Anda di halaman 1dari 59

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN TAHAP

PERKEMBANGAN PASANGAN BARU MENIKAH DI KECAMATAN


MEDAN HELVETIA

Disusun
Oleh :

Shienthia Riska Ananda


200202100

PROGRAM STUDI NERS


FAKULTAS FARMASI DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS SARI MUTIARA INDONESIA
TAHUN 2021
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur peneliti ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa
yang telah memberikan kesehatan kepada peneliti, dan atas berkat rahmat dan
karuniaNya sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul
“Asuhan Keperawatan Keluarga Dengan Tahap Perkembangan Pasangan
Baru Menikah Di Kecamatan Medan Helvetia ”

Penyelesaian Makalah ini merupakan salah satu persyaratan dalam


menyelesaikan untuk memenuhi nilai dengan mata kuliah keperawatan KomKel.
Selama proses penyusunan makalah ini, begitu banyak bantuan, nasehat dan
bimbingan yang peneliti terima demi kelancaran skripsi ini. Dengan segala
kerendahan hati, pada kesempatan ini peneliti ingin menyampaikan terima kasih
kepada Bapak / Ibu :
1. Dr. Parlindungan Purba, SH, MM, selaku Ketua Yayasan Sari Mutia
Indonesia Medan.
2. Dr. Ivan Elisabeth Purba, M.Kes, selaku Rektor Universitas Sari Mutiara
Indonesia.
3. Taruli Rohana, SP, MKM, selaku Dekan Fakultas Farmasi Dan Ilmu
Kesehatan Universitas Sari Mutiara Indonesia.
4. Ns. Marthalena Simamora, S.Kep, M.Kep, selaku Ketua Program Studi
5. Bapak Ns. Jek Amidos Pardede, M.Kep, Sp. Kep Jiwa selaku koordinator
Profesi Ners
6. Dosen Tim pengampu Mata ajar Keperawatan Komunitas Keluarga Program
Studi Ners Fakultas Farmasi dan Ilmu Kesehatan Sari Mutiara Indonesia.

Dengan segala kerendahan hati penulis mengucapkan terimakasih. Semoga


proposal ini dapat bermanfaat bagi pembaca sekalian. Terima kasih untuk
semua bimbingan, arahan, kritikan dan saran yang telah diberikan oleh semua
pihak.
Medan, Juli 2021
Penulis

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Keluarga adalah kumpulan dua orang atau lebih yang hidup bersama dengan
keterikatan aturan dan emosional dan individu mempunyai peran masing-
masing yang merupakan bagian dari keluarga. Selain itu keluarga juga
diartikan ikatan/persekutuan hidup atas dasar perkawinan antara orang dewasa
yang berlainan jenis yang hidup bersama atau seorang laki-laki atau seorang
perempuan yang sudah hidup sendirian dengan atau tanpa anak, baik anaknya
sendiri atau adopsi, dan tinggal dalam sebuah rumah tangga (Friedman,2015)

Dari dua pengertian diatas kita ketahui pasangan suami istri yang baru
menikah yang belum mempunyai anak juga termasuk keluarga (keluarga baru
menikah).Banyak yang perlu kita ketahui dan kita kaji pada keluarga baru
menikah. Keluarga baru menikah perlu diberi asuhan keperawatan karena
banyak masalah yang muncul pada keluarga.

Pernikahan adalah hubungan yang sangat unik walaupun tidak ada aturan yang
menjamin pernikahan yang sukses. Beberapa pedoman bermanfaat untuk
membangun pernikahan yang bahagia adalah pertama, mereka harus
memastikan emosi mereka berdasarkan daripada ketertarikan fisik atau
seksual. Kedua, pasangan harus menggali motifasi keinginan untuk menikah.
Ketiga, mereka harus berfokus pada pengembangan komunikasi yang jelas.
Keempat, mereka harus memahami pola prilaku dan kebiasaanyang
menggangu yang tidak mungkin berubah setelah menikah. Terakhir, mereka
harus menetapkan kompatibilitas dalam keyakinan dan nilai yang penting.

Keluarga pasangan baru merupakan pembentukan keluarga dimulai dari


perkawinan seorang laki-laki dengan perempuan serta perpindahan dari
status lajang ke hubungan baru yang intim serta mulai meninggalkan
keluarganya masing-masing (Andarmoyo, 2012).

Hubungan pernikahan mencakup tahapan yang berbeda. Tahap permulaan


mulai saat pernikahan dan berlanjut sejalan dengan usaha pasangan untuk
berfungsi sebagai pasangan.Tahapan orientasi keluarga ditujukan pada
aktivitas menanti kelahiran anak dan mengasuh anak. Peranan orang tua harus
dipahami dan dipraktikan.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang di atas maka penulis dapat membuat rumusan
masalah Askep Tahap Perkembangan Keluarga dengan Pasangan Baru
Menikah, yaitu :
1. Apa pengertian Keluarga ?
2. Apa saja tugas tahap perkembangan keluarga dengan pasangan baru
menikah ?
3. Bagaimana asuhan keperawatan tahap perkembangan keluarga dengan
pasangan baru menikah ?

1.3 Tujuan
Tujuan umum penulisan makalah ini adalah sebagai pemenuhan tugas
Komunitas yang berjudul ”Asuhan Keperawatan Tahap Perkembangan
Keluarga dengan Pasangan Baru Menikah”. Tujuan khusus penulisan
makalah ini adalah menjawab menjabarkan masalah yang ada pada rumusan
masalah agar penulis ataupun pembaca mengetahui tentang Askep
Keperawatan Keluarga dengan Pasangan Baru Menikah.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Keluarga
1. Definisi keluarga
Keluarga adalah dua atau lebih dari dua individu yangtergabung
karena hubungan darah, hubungan perkawinan atau pengangkatan
dan mereka hidup dalam satu rumah tangga, berinteraksi satu sama
lain dan didalam perannya masing-masing menciptakan serta
mempertahankan kebudayaan (Friedman, 2010).

Keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari


kepala keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di
suatu tempat di bawah satu atap dalam keadaan saling ketergantungan
(Departemen Kesehatan RI, 2014).

Keluarga adalah anggota rumah tangga yang saling berhubungan


melalui pertalian darah, adopsi, atau perkawinan (WHO, 2012).
Jadi, dapat disimpulkan bahwa definisi dari keluarga merupakan
sekumpulan orang yang tinggal satu rumah yangterikat oleh ikatan
perkawinan dan mempunyai ikatan darah.

2. Fungsi keluarga
Menurut Marilyn M. Friedman (2010) fungsi keluarga dibagi menjadi 5
yaitu:
a. Fungsi Afektif

Memfasilitasi stabilisasi kepribadian orang dewasa, memenuhi


kebutuhan psikologis anggota keluarga.
b. Fungsi Sosialisasi
Memfasilitasi sosialisasi primer anak yang bertujuan untuk
menjadikan anak sebagai anggota masyarakat yang produktif serta
memberikan status pada anggota keluarga.

c. Fungsi Reproduksi
Untuk mempertahankan kontinuitas keluarga selama beberapa
generasi dan untuk keberlangsungan hidup masyarakat.
d. Fungsi Ekonomi
Menyedeiakan sumber ekonomi yang cukup dan alokasi
efektifnya.
e. Fungsi Perawatan Kesehatan
Menyediakan kebutuhan fisik-makanan, pakaian, tempat tinggal,
perawatan kesehatan(Marliyn M. Friedman, hal 86;
2010).Berdasarkan UU No.10 Tahun 1992 PP No.21 tahun 1994
tertulis fungsi keluarga dalam delapan bentuk yaitu:
f. Fungsi Keagamaan
1) Membina norma ajaran-ajaran agama sebagai dasar dan tujuan
hidup seluruh anggota keluarga.
2) Menerjemahkan agama kedalam tingkah laku hidup sehari-hari
kepada seluruh anggota keluarga.
3) Memberikan contoh konkrit dalam hidup sehari-hari
dalam pengamalan dari ajaran agama.
4) Melengkapi dan menambah proses kegiatan belajar anak tentang
keagamaan yang kurang dperolehnya di sekolah atau masyarakat.
5) Membina rasa, sikap, dan praktek kehidupan keluarga beragama
sebagai pondasi menuju keluarga kecil bahagia sejahtera.
g. Fungsi Budaya
1) Membina tugas-tugas keluarga sebagai lembaga untuk
meneruskan norma-norma dan budaya masyarakat dan
bangsa yang ingin dipertahankan.
2) Membina tugas-tugas keluarga sebagai lembaga untuk
menyaring norma dan budaya asing yang tidak sesuai.
3) Membina tugas-tugas keluarga sebagai lembaga yang
anggotanya mencari pemecahan masalah dari berbagai
pengaruh negatif gobalisasi dunia.
4) Membina tugas-tugas keluarga sebagai lembaga yang
anggotanya dapat berpartisipasi berperilaku yang baik
sesuai dengan norma bangsa Indonesia dalam menghadapi
tantangan globalisasi.
5) Membina budaya keluarga yang sesuai, selaras dan
seimbang dengan budaya masyarakat atau bangsa untuk
menjunjung terwujudnya norma keluarga kecil bahagia
sejahtera.
3. Tipe dan bentuk keluarga

Tipe keluarga menurut Suprajitno (2012) yaitu sebagai berikut:


a) Nuclear Family
Keluarga inti yang terdiri dari ayah, ibu, dan anak yang tinggal
dalam satu rumah di tetapkan oleh sanksi-sanksi legal dalam suatu
ikaan perkawinan, satu/keduanya dapat bekerja diluar rumah
b) Extended Family
Keluarga inti ditambahkan dengan sanak saudara, misalnya nenek,
kakek, keponakan, saudara sepupu, paman, bibi dan sebagainya.
c) Reconstitud Nuclear
Pembentukan baru dari keluarga inti melalui perkawinan kembali
suami/istri, tinggal dalam pembentukan satu rumah dengan anak-
anaknya, baik itu bawaan dari perkawinan lama maupun hasil dari
perkawinan baru. Satu atau keduanya dapat bekerja diluar rumah.
d) Middle Age/ Aging Couple
Suami sebagai pencari uang. Istri dirumah/kedua-duanya bekerja di
rumah, anak- anak sudah meninggalkan rumah karena
sekolah/perkawianan/meniti karier.
e) Dyadic Nuclear
Suami istri yang sudah berumur dan tidak mempunyai anak,
keduanya/salah satu bekerja dirumah.
f) Single Parent
Satu orangtua sebagai akibat perceraian/kematian pasangannya dan
anak-anaknya dapat tinggal dirumah/diluar rumah.
g) Dual Carier
Suami istri atau keduanya berkarier dan tanpa anak.
h) Commuter Married
Suami istri/keduanya orang karier dan tinggal terpisah pada jarak
tertentu, keduanya saing mencari pada waktu-waktu tertentu.
i) Single Adult
Wanita atau pria dewasa yang tinggal sendiri dengan tidak adanya
keinginan untuk menikah.

4. Struktur keluarga
Struktur keluarga oleh Friedman di gambarkan sebagai berikut:

a) Struktur komunikasi
Komunikasi dalam keluarga dikatakan berfungsi apabila dilakukan
secara jujur, terbuka, melibatkan emosi, konflik selesai dan hierarki
kekuatan. Komunikasi keluarga bagi pengirim yakin
mengemukakan pesan secara jelas dan berkualitas, serta meminta
dan menerima umpan balik. Penerima pesan mendengarkan pesan,
memberikan umpan balik, dan valid.

Komunikasi dalam keluarga dikatakan tidak berfungsi apabila


tertutup, adanya isu atau berita negatif, tidak berfokus pada satu
hal, dan selalu mengulang isu dan pendapat sendiri. Komunikasi
keluarga bagi pengirim bersifat asumsi, ekspresi perasaan tidak
jelas, judgemental ekspresi, dan komunikasi tidak sesuai. Penerima
pesan gagal mendengar, diskualifikasi, ofensif (bersifat negatif),
terjadi miskomunikasi, dan kurang atau tidak valid.

b) Struktur peran
Struktur peran adalah serangkaian perilaku yang diharapkan sesuai
posisi sosial yang diberikan. Jadi, pada struktur peran bisa bersifat
formal atau informal. Posisi/status adalah posisi individu dalam
masyarakat misal status sebagai istri/suami.

c) Struktur kekuatan
Struktur kekuatan adalah kemampuan dari individu untuk
mengontrol, memengaruhi, atau mengubah perilaku orang lain.
Hak (lagimate power), ditiru (referent power), keahlian
(experpower), hadiah (reward power), paksa (coercive power), dan
efektif (efektif power).

d) Struktur nilai dan norma


Nilai adalah sistem ide-ide, sikap keyakinan yang mengikat anggota
keluarga dalam budaya tertentu. Sedangkan norma adalah pola
perilaku yang diterima pada lingkungan sosial tertentu, lingkungan
keluarga, dan lingkungan masyarakat sekitar keluarga. Nilai, suatu
sistem, sikap, kepercayaan yang secara sadar atau tidak, dapat
mempersatukan aggota keluarga. Norma, pola perilaku yang baik
menurut masyarakat berdasarkan sistem nilai dalam keluarga.
Budaya, kupulan daripada perilaku yang dapat dipelajari, dibagi,
dan ditularkan dengan tujuan untuk menyelesaikan masalah.
(Friedman, 2010)

5. Tahap dan perkembangan keluarga

a. Tahap pertama pasangan baru atau keluarga baru


(beginning
family)
Keluarga baru dimulai pada saat masing-masing individu, yaitu
suami dan istri membentuk keluarga melalui perkawinan yang
sah dan meninggalkan keluarga masing-masing, secara
psikologi keluarga tersebut membntuk keluarga baru. Suami
istri yang membentuk keluarga baru tersebut perlu
mempersiapkan kehidupan yang baru karena keduanya
membutuhkan penyesuaian peran dan fungsi sehari-hari.
Masing-masing pasangan menghadapi perpisahan dengan
keluarga orangtuanya dan mulai membina hubungan baru
dengan keluarga dan kelompok sosial pasangan masing-masing.
Masing-masing belajar hidup bersama serta beradaptasi dengan
kebiasaan sendiri dan pasangannya. Misalnya kebiasaan makan,
tidur, bangun pasi, bekerja dan sebagainya. Hal ini yang perlu
diputuskan adalah kapan waktu yang tepat untuk mempunyai
anak dan berapa jumlah anak yang diharapkan.
Tugas perkembangan keluarga pada tahap ini antara lain:
1) Membina hubungan intim dan memuaskan.
2) Membina hubungan dengan keluarga lain, teman dan kelompok
sosial.
3) Mendiskusikan rencana memiliki anak.
4) Menetapkan tujuan bersama.
5) Merencanakan anak (KB)
6) Menyesuaikan diri dengan kehamilan dan mempersiapkan diri
untuk menjadi orangtua.

b. Tahap perkembangan keluarga dengan kelahiran anak


Pertama (child bearing family)

Keluarga yang menantikan kelahiran dimulai dari kehamilan


sampai kelahiran anak pertama dan berlanjut sampai anak
pertama berusia 30 bulan (2,5 tahun). Kehamilan dan kelahiran
bayi perlu disiapkan oleh pasangan suami istri melalui beberapa
tugas perkembangan yang penting. Kelahiran bayi pertama
memberi perubahan yang besar dalam keluarga, sehingga
pasangan harus beradaptasi dengan perannya untuk memenuhi
kebutuhan bayi. Masalah yang sering terjadi dengan kelahiran
bayi adalah pasangan merasa diabaikan karena faktor perhatian
kedua pasangan tertuju pada bayi. Suami merasa belum siap
menjadi ayah atau sebaliknya.

Tugas perkembangan pada masa ini antara lain:

1) Persiapan menjadi orangtua.

2) Membagi peran dan tanggung jawab.

3) Menata ruang untuk anak atau mengembangkan suasana rumah


yang menyenangkan..

4) Mempersiapkan dana atau biaya untuk child bearing.

5) Memfasilitasi role learning anggota keluarga.

6) Bertanggung jawab memenuhi kebutuhan bayi sampai balita.

7) Mengadakan kebiasaan keagamaan secara rutin.

c. Tahap keluarga ketiga dengan anak pra sekolah (famillies with


preschool)

Tahap ini dimulai saat kelahiran anak berusia 2,5 tahun dan
berakhir saat anak berusia 5 tahun. Pada tahap ini orangtua
beradaptasi terhadap kebutuhan- kebutuhan dan minat dari anak
prasekolah dalam meningkatkan pertumbuhannya. Kehidupan
keluarga pada tahap ini sangat sibuk dan anak sangat bergantung
pada orangtua. Kedua orang tua harus mengatur waktunya
sedemikian rupa, sehingga kebutuhn anak, suami/istri, dan
pekerjaan (punya waktu/paruh waktu) dapat terpenuhi. Orangtua
menjadi arsitek keluarga dalam merancang dan mengarahkan
perkembangan keluarga agar kehidupan perkawinan tetap utuh dan
langgeng dengan cara menguatkan kerja sama antar suami istri.
Orang tua mempunyai peran untuk menstimulasi perkembangan
individual anak, khususnya kemandirian anak agar tugas
perkembangan anak pada fase ini tercapai.

Tugas perkembangan keluarga pada tahap ini antara lain sebagai


berikut:

1) Memenuhi kebutuhan anggota keluarga seperti: kebutuhan


tempat tinggal, privasi, dan rasa aman.
2) Membantu anak untuk bersosialisasi

3) Beradaptasi dengan anak yang baru lahir, sementara


kebutuhan anak yang lain juga harus terpenuhi.
4) Mempertahankan hubungan yang sehat, baik di dalam
maupun di luar keluarga (keluarga lain dan lingkungan
sekitar)
5) Pembagian waktu untuk individu, pasangan dan anak
(tahap paling repot).
6) Pembagian tanggung jawab anggota keluarga.

7) Kegiatan dan waktu untuk stimulasi tumbuh dan kembang


anak.

Masalah kesehatan keluarga : Masalah kesehatan fisik :


penyakit menular, jatuh, luka bakar, keracunan & kecelakaan
dan lain- lain.

d. Tahap keempat keluarga dengan anak usia sekolah (famillies with


children)
Tahap ini dimulai pada saat anak yang tertua memasuki sekolah
pada usia 6 tahun dan beakhir pada usia 12 tahun. Pada fase ini
keluarga mencapai jumlah anggota keluarga maksimal, sehingga
keluarga sangat sibuk. Selain aktifitas di sekolah, masing-masing
anak memiliki aktifitas dan minat sendiri demikian pula orang tua
yang mempunyai aktifitas yang berbeda dengan anak. Untuk itu,
keluarga perlu bekerja sama untuk mencapai tugas
perkembangan. Pada tahap ini keluarga (orangtua) perlu belajar
berpisah dengan anak, memberi kesempatan pada anak untuk
bersosialisasi, baik aktifitas di sekolah maupun di luar sekolah.
Tugas perkembangan keluarga pada tahap ini antara lain sebagai
berikut:

1) Memberikan perhatian tentang kegiatan sosial anak,


pendidikan dan semangat belajar.
2) Tetap mempertahankan hubungan yang harmonis dalam
perkawinan.
3) Mendorong anak untuk mencapai pengembangan daya
intelektual.

4) Menyediakan aktifitas untuk anak.

5) Menyesuaikan pada aktifitas kemunitas dengan


mengikutsertakan anak.
e. Tahap kelima keluarga dengan anak remaja (familles with teenagers)

Tahap ini dimulai saat anak pertama berusia 13 tahun dan biasanya
berakhir sampai pada usia 19-20 tahun, pada saat anak meninggalkan
rumah orang tuanya. Tujuannya keluarga melepas anak remaja dan
memberi tanggung jawab serta kebebasan yang lebih besar untuk
mempersiapkan diri menjadi lebih dewasa.
Tugas perkembangan pada tahap ini antara lain:

1) Memberikan kebebasan yang seimbang dengan tanggung


jawab mengingat remaja yang sudah bertambah dan
meningkat otonominya.
2) Mempertahankan hubungan yang intim dengan keluarga.

3) Mempertahankan komunikasi terbuka anatara anak dan


orangtua, hindari perdebatan, kecurigaan dan permusuhan.
4) Perubahan sistem peran dan peraturan untuk tumbuh
kembang keluarga.
Masalah-masalah kesehatan : Masalah kesehatan fisik keluarga biasanya
baik,tapi promosi kesehatan tetap perlu diberikan. Perhatian gaya hidup
keluarga yang sehat : penyakit jantung koroner pada orangtua (usia 35
th ). Pada remaja : kecelakaan, penggunaan obat-obatan,alkohol, mulai
menggunakan rokok sebagai alat pergaulan, kehamilan tidak dikehandaki.
Konseling Dan pendidikan tentang sex education menjadi sangat penting.
Terdapat beda persepsi antara orangtua dengan anak remaja tentang sex
education : konseling harus terpisah antara orangtua dengan anak Persepsi
remaja tentang sex education: uji kehamilan, AIDS, alat kontrasepsi dan
aborsi.
f. Tahap keenam keluarga dengan anak dewasa atau pelepasan
(lounching center famillies)
Tahap ini dimulai pada saat anak terakhir meninggalkan rumah. Lamanya
tahap ini bergantung pada banyaknya anak pada keluarga atau jika anak
belum berkeluarga dan tetap tinggal bersama orangtua. Tujuan utama pada
tahap ini adalah mengorganisasi kembali keluarga untuk tetap berperan
dalam melepas anaknya untuk hidup sendiri. Keluarga mempesiapkan
anaknya yang tertua untuk membentuk keluarga sendiri dan tetap
membantu anak terakhir untuk lebih mandiri. Saat semua anak
meninggalkan rumah, pasangan perlu menata ulang dan membina
hubungan suami istri seperti pada fase awal. Orangtua akan merasa
kehilangan peran dalam merawat anak dan merasa ksong karena anak-
anaknya sudah tidak tinggal serumah lagi. Guna mengatasi keadaan
ini orangtua perlu
melakukan aktifitas kerja, meningkatkan peran sebagai pasangan, dan
tetap memelihara hubungan dengan anak.
g. Tahap ketujuh keluarga usia pertengahan (middle age afamilles)
Tahapan ini dimulai saat anak yang terakhir meninggalkan rumah dan
berakhir saat pensiun atau salah satu pasangan meninggal. Pada tahap
ini semua anak meninggalkan rumah, maka pasangan berfokus untuk
mempertahankan kekuatan dengan berbagai aktifitas.

h. Tahap kedelapan keluarga usia lanjut


Tahap terakhir perkembangan keluarga dimulai saat salah satu
pasangan pensiun, berlanjut salah satu pasangan meninggal. Proses usia
lanjut dan pensiun merupakan ralitas yang tidak dapat dihindari karena
berbagai proses stresor dan kehilangan yang harus dialami keuarga.
Stresor tersebut adalah berkurangnya pendapatan, kehilangan berbagai
hubungan sosial, kehilangan pekerjaan serta perasaan menurunnya
produktifitas dan fungsi kesehatan. Mempertahankan penataan
kehidupan yang memuaskan merupakan tugas utama keluarga pada
tahap ini. Usia lanjut umumnya lebih dapat beradaptasi tinggal dirumah
sendiri daripada tinggal bersama anaknya.
BAB III
TINJAUAN KASUS

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA TN. H DAN NY. Y


(PASANGAN BARU MENIKAH)

A. PENGKAJIAN KELUARGA
DATA UMUM
1. Nama Kepala Keluarga : Tn. H
2. Umur : 22 tahun
3. Alamat : Gapera Ujung
4. Pekerjaan Kepala Keluarga : Wiraswasta
5. Pendidikan Kepala Keluarga : SMK
6. Komposisi Keluarga :
Hub Status Imunisasi
J
No Nama dgn Umur Pendidikan Agama Ket
K Poli Cam
KK BCG Hepati-tisDPT
-o -pak
1 Tn. Hariano L Suami 22 th SMP Islam
2 Ny. Sulis P Istri 19 th SMP Islam
Setiyowati

7. Genogram

8. Tipe Keluarga : Keluarga inti


9. Suku Bangsa
Tn. H dan Ny. Y sama-sama berasal dari suku Jawa. Mereka bisa
menerima kebiaasaan mereka satu sama lain dan mempunyai
kebiasaan yang hampir sama jadi tidak ada kesulitan-kesulitan yang
mereka rasakan terhadap perbedaan.
10. Agama
Agama Tn. Hariyono adalah Kristen begitu pula dengan Ny. Y Tn.
H dan Ny.Y selalu berusaha untuk memenuhi shalat 5 waktu dan
mereka selalu berjamaah di rumah kecuali jika Tn. H sedang kerja.
11. Status Sosial Ekonomi Keluarga
Dalam keluarganya yang menjadi tulang punggung adalah
Tn. Hariyano sebagai kepala rumah tangga. Penghasilan kepala keluarga
sekitar Rp 1.500.000,- sampai dengan Rp2.000.000.- / Bulan dan saat ini
belum tahu pengelolaannya bagaimana karena masih baru dan belum ada
kesepakatan-kesepakatan dalam pengelolaan keuangan nantinya.
Sementara ini penghasilan banyak dipergunakan untuk keperluan makan
dan lain-lain. Namun, keluarga Tn. H dan Ny. Y mempunyai juga
tabungan.
12. Aktifitas Rekreasi Keluarga
Keluarga tidak pernah rekreasi secara khusus atau rutin, hanya kadang-
kadang saja jika ada acara.

RIWAYAT TAHAP PERKEMBANGAN KELUARGA


13. Tahap perkembangan keluarga saat ini
Keluarga Tn. H dan Ny. Y baru menikah 5 bulan yang lalu dan belum
mempunyai anak, jadi keluarga Tn. H dan Ny. Y berada pada tahap
perkembangan keluarga dengan pasangan baru menikah.
14. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi
Saat ini keluarga Tn. H dan Ny. Y sebagai keluarga baru belum
memiliki anak dan rencana untuk memiliki anak menurut Tn. H nanti
setelah 1 tahun menikah, berapa jumlah anak yang diinginkan belum
pernah dibicarakan dengan istriya. Menurut Tn. H saat ini dia
dengan istrinya berusaha untuk membina hubungan dengan keluarga lain,
teman dan masyarakat sekitar. Menurut Tn. H pula bahwa dirinya mau
bekerja mencari uang dulu baru merencanakan punya anak.
15. Riwayat keluarga inti
Keluarga Tn. H dan Ny Yterbentuk karena hubungan pacaran di antara
keduanya.
Ny.y : Menurut Tn. H istrinya pernah mengalami sakit ISK
dan sudah beberapa kali berobat ke dokter. Sekarang
dinyatakan sudah sembuh.
Tn. H : Menurutnya selama ini dirinya jarang sakit dan hanya batuk
pilek biasa saja
Menurut Tn. H jika dirinya dan istrinya ada yang sakit biasanya berobat
di puskesmas atau ke bidan terdekat.

16. Riwayat keluarga sebelumnya


Menurut pengakuan keluarga, tidak pernah mengalami sakit berat yang
memerlukan perawatan di Rumah Sakit ataupun perawatan di rumah yang
lama. Dari riwayat kesehatan keluarga Tn. H tidak ada yang memilki
penyakit kronis maupun penyakit keturunan.
LINGKUNGAN
17. Karakteristik rumah
a. Denah rumah
5
1 2 3 3 4

Keterangan :
1. Teras 4. Dapur
2. Ruang Tamu 5. KM/WC
3. Kamar Tidur 6. Jalan
b. Keadaan lingkungan dalam rumah
Rumah Keluarga Tn. H dan Ny Ymasih mengontrak di rumah orang
lain. Rumah yang ditempati merupakan bentuk rumah permanen,

Luas rumah kurang lebih 10 m2. Lantai rumah menggunakan plester


kecuali dapur yang masih menggunakan papan. Rumah memiliki
ventilasi tetapi jarang dibuka. Pada ruangan dalam rumah seperti kamar,
dapur, ruang tamu cukup gelap karena jendela-jendelanya tidak dibuka
setiap hari.
Penerangan di malam hari menggunakan listrik dan kadang
dipergunakan juga untuk siang hari karena dalam ruangan tampak
gelap. Secara umum ventilasi dan pencahayaan di dalam rumah kurang
akibat ventilasi yang tidak dimanfaatkan secara optimal. Secara umum
kebersihan rumah baik, hanya penataan perabotan rumah yang kurang
teratur terutama untuk bagian dalam rumah dan dapur.
c. Keadaan lingkungan di luar rumah
Rumah memiliki pekarangan yang sempit dan tidak ada pepohonan
di sekitar rumahnya. Kebersihan pekarangan secara umum baik.
Keluarga memanfaatkan sumur gali dengan pompa listrik untuk sumber
air bersih. Keluarga memiliki jamban jenis leher angsa yang
dipergunakan setiap hari dengan septic tank. Kebersihan kamar mandi
dan jamban cukup. Dalam pengelolaan sampah rumah tangga
keluarganya tidak memiliki tempat penampungan berupa lobang, tetapi
hanya di kumpulkan bak sampah sementara. Secara umum kebersihan
rumah cukup.
18. Karakteristik tetangga dan komunitas
Di wilayah sekitar rumah keluarga Tn. H dan Ny. y jarak antara satu
rumah dengan rumah lainnya cukup dekat. Menurut Tn. H di wilayah RT
04 ini juga memiliki kegiatan seperti Arisan RT, pengajian dan kegiatan
lain. Tn. H dan Ny Ysebagai pasangan baru menurutnya belum mengikuti
arisan RT. Tn. H dan Ny Ybelum mengikuti kegiatan lain di masyarakat.
Apalagi menurut Tn. Hariyomo dirinya termasuk orang baru di lingkungan
RT-nya sehingga kadang Cuma ke tetangga saja.
19. Mobilitas geografis keluarga
Menurut Tn. H selama ini keluarganya sejak menikah (5 bulan
menikah) tidak pernah ke tempat ibunya.

20. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat


Menurut Tn. H dalam keluarganya ataupun keluarga istrinya tidak
terdapat perkumpulan atau pertemuan-pertemuan khusus dan
biasanya berkumpul hanya di waktu-waktu tertentu seperti lebaran atau
seperti acara pernikahannya kemarin semua keluarga berkumpul.
21. Sistem pendukung keluarga
Saat ini dalam keluarga tidak terdapat anggota keluarga yang sakit,
hubungan satu anggota keluarga dengan yang lainnya cukup baik dan
sudah terbiasa saling tolong menolong.

STRUKTUR KELUARGA
22. Pola komunikasi keluarga
Menurut Tn. H dalam keluarganya berkomunikasi biasa menggunakan
bahasa jawa.
23. Struktur kekuatan keluarga
Dalam pengambilan keputusan keluarga Tn. H dan Ny Yselalu
memutuskan secara bersama-sama atau musyawarah. Perbedaan-
perbedaan pendapat yang ada selalu bisa di atasi jika mereka
bermusyawarah.
24. Struktur peran (formal dan informal)
Dalam keluarga Tn. H dan sebagai kepala keluarga berkewajiban
mencari nafkah untuk keluarga dan Ny. Y berperan sebagai isteri yang
harus menyiapkan semua keperluan suaminya di rumah.
25. Nilai dan norma keluarga
Sebagai bagian dari suku jawa dan beragama islam keluarga memiliki
nilai-nilai dan norma yang dianut seperti sopan santun terhadap orang tua,
suami terhadap isteri. Selama ini dirinya dan suaminya makan bersama
kalau malam hari, karena siang hari suaminya kerja sampai sore.

FUNGSI KELUARGA
26. Fungsi Afektif
Menurut Tn. H karena mereka merupakan pasangan baru sampai
sejauh ini belum pernah menemukan masalah dan selama mereka pacaran
pun jarang sekali mengalami keributan-keributan. Tn. H dan Ny Yselalu
memberikan dukungan satu sama lain. Hubungan antara dirinya dengan
suaminya sampai sejauh ini baik dan hubungna dengan keluarga besarnya
pun baik. Mereka selalu menumbuhkan sikap saling menghargai.
27. Fungsi Sosialisasi
Hubungan antara dirinya dengan suaminya sampai sejauh ini baik dan
hubungna dengan keluarga besarnya pun baik. Hubungan keluarga dengan
orang lain pun baik, terutama tetangga-tetangga terdekat.
28. Fungsi perawatan kesehatan
a. Menurut keluarga, masalah kesehatan apa yang sedang dihadapi
keluarga (pengertian, tanda dan gejala, faktor penyebab, persepsi
keluarga terhadap masalah) : Menurut Tn. hariyono sebenarnya dalam
keluarganya belum mengetahui tentang bagaimana mempersiapkan
kehamilan dan bagaimana membina keintiman dengan istri.
b. Apa yang dilakukan keluarga dalam menghadapi masalah kesehatan
yang sedang dialami : Sejauh ini dirinya hanya bertanya pada teman-
temannya.
c. Kemana keluarga meminta pertolongan apabila ada anggota keluarga
yang mengalami masalah kesehatan : Ke puskesmas atau bidan
setempat.
d. Tindakan apa yang dilakukan keluarga untuk mencegah timbulnya
masalah kesehatan : Menurut keluarga makan teratur dan istirahat yang
cukup banyak membantu dalam menjaga kesehatan dan mencegah
penyakit.
29. Fungsi reproduksi
Saat ini Tn. H tidak menggunakan alat kontrasepsi, mereka sering
menggunakan cara coitus interuptus, perencanaan kapan akan memiliki
anak dan berapa jumlah anak yang diinginkan belum ada. Aktifitas seksual
cukup aktif dan menurut Tn H kadang-kadang
mereka merasa takut terjadi kehamilan karena merasa belum siap,
menunggu sampai usia pernikahan 1 tahun, tapi kalau memang terjadi
kehamilan kami siap menerima. Menurut Tn. H selama ini dia belum
pernah membaca atau mencoba mempelajari tentang hubungan seksual dan
bagaimana seharusnya sebagai seorang suami dirinya belum tahu,
bagaimana menyiapkan kehamilan juga dirinya belum tahu dan menurut
Tn. H dirinya juga belum tahu apa yang dimaksud dengan kesehatan
reproduksi.
30. Fungsi Ekonomi
Tn. H mengatakan penghasilannya sudah cukup untuk
memenuhi kebutuhan sandang, pangan dan papan keluarga Tn. H dan Ny
Ytersebut.

STRES DAN KOPING KELUARGA


31. Stressor jangka pendek dan jangka panjang
Menurut Tn. H dirinya tidak tahu dari pihak istrinya apakah sedang
mengalami beban pikiran atau tidak, tetapi dari dirinya yang jadi stressor
adalah adaptasi dengan lingkungan sekitar yang masih baru dan dirinya
nanti berencana tinggal di rumah yang dikampungnya, karena dirinya
sudah memiliki rumah. Kemampuan keluarga berespon terhadap
situasi/stressor
Baik, menurut Tn. H dirinya yakin perlakuan dari keluarga tergantung
dari dirinya dan sekarang dirinya sedang berusaha belajar menjadi Kepala
rumah tangga yang baik.

32. Strategi koping yang digunakan


Untuk menghadapi stressor Tn. H lebih banyak belajar pada orang tuanya
tentang cara mengurus rumah tangga.
HARAPAN KELUARGA
Dengan adanya petugas kesehatan yang datang ke rumahnya menurutnya
mengharapkan supaya petugas kesehatan bisa memberikan pengetahuan
kepada masyarakat dengan penyuluhan-penyuluhan seperti saat ini diharapkan
dapat membantu dirinya mempersiapkan bagaimana sebenarnya kesehatan
dalam rumah tangga yang baru dibangunnya.

B. PEMERIKSAAN FISIK
Nama Anggota Keluarga
NO Pemeriksaan Fisik
Tn. H Ny. Y
1. Keadaan Umum
BB 52 kg 45 kg
TB 165 cm 150 cm
2. Kepala :
Rambut Ikal, hitam, dan bersih Lurus, hitam, halus dan
bersih
Mata Konjungtivaan anemis, Konjungtiva an
sclera an ikterik, anemis, sclera an
penglihatan baik ikterik, penglihatan
baik
Hidung sinusitis (-), sinusitis (-),
polip (-), penciuman polip (-), penciuman
baik baik
Mulut mulut bersih, mukosa mulut bersih, mukosa
lembab, lidah bersih, lembab, lidah bersih,
gigi cukup. gigi cukup.
Telinga Pendengaran baik, Pendengaran baik,
serumen (-) serumen (-)

3. Leher
JVP Tidak ada pembesaran Tidak ada pembesaran
Kelenjar Tiroid vena jugularis vena jugularis
Tidak ada Tidak ada
pembengkakan pembengkakan
4. Dada
Mamae
Par Perkusi
Inspeksi
u
Inspeksi Auskultas
Palpasi
i
Palpasi
Jantung
Tidak ada Tidak ada
Palpasi pembengkakan,simetris pembengkakan,simetris
antara kiri dan kanan antara kiri dan kanan
Perkusi Tidak ada Tidak ada
pembengkakan pembengkakan
Auskultasi
Saat bernafas tidak Saat bernafas tidak
5. Abdomen menggunakan otot menggunakan otot
Inspeksi bantuan pernafasan. bantuan pernafasan.
Tidak ada bengkak, lesi Tidak ada bengkak, lesi
Palpasi (-) (-)
Tidak ada penimbunan Tidak ada penimbunan
Auskultasi cairan cairan
Perkusi Bunyi nafas vesikuler, Bunyi nafas vesikuler,
RR normal RR normal

Letak normal ics 2 dan Letak normal ics 2 dan


3 – 5dan 6 3 – 5dan 6
Ictus cordis normal Ictus cordis normal
yaitu ics 5 dan 6 yaitu ics 5 dan 6
Irama teratur, suara Irama teratur, sura
tambahan tidak ada tambahan tidak ada
TD : 120/70 mmHg TD : 110/70 mmHg

Simetris, warna normal, Simetris, warna


asites (-) normal, asites (-)
Tidak ada nyeri tekan, Tidak ada nyeri tekan,
tidak ada benjolan tidak ada benjolan
Bising usus (+) Bising usus (+)
Organ pada abdomen Organ pada abdomen
normal normal
6. Genetalia - -
7. Eksremitas atas dan
bawah
Inspeksi Berfungsi dengan baik Berfungsi dengan baik
Perkusi Reflek patella (+) Reflek patella (+)
C. ANALISA DATA
Kemungkinan
Data Masalah / Diagnosis
Penyebab
Data Subjektif : Ketidakmampuan Kurang pengetahuan
- Tn.Hariyono keluarga mengenal tentang tugas
mengatakan masalah tugas perkembangan
belum perkembangan keluarga baru
merencanakan keluarga baru menikah
kapan akan punya menikah
anak dan berapa
jumlah anak yang
diinginkan
- Tn.Hariyono
mengatakan
belum tahu
tentang apa itu
kesehatan
reproduksi
- Tn.Hariyono
mengatakan
belum tahu
tentang sex yang
sehat
- Tn.Hariyono
mengatakan
belum tahu apa
yang harus
dipersiapkan
untuk kehamilan
istrinya nanti
- Tn.Hariyono
mengatakan
rencana punya
anak nanti setelah
usia pernikahan 1
tahun

Data Objektif :
- Usia pernikahan 5
bulan
- Usia Tn.H
22 tahun dan
Ny.Sulis 19 tahun
Data Subjektif : Ketidakmampuan Kerusakan
- Tn.Hariyono keluarga melakukan pemeliharaan rumah
mengatakan perawatan rumah
istrinya malas yang sehat
untuk membuka
jendela

Data Objektif :
- Ruangan dalam
rumah tampak
gelap
- Jendela sebagian
besar tertutup
hanya pintu
depan yang
terbuka
- Penataan
perabotan kurang
teratur terutama
bagian dalam
rumah dan dapur
D. SKORING DIAGNOSA KEPERAWATAN KELUARGA PRIORITAS
1. Kurang pengetahuan tentang tugas perkembangan keluarga baru menikah
pada keluarga Tn. H b.d ketidakmampuan keluarga mengenal masalah tugas
perkembangan keluarga baru menikah
No Kriteria Skala Bobot Skoring Pembenaran
1. a. Sifat Masalah 1 1/3 x 1 Sifat masalah ini
= 1/3 termasuk situasi
Situasi Krisis 1 krisis karena
berhubungan dengan
suatu kehidupan
pernikahan dimana
Tn.Hariyono dan Ny.
Sulis berubah peran
menjadi suami dan
istri
b. Kemungkinan 2 2/2 x 2 Latar belakang
masalah dapat di =2 pendidikan
ubah Tn.Hariyono
SMP dan Ny.adalah Sulis
Dengan Mudah 2 adalah SMP,
sehingga
memudahkan untuk
menerima informasi
dan penjelasan yang
diberikan oleh
petugas dan lebih
mudah untuk
dilakukan intervensi
oleh mahasiswa
c. Potensi masalah 1 3/3 x 1 Potensi masalah
untuk dicegah =1 untuk dicegah tinggi
karena seharusnya
Tinggi 3 Tn.Hariyono atau
Ny.Sulis bisa
menanyakan pada
orang tua atau
keluarga mereka yang
telah berpengalaman
menikah
d. Menonjolnya 1 2/2 x 1 Masalah ini harus
masalah =1 segera ditangani
karena bisa
Masalah berat 2 menganggu
harus segera ketentraman rumah
ditangani tangga Tn.H dan
Ny.y karena mereka
sudah 5 bulan
menikah dan belum
mengetahui tugas-
tugas apa saja bagi
pasangan yang baru
menikah
Jadi 1/3 + 2 + 1 + 1 = 4 1/3

2. Kerusakan pemeliharaan rumah pada keluarga Tn. H b.d


ketidakmampuan keluarga melakukan perawatan rumah yang sehat
No Kriteria Skala Bobot Skoring Pembenaran
1. a. Sifat Masalah 1 Sifat masalah ini
termasuk ancaman
Ancaman 2 kesehatan karena
Kesehatan 2/3 x 1 rumah yang tidak
= 2/3 sehat bisa
mengancam
kesehatan dari
anggota keluarga
b. Kemungkinan 2 Masalah ini bisa
masalah dapat di diubah dengan mudah
ubah yakni dengan selalu
menyempatkan diri
Dengan mudah 2 untuk bersih-bersih
2/2 x 2
rumah dan menata
=2
barang-barang yang
ada di rumah
Tn.Hariyono dan
Ny.Sulis pada
tempatnya
c. Potensi masalah 1 Potensi masalah
untuk dicegah untuk dicegah pada
masalah ini cukup.
Cukup 2 2/3 x 1 Tapi hal ini bisa
= 2/3 dicegah dengan
menyempatkan
sebagian waktu
mereka
d. Menonjolnya 1 1/2 x 1 Tn.H dan Ny. y
masalah = 1/2 mengetahui jika
penataan perabotan
Masalah tidak 1 dalam rumah mereka
perlu segera tidak teratur tapi
ditangani mereka selalu
Jadi 2/3 + 2 + 2/3 + 1/2 = 3 5/6
berusaha meluangkan
waktu untuk
membersihkan rumah
ketika mereka libur
saja

E. DIAGNOSA KEPERAWATAN KELUARGA PRIORITAS


1. Kurang pengetahuan tentang tugas perkembangan keluarga baru menikah
pada keluarga Tn. H b.d ketidakmampuan keluarga mengenal masalah tugas
perkembangan keluarga baru menikah
2. Kerusakan pemeliharaan rumah pada keluarga Tn. H b.d
ketidakmampuan keluarga melakukan perawatan rumah yang sehat
F. PERENCANAAN (INTERVENSI)
No Dx. Keperawatan Tujuan Umum Tujuan Khusus Kriteria Standar Intervensi
1. Kurang Keluarga TUK I
pengetahuan memahami Setelah dilakukan Keluarga dapat 1.1.1 Kontrak dengan keluarga
tentang tugas tentang tugas intervensi selama 2x menyebutkan tugas 1.1.2 Kaji tingkat pengetahuan
perkembangan perkembangan 45 menit keluarga perkembangan keluarga tentang tugas
keluarga baru keluarga baru dapat : keluarga baru menikah perkembangan keluarga
menikah pada menikah 1. Mengenal masalah Respon dengan bahasanya baru menikah
keluarga Tn. tugas Verbal sendiri. 1.1.3 Beri reinforcement positif
H b.d perkembangan (RV)
ketidakmampuan keluarga baru
keluarga menikah dengan
mengenal masalah kriteria :
tugas 1.1 Menyebutkan
perkembangan tugas
keluarga baru perkembangan
menikah keluarga baru
menikah

24
Tugas perkembangan atas pengetahuan klien
keluarga baru menikah 1.1.4 Jelaskan tentang tugas
adalah : perkembangan keluarga
a. Membina baru menikah
hubungan intim 1.1.5 Berikan kesempatan
yang memuaskan keluarga untuk
dengan pasangan menanyakan penjelasan
b. Membina yang telah didiskusikan
hubungan dengan 1.1.6 Jawab pertanyaan klien
keluarga lain, 1.1.7 Minta keluarga mengulang
teman, sekelompok kembali materi yang telah
sosial dijelaskan
c. Mendiskusikan 1.1.8 Berikan pujian terhadap
rencana memiliki kemampuan keluarga
anak memahami materi yang
diberikan

1.2 Menjelaskan Respon Keluarga dapat 1.2.1 Kaji tingkat pengetahuan


cara menjaga Verbal menyebutkan cara keluarga tentang cara
kesehatan (RV) menjaga kesehatan menjaga kesehatan
reproduksi reproduksi wanita reproduksi wanita
wanita dengan bahasanya 1.2.2 Beri pujian atas
sendiri atau dengan pengetahuan klien
bantuan leaflet. 1.2.3 Jelaskan tentang kesehatan
Cara menjaga reproduksi
kesehatan reproduksi 1.2.4 Beri kesempatan keluarga
wanita adalah : a. untuk bertanya
Menjaga kebersihan. 1.2.5 Jawab pertanyaan klien
Usahakan agar 1.2.6 Minta keluarga untuk
vagina kering dan mengulang kembali materi
tidak lembab, karena yang telah dijelaskan
keadaan basah 1.2.7 Beri reinforcement positif
mudah terjangkit
infeksi dari luar.
b.Cara menyeka yang
benar adalah dari
arah depan
kebelakang agar
bibit penyakit yang
kemungkinan besar
bersarang di anus
tidak terbawa ke
vagina yang dapat
menimbulkan
infeksi, peradangan
dan rangsangan
gatal.
c. Memakai
pakaian dalam dari
bahan katun agar
keringat lebih
mudah terserap.
d.Mencukur bulu yang
tumbuh pada vagina
secara teratur,
karena bulu di
sekitar vagina dapat
ditumbuhi jamur
atau kutu yang
menimbulkan rasa
tidak nyaman dan
gatal.
e. Larangan
menggunakan alat
pembersih kimiawi
tertentu karena dapat
merusak keasaman
vagina yang
berfungsi
menumbuhkan
bakteri atau kuman
yang masuk.
f. Pada saat haid,
mandi dan buang air
kecil harus
mengganti pembalut
secara teratur 2 – 3
kali. Mengganti
pakaian dalam
sehari dua kali saat
mandi.
g.Jika vagina terdapat
luka, bilas dengan
air aquades karena
lebih steril dan tidak
mencemari luka
radang.
h.Menghindari
penggunaan pakaian
dalam yang ketat.
i. Secara teratur
membasuh bagian
diantara vulva (bibir
vagina) dengan hati-
hati menggunakan
air bersih dan sabun
lembut (mild) setiap
selesai buang air
kecil, buang air
besar dan ketika
mandi.

1.3 Menjelaskan Respon Keluarga dapat 1.3.1 Kontrak dengan keluarga


macam alat Verbal menyebutkan mcam- 1.3.2 Kaji pengetahuan keluarga
kontrsepsi yang (RV) macam alat tentang macam-macam
dapat digunakan kontrasepsi untuk alat kontrasepsi
untuk menunda menunda kehamilan 1.3.3 Beri reinforcement positif
kehamilan jika sesuai dengan yang 1.3.4 Jelaskan tentang alat
diinginkan keluarga ketahui. kontrasepsi yang sesuai
Macam-macam alat untuk menunda kehamilan
kontrasepsi yang pada pasangan muda
digunakan untuk 1.3.5 Berikan kesempatan pada
menunda kehamilan keluarga untuk bertanya
dibagi dalam 3 metode 1.3.6 Jawab pertanyaan yang
kontrasepsi,yaitu : diajukan keluarga
1. Metode sederhana 1.3.7 Meminta keluarga untuk
a. Tanpa alat/obat mengulang kembali materi
- senggama yang telah dijelaskan
terputus yaitu 1.3.8 Memberi reinforcement
senggama seperti positif
biasa, pada
puncak
senggama
kemaluan pria
dikeluarkan dari
vagina sehingga
sperma keluar
dari vagina
- Pantang berkala
yaitu tidak
melakukan
senggama pada
masa subur
seorang wanita
yaitu sekitar
waktu terjadi
ovulasi
b. Dengan alat/obat
- Kondom
- Diafragma/kap
yang terbuat dari
karet berbentuk
mangko untuk
menutup serviks
- Kream, jelly, dan
tablet atau cairan
berbusa disebut
spermiside yaitu
bahan kimia
yang
menghentikan
gerak sperma di
dalam vagina
- Intravag/tissu KB
merupakan alat
kontrasepsi
berbentuk kertas
tipis mengandung
spermatiside
2. Metode Efektif
a. Pil KB yaitu suatu
cara kontrasepsi
wanita berbentuk
pil/tablet di dalam
strip yang berisi
hormon estrogen
dan progesteron
b. Suntikan KB berisi
hormon progesteron c.
Alat kontrasepsi
bawah kuli
(AKBK)/inplant
yaitu kontrasepsi
yang disusupkan di
bawah kulit
d.Alat kontrasepsi
dalam rahim
(AKDR)
3. Metode Mantap
a. Vasektomi berguna
untuk menghalangi
transport sperma di
pipa-pipa sel mani
pria
b. Tubektomi yaitu
kontrasepsi
permanen, dilakukan
dengan cara
pemotongan kedua
saluran tuba
1.4 Menjelaskan Respon Keluarga bisa 1.4.1 Kaji pengetahuan klien
alasan aktivitas Verbal menyebutkan alasan tentang sex yang sehat
sex bisa (RV) aktivitas sex bisa 1.4.2 Berikan reinforcement
membuat hidup membuat hidup lebih positif
lebih sehat dan sehat dan bahagia 1.4.3 Jelaskan tentang sex yang
bahagia dalam dalam membina sehat dan membina
membina hubungan intim hubungan intim dengan
hubungan intim dengan pasangan. pasangan
dengan pasangan alasan aktivitas sex 1.4.4 Berikan kesempatan
bisa membuat hidup keluarga untuk bertanya
lebih sehat dan 1.4.5 Jawab pertanyaan
bahagia, yaitu: 1.4.6 Minta klien mengulangi
a. Seks materi yang dijelaskan
menyembuhkan 1.4.7 Beri pujian atas
sakit kepala kemampuan keluarga
b. Melancarkan memahami materi
peredaran darah
c. Menjaga
kebugaran
d. Obat awet muda
e. Peningkatan
Estrogen dan
Testosterone

TUK II
Setelah dilakukan
intervensi selama 1x
45 menit keluarga
dapat :
2. Membuat Respon Keluarga mampu 2.1 Diskusikan dengan keluarga
keputusan dalam Verbal membuat keputusan perencanaan keluarganya
perencanaan (RV) dalam perencanaan 2.2 Bantu keluarga membuat
keluarga : kapan keluarga. keputusan kapan dan
dan jumlah anak jumlah anak yang
yang diinginkan diinginkan
2.3 Berikan reinforcement
positif jika keluarga mampu
membuat keputusan yang
baik sesuai dengan sumber
daya yang dimiliki keluarga

TUK III
Setelah dilakukan
intervensi selama 1x
45 menit diharapkan
keluarga mampu:
3. Merawat atau Respon Keluarga mampu 3.1 Kaji pengetahuan keluarga
menjaga serta Verbal merawat atau menjaga tentang merawat dan
melaksanakan (RV) serta melaksanakan melaksanakan tugas
tugas tugas perkembangan perkembangan keluarga
perkembangan keluarga dengan dengan pasangan baru
keluarga dengan pasangan baru menikah
pasangan baru menikah sesuai 3.2 Beri reinforcement positif
menikah dengan yang keluarga 3.3 Diskusikan cara merawat
ketahui. dan melaksanakan tugas
perkembangan keluarga
dengan pasangan baru
menikah
3.4 Beri kesempatan pada
keluarga untuk bertanya
3.5 Jawab pertanyaan yang
diajukan keluarga
3.6 Minta keluarga untuk
mengulangi kembali
3.7 Beri reinforcement positif

TUK IV
Setelah dilakukan Keluarga mampu 4.1 Kaji tingkat pengetahuan
intervensi selama 1x menjelaskan cara keluarga tentang cara
45 menit diharapkan memodifikasi memodifikasi lingkungan
keluarga mampu : lingkungan yang baik yang baik untuk keluarga
4. Memodifikasi Respon untuk keluarga dengan 4.2 Beri pujian atas
lingkungan yang Verbal
baik untuk (RV)
keluarga
bahasanya sendiri. pengetahuan keluarga
4.3 Jelaskan cara memodifikasi
lingkungan yang baik untuk
keluarga
4.4 Beri kesempatan keluarga
untuk bertanya
4.5 Jawab pertanyaan keluarga
4.6 Minta keluarga untuk
mengulang kembali
4.7 Beri pujian pada kleuarga
atas kemampuan keluarga

TUK V
Setelah dilakukan Keluarga mampu 5.1 Kaji pengetahuan keluarga
intervensi selama 1x menyebutkan fasilitas- tentang fasilitas-fasilitas
45 menit diharapkan
keluarga mampu :
5. Memanfaatkan Respon
dan menyebutkan Verbal
fasilitas kesehatan (RV) fasilitas kesehatan kesehatan yang ada
yang ada yang ada. 5.2 Beri reinforcement positif
5.3 Diskusikan tentang fasilitas-
fasilitas yang ada
5.4 Beri kesempatan keluarga
untuk bertanya
5.5 Jawab pertanyaan keluarga
5.6 Beri kesempatan keluarga
untuk bertanya
5.7 Beri reinforcement positif
2. Kerusakan Pemeliharaan TUK I .
pemeliharaan rumah Setelah dilakukan
rumah b.d menunjang intervensi selama 2x
ketidakmampuan kesehatan 45 menit keluarga
keluarga keluarga dapat :
melakukan 1. Mengenal masalah Respon
perawatan rumah perawatan rumah Verbal
yang sehat yang menunjang (RV)
kesehatan dengan
kriteria : Keluarga mampu 1.1.1 Kaji tingkat pengetahuan
1.1 Menjelaskan menjelaskan rumah keluarga tentang rumah
rumah sehat sehat. sehat
Rumah sehat 1.1.2 Beri pujian atas
(Winslow dan APHA) pengetahuan keluarga
hendaknya memenuhi 1.1.3 Jelaskan tentang rumah
beberapa persyaratan, sehat
yaitu : 1.1.4 Beri kesempatan keluarga
a. Memenuhi untuk bertanya
kebutuhan 1.1.5 Jawab pertanyaan yang
physiologis diajukan keluarga
b. Memenuhi 1.1.6 Minta klien mengulangi
kebutuhan materi yang telah
psykologis dijelaskan
c. Mencegah 1.1.7 Berikan reinforcement
penularan penyakit positif
d. Terhindar dari 1.1.8 Beri penjelasan ulang jika
kecelakaan masih ada materi yang
belum dipahami
1.2 Menjelaskan Keluarga mampu 1.2.1 Kaji pengetahuan klien
efek perawatan menyebutkan efek tentang efek rumah tidak
rumah yang perawatan rumah yang sehat terhadap kesehatan
kurang baik kurang baik terhadap keluarga
terhadap kesehatan keluarga. 1.2.2 Beri reinforcement positif
kesehatan Efek perawatan rumah 1.2.3 Jelaskan tentang efek
keluarga yang kurang baik rumah tidak sehat terhadap
terhadap kesehatan kesehatan keluarga
keluarga : 1.2.4 Beri kesempatan keluarga
a. Menimbulkan bertanya
berbagai macam 1.2.5 Jawab pertanyaan
penyakit 1.2.6 Minta keluarga mengulang
b. Mudah terjadi kembali
penyebaran 1.2.7 Beri reinforcement positif
penyakit
c. Menimbulkan
kecelakaan atau
kejadian-kejadian
yang tidak
diinginkan
1.3.1 Kaji pengetahuan keluarga
1.3 Menjelaskan Keluarga mampu tentang efek rumah tidak
penyakit- menyebutkan sehat terhadap kesehatan
penyakit yang penyakit-penyakit keluarga penyakit-
dapat muncul yang dapat muncul penyakit yang dapat
akibat akibat lingkungan muncul akibat lingkungan
lingkungan rumah tidak sehat. rumah tidak sehat
rumah yang Penyakit-penyakit 1.3.2 Beri reinforcement positif
tidak yang dapat muncul 1.3.3 Jelaskan penyakit-
mendukung akibat lingkungan penyakit akibat
kesehatan rumah tidak sehat, lingkungan rumah yang
yaitu : kurang sehat
a. Penyakit TBC 1.3.4 Beri kesempatan keluarga
b. Penyakit menular untuk bertanya
c. Penyakit perut 1.3.5 Jawab pertanyaan
d. Penyakit infeksi 1.3.6 Minta keluarga untuk
e. Pneumonia mengulang kembali
f. Influenza 1.3.7 Beri reinforcement positif

TUK II
Setelah dilakukan Keluarga mampu 2.1 Motivasi keluarga untuk
intervensi selama 1x membuat keputusan membuat keputusan
45 menit keluarga untuk pemeliharaan perawatan rumah yang lebih
dapat : rumah. baik
2. Memutuskan Respon 2.2 Identifikasi sumber daya
untuk Verbal keluarga untuk
pemeliharaan (RV) meningkatkan perawatan
rumah yang lebih rumah
baik

TUK III
Setelah dilakukan
intervensi selama 1x
45 menit keluarga Keluarga mampu 3.1 Kaji pengetahuan keluarga
dapat : merawat dan tentang cara melakukan
3. Merawat dan Respon melakukan perawatan perawatan rumah yang baik
melakukan Verbal rumah yang baik dan dan sehat
perawatan rumah (RV) sehat dengan cara 3.2 Beri pujian atas
yang baik dan keluarga sendiri. pengetahuan keluarga
sehat Cara merawat dan 3.3 Jelaskan cara melakukan
melakukan perawatan perawatan rumah yang baik
rumah yang baik dan dan sehat
sehat, yaitu : 3.4 Beri kesempatan klien
a. Membersihkan untuk bertanya
kerak di kamar 3.5 Jawab pertanyaan
mandi 3.6 Minta keluarga untuk
b. Memperbaiki mengulangi kembali
lantai keramik 3.7 Beri reinforcement positif
retak / lepas
c. Memperbaiki
lantai yang basah
atau lembab.
d. Memperbaiki
lantai kamar mandi
yang bocor.
e. Mengecat dinding
agar tidak mudah
mengelupas.
f. Kapan perlu
melakukan
pengecatan ulang
g. Cara memaku
dinding agar tidak
retak.
h. Menjaga kusen
pintu dan jendela
agar bebas dari
rayap
i. Membasmi jamur
di rumah.

TUK IV Respon Keluarga mampu 4.1 Kaji pengetahuan keluarga


Setelah dilakukan Verbal menyebutkan cara tentang cara memodifikasi
intervensi selama 1x (RV) memodifikasi rumah rumah yang baik dan sehat
45 menit keluarga yang baik dan sehat untuk keluarga
dapat : untuk keluarga dengan 4.2 Beri pujian atas
4. Memodifikasi bahasanya sendiri. pengetahuan keluarga
rumah yang baik 4.3 Diskusikan cara
dan sehat untuk memodifikasi rumah yang
keluarga baik dan sehat untuk
keluarga
4.4 Beri kesempatan keluarga
untuk bertanya
4.5 Jawab pertanyaan
4.6 Minta keluarga untuk
mengulang kembali
4.7 Beri reinforcrmrnt positif
5.1 Kaji pengetahuan keluarga
TUK V Respon Keluarga mampu tentang fasilitas-fasilitas
Setelah dilakukan Verbal menyebutkan fasilitas kesehatan yang ada
intervensi selama 1x (RV) yang ada. 5.2 Beri reinforcement positif
45 menit keluarga 5.3 Diskusikan tentang fasilitas-
dapat : fasilitas yang ada
5. Memanfaatkan 5.4 Beri kesempatan keluarga
fasilitas kesehatan untuk bertanya
yang ada 5.5 Jawab pertanyaan keluarga
5.6 Beri kesempatan keluarga
untuk bertanya
5.7 Beri reinforcement positif
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Keluarga berasal dari bahasa Sansekerta : kula dan warga ”kulawarga”
yang berarti ”anggota” kelompok kerabat. Keluarga adalah lingkungan
dimana beberapa orang yang masih memiliki hubungan darah.
Tugas perkembangan keluarga baru menikah (Rodgers cit Friedman) :
1. Membina hubungan intim yang memuaskan.
- Akan menyiapkan kehidupan bersama yang baru
- Sumber- sumber dari dua orang yang digabungkan.
- Peran berubah.
- Fungsi baru diterima.
- Belajar hidup bersama sambil penuhi kebutuhan kepribadian yang
mendasar.
- Saling mensesuaikan diri terhadap hal yang kecil yang bersifat rutinitas
Keberhasilan dalam mengembangkan hubungan terjadi apabila kedua
pasangan saling menyesuaikan diri dan kecocokan dari kebutuhan dan
minat pasangan.
2. Menghubungkan jaringan persaudaraan secara harmonis atau membina
hubungan dengan keluarga lain, teman dan kelompok sosial
Pasangan menghadapi tugas memisahkan diri dari keluarga asal dan
mengupayakan hubungan dengan orang tua pasangan dan keluarga besar
lainnya. Loyalitas utama harus dirubah untuk kepentingan perkawinannya.
3. Mendiskusikan rencana memiliki anak atau memilih KB.
4.2 Saran
Penulis menyadari masih banyak terdapat kekurangan pada makalah ini.
Oleh karena itu, penulis mengharapkan sekali kritik yang membangun bagi
makalah ini, agar penulis dapat berbuat lebih baik lagi di kemudian hari.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis pada khususnya dan
pembaca pada umumnya.
DAFTAR PUSTAKA

L, Jhonson dan Leny R.2010.Keperawatan Keluarga.Yogyakarta :Nuha Medika


Gde Manuaba, Ida Bagus. 1999. Memahami Kesehatan Reproduksi
Wanita.Jakarta :Arcan
Setiadi.2008.Konsep dan Proses Keperawatan Keluarga.Yogyakarta:Graha Ilmu
Vonz.http://materi-kuliah-akper.blogspot.com/2010/05/perkembangan
keluarga.html. 06 Desember 2010, Pukul 20.00 WIB
Muslim, Zitalal Khairul.http://duta4diagnosa.blogspot.com/2010/06/tugas-
keluarga-dalam-perkembangan.html. 06 Desember 2010, Pukul 20.00 WIB
Agustiansyah, Tri Aan.http://ners86.wordpress.com/2009/06/01/asuhan-
keperawatan-keluarga-pasangan-baru-menikah-dengan-masalah-kb/.06
Desember 2010, Pukul 20.00 WIB
http://ririnr08.student.ipb.ac.id/2010/06/18/11/.06 Desember 2010, Pukul 20.00
WIB

Anda mungkin juga menyukai