DISUSUN OLEH
ATIK SRI KURNIA/ 18703251019
RUDOLF JUNIOR/ 18703254007
PROGRAM PASCASARJANA
PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2019
i
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI.............................................................................................................i
BAB I ISI.................................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................5
BAB III PENUTUP...............................................................................................13
A. Kesimpulan.................................................................................................13
B. Saran............................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................14
1
BAB I
ISI
BAB II
PEMBAHASAN
pengetahuan adalah istilah dengan makna berbeda dalam konteks yang berbeda.
Menurut Davenport dan Prusak dalam Leal dkk (2017) mendefinisikan
pengetahuan sebagai campuran pengalaman, nilai- nilai, informasi kontekstual
dan khusus, yang berasal dari dan diterapkan pada setiap individu.
Ada dua jenis pengetahuan yang umum dikenal yaitu pengetahuan tacit
dan pengetahuan eksplisit. Polanyi dalam Torabi dan Den (2017) pengetahuan
eksplisit terutama mengacu pada struktur pengetahuan yang diungkapkan oleh
teks, gambar dan simbol, yang dapat diajarkan secara lisan dan dipelajari oleh
buku teks, bahan referensi, basis data, dll. Sedangkan pengetahuan tacit ada
dalam pikiran orang dan merupakan hasil dari pengalaman masa lalu,
pengetahuan, keahlian dan tidak dapat ditangkap dan dibagikan dengan mudah.
Pengetahuan eksplisit di sisi lain tertanam dalam proses organisasi, rutinitas,
buku, gambar, simbol dan dapat dengan mudah diakses dan tersedia bagi siapa
pun yang mencari spesifik pengetahuan. Manajemen pengetahuan eksplisit relatif
mudah, sistem informasi memainkan bagian integral dalam penangkapan dan
penyimpanan data dan informasi. Pengetahuan eksplisit dapat dicapai melalui
pengajaran dan pelatihan. Sebaliknya, pengelolaan pengetahuan tacit relatif lebih
sulit dan memerlukan teknik yang berbeda untuk penciptaan, artikulasi,
penangkapan, penyebaran, dan penyimpanan. Pengetahuan Tacit mengandung
pengetahuan, pengalaman, perspektif dan nilai- nilai, yang menyiratkan gagasan
yang lebih inovatif, yang merupakan daya saing inti.
Untuk itu, manajemen pengetahuan mengelola dua jenis pengetahuan
tersebut yaitu eksplisit dan tacit. Namun menurut Sher dalam Torabi dan Den
(2017) pengetahuan tacit maupun eksplisit tidak mudah diartikulasikan,
ditangkap, disimpan, disebarluaskan dan digunakan kembali. Karena itu
dibutuhkan sarana untuk menangkap dan mempertahankannya untuk masa depan.
Sarana tersebut disebut alat manajemen pegetahuan. Alat manajemen pengetahuan
memungkinkan untuk mendukung pengambilan pengetahuan, penyimpanan
pengetahuan di respositori dan distribusi. Alat manajemen pengetahuan dapat
digunakan untuk mengotomatisasi pekerjaan pengetahuan tertentu, membantu
beban manusia dalam kegiatan pengetahuan (Grantham dan Nichols dalam Zouari
7
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Adapun yang menjadi perhatian dalam materi ini adalah pengetahuan
menjadi hal yang penting bagi organisasi. Yang perlu dijaga dan dibagi untuk
kelangsungan organisasi. Mengubah budaya organisasi menjadi budaya
berbagi penting dan sangat mendukung dalam hal ini. Ada tujuh langkah
untuk menciptakan budaya berbagi pengetahuan organisasi.
A. Saran
Dalam budaya berbagi pengetahuan dalam organisasi yang perlu
menjadi perhatian adalah kemampuan pemimpin dalam menciptakan suasana
agar anggota nyaman untuk berbagi pengetahuan yang ia miliki tanpa merasa
terancam jika pengetahuan yang berharga bagi mereka tersebar dan semua
orang juga menguasainya. Karena itu dibutuhkan kepemimpinan yang tepat
untk menciptakan budaya berbagi pengetahuan dalam organisasai.
14
DAFTAR PUSTAKA