerjasama sesuai
kewenangan
5) Sebagai pemegang kewenangan memutus pembiayaan fungsi Bisnis
2. Area Office
a. Area Manager
1) Menyusun strategi bisnis di Area dan memastikan eksekusinya
2) Memastikan pencapaian kinerja dan kualitas pembiayaan Consumer di Areanya
3) Relationship dengan Key Person di Institusi/Instansi/
Perusahaan/Developer/Mitra Oto/Dealer.
4) Sebagai pemegang kewenangan memutus pembiayaan fungsi Bisnis.
b. Area Consumer Financing Manager
1) Menyusun strategi sales, rencana akuisisi Consumer di Area (dengan berbagai
pendekatan sales, canvasing, value-chain, events) dan memastikan eksekusinya
2) Berkoordinasi dengan Branch Manager terkait pencapaian kinerja, strategi &
rencana akuisisi nasabah, pengelolaan nasabah, monitoring portfolio dan kualitas
3) Sebagai Center of Exellence segmen Consumer di Areanya dan melakukan sales
coach
4) Mendeliver program bisnis KP
5) Relationship Management khususnya untuk nasabah value-chain, developer,
dealer.
6) Sebagai pemegang kewenangan memutus pembiayaan fungsi Bisnis.
c. Area Consumer Business Officer
1) Melakukan inisiasi, analisa dan menyiapkan dokumen untuk Kerjasama dengan
Developer
2) Relationship dengan MTF dan MUF setempat
3) Monitoring program pembiayaan consumer
d. Area Consumer Financing Staff
1) Melakukan checklist dokumen syarat pembiayaan
2) Melakukan input data pembiayaan di Sistem dan menyiapkan dokumen
administrasi pembiayaan
3) Membuat laporan administrasi dan kinerja mingguan serta bulanan petugas sales
consumer di Area
4) Membantu melakukan follow up/penagihan nasabah kolektibilitas 1 yang tidak
berhasil dihubunngi oleh telecollection
e. Area Consumer Collection
1) Melakukan follow up/penagihan nasabah kolektibilitas 1 yang tidak berhasil
dihubunngi oleh telecollection
3. Branch Office
a. Branch Manager
1) Berkoordinasi dengan ACFM terkait pencapaian kinerja, strategi & rencana akuisisi
nasabah, pengelolaan nasabah, monitoring portfolio dan kualitas.
2) Eksekusi strategi dan event-event yang telah disepakati dengan Area.
3) Melakukan daily supervisi, memberikan arahan, bimbingan dan sales coach kepada
Consumer RM.
4) Relationship Management dengan Key Person di Satker/Instansi/Perusahaan
5) Sebagai pemegang kewenangan memutus pembiayaan fungsi Bisnis.
6) Berkoordinasi dengan RBC (Regional Business Control) memonitor keberhasilan
mutasi kantor bayar Pensiun dan status nasabah comiited to payroll Mitraguna
b. Consumer Business RM
1) Relationship Management dengan PIC di Satker/Instansi/Perusahaan
2) Memonitor kegiatan sales TAD
3) Memastikan aplikasi yang masuk dari TAD sesuai dengan target segmen yang
ditentukan oleh bank
4) Melakukan input aplikasi yang sesuai kriteria ke dalam sistem origination dan
menyiapkan dokumen pembiayaan
5) RM juga melakukan aktivitas sales
6) Melakukan follow up/penagihan nasabah kolektibilitas 1 yang tidak berhasil
dihubunngi oleh telecollection
c. TAD Sales
1) Melakukan kegiatan sales (termasuk canvassing)
2) Mengumpulkan dokumen permohonan nasabah

N. Pembagian peran utama fungsi risk dan collection dalam proses bisnis Consumer
1. Financing Risk
a. Regional Financing Risk Manager
1) Menyusun strategi pengawalan kualitas, berkolaborasi dengan Bisnis dalam
pencapaian kinerja, usulan program, dan memastikan eksekusinya.
2) Berkolaborasi dengan Recovery untuk perbaikan kualitas
3) Sebagai pemegang kewenangan memutus pembiayaan fungsi Risk dan pairing
pemutusan kerjasama
4) Sebagai COE pembiayaan
b. Area Financing Risk Manager
1) Mengawal kualitas, berkolaborasi dengan Bisnis dalam pencapaian kinerja,
berkolaborasi dengan Recovery untuk perbaikan kualitas dan memastikan
eksekusinya
2) Sebagai pemegang kewenangan memutus pembiayaan fungsi Risk dan pairing
pemutusan Kerjasama.
c. Area Consumer Risk Officer
1) Otorisasi hasil verifikasi di sistem
2) Pairing analisa dan pengusulan kerjasama
d. Consumer Verification Staff
1) Verifikasi data dan nasabah pembiayaan
2. Collection, Restructuring & Recovery
a. Regional Retail CRR Manager
1) Menyusun strategi perbaikan kualitas, collection, restrukturisasi dan recovery,
serta memastikan eksekusinya.
2) Sebagai pemegang kewenangan memutus pembiayaan fungsi Recovery
b. Area Retail CRR Manager
1) Mengelola nasabah kol 2 s.d. WO
2) Menetapkan action plan terhadap nasabah kol NPF dan WO
3) Sebagai pemegang kewenangan memutus pembiayaan fungsi Recovery
c. Area SME Micro CRR Officer; AM Staff
1. Mengelola nasabah kol 2 s.d. WO
2. Melakukan aktivitas penagihan
3. Mengusulkan dan memproses upaya penyelematan (restrukturisasi)
4. Mengusulkan dan memproses upaya penyelesaian pembiayaan
d. Telecollection Kantor Pusat
1) Penagihan tele sejak nasabah sebelum jatuh tempo H-7

O. Pembagian operation dalam proses bisnis Consumer


1. Financing Operation di Jaringan
a. Regional Financing Operation Manager, berikut fungsi di bawah supervisinya
1) Melakukan penilaian agunan limit pembiayaan s.d Rp5M
2) Melakukan review metodologi hasil penilaian KJPP untuk limit di atas Rp5
3) Order notaris dan penutupan asurasi/penjaminan
4) Melakukan pengecekan/compliance checklist dokumen syarat akad dan
pembuatan dokumen akad
5) Melakukan pengecekan/compliance checklist dokumen syarat pencairan dan
eksekusi pencairan di sistem (termasuk untuk pembiayaan baru, perpanjangan dan
restrukturisasi)
6) Melakukan fungsi penyimpanan dokumen legal pembiayaan
2. Financing Factory
a. Unit Processing dan Verifikasi
1) Mengecek kelengkapan dan kesesuaian scan dokumen proses pembiayaan yang
disampaikan oleh Business Unit.
2) Men-download kelengkapan data yang disampaikan oleh Business Unit.
3) Melakukan input data calon nasabah ke dalam origination system berdasarkan
dokumen scan.
4) Melakukan verifikasi nasabah dan verifikasi akseptasi penghasilan berdasarkan
dokumen dan sistem, sesuai prosedur verifikasi yang ditetapkan.
b. Unit Disbursement
1) Menyiapkan draft akad dan mengirimkan kepada Business Unit.
2) Melakukan penutupan asuransi/penjaminan
3) Melakukan compliance review atas kelengkapan dan kesesuaian dokumen syarat
pencairan pembiayaan.
4) Melakukan pencairan pembiayaan

P. Pembagian peran utama fungsi Bisnis di Jaringan dalam Funding & Transaction
1. Region Office
a. Regional CEO
1) Menyusun strategi bisnis dan memastikan eksekusinya
2) Memastikan pencapaian kinerja Funding & Transaction
3) Maintenance stakeholder dan memberikan keputusan kerjasama sesuai
kewenangan.
b. Funding & Transaction Business Deputy
1) Monitoring pencapaian kinerja bisnis Funding & Transaction di Region
2) Menyusun strategi eksekusi, monitoring aktivitas marketing, dan implementasi
strategi FUnding
3) Memetakan potensi wilayah dan mengusulkan program kepada Kantor Pusat
4) Maintenance stakeholder dan memberikan keputusan kerjasama sesuai
kewenangan
2. Area Office
a. Area Manager
1) Menyusun strategi bisnis di Area dan memastikan eksekusinya
2) Memastikan pencapaian kinerja bisnis Funding & Transaction di Areanya
3) Relationship dengan Key Person di Institusi/Instansi/ Perusahaan dan nasabah
Funding besar
b. Area Retail & Transaction Business Manager
1) Menyusun strategi funding dan transaksional dan memastikan implementasi di
Area dan cabang
2) Menjaga relationship dengan nasabah-nasabah institusi serta melakukan
kolaborasi dengan cabang untuk akuisisi value chain dari nasabah institusi
3) Mengelola dan bertanggung jawab atas implementasi programprogram promosi
4) Melakukan sales coach
c. Priority Banking Manager
1) Menyusun dan mengidentifikasi potensi bisnis pada segmen affluent dan high
networth mencapai target bisnis yang telah ditetapkan.
2) Berperan aktif dan memastikan tercapainya goals dan target bisnis segmen affluent
dan high networth di Area.
3) Melakukan retensi terhadap nasabah segmen affluent & high networth secara rutin
4) Melakukan sales coach
d. Funding & Transactional RM
1) Memasarkan produk funding institusi dan atau transactional banking serta
mengoptimalkan pertumbuhan portfolio (dari nasabah eksisting dan nasabah baru)
pendanaan yang murah (Low Cost Fund) dan DPK sesuai target yang telah
ditetapkan
e. Priority Banking Relationship Manager
1) Melakukan fungsi financial advisory dengan konsep wealth management.
2) Melakukan aktivitas penjualan dan cross selling produkproduk perbankan, produk
investasi, produk keagenan,
3) Membangun jaringan dan membina hubungan nasabah prioritas.
f. Priority Banking Representative
1) Melakukan fungsi financial advisory dengan konsep wealth management.
2) Melakukan aktivitas penjualan dan cross selling produkproduk perbankan, produk
investasi, produk keagenan
3) Membangun jaringan dan membina hubungan nasabah prioritas.
3. Branch Office
a. Branch Manager
1) Berkoordinasi dengan ARTBM terkait implementasi strategi funding dan
transaksional, serta eksekusi program promosi.
2) Mengidentifikasi dan menggali potensi bisnis di lokasi yang berada dalam
koordinasinya untuk meningkatkan penghimpunan dana pihak ketiga.
3) Memastikan implementasi standar layanan nasabah berjalan sesuai dengan
ketentuan
4) Melakukan sales coach
b. Consumer Business RM
1) emasarkan dan merekomendasikan produkproduk Dana Ritel kepada calon
nasabah/nasabah.
2) Menjalankan proses akuisisi terhadap calon nasabah Dana Ritel.
3) Memelihara hubungan baik dengan calon nasabah/ nasabah.
4) Mensupervisi TAD.
c. Funding & Transaction Staff
1) Melaksanakan aktivitas penjualan produk dana retail dan transaksional,
melaksanakan akuisisi, relationship nasabah dana dan transaksional untuk
mencapai target laba dan kinerja dana cabang.
d. Consumer Staff
1) emasarkan dan merekomendasikan produkproduk Dana Ritel kepada calon
nasabah/nasabah.
2) Menjalankan proses akuisisi terhadap calon nasabah Dana Ritel.
e. TAD Sales
1) Memasarkan dan merekomendasikan produkproduk Dana Ritel kepada calon
nasabah/nasabah.
2) Menjalankan proses akuisisi terhadap calon nasabah Dana Ritel.
PERTEMUAN KEEMPAT (IV)

Berlangsung pada : Sabtu, 25 September 2021

Berlangsung di aplikasi : ZOOM

Pemateri : Asep Saepul Malik Ibrahim

PENGUATAN AKSES PENDANAAN UMKM

A. Perkembangan Perbankan Syariah


Populasi penduduk muslim di dunia seperti di Pakistan, India, Bangladesh, Nigeria,
Mesir, Iran, Turki, Algeria, dan Maroko sebanyak 12,7% dan populasi penduduk muslim
di Indonesia sebanyak 87,2% sehingga Indonesia memiliki peluang yang sangat baik bagi
perbankan syariah sebagai pemeluk agama mayoritas 87,2% tentu ada tendensi untuk
terjadinya kesamaan pola konsumsi secara kolektif sesuai syariat islam. Populasi penduduk
Indonesia sebanyak 273,5 juta dan 229 juta tercatat beragama islam. Penetrasi marketshare
perbankan syariah terdiri dari Perbankan Nasional bulan desember 2019 sampai april 2021
memiliki marketshare 9,433% selanjutnya BUS dan UUS bulan desember 2019 sampai
april 2021 605%. Namun demikian, penetrasi bank syariah di Indonesia relatif rendah
dibandingkan negara lain seperti di Saudia Arabia 63%, Kuwait 49%, Brunei 57%,
Malaysia 29%, Qatar 27%, UAE 24%, dan Indonesia 6,49%. Hal tersebut karena literasi
dan inklusi keuangan syariah yang masih rendah, lemahnya daya saing dan jaringan yang
terbatas.
Kondisi ekonomi di tahun 2020 dan 2021 memberikan tantangan baru bagi industri
perbankan. Pertumbuhan kredit tahun 2017 sampai tahun 2021 mengalami penurunan,
pertumbuhan kredit tahun 2017 adalah 8,28% dan mengalami penurunan tahun 2021
menjadi 0,59%. NPL Gross tahun 2017 sampai tahun 2021 mengalami kenaikan dari 2,66%
menjadi 3,24%. Outstanding restrukturisasi kredit total debiutr 5,03 juta debitur sebesar
Rp.791,93 triliun, SME dan Micro 3,83 juta debitur sebesar Rp. 292,39 triliun.
Pertumbuhan industri perbankan nasional dan perbankan syariah mulai
menunjukkan perbaikan. Bahkan asset dan DPK Perbankan syariah tumbuh double digit.
Aset perbankan nasional tahun 2018 sebanyak 8.216 mengalami kenaikan menjadi 9.446
pada tahun 2021. Kredit perbankan nasional tahun 2018 sebanyak 5.402 mengalami
kenaikan menjadi 5.639 pada tahun 2021. DPK (Dana Pihak Ketiga) perbankan nasional
tahun 2018 sebanyak 5.731 mengalami kenaikan menjadi 6.956. Pada aset perbankan
syariah tahun 2018 sebanyak 490 mengalami kenaikan menjadi 613 pada tahun 2021.
Pembiayaan perbankan syariah tahun 2018 sebanyak 329 mengalami kenaikan menjadi
401 pada tahun 2021. DPK (Dana Pihak Ketiga) perbankan syariah tahun 2018 sebanyak
380 mengalami kenaikan menjadi 492 pada tahun 2021.
B. Potret UMKM
Di Indonesia Undang-Undang yang mengatur tentang UMKM adalah UU No.
7/2021, dalam UU tersebut UMKM dijelaskan sebagai: “perusahaan kecil yang dimiliki
dan dikelola oleh seseorang atau dimiliki oleh sekelompok kecil orang dengan jumlah
kekayaan dan pendapatan tertentu.” Berikut kriteria kekayaan dan pendapatan di dalam UU
tersebut.
1. Usaha Mikro
a. Modal : Maksimal Rp50 juta
b. Penjualan : Maksimal Rp300 juta
2. Usaha Kecil
a. Modal : Rp50 juta – Rp500 juta
b. Penjualan : Rp300 juta - Rp2,5 milyar
3. Usaha Menengah
a. Modal : Rp50 juta – Rp10 miliar
b. Penjualan : Rp2,5 miliar – Rp50 milyar
Peran strategis UMKM 65,465 juta UMKM (99,99%), 5,6 rb (0,01%) usaha besar.
Kontribusi UMKM terhadap PDB sebesar 9,6 Tn (60,5%) dan usaha besar sebesar 6,3 Tn
(39,5%). Penyerapan tenaga kerja sebesar 97%, 116,97 juta dari total tenaga kerja.
Kontribusi terhadap ekspor Indonesia sebesar 14.7%. Rata-rata pendapatan pertahun
UMKM Rp 58 juta usaha besar Rp 1,4 M (4,14%). Sektor utama UMKM terdiri dari
pertanian, perikanan, perkebunan, industri pengolahan, perdagangan besar dan eceran,
reparasi dan perawatan mobil dan motor, penyediaan akomodasi dan penyediaan makan
minum, pengangkutan, pergudangan dan jasa lainnya.
Perkembangan UMKM di lihat dari potensi pertumbuhan UMKM Indonesia sangat
besar mengingat secara Historical pertumbuhan 2% atau 1 juta pelaku usaha setiap
tahunnya. Pertumbuhan UMKM Indonesia di dominasi oleh Sektor Usaha sebesar ±
98,7%, sisanya Mikro Kecil & Mikro Menengah.
Komposisi UMKM 2016 2017 2018 2019
UMKM 99,99% 99,99% 99,99% 99,99%
Mikro 98,71% 98,70% 98,68% 98,67%
Mikro kecil 1,19% 1,20% 1,22% 1,22%
Mikro menengah 0,09% 0,09% 0,09% 0,10%
Usaha besar 0,01% 0,01% 0,01% 0,01%

Bank Syariah Indonesia berkomitmen ikut serta dalam memenuhi kebutuhan modal
kerja UMKM (produk KUR dan SME)
 Permasalahan UMKM
1. Permodalan dan akses pembiayaan
2. Perizinan
3. Inovasi
4. Jaringan distribusi atau pemasaran
5. Teknologi
C. Dukungan Pemerintah terhadap UMKM
1. Pembiayaan Kredit Usaha Rakyat (KUR)
a. Kepres Nomor 14 Tahun 2015 tentang komite Kebijakan Pembiayaan Bagi UMKM
b. Kepres Nomor 19 Tahun 2015 tentang perubahan Atas Keputusan Presiden Nomor
14 Tahun 2015
c. Peraturan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian RI nomor 11 Tahun 2017
Tentang pedoman Pelaksanaan KUR
d. Peraturan Menteri Keuangan RI nomor 180/Pmk.05/2017 Tentang tata Cara
Pelaksanaan Subsidi Bunga/Subsidi Marjin untuk KUR
2. Pembiayaan Ultra Mikro (UMi)
Program pembiayaan Ultra Mikro (UMi) Peraturan Kementerian Keuangan (PMK)
95/PMK.05/2018
3. Pasar Digital (PaDi)
Program Pasar Digital (PaDi) adalah hasil kolaborasi antara Kementerian BUMN,
Kementerian Koperasi dan UKM dan Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang Jasa
Pemerintah, Lewat platform tersebut, UMKM diberi prioritas untuk memasok
kebutuhan proyek pemerintahan maupun BUMN.
4. Bangga Buatan Indonesia
Mendorong UMKM on Board ke Platform Digital melalui program Gerakan Nasional
Bangga Buatan Indonesia (Gernas BBI), tercatat UMKM yang on Board.
 Program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN)
1. Dalam rangka mengatasi pandemic Covid-19 Pemerintah telah menerbitkan PP
No 23 Tahun 2020 tentang Program Pemulihan Ekonomi Nasional
2. Program PEN adalah rangkaian kegiatan untuk pemulihan perekonomian nasional
yang merupakan bagian dari kebijakan keuangan negara untuk mempercepat
penanganan pandemi Corona Virus Disease 2O19 (COVID-19) dan/atau
menghadapi ancaman yang membahayakan perekonomian nasional
 PMK No. 104/PMK.05/2020
Penempatan Dana PEN
• Realisasi tahun 2020 Rp. 112,84 Tn, lebih dari 30 Jt
• Tahun 2021 dianggarkan 121,9 Tn
 PMK No.71/PMK.08/2020
Penjaminan Pemerintah dalam Rangka Pelaksanaan Program PEN
 PMK No. 138/PMK.05/2020
Subsidi Margin/Ujrah/ Bagi Hasil/Mendukung Program PEN

D. Kontribusi Bank Syariah Indonesia terhadap UMKM


1. Dengan merger, Bank Syariah Indonesia berada di peringkat 7 Bank Nasional
berdasarkan aset serta menghasilkan kinerja yang solid dan skala ekonomi yang lebih
kuat. Berikut aset dan kinerja Bank Syariah Indonesia Periode Juni 2021:
a. Asset Rp. 247,30 T
b. DPK Rp. 216,39 T
c. Pembiayaan Rp. 161,50 T
d. Cabang 1.365 outlets
e. Employee ±19.000
f. Customer Base 15 Juta
2. Menjadi Mitra Keuangan, Mitra Sosial dan Mitra Spiritual
Model bisnis Bank Syariah sesuai dengan prinsip Syariah
a. Investor/Deposan terdiri dari perorangan dan institut menyimpan dana, bagi hasil
di bank syariah Indonesia seperti deposito, tabungan, giro melalui akad investasi
dan titipan.
b. Nasabah pembiayaan terdiri dari individu, komersial, dan institual menyalurkan
dana dan margin atau sewa di bank syariah Indonesia seperti jual beli (murabahah),
bagi hasil (musyarakah), dan sewa (ijarah). Menyalurkan dana tidak boleh ada
penyaluran ke industry non-halal seperti: rokok, hotel non syariah, dan minuman
keras.
c. Zakat atas Laba Perusahaan
Zakat atas laba perusahaan ini terdiri dari denda atau pendapatan non halal seperti:
denda, jasa giro, pendapatan non halal lainnya.
3. Komitmen Bank Syariah Indonesia untuk UMKM
Dari penggabungan 3 Bank, masing-masing membawa best practices, Oleh karena itu,
Bank Syariah Indonesia tetap memiliki komitmen terhadap Segmen UMKM
a. Penyaluran berbasis komunitas
b. Penyaluran berbasis pesantren
c. Penyaluran berbasis lingkungan masjid
d. Penyaluran ke UMKM binaan Kementrian/BUMN/Lembaga, dan Pemda
e. Pola Kerjasama Bapak dan Anak angkat dengan BUMN terintegrasi
4. Dukungan Bank Syariah Indonesia terhadap UMKM
a. Dukungan Pembiayaan KUR – Mikro - SME
Pemberian fasilitas pembiayaan kepada pelaku usaha, binaan instansi, pemda dan
komunitas halal
b. Kemitraan & Cluster
 Pengembangan Pola Kemitraan Inti Plasma / Cluster
 Tidak Bankable menjadi Bankable
c. Pelatihan / Pendampingan
UMKM Center / Portal UMKM
d. Go Digital
Memberdayakan pelaku usaha dengan Go Digital untuk mendorong sentra produksi
pelaku usaha Binaan Go digital yang dihubungkan dengan e-commerce
e. Bersinergi bersama Pemerintah
Membangun proses pembinaan pelaku usaha masyarakat melalui kegiatan inklusi
keuangan yang bersinergi dengan pemerintah
f. Ekosistem
Pelaku usaha masuk ke ekosistem Industri halal melalui platform digital maupun
masuk kawasan industri halal, Pondok pesantren, Masjid dan lain-lain.
5. Pola Pembiayaan UMKM
a. Feasible dan Bankable
 Secara teknis mampu memenuhi
 Pembiayaan Komersial
b. Feasible tapi Tidak Bankable
 Perlu program penjaminan syarat perbankan
 Pembiayaan KUR
c. Tidak Feasible tapi Bankable
 Inkubator, perl upgrade, pelatihan, pendampingan
 Perlu Avalis, Off Taker
 Pembiayaan Pola Kemitraan, Inti Plasma, Clustter, Ekosistem
d. Tidak Feasible dan tidak Bankable
 Perlu pendampingan teknis
 Tidak melalui perbankan
 CSR, Dana Bergulir
6. Penguatan Akses Pembiayaan UMKM
a. Optimalisasi peran perbankan
b. Mendorong peran lembaga keuangan bukan Bank (LKBB), LPDB (Lembaga
Pengelola Dana Bergulir), Modal Ventura dan lain-lain
c. Mendorong peran lembaga ziswah
d. Dukungan pemerintah, regulator (BI dan OJK)
7. BSI mengembangkan Ekosistem Pesantren
a. Net Banking unit Ponpes
 Info
 Transaksi
 Bills management
b. Lakupandai/BSI Smart
 Unit Bisnis Ponpes
 UMKM binaan Ponpes
c. Pembiayaan unt Ponpes
 KUR/SME
 Konsumer
d. Pemberdayaan UMKM di sekitar Ponpes
 Inkubasi bisnis
 Referensi Ponpes untuk pembiayaan UMKM
 Pelatihan bisnis
e. adiberkah.id untuk Donatur Ponpes
 Platform bersama program ZISWaf
 Menggunakan VA
f. Payment Sistem Ponpes
 Open API
 Virtual Account
 Host To Host
g. Kartu Santri
 ID Card
 Kartu Belanja (close loop)
h. Aplikasi Ortu/Wali Santri
 Monitoring absen & nilai
 Informasi/komunikasi ortu – pengasuh
 Uang Elektonik (server-based) BSI
 Top-Up Kartu Santri
 Bayar SPP/Uang Pondok
i. Aplikasi Pengasuh Ponpes
 Kelola data santri dan pengasuh
 Upload tagihan SPP/Uang Pondok
 Upload nilai santri
 Upload absensi santri
 Upload informasi
j. Merchant Kartu Santri & QRIS
 Toko/Warung/Koperasi Ponpes
 Masjid/Badan ZISWaf Ponpes
 UMKM sekitar Ponpes
8. Pola Kemitraan Bisnis UMKM
a. Bank Syariah Indonesia sebagai inkubator dengan memberikan fasilitas
pembiayaan KUR dan non KUR, pelatihan kepada nasabah Mikro, serta program
pelatihan UMKM Go Digital bersama E-Commerce (shopee)
b. Mendorong perusahaan BUMN dan nasabah besar eksisting yang berpotensi
untuk menjadi off taker nasabah KUR eksisting.
c. Bank Syariah Indonesia bekerjasama dengan instansi, komunitas/KUBE binaan
instansi, BUMN dan off taker untuk penyaluran pembiayaan KUR dan non KUR
9. Rancangan Konsep UMKM
Portal UMKM Sebagai wadah informasi yang di peruntukan bagi pelaku usaha UMKM
di seluruh indonesia dan berkesempatan untuk mengembangkan usahanya bersama
BSI. Isi Konten Portal UMKM antara lain:
a. Pelatihan UMKM.
b. Tips dan Trick dalam mengembangkan usaha.
 Artikel Harian/Mingguan
 Podcast
c. BSI Mall
Berisikan barang-barang di jual oleh para pelaku usaha UMKM yang telah menjadi
nasabah BSI dan bekerjasama dengan E-Commerce dan Kementrian terkait
10. UMKM Center Bank Syariah Indonesia
a. Fungsi
 Pelatihan
 Informasi & Konsultasi
 Display
 Co-working Space
 Komunitas UMKM BSI
b. Program
 Pelatihan 2 Minggu sekali
 Pelaksanaan pelatihan bekerjasama dengan Internal (BSU), dan Eksternal
(Praktisi, konsultan, & Regulator)
 Bazar UMKM
 Expo Online
 Seminar/Webinar
11. Program Bank Syariah Indonesia dalam Pemberdayaan UMKM
a. Market Place UMKM Halal di e-Commerce 200 UMKM
b. UMKM Go Digital bersama e-Commerce (Shopee)
c. Pelatihan UMKM ekonomi kreatif Fashion (manajemen keuangan dan
pengembangan usaha) Kemenparekraf
d. Kerjasama dengan PT Pemalang Agro Wangi dalam penyaluran KUR untuk
budidaya tanaman Sereh
e. Kerjasama kemitraan Peternakan Sapi dengan PT Widodo Perkasa Makmur dan
Petani Sorgum
f. Kerjasama kemitraan petani sayur dan buah dengan Tanijoy
g. Kerjasama kemitraan terhadap peternak ikan dengan e-Fishery
h. Berperan dalam pembangunan Infrastruktur Kawasan Industri Halal di Sidoarjo
12. Bank Syariah Indonesia bekerjasama dengan MES (Masyarakat Ekonomi Syariah) dan
Pertamina menyalurkan pembiayaan Pertashop kepada Pesantren
a. Masyarakat ekonomi syariah menyediakan data awal pesantren potensial dan opsi
lainnya
b. Pertamina menyediakan informasi skema bisnis, rincian, estimasi kebutuhan biaya
dan investasi infrastruktur
c. Bank syariah Indonesia menyiapkan jaringan distributor Kantor Cabang agar siap
melayani pembiayaan
d. Pesantren melengkapi data awal dan koordinasi dengan MES dan BSI
13. Bank Syariah Indonesia Mendorong UMKM Naik Kelas
Produk 2019 2020 2021 Total
Rp. M Vol NoA Vol NoA Vol NoA Vol NoA
KUR-BSI 69,1 1.205 29,4 512 - - 98,5 1.717
Usaha Mikro
Mikro-SME 624,9 507 250,3 338 132,6 253 917,4 925
Total 694 1.712 279,7 850 132,6 253 1,015,9 2.642
Nasabah Mikro Naik Kelas adalah nasabah mikro eksisting yang memiliki fasilitas
baru/top up di segmen/produk yang lebih tinggi.

14. Produk BSI untuk mendukung UMKM


a. Pendanaan
 Giro: Wadiah, Mudharabah
 Tabungan: Wadiah, Mudharabah
 Jasa: L/C, SKBDN, Remittance
b. Pembiayaan
 Konsumer: Griya, Muraguna, Oto, Pensiun
 Mikro: kur, non kur
 SME: Non Linkage
 Pawning: gadai emas, cicil emas
 Hasanah card
c. Digital banking
 CMS (Cash Management System)
 E-Banking
 M-banking
 Host to host
 Laku Pandai-BSI Agen
 EDC
15. Produk-Produk Pendukung
a. BSI KUR
Produk program KUR pemerintah yang diperuntukan bagi usaha Mikro, kecil dan
menengah yang mempunyai usaha layak dan produktif sesuai prinsip syariah
dengan skema Murabahah, Ijarah dan MMQ. Plafon sampai dengan 500 juta.
b. BSI Usaha Mikro
Produk yang diperuntukan bagi usaha Mikro, kecil dan menengah yang mempunyai
usaha layak dan produktif dengan skema Murabahah, IMBT dan MMQ. Plafon
sampai dengan 200 juta.
c. BSI Mitra Bisnis Modal Kerja/Investasi
Fasilitas yang diberikan pada para pelaku usaha untuk memenuhi kebutuhan modal
kerja /Investsi. Plafon > 200 juta sampai dengan 25 M.
16. Produk Pembiayaan BSI KUR
a. BSI KUR Super Mikro
 Plafon >Rp 50 -500 Juta
 Akad Murabahah, Ijarah & MMQ
 Lama Usaha berjalan minimal 6 bulan
 Dengan agunan (BPKB, SHM, SHGB AJB/Letter C)
 Margin setara 6%
 Tujuan: Modal Kerja dan Investasi
 Tenor 4 tahun (Modal Kerja)
 5 tahun (Investasi)
b. BSI KUR Mikro
 Plafon> Rp 10 -50 Juta
 Akad Murabahah, & ijarah
 Lama Usaha berjalan minimal 6 bulan
 Tanpa agunan
 Margin setara 6%
 Tujuan: Modal Kerja dan Investasi
 Tenor 3 tahun (Modal Kerja)
 5 tahun (Investasi)
c. BSI KUR Kecil
 Sampai dengan maks. Rp 10 Juta
 Akad Murabahah, & ijarah
 Lama Usaha tidak dibatasi (untuk usaha dibawah 6 bln berlaku syarat dan
ketentuan)
 Tanpa agunan
 Margin setara 6%
 Tujuan: Modal Kerja dan Investasi
 Tenor 3 tahun (Modal Kerja)
 5 tahun (Investasi)
d. Segmentasi Produk
 Mikro, sasaran: Usaha Mikro, Kecil, dan menengah, produktif dan layak
e. Bisnis Model
 Perorangan dan komunitas
f. Keunggulan Produk
 Menggunakanakad sesuai prinsip syariah (Murabahah, Ijarah, MMQ)
 Margin kompetitif
 Syarat mudah
 Proses cepat
 Tidak ada biaya administrasi
 Tidak ada biaya provisi
 Pola angsuran untuk sektor pertanian, peternakan dan perikanan (per periode,
yarnen)
17. Produk Pembiayaan BSI Usaha Mikro
a. Usaha Mikro tanpa Agunan
 Plafon Rp 5 juta -Rp 25 Juta
 Akad Jual-Beli (Murabahah)
 Lama Usaha 24 bulan
b. Tanpa agunan
 Tujuan: Modal Kerja, Investasi, Konsumtif
 Tenor 6 bulan – 60 bulan
c. Usaha Mikro Beragunan
 Plafon> Rp 25 -200 Juta
 Akad Murabahah, IMBT, MMQ
 Lama Usaha berjalan 12 bulan
 Tujuan: Modal Kerja, investasi, Konsumtif
 Dengan agunan (BPKB, SHM, SHGB, AJB/Letter C, Cash Collateral)
 Tenor 6 bulan – 60 bulan
d. Segmentasi Produk
 Mikro, sasaran: Usaha Mikro, Kecil, dan menengah, produktif dan layak
e. Bisnis Model
 Perorangan dan komunitas
f. Keunggulan Produk
 Menggunakanakad sesuai prinsip syariah (Murabahah, Ijarah, MMQ)
 Margin kompetitif
 Syarat mudah
 Proses cepat
 Tidak ada biaya administrasi
 Tidak ada biaya provisi
 Pola angsuran untuk sektor pertanian, peternakan, dan perikanan (per periode,
yarnen)
18. Mitra Bisnis Modal Kerja dan Investasi
a. Target Market Pembiayaan Industri Halal
 Perorangan
 Badan Usaha: PT, CV, Koperasi
 Memiliki Pengalaman usaha minimal 5 tahun
 Laba usaha positif selama 3 tahun berturut-turut
 Tidak tercatat dalam nasabah bermasalah (menunjuk pada hasil BI Checking/
SLIK).
 Nasabah tidak termasuk dalam Daftar Hitam Nasabah (DHN) BI
 Jangka Waktu Pembayaran: maksimal pembiayaan 60 bulan (5 tahun) MK dan
120 bulan (10th) untuk Investasi
b. Skema Akad Pembiayaan
 Murabahah (jual beli)
 Musyarakah (bagi hasil)
 Ijarah Muntahiyah Bittamliik(sewa beli)
 Musyarakah
 Mutanaqisah(kemitraan)
c. Investasi
 Pembelian tempat usaha
 Pembelian kendaraan operasional usaha
 Renovasi tempat usaha
 Pembiayaan Ulang (Refinancing) Aset yang dimiliki Nasabah.
 Take Over fasilitas pembiayaan investasi.
 Fasilitas pembiayaan di haruskan bertujuan atas untuk mendukung usaha
nasabah/calon nasabah yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah
d. Agunan
 Tanah & Bangunan
 Kendaraan Bermotor Roda 4 (empat) atau lebih
 Deposito
 Alat berat, mesin
e. Modal Kerja
 Pembelian barang persediaan/bahan baku usaha
 Pembiayaan Ulang (Refinancing) Aset yang dimiliki Nasabah.
 Take Over fasilitas pembiayaan usaha (Modal Kerja).
 Fasilitas pembiayaan di atas harus bertujuan untuk mendukung usaha
nasabah/calon nasabah yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah.
19. Solusi Pembayaran Digital
Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) adalah standarisasi pembayaran
menggunakan metode QR Code dari Bank Indonesia agar proses transaksi dengan QR
Code menjadi lebih mudah, cepat, dan terjaga keamanannya. Berikut manfaat dari
QRIS:
a. Cepat, Mudah, Murah, Aman, Handal: tidak perlu membutuhkan uang kembalian
atau resiko uang palsu
b. Transaksi tercatat di Bank: informasi uang masuk langsung di rekening sehingga
memudahkan pencacatan laporan keuangan
c. Mengikuti trend: mudah diterima oleh masyarakat milenial
d. Murah dan bebas biaya: bebas biaya bagi pembeli dan bebas MDR bagi pedagang
segmen UMKM (QRIS)
e. Membangun credit profile: mempermudah pedagang jika ingin mengajukan
pembiayaan
20. BSI Mobile Banking
Mudahnya bertransaksi, berbagi, dan beribadah dengan Bank Syariah Indonesia mobile
a. Pembelian: isi ulang pulsa, token listrik PLN, top-up eMoney, top-up saldo Go-
Pay, OVO, Link Aja, paket data
b. Transfer: transaksi transfer dana antar rekening BSM dan antar bank (jaringan
ATM PRIMA dan jaringan ATM Bersama), Transfer SKN Online
c. Pembayaran: via QRIS, tagihan listrik PLN, institusi akademik, tiket pesawat, BPJS
Kesehatan, dan lainnya
d. Fitur islami: kemudahan beribadah dengan fitur islami untuk jadwal shalat, arah
kiblat, juz amma, dan lokasi masjid terdekat
e. Lainnya: BSI keyboard, fiutr Tarik tunai tanpa kartu di seluruh ATM BSI, Ziswaf,
dan kalkulator zakat
21. Layanan Buka Rekening Online
22. Laku Pandai dan BSI Agen
Merupakan layanan laku pandai (layanan keuangan tanpa kantor dalam rangka
keuangan inklusif) Bank Syariah Indonesia untuk menyediakan layanan perbankan dan
layanan keuangan lainnya yang dilakukan tidak melalui jaringan kantor, namun melalui
kerjasama dengan pihak lain dengan di dukung sarana teknologi informasi.
23. Produk dan Layanan BSI Agen
Merupakan produk tabungan dengan akad wadiah yang memiliki fitur yang “Cepat,
Murah, Mudah, dan Dimana Saja. Berikut produk dan layanan BSI Agen:
a. Pembukaan rekening
b. Setoran tunai
c. Tarik tunai
d. Transfer (sesama tabungan dan antar bank)
e. Pembayaran (listrik, air, TV Berbayar, dan lain-lain)
f. Pembelian (token listrik, pulsa, paket data, dan lain-lain)
24. Kemudahan Transaksi
a. Bebas biaya tarik tunai di seluruh ATM BSI dan ATM Bank Mandiri
b. Traveling nyaman dan tanpa khawatir dengan BSI VISA Card
c. Kemudahan transaksi dalam genggalam melalui BSI Mobile
d. Gratis biaya transaksi belanja di seluruh mesin EDC
E. Kesimpulan
1. UMKM memiliki peran strategis bagi perekonomian dan penyerapan tenaga kerja,
namun dari sisi pendapatan masih rendah
2. Perlu adanya keberpihakan, kemudahan dan support kepada UMKM. Berbagai support
telah diberikan pemerintah kepada UMKM antara lain dukungan pembiayaan KUR
dan ultra mikro, program pasar digital, gernas BBI bahkan disaat pandemi melalui
program PEN PMK 104, PMK 71, PMK 138
3. Pola penguatan Akses Pendanaan UMKM tidak hanya kepada yg sudah bankable,
namun juga kepada UMKM yang belum bankable. Bank bisa menjadi inkubator dan
mendorong UMKM naik kelas menjadi pengusaha menengah atau besar sebagai pilar
pertumbuhan ekonomi nasional
4. Program penguatan akses pendanaan UMKM meliputi dukungan pembiayaan KUR
atau pembiayaan komersial, pengembangan pola kemitraan, inti plasma, kluster,
ekosistem dan sinergi dengan seluruh stakeholder. Selain itu juga perlu program
pelatihan, pendampingan dalam rangka penguatan SDM, inovasi produk dan jaringan
pemasaran
5. Mendorong peran perbankan, Lembaga Keuangan Bukan Bank, Lembaga Pengelola
Dana Bergulir, Modal Ventura, Lembaga Ziswah, dukungan pemerintah dan regulator
dalam meningkatkan akses pembiayaan kepada UMKM
DOKUMENTASI

ZOOM PERTEMUAN (I)

ZOOM PERTEMUAN (II)


ZOOM PERTEMUAN (III)

ZOOM PERTEMUAN (IV)


PPL OFFLINE

Anda mungkin juga menyukai