Anda di halaman 1dari 9

Nama : Ana Listyowati

NIM : 195221196

Kelas : AKS 5F

Aspek Keperilakuan pada Akuntansi Pertanggungjawaban

A. Otonomi divisional

Organisasi saat ini membutuhkan fleksibilitas, inovasi, dan kreativitas. Untuk melakukan hal
tersebut, manajemen puncak harus merancang alat yang membantu mencapai keselarasan antar
tingkat otonomi yang diinginkan terhadap bawahan dan luasnya otonomi bawahan yang
berharap untuk mendapatkan. Mengembangkan desain alat yang membantu manajemen untuk
mengomunikasikan tingkat otonomi yang diinginkan. Alat ini membantu manajemen dalam
merancang struktur dan proses untuk mencapai tingkat otonomi yang sesuai. Dalam konteks
ini, penting untuk mendiskusikan variabel yang mempengaruhi otonomi dalam sebuah
organisasi. Variabel tersebut dapat dikelompokkan menjadi:

1. Gaya manajemen dan proses, gaya manajemen memainkan peran penting dalam
mempengaruhi perilaku karyawan dalam suatu organisasi manajer memiliki pengertian
yang berbeda tentang bagaimana bisnis perusahaan dapat dijalankan. Mereka harus
memutuskan apakah itu dapat dijalankan secara terpusat atau dengan keseimbangan antara
pengendalian terpusat dan tindakan desentralisasi. Semua ini merupakan gaya manajemen
dan proses.

2. Struktur tanggung jawab, struktur tanggung jawab mewakili bentuk sumber daya fisik,
manusia dan keuangan yang dipercayakan kepada manajer pusat laba. Sumber daya ini
mewakili otoritas fungsional manajer pusat laba, dan sumber daya dalam hal manager
mempengaruhi wewenang pengambilan keputusan. Struktur tanggung jawab dapat
dianggap merupakan baris kedua pengaruh dari manajemen puncak melebihi manajer pusat
laba.

3. Pengukuran dan sistem reward, metode pengukuran menunjukkan berapa banyak manajer
divisi harus khawatir mengenai biaya dan aset terkait. Metode ini membantu dalam
mengalokasikan sumber daya yang sesuai dengan kebutuhan divisi tersebut. Metode umum
atas pengukuran yang prorata, negosiasi, dan metering (pengukuran). Prorata mengacu
pada alokasi sumber daya berdasarkan aturan standar organisasi. Negosiasi dan metering
memberikan manager otonomi lebih untuk memutuskan kualitas dan kuantitas sumber
daya yang digunakannya. Sistem reward dan pengukuran ditentukan atas dasar kinerjanya
pusat tertentu. Jumlah dan metode bonus yang dialokasikan tergantung pada otonomi
manajemen.
B. Akuntansi pertanggungjawaban

Akuntansi pertanggungjawaban menurut Hansen dan mowen adalah sistem yang mengukur
berbagai hasil yang dicapai oleh setiap pusat pertanggungjawaban menurut informasi yang
dibutuhkan oleh manajer untuk mengoperasikan pusat pertanggungjawaban nya.

Akuntansi pertanggungjawaban adalah jawaban akuntansi manajemen terhadap pengetahuan


umum bahwa masalah bisnis dapat dikendalikan seefektif mungkin dengan mengendalikan
orang orang yang bertanggung jawab menjalankan operasi tersebut. Tujuan akuntansi
pertanggungjawaban adalah memastikan bahwa individu pada seluruh tingkatan di perusahaan
telah memberikan kontribusi yang memuaskan terhadap pencapaian tujuan perusahaan secara
menyeluruh. Akuntansi pertanggungjawaban adalah komponen yang penting dari sistem
pengendalian keseluruhan di perusahaan.

C. Sasaran akuntansi pertanggungjawaban

1. Kemudahan identifikasi

2. Keuntungan motivasional

3. Ketersediaan data

4. Kesiapan informasi

5. Perencanaan dan pengambilan keputusan

6. Pendelegasian dan pengendalian

7. Prinsip-prinsip dan akuntansi pertanggungjawaban

8. Input dan output

D. Tujuan akuntansi pertanggungjawaban

1. Untuk menentukan kontribusi divisi sebagai sub unit, dibuat untuk keseluruhan organisasi

2. Untuk memberikan dasar dalam mengevaluasi kualitas kinerja manajemen divisi.


Akuntansi pertanggungjawaban digunakan untuk mengukur kinerja manajemen agar
mempengaruhi cara manajer berperilaku.

3. Untuk memotivasi manajer divisi untuk mengoperasikan divisinya dengan cara yang
konsisten dengan dasar tujuan organisasi secara keseluruhan.

E. Akuntansi pertanggungjawaban versus akuntansi konvensional

Akuntansi pertanggungjawaban tidak memiliki penyimpangan apapun dari prinsip akuntansi


yang diterima secara umum. Akuntansi pertanggungjawaban berbeda dengan akuntansi
konvensional, dalam hal cara operasi yang direncanakan dan cara data akuntansi yang
diklasifikasikan dan diakumulasikan.

Dalam akuntansi konvensional, data diklasifikasikan berdasarkan hakikat atau fungsinya dan
tidak digambarkan sebagai individu yang bertanggung jawab atas terjadinya dan
pengendalian terhadap data tersebut. Oleh karena itu akuntansi konvensional mempunyai
nilai yang terbatas bagi manajer dalam memantau efisiensi dari aktivitas harian mereka.

Sedangkan akuntansi pertanggungjawaban, meningkatkan relevansi dari informasi akuntansi


dengan menetapkan kerangka kerja untuk perencanaan, akumulasi data dan pelaporan yang
sesuai dengan struktur organisasi dan hierarki pertanggungjawaban perusahaan.

F. Jaringan pertanggungjawaban

Oleh national Association of Accountangs, struktur organisasi perusahaan dibagi ke unit


organisasi yang terlibat dalam pelaksanaan fungsi tunggal atau sekelompok fungsi yang
saling berkaitan dan memiliki seorang kepala yang bertanggung jawab pada aktivitas dari
unit tersebut. Dengan kata lain, setiap unit dari jaringan organisasi atau individuyang
bertanggung jawab melaksanakan fungsi (ouput) dan menggunakan sumber daya (input)
seefisien mungkin dalam melaksanakan fungsi ini.

G. Jenis-jenis pusat pertanggungjawaban

1. Pusat pendapatan

2. Pusat biaya

 Pusat biaya teknik/pusat biaya standar

 Pusat biaya kebijakan

3. Pusat laba

 Kondisi untuk mendelegasikan tanggung jawab laba

 Manfaat pusat laba

 Permasalahan Pada Pusat Laba

1. pengembalian keputusan yang terdesentralisasi akan memaksa manajemen puncak untuk


lebih mendapatkan laporan pengendalian manajemen dan bukan wawasan pribadinya atas
suatu operasi sehingga mengakibatkan hilangnya pengendalian.

2. jika manajemen kantor pusat lebih mampu dan memiliki informasi yang lebih baik
daripada manager pusat pada umumnya,maka kualitas keputusan yang diambil pada
tingkat unit akan berkurang.
3. persediaan dapat meningkat karena adanya argumen mengenai harga transfer yang sesuai,
pengalokasian biaya umum yang tepat, dan kredit untuk pendapatan yang sebelumnya
dihasilkan secara bersamaan oleh dua atau lebih unit bisnis.

4. unit organisasi yang pernah bekerjasama sebagai unit fungsional akan saling berkompetisi
satu sama lain.

5. divisionalisasi dapat mengakibatkan biaya tambahan karena adanya tambahan


manajemen, pegawai,dan pembukuan yang dibutuhkan serta mungkin mengakibatkan
duplikasi tugas disetiap pusat laba.

6. manajer umum yang kompeten mungkin saja tidak ada dalam organisasi fungsional
karena tidak adanya kesempatan yang cukup untuk mengembangkan kompetensi
manajemen umum.

7. oleh karena ingin melaporkan Laba yang tinggi, manajer pusat laba bisa lalai
melaksanakan penelitian dan pengembangan, program pelatihan ataupun perawatan.

8. tidak ada sistem yang sangat memuaskan untuk memastikan bahwa optimalisasi laba dari
masing-masing pusat laba akan mengoptimalkan laba perusahaan secara keseluruhan.

 Efektivitas Pusat Laba

Perusahaan mempunyai tujuan untuk menghasilkan laba yang maksimal yang dapat
dikatakan efektif bagi perusahaan. Untuk mencapai laba maksimal dituntut adanya
kinerja yang baik dan tanggungjawab atas aktivitas dalam organisasi perusahaan.

 Pusat Laba Lainnya

Dapat berbentuk divisi, organisasi fungsional, organisasi pelayanan jasa, dan organisasi
lainnya.

 Unit Fungsional

Sebagian perusahaan besar biasanya dibagi dalam unit bisnis yaitu unit fungsional :
produksi, pemasaran dan layanan yang dapat diperlakukan sebagai pusat laba.

 Pemasaran

Menerima masukan berupa produk jadi dari unit produksi,memperoses produk hingga
siap jual dan mendistribusikan.

 Manufaktur
Unit produksi dalam perusahaan manufactur membutuhkan masukan (input) berupa
bahan baku, tenaga kerja langsung dan overhead pabrik kemudian memprosesnya untuk
menghasilkan keluaran berupa output produk jadi..

 Unit Pendukung Jasa

Yaitu bagian pemeliharaan, pemrosesan data, transportasi, pelayanan pelanggan,dan unit


Pendukung lainnya sebagai pusat laba. Divisi tersebut membebani langganan atas jasa
yang telah diberikan dengan tujuan untuk memperoleh penghasilan yang cukup sehingga
dapat diseimbangkan dengan biaya.

 Organisasi Lainnya

 Masalah yang ditimbulkan Pusat Laba

1. Masalah alokasi pendapatan bersama

2. Masalah alokasi biaya bersama

3. Masalah penentuan harga transfer

 Mengurangi masalah yang ditimbulkan Pusat Laba

 Perbaikan pengukuran prestasi manajemen

 Perbaikan optimalisasi laba perusahaan

 Harga transfer dua jenis

 Harga transfer dua tahap

H. Pusat Investasi

Tujuan pengukuran pusat investasi hampir sama dengan tujuan pengukuran pusat Laba yaitu:

1. Menyediakan informasi yang bermanfaat dalam pengambilan keputusan mengenai


investasi yang digunakan manajer divisi dan memotivasi manajer untuk melakukan
keputusan yang tepat.

2. Mengukur prestasi divisi sebagai kesatuan yang berdiri sendiri

3. Perbandingan prestasi antar divisi untuk penentuan alokasi sumber ekonomi

4. Sedangkan informasi atas dasar pusat investasi dapat memotivasi manajer divisi untuk:

 Masalah-masalah dalam pusat investasi


1. Masalah pengukuran tolak ukur prestasi

2. Masalah pengukuran aset sebagai dasar investasi

3. Masalah definisi investasi yang digunakan

4. Masalah pada aset lancar

5. Masalah pada aset tetap

 Penggunaan Biaya Perolehan

Penggunaan metode biaya perolehan dapat menggambarkan penilaian yang


objektif tetapi mengandung kelemahan.

 Pengaruh pengukuran investasi dengan metode lain

1. Metode nilai pengganti yaitu Investasi diukur sebesar harga pasar aset
pada saat ini

2. Metode nilai masa depan yaitu Investasi diukur sebagai nilai arus kas masa
depan.

 Aset Leasing (Sewa Guna Usaha)

Residual income(RI) akan meningkat karena beban sewa lebih tinggi dibanding beban
penyusutan yang akan diimbangi dengan biaya modal yang lebih kecil. Cara ini mendorong
manajer unit bisnis untuk menyewa aset daripada memilikinya.

 Liabilitas Jangka Panjang

Karena modal diperoleh dari pinjaman hipotek dengan jaminan aset unit bisnis, maka bisa
menghitung dana yang dipinjam terpisah dan residual income dihitung berdasarkan aset yang
diperoleh dari sumber kantor pusat dan tidak berdasarkan total aset.

I. Korelasi Dengan Struktur Organisasi

 Struktur vertikal

Dalam struktur partikel organisasi dibagi berdasarkan fungsi utama.

 Struktur horizontal

Struktur horizontal dibagi berdasarkan produk atau area geografis.

 Pemilihan struktur
Jenis struktur yang dipilih akan mempengaruhi jaringan pusat pertanggungjawaban yang
pada gilirannya berfungsi sebagai kerangka bagi arus data dan kebutuhan pelaporan.

J. Menetapkan Pertanggungjawaban

Tanggung jawab adalah pemenuhan suatu pekerjaan titik Faktor yang paling penting dalam
menggambarkan pertanggungjawaban adalah masalah tingkat diskresi dan pengendalian atas
sumber daya yang diperlukan guna melaksanakan fungsi atas tugas yang didelegasikan.

K. Perencanaan, Akumulasi Data, dan Pelaporan Berdasarkan Pusat Pertanggungjawaban

 Anggaran pertanggungjawaban

Karakteristik anggaran pertanggungjawaban adalah bahwa manajer pusat bertanggung jawab


dibebani target kinerja hanya untuk pos-pos pendapatan dan biaya yang dapat dikendalikan.

 Akumulasi data

Untuk memfasilitasi perbandingan periodik dengan berbagai perencanaan anggaran


akumulasi pos laba dan biaya aktual harus mengikuti pola jaringan pertanggungjawaban.

 Pelaporan pertanggungjawaban

Laporan pertanggungjawaban merupakan media yang melalui biaya dapat dikendalikan,


efisiensi manajerial yang dapat diukur, dan pencapaian tujuan dimulai.

L. Asumsi Keperilakuan dan Akuntansi Pertanggungjawaban

1. Manajemen berdasarkan pengecualian: mencukupi untuk mengendalikan operasi


secara efektif.

2. Manajemen berdasarkan tujuan: akan menghasilkan anggaran, biaya standar, tujuan


organisasi, dan rencana praktis untuk mencapainya yang disetujui bersama.

3. Struktur pertanggungjawaban dan akuntabilitas mendekati struktur hierarki organisasi.

4. Manajer dan bawahan nya rela menerima pertanggungjawaban dan akuntabilitas yang
dibebankannya melalui hierarki organisasi.

5. Sistem pertanggungjawaban mendorong kerjasama, bukan persaingan.

M. Kesesuaian Antara Jaringan Pertanggungjawaban dan Struktur Organisasi

Karena pusat pertanggungjawaban merupakan dasar dari keseluruhan sistem akuntansi


pertanggungjawaban, Kerangka kerja harus didesain secara hati-hati titik elemen terpenting
dalam keberhasilan sistem akuntansi pertanggungjawaban adalah penerimaan manajer pusat
pertanggungjawaban atas tanggung jawab yang diberikan sebagai suatu yang seimbang dan
kerelaan mereka untuk dimintai pertanggungjawaban.

N. Kapabilitas untuk Mendorong Kerjasama

Akuntansi pertanggungjawaban Meningkatkan kerjasama organisasi dengan menunjukkan


kepada manajer Bagaimana aktivitas mereka Sesuai dengan gambaran keseluruhan dan setiap
orang bekerja untuk tujuan bersama.

O. Masalah- Masalah dalam Akuntansi Pertanggungjawaban

1. Klasifikasi biaya
2. Konflik antardepartemen
3. Keterlambatan pelaporan
4. Overloading informasi
5. Ketergantungan lengkap akan menipu
Daftar Pustaka

Lubis,Arfan I. 2017. Akuntansi Keperilakuan edisi 3. Jakarta : Salemba Empat

Anda mungkin juga menyukai