MATERI AKUNTANSI
NO KODE: DAR2/PROFESIONAL/857/03/2019
MODUL 3
KEWIRAUSAHAAN
Penulis :
Dhyah Setyorini, M.Si., Ak., C.A.
i
DAFTAR ISI
ii
b. Tujuan Studi Kelayakan Bisnis .......................................................... 61
c. Tahapan Studi Kelayakan Bisnis........................................................ 62
d. Aspek-aspek Penilaian Bisnis............................................................. 64
5. Forum Diskusi............................................................................................. 75
C. Penutup ........................................................................................................ 75
1. Rangkuman ................................................................................................. 75
2. Tes Formatif ................................................................................................ 77
KB 3 Produksi ........................................................................................................... 80
A. Pendahuluan ................................................................................................ 81
B. Inti ................................................................................................................ 82
1. Capaian Pembelajaran ................................................................................ 82
2. Sub Capaian Pembelajaran......................................................................... 82
3. Pokok-pokok Materi ................................................................................... 82
4. Uraian Materi .............................................................................................. 82
e. Pengertian Produk ............................................................................... 82
b. Penentuan dan Pemilihan Produk ....................................................... 85
c. Daur Hidup Produk ............................................................................. 87
d. Proses Perencanaan Produksi ............................................................. 89
e. Perhitungan Harga Pokok Produksi ................................................... 97
f. Perhitungan Harga Jual ..................................................................... 108
6. Forum Diskusi........................................................................................... 112
C. Penutup ...................................................................................................... 112
1. Rangkuman ............................................................................................... 112
2. Tes Formatif .............................................................................................. 115
KB 4 Pemasaran ...................................................................................................... 119
A. Pendahuluan .............................................................................................. 120
B. Inti .............................................................................................................. 121
1. Capaian Pembelajaran .............................................................................. 121
2. Sub Capaian Pembelajaran....................................................................... 121
3. Pokok-pokok Materi ................................................................................. 121
4. Uraian Materi ............................................................................................ 122
a. Pengertian Pemasaran ....................................................................... 122
iii
b. Peranan Pemasaran ........................................................................... 124
c. Bentuk-bentuk Persaingan ................................................................ 127
d. Bauran Pemasaran (Marketing Mix) ................................................ 128
e. Manajemen Pemasaran ..................................................................... 144
f. Perencanaan dan Pengembangan Strategi Pemasaran .................... 146
g. Pemasaran Digital ............................................................................. 150
5. Forum Diskusi .......................................................................................... 159
C. Penutup ...................................................................................................... 159
1. Rangkuman ............................................................................................... 159
2. Tes Formatif .............................................................................................. 160
3. Tugas Akhir .............................................................................................. 165
4. Tes Sumatif ............................................................................................... 165
5. Kunci Jawaban Tes Formatif ................................................................... 173
7. Kunci Jawaban Tes Sumatif .................................................................... 173
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................. 174
iv
No Kode: DAR2/Profesional/857/03/2019
MODUL 3
KEWIRAUSAHAAN
KB 1 Konsep Perencanaan Usaha
Nama Penulis:
Dhyah Setyorini, M.Si., Ak., CA
1
A. Pendahuluan
Modul ini bertujuan agar mahasiswa memahami konsep perencanaan usaha
serta bagaimana menyusun perencanaan usaha. Pengetahuan kewirausahaan
diharapkan dapat membuat mahasiswa menentukan usaha dan menyusun
perencanaan usaha dan mencoba menjalankan usaha. Muatan penting yang
disampaikan kepada mahasiswa yaitu internalisasi sistem nilai yang terkandung
dalam kewirausahaan, yaitu kemandirian, berpikir kreatif dan inovatif, soft-skill,
keterampilan interpersonal, komunikasi efektif, kerja keras dan cerdas, dan lainnya.
Hasil yang diharapkan dari pembentukan nilai-nilai tersebut adalah kemampuan
menangkap dan mengkreasikan peluang menjadi sesuatu yang dapat dibangun
menjadi sebuah usaha serta dapat mengubah sesuatu agar memiliki nilai jual dan
nilai tambah.
Pada kegiatan belajar 1 mahasiswa akan mempelajari konsep perencanaan
usaha. Materi ini akan memberikan gambaran pentingnya suatu perencanaan
dimulai dari definisi kewirausahaan, tahapan berwirausaha, faktor yang
menentukan keberhasilan dan kegagalan berwirausaha, risiko yang harus dihadapi
calon wirausaha, cara menganalisis peluang dan potensi pasar dan akhirnya
menyusun proposal perencaaan usaha.
Pelatihan Profesi Guru (PPG) Dalam Jabatan ini memberikan bekal bagi guru
agar siap menjalankan tugas-tugas yang diberikan kepada mereka. Pengetahuan
tentang perencanaan usaha dapat membantu guru dalam mengajarkan mahasiswa
langkah awal memulai usaha. Oleh karena itu, guru harus harus memahami konsep
kewirausahaan, tahap berwirausaha, faktor apa saja yang memengaruhi
keberhasilan dan kegagalan berwirausaha, risiko usaha yang akan dihadapi,
mengidentifikasi peluang usaha dan melihat potensi pasar, memahami pentingnya
perencanaan, bagian-bagian dalam perencanaan usaha, dan akhirnya menyusun
perencanaan usaha.
Agar peserta berhasil menguasai materi konsep perencanaan bisnis, ikutilah
petunjuk belajar berikut:
1. Baca capaian/sub-capaian dengan cermat sebelum membaca materi kegiatan
belajar.
2
2. Baca materi kegiatan belajar dengan cermat.
3. Kerjakan latihan sesuai petunjuk/rambu-rambu yang diberikan. Jika tersedia
kunci latihan, janganlah melihat kunci sebelum mengerjakan latihan.
4. Baca rangkuman, kemudian kerjakan tes formatif secara jujur tanpa terlebih
dahulu melihat kunci.
5. Jangan lupa diskusikan kasus yang ada pada forum diskusi dengan rekan Anda
untuk memperluas wawasan Anda
6. Jika petunjuk di atas Anda ikuti dengan disiplin, Anda akan berhasil.
7. Selamat belajar.
B. Inti
1. Capaian Pembelajaran
Mahasiswa menguasai teori dan aplikasi kelayakan bisnis, serta
pengembangan dan implementasinya dalam kehidupan sehari-hari.
3. Pokok-pokok Materi
a. Definisi kewirausahaan
b. Tahap-tahap wirausaha
3
c. Faktor-faktor Keberhasilan dan Kegagalan Berwirausaha
d. Risiko Kewirausahaan
e. Analisis Peluang Usaha
f. Analisis Potensi Pasar
g. Arti Penting Perencanaan Usaha
h. Bagian-bagian Perencanaan Usaha
i. Penyusunan Proposal Perencanaan Usaha
4. Uraian Materi
a. Definisi Kewirausahaan
Kewirausahaan memiliki arti yang berbeda-beda antar para ahli atau
sumber acuan. Perbedaan pengertian kewirausahaan disebabkan karena
perbedaan fokus dan penekanan tentang konsep kewirausahan. Richard
Cantillon (1775) mendefinisikan kewirausahaan sebagai bekerja sendiri
(self-employment). Seorang wirausaha bekerja untuk dirinya sendiri tanpa
adanya perintah dari atasan. Seseorang harus siap dan berani menghadapi
berbagai risiko yang muncul serta berbagai ketidakpastian. Menurut
Penrose (1963) kegiatan kewirausahaan mencakup indentifikasi peluang-
peluang di dalam sistem ekonomi, sedangkan menurut Harvey Leibenstein
(1968) kewirausahaan mencakup kegiatan yang dibutuhkan untuk
menciptakan atau melaksanakan perusahaan pada saat semua pasar belum
terbentuk atau belum teridentifikasi dengan jelas atau komponen fungsi
produksinya belum diketahui sepenuhnya, dan menurut Peter Drucker
(2003), kewirausahaan adalah kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang
baru dan berbeda.
Kewirausahaan (entrepreneurship) adalah proses menciptakan nilai
dengan mengumpulkan beberapa sumber daya yang bersifat unik yang
dimiliki oleh seseorang untuk digunakan sebagai modal untuk mengambil
kesempatan bisnis yang ada. Pada intinya kewirusahaan merupakan
kemampuan seseorang untuk menciptakan atau menghasilkan barang atau
jasa dengan kreativitasnya yang tujuannya untuk mencari keuntungan.
4
Seorang wirausaha (entrepreneur) adalah mereka yang selalu mencari
perubahan, berusaha mengikuti dan menyesuaikan pada perubahan itu,
mampu mengambil peluang, serta berani mengambil risiko dalam setiap
peluang yang diambil. Seorang wirausaha selalu mampu berinovasi dengan
berbagai kreativitasnya untuk menghasilkan sesuatu yang dibutuhkan oleh
masyarakat.
b. Tahap-tahap Wirausaha
Sebuah usaha tidak secara langsung jadi dan sukses. Seorang
wirausaha dituntut melalui berbagai tahap sebelum menemukan kesuksesan
dalam usaha yang dijalankan. Secara umum tahap-tahap dalam melakukan
atau membangun usaha adalah sebagai berikut:
1) Tahap memulai
Segala sesuatu diawali dengan tahap memulai. Pada tahap ini,
calon wirausaha yang berniat untuk melakukan usaha mempersiapkan
segala sesuatu yang diperlukan, diawali dengan melihat peluang usaha
yang mungkin apakah membuka usaha baru, mengadopsi usaha yang
sudah ada, melakukan akuisisi usaha yang telah berkembang, atau
melakukan waralaba. Tahap ini juga menuntut pelaku usaha untuk
memilih jenis usaha yang akan dilakukan, apakah di bidang jasa,
dagang, atau manufaktur. Sebelum memulai, sebaiknya calon wirausaha
melakukan penelitian terkait dengan kebutuhan masyarakat yang
dijadikan sebagai target pasar bagi usaha yang akan didirikan.
2) Tahap melaksanakan usaha
Dalam tahap ini, pelaku usaha harus mampu mengelola berbagai
aspek yang terkait dengan usahanya, seperti aspek sumber daya
manusia, produksi, keuangan, pemasaran, maupun organisasi atau
manajemen secara menyeluruh. Pelaku usaha dituntut memiliki jiwa
kepemimpinan yang meliputi kepemimpinan dalam menghadapi risiko,
pengambilan keputusan, pengawasan dan pengendalian, dan melakukan
evaluasi.
5
3) Tahap mempertahankan usaha
Banyak pelaku usaha mudah untuk mendirikan usaha, namun
tidak sedikit yang kesulitan dalam mempertahankan usaha yang sudah
didirikan. Tahap mempertahankan usaha merupakan tahap yang sangat
penting sebelum usaha tersebut dapat dikembangkan. Dalam tahap ini,
pelaku usaha melakukan berbagai evaluasi terhadap faktor-faktor
keberhasilan usaha dan kegagalan usaha yang telah dijalankan dan
menjadikannya sebagai bahan pertimbangan untuk menindaklanjuti
usaha yang dijalankan. Pelaku usaha harus mampu membaca,
memahami, dan mencari jalan terbaik bagi usaha yang telah berjalan
dengan berbagai situasi yang kemungkinan muncul. Pelaku usaha
dituntut untuk mempersiapkan berbagai rencana dan strategi guna
menghadapi berbagai kemungkinan yang muncul dalam usaha yang
dijalankan.
4) Tahap mengembangkan usaha
Jika usaha dapat dipertahankan, tahap yang selanjutnya adalah
mengembangkan usaha. Dalam tahap pengembangan ini, pelaku usaha
mulai berpikir untuk memperluas area pemasaran, perluasan produksi,
atau bahkan sampai dengan diversifikasi produk. Pelaku usaha mulai
mencari target pasar baru, mencari peluang-peluang baru, atau
berinovasi dengan produk yang sudah ada. Pengembangan usaha dapat
dilakukan dengan cara membuka anak cabang atau dengan cara
waralaba. Selain itu, pelaku usaha juga dapat memproduksi produk baru
jika produk tersebut dibutuhkan oleh masyarakat.
6
3) Introspeksi diri.
4) Mendengar saran-saran orang lain.
5) Bersemangat dan bergaul.
6) Sikap dan kemauan serta tindakan-tindakannya yang nyata.
7) Keberanian untuk berinisiatif.
8) Kecakapan atau keahlian.
9) Pengalaman dan pendidikan.
Modal utama untuk meraih keberhasilan di antaranya sebagai berikut.
1) Pola berfikir yang mengarah pada sikap dan kemampuan untuk
sukses.
2) Kepribadian yang kuat untuk sukses.
3) Kecakapan dalam mengelola usaha.
4) Menerapkan manajemen usaha yang baik.
5) Berani memikul segala risiko dalam usaha atau bisnis.
Sedangkan menurut Zimmerer (dalam Suryana, 2006) ada beberapa
faktor yang menyebabkan wirausaha gagal dalam menjalankan usaha
barunya, yaitu:
1) Tidak kompeten dalam manajerial. Tidak kompeten atau tidak memiliki
kemampuan dan pengetahuan mengelola usaha merupakan faktor
penyebab utama yang membuat perusahaan kurang berhasil.
2) Kurang berpengalaman baik dalam kemampuan mengkoordinasikan,
keterampilan mengelola sumber daya manusia, maupun kemampuan
mengintegrasikan operasi perusahaan.
3) Kurang dapat mengendalikan keuangan. Agar perusahaan dapat
berhasil dengan baik, faktor yang paling utama dalam keuangan adalah
memelihara aliran kas. Mengatur pengeluaran dan penerimaan secara
cermat. Kekeliruan memelihara aliran kas menyebabkan operasional
perusahan dan mengakibatkan perusahaan tidak lancar.
4) Gagal dalam perencanaan. Perencanaan merupakan titik awal dari suatu
kegiatan, sekali gagal dalam perencanaan maka akan mengalami
kesulitan dalam pelaksanaan.
7
5) Lokasi yang kurang memadai. Lokasi usaha yang strategis merupakan
faktor yang menentukan keberhasilan usaha. Lokasi yang tidak strategis
dapat mengakibatkan perusahaan sukar beroperasi karena kurang
efisien.
6) Kurangnya pengawasan peralatan. Pengawasan erat berhubungan
dengan efisiensi dan efektivitas. Kurang pengawasan mengakibatkan
penggunaan alat tidak efisien dan tidak efektif.
7) Sikap yang kurang sungguh-sungguh dalam berusaha. Sikap yang
setengah-setengah terhadap usaha akan mengakibatkan usaha yang
dilakukan menjadi labil dan gagal. Dengan sikap setengah hati,
kemungkinan gagal menjadi besar.
8) Ketidakmampuan dalam melakukan peralihan/transisi kewirausahaan.
Wirausaha yang kurang siap menghadapi dan melakukan perubahan,
tidak akan menjadi wirausaha yang berhasil. Keberhasilan dalam
berwirausaha hanya bisa diperoleh apabila berani mengadakan
perubahan dan mampu membuat peralihan setiap waktu.
d. Risiko Kewirausahaan
Setiap usaha atau bisnis selalu memiliki risiko yang harus dihadapi.
Kunci wirausaha yang sukses salah satunya adalah berani menghadapi
risiko menjadi peluang bisnis. Risiko utama yang dihadapi oleh wirausaha
adalah sebagai berikut.
1) Risiko kegagalan individu, hal ini terjadi karena terlalu cepat berharap
akan hasil tanpa proses lama (instan).
2) Risiko keuangan, karena biaya awal yang sering membengkak dari
rencana semula.
3) Risiko karier, karena meninggalkan pekerjaan semula untuk mencoba
bisnis baru
4) Risiko sosial dan keluarga, karena dalam tahap awal perhatian terhadap
keluarga berkurang dan dicurahkan total kepada bisnis yang sedang
ditekuni.
8
Dalam menghadapi risiko tersebut, wirausaha harus mampu
mengidentifikasi masalah bisnis yang ditanganinya. Dengan menggunakan
kreatifitas dan inovasi, maka risiko tersebut dapat diperkecil. Sebelum
memulai usaha, sebaiknya Anda melakukan riset mengenai hambatan-
hambatan yang dimungkinkan muncul ditengah perjalanan usaha. Dengan
begitu Anda dapat menyiapkan strategi sedini mungkin, untuk
mengantisipasi hambatan yang dimungkinkan ada. Misalnya saja risiko
persaingan bisnis yang dimungkinkan semakin meningkat. Untuk lebih
jelasnya berikut ini adalah cara mengurangi risiko bisnis:
1) Pilihlah peluang bisnis sesuai dengan skill dan minat yang Anda miliki,
jangan sampai Anda memulai usaha hanya karena ikut-ikutan trend
yang ada. Dengan memulai usaha sesuai dengan skill dan minat,
setidaknya Anda memiliki bekal pengetahuan dan keahlian untuk
mengurangi dan mengatasi segala risiko yang muncul di tengah
perjalanan Anda. Hindari peluang usaha yang tidak Anda kuasai, ini
dilakukan agar Anda tidak kesulitan dalam mengatasi segala risikonya.
2) Carilah informasi mengenai kunci kesuksesan bisnis Anda. Hal tersebut
bisa membantu Anda untuk menentukan langkah-langkah apa saja yang
bisa membuat usaha Anda berkembang, dan langkah apa saja yang tidak
perlu dilakukan untuk mengurangi munculnya risiko yang tidak
diinginkan.
3) Sesuaikan besar modal usaha yang Anda miliki dengan risiko usaha
yang Anda ambil. Jangan terlalu memaksakan diri untuk mengambil
peluang usaha yang berisiko besar, jika modal usaha yang Anda miliki
juga masih terbatas.
4) Kesuksesan bisnis bisa dibangun dengan adanya keteguhan hati yang
didukung kreatifitas. Dengan keteguhan hati dalam mencapai
kesuksesan serta kreatifitas untuk mengembangkan usaha dengan ide-
ide baru. Maka segala risiko yang muncul bisa Anda atasi dengan baik.
5) Cari informasi tentang prospek bisnis tersebut sebelum mengambil
sebuah risiko. Saat ini banyak peluang usaha yang tiba-tiba booming,
9
namun prospek bisnisnya tidak bisa bertahan lama. Hanya dalam
hitungan bulan saja, bisnis tersebut surut seiring dengan bergantinya
trend pasar. Sebaiknya Anda menghindari jenis peluang usaha seperti
itu, karena risikonya cukup besar.
6) Ketahui seberapa besar tingkat kebutuhan masyarakat akan produk
Anda. Semakin besar tingkat kebutuhan konsumen akan sebuah produk,
maka akan memperkecil risiko bisnis tersebut. Setidaknya risiko dalam
memasarkan produk.
e. Analisis Peluang Usaha
Potensi bisnis atau bisa disebut peluang bisnis adalah kesempatan
atau waktu yang tepat yang seharusnya diambil atau dimanfaatkan bagi
seseorang wirausaha mendapat keuntungan. Banyak peluang yang disia-
siakan, sehingga berlalu begitu saja karena tidak semua orang dapat melihat
peluang dan yang melihatpun belum tentu berani memanfaatkan peluang
tersebut. Hanya seorang wirausaha yang dapat berpikir kreatif serta berani
mengambil risiko itulah yang dengan tanggap dan cepat memanfaatkan
peluang. Peluang usaha yang telah diambil tentu akan memiliki konsekuensi
bagi pengambil keputusan. Jika berhasil dapat dikatakan mendapat
keuntungan, namun jika gagal maka itu bagian dari risiko yang harus
dihadapi. Namun demikian, hal itu dapat dijadikan pengalaman yang sangat
berharga.
Analisis peluang usaha dapat dilakukan dengan berbagai alat seperti:
analisis kebutuhan pasar/konsumen (apa saja yang dibutuhkan oleh
konsumen, berapa banyak yang dibutuhkan) analisis kebutuhan materi dan
produk (bahan baku apa saja yang diperlukan, bagaimana cara
memperolehnya), analisis kelangsungan hidup usaha (bagaimana
kemampuan usaha dalam menjalankan kegiatan operasi, bagaimana kondisi
arus kasnya), analisis persaingan usaha (siapa saja pesaing usaha, barang
substitusi apa saja yang dapat menggantikan produk yang dihasilkan),
analisis pengembangan (bagaimana rencana dan target perkembangan
usaha, produk apa saja yang akan dikembangkan).
10
f. Potensi Pasar
Dalam perencanaan usaha, langkah pertama yang harus dilakukan
oleh seorang wirausaha adalah menganalisis potensi pasar. Potensi pasar
adalah jumlah calon pelanggan potensial, sebuah rata-rata penjualan dan
perkiraan total penggunaan dalam satu periode. Analisis potensi pasar
dilakukan berdasarkan jenis produk, jasa, minat dan daya beli konsumen.
Dengan menganalisis potensi pasar, calon wirausaha dapat memperkirakan
daya serap konsumen terhadap produk/jasa yang hendak ditawarkan. Hal ini
sangat penting sebagai ukuran apakah sektor usaha yang akan dimasuki
masih menjanjikan keuntungan atau tidak. Oleh karena itu calon wirausaha
harus melakukan penelitian pasar, mencari dan mengumpulkan informasi
yang berhubungan dengan pasar dan menentukan lokasi usaha yang
strategis sesuai dengan produk/jasa yang akan dijual.
Peluang usaha yang menguntungkan akan diikuti oleh potensi pasar
yang menjanjikan. Wirausaha yang sukses pada umumnya berhasil karena
mampu melihat potensi pasar yang menjanjikan, tetapi sebaliknya ada yang
gagal karena keyakinan atas suatu potensi pasar ternyata meleset atau salah.
Selanjutnya bagaimana cara calon wirausaha dapat mengukur potensi pasar?
Potensi pasar dapat dianalisis dengan pendekatan permintaan dan
penawaran serta membatasi jangkauan pasar.
1) Pendekatan Permintaan
Pendekatan permintaan menekankan tentang kebutuhan manusia
yang sampai sekarang belum sepenuhnya terpenuhi atau kemungkinan
sudah terpenuhi namun kurang memuaskan, misalnya, masyarakat di
wilayah pedesaan banyak yang pergi ke kota untuk belanja pakaian.
Artinya, golongan masyarakat tersebut membutuhkan pakaian sesuai
dengan selera mereka yang tidak dapat diperoleh di desa atau mungkin
dapat diperoleh di desa, tetapi harganya terlalu mahal. Jadi, di desa ini
terdapat peluang usaha untuk menyediakan pakaian sesuai kebutuhan
masyarakat desa. Begitupula dengan tempat hiburan yang belum
sepenuhnya dapat dinikmati oleh masyarakat di pedesaan. Melalui
11
pendekatan permintaan calon wirausaha dapat mengetahui jumlah
permintaan terhadap produk/jasa yang meliputi: Sasaran
pembeli/konsumen, Jumlah konsumen, Jumlah kebutuhan, Total
kebutuhan per tahun.
2) Pendekatan Penawaran
Pendekatan penawaran berawal dari kemampuan wirausaha
dalam membuat suatu produk/barang, memberikan pelayanan jasa atau
gabungan dari keduanya. Selanjutnya wirausaha mulai mencari adakah
pasarnya atau orang-orang yang membutuhkannya. Sebagai contoh:
seorang wirausaha memproduksi genteng dengan kualitas yang bersaing.
Dengan kualitas genteng yang bersaing tersebut, lalu apakah berarti para
calon konsumen, developer, pemborong pembangunan rumah dan
sebagainya berminat membeli, sebab harga genteng produksi wirausaha
ternyata lebih mahal dibandingkan genteng dengan kualitas yang sama di
pasaran saat ini. Apakah konsumen mempunyai daya beli berminat untuk
membeli genteng yang lebih mahal dengan kualitas sama atau membeli
genteng yang harganya sama dengan kualitas yang baik. Melalui
pendekatan ini wirausaha juga dapat mengidentifikasi banyaknya
pesaing yang membuat produk/jasa yang sama.
3) Membatasi Jangkauan Pasar
Wirausaha harus dapat mengukur secara rasional seberapa luas
jangkauan usaha dan tentukan siapa target penjualan. Kalau hendak
membuka mini market di rumah, kira-kira calon pembelinya datang
sendiri dari satu RT saja, satu RW, sekompleks, atau sekecamatan? Jika
calon wirausaha hendak membuka toko kelontong di pinggir jalan,
pertimbangkan apakah calon pembeli hanya datang dari tetangga
sepanjang jalan atau orang-orang dari luar kota yang melintas di jalan
depan gerai anda. Kalau jangkauan wilayah sudah tentukan, selanjutnya
hitung tingkat perkiraan konsumsi calon pelanggan. Buat taksiran
seberapa sering pelanggan akan berbelanja, dan seberapa banyak
belanjaan mereka setiap kali datang. Berdasarkan proyeksi perhitungan
12
besarnya pengeluaran setiap tetangga se-RT untuk memenuhi kebutuhan
makan (beras, ikan asin, minyak goreng, tepung, dan lainnya) serta
perawatan tubuh dan pakaian (sabun, odol, sabun cuci, sampo dan
sebagainya), Apakah mereka semua bersedia untuk belanja di warung
kelontong yang Anda didirikan? Mungkin dalam satu RT sudah ada dua
warung serupa, sehingga hanya seperempat rumah tangga se-RT yang
diperkirakan akan berlangganan. Selanjutnya jawablah pertanyaan
berikut: Apakah dengan pelanggan potensial sebanyak itu? Apakah
keuntungan yang Anda dapat cukup ekonomis?
13
produk yang ditawarkan pesaing, sehingga usaha yang didirikan
menghasilkan variasi produk usaha yang mempunyai nilai lebih
dibanding perusahaan lain (competitive advantage).
3) Menyiapkan Karyawan
Untuk mendirikan usaha diperlukan tenaga kerja atau karyawan.
Keputusan mempekerjakan seorang karyawan harus mempertimbangkan
berapa anggaran (budget) yang akan keluarkan untuk menggaji karyawan
tersebut, anggaran berapa yang tersedia, dan keefektifan dari karyawan
tersebut apakah sudah memenuhi standar. Jika belum memungkinkan
mempekerjakan karyawan secara tetap, dapat menggunakan tenaga kerja
borongan yang dibayar berdasarkan upah borongan atau harian.
4) Mengumpulkan Data Keuangan
Data keuangan dari usaha akan menjadi gambaran anggaran yang
diperlukan, berapa karyawan yang dibutuhkan, dan lain-lain. Data
keuangan yang ada juga dapat digunakan untuk proyeksi berapa jumlah
untung atau laba yang didapat. Selain itu, jangan lupa menyusun neraca
keuangan sehingga jelas semua alur keuangan usaha.
5) Menyiapkan Dokumen untuk Presentasi
Ketika akan presentasi di lapangan, jangan lupa untuk membuat
dokumen usaha yang lengkap dan jelas. Seperti nama usaha, izin usaha,
logo, email, website, dan lain-lain. Hal itu dapat memudahkan calon
investor untuk menghubungi dan sekaligus menarik sponsor bekerja
sama.
6) Mengumpulkan Semua Dokumen Hukum
Legalitas usaha sangat penting. Kelengkapan semua dokumen
hukum yang terkait dengan usaha harus ada, misalnya SIUP, NIB
(Nomor Induk Berusaha), perjanjian pinjaman atau kontrak sewa,
perjanjian dengan sponsor, NPWP, dan dokumentasi lainnya yang bisa
menunjukkan kepada calon investor atau lembaga keuangan bahwa usaha
yang didirikan adalah usaha yang dapat dipertanggungjawabkan secara
hukum.
14
Perencanaan usaha juga dapat dilakukan dengan memperhatikan dan
melakukan langkah-langkah berikut:
1) Analisis Kebutuhan Pasar
Langkah awal yang perlu dilakukan dalam perencanaan usaha
adalah mengetahui apa yang menjadi kebutuhan konsumen saat ini.
Informasi tentang kebutuhan konsumen/pasar akan menjadi masukan
untuk ide usaha yang akan didirikan.
2) Tentukan Ide Usaha
Langkah kedua menyusun daftar ide usaha yang berpotensi. Cari
ide usaha dari berbagai sumber seperti internet, buku, majalah, seminar,
kemudian pilih 1-2 ide usaha yang paling berpotensi.
3) Target Konsumen.
Identifikasi target calon konsumen yang akan disasar. Target pasar
dapat dikelompokkan berdasarkan kelas sosial, status (pelajar/pekerja),
gender dan lain-lain.
4) Analisis Pesaing
Buat analisis pesaing dan identifikasi pesaing yang ada di pasaran.
Selanjutnya pelajari apa yang dilakukan oleh pesaing dan jadikan strategi
pesaing sebagai masukan untuk produk yang akan dibuat.
5) Produk
Pada saat membuat konsep produk/jasa perlu dipertimbangkan
konten, kemasan, dan layanan. Jangan lupa fokus pada kualitas dan buat
produk yang memiliki kelebihan dibanding produk lain yang ada di
pasaran.
6) Harga
Langkah penting selanjutnya adalah menentukan harga dengan
tepat. Untuk menentukan harga yang tepat, perlu dicek harga target pasar
dibandingkan dengan harga pesaing. Selain itu bandingkan juga dengan
target keuntungan yang ingin dicapai.
15
7) Promosi
Agar produk/jasa dikenal oleh publik maka tentukan cara promosi
produk secara tepat. Promosi dapat dilakukan mellaui brosur, media
sosial, website, media online, pameran, bazaar. Promosi harus dilakukan
secara konsisten.
8) Distribusi
Produk/jasa dapat sampai ke tangan konsumen jika distribusi
lancar. Oleh karena itu, distribusi produk harus ditentukan secara matang.
Distribusi produk/jasa dapat dilakukan dengan menjual secara langsung
di toko sendiri, atau melalui distribution channel seperti online shop dan
reseller.
9) Timeline dan Monitor
Skedul waktu dan pengawasan sangat penting. Penentuan kapan
usaha akan segera dimulai secara tepat dapat menentukan keberhasilan
produk/jasa diterima di masyarakat. Dengan demikian perlu penyusunan
rencana tindakannya serta pengawasan persiapannya sehingga usaha bisa
berjalan sesuai dengan rencana.
Secara sederhana, rencana usaha adalah sebuah rencana kerja untuk
sebuah usaha misalnya, mengalokasikan sumber daya, fokus pada poin-poin
penting, dan mempersiapkan usaha untuk masalah-masalah dan peluang
pasar. Sayangnya, banyak orang hanya memikirkan rencana usaha dan tidak
betul-betul merencanakan dengan baik. Bagaimana merencanakan usaha
dengan baik? Apa rencana awal yang harus dilakukan?
Rencana awal sederhana mencakup ringkasan, pernyataan misi, kunci
sukses, analisis pasar, dan analisis keseimbangan dana, dll. Rencana
tersebut adalah rencana usaha paling sederhana. Apakah ada standar rencana
usaha? Sebuah rencana usaha yang standar (yang mengikuti nasihat dari
para ahli usaha) mencakup seperangkat elemen standar, seperti deskripsi
perusahaan, produk atau layanan, sasaran pasar, prakiraan, tim manajemen,
dan analisis keuangan. Rencana usaha yang dibuat dapat bervariasi
tergantung pada situasi tertentu. Sebagai contoh, rencana usaha dapat fokus
16
pada uraian tentang deskripsi dari tim manajemen karena informasi
deskripsi dari tim manajemen sangat penting bagi investor. Sementara
rencana usaha lain lebih fokus pada sejarah keuangan karena informasi
tersebut dinilai paling penting bagi bank.
Untuk memahami apa itu perencanaan usaha (business plan)
diperlukan pemahaman tentang konsep usaha dan perencanaan.
Berdasarkan pengertian ekonomi, usaha atau bisnis adalah semua kegiatan
yang dilakukan oleh individu maupun kelompok individu yang
dilaksanakan secara legal dengan menggunakan dan mengkombinasikan
sumber daya atau faktor-faktor produksi untuk menyediakan barang
dan/atau jasa bagi masyarakat dengan tujuan untuk memperoleh manfaat
finansial, yaitu laba usaha atau laba usaha (business profit). Adapun yang
dimaksud dengan perencanaan (plan) adalah fungsi manajemen yang
berhubungan dengan pemilihan visi, misi dan tujuan, strategi, kebijakan,
prosedur, aturan, program dan anggaran. Jadi, berdasarkan uraian tersebut
dapat disimpulkan bahwa perencanaan usaha atau business plan sebagai
proses penentuan visi, misi dan tujuan, strategi, kebijakan, prosedur, aturan,
program dan anggaran yang diperlukan untuk menjalankan suatu usaha atau
usaha tertentu.
17
untuk menentukan titik langkah seorang wirausaha dalam menggeluti
manajemen usahanya secara terprogram.
2) Misi adalah hal yang menjadi ruang lingkup kegiatan usaha/perusahaan
yang bersangkutan. Ini menjadi pembeda antara usaha yang dia lakukan
dengan usaha lainnya. Misi dalam seorang wirausaha mampu
menjadikan dia wirausaha yang berkarakter, beda dengan yang lain, dan
mampu mengejawantahkan arah perkembangan perusahaan dengan
tekad kuat, rajin, dan memiliki kemampuan lain dalam hal
pengembangan kreativitas dan totalitas.
3) Tujuan adalah hasil yang ingin dicapai dari usaha/perusahaan tersebut.
4) Strategi merupakan cara yang ditempuh untuk mencapai tujuan usaha
dengan melibatkan semua sumber daya atau faktor produksi yang
dimiliki. Dalam dunia usaha dikenal beberapa strategi yang biasa
diterapkan perusahaan sebagai berikut:
a) Strategi usaha yang diarahkan untuk meraih dan mempertahankan
pasar pada segmen sempit dari seluruh pasar potensial yang ada.
b) Strategi usaha yang diarahkan secara agresif untuk meraih pasar
seluas-luasnya melalui inovasi produk baru.
c) Strategi usaha yang dijalankan melalui imitasi, yaitu meniru apa
yang dilakukan pesaing. Strategi usaha seperti ini bertujuan meraih
keuntungan dengan meminimalkan risiko.
d) Keunggulan dalam biaya, strategi usaha yang diarahkan untuk
meraih pasar seluas-luasnya melalui harga produk yang semurah-
murahnya.
e) Diferensiasi, strategi usaha yang diarahkan untuk meraih pasar
seluas-luasnya melalui keunikan produk yang dihasilkan. Keunikan
tersebut bisa dicirikan oleh kualitas yang tinggi, pelayanan yang
prima, maupun rancangan produk yang inovatif.
f) Fokus, strategi usaha yang diarahkan dalam segmen pasar yang
sempit yang dijalankan melalui fokus dalam kepemimpinan
biaya atau fokus dalam diferensiasi.
18
i. Penyusunan Perencanaan Usaha
Berikut merupakan salah satu contoh panduan penyusunan rencana usaha:
1) Cover Depan
a) Gambar dan Design menarik
b) Logo / Lambang Usaha
c) Informatif (nama, alamat, contact number)
2) Pendahuluan
a) Sejarah Berdirinya Usaha
b) Visi & Misi Usaha
3) Aspek Pemasaran
a) Gambaran Umum Pasar
b) Permintaan
c) Penawaran
d) Rencana Penjualan dan Pangsa Pasar
e) Strategi Pemasaran Perusahaan dan Pesaing, mencakup 7P:
(1) Product
(2) Price
(3) Promotion
(4) Placement
(5) People
(6) Process
(7) Physical Evidence
4) Aspek Organisasi Dan Manajemen
a) Identitas usaha mencakup:
(1) Nama Perusahaan / Usaha
(2) Nama Pemilik / Pimpinan
(3) Alamat kantor dan tempat usaha
(4) Bentuk Badan Hukum (Kalau berbentuk Badan Hukum)
(5) Struktur Organisasi, mencakup: Jabatan, Jumlah staf,
Uraian Tugas, dan Penggajian
b) Perizinan
19
c) Kegiatan Pra operasi dan Jadwal Pelaksanaan
d) Inventaris Kantor dan Supply Kantor
e) Supply Kantor
5) Aspek Produksi
a) Produk mencakup data: dimensi, nilai/manfaat , kegunaan/fungsi
b) Proses Produksi
c) Kapasitas Produksi
d) Tanah dan Bangunan
e) Pemasangan Sarana Penunjang
f) Mesin dan Peralatan
g) Bahan Baku dan Bahan Pembantu
h) Tenaga Produksi (Tenaga Kerja Langsung)
i) Biaya Umum Usaha/Pabrik
6) Aspek Keuangan
a) Strategi Sumber Pendanaan Usaha
b) Proyeksi Keuangan
c) Analisis Kelayakan Usaha. Beberapa metode analisis yang dapat
dipergunakan adalah:
Analisis Keuntungan
(1) Break Even Point (BEP)
(2) Payback period
(3) Profit Index
Penjelasan:
1) Cover Depan
a) Gambar dan Design menarik
Gambar dan desain sampul depan proposal harus dapat mewakilkan
jenis dan karakter dari usaha yang tercerminkan dari desain dan warna
yang sesuai.
20
b) Logo / Lambang Usaha
Logo digunakan untuk mempermudah konsumen dalam membedakan
usaha kita dibandingkan dengan usaha pesaing yang memiliki nama
atau logo yang mirip.
c) Informatif (nama, alamat, contact number)
Berisi informasi nama usaha, domisili / alamat tempat usaha serta
nomor telepon yang dapat dihubungi apabila calon investor ataupun
konsumen ingin menghubungi.
2) Pendahuluan
a) Sejarah Berdirinya Usaha
Sejarah berdirinya usaha menggambarkan kepada calon investor dasar
atau landasan usaha ini berdiri apakah cukup kuat secara pengalaman
dan kebutuhan individu yang terlibat didalamnya.
b) Visi & Misi Usaha
Visi merupakan cita-cita yang ingin dicapai usaha dalam jangka
panjang (What to Be?)
Misi merupakan cara-cara yang digunakan usaha dalam mencapai visi
usaha (How to Be?). Misi dapat berupa pernyataan kalimat atau kata
yang mengingatkan pelaku usaha untuk bekerja sesuai Misi dalam
mencapai Visi.
3) Aspek Pemasaran
a) Gambaran Umum Pasar
Segmen Pasar merupakan gambaran umum dari konsumen usaha yang
akan didirikan. Target Pasar merupakan sasaran khusus bagi konsumen
potensial dari usaha yang akan didirikan. Positioning adalah bagaimana
menempatkan usaha yang didirikan diantara pesaing usaha yang
sejenis.
b) Permintaan
Perkiraan/prediksi jumlah permintaan konsumen terhadap produk.
21
Proyeksikan permintaan konsumen dalam beberapa periode/tahun
mendatang seperti kenaikan x% per tahun sesuai kenaikan jumlah
penduduk. Berikut ini adalah contoh tabel yang dapat digunakan untuk
mendokumentasikan permintaan konsumen:
Perkiraan Permintaan
Tahun
(dalam Unit)
c) Penawaran
(1) Penawaran dari produk pesaing sejenis di pasar yang dapat
diidentifikasi menggunakan tabel berikut ini:
Nama Perusahaan Kapasitas Produksi/Tahun
Pesaing (dalam Unit)
22
memudahkan analisis penjualan dan pertumbuhan pangsa pasar maka
dapat digunakan tabel berikut ini:
Pangsa
Rencana Pasar
Permintaan Penawaran Peluang
Tahun Penjualan (E = D
(A) (B) (C = A-B)
(D) x100%/
C)
23
(b) Sales Promotion
Promosi melalui acara/pameran yang digelar di tempat
keramaian dimana konsumen produk berada dan juga dilakukan
penjualan ditempat.
(c) Personal Selling
Promosi melalui penjualan langsung ke tempat konsumen
berada dengan menawarkan dan mencoba produk langsung.
(d) Public Relation
Cara promosi ini cenderung untuk membuat image perusahaan
baik di mata konsumen bukan mempromosikan produk secara
langsung. Fungsi public relation umumnya ada pada perusahaan
besar.
(4) Placement
Merupakan cara untuk mendistribusikan produk/jasa agar sampai ke
tangan konsumen. Sistem distribusi yang dilakukan dapat secara
langsung ke konsumen atau melalui pedagang perantara seperti
wholesaler (pedagang besar) atau retailer (pedagang kecil).
(5) People
Merupakan kriteria sumber daya manusia secara umum yang dapat
meningkatkan penjualan produk/jasa ke konsumen secara langsung
ataupun tidak langsung.
(6) Process
Proses yang ditampilkan kepada konsumen agar konsumen tertarik
untuk membeli. Proses yang dapat ditampilkan seperti proses
produksi yang baik ataupun proses pelayanan terhadap konsumen.
(7) Physical Evidence
Physical evidence atau penampilan fisik dari fasilitas pendukung
atau sarana dalam menjual produk/jasa menjadi daya tarik
konsumen. Konsumen umumnya menginginkan dapat melihat
langsung produk/jasa dan fasilitas pendukungnya, seperti tempat
yang menarik dan bersih untuk restoran.
24
Note:
(1) Semua strategi pemasaran yang dibuat berdasarkan 7P di atas
harus dibandingkan dengan strategi pemasaran yang diterapkan
oleh pesaing. Strategi pemasaran yang dibuat harus berbeda dan
lebih unggul dalam menarik konsumen.
(2) Semua strategi pemasaran yang dibuat pastilah mempunyai
anggaran/biaya sehingga perlu dicatat biaya yang dikeluarkan
per bagian.
b) Perizinan
Perizinan yang perlu disiapkan sebelum usaha dimulai dan disertai
dengan biaya pengurusannya. Apabila usaha yang didirikan tidak
berbentuk badan hukum maka perizinan tidak kompleks tetapi hanya
perlu perizinan dari wilayah sekitarnya (paling tidak sampai izin
25
kecamatan/kelurahan) disertai keterangan dari pihak RT/RW di
wilayah usaha berada. Apabila usaha akan berbentuk badan hukum
maka perizinan yang diperlukan adalah: izin prinsip (dari instansi
terkait), SITU (Surat Izin Tempat Usaha), TDP (Tanda Daftar
Perusahaan), Akta Pendirian Perusahaan, dan lain-lain. Semua biaya
diatas berkisar antara 5-7 juta untuk berbentuk PT (Perseroan Terbatas)
tergantung wilayah usaha. Pengajuan SIUP dan TDP ini dapat
dilakukan secara online. Memalui sistem ini pelaku wirausaha akan
mendapatkan NIB (nomor induk berusaha).
JADWAL PELAKSANAAN
KEGIATAN (Dalam Mingguan)
1 2 3 4
1. Survey Pasar
2. Menyusun Rencana Usaha
3. Perizinan
4. Survai tempat usaha
5. Survai Mesin / Peralatan
6. Pemasangan Sarana Penunjang
7. Mencari tempat kerja
8. Uji Coba Produksi
9. Operasional
d) Inventaris Kantor
Inventaris kantor untuk barang yang umur produknya lebih dari 1 tahun.
Jumlah Jumlah
Inventaris/Perangkat Kerja Merk Harga
unit harga
26
e) Supply Kantor
Supply kantor merupakan biaya untuk menunjang kegiatan administrasi
seperti Alat Tulis Kantor (umur ekonomis 1 tahun atau kurang).
5) Aspek Produksi
a) Produk
Perencanaan yang perlu dilakukan menyangkut produk (output), terutama pada
usaha manufaktur dan industri pengolahan adalah:
(1) Dimensi Produk
Dimensi produk berkenaan dengan sifat dan ciri-ciri produk yang meliputi
bentuk, ukuran, warna serta fungsinya.
(2) Nilai/Manfaat Produk
Manfaat yang dapat ditawarkan oleh produk dapat dibagi dalam 5 tingkatan,
yaitu:
(a) Manfaat inti (core benefit) adalah manfaat yang diberikan untuk
pemenuhan terhadap kebutuhan utama konsumen, misalnya kebutuhan
berbicara jarak jauh.
(b) Manfaat dasar (basic benefit) adalah manfaat dasar yang diberikan
untuk memecahkan masalah kebutuhan utama, misalnya telepon.
(c) Manfaat yang diharapkan (expected benefit) adalah manfaat yang
diharapkan lebih dari sekedar pemenuhan kebutuhan dasar, misalnya
telepon yang dapat dibawa-bawa (HP).
(d) Manfaat di atas harapan (augmented benefit) adalah manfaat yang
dapat diberikan lebih dari yang diharapkan oleh konsumen, misalnya
HP yang dapat digunakan untuk SMS.
27
(e) Manfaat potensial (potential benefit) adalah semua manfaat yang
mungkin dapat diberikan lebih dari sekedar augmented benefit,
misalnya HP yang dapat digunakan sebagai lampu senter, kamera,
video recorder, video calling, fax, internet, dsb.
(3) Kegunaan/Fungsi Produk
(a) Produk konsumsi, yaitu produk yang dibeli dan digunakan oleh
konsumen akhir (pemakai akhir); meliputi:
1) Convenience goods, yaitu produk yang dibutuhkan sehari-hari dan
mudah didapat, misalnya beras, gula, teh, permen, dll.
2) Shopping goods, yaitu produk-produk yang dibedakan oleh
konsumen berdasarkan kualitas, harga, tren, dan gaya. Contohnya
adalah baju, telepon seluler, mobil, dsb.
3) Specialty goods, yaitu produk yang mempunyai karakteristik unik
dan mempunyai merek yang sudah terkenal; misalnya mobil
mewah, jam tangan mewah, dsb.
4) Unsought goods, adalah produk yang kurang dikenal atau diketahui
umum tetapi kurang diminati, misalnya asuransi
(b) Produk industri, yaitu produk yang biasa dibeli oleh pelaku usaha
produksi lainnya. Biasa dikenal dalam B to B (business to business).
Dapat dibagi dalam 3 golongan, yaitu:
1) Bahan baku dan suku cadang, merupakan bahan mentah yang akan
diproses lebih lanjut.
2) Barang modal, yaitu barang-barang yang berumur lebih dari 1
tahun dan tidak untuk dijual belikan.
3) Perlengkapan dan jasa usaha, yaitu produk tidak tahan lama yang
membantu operasional perusahaan.
b) Proses Produksi
Perencanaan proses produksi pada dasarnya menjelaskan tahapan-tahapan
proses yang diperlukan untuk menghasilkan produk atau output yang
28
dimaksud. Bentuk proses biasa digambarkan dalam lembaran skema atau
diagram alur yang disertai dengan keterangan deskriptif.
c) Kapasitas Produksi
Perencanaan kapasitas produksi dilakukan untuk semua mesin, peralatan, dan
faktor produksi lainnya sesuai dengan rencana jumlah produk akhir yang akan
dihasilkan. Dengan sendirinya, kapasitas produksi sampai dengan tingkatan
yang rinci semuanya akan mengacu pada hasil dari perhitungan peluang pasar
atas produk yang bersangkutan. Kapasitas produksi biasa dinyatakan dalam unit
per periode waktu tertentu (tahun, bulan, minggu, hari, atau jam). Untuk
perencanaan strategis, proyeksi kapasitas dilakukan dalam jangka minimal 3
tahun ke depan, sesuai dengan rencana produksinya.
Tahun Rencana produksi (dalam unit)
29
f) Mesin dan Peralatan
Baik untuk skenario pembelian ataupun sewa, daftar mesin dan peralatan juga
harus dirinci sedetail mungkin proyeksinya. Perencanaan ini tetap selalu
berkaitan dengan kapasitas dan kompetensi teknis wirausaha.
Nama Jumlah Jumlah
Merk Harga
Mesin/Peralatan Unit Harga
1.
2.
3.
Total Pembelian
Mesin/Peralatan
2.
30
Jumlah
Jenis Tarif/Upah Jumlah Hari Jumlah
Tenaga
Kegiatan per hari Kerja/Tahun (Rp.)
Kerja
3.
6) Aspek Keuangan
a) Strategi Sumber Pendanaan Usaha
Salah satu komponen yang mendukung pembangunan nasional
adalah tersedianya lembaga intermediasi yang mempunyai fungsi
menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan kembali ke
masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya.
Lembaga intermediasi yang ada dibedakan dalam 3 kategori yaitu:
(1) Berbentuk Bank tunduk pada Undang-Undang Pokok Perbankan
31
(2) Berbentuk Koperasi Simpan Pinjam tunduk pada UU Koperasi
(3) Lembaga Keuangan Mikro lainnya yang belum diatur undang-
undang
Lembaga keuangan mikro yang membantu mengembangkan iklim
wirausaha di Indonesia diatur dalam Surat Edaran Menteri Keuangan No.
SE-31/MK/2000 tanggal 5 Mei 2000 tentang Pelaksanaan Program
PUKK. Dalam hal ini Pembinaan Usaha Kecil dan Koperasi mengacu
kepada Surat Keputusan Menteri Keuangan No.316/KMK.016/1994
tanggal 27 Juni 1994 yang menggantikan Surat Keputusan Menteri
BUMN/Kepala Badan Pembina BUMN No. Kep.216/M-PBUMN/1999
tanggal 28 September 1999.
Sumber pendanaan dari Program Pembinaan Usaha Kecil dan
Koperasi (PUKK) berasal dari penyisihan laba BUMN termasuk saldo
dana Pembinaan Usaha Kecil dan Koperasi (PUKK) tahun-tahun
sebelumnya yang merupakan sumber pendanaan utama dalam merealisir
terwujudnya pemerataan kehidupan perekonomian masyarakat melalui
kemitraan dengan para wirausaha kecil dan koperasi serta lingkungan
masyarakat sekitarnya.
Pelaksanaan Program Pembinaan Usaha Kecil, Koperasi (PUKK)
dan Bina Lingkungan dilaksanakan di dalam lingkup masyarakat yang
bertujuan untuk mendorong tercapainya pertumbuhan ekonomi rakyat,
melalui pemerataan di sektor ekonomi dimana anggota masyarakat
golongan wirausaha kecil dan koperasi diberi kesempatan untuk
melakukan perluasan usahanya, berdasarkan bantuan pinjaman untuk
modal kerja/pinjaman lunak yang berasal dari penyisihan laba BUMN.
b) Proyeksi Keuangan
Aspek finansial dari proposal usaha harus dapat memperlihatkan potensi
dana yang dimiliki, kebutuhan dana eksternal, perhitungan kelayakan usaha,
termasuk didalamnya 3 kinerja laporan keuangan: Laporan Posisi Keuangan
(Neraca), Laporan Laba-Rugi, dan Laporan Arus Kas. Secara ringkas, dapat
32
diberikan format sederhana perhitungan kelayakan usaha secara finansial sebagai
berikut:
(1) Sumber Pendanaan
Persentase (%) Jumlah
Uraian
(1) (2) (3 = 1 + 2)
a. Modal Sendiri
b. Pinjaman
Jumlah (1+2)
(2) Kebutuhan Pembiayaan/Modal Investasi
Banyaknya Harga/Unit Jumlah
Uraian
(1) (2) (3 = 1 x 2)
a. Tanah
b. Bangunan
c. Mesin/Peralatan
d. Peralatan Kantor
e. Alat angkut
f. Infrastruktur
g. Biaya pra operasi
Jumlah
33
Banyaknya Harga/Unit Jumlah
Uraian
(1) (3) (3 = 1 x 2)
e. Biaya Lainnya
Jumlah
34
lainnya dengan BEP (break event point) yaitu titik impas dimana posisi
jumlah pendapatan sama dengan jumlah biaya yang dikeluarkan atau
seimbang. Pada kondisi impas suatu usaha tidak mendapat untung
ataupun rugi. Selain kedua cara di atas, profitability index (PI) juga dapat
digunakan untuk menganalisis kelayakan usaha. PI adalah perbandingan
antara nilai total arus kas bersih dimasa datang dengan nilai investasi
sekarang. Semakin besar nilai total arus kas bersih, maka investasi
tersebut dinilai semakin layak.
Beberapa contoh analisis kelayakan usaha tersebut (payback
period, BEP, dan PI) akan dibahas lebih detil pada kegiatan belajar 2
(KB2) tentang studi kelayakan bisnis. Pada saat menyajikan rencana
usaha kepada para investor maupun para kreditor, hal-hal yang perlu
diperhatikan oleh perusahaan/pelaku wirausaha adalah sebagai berikut:
(1) Usahakan rencana usaha yang disusun tidak terlalu tebal tetapi
lengkap, artinya mencakup berbagai informasi yang dibutuhkan oleh
evaluator baik dari pihak investor maupun kreditur untuk melakukan
pengambilan keputusan. Uraian lebih rinci sebaiknya dibuat dalam
bentuk lampiran. Kuratko dan Hodgetts (2004) menyarankan agar
tebal proposal rencana usaha tidak lebih dari 50 halaman.
(2) Penampilan rencana usaha harus dibuat menarik karena investor dan
kreditor akan memperoleh kesan pertama terhadap perusahaan yang
sedang mencari pendanaan dari penampilan rencana usaha yang
diajukan kepada mereka.
(3) Sampul depan rencana usaha harus memuat nama perusahaan, alamat,
nomor telepon perusahaan, dan bulan serta tahun rencana usaha
dikeluarkan. Hal tersebut untuk memudahkan calon investor atau
kreditor melakukan komunikasi dengan perusahaan atau pada saat
mereka memberikan jawaban balasan terhadap rencana usaha yang
disampaikan perusahaan.
(4) Rencana usaha yang baik harus mencantumkan ringkasan eksekutif
(executive summary) yang dapat disampaikan dalam 2-3 halaman
35
yang memuat penjelasan mengenai keadaan usaha saat ini. Ringkasan
tersebut dapat berisi produk dan jasa yang dihasilkan, manfaat produk
bagi pelanggan, ramalan keuangan, tujuan perusahaan dalam jangka
panjang (lebih dari lima tahun), jumlah dana yang dibutuhkan, serta
manfaat yang akan diterima oleh investor.
(5) Penyusunan rencana usaha harus diorganisasikan dengan baik.
Rencana usaha yang baik akan mencantumkan risiko utama dari suatu
usaha yang akan dijalankan.
36
Contoh Proposal Bisnis Sedehana
Cover Proposal
Disusun oleh:
Nama (NIM)
TG
TAHUN 2019
37
A. Data Perusahaan
Nama Perusahaan: (Isikan nama perusahaan)
TOFUGET
Bidang Usaha: (Isikan jenis bidang usaha)
KULINER
Jenis Produk/Jasa: (Isikan produk barang/jasa yang
diproduksi)
Produk Makanan Tahu Naget
Alamat Perusahaan: (Isikan alamat perusahaan)
Jalan Sawojajar No. 15 Yogyakarta
Visi dan Misi Usaha TOFUGET (Sebutkan visi dan misi usaha yang
dijalankan)
Visi:
Menjadi usaha kuliner sehat nomor 1
di Yogyakarta
Misi:
1. Menghasilkan produk makanan
sehat berbahan dasar alami
38
2. Menghasilkan produk makanan
tanpa bahan pengawet pewarna
buatan
B. Produk
Produk : (Jelaskan secara detail mengenai
deskripsi/dimensi, nilai, fungsi produk yang
Anda produksi!)
39
Untuk itu, diperlukan inovasi baru dalam
mengolah tahu tersebut sehingga penyajian tahu
tidak monoton. Kami mencoba mengkreasikan
tahu tersebut dengan mengolah tahu menjadi
naget yang sehat, bergizi, serta bentuk yang
mampu mengundang selera. Kelebihan naget
yang kami buat adalah bentuk yang bervariasi
terdiri dari tiga bentuk yaitu, bulat, hati, bintang
dan rasa tahu yang unik dikemas dalam bentuk
naget.
40
Upaya menyukseskan bisnis dengan
promosi makanan sehat menggunakan
melalui public figure (endorsement)
C. Struktur Organisasi
Gambarkan struktur organisasi usaha yang Anda jalankan disertai dengan
keterangan mengenai tugas dan wewenang masing-masing posisi!
Pimpinan Usaha
41
D. Pasar Dan Pemasaran
Kebutuhan : Jelaskan kebutuhan pasar terhadap produk Anda!
Pasar
Permintaan pasar untuk tahu ini pun cukup tinggi,
membuat peluang usaha pembuatan
tahu menjanjikan untuk dijalankan karena
kebutuhan tahu di masyarakat yang stabil. Bisnis ini
dapat membuat pengusaha menjadi lebih cemerlang
kedepannya karena memang usaha pengolahan tahu
merupakan bisnis jangka panjang. Jika dijalankan
secara serius maka usaha ini akan mampu bertahan
dalam waktu lama, dari generasi ke generasi.
42
Lokasi promosi di pasar tradisional dan supermarket
dimana banyak ibu-ibu berbelanja untuk kebutuhan
sehari-hari. Selain itu kami juga mempunyai rumah
produksi yang siap didatangi siapa saja dan siap
melayani pemesanan. Untuk itu, kami menggalakkan
promosi di berbagai media sosial, seperti facebook,
twitter, blog, line, IG dll. Hal ini kami maksudkan
untuk memberi kemudahan dalam pemesanan dan
pembelian produk kami.
E. Keuangan
Berikan analisis keuangan yang meliputi estimasi pendapatan dan biaya,
analisis BEP, dan analisis Pay Back Period!
1. Biaya tetap
Peralatan yang dibutuhkan:
No. Barang Jumlah Harga Satuan Total
1. Kompor gas 1 buah Rp150.000,00 Rp150.000,00
2. Tabung gas 1 buah Rp150.000,00 Rp150.000,00
3. Kukusan 1 buah Rp75.000,00 Rp75.000,00
4. Mesin giling 1 buah Rp250.000,00 Rp250.000,00
5. Biaya penyusutan
Total Rp625.000,00
43
Susu cair 2 sdm Rp2.000,00
Telur ayam 4 butir Rp8.000,00
Tepung sagu 50 gr Rp3.000,00
Tepung maizena 50 gr Rp3.000,00
Bawang merah (haluskan) 10 siung Rp3.000,00
Garam 1 sdm Rp500,00
Merica bubuk 1 sdt Rp500,00
Gula pasir 1 sdt Rp1.000,00
Kaldu bubuk rasa ayam 1 bks Rp1.500,00
Margarine 2 sdm Rp1.500,00
Bawang putih (haluskan) 5 siung Rp1.000,00
Panir 3 sendok Rp2.000,00
Tepung roti 200 gr Rp5.000,00
Minyak goreng ½ ltr Rp10.000,00
Jumlah Harga Rp52.000,00
3. Biaya Total
Biaya total = Variable cost + Fixed cost
= Rp52.000,00 + Rp625.000,00
= Rp677.000,00
5. Modal Awal
Modal awal = Total Biaya Tetap + Biaya Variabel untuk 1 kali
produksi
= Rp625.000,00 + Rp52.000,00 = Rp677.000,00
44
= Rp130.125,00 : 100 buah = Rp1.301,25
Harga jual per unit Rp1.750,00
BEP produksi = Total biaya produksi untuk 1 kali produksi : Harga per
unit
= Rp130.125,00 : Rp1.750,00
= 74,35 buah
(dibulatkan 74)
Jadi, untuk mencapai titik impas maka dalam 1 kali produksi nuget
tahu yang harus terjual adalah 74 buah dengan harga per buah adalah
Rp1.750,00
7. Analisis Keuntungan
Pendapatan = Nugget yang terjual x harga jual
= 74 x Rp1.750,00
= Rp129.500,00
Total biaya produksi dalam 1 kali produksi = Rp52.000,00
Keuntungan = Pendapatan – Total biaya produksi
= Rp129.500,00 – Rp52.000,00
= Rp77.500,00
Jadi, keuntungan yang diperoleh dengan menjual 74 buah
nugget dengan harga Rp1.750,00 per buah dalam 1 kali produksi
adalah Rp77.500,00
8. Pengembalian Modal
Total biaya Produksi : Laba usaha
= Rp677.000,00 : Rp77.500,00
= 8,7 dibulatkan 9 kali produksi
Jadi modal akan kembali dalam jangka waktu 9 kali produksi.
F. Analisis SWOT
Berikan analisis SWOT bagi usaha yang akan Anda jalankan!
1. Faktor Internal
a. Strength (Kekuatan)
1) Keunggulan produk. Kami menawarkan suatu produk makanan
sehat dengan harga yang ekonomis dan rasa yang lezat.
2) Kreativitas. Kami menawarkan kreativitas baru dalam mengolah
tahu dengan menggabungkan berbagai rasa nuget tahu yang
menarik, yaitu rasa ayam, daging dan sayuran.
b. Weakness (Kelemahan)
45
1) Belum memiliki cukup pengalaman. Pengalaman untuk
memulai usaha yang masih sangat minim merupakan suatu
kelemahan yang harus diatasi.
2) Kurangnya Sumber Daya Manusia. Keterbatasan sumber daya
manusia sebagai produsen atau pembuat nugget tahu.
Kurangnya keterampilan kami dalam proses pembuatan nugget
tahu itu sendiri.
2. Faktor Eksternal
a. Opportunities (Peluang)
1) Banyaknya konsumen. Banyaknya masyarakat yang
menggemari berbagai macam variasi nugget, karena nugget
merupakan makanan yang sudah siap dan mudah diolah. Dengan
adanya nugget tahu ini akan menambah variasi nugget dan
menawarkan cita rasa baru bagi masyarakat pada umumnya.
2) Sistem pemasaran. Pemasaran yang akan kami lakukan cukup
mudah. Kami akan memasarkannya di lingkungan kampus dan
tempat tinggal.
3) Bahan baku mudah didapat. Bahan baku pembuatan nugget tahu
ini tersedia banyak dan mudah didapat serta harganya
terjangkau. Serta jenisnya beraneka ragam sehingga dapat
meningkatkan pilihan rasa.
b. Threats (Ancaman)
Salah satu bentuk ancaman yang dikhawatirkan bias terjadi adalah
keacuhan konsumen. Terkadang masyarakat kurang tertarik
terhadap makanan yang di buat dari bahan sederhana seperti tahu
dan gaya konsumsi masyarakat saat ini dikuasai oleh makanan-
makanan modern, siap saji, dan dari bahan-bahan import.
46
b. Sistem b. Belajar berbisnis
pemasaran dengan segala
c. Bahan baku fasilitas yang ada
mudah di dan menjalin
dapat koneksi seluas-
luasnya.
Threat A. Melakukan promosi a. Memperbaiki
Keacuhan kepada konsumen yang sistem manajemen
konsumen sekiranya tertarik b. Meningkatkan
dengan produk kami. promosi
b. Menawarkan c. Menjaga kualitas
keuntungan yang produk
didapat dengan
membeli produk kami
47
Tepung sagu 50 gr Rp3.000,00
Tepung maizena 50 gr Rp3.000,00
Bawang merah (haluskan) 10 siung Rp3.000,00
Garam 1 sdm Rp500,00
Merica bubuk 1 sdt Rp500,00
Gula pasir 1 sdt Rp1.000,00
Kaldu bubuk rasa ayam 1 bks Rp1.500,00
Margarine 2 sdm Rp1.500,00
Bawang putih (haluskan) 5 siung Rp1.000,00
Panir 3 sendok Rp2.000,00
Tepung roti 200 gr Rp5.000,00
Minyak goreng ½ ltr Rp10.000,00
Jumlah Harga Rp52.000,00
Modal awal= Total Biaya Tetap + Biaya Variabel untuk 1 kali produksi
= Rp625.000,00 + Rp52.000,00
= Rp677.000,00
Sumber pendanaan:
1. Dana pribadi
2. Pinjaman keluarga/teman
3. Pinjaman Koperasi /BMT/Bank
4. Investor
5. Forum Diskusi
Wirausaha yang sukses memulai usahanya dengan membuat
perencanaan usaha yang matang. Namun ada juga beberapa wirausaha yang
berhasil ternyata tidak diawali menyusun rencana usaha. Mereka memulai
usaha dari warisan keluarga turun temurun. Menurut pendapat Anda mana yang
lebih baik, memulai usaha dengan perencanaan usaha atau cukup belajar
otodidak dari pengalaman pendahulu?
48
C. Penutup
1. Rangkuman
Kewirausahaan (entrepreneurship) adalah proses menciptakan nilai
dengan mengumpulkan beberapa sumber daya yang bersifat unik yang dimiliki
oleh seseorang untuk digunakan sebagai modal untuk mengambil kesempatan
bisnis yang ada. Adapun tahapan untuk berwirausaha adalah: (1). Tahap
memulai diawali dengan melihat peluang usaha yang mungkin apakah
membuka usaha baru, mengadopsi usaha yang sudah ada, melakukan akuisisi
usaha yang telah berkembang, atau melakukan waralaba; (2). Tahap
melaksanakan usaha, dalam diperlukan kemampuan mengelola berbagai aspek
yang terkait dengan usahanya, seperti aspek sumber daya manusia, produksi,
keuangan, pemasaran, maupun organisasi atau manajemen secara menyeluruh;
(3). Tahap mempertahankan usaha. Mendirikan usaha tidak sulit, tetapi
mempertahankan usaha yang sudah didirikan tidak mudah. Tahap ini
merupakan tahap yang sangat penting karena pada tahap ini dilakukan berbagai
evaluasi terhadap faktor-faktor keberhasilan usaha dan kegagalan usaha yang
telah dijalankan. Selanjutnya hasilnya menjadi bahan pertimbangan untuk
menindaklanjuti usaha yang dijalankan; (4). Tahap mengembangkan usaha
pada tahap ini, perlu perluasan area pemasaran, produksi, atau bahkan sampai
dengan diversifikasi produk.
Faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan antara lain: percaya dan
yakin bahwa usaha atau bisnisnya dapat dilaksanakan, menerima gagasan-
gagasan baru di dalam dunia usaha atau bisnis, Intropeksi diri, mendengar
saran-saran orang lain, dan bersemangat dan bergaul. Adapun faktor-faktor
yang mempengaruhi kegagalan berwirausaha adalah: tidak kompeten dalam
manajerial, kurang berpengalaman baik dalam kemampuan
mengkoordinasikan, keterampilan mengelola sumber daya manusia, maupun
kemampuan mengintegrasikan operasi perusahaan. Kurang dapat
mengendalikan keuangan. Gagal dalam perencanaan. Lokasi yang kurang
memadai. Lokasi usaha yang strategis merupakan faktor yang menentukan
keberhasilan usaha. Kurangnya pengawasan peralatan. Sikap yang kurang
49
sungguh-sungguh dalam berusaha. Ketidakmampuan dalam melakukan
peralihan/transisi kewirausahaan.
Setiap usaha atau bisnis selalu memiliki risiko. Kunci seorang wirausaha
yang sukses salah satunya adalah berani menghadapi risiko menjadi peluang
bisnis. Risiko utama yang dihadapi oleh wirausaha: Risiko kegagalan individu,
Risiko keuangan, Risiko karier, Risiko sosial dan keluarga. Pertimbangan yang
harus dilakukan calon wirausaha untuk mengurangi risiko bisnis pilihlah
peluang bisnis sesuai dengan skill dan minat yang dimiliki. Carilah informasi
mengenai kunci kesuksesan bisnis. Sesuaikan besar modal usaha yang dimiliki
dengan risiko usaha akan disita. Kesuksesan bisnis bisa dibangun dengan
adanya keteguhan hati yang didukung kreatifitas. Cari informasi tentang
prospek bisnis tersebut sebelum mengambil sebuah risiko. Dan jangan lupa
untuk mengetahui seberapa besar tingkat kebutuhan masyarakat akan
produk/jasa yang tersedia.
Perencanaan usaha merupakan bagian penting dalam mendirikan suatu
usaha. Tanpa perencanaan yang memadai maka usaha tidak akan menghasilkan
laba yang diharapkan dan berakhir pada kegagalan usaha. Rencana usaha
adalah sebuah rencana kerja untuk sebuah usaha misalnya, mengalokasikan
sumber daya, fokus pada poin-poin penting, dan mempersiapkan usaha untuk
masalah-masalah dan peluang pasar. Sayangnya, banyak orang hanya
memikirkan rencana usaha dan tidak betul-betul merencanakan dengan baik.
Bagaimana merencanakan usaha dengan baik? Apa rencana awal yang harus
dilakukan?
Beberapa pertimbangan dalam menyusun perencanaan usaha antara lain:
menentukan tujuan usaha dengan jelas, mempersiapkan pemasaran,
menyiapkan karyawan, mengumpulkan data keuangan, menyiapkan dokumen
untuk presentasi di hadapan calon investor, serta mengumpulkan semua
dokumen hukum. Langkah-langkah dalam perencanaan usaha antara lain:
menganalisis kebutuhan pasar, tentukan ide usaha, menentukan target
konsumen, menganalisis pesaing, menentukan konsep produk, menentukan
harga, menyusun strategi promosi, menentukan saluran distribusi, menentukan
50
Timeline dan pengawasan. Dengan demikian perlu penyusunan rencana
tindakannya serta pengawasan persiapannya sehingga usaha bisa berjalan
sesuai dengan rencana.
Proposal rencana usaha mencakup ringkasan, pernyataan misi, kunci
sukses, analisis pasar, dan analisis keseimbangan dana, dll. Proposal rencana
usaha yang standar mencakup seperangkat elemen standar, seperti deskripsi
perusahaan, produk atau layanan, sasaran pasar, prakiraan, tim manajemen, dan
analisis keuangan. Rencana usaha yang dibuat dapat bervariasi tergantung pada
situasi tertentu. Sebagai contoh, rencana usaha dapat fokus pada uraian tentang
deskripsi dari tim manajemen karena informasi deskripsi dari tim manajemen
sangat penting bagi investor. Sementara rencana usaha lain lebih fokus pada
sejarah keuangan karena informasi tersebut dinilai paling penting bagi bank.
2. Tes Formatif
1. Pak Umar akan memasuki masa pensiun enam bulan lagi dari
perusahaan swasta. Setelah pensiun, Pak Umar merencanakan membuka
usaha dari hasil pesangon pensiunnya. Untuk memulai suatu usaha
diperlukan perencanaan yang matang. Perencanaan usaha sangat
penting karena ….
A. Tuntutan investor
B. Menjadi pembeda dengan usaha lainnya
C. Memudahkan penyusunan laporan keuangan
D. Memudahkan strategi pemasaran
E. Menjadi pedoman untuk menjalankan usaha
2. Penyusunan perencanaan usaha memerlukan berbagai pertimbangan
terutama risiko usaha yang akan dihadapi. Berikut ini adalah
pertimbangan awal yang harus dilakukan dalam menyusun perencanaan
usaha ….
A. Menentukan tujuan usaha dengan jelas
B. Analisis target pasar
C. Analisis pesaing
51
D. Distribusi
E. Analisis kebutuhan pasar
3. Penyusunan rencana usaha jalankan secara step by step dan terencana
untuk menghindari kegagalan. Berikut ini tahapan dalam perencanaan
usaha yang benar….
A. Menentukan ide usaha-menganalisis kebutuhan pasar-menentukan
target konsumen-menganalisis pesaing-menentukan konsep produk-
menentukan harga-menyusun strategi promosi-membuat saluran
distribusi.
B. Menganalisis kebutuhan pasar-menentukan ide usaha-menentukan
target konsumen-menganalisis pesaing-menentukan konsep produk-
menentukan harga-menyusun strategi promosi-membuat saluran
distribusi.
C. Menentukan target konsumen-Menganalisis kebutuhan pasar-
menentukan ide usaha- menganalisis pesaing-menentukan konsep
produk-menentukan harga-menyusun strategi promosi-membuat
saluran distribusi.
D. Menentukan konsep produk-Menganalisis kebutuhan pasar-
menentukan ide usaha-menentukan target konsumen-menganalisis
pesaing- menentukan harga-menyusun strategi promosi-membuat
saluran distribusi.
E. Menganalisis pesaing-menganalisis kebutuhan pasar-menentukan
ide usaha-menentukan target konsumen- menentukan konsep
produk-menentukan harga-menyusun strategi promosi-membuat
saluran distribusi.
4. Strategi merupakan cara yang ditempuh untuk mencapai tujuan usaha
dengan melibatkan semua sumber daya atau faktor produksi yang
dimiliki. Strategi usaha yang bertujuan meraih keuntungan dengan
meminimalkan risiko dengan meniru pesaing merupakan implementasi
strategi ….
A. Strategi usaha agresif
52
B. Strategi usaha imitasi
C. Strategi usaha bertahan
D. Strategi diferensiasi
E. Strategi usaha fokus
5. Untuk mencapai tujuan usaha diperlukan strategi yang tepat. Ada
beberapa strategi yang dapat diterapkan, salah satunya diferensiasi,
yaitu ….
A. Strategi usaha yang diarahkan untuk meraih pasar seluas-luasnya
melalui keunikan produk yang dihasilkan seperti kualitas tinggi,
layanan prima, inovasi produk.
B. Strategi usaha yang diarahkan untuk meraih dan mempertahankan
pasar pada segmen sempit dari seluruh pasar potensial yang ada.
C. Strategi usaha yang diarahkan secara agresif untuk meraih pasar
seluas-luasnya melalui inovasi produk baru.
D. Strategi usaha yang dijalankan melalui imitasi, yaitu meniru apa
yang dilakukan pesaing. Strategi usaha seperti ini bertujuan meraih
keuntungan dengan meminimalkan risiko.
E. Keunggulan dalam biaya, strategi usaha yang diarahkan untuk
meraih pasar seluas-luasnya melalui harga produk yang semurah-
murahnya.
6. Perhatikan hal-hal berikut ini:
(1) Melakukan perluasan daerah pemasaran
(2) Melakukan pengurangan jumlah produksi
(3) Melakukan diversifikasi produk
(4) Merubah bidang usaha
(5) Membuka cabang perusahaan
Dari uraian di atas, yang dapat dilaksanakan jika ingin melakukan
pengembangan usaha adalah ….
a) 1, 2 dan 3
b) 1, 3 dan 4
c) 1, 3 dan 5
53
d) 2, 3 dan 4
e) 3, 4 dan 5
7. Analisis usaha yang bertujuan untuk perencanaan penetapan
keuntungan. Analisis ini dilakukan dengan cara menyesuaikan atau
membandingkan antara harga dan volume penjualan yang dapat diserap
oleh pasar dengan mempertimbangkan kebijakan dari pesaing. Analisis
keuntungan ini harus dilakukan dalam atau dengan acuan periode
tertentu. Analisis tersebut adalah ….
A. Payback period
B. NPV
C. Kontribusi margin
D. IRR
E. BEP
8. Budi mengajukan proposal usaha kepada Wawan, calon investor. Untuk
menarik minat Wawan berinvestasi, Budi ingin menunjukkan
keuntungan maksimum yang dapat diraih oleh Wawan. Perhitungan
selisih antara hasil penjualan dengan biaya variabel yang bertujuan
menganalisis penentuan keuntungan maksimum atau kerugian
minimum yang ditunjukkan Budi ke Wawan adalah informasi tentang
….
A. Kontribusi margin
B. BEP unit
C. BEP rupiah
D. CVP
E. Payback period
9. Alat analisis kelayakan usaha yang berfungsi menghitung posisi suatu
usaha tidak mengalami rugi atau untung adalah ….
A. Internal Rate of Return
B. Net Present Value
C. Profitability Index
D. Internal Rate of Return
54
E. Break Event Point
10. Alat analisis kelayakan usaha yang digunakan untuk membandingkan
total aliran kas masuk di masa yang akan datang dengan total investasi
sekarang adalah ….
A. Internal Rate of Return
B. Net Present Value
C. Profitability Index
D. Break Event Point
E. Payback period
55
No Kode: DAR2/Profesional/857/03/2019
MODUL 3
KEWIRAUSAHAAN
KB 2 Studi Kelayakan Bisnis
Nama Penulis:
Dhyah Setyorini, M.Si., Ak., CA
56
A. Pendahuluan
Modul ini bertujuan agar mahasiswa melakukan studi kelayakan bisnis dan
menilai kelayakan bisnis yang akan dijalankan. Studi kelayakan dilakukan untuk
melihat kemungkinan untuk mengimplementasikan bisnis. Hal ini dilakukan untuk
membantu kita dalam mengambil langkah maju atau mundur dan melihat secara
objektif kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman dari bisnis yang diusulkan.
Sebelum menjalankan bisnis, kita perlu menilai kelayakan ide dan konsep bisnis
yang dibuat serta menentukan apakah diperlukan perubahan sebelum kita
menginvestasikan waktu dan uang ke dalam bisnis. Studi kelayakan bisnis ini
bermanfaat untuk mengurangi kemungkinan terjadinya kegagalan dalam
menjalankan bisnis. Dengan melakukan studi kelayakan bisnis, kita dapat
mengetahui ide yang layak dijalankan dan menuntut kita untuk mempersiapkan
alternatif ide bisnis yang lain ketika hasil studi kelayakan ide pertama yang kita
usulkan dinilai tidak layak.
Pada kegiatan belajar 2 mahasiswa akan mempelajari studi kelayakan bisnis
yang meliputi pengertian, tujuan, dan tahapan studi kelayakan bisnis, menganalisis
kelayakan bisnis berdasarkan aspek non finansial serta menganalisis kelayakan
bisnis berdasarkan aspek finansial dalam studi kelayakan bisnis.
Pelatihan Profesi Guru (PPG) Dalam Jabatan ini memberikan bekal bagi guru
agar siap menjalankan tugas-tugas yang diberikan kepada mereka.Pengetahuan
tentang studi kelayakan bisnis ini dapat membantu guru dalam mengajarkan
mahasiswa dalam menilai ide dan konsep bisnis yang telah dibuat. Oleh karena itu,
guru harus memahami konsep tujuan dan tahapan studi kelayakan bisnis, konsep
dalam menganalisis kelayakan bisnis berdasarkan aspek non finansial serta konsep
dalam menganalisis bisnis berdasarkan aspek finansial.
Agar peserta berhasil menguasai materi studi kelayakan bisnis, ikutilah
petunjuk belajar berikut:
1. Baca capaian/sub-capaian dengan cermat sebelum membaca materi kegiatan
belajar.
2. Baca materi kegiatan belajar dengan cermat.
57
3. Kerjakan latihan sesuai petunjuk/rambu-rambu yang diberikan. Jika tersedia
kunci latihan, janganlah melihat kunci sebelum mengerjakan latihan.
4. Baca rangkuman, kemudian kerjakan tes formatif secara jujur tanpa terlebih
dahulu melihat kunci.
5. Jangan lupa diskusikan kasus yang ada pada forum diskusi dengan rekan Anda
untuk memperluas wawasan Anda.
6. Jika petunjuk di atas Anda ikuti dengan disiplin, Anda akan berhasil.
7. Selamat belajar.
B. Inti
1. Capaian Pembelajaran
Mahasiswa menguasai teori dan aplikasi kelayakan bisnis, serta
pengembangan dan implementasinya dalam kehidupan sehari-hari.
3. Pokok-Pokok Materi
a. Pengertian, Tujuan, dan Tahapan Studi Kelayakan Bisnis.
b. Analisis Kelayakan Bisnis Berdasarkan aspek Non-finansial Studi
Kelayakan Bisnis.
c. Analisis Kelayakan Bisnis Berdasarkan Aspek Finansial Studi
Kelayakan Bisnis.
58
4. Uraian Materi
a. Pengertian Studi Kelayakan Bisnis
Studi kelayakan bisnis adalah penelitian tentang dapat tidaknya
suatu proyek (biasanya berupa proyek investasi) dilaksanakan dengan
berhasil (Jumingan, 2009: 3). Dalam hal ini proyek mempunyai arti suatu
pendirian usaha baru atau pengenalan produk baru. Menurut Kasmir dan
Jakfar (2012: 7), studi kelayakan bisnis merupakan suatu kegiatan
menganalisis secara mendalam mengenai suatu usaha atau bisnis yang
sedang dijalankan untuk menentukan layak atau tidak usaha dijalankan.
Sedangkan Umar (2005: 8) menyatakan bahwa studi kelayakan bisnis
merupakan penelitian terhadap rencana bisnis yang tidak hanya
menganalisis layak atau tidak layak suatu bisnis dibangun tetapi juga saat
dioperasionalkan secara rutin dalam rangka pencapaian keuntungan yang
maksimal untuk waktu yang tidak ditentukan.
Menurut Suliyanto (2010: 3), dengan kondisi lingkungan yang
sangat dinamis dan intensitas persaingan yang semakin ketat, tidaklah
cukup jika hanya mengandalkan pengalaman dan intuisi dalam memulai
usaha. Oleh karena itu, pengusaha dituntut untuk melakukan studi
kelayakan terhadap ide bisnis yang akan dijalankan.
Setiap bisnis memerlukan adanya studi kelayakan dengan intensitas
yang berbeda-beda tergantung pada hal-hal berikut (Suliyanto, 2010: 5):
1) Besar kecilnya dampak yang dapat ditimbulkan.
2) Besar kecilnya tingkat kepastian bisnis.
3) Banyak sedikitnya investasi yang diperlukan untuk menjalankan bisnis.
Laporan hasil analisis kelayakan bisnis sangat diperlukan dalam
proses pengambilan keputusan investasi karena dapat memberikan
gambaran mengenai prospek tingkat manfaat yang diterima dari bisnis yang
akan dijalankan. Menurut Umar (2005: 19), pihak-pihak yang
membutuhkan laporan studi kelayakan bisnis sebagai berikut:
1) Pihak investor
59
Pemenuhan kebutuhan dana untuk membangun usaha dapat diperoleh
dengan mencari investor yang mau ikut serta menanamkan modal.
Laporan studi kelayakan bisnis digunakan oleh calon investor untuk
memberikan gambaran tentang keuntungan yang akan diperoleh serta
jaminan keselamatan atas modal yang akan ditanamkan.
2) Pihak kreditor
Pemenuhan kebutuhan dana dapat juga diperoleh dari pinjaman. Calon
kreditor akan mengkaji ulang studi kelayakan bisnis yang telah dibuat,
termasuk bonafiditas dan ketersediaan agunan yang dimiliki perusahaan
sebelum membuat keputusan pemberian kredit.
4) Pihak manajemen perusahaan
Studi kelayakan bisnis merupakan upaya untuk merealisasikan ide
proyek yang bermuara pada peningkatan laba perusahaan. Pihak
manajemen perlu mempelajari studi kelayakan tersebut, misalnya
dalam hal pendanaan untuk mengalokasikan jumlah modal sendiri dan
rencana pendanaan dari investor maupun kreditor. Jika hasil studi
kelayakan menyatakan bahwa bisnis layak untuk dijalankan, maka
manajemen/ pelaku bisnis akan menjalankan ide bisnis untuk
mengembangkan usahanya (Suliyanto, 2010: 6).
5) Pihak pemerintah dan masyarakat
Penyusunan studi kelayakan bisnis harus memperhatikan kebijakan-
kebijakan yang ditetapkan oleh pemerintah karena akan berpengaruh
terhadap kebijakan perusahaan. Contoh kebijakan-kebijakan
pemerintah yaitu penghematan devisa negara, penggalakan ekspor
nonmigas, dan pemakaian tenaga kerja massal.
6) Bagi tujuan pembangunan ekonomi
Penyusunan studi kelayakan bisnis perlu menganalisis aspek-aspek
manfaat yang akan diperoleh dan biaya yang akan ditimbulkan oleh
proyek terhadap perekonomian nasional. Aspek-aspek tersebut ditinjau
dari Rencana Pembangunan Nasional yaitu distribusi nilai tambah pada
60
seluruh masyarakat, nilai investasi per tenaga kerja, dan pengaruh
sosial.
61
2) Analis studi kelayakan
Studi kelayakan terdiri dari langkah-langkah sistematis yang berguna
bagi analis kelayakan bisnis untuk menunjang tugas-tugasnya dalam
melakukan penilaian suatu usaha baru, pengembangan usaha atau
menilai kembali usaha yang sudah ada.
3) Masyarakat
Hasil studi kelayakan bisnis merupakan peluang untuk meningkatkan
kesejahteraan dan perekonomian rakyat, baik yang terlibat langsung
maupun yang muncul karena adanya nilai tambah dari adanya usaha
atau proyek tersebut.
4) Pemerintah
Dari sudut pandang mikro, hasil studi kelayakan dapat memberikan
informasi mengenai penyerapan tenaga kerja dan adanya pajak yang
akan diterima baik pajak pertambahan nilai, pajak penghasilan, maupun
retribusi. Dari sudut pandang makro, pemerintah berharap keberhasilan
studi kelayakan dapat mempercepat pertumbuhan ekonomi daerah
maupun nasional sehingga tercapai pertumbuhan pendapatan perkapita.
62
2) Melakukan studi pendahuluan
Studi pendahuluan dilakukan untuk memperoleh gambaran umum
peluang bisnis dari ide bisnis yang akan dijalankan, termasuk prospek
dan kendala yang dapat muncul.
3) Membuat desain studi kelayakan
Desain studi kelayakan meliputi penentuan aspek-aspek yang diteliti,
responden, teknik pengumpulan data, penyusunan kuesioner, alat
analisis data sampai dengan penentuan desain laporan akhir. Aspek-
aspek yang dianalisis dalam penelitian ini adalah aspek finansial, aspek
hukum, aspek pasar dan pemasaran, aspek teknik dan teknologi, serta
aspek lingkungan hidup.
4) Pengumpulan data
Pengumpulan data dapat dilakukan dengan observasi, wawancara,
maupun kuesioner. Data dapat berupa data primer maupun data
sekunder.
5) Analisis dan interpretasi data
Analisis data dilakukan dalam rangka menentukan kriteria kelayakan
dari suatu aspek. Kelayakan bisnis ditentukan dengan kriteria yang
telah ada (Kasmir dan Jakfar, 2012: 19).
6) Menarik kesimpulan dan rekomendasi
Kesimpulan diperoleh berdasarkan hasil analisis data untuk
memutuskan suatu ide bisnis layak atau tidak layak untuk setiap aspek
yang diteliti. Rekomendasi memberikan arah tentang tindak lanjut ide
bisnis yang akan dijalankan serta memberikan catatan-catatan jika ide
bisnis tersebut akan dilaksanakan.
7) Penyusunan laporan studi kelayakan bisnis
Format maupun desain laporan akhir harus disesuaikan dengan pihak-
pihak yang akan menggunakan studi kelayakan bisnis. Dalam
penelitian ini, analisis kelayakan usaha gula semut hanya dilakukan
sampai pada tahap menarik kesimpulan dan rekomendasi yang
didasarkan pada hasil analisis untuk semua sampel penelitian.
63
d. Aspek-aspek Penilaian Bisnis
Menurut Suliyanto (2010: 9), untuk memperoleh kesimpulan yang
kuat mengenai dijalankan atau tidaknya sebuah ide bisnis, aspek-aspek yang
perlu dilakukan studi kelayakan sebagai berikut:
1) Aspek Hukum
Aspek hukum merupakan aspek yang paling penting dalam
pendirian bisnis sehingga harus dikaji terlebih dahulu. Apabila aspek
bisnis dinilai tidak layak, maka dapat disimpulkan bahwa bisnis tidak
dapat dijalankan tanpa harus menganalisis aspek-aspek yang lain. Aspek
hukum menganalisis kemampuan pelaku bisnis dalam memenuhi
ketentuan hukum dan perizinan yang diperlukan dalam menjalankan
bisnis di wilayah tertentu. Ketentuan hukum untuk setiap jenis usaha
berbeda-beda, tergantung pada kompleksitas bisnis tersebut.
Kelengkapan keabsahan dokumen sangat penting sebagai dasar hukum
apabila terjadi masalah di kemudian hari (Kasmir dan Jakfar, 2012: 16).
Izin yang perlu dianalisis adalah izin pendirian usaha, pengurusan
izin usaha, dan izin lokasi. Untuk izin pendirian usaha harus ditentukan
bentuk badan usahanya agar diketahui peraturan yang harus dipenuhi
untuk pendirian bentuk usaha tersebut. Izin usaha dan lokasi usaha
sebagai berikut:
a) Pengurusan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP)
NPWP merupakan nomor yang diberikan kepada wajib pajak sebagai
sarana dalam administrasi perpajakan. Bagi wajib pajak orang pribadi,
dokumen yang diperlukan untuk pengurusan NPWP hanya fotokopi
KTP yang berlaku atau Kartu Keluarga. Sedangkan untuk wajib pajak
badan hukum, dokumen yang diperlukan antara lain: (1) fotokopi akta
pendirian perusahaan, (2) fotokopi KTP pengurus, (3) surat
keterangan kegiatan usaha dari lurah, dan (4) surat Tanda Daftar
Perusahaan (TDP).
b) Pengurusan izin
64
Izin prinsip adalah izin yang harus dimiliki oleh seseorang atau badan
hukum untuk dapat menjalankan usaha tertentu. Dokumen yang
diperlukan yaitu: (1) surat permohonan ditujukan kepada bupati, (2)
proposal perencanaan penanaman modal, (3) fotokopi akta pendirian
perusahaan, (4) fotokopi NPWP, (5) fotokopi KTP, (6) gambar lokasi,
dan surat kuasa dari perusahaan jika yang mengajukan bukan direksi.
Izin lokasi merupakan izin perusahaan untuk memperoleh tanah yang
digunakan untuk usaha/penanaman modal sekaligus sebagai izin
pemindahan hak dan penggunaan tanah tersebut. dokumen yang
diperlukan, yaitu: (1) proposal perencanaan penanaman modal, (2)
denah lokasi tempat usaha, (3) fotokopi akta pendirian perusahaan, (4)
fotokopi NPWP, (5) fotokopi KTP penanggung jawab/pimpinan
perusahaan, (6) surat pernyataan kesanggupan membayar ganti rugi,
dan (7) sertifikasi yang dimiliki. Untuk izin usaha sejak tahun 2018
dilakukan terintegrasi secara elektronik melalui sistem Online Single
Submission (OSS). Pengurusan izin melalui OSS juga berlaku untuk
pengurusan surat izin usaha perdagangan (SIUP), dan tanda daftar
perusahaan (TDP) yang keduanya sekarang menjadi Nomor Izin
Berusaha (NIB), izin usaha industri (IUI), dan izin usaha perluasan
(IUP). Semua pengurusan izin usaha dapat dilakukan dengan mudah
dan gratis secara daring melalui laman: http://www.oss.go.id.
c) Izin mendirikan bangunan (IMB)
IMB adalah izin yang harus dimiliki oleh orang probadi atau badan
yang melakukan kegiatan mendirikan, mengubah, atau merobohkan
bangunan. Dokumen yang diperlukan untuk memperoleh IMB, yaitu:
(1) fotokopi KTP, (2) fotokopi surat keterangan tanah yang sah, (3)
fotokopi pembayaran PBB tahun terakhir, (4) surat keterangan
kelengkapan lainnya, (5) gambar rencana bangunan berskala, (6)
perhitungan kontruksi dan instalasi, dan (7) permohonan ligalisasi
lurah dan camat.
65
d) Izin reklame
Izin reklame merupakan izin untuk melakukan kegiatan-kegiatan
(pemasangan dan atau peragaan) reklame di tempat umum. Dokumen
yang diperlukan yaitu: (1) rekomendasi dari dinas teknis, (2) memiliki
tanda lunas sewa tanah/ izin penggunaan tanah, (3) Surat
Pemberitahuan Pajak Daerah (SPTPD), (4) rekomendasi tempat
pemasangan reklame, (5) fotokopi IMB bila perlu, (6) fotokopi NPWP
bila ada, dan (7) surat pernyataan kesanggupan pembongkaran
reklame yang telah habis masa berlakunya.
e) Izin usaha jasa kontruksi (IJUK)
SIJUK dikeluarkan oleh pemerintah daerah kepada badan usaha atau
perorangan yang berkaitan dengan layanan jasa pelaksanaan
kontruksi, layanan jasa perencanaan dan pengawasan pekerjaan
kontruksi. Dokumen yang diperlukan yaitu: (1) fotokopi Surat Badan
Usaha (SBU), (2) akta pendirian/ perubahan, (3) fotokopi NPWP, (4)
fotokopi TDP, (5) surat keterangan domisili perusahaan, (6) pas foto
pemilik/ pengurus/ penanggung jawab, (7) SIJUK lama bagi yang
memiliki, (8) surat izin tempat usaha yang dilakukan pemda setempat,
(9) surat rekomendasi dari kadin setempat, (10) surat tanda rekanan
dari pemda setempat, (11) SIUP setempat, (12) surat tanda terbit, dan
(13) sertifikat/ akta tanah.
Untuk perusahaan perseorangan, tidak terdapat peraturan
perundangan pendiriannya, hanya diperlukan izin permohonan dari kantor
perizinan setempat. Sedangkan badan usaha yang lain memerlukan izin
yang lebih banyak.
2) Aspek Lingkungan
Keberadaan bisnis dapat berpengaruh terhadap lingkungan, baik
lingkungan masyarakat maupun lingkungan ekologi. Perubahan
kehidupan dan ekonomi masyarakat karena keberadaan bisnis dapat
berupa semakin ramainya lokasi di sekitar lokasi bisnis, perubahan gaya
66
hidup, penyerapan tenaga kerja, peningkatan kesejahteraan masyarakat,
bahkan tergusurnya bisnis yang sudah ada sebelumnya. Pengaruh
keberadaan bisnis terhadap lingkungan ekologi dapat berupa timbulnya
polusi udara, tanah, air, dan suara. Kesalahan penilaian dalam aspek
lingkungan akan berdampak negatif di kemudian hari, baik bagi pelaku
usaha maupun bagi lingkungan (Sofyan, 2003).
67
terkait kualitas, harga, kemasan, dan sebagainya. Contoh: pakaian,
sepatu, dan peralatan elektronik.
(3) Barang spesial, yaitu barang yang mempunyai ciri khas sehingga
hanya tersedia ditempat-tempat tertentu. Contoh: barang-barang
antik.
Barang industri juga dibagi menjadi beberapa golongan, antara
lain sebagai berikut:
(1) Bahan baku, yaitu barang yang digunakan untuk membuat barang
lainnya. Contoh: gandum untuk membuat terigu, kelapa untuk
membuat minyak kelapa.
(2) Barang setengah jadi, yaitu bahan yang sudah masuk proses
produksi tetapi masih perlu diproses lebih lanjut untuk menjadi
barang akhir. Contoh: terigu untuk membuat roti.
(3) Perlengkapan operasi, yaitu barang-barang yang digunakan untuk
membantu kelancaran proses produksi maupun kegiatan lain dalam
perusahaan. Contoh: pelumas mesin, alat tulis.
(4) Instalasi, yaitu alat produksi utama yang ada dalam perusahaan
untuk jangka waktu lama. Contoh: mesin cetak pada perusahaan
percetakan.
(5) Peralatan ekstra, yaitu alat-alat untuk membantu kinerja peralatan
instalasi. Contoh: sekop dan gerobak dorong pada pabrik
penggilingan padi.
b) Harga (Price)
Ada beberapa pendekatan yang digunakan untuk menetapkan
harga, yaitu:
(1) Cost Based Pricing
Metode ini didasarkan pada biaya yang dikeluarkan untuk
menghasilkan produk tersebut yang dibagi lagi menjadi:
(a) Cost Plus Pricing, yaitu metode penetapan harga jual
berdasarkan biaya total per unit ditambah marjin keuntungan
yang diharapkan yang dapat dirumuskan sebagai berikut:
68
𝐻𝑎𝑟𝑔𝑎 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 = 𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 + 𝑀𝑎𝑟𝑗𝑖𝑛
𝐻𝑎𝑟𝑔𝑎 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙
𝐻𝑎𝑟𝑔𝑎 𝑝𝑒𝑟 𝑈𝑛𝑖𝑡 =
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑈𝑛𝑖𝑡
(b) Mark-up Pricing, yaitu metode yang diterapkan pada produk
yang dibeli untuk langsung dijual kembali kepada pihak lain
tanpa memerlukan pengolahan lebih lanjut. Rumusnya adalah:
𝐻𝑎𝑟𝑔𝑎 𝐽𝑢𝑎𝑙 = 𝐻𝑎𝑟𝑔𝑎 𝐵𝑒𝑙𝑖 + 𝑀𝑎𝑟𝑘 𝑈𝑝
(c) Break Event Analysis, yaitu penentuan harga jual dengan
menghitung BEP terlebih dahulu, kemudian membuat target laba
yang dikehendaki. Analisis BEP atau titik impas atau titik pulang
pokok adalah suatu metode yang mempelajari hubungan antara
biaya, keuntungan, dan volume penjualan/produksi. Analisis
yang juga dikenal dengan istilah CPV (Cost-Profit-Volume) ini
dilakukan untuk mengetahui tingkat keuntungan minimal yang
harus dicapai, di mana pada tingkat tersebut perusahaan tidak
mengalami keuntungan maupun kerugian.Dalam analisis BEP,
faktor-faktor biaya dibedakan menjadi:
- Biaya semi variabel, yaitu biaya yang akan ikut berubah
jumlahnya dengan perubahan volume penjualan atau
produksi, namun tidak secara proporsional. Biaya ini sebagian
akan dibebankan pada pos biaya tetap, dan sebagian lagi akan
dibeban-kan pada pos biaya variabel.
- Biaya variabel, adalah biaya yang akan ikut berubah secara
proporsional dengan perubahan volume penjualan atau
produksi.
- Biaya tetap, adalah biaya yang tidak akan ikut berubah
dengan perubahan volume penjualan atau produksi.
Analisis BEP dihitung dengan formula sebagai berikut:
Biaya Tetap
BEP = --------------------------------------------- x 100%
Hasil Penjualan – Biaya Variabel
69
atau dapat juga dituliskan sebagai:
Biaya Tetap
BEP = --------------------------------------
| |
Biaya Variabel
1 – -----------------------
Hasil Penjualan
70
(2) Personal Selling, yaitu kegiatan penjualan dengan tenaga penjual
(wiraniaga) yang memperkenalkan produk agar masyarakat
terbujuk untuk membeli produk tersebut.
(3) Public Relation, yaitu kegiatan periklanan yang tidak dilakukan
secara langsung oleh perusahaan, melainkan oleh pihak lain.
(4) Sales Promotion, yaitu kegiatan periklanan selain yang telah
disebutkan yang dapat dilakukan melalui pameran, demonstrasi,
dan lain-lain.
d) Tempat atau Distribusi (Place)
Distribusi adalah semua kegiatan yang dilakukan perusahaan
dengan tujuan membuat produk dapat dengan mudah diperoleh oleh
konsumen pada waktu dan tempat yang tepat. Sedangkan saluran
distribusi adalah jalur atau saluran untuk menyalurkan produk agar
sampai ke tangan konsumen akhir.
71
orang-orang yang profesional dengan pembagian tugas dan tanggung jawab
yang jelas. Kasmir dan Jakfar (2012: 168-169) menyatakan bahwa
manajemen memiliki empat fungsi, yaitu:
a) Perencanaan, yaitu proses menentukan arah yang akan ditempuh dan
kegiatan yang perlu dilakukan untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan.
b) Pengorganisasian, yaitu proses pengelompokan pekerjaan-pekerjaan
dalam unit-unit sehingga terdapat kejelasan antara tugas, wewenang,
tanggung jawab, dan hubungan kerja.
c) Pelaksanaan, yaitu proses menjalankan kegiatan atau pekerjaan
dalam organisasi yang telah ditentukan melalui pemberian perintah,
petunjuk, dan motivasi.
d) Pengawasan, yaitu proses mengukur dan menilai kesesuaian
pelaksanaan tugas dengan rencana yang telah ditetapkan.
Sedangkan aspek sumber daya manusia menekankan pada
ketersediaan dan kesiapan tenaga kerja yang meliputi proyeksi kebutuhan
tenaga kerja dan rekrutmen karyawan.
7. Aspek Keuangan
Aspek keuangan dianalisis untuk mengetahui jumlah biaya yang akan
dikeluarkan dan pendapatan yang akan diterima serta menentukan proporsi
pemenuhan sumber dana, yaitu melalui pinjaman, modal sendiri, atau
investor. Terdapat tiga kegiatan utama dalam penilaian aspek finansial,
yaitu membuat rekap penerimaan, membuat rekap biaya, dan menguji aliran
kas masuk yang dihasilkan berdasarkan kriteria kelayakan yang ada
(Sofyan, 2003 dalam Rida 2012: 13). Metode penilaian yang digunakan
sebagai berikut:
a) Payback Period (PP)
Payback Period (PP) merupakan metode untuk menghitung lamanya waktu
atau periode yang diperlukan dalam pengembalian uang telah diinvestasikan
dari aliran kas masuk (proceed) tahunan yang dihasilkan oleh proyek
72
investasi tersebut. Rumus yang digunakan untuk menghitung PP dengan
proceed tahunan sama dari tahun ke tahun adalah sebagai berikut:
𝐼𝑛𝑣𝑒𝑠𝑡𝑎𝑠𝑖 𝐾𝑎𝑠 𝐵𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ
𝑃𝑎𝑦𝑏𝑎𝑐𝑘 𝑃𝑒𝑟𝑖𝑜𝑑 =
𝐴𝑙𝑖𝑟𝑎𝑛 𝐾𝑎𝑠 𝑀𝑎𝑠𝑢𝑘 𝐵𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ 𝑇𝑎ℎ𝑢𝑛𝑎𝑛
Apabila aliran kas (cash flow) tidak sama setiap tahun, maka dapat PP
dapat dihitung dengan mengurangkan kas masuk terhadap investasi
(Jumingan, 2009: 179).
Kriteria kelayakan penerimaan investasi menggunakan metode PP
adalah suatu investasi dinyatakan layak apabila PP lebih pendek daripada
periode payback maksimum dan jika terdapat beberapa alternatif investasi,
maka alternatif terbaik dilakukan pemilihan investasi dengan PP paling
pendek (Suliyanto, 2010: 199).
b) Net Present Value (NPV)
Net Present Value (NPV) merupakan metode yang dilakukan dengan
membandingkan nilai sekarang aliran kas masuk bersih dengan nilai
sekarang investasi. Selisih antara nilai sekarang keduanya tersebut yang
disebut Net Present Value (NPV) (Kasmir dan Jakfar, 2012: 103). Rumus
untuk menghitung NPV sebagai berikut:
𝑛
𝐴𝑡
𝑁𝑃𝑉 = ∑
(1 + 𝑘 )𝑡
𝑡=0
Di mana:
At = aliran kas masuk bersih pada periode t
k = discount rate yang digunakan
n = peiode terakhir di mana aliran kas diharapkan
Kriteria kelayakan penerimaan investasi menggunakan metode NPV
adalah suatu investasi dinyatakan layak apabila NPV lebih besar dari nol
atau bernilai positif.
c) Profitability Index (PI)
Profitability Index (PI) merupakan metode yang menghitung perbandingan
antara total nilai proceeds degan nilai sekarang investasi (outlays). Menurut
Kasmir Jakfar (2012: 108), Profitability index (PI) atau benefit and cost
73
ratio (B/C rasio) adalah rasio aktivitas dari jumlah nilai sekarang
penerimaan bersih dengan nilai sekarang pengeluaran investasi selama umur
investasi. Rumus untuk menghitung PI sebagai berikut:
𝑃𝑉 𝐾𝑎𝑠 𝐵𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ
𝑃𝐼 =
𝑃𝑉 𝐼𝑛𝑣𝑒𝑠𝑡𝑎𝑠𝑖
Kriteria kelayakan penerimaan investasi menggunakan metode PI adalah
suatu investasi dinyatakan layak apabila PI lebih besar dari satu.
d) Internal Rate of Return (IRR)
Internal Rate of Return (IRR) merupakan metode untuk menghitung tingkat
bunga yang dapat menyamakan antara present value dari semua aliran kas
masuk dengan aliran kas keluar dari suatu investasi proyek. Pada dasarnya,
IRR harus dicari dengan cara trial and error. Rumus yang digunakan untuk
menghitung IRR sebagai berikut:
𝑛
𝑐𝑎𝑠ℎ 𝑓𝑙𝑜𝑤
0=∑
(1 + 𝑟 )𝑡
𝑡=0
74
accounting rate of return yang dikehendaki. Sebagai contoh, misalkan
suatu perusahaan menetapkan minimum accounting rate of return, yaitu
80%. Kemudian setelah perhitungan ARR yang dilakukan, diperoleh hasil
bahwa ARR memiliki nilai lebih besar dari 80%, misal nilai rata-rata ARR
sebesar 150%. Artinya, keuntungan yang diperoleh dari usaha lebih tinggi
dari keuntungan yang diinginkan sehingga usaha tersebut layak untuk
dijalankan.
Selain semua aspek tersebut di atas, beberapa analisis kelayakan usaha
menambahkan beberapa aspek untuk melengkapi penilaian kelayakan usaha
seperti aspek ekonomi, aspek sosial, aspek teknis dan teknologi, aspek
lingkungan yuridis, lingkungan industri, dan lingkungan hidup.
5. Forum Diskusi
Persaingan usaha yang semakin tinggi menjadikan wirausahawan harus
memperhatikan berbagai aspek untuk memperoleh kesimpulan mengenai
dijalankan atau tidaknya suatu ide bisnis. Misalnya Anda memiliki ide bisnis
untuk mendirikan kafe organik di kota Yogyakarta yang hanya menyajikan
menu makanan yang berasal dari bahan masakan organik, diskusikan setiap
aspek dalam ide bisnis tersebut! Buatlah suatu kesimpulan apakah layak ide
bisnis tersebut untuk di jalankan di Kota Yogyakarta.
C. Penutup
1. Rangkuman
Studi kelayakan bisnis adalah penelitian tentang dapat tidaknya suatu
proyek, suatu pendirian usaha baru atau pengenalan produk baru dinyatakan
layak untuk dijalankan atau dapat dilaksanakan dengan berhasil. Studi
kelayakan bisnis juga merupakan penelitian terhadap rencana bisnis yang tidak
hanya menganalisis layak atau tidak layak suatu bisnis dibangun tetapi juga saat
dioperasionalkan secara rutin dalam rangka pencapaian keuntungan yang
maksimal untuk waktu yang tidak ditentukan. Pihak-pihak yang membutuhkan
75
laporan studi kelayakan bisnis yaitu investor, kreditor, manajemen perusahaan,
pemerintah dan masyarakat serta pembangunan ekonomi.
Tujuan penyusunan studi kelayakan bisnis suatu proyek sebelum
dijalankan, yaitu: 1) Menghindari risiko kerugian karena masa mendatang
penuh ketidakpastian; 2) Memudahkan perencanaan terkait jumlah dana yang
diperlukan, kapan usaha atau proyek dijalankan, di mana lokasi proyek akan
dibangun, siapa yang akan melaksanakannya, bagaimana cara menjalankannya,
dan berapa keuntungan yang akan diperoleh; 3) Memudahkan pelaksanaan
pekerjaan karena telah disusun berbagai rencana dalam pelaksanaan bisnis; 4)
Memudahkan pengawasan karena pelaksanaan proyek didasarkan pada rencana
yang telah dibuat; dan 5) Memudahkan pengendalian sehingga jika terjadi
penyimpangan akan mudah terdeteksi dan segera dilakukan perbaikan.
Tahapan dalam studi kelayakan bisnis dilakukan untuk mempermudah
pelaksanaan studi kelayakan dan keakuratan penilaian. Secara umum studi
kelayakan bisnis meliputi langkah-langkah yaitu: 1) Penemuan ide bisnis; 2)
Melakukan studi pendahuluan; 3) Membuat desain studi kelayakan; 4)
Pengumpulan data; 5) Analisis dan interpretasi data; 6) Menarik kesimpulan
dan rekomendasi; dan 7) Penyusunan laporan studi kelayakan bisnis. Aspek -
aspek yang perlu dilakukan dalam studi kelayakan bisnis yaitu aspek hukum,
social dan ekonomi, aspek lingkungan, aspek pasar dan pemasaran, aspek teknis
dan teknologi, aspek manajemen dan sumber daya manusia, dan aspek
keuangan.
76
2. Tes Formatif
1. Berdasarkan definisi studi kelayakan bisnis, beberapa kunci utama yang
terkandung dalam definisi tersebut yaitu ….
A. Proyek, bisnis, baru
B. Proyek, bisnis, layak
C. Analisis, bisnis, kelayakan
D. Kelayakan, bisnis, profit
E. Kelayakan, bisnis, baru
2. Studi kelayakan bisnis perlu dilakukan meskipun biayanya mahal dan
memerlukan waktu lama. Studi kelayakan bisnis sangat penting ketika
kita akan ….
A. Mengembangkan produk yang sudah usang
B. Memasarkan produk baru
C. Mengalami penurunan keuntungan
D. Membuka dan mengembangkan usaha baru
E. Meningkatkan efisiensi perusahaan
3. Pihak-pihak berikut ini berkepentingan untuk menggunakan hasil dari
studi kelayakan bisnis, yaitu ….
A. Investor dan debitor
B. Kreditor dan debitor
C. Investor dan pemerintah
D. Investor dan konsumen
E. Kreditor dan konsumen
4. Pak Budi baru saja menerima pesangon dari tempat kerjanya. Melihat
Pak Budi mendapat pesangon yang besar, Pak Iwan tetangga Pak Budi
yang profesinya pengusaha menawarkan usaha kerja sama cuci motor
dan mobil atau warung pecel lele. Pak Budi tertarik dengan tawaran Pak
Iwan tetapi Pak Budi menginginkan Pak Iwan menyusun studi
kelayakan bisnis kedua usaha tersebut. Alasan Pak Budi meminta Pak
Iwan menyusun studi kelayakan bisnis yaitu untuk ……
A. Menghindari kegagalan
77
B. Menghindari kerugian
C. Menilai kelayakan usaha
D. Meningkatkan keuntungan
E. Membuat usaha baru
5. Berikut ini merupakan beberapa langkah dalam melaksanakan studi
kelayakan bisnis yaitu …...
A. Penemuan ide bisnis; melakukan studi pendahuluan; membuat
desain produk.
B. Penemuan ide bisnis; pengumpulan data; penyusunan laporan studi
kelayakan bisnis.
C. Pengumpulan data; analisis dan interpretasi data; pembahasan hasil
penelitian.
D. Membuat desain studi kelayakan; analisis dan interpretasi data;
penyusunan laporan analisis produk baru.
E. Melakukan studi pendahuluan; membuat desain produk, penyusunan
laporan studi analisis produk baru.
6. CV. Bahagia ingin melakukan pembelian mesin digital printing seharga
Rp90.000.000,00 sebanyak 5 unit. keuntungan bersih yang diperoleh
dari penambahan mesin tersebut rata-rata per tahun adalah
Rp50.000.000,00. Dari ilustrasi tersebut berapa tahunkah CV. Sentosa
akan memperoleh pengembalian investasi ….
A. 1,8 tahun
B. 2,8 tahun
C. 10 tahun
D. 9 tahun
E. 5 tahun
7. Pak Umar adalah seorang investor, sebelum melakukan investasi ke
sebuah perusahaan ia selalu melihat laporan kelayakan bisnis. Hal yang
paling diperhatikan oleh Pak Umar adalah ….
A. Siapa pemilik perusahaan yang akan diberikan investasi
78
B. Berapa keuntungan yang diperoleh dan adakah jaminan
keselamatan atas modal yang ditanamkan
C. Berapa keuntungan yang diperoleh dan adakah kegiatan ekspor
dalam perusahaan tersebut
D. Berapa total aset yang dimiliki perusahaan tersebut
E. Siapa saja target pasar dari perusahaan tersebut
8. Penilain aspek pemasaran dalam studi kelayakan bisnis, khususnya
produk berupa barang mempertimbangkan bauran pemasaran yang
diantaranya meliputi hal-hal sebagai berikut ……
A. Product, Price, People
B. People, Phsycal Evidence, Process
C. People, Place, Process
D. Price, Promotion, Place
E. Price, Product, Process
9. Penilaian aspek manajemen dalam studi kelayakan bisnis, khususnya
manajemen sumber daya manusia berfungsi untuk …..
A. Ketersediaan tenaga kerja dan jabatan
B. Kesiapan tenaga kerja dan jabatan
C. Kebutuhan tenaga kerja dan rekruitmen karyawan
D. Ketersediaan tenaga kerja dan kebutuhan tenaga kerja
E. Promosi dan demosi karyawan
10. Sebuah perusahaan furniture ingin menetapkan harga jual berdasarkan
pada harga jual yang ditetapkan pesaing, hal ini bertujuan agar dapat
memberikan harga yang lebih rendah, sehingga para konsumen tertarik
pada furniture yang dijual. Berdasarkan ilutrasi tersebut, metode
penentuan harga yang paling sesuai adalah ….
A. Cost Based Pricing
B. Mark-up Pricing
C. Break Event Analysis
D. Value Based Pricing
E. Competition Based Pricing
79
No Kode: DAR2/Profesional/857/03/2019
MODUL 3
KEWIRAUSAHAAN
KB 3 Produksi
Nama Penulis:
Dhyah Setyorini, M.Si., Ak., CA
80
A. Pendahuluan
Modul ini bertujuan agar mahasiswa memahami konsep-konsep produk serta
bagaimana menghasilkannya. Pengetahuan tentang produksi diharapkan dapat
membuat mahasiswa menyusun perencanaan produksi yang tepat sehingga dapat
menimbulkan efisiensi dan mampu meningkatkan laba perusahaan. Hasil yang
diharapkan dari pembentukan nilai-nilai tersebut adalah kemampuan menangkap
dan mengkreasikan peluang menjadi sesuatu yang dapat dibangun menjadi sebuah
usaha serta dapat mengubah sesuatu agar memiliki nilai jual dan nilai tambah.
Pada kegiatan belajar 3 mahasiswa akan mempelajari konsep produk,
menentukan produk, menjelaskan daur hidup produk, menyusun perencanaan
produksi, dan menentukan harga pokok produksi serta harga jualnya.
Pelatihan Profesi Guru (PPG) Dalam Jabatan ini memberikan bekal bagi guru
agar siap menjalankan tugas-tugas yang diberikan kepada mereka. Pengetahuan
tentang produksi dapat membantu guru dalam mengajarkan mahasiswa cara
menentukan produk dan bagaimana memproduksinya. Oleh karena itu, guru harus
harus memahami penentuan produk, proses produksi hingga penentuan harga jual
produk. Pada Kegiatan Belajar 3 (KB 3) ini akan dibahas tentang konsep produk,
bagaimana menentukan dan memilih produk, daur hidup produk, cara menyusun
perencanaan produksi serta menghitung harga pokok produksi dan harga jual
produk.
Agar peserta berhasil menguasai materi produksi, ikutilah petunjuk belajar
berikut:
1. Baca capaian/sub-capaian dengan cermat sebelum membaca materi kegiatan
belajar.
2. Baca materi kegiatan belajar dengan cermat.
3. Kerjakan latihan sesuai petunjuk/rambu-rambu yang diberikan. Jika tersedia
kunci latihan, janganlah melihat kunci sebelum mengerjakan latihan.
4. Baca rangkuman, kemudian kerjakan tes formatif secara jujur tanpa terlebih
dahulu melihat kunci.
5. Jangan lupa diskusikan kasus yang ada pada forum diskusi dengan rekan Anda
untuk memperluas wawasan Anda
81
6. Jika petunjuk di atas Anda ikuti dengan disiplin, Anda akan berhasil.
7. Selamat belajar.
B. Inti
1. Capaian Pembelajaran
Mahasiswa mampu memahami konsep dan pengembangan produk
kreatif dan kewirausahaan dalam bidang akuntansi dan keuangan.
3. Pokok-pokok Materi
a. Pengertian Produk
b. Penentuan dan Pemilihan Produk
c. Daur Hidup Produk
d. Perencanaan Produksi
e. Harga Pokok Produksi
f. Harga Jual Produk
4. Uraian Materi
e. Pengertian Produk
Kata produk berasal dari bahasa Inggris product yang berarti
“sesuatu yang diproduksi oleh tenaga kerja atau sejenisnya”. Bentuk kerja
dari kata produk, yaitu produce, merupakan serapan dari bahasa latin
produce(re), yang berarti (untuk) memimpin atau membawa sesuatu untuk
maju. Produk dalam istilah pemasaran (marketing) adalah bentuk fisik
82
barang yang ditawarkan dengan seperangkat citra (image) dan jasa (service)
yang digunakan untuk memuaskan kebutuhan.
Karakteristik produk tidak hanya meliputi aspek fisik produk
(tangible features) tetapi juga aspek nonfisik (intangible features) seperti
citra dan jasa yang tidak dapat dilihat. Untuk membantu agar strategi
pemasaran perusahaan dapat dijalankan secara efektif, pemasar membagi
produk berdasarkan proses pembelian dan penggunaannya, menjadi produk
konsumen dan produk industri.
1) Produk konsumen (consumer product)
Produk konsumen adalah barang atau jasa yang dikonsumsi oleh
rumah tangga atau individual. Menurut perilaku pembelian konsumen
produk konsumen digolongkan menjadi:
a) Convenience goods
Barang convenience merupakan barang dan jasa yang harganya
relatif tidak mahal, frekuensi pembeliannya tinggi, dan konsumen
mengeluarkan sedikit usaha maupun pertimbangan sebelum membuat
keputusan pembelian. Barang convenience terdiri dari tiga jenis, yaitu:
(1) Staples adalah barang-barang yang sering dan secara rutin dibeli
tanpa banyak pertimbangan. Contoh: bahan makanan.
(2) Impulse goods adalah barang-barang yang dibeli tanpa
direncanakan sebelumnya (karena dorongan hati sesaat). Contoh:
baju model terbaru yang dipajang.
(3) Emergency goods adalah barang-barang yang dibeli ketika
kebutuhan sangat mendesak. Contoh: mobil derek, payung saat
musim hujan.
b) Shopping goods
Merupakan produk yang dibeli konsumen berdasarkan
perbandingan dengan produk lain melalui informasi yang dikumpulkan
dari berbagai sumber. Shopping goods terdiri dari dua jenis, yaitu:
83
(1) Homogeneous shopping goods merupakan barang-barang yang
dianggap serupa sehingga konsumen berusaha mencari harga
termurah. Contoh: televisi, monitor, dll.
(2) Heterogeneous shopping goods merupakan barang-barang yang
aspek gaya dan ciri-ciri barang lebih penting dibanding harganya.
Contoh: laptop, kamera, dll.
(3) Specialty goods merupakan produk yang unik dimata konsumen
tertentu, seringkali konsumen harus membelinya meski berapapun
harganya dan jauh lokasi pembeliannya. Contoh: perhiasan, mobil
mewah, dll.
c) Unsought goods
Merupakan barang-barang yang belum diinginkan oleh konsumen
potensial atau konsumen belum tahu bahwa mereka dapat membelinya.
Unsought goods dibagi menjadi dua, yaitu :
(1) New unsought goods adalah produk yang ditawarkan benar-benar
baru dimana konsumen belum mengetahuinya.
(2) Regularly unsought goods adalah barang-barang yang terus-
menerus tidak dicari tapi bukan berarti tidak akan dibeli.
2) Produk Industrial
Produk industrial adalah barang atau jasa yang digunakan oleh
perusahaan untuk memproduksi barang atau jasa lain, atau dibutuhkan
untuk kegiatan operasional perusahaan tersebut. Kategori produk
industri meliputi :
a) Instalasi adalah barang modal yang dapat digunakan dalam waktu
lama yang mengalami penyusutan selama beberapa tahun.
b) Peralatan tambahan adalah barang modal yang berjangka waktu
pendek.
c) Bahan baku adalah barang dari alam yang digunakan untuk
membuat produk akhir.
d) Material dan suku cadang adalah barang-barang yang belum selesai
diproses sebagai produk akhir.
84
e) Persediaan adalah barang-barang yang digunakan dalam kegiatan
operasional sehari-hari.
b. Penentuan dan Pemilihan Produk
Sebelum seorang wirausahawan melakukan kegiatan atau proses
produksi, terlebih dahulu harus membuat rencana produk dan rencana
produksinya, terkait dengan persoalan mendasar yang harus dijawab, yaitu
“What” atau barang apa yang akan dihasilkan serta “How” atau bagaimana
cara memproduksinya dan berapa banyak yang akan dihasilkan.
Ada beberapa aspek perencanaan produk dan produksi terkait dengan
dua pertanyaan mendasar, yaitu “what” dan “how”. Oleh karena itu, ada tiga
aspek dari perencanaan produk, yaitu:
1) Aspek produk apa yang akan dibuat (What)
Aspek ini menuntut perusahaan atau wirausaha untuk dapat
memilih salah satu dari dua cara:
a) Market-pull, yaitu memproduksi dan menjual produk atas dasar
pertimbangan “membuat apa yang dapat dijual”. Jenis produk yang
akan dihasilkan ditentukan berdasarkan permintaan pasar. Dengan
kata lain cara ini dilandasi filosofi untuk “memenuhi kebutuhan
masyarakat”.
b) Technology-push, yaitu memproduksi dan menjual produk atas dasar
pertimbangan “menjual apa yang dapat dibuat”. Jenis produk yang
akan dihasilkan ditentukan berdasarkan teknologi yang dimiliki dan
dikuasai perusahaan. Dengan perkataan lain, cara ini dilandasi
filosofi untuk “menciptakan kebutuhan masyarakat”.
2) Aspek Volume Produk (How Many)
Aspek ini adalah aspek yang berhubungan dengan jumlah
produk yang akan dihasilkan/diproduksi. Umumnya dikenal dua cara
atau teknik untuk menentukan jumlah produk yang akan diproduksi,
yaitu:
85
a) Teknik Nonstatistika atau Teknik Pertimbangan.
Yaitu penentuan volume atau jumlah produk yang harus dibuat
dan dijual yang didasarkan atas pendapat/pertimbangan seseorang atau
sekelompok orang, baik dari manajemen perusahaan maupun dari luar
perusahaan. Teknik yang banyak digunakan antara lain:
(1) Pertimbangan tenaga penjual. Tenaga penjual merupakan pihak
yang paling mengetahui bagaimana kondisi pasar dan permintaan
konsumen. Oleh karena itu, tenaga penjual dapat menjadi salah
satu sumber informasi yang tepat dalam menentukan volume
produksi.
(2) Pertimbangan eksekutif. Pihak eksekutif dalam hal ini adalah
pihak manajemen perusahaan. Pihak eksekutif adalah wirausaha
yang berwawasan luas, termasuk tentang kondisi pasar atau
permintaan masyarakat. Oleh karena itu, pertimbangan dari pihak
manajemen dalam menentukan volume produksi patut untuk
dipertimbangkan. Hal ini tidak jauh berbeda dari pertimbangan
tenaga penjual, dengan wawasan yang dimilikinya pihak eksekutif
membuat perkiraan jumlah produk yang akan dihasilkan.
(3) Pertimbangan ahli (expert). Pihak ahli merupakan pihak yang
memang memiliki tugas meramal volume penjualan, sehingga dari
hasil pekerjaannya tersebut dapat ditentukan berapa volume
produksi yang tepat. Para ahli merupakan pihak yang memang
diserahi tugas untuk membuat peramalan mengenai jumlah produk
yang akan diproduksi. Oleh karena itu pihak ahli akan melakukan
berbagai hal yang ada kaitannya dengan usahanya untuk
memprediksi produksi, misalnya melakukan survey ke konsumen
atau pasar, mencatat fluktuasi penjualan dan sebagainya. Data-data
yang diperoleh kemudian dianalisis dan selanjutnya dijadikan
pedoman untuk menentukan jumlah produksi.
86
b) Teknik Statistika atau Teknik Analisis Kuantitatif.
Yaitu penentuan volume produksi berdasarkan atas analisis
kuantitatif terhadap data-data masa lalu dan proyeksi masa yang akan
datang dengan menggunakan rumus-rumus statistika tertentu. Teknik
ini biasanya membutuhkan data-data kuantitatif mengenai produksi dan
penjualan sebelumnya untuk dapat menentukan atau membuat
peramalan bagi produksi dan penjualan yang akan datang.
87
3) Tahap Kedewasaan (Maturity)
Dalam tahap ini, penjualan mencapai titik tertinggi dan persaingan
juga meningkat.
4) Tahap Penurunan (Decline)
Pada tahap ini penjualan mengalami penurunan karena produk
tersebut sampai pada titik kejenuhan. Konsumen akan meninggalkan
dan tidak lagi mau menggunakan produk tersebut. Dalam kondisi ini
wirausahawan harus sudah mengantisipasi dan menyiapkan produk
pengganti yang diharapkan akan menggantikan posisi produk yang
sudah akan mati itu.
Beberapa hal yang dapat dilakukan untuk memperpanjang daur hidup
produk antara lain adalah:
1) Meningkatkan frekuensi penggunaan dengan menawarkan manfaat
tambahan yang bisa dirasakan oleh konsumen.
2) Mengidentifikasi konsumen baru dengan memperluas target
konsumennya.
3) Menemukan penggunaan manfaat lain dari suatu produk.
4) Modifikasi produk, bisa dilakukan dengan meningkatkan kualitas
produk, memperbaiki kemasan, dsb.
Di samping pelaku usaha memperhatikan usia dari daur hidup produk,
hal yang tak kalah penting adalah pengembangan produk baru, khususnya
bagi pelaku usaha yang akan merintis usaha baru atau akan memproduksi
produk baru. Produk-produk baru yang diluncurkan perusahaan dapat berupa
produk yang benar-benar baru maupun hasil dari modifikasi produk
terdahulu. Produk baru tersebut akan diterima konsumen apabila konsumen
merasakan manfaat lebih besar dari produk yang telah ada.
Proses pengembangan produk baru memerlukan suatu proses yang
sistematis, yaitu:
1) Pencarian ide
Ide tentang produk baru dikumpulkan dari orang-orang, baik yang
berasal dari dalam maupun luar perusahaan.
88
2) Menyaring ide-ide.
Ide-ide yang telah dikumpulkan pada tahap awal perlu disaring atau
dipilih untuk mendapatkan ide yang paling mungkin untuk
dikembangkan lebih lanjut.
3) Analisis bisnis
Perusahaan meramalkan potensi pasar untuk produk tersebut. Jika
perusahaan yakin bahwa produk akan dapat memberikan laba dan
menutup biaya, ide tersebut akan dikembangka ke tahap selanjutnya.
4) Pengembangan produk
Perusahaan mengembangkan suatu model bagi produk. Kemudian
dilakukan pengujian untuk melihat kelayakan pembuatan produk
dalam skala besar.
5) Tes pemasaran
Perusahaan melakukan uji coba pasar untuk mengetahui apa
kelemahan produk tersebut sehingga dapat dilakukan penyesuaian.
6) Komersialisasi
Jika dalam uji pasar produk menunjukan hasil yang menjanjikan,
perusahaan akan mulai memproduksi dan mendistribusikannya ke
seluruh pasar.
89
b) Meningkatkan Kesehatan dan Keselamatan Kerja yaitu
meningkatkan kesehatan serta keselamatan dalam bekerja.
Dengan adanya penjaminan K3, para karyawan akan merasa
sedikit lebih aman dan tenang mengenai keselamatan mereka.
Selain itu, penerapan K3 akan memberikan jaminan terhadap
kecelakaan ataupun hal-hal yang tidak diinginkan proses produksi
berlangsung.
c) Penyelesaian Proses yang tepat waktu. Seringkali sebuah
perusahaan memproduksi barang pesanan pelanggan, memakan
waktu yang tidak sesuai dengan perjanjian, sehingga para
pelanggan menjadi tidak puas dengan pelayanan yang diberikan.
Dampaknya adalah, pelanggan akan menghentikan kerja sama
dengan usaha anda, dan lari ke kompetitor. Hal ini akan menjadi
kerugian besar, karena selain kehilangan pelanggan, mereka bisa
saja menceritakan ke orang lain mengenai ketidak-puasannya
dengan pelayanan yang diberikan.
d) Meminimalisir Biaya Pengeluaran dalam Proses Produksi.
Banyak perusahaan yang melakukan pembelian bahan baku
dalam skala yang banyak, dalam artian menimbun stok dengan
tujuan jaga-jaga supaya tidak habis mendadak. Hal semacam ini
masih dimaklumi bagi perusahaan-perusahaan yang bahan
bakunya bersifat jangka panjang. Namun berbeda dengan usaha
yang menggunakan bahan baku tidak tahan lama. Jika
menerapkan sistem penimbunan, kemungkinan stok akan rusak,
dalam artian tidak punya nilai guna seperti semula lagi. Alhasil,
dana yang sudah digelontorkan akan mubazir.
e) Menyeimbangkan Kapasitas Bahan Baku dengan Ramalan
Permintaan. Menyeimbangkan ketersediaan bahan baku dengan
perkiraan permintaan dari konsumen perlu rumus tertentu yang
diperoleh dari analisis pasar terlebih dahulu. Selain itu, untuk
memprediksi angka penawaran, bisa ditemukan dari cerminan
90
demografi penduduk setempat atau sekitar pasar, mulai dari
jumlah rata-rata pendapatan, kebutuhan, jenis pekerjaan hingga
ketergantungan masyarakat akan produk anda.
f) Menciptakan Produk yang Berkualitas tinggi. Dengan adanya
manajemen produksi yang efektif, tentu saja produk yang
dihasilkan lebih berkualitas, sehingga mampu untuk tetap
bersaing di pangsa pasar yang sama dengan para kompetitor.
Dengan demikian, angka penjualan dan penawaran akan
meningkat.
g) Menumbuhkan Brand Awareness. Brand Awareness diartikan
juga sebagai kesadaran akan merk atau produk. Sebuah
perusahaan yang sudah berhasil dalam tahap ini berarti telah
mendapati posisi spesial di hati konsumen dibandingkan produk-
produk yang lain. Semakin berkualitas barang yang dihasilkan
dan diikuti dengan pelayanan yang prima, maka seiring waktu
berjalan produk yang dijual akan mulai diminati banyak orang
serta berhasil menciptakan komunitas penggemar fanatik.
2) Faktor-faktor yang Harus Dipertimbangkan dalam
Perencanaan Produksi
Sebelum menetapkan langkah-langkah perencanaan produksi,
setiap perusahaan dalam hal ini manajer produksi selayaknya
mempertimbangkan hal-hal yang berkenaan dengan perencanaan
produksi, yaitu:
a) Jumlah kebutuhan produksi per produk selama periode tertentu.
b) Kebijakan persediaan terhadap jumlah persedian bahan
baku/penolong, bahan setengah jadi dan barang jadi.
c) Kebijakan kapasitas mesin atau kapasitas produksi.
d) Tersedianya fasilitas produksi, seandainya terjadi penambahan
atau pengurangan kapasitas produksi.
e) Tersedianya bahan baku dan bahan penolong serta tenaga kerja.
f) Jumlah produksi atau lot produksi yang ekonomis
91
g) Jadwal produksi dalam satu periode anggaran tertentu.
h) Skala produksi dan karakteristik proses produksi.
i) Dan lain-lain, termasuk dampak dari lamanya proses produksi.
92
lainnya untuk memulai pekerjaan. Setelah itu, barulah memastikan
dan mengontrol proses perencanaan produk, apakah telah sesuai
dengan kebutuhan yang telah direncanakan sebelumnya, atau
belum.
93
menghasilkan mesin pemotong rumput, ditambah menghasilkan pula
mesin penggiling rumput untuk makanan ternak dan sebagainya.
Setelah memutuskan produk mana yang akan dikembangkan
atau dihasilkan, maka tahap berikutnya adalah membuat desain
produk pendahuluan, yaitu desain dari produk-produk yang terpilih
untuk dikembangkan atau diproduksi. Desain produk pendahuluan
yang kemudian dikembangkan ke dalam prototypenya diperlukan agar
sebelum produk tersebut diproduksi, selain benar-benar sudah
memenuhi standar yang ditetapkan (baik standar bahan maupun
standar kualitas), juga harus sesuai dengan permintaan
pasar/konsumen. Ada tiga faktor yang harus dicantumkan dalam
desain produk pendahuluan ini, yaitu: 1) Frekuensi kerusakan
komponen; 2) Kemudahan untuk pemeliharaan dan perbaikan; 3).
Umur produk.
Tahap selanjutnya pengujian, yaitu menguji apakah produk
layak dikembangkan atau tidak, baik dilihat dari potensi pasar atau
konsumen maupun secara teknik dari produk tersebut. Dan terakhir
tahap desain akhir. Apabila hasil pengujian produk tersebut layak
untuk dikembangkan, maka dibuatlah desain akhir. Bila dari
pengujian ada perbaikan-perbaikan, maka sebelum diproduksi, perlu
dibuat prototype baru untuk diuji kembali sampai produk tersebut
lolos uji secara teknik maupun potensi pasar.
Untuk memudahkan pemahaman tentang penelitian dan
pengembangan produk berikut ini gambaran alurnya:
94
Analisis Produk yang ada: Desain Produk Pendahuluan:
• Reviu produk lama : fungsi, •Frekuensi kerusakan
kelebihan/kelemahan, bahan, •Kemudahan maintenance
jenis, harga dan service
• Membuat Produk baru? •Umur ekonomis
• Adakah peluang diversifikasi
produk?
95
(b) Kesesuaian operasi. Khusus bagi perusahaan yang telah
berproduksi, suatu gagasan yang memiliki kelayakan
finansial bukan berarti dapat langsung dikembangkan.
Apabila operasi dari produk yang akan dikembangkan
berbeda dengan produk yang sudah ada, akan berdampak
pada aspek lain, misalnya akan mengubah layout, menambah
biaya dan sebagainya. Oleh karena, itu pengembangan suatu
gagasan tidak hanya ditentukan oleh kelayakan finansial
melainkan pula oleh kesesuaian operasi.
(c) Potensi pasar. Pengembangan suatu gagasan mengenai
produk harus ditentukan pula oleh potensi pasar dari produk
tersebut. Oleh karena bila potensi pasarnya belum jelas maka
pengembangan produk tersebut perlu dipertimbangkan
kembali sampai potensi pasarnya jelas atau menguntungkan
perusahaan.
Untuk kepentingan pengembangan produk tersebut, maka
harus diperhatikan beberapa faktor, antara lain:
(1) Persaingan. Apakah perusahaan pesaing juga telah melakukan
pengembangan produknya? Kalau ya, bagaimana bentuk
pengembangan produknya?
(2) Persediaan bahan, baik bahan baku maupun bahan penolong.
Apakah bahan baku dan bahan penolong tersedia dalam jumlah
yang cukup untuk jangka panjang atau justru sebaliknya?
(3) Kualitas produksi yang diinginkan. Apakah perusahaan akan
mempertahankan kualitas produk ataukah akan ada perbaikan
kualitas?
(4) Risiko teknik. Apakah dengan pengembangan produk yang
direncanakan berakibat pada proses secara teknis, misalnya
perlunya mesin atau peralatan yang baru atau tenaga ahli yang
baru?
96
(5) Volume penjualan yang diharapkan. Apakah dengan
pengembangan produk dapat meningkatkan volume penjualan
atau apakah perusahaan sudah puas dengan volume penjualan
yang telah dicapai?
(6) Strategi perusahaan. Apakah perusahaan telah siap dengan
strategi tertentu dalam upaya pengembagan produk dan
mempromosikannya, dalam bentuk yang bagaimana?
Faktor-faktor di atas harus mendapat perhatian dari pihak
perusahaan (calon wirausahawan), agar rencana pengembangan
produk benar-benar mendatangkan keuntungan sesuai dengan yang
diharapkan, bukan sebaliknya yang justru berakibat perusahaan
mengalami kerugian. Dengan demikian, pengembangan produk
harus dilakukan dengan pertimbangan dan perhitungan rasional –
ekonomis (motif ekonomis), bukan hanya sekedar didorong oleh
keinginan agar dianggap sebagai perusahaan yang maju atau karena
faktor prestise (motif psikologis).
97
produksi atau lebih dikenal harga pokok produksi diperlukan untuk
menentukan harga jual produk.
1) Manfaat Informasi Harga Pokok Produksi
Pada dasarnya tujuan penentuan harga pokok produksi adalah untuk
menentukan secara tetap jumlah biaya per unit produk jadi, sehingga dapat
diketahui laba atau rugi suatu perusahaan per periode. Manfaat dari
penentuan harga pokok produksi secara garis besar adalah sebagai berikut:
a) Menentukan Harga Jual Produk
Usaha yang berproduksi secara masal memproses produknya untuk
memenuhi persediaan di gudang dengan demikian biaya produksi
dihitung untuk jangka waktu tertentu untuk menghasilkan informasi
biaya produksi per satuan produk. Penentuan harga jual produk, biaya
produksi per unit merupakan salah satu data yang dipertimbangkan
disamping data biaya lain serta data non biaya.
b) Memantau Realisasi Biaya Produksi
Wirausahawan memerlukan informasi biaya produksi yang
sesungguhnya dikeluarkan dibandingkan dengan rencana produksi yang
telah ditetapkan, oleh sebab itu akuntansi biaya digunakan dalam jangka
waktu tertentu untuk memantau apakah produksi mengkonsumsi total
biaya produksi sesuai dengan yang diperhitungkan sebelumnya.
c) Menghitung Laba Rugi Periodik
Guna mengetahui apakah kegiatan produksi dan pemasaran perusahaan
dalam periode tertentu mampu menghasilkan laba bruto. Wirausahawan
memerlukan ketepatan penentuan laba periodik, sedangkan laba
periodik yang tepat harus berdasarkan informasi biaya dan penentuan
biaya yang tepat pula.
d) Menentukan Harga Pokok Persediaan Produk Jadi dan Produk
Dalam Proses yang Disajikan dalam Neraca
Saat wirausahawan dituntut untuk membuat pertanggungjawaban per
periode, ia harus menyajikan laporan keuangan berupa neraca dan
laporan laba rugi yang menyajikan harga pokok persediaan produk jadi
98
dan harga pokok yang pada tanggal neraca masih dalam proses.
Berdasarkan catatan biaya produksi yang masih melekat pada produk
jadi yang belum dijual pada tanggal neraca disajikan dalam harga pokok
persediaan produk jadi. Biaya produksi yang melekat pada produk yang
pada tanggal neraca masih dalam proses pengerjaan dalam neraca
sebagai harga pokok persediaan produk dalam proses.
99
b) Biaya Tenaga Kerja Langsung
Biaya tenaga kerja langsung adalah biaya tenaga kerja yang jasanya
dapat diikuti jejak manfaatnya pada produk tertentu. Biaya tenaga kerja
langsung adalah balas jasa yang diberikan oleh suatu usaha kepada
tenaga kerja langsung dan jejak manfaatnya dapat diidentifikasikan
pada produk tertentu. Biaya ini meliputi gaji dan upah dari seluruh
tenaga kerja langsung yang secara praktis dapat diidentifikasikan
dengan pengolahan bahan menjadi produk jadi atau setengah jadi. Gaji
dan upah operasional mesin umpamanya merupakan contoh biaya
tenaga kerja langsung. Seperti halnya biaya bahan baku, kenyataan
adanya gaji dan upah tenaga kerja yang ikut membantu terlaksananya
kegiatan produksi mungkin saja tidak digolongkan sebagai biaya tenaga
kerja langsung. Karena itu, terhadap gaji dan upah tenaga kerja
dibebankan menjadi biaya tenaga kerja langsung dan biaya tenaga kerja
tidak langsung. Biaya tenaga kerja tidak langsung meliputi semua biaya
(gaji/upah) tenaga kerja bagian produksi yang tidak terlibat secara
langsung dalam proses pengerjaan bahan menjadi produk jadi. Gaji dan
upah mandor adalah salah satu contoh dari biaya tenaga kerja tidak
langsung. Sebagai contoh gaji karyawan keamanan yang menjaga
keamanan lokasi produksi dimana tanpa penjagaan, proses produksi
dapat terganggu. Untuk menghitung biaya tenaga kerja langsung dapat
dilihat pada rumus berikut ini:
100
umpamanya, merupakan contoh dari biaya overhead pabrik. Untuk
menentukan harga pokok produk sebagai dasar penilaian persediaan,
terdapat perbedaan yang fundamental tentang apa yang harus dilakukan
terhadap biaya produksi langsung dan biaya overhead pabrik. Untuk
biaya produksi langsung pengumpulan data biasanya dilakukan dengan
menggunakan dokumen-dokumen transaksi seperti misalnya Surat
Permintaan Bahan (SPB) untuk bahan baku, dan kartu jam kerja untuk
tenaga kerja langsung ke dalam dokumen itu dicatat data kuantitas dan
harga atau tarif per satuannya. Setiap kali terjadi transaksi pemakaian
bahan baku atau pelaksanaan, satuan order produksi. Lain halnya
dengan biaya overhead pabrik, biaya ini tidak dapat diidentifikasi
secara langsung kepada masing-masing produk berdasarkan satuan
taksiran. Untuk mengatasi hal ini, perusahaan pada umumnya
menentukan jumlah biaya overhead pabrik untuk jangka waktu tertentu,
misalnya satu tahun, kemudian membebankannya kepada produk yang
dihasilkan dalam jangka waktu tersebut berdasarkan tarif tertentu.
Berikut ini langkah-langkah untuk menentukan biaya overhead pabrik:
101
membebankan secara adil biaya overhead pabrik kepada produk.
Ada berbagai macam dasar yang dapat dipakai untuk
membebankan biaya overhead pabrik kepada produk, di antaranya
adalah:
102
Semakin besar biaya bahan baku yang dikeluarkan dalam
pengolahan produk semakin besar pula biaya overhead pabrik yang
dibebankan kepadanya. Metode ini terbatas pemakaiannya. Suatu
produk mungkin dibuat dari bahan baku yang harganya mahal,
sedangkan produk yang lain dibuat dari bahan yang lebih murah.
Jika proses pengerjaan kedua macam produk tersebut adalah sama,
maka produk pertama akan menerima beban biaya overhead pabrik
yang lebih tinggi bila dibandingkan dengan produk yang kedua.
(c) Biaya Tenaga Kerja
Jika sebagian besar elemen biaya overhead pabrik
mempunyai hubungan yang erat dengan jumlah upah tenaga kerja
langsung (misalnya pajak penghasilan atas upah karyawan yang
menjadi tanggungan perusahaan), maka dasar yang dipakai untuk
membebankan biaya overhead pabrik adalah biaya tenaga kerja
langsung. Tarif biaya overhead pabrik dihitung dengan rumus
sebagai berikut:
Taksiran Biaya Overhad Pabrik
Tarif BOP per Unit =
Taksiran Pemakaian Biaya Tenaga Kerja
103
d) Jam Tenaga Kerja Langsung
Ada hubungan yang erat antara jumlah upah dengan jumlah jam kerja
(jumlah upah adalah hasil kali jumlah jam kerja dengan tarif upah),
maka di samping biaya overhead pabrik dibebankan atas dasar upah
tenaga kerja langsung dapat pula dibebankan atas dasar jam tenaga
kerja langsung. Jadi apabila biaya overhead pabrik mempunyai
hubungan erat dengan waktu untuk membuat produk, maka dasar yang
e) Jam Mesin
Apabila biaya overhead pabrik bervariasi dengan waktu penggunaan
mesin (misalnya bahan bakar atau listrik yang dipakai untuk
menjalankan mesin), maka dasar yang dipakai untuk membebankannya
adalah jam mesin.
Taksiran Biaya Overhad Pabrik
Tarif BOP per Unit =
Taksiran Jam Biaya Kerja Mesin
104
langsung, seperti biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung,
diidentifikasi dan dibebankan ke masing-masing pesanan sesuai dengan
biaya aktual yang digunakan oleh pesanan tersebut. Adapun biaya
produksi tidak langsung, misalnya biaya overhead pabrik, dibebankan
ke pesanan yang dikerjakan selama periode tertentu dengan
menggunakan tarif yang sudah ditentukan di muka. Dengan sistem
pesanan seperti ini, produk dibuat sesuai dengan spesifikasi yang
diminta oleh pelanggan, baik dari aspek jenis produk, bahan, kualitas
maupun tingkat harganya. Oleh karena itu, produk yang dihasilkan oleh
perusahaan akan sangat bervariasi, produk dari satu pesanan akan
berbeda dengan pesanan lainnya. Harga pokok produksi dari setiap
pesanan dihitung setelah produk selesai dikerjakan. Biaya per satuan
produk dihitung dengan cara membagi jumlah biaya produksi yang
dikeluarkan untuk pesanan tersebut dengan jumlah satuan pesanan yang
bersangkutan. Perusahaan yang menggunakan sistem pesanan antara
lain: perusahaan konstruksi, perusahaan percetakan, perusahaan
meubel, usaha butik pakaian, dan lain-lain.
b) Metode Harga Pokok Proses
Dengan metode Harga Pokok Proses, biaya produksi dikumpulkan atas
dasar proses atau departemen untuk suatu periode tertentu. Biaya bahan
baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik
dibebankan pada rekening Barang Dalam Proses di setiap departemen
produksi. Usaha yang menerapkan metode harga pokok proses
umumnya memiliki produksi yang bersifat massal atau memproduksi
dalam jumlah banyak. Produksi dilakukan secara kontinu (terus
menerus) untuk mengisi persediaan barang di gudang. Unit yang
diproduksi bersifat homogen, artinya setiap unit produk bersifat identik
serta memiliki jumlah biaya bahan baku, biaya tenaga kerja dan biaya
overhead pabrik yang sama. Perhitungan biaya produksi biasanya
dilakukan pada setiap akhir periode (bulan, tahun). Harga pokok
produksi dihitung dengan cara membagi total biaya produksi yang
105
dikeluarkan selama periode tertentu dengan jumlah produk yang
dihasilkan pada periode yang bersangkutan. Usaha yang menggunakan
sistem pesanan antara lain: usaha percetakan, usaha konveksi,
perusahaan tekstil, dan lain-lain. Pada kenyataannya, beberapa usaha
tidak hanya berproduksi untuk mengisi persediaan namun juga
melayani pesanan dari para pelanggannya sehingga selain menerapkan
sistem harga pokok proses (process-costing), perusahaan juga bekerja
dengan sistem harga pokok pesanan (job-order costing).
Tabel berikut ini menunjukkan poin-poin utama perbedaan antara
metode harga pokok pesanan dengan metode harga pokok proses.
106
Dalam menghitung unsur-unsur biaya pada harga pokok produksi
terdapat beberapa pendekatan yaitu metode Full Costing dan Variable
Costing.
a) Metode Full Costing.
Full costing merupakan metode penentuan harga pokok produksi yang
menghitung semua unsur biaya bahan baku, biaya tenaga kerja
langsung dan biaya overhead baik yang berperilaku variabel maupun
tetap. Harga pokok produksi menurut metode full costing terdiri dari
unsur-unsur biaya produksi sebagai berikut:
107
Persediaan akhir (200) _
Harga pokok produksi 1.025
108
barang atau jasanya melebihi biaya produksi barang atau jasa tersebut. Pada
umumnya cara penetapan harga yang dipakai sama bagi setiap perusahaan
yaitu didasarkan pada biaya, persaingan, permintaan, dan laba. Namun
demikian, kombinasi optimal dari faktor-faktor tersebut berbeda sesuai
dengan sifat produk, pasarnya, dan tujuan perusahaan. Target costing dan
cost-plus pricing adalah dua metode yang digunakan untuk mengelola
hubungan antara biaya dan harga, tetapi dua metode ini menentukan harga
dari arah yang berlawanan.
1) Cost VS Price
Konsumen atau pelanggan sering menggunakan istilah "cost" dan
"price" secara bergantian. Bagi pelaku wirausaha, dua istilah ini adalah
konsep yang pada dasarnya berbeda. Cost adalah biaya yang dikeluarkan
wirausaha untuk menyediakan barang atau jasa yang dibayar pelanggan.
Singkatnya, cost adalah apa yang dibayar oleh pemilik bisnis, price adalah
apa yang diterima pemilik bisnis, dan semakin besar perbedaan antara
keduanya, semakin besar keuntungannya.
2) Penetapan Harga berdasarkan Cost-Plus Pricing Method
Cost-Plus Pricing adalah metode paling sederhana dan paling
intuitif untuk menetapkan harga. Cost-Plus Pricing Method adalah
penentuan harga jual dengan cara menambahkan laba yang diharapkan di
atas biaya penuh masa yang akan datang untuk memproduksi dan
memasarkan produk. Pada metode ini, penjual atau produsen menetapkan
harga jual untuk satu unit barang yang besarnya sama dengan jumlah biaya
per unit ditambah dengan suatu jumlah untuk menutup laba yang diinginkan
(disebut margin) pada unit tersebut. Secara singkat dapat dikatakan bahwa
cost-plus pricing method adalah metode penetapan harga jual produk
dengan cara menambahkan biaya total produksi dengan nilai marginnya.
Adapun formula dari metode cost-plus pricing method adalah sebagai
berikut:
109
Contoh:
Biaya Bahan Baku: Rp5.000.000,00
Biaya tenaga kerja: Rp2.500.000,00
Biaya Overhead Pabrik: Rp1.500.000,00
Jumlah total biaya produksi: Rp9.000.000,00
Apabila laba yang diinginkan sebesar 20% dari total biaya produksi, maka:
Harga jual = total biaya produksi + laba
= Rp9.000.000,00 + (20% x Rp9.000.000,00)
=Rp10.800.000,00
Contoh:
Harga Barang Dagangan: Rp2.000.000,00
Biaya pengelolaan dan penjualan: Rp500.000,00 +
Total Harga Beli: Rp2.500.000,00
Keuntungan yang Diinginkan: Rp1.500.000,00
110
Pricing adalah kesederhanaan dan kepastian. Adapun kerugiannya adalah
menetapkan harga tanpa mempertimbangkan bagaimana harga itu akan
mempengaruhi permintaan. Harga yang ditetapkan bisa terlalu rendah atau
terlalu tinggi. Kebijakan Cost-Plus Pricing yang ketat juga dapat mencegah
efisiensi atau bahkan merugikan, karena semua biaya diteruskan langsung
ke pelanggan. Tidak ada insentif untuk menghemat kos dalam proses
produksi. Pada saat yang sama, suatu wirausaha berhasil beroperasi secara
lebih efisien dengan cara penghematan biaya kepada pelanggan dalam
bentuk harga yang lebih rendah daripada mempertahankannya sebagai
keuntungan usaha semata. Di lain sisi, para pelanggan juga akan senang
jika harga yang mereka bayarkan lebih murah.
3) Penetapan harga berdasarkan Target Costing
Sementara metode Cost-Plus Pricing menggunakan biaya untuk
menentukan harga, target costing bekerja sebaliknya. Target costing
menggunakan harga untuk menentukan biaya. Dalam penetapan target
biaya, suatu wirausaha dimulai dengan menentukan berapa yang ingin
ditagihkan untuk suatu produk. Kemudian mengurangi laba yang diinginkan
dari harga itu untuk sampai pada biaya maksimum yang mampu dibayar
untuk menghasilkan produk itu.
Sebagai ilustrasi usaha kerajinan sepatu kulit pada saat
memperkenalkan lini baru. Penilaian pasar menunjukkan bahwa biaya yang
dibebankan tidak lebih dari Rp600.000,00 per pasang. Jika diinginkan
kenaikan harga sebesar 25%, maka wirausaha kerajinan sepatu harus dapat
menghasilkan setiap pasang sepatu kulit dengan harga Rp480.000,00 atau
kurang. Berikut ini adalah ilustrasi untuk menentukan harga jual produk
berdasarkan target costing:
Penilaian pasar: biaya yang dibebankan tidak lebih dari Rp600.000,00/unit
Jika diinginkan kenaikan harga sebesar 25%, maka harga pokok tas kulit:
Harga jual = biaya yang dibebankan berdasarkan pasar : 125%
= 600.000 : 125%
= 480.000
111
Pro dan kontra Target Costing. Target costing mengakui bahwa
wirausaha tidak memiliki kontrol total terhadap harga; harga dibatasi oleh
apa yang akan dibayarkan pasar. Hal ini juga mendorong bahkan
mengharuskan wirausaha untuk beroperasi secara efisien. Di sisi lain,
penetapan target seringkali memaksa wirausaha untuk merancang seluruh
proses produksinya untuk memenuhi biaya. Hal ini tantangan untuk
wirausaha kecil yang tidak memiliki tim riset dan pengembangan khusus.
Target costing juga dapat mengarah pada pemotongan yaitu menggunakan
bahan-bahan murah atau berhemat pada pengerjaan untuk menurunkan
biaya ke tingkat yang tepat.
6. Forum Diskusi
Penentuan Harga Jual Produk merupakan salah satu masalah penting
dalam pengambilan keputusan perusahaan dan perlu diperhitungkan dengan
benar supaya biaya yang diperlukan dapat ditutup dan perusahaan dapat
memperoleh laba yang diinginkan. Penentuan harga jual yang salah sering
berakibat fatal pada masalah keuangan dan akan mempengaruhi kontinuitas
usaha perusahaan. Untuk wirausaha kecil seperti industri makanan Bakpia,
manakah metode yang tepat untuk menghitung harga pokok produksi dan harga
jual produk? Coba jelaskan argumen Anda!
C. Penutup
1. Rangkuman
Kegiatan atau proses produksi diawali dengan membuat rencana produk
dan produksinya. Untuk itu persoalan mendasar yang harus dijawab dalam
rencana produk dan produksi, yaitu “What” atau barang apa yang akan
dihasilkan serta “How” atau bagaimana cara memproduksinya dan berapa
banyak yang akan dihasilkan. Setiap produk akan selalu memiliki masa hidup
yang berbeda-beda. Masa hidup suatu produk (daur hidup produk) dimulai dari
Tahap Perkenalan (introduction), Tahap pertumbuhan (growth), Tahap
kedewasaan (maturity), dan terakhir Tahap penurunan (decline).
112
Sebelum melakukan perencanaan produksi sebaiknya diawali dengan
mempertimbangkan hal-hal yang berkenaan dengan perencanaan produksi,
seperti: jumlah kebutuhan produksi per produk selama periode tertentu,
kapasitas mesin atau kapasitas produksi, tersedianya fasilitas produksi, jumlah
produksi atau lot produksi yang ekonomis, jadwal produksi dalam satu periode
anggaran tertentu, skala produksi dan karakteristik proses produksi. Selanjutnya
langkah-langkah perencanaan produksi dimulai dari routing, penjadwalan, dan
terakhir dispatching. Untuk pengembangan produk baru yang perlu dilakukan
adalah: Pertama, melakukan penelitian dan pengembangan Produk yang
mencakup riset tentang bentuk serta fungsi produk baru, bahan yang akan
digunakan kemungkinan diversifikasi produk. Langkah kedua, membuat desain
produk pendahuluan. Langkah ketiga, melakukan pengujian kelayakan produk.
Biaya produksi adalah biaya yang dikeluarkan oleh fungsi produksi untuk
mengolah bahan baku menjadi produk jadi. Biaya produksi pada suatu usaha
terdiri dari tiga komponen yaitu biaya bahan baku, biaya tenaga kerja dan biaya
overhead pabrik. Perhitungan biaya produksi atau lebih dikenal harga pokok
produksi diperlukan untuk menentukan harga jual produk. Salah satu manfaat
informasi harga pokok produksi (biaya produksi) untuk menentukan harga jual
produk.
Biaya bahan baku adalah harga perolehan berbagai macam bahan baku
yang dipakai dalam kegiatan pengolahan produk. Biaya Tenaga Kerja Langsung
adalah biaya tenaga kerja yang jasanya dapat diikuti jejak manfaatnya pada
produk tertentu. Biaya tenaga kerja tidak langsung meliputi semua biaya
(gaji/upah) tenaga kerja bagian produksi yang tidak terlibat secara langsung
dalam proses pengerjaan bahan menjadi produk jadi. Biaya Overhead Pabrik
Biaya ini meliputi semua biaya produksi selain biaya bahan baku dan biaya
tenaga kerja langsung. Untuk menentukan biaya overhead pabrik dapat
dilakukan dengan: 1). Menyusun anggaran biaya overhead pabrik, 2). Memilih
dasar pembebanan biaya overhead pabrik kepada produk (berdasarkan: Satuan
Produk, Biaya Bahan Baku, Biaya Tenaga Kerja, Jam Tenaga Kerja Langsung,
dan Jam Mesin).
113
Perhitungan Harga Pokok Produksi dapat dilakukan dengan dua
pendekatan yaitu pertama, Metode Full Costing. Metode ini menentukan harga
pokok produksi dengan menghitung semua unsur biaya bahan baku, biaya
tenaga kerja langsung dan biaya overhead baik yang berperilaku variabel
maupun tetap. Kedua, Metode Variable Costing yaitu metode penentuan harga
pokok produksi yang hanya menghitung biaya produksi yang berperilaku
variabel ke dalam harga pokok produksi yang terdiri dari biaya bahan baku,
biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik variabel. Perbedaan
kedua metode ini terletak pada perlakuan terhadap biaya produksi yang
berperilaku tetap. Dalam full costing biaya overhead pabrik baik yang
berperilaku tetap maupun variabel dibebankan kepada produk atas dasar biaya
overhead pabrik sesungguhnya. Adapun dalam metode variable costing, biaya
overhead pabrik yang dibebankan kepada produk hanya biaya yang berperilaku
saja.
Penentuan harga jual produk bukan hal yang mudah. Masalah yang
sering adalah apakah harga jual yang ditetapkan bisa diterima pasar dan masih
menguntungkan? Harga jual yang rendah sangat disukai oleh konsumen, tetapi
tidak dapat memberikan keuntungan yang diinginkan. Sebaliknya, produk
dengan harga jual yang tinggi diharapkan bisa memberikan keuntungan yang
diharapkan tetapi tidak akan banyak dibeli oleh konsumen. Salah satu cara yang
untuk menentukan harga jual produk yaitu Cost-Plus Pricing Method. Metode
ini menentukan harga jual dengan cara menambahkan laba yang diharapkan di
atas biaya penuh masa yang akan datang untuk memproduksi dan memasarkan
produk. Dengan kata lain metode ini menetapkan harga jual produk dengan cara
menambahkan biaya total produksi dengan nilai marginnya. Cara kedua Metode
harga mark-up. Metode ini hampir sama dengan metode cost-plus pricing
method. Metode mark-up ini digunakan oleh para wirausaha/pedagang yang
usahanya membeli dan menjual kembali barang tersebut setelah terlebih dahulu
ditambah biaya-biaya. Biasanya, besarnya mark-up adalah keseluruhan biaya
operasi dan keuntungan yang diinginkan.
114
2. Tes Formatif
1. Produk yang harganya relatif tidak mahal, frekuensi pembeliannya
tinggi, dan konsumen mengeluarkan sedikit usaha maupun pertimbangan
sebelum membuat keputusan pembelian merupakan produk jenis ….
A. Industrial product
B. Convenience product
C. Homogeneous shopping goods
D. Heterogeneous shopping goods
E. Specialty goods
2. Maksud dari market-pull dalam penentuan produk apa yang akan dibuat
(what) adalah ….
a) Produk yang dibuat berdasarkan teknologi yang dikuasai
b) Produk yang dibuat ditentukan berdasarkan jumlah pasar
c) Produk yang dibuat berdasarkan penawaran pasar
d) Produk yang dibuat ditetukan berdasarkan permintaan pasar
e) Produk yang dibuat berdasarkan apa yang dapat diproduksi
3. Tahap-tahap daur hidup produk adalah ….
A. Growth Introduction Decline Maturity
B. Growth Introduction Maturity Decline
C. Introduction Growth Maturity Decline
D. Introduction Maturity Growth Decline
E. Maturity Introduction Decline Growth
4. Perhatikan hal-hal berikut ini:
(1) Menemukan manfaat lain dari produk
(2) Meningkatkan kualitas produk
(3) Menciptakan produk yang lain
(4) Mengidentifikasi konsumen baru dengan memperluas target
konsumen
(5) Mengganti karyawan produksi
Hal yang dapat dilakukan perusahaan untuk memperpanjang daur hidup
produk adalah ….
115
A. 1, 2 dan 3
B. 1, 2 dan 4
C. 1, 2 dan 5
D. 2, 3 dan 4
E. 2, 3 dan 5
5. Perhatikan hal-hal berikut ini:
(1) Melakukan perubahan/perbaikan produk agar sesuai dengan selera
konsumen
(2) Melakukan perubahan target pasar dalam pemasaran
(3) Melakukan perbaikan terhadap proses produksi agar lebih efektif
dan efisien
(4) Melakukan perubahan susunan manajerial
(5) Melakukan penciptaan suatu produk baru
Dari hal-hal di atas, yang merupakan tujuan dari penelitian dan
pengembangan produk adalah ….
A. 1, 2 dan 3
B. 2, 3 dan 4
C. 3, 4 dan 5
D. 1, 2 dan 4
E. 1, 3 dan 5
6. Unsur-unsur dari harga pokok produksi adalah ….
A. Biaya Bahan Baku dan Biaya Tenaga Kerja
B. Biaya Operasional dan Biaya Administrasi
C. Biaya Operasional, Biaya Bahan Baku dan Biaya Tenaga Kerja
D. Biaya Bahan Baku, Biaya Bahan Pembantu dan Biaya Overhead
Pabrik
E. Biaya Bahan Baku, Biaya Tenaga Kerja Langsung dan Biaya
Overhead Pabrik
7. Diketahui jumlah Persediaan Awal suatu perusahaan adalah sebesar
Rp43.000.000,00, jumlah Persediaan Akhir sebesar Rp52.000.000,00,
116
total Biaya Produksi sebesar Rp71.000.000,00 dan laba bersih sebesar
Rp60.000.000,00. Berapakah Harga Pokok Produksinya ….
A. Rp166.000.000,00
B. Rp24.000.000,00
C. Rp80.000.000,00
D. Rp62.000.000,00
E. Rp95.000.000,00
8. Perusahaan A memiliki data sebagai berikut:
Biaya Overhead Pabrik Tetap Rp25.000.000,00
Biaya Overhead Pabrik Variabel Rp55.000.000,00
Biaya Tenaga Kerja Langsung Rp20.000.000,00
Biaya Bahan Baku Rp42.000.000,00
Harga Pokok Produksi Rp75.000.000,00
Berapakah Total Biaya Produksi jika perusahaan A menggunakan
metode Full Costing ….
A. Rp117.000.000,00
B. Rp142.000.000,00
C. Rp217.000.000,00
D. Rp67.000.000,00
E. Rp80.000.000,00
9. Diketahui total biaya produksi suatu perusahaan adalah senilai
Rp75.000.000,00, jika perusahaan menginginkan laba sebesar 25%,
tentukan harga jual produk dengan menggunakan cost-plus pricing
method ….
A. Rp18.750.000,00
B. Rp56.250.000,00
C. Rp93.750.000,00
D. Rp93.250.000,00
E. Rp100.000,000,00
10. Metode penetapan harga dengan sistem mark-up banyak digunakan oleh
para wirausaha yang ….
117
A. Kegiatannya mengolah bahan mentah menjadi bahan jadi
B. Kegiatannya dalam bidang pemberian jasa
C. Kegiatannya dalam bidang manufaktur
D. Kegiatannya membeli dan menjual kembali suatu produk
E. Kegiatannya memproses barang setengah jadi
118
No Kode: DAR2/Profesional/857/03/2019
MODUL 3
KEWIRAUSAHAAN
KB 4 Pemasaran
Nama Penulis:
Dhyah Setyorini, M.Si., Ak., CA
119
A. Pendahuluan
Modul ini bertujuan agar mahasiswa dapat memahami dan merencanakan
pemasaran secara efektif. Manajemen pemasaran dilakukan untuk meningkatkan
kepastian bahwa produk yang dihasilkan dapat diterima oleh masyarakat.
Pengetahuan tentang pemasaran diharapkan dapat membuat mahasiswa mampu
memilih strategi dan media pemasaran produk atau jasa yang sesuai dengan usaha
yang dijalankan.
Pada kegiatan belajar 4, mahasiswa akan mempelajari konsep pemasaran
secara efektif. Materi ini akan memberikan gambaran tentang pemasaran, peranan
pemasaran, bentuk-bentuk persaingan, bauran pemasaran, manajemen pemasaran,
strategi pemasaran, dan bagaimana mengaplikasikan pemasaran digital. Pemasaran
memiliki peran penting dalam menjalankan sebuah usaha karena memengaruhi
jumlah penjualan produk atau jasa dan pada akhirnya akan mempengaruhi jumlah
pendapatan yang diperoleh.
Pelatihan Profesi Guru (PPG) dalam Jabatan ini memberikan bekal bagi guru
agar siap menjalankan tugas-tugas yang diberikan kepada mereka. Pengetahuan
tentang perencanaan pemasaran dapat membantu guru dalam mengajar tentang
bagaimana melaksanakan perencanaan pemasaran yang efektif. Oleh karena itu,
guru harus harus memahami konsep pemasaran, peranan pemasaran, bentuk-bentuk
persaingan yang ada di pasar, bauran pemasaran, manajemen pemasaran, strategi
pemasaran, peran pemasaran dan bagaimana mengaplikasikan pemasaran digital.
Agar mahasiswa berhasil menguasai materi pemasaran, ikutilah petunjuk
belajar berikut:
1. Baca capaian/sub-capaian dengan cermat sebelum membaca materi kegiatan
belajar.
2. Baca materi kegiatan belajar dengan cermat.
3. Kerjakan latihan sesuai petunjuk/rambu-rambu yang diberikan. Jika tersedia
kunci latihan, janganlah melihat kunci sebelum mengerjakan latihan.
4. Baca rangkuman, kemudian kerjakan tes formatif secara jujur tanpa terlebih
dahulu melihat kunci.
120
5. Jangan lupa diskusikan kasus yang ada pada forum diskusi dengan rekan Anda
untuk memperluas wawasan Anda.
6. Jika petunjuk di atas Anda ikuti dengan disiplin, Anda akan berhasil.
7. Selamat belajar.
B. Inti
1. Capaian Pembelajaran
Mahasiswa mampu mnnguasai teori dan aplikasi pengembangan produk
kreatif dan kewirausahaan dalam bidang akuntansi dan keuangan dalam
kehidupan sehari-hari.
3. Pokok-pokok Materi
a. Pengertian Pemasaran.
b. Peranan Pemasaran.
c. Bentuk-bentuk Persaingan.
d. Bauran Pemasaran.
e. Manajemen Pemasaran.
f. Strategi Pemasaran.
g. Pemasaran Digital.
121
4. Uraian Materi
a. Pengertian Pemasaran
Pemasaran merupakan fungsi bisnis yang berhubungan langsung
dengan konsumen. Pemasaran merupakan proses mempelajari kebutuhan
dan keinginan konsumen dan memuaskan konsumen dengan produk dan
layanan yang berkualitas dan pada harga yang kompetitif. Globalisasi telah
meningkatkan persaingan antara perusahaan satu dengan yang lain tanpa
menganal batas-batas suatu negara. Perusahaan harus menerapkan
perencanaan strategis (strategic planning) yang terpadu antar semua
fungsional dalam perusahaan dengan membentuk jaringan kerja
(networking) agar dapat memenangkan persaingan dalam pasar yang
semakin kompetitif.
Pemasaran adalah suatu aktivitas yang didesain saling terkait untuk
mengidentifikasikan keinginan dan kebutuhan pelanggan serta usaha untuk
pengembangannya, mempromosikan, dan menentukan harga barang atau
jasa untuk memuaskan pelanggan pada tingkat laba tertentu. Pemasaran
mengandung beberapa terminologi penting, yaitu: kebutuhan, keinginan,
produk, nilai, kepuasan, kualitas, pertukaran, transaksi, hubungan, dan
pasar. Sebagaimana kita ketahui bahwa kegiatan pemasaran adalah berbeda
dengan penjualan, transaksi ataupun perdagangan. American Marketing
Association (1960) menyatakan bahwa pemasaran adalah pelaksanaan
dunia usaha yang mengarahkan arus barang-barang dan jasa-jasa dari
produsen ke konsumen atau pihak pemakai. Kelemahan definisi ini hanya
menekankan aspek distribusi ketimbang kegiatan pemasaran, sedangkan
fungsi-fungsi lain tidak diperlihatkan, sehingga kita tidak memperoleh
gambaran yang jelas dan lengkap tentang pemasaran.
Definisi lain, dikemukakan oleh Kotler (1997) dalam bukunya
Marketing Management Analysis, Planning, and Control, mengartikan
pemasaran secara lebih luas, yaitu suatu proses sosial, dimana individu dan
kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan, dan mereka inginkan
dengan menciptakan dan mempertahankan produk dan nilai dengan
122
individu dan kelompok lainnya. Kegiatan yang berupa menjalin hubungan
baik antara perusahaan dengan masyarakat konsumen itu merupakan
“Proses Pemasaran”, jadi proses pemasaran merupakan kegiatan yang
menentukan jenis produk yang dihasilkan, jumlah yang harus di pasarkan,
harga yang di tetapkannya, cara penyalurannya, bentuk promosinya dan
sebagainya. Dalam proses pemasaran itu terjadi proses timbal balik dimana
perusahaan menyajikan barang-barang dan jasa kepada masyarakat atau
konsumen sedangkan konsumen menyerahkan uang sebagai imbalan atas
terpenuhinya kebutuhan mereka secara cepat dan memuaskan. Oleh karena
itu agar berhasil, maka proses pemasaran untuk suatu sasaran pasar tertentu
haruslah berbeda dengan cara pemasaran bagi sasaran pasar yang lain.
Berdasarkan beberapa definisi pemasaran tersebut, pemasaran
mempunyai beberapa konsep penting, yaitu:
1) Kebutuhan (needs): suatu keadaan untuk memenuhi kekurangan yang
bersifat mendasar. Kebutuhan tidak diciptakan oleh masyarakat atau
pemasar, namun sudah ada dan terukir dalam hayati kondisi manusia.
2) Keinginan (wants): suatu keadaan untuk memuaskan kebutuhan yang
lebih spesifik dan banyak dipengaruhi lingkungan. Keinginan manusia
dibentuk oleh kekuatan dan institusi sosial.
3) Permintaan (demands): keinginan manusia yang didukung
dengan daya beli.
4) Produk (product): segala sesuatu yang dapat ditawarkan kepada pasar
untuk diperhatikan, dimiliki, digunakan atau dikonsumsi, sehingga
dapat memuaskan keinginan atau kebutuhan. Produk mencakup obyek
fisik, jasa, orang, tempat, organisasi, dan gagasan.
5) Nilai (value): persepsi yang mendasari pemilihan produk yang akan
dikonsumsi untuk memenuhi kebutuhan atau keinginan.
6) Pertukaran (exchange): merupakan salah satu cara mendapatkan suatu
produk yang diinginkan. Cara-cara manusia mendapatkan produk:
dengan menghasilkan sendiri, dengan memaksa, dengan meminta-
minta, atau dengan melakukan pertukaran.
123
7) Transaksi (transaction): tercapainya persetujuan mengenai pertukaran.
Aspek-aspek dalam transaksi antara lain: sedikitnya ada dua barang
yang memiliki nilai, ada syarat-syarat yang disetujui, ada persetujuan
mengenai waktu, dan ada persetujuan mengenai tempat.
8) Hubungan pemasaran (marketing relationship): proses menciptakan,
memelihara, dan meningkatkan hubungan erat yang semakin lama
semakin bernilai dengan pelanggan dan pihak-pihak yang
berkepentingan.
9) Pasar (market): terdiri dari semua pembeli potensial yang memiliki
kebutuhan dan keinginan tertentu serta mau dan mampu turut dalam
pertukaran untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan tersebut
b. Peranan Pemasaran
Beberapa peranan atau manfaat pemasaran yang paling penting
dalam membuat suatu produk bisa sukses di pasaran adalah sebagai berikut:
1) Memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen
Pemasar mengidentifikasi kebutuhan konsumen dan mengadopsi
strategi pemasaran yang sesuai. Kebutuhan dan keinginan konsumen
selalu mengalami perubahan seiring dengan perkembangan teknologi,
ekonomi, sosial, budaya dan pendidikan, sehingga pemasar harus
mampu melakukan perubahan guna memenuhi kepuasan konsumen.
2) Memastikan kelangsungan hidup, pertumbuhan, dan reputasi
organisasi
Bisnis bertahan karena retensi pelanggan dan peningkatan pangsa pasar.
Pemasaran membantu perusahaan mencapai tujuan mereka yaitu prinsip
customer-centric. Prinsip ini menerapkan bahwa konsumen adalah raja,
sehingga perusahaan harus mampu memuaskan konsumen agar dapat
menjaga kelangsungan hidup bisnisnya dan menjaga reputasi
perusahaannya.
124
3) Memperluas pasar
Pemasar menggunakan alat komunikasi massa seperti iklan, promosi
dan Public Relation untuk mempromosikan produk mereka secara luas.
Selain itu, program Public Relation juga membangun dan melindungi
citra dan produk perusahaan. Revolusi dalam teknologi media telah
membuat pasar lebih interaktif dalam usaha memperluas pasar.
4) Menyesuaikan harga yang tepat
Harga adalah elemen penting dalam bauran pemasaran karena
menghasilkan pendapatan bagi perusahaan. Strategi pemasaran
membantu dalam menjaga kestabilan harga. Kesepakatan jual beli akan
tercipta jika harga yang ditetapkan memberikan keuntungan bagi
produsen maupun konsumen.
5) Penawaran produk yang lebih baik
Sebagian besar perusahaan menjual lebih dari satu produk. Produk fisik,
yaitu barang harus dikemas dan diberi label dengan baik. Sebaliknya,
layanan dicirikan oleh intangibility dan ketidakterpisahan. Dengan
demikian, pemasaran memainkan peran aktif dengan merancang dan
mengelola penawaran produk.
6) Membuat utilitas
Banyak utilitas produk dibuat melalui pemasaran. Utilitas adalah
kemampuan suatu produk untuk memuaskan keinginan. Pemasaran
menciptakan bentuk, tempat, waktu, informasi, dan utilitas kepemilikan.
Misalnya, mobil memenuhi kebutuhan untuk memiliki kendaraan dan
mengendarainya.
7) Manajemen permintaan
Pemasar adalah profesional terampil yang memainkan peran kunci
dalam memengaruhi tingkat, waktu, dan komposisi permintaan.
Permintaan dapat berupa permintaan negatif, tidak ada permintaan,
permintaan laten, permintaan menurun, permintaan tidak teratur,
permintaan penuh atau permintaan penuh. Pemasaran membantu dalam
menangani berbagai tingkat permintaan ini.
125
8) Menghadapi kompetisi
Orientasi kompetitif penting di pasar global saat ini. Pemasaran
membantu menjaga keseimbangan harapan konsumen dan penawaran
pesaing dengan memantau pasar dengan cermat. Layanan superior,
produk premium, dan dealer efisien digunakan oleh pemasar untuk
mempertahankan pangsa pasar mereka.
9) Melepaskan tanggung jawab sosial
Meningkatnya ekspektasi pelanggan, tekanan pemerintah dan degradasi
lingkungan telah memaksa perusahaan untuk mempraktikkan tingkat
tanggung jawab sosial yang lebih tinggi. Di sini, pemasaran sosial
memainkan peran penting. Pemasaran yang berhubungan dengan sebab
banyak digunakan oleh perusahaan besar. Misalnya, melalui promosi
Lifebuoy dengan harga murah, Hindustan Unilever Limited
menyebarkan kesadaran akan kebersihan di daerah pedesaan.
10) Pertumbuhan ekonomi
Pemasaran menciptakan permintaan. Meningkatnya permintaan
mendorong kegiatan produksi dan distribusi. Akibatnya, pertumbuhan
industri didorong dan tingkat pendapatan membaik karena
meningkatnya kesempatan kerja. Ini meningkatkan standar hidup
dengan menawarkan produk yang unggul dan lebih baik. Dengan
demikian, pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan dapat meningkat.
Pemasaran menambah nilai (utilitas) pada produk. Utilitas adalah
kemampuan suatu produk untuk memuaskan kebutuhan konsumen. Macam-
macam utilitas:
1) Utilitas bentuk yaitu manfaat yang dirasakan konsumen karena
perubahan bentuk produk.
2) Utilitas tempat yaitu manfaat yang dirasakan konsumen karena dapat
menikmati produk di tempat yang diinginkan.
3) Utilitas waktu yaitu tambahan manfaat yang dirasakan konsumen
karena dapat menikmati produk pada saat dibutuhkan.
126
4) Utilitas kepemilikan yaitu produk akan bias memberikan manfaat
yang optimal jika telah perpindahan kepemilikan.
c. Bentuk-bentuk Persaingan
Pemasaran tidak akan pernah lepas dari unsur persaingan usaha.
Dalam kegiatan pemasaran, dikenal beberapa macam persaingan, yaitu:
1) Persaingan sempurna: terdapat banyak pengusaha yang terjun di pasar
untuk melayani suatu produk tertentu dan pada umumnya pengusaha
yang terjun di pasar adalah pengusaha-pengusaha kecil.
2) Persaingan monopolistik: pengusaha yang terjun dalam kancah
persaingan tidak terlalu banyak sehingga dalam hal ini pengusaha
dapat menanamkan pengaruhnya kepada konsumen. Pengusaha dapat
mempengaruhi konsumen dengan alat-alat pemasarannya (Marketing
Mix) seperti harga, kualitas produk, promosi dan lain-lain.
3) Persaingan oligopoli: hanya ada sedikit saja jumlah pengusaha yang
bergerak di pasar dan pada umumnya merupakan perusahaan besar.
Bentuk persaingan ini merupakan posisi persaingan yang lebih tinggi
lagi bagi pengusaha untuk mampu meraihnya.
4) Persaingan monopoli: terdapat satu penguasa yang menguasai pasar
dan barang atau jasa yang dijual tidak ada subtitusinya. Suatu
monopoli terus menjadi pemain tunggal di pasar karena pengusaha
lain tidak mampu untuk masuk ke dalam pasar dan bersaing
dengannya.
Beberapa kalimat kunci yang dapat Anda pelajari untuk
membedakan bentuk-bentuk persaingan pasar yaitu sebagai berikut.
1) Ada empat jenis persaingan dalam sistem pasar bebas yaitu persaingan
sempurna, persaingan monopolistik, oligopoli, dan monopoli.
2) Di bawah persaingan monopolistik, banyak penjual menawarkan
produk yang berbeda, produk yang sedikit berbeda tetapi memiliki
tujuan yang sama. Dengan membuat konsumen sadar akan perbedaan
produk, penjual melakukan kontrol atas harga.
127
3) Dalam oligopoli, beberapa penjual memasok sebagian besar produk di
pasar. Mereka melakukan kontrol atas harga, tetapi karena produk
mereka serupa, ketika satu perusahaan menurunkan harga, yang lain
mengikuti.
4) Dalam monopoli, hanya ada satu penjual di pasar. Pasar bisa berupa
wilayah geografis, seperti kota atau wilayah, dan tidak harus seluruh
negara. Penjual tunggal dapat mengendalikan harga.
5) Kebanyakan monopoli masuk ke dalam salah satu dari dua kategori
yaitu alam dan hukum.
6) Monopoli alami mencakup utilitas publik, seperti pemasok listrik dan
gas. Mereka menghambat persaingan, tetapi mereka legal karena
mereka penting bagi masyarakat.
7) Monopoli hukum muncul ketika perusahaan menerima paten yang
memberinya penggunaan eksklusif produk atau proses yang ditemukan
untuk waktu yang terbatas, umumnya dua puluh tahun.
128
kombinasi empat besar pembentuk inti sistem pemasaran sebuah organisasi.
Keempat unsur atau variabel bauran pemasaran (Marketing Mix) tersebut
atau yang disebut four P's adalah sebagai berikut:
1) Strategi Produk (Product)
2) Strategi Harga (Price)
3) Strategi Penyaluran / Distribusi (Place)
4) Strategi Promosi (Promotion)
Marketing mix yang dijalankan harus disesuaikan dengan situasi dan
kondisi perusahaan. Disamping itu marketing mix merupakan perpaduan
dari faktor-faktor yang dapat dikendalikan perusahaan untuk mempermudah
buying decision, maka variabel-variabel marketing mix di atas tadi dapat
dijelaskan sedikit lebih mendalam sebagai berikut:
1) Marketing Mix – Product
Suatu produk adalah barang yang diproduksi untuk memenuhi
kebutuhan. Produk bisa tidak berwujud atau berwujud karena bisa dalam
bentuk layanan atau barang. Anda harus memastikan untuk memiliki
jenis produk yang tepat dan diminati pasar. Jadi selama fase
pengembangan produk, pemasar harus melakukan penelitian yang luas
tentang siklus hidup produk yang mereka ciptakan.
Suatu produk memiliki siklus hidup tertentu yang mencakup fase
pertumbuhan, fase dewasa, dan fase penurunan. Penting bagi pemasar
untuk menciptakan kembali produk mereka untuk merangsang lebih
banyak permintaan begitu produk tersebut mencapai fase penurunan
penjualan. Pemasar juga harus membuat bauran produk yang tepat.
Mungkin bijaksana untuk memperluas bauran produk Anda saat ini
dengan melakukan diversifikasi dan meningkatkan kedalaman lini
produk Anda.
Kebijaksanaan mengenai produk atau jasa meliputi jumlah
barang/jasa yang akan ditawarkan perusahaan, pelayanan khusus yang
ditawarkan perusahaan guna mendukung penjualan barang dan jasa, dan
bentuk barang ataupun jasa yang ditawarkan. Produk merupakan elemen
129
yang paling penting. Sebab dengan inilah perusahaan berusaha untuk
memenuhi "kebutuhan dan keinginan" dari konsumen. Namun
keputusan produk jasa sangat erat hubungannya dengan target market
yang dipilih. Sedangkan sifat dari produk jasa tersebut antara sebagai
berikut:
a) Tidak berwujud. Jasa mempunyai sifat tidak berwujud, karena tidak
bisa dilihat, dirasa, diraba, didengar atau dicium, sebelum ada
transaksi pembelian.
b) Tidak dapat dipisahkan. Suatu produk jasa tidak dapat dipisahkan
dari sumbernya, apakah sumber itu merupakan orang atau benda.
c) Berubah-ubah. Bidang jasa sesungguhnya sangat mudah berubah-
ubah, sebab jasa ini sangat tergantung kepada siapa yang
menyajikan, kapan disajikan dan dimana disajikan.
d) Daya tahan. Jasa tidak dapat disimpan. Seorang pelanggan yang
telah memesan sebuah kamar hotel akan dikenakan biaya sewa,
walaupun pelanggan tersebut tidak menempati kamar yang ia sewa.
Secara keseluruhan, pemasar harus bertanya pada diri sendiri
pertanyaan “apa yang bisa saya lakukan untuk menawarkan produk yang
lebih baik kepada kelompok konsumen ini daripada pesaing saya?”.
Dalam mengembangkan produk yang tepat, Anda harus menjawab
pertanyaan-pertanyaan berikut:
a) Apa yang diinginkan pelanggan dari layanan atau barang?
b) Bagaimana cara pelanggan menggunakannya?
c) Di mana pelanggan akan menggunakannya?
d) Fitur apa yang harus dimiliki produk untuk memenuhi kebutuhan
pelanggan?
e) Apakah ada fitur penting yang Anda lewatkan?
f) Apakah Anda membuat fitur yang tidak dibutuhkan oleh
pelanggan?
g) Apa nama produk?
h) Apakah produk Anda memiliki nama yang mudah diingat?
130
i) Apa ukuran atau warna yang tersedia?
j) Bagaimana produk Anda berbeda dari produk pesaing?
k) Seperti apa produk itu?
131
Berdasarkan harga yang ditetapkan ini konsumen akan mengambil
keputusan apakah dia membeli barang tersebut atau tidak. Juga
konsumen menetapkan berapa jumlah barang/jasa yang harus dibeli
berdasarkan harga tersebut. Tentunya keputusan dari konsumen ini tidak
hanya berdasarkan pada harga semata, tetapi banyak juga faktor lain
yang menjadi pertimbangan, misalya kualitas dari barang atau jasa,
kepercayaan terhadap perusahaan dan sebagainya. Hendaknya setiap
perusahaan dapat menetapkan harga yang peling tepat, dalam arti yang
dapat memberikan keuntungan yang paling baik, baik untuk jangka
pendek maupun untuk jangka panjang.
Harga selalu membantu membentuk persepsi produk Anda di
mata konsumen. Selalu ingat bahwa harga yang rendah biasanya berarti
barang inferior di mata konsumen karena mereka membandingkan
barang Anda dengan pesaing. Akibatnya, harga yang terlalu tinggi akan
membuat biaya lebih besar daripada manfaat di mata pelanggan, dan
karena itu mereka akan menghargai uang mereka atas produk Anda.
Pastikan untuk memeriksa harga dan harga pesaing sesuai.
Saat menetapkan harga produk, pemasar harus
mempertimbangkan nilai yang dirasakan yang ditawarkan produk. Ada
tiga strategi penetapan harga utama, dan ini adalah:
a) Harga penetrasi pasar: penetapan harga awal yang rendah dengan
tujuan untuk memperoleh volume penjualan yang tinggi dalam
waktu relatif singkat.
b) Harga pasar skimming: penetapan harga awal yang tinggi ketika
produk baru diluncurkan dan akan menurunkan harga tersebut pada
saat persaingan semakin ketat.
c) Harga netral: penetapan harga sesuai dengan harga pasar yang
berlaku. Harga netral bisa diterapkan jika kualitas produk atau jasa
yang ditawarkan tidak kalah dengan pesaing. Selain itu, harga netral
juga berlaku saat pasokan produk atau jasa dalam keadaan stabil dan
tidak mengalami fluktuasi yang tinggi.
132
Berikut adalah beberapa pertanyaan penting yang harus Anda
tanyakan pada diri sendiri ketika Anda menetapkan harga produk:
a) Berapa biaya yang Anda keluarkan untuk menghasilkan produk?
b) Apa nilai produk yang dirasakan pelanggan?
c) Apakah Anda berpikir bahwa sedikit penurunan harga dapat secara
signifikan meningkatkan pangsa pasar Anda?
d) Dapatkah harga produk saat ini bersaing dengan harga pesaing
produk?
133
d) Jaringan pengangkutan.
Saluran distribusi jasa biasanya menggunakan agen travel untuk
menyalurkan jasanya kepada konsumen. Jadi salah satu hal yang penting
untuk diperhatikan dalam kebijaksanaan saluran distribusi itu sendiri
dengan memperhitungkan adanya perubahan pada masyarakat serta pola
distribusi perlu mengikuti dinamika para konsumen tadi.
Penempatan atau distribusi adalah bagian yang sangat penting.
Anda harus memposisikan dan mendistribusikan produk di tempat yang
dapat diakses oleh pembeli potensial. Hal ini dilengkapi dengan
pemahaman yang mendalam tentang target pasar Anda. Pahami mereka
dari dalam sampai ke luar dan Anda akan menemukan saluran
pemosisian dan distribusi yang paling efisien yang berhubungan
langsung dengan pasar Anda. Beberapa strategi distribusi yang dapat
Anda gunakan yaitu:
i. Distribusi intensif: strategi distribusi yang menempatkan produk
dagangannya pada banyak retailer atau pengecer serta distributor di
berbagai tempat.
ii. Distribusi eksklusif: strategi distribusi yang memberikan hak
distribusi pada satu atau dua distributor saja pada suatu area daerah
tertentu.
iii. Distribusi selektif: strategi distribusi yang menyalurkan produk atau
jasa pada daerah pemasaran tertentu dengan memilih distributor atau
pengecer saja pada suatu daerah.
iv. Waralaba: hak khusus yang dimiliki perseorangan atau badan usaha
terhadap sistem bisnis dengan ciri khas usaha dalam rangka
memasarkan barang dan/atau jasa yang terlah terbukti berhasil dan
dapat dimanfaatkan dan/atau digunakan oleh pihak lain berdasarkan
perjanjian waralaba (Peraturan Pemerintah Nomor 42 Tahun 2007
tentang Waralaba)
Berikut adalah beberapa pertanyaan yang harus Anda jawab
dalam mengembangkan strategi distribusi Anda:
134
a) Di mana pelanggan Anda mencari layanan atau produk Anda?
b) Toko seperti apa yang dikunjungi pelanggan potensial? Apakah
mereka berbelanja di mal, di toko biasa, di supermarket, atau online?
c) Bagaimana Anda mengakses saluran distribusi yang berbeda?
d) Bagaimana strategi distribusi Anda berbeda dari pesaing Anda?
e) Apakah Anda membutuhkan tenaga penjualan yang kuat?
f) Apakah Anda perlu menghadiri pameran dagang?
g) Apakah Anda perlu menjual di toko online?
135
penempatan dan pengaturan tertentu, maka produk tersebut akan
menarik perhatian konsumen.
d) Publisitas. Merupakan cara yang biasa digunakan juga oleh
perusahaan untuk membentuk pengaruh secara tidak langsung
kepada konsumen, agar mereka menjadi tahu, dan menyenangi
produk yang dipasarkannya, hal ini berbeda dengan promosi, dimana
di dalam melakukan publisitas perusahaan tidak melakukan hal yang
bersifat komersial. Publisitas merupakan suatu alat promosi yang
mampu membentuk opini masyarakat secara tepat, sehingga sering
disebut sebagai usaha untuk “mensosialisasikan” atau
“memasyarakatkan”.
Dalam hal ini yang harus diperhatikan adalah tercapainya
keseimbangan yang efektif, dengan mengkombinasikan komponen-
komponen tersebut ke dalam suatu strategi promosi yang terpadu untuk
berkomunikasi dengan para pembeli dan para pembuat keputusan
pembelian. Promosi terdiri dari berbagai elemen seperti:
a) Organisasi penjualan
b) Hubungan Masyarakat
c) Iklan
d) Promosi penjualan
Iklan biasanya mencakup metoda komunikasi berbayar seperti
iklan televisi, iklan radio, media cetak, dan iklan internet. Di masa
sekarang, tampaknya terdapat pergeseran fokus iklan offline ke dunia
online.
Hubungan masyarakat adalah komunikasi yang biasanya tidak
berbayar. Hal ini termasuk siaran pers, pameran, penawaran sponsor,
seminar, konferensi, dan acara.
Word of mouth atau dari mulut ke mulut juga merupakan jenis
promosi produk. Promosi dari mulut ke mulut adalah komunikasi
informal tentang manfaat produk oleh pelanggan yang puas dan individu
biasa. Staf penjualan memainkan peran yang sangat penting dalam
136
hubungan masyarakat dan dari mulut ke mulut. Penting untuk tidak
menerima ini secara harfiah. Dari mulut ke mulut juga bisa beredar di
internet. Dimanfaatkan secara efektif dan memiliki potensi untuk
menjadi salah satu aset paling berharga yang Anda miliki dalam
meningkatkan keuntungan Anda secara online. Contoh yang sangat
bagus dari ini yaitu media sosial online dan mengelola keberadaan
media sosial online perusahaan.
Dalam menciptakan strategi promosi produk yang efektif, Anda
perlu menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut:
a) Bagaimana Anda bisa mengirim pesan pemasaran ke pembeli
potensial Anda?
b) Kapan waktu terbaik untuk mempromosikan produk Anda?
c) Apakah Anda akan menjangkau audiens dan pembeli potensial Anda
melalui iklan televisi?
d) Apakah yang terbaik untuk menggunakan media sosial dalam
mempromosikan produk?
e) Apa strategi promosi pesaing Anda?
Kombinasi strategi promosi Anda dan bagaimana Anda
melakukan promosi akan tergantung pada anggaran Anda, pesan yang
ingin Anda komunikasikan, dan target pasar yang telah Anda tentukan
di langkah sebelumnya.
137
5) Marketing mix – People
Karyawan perusahaan penting dalam pemasaran karena
merekalah yang memberikan layanan. Penting untuk merekrut dan
melatih orang yang tepat untuk memberikan layanan yang baik kepada
pelanggan. Ketika sebuah bisnis menemukan orang-orang yang benar-
benar percaya pada produk atau layanan yang diciptakan oleh bisnis
tertentu, sangat mungkin bahwa karyawan akan melakukan yang terbaik
yang mereka bisa. Selain itu, mereka akan lebih terbuka terhadap umpan
balik yang jujur tentang bisnis dan memasukkan pemikiran dan hasrat
mereka sendiri yang dapat meningkatkan dan menumbuhkan bisnis.
Karyawan merupakan rahasia dari keunggulan kompetitif "internal"
138
yang dimiliki sebuah bisnis dibandingkan pesaing lain yang secara
inheren dapat memengaruhi posisi bisnis di pasar.
Tanpa adanya unsur orang, produk tidak akan ada. Tanpa
mereka, tidak ada yang akan bertanggung jawab untuk menjual dan
mendapatkan produk-produk itu di luar sana. Namun, pentingnya orang
dalam sebuah pemasaran sering diabaikan. Ini disebabkan oleh fakta
bahwa tidak semua orang menghormati pelanggan mereka. Berapa kali
Anda melihat perusahaan gagal karena orang yang menjalankannya?
Berapa kali Anda memperhatikan staf restoran tidak memperhatikan
tamu mereka? Yang perlu Anda pahami adalah bahwa orang-orang
adalah tulang punggung perusahaan dan itulah sebabnya Anda harus
memastikan bahwa perusahaan Anda memiliki orang-orang yang tepat.
Hal-hal yang perlu diperhatikan adalah sebagai berikut.
a) Pelatihan Sangat Penting
Orang dapat menganggap bisnis sebagai kendaraan yang
terjebak di jalan dan tidak dapat bergerak maju. Sekarang, untuk
bergerak maju, seseorang harus mulai membiarkan orang yang tepat
untuk tetap berada di dalam kendaraan, dan membiarkan orang yang
salah (kelebihan bagasi) keluar. Anda juga bisa memikirkan saat-saat
ketika Anda harus bepergian. Anda sering disarankan untuk
mengemas barang-barang yang penting saja bukan? Nah, itulah yang
harus Anda lakukan. Anda harus menyadari bahwa jika Anda
mencoba membawa semuanya dan semua orang bersama Anda, kapal
Anda akan benar-benar tenggelam.
Singkatnya, jika Anda memiliki perusahaan sekecil apa pun
itu, Anda perlu memastikan bahwa pelatihan yang tepat harus
dilakukan. Sejak hari pertama karyawan mulai bekerja, Anda perlu
membantu mereka mengetahui apa yang perlu mereka pelajari dan
membiarkan mereka bekerja sesuai standar operasional prosedur
(SOP) yang ada. Sekarang, jika mereka gagal memenuhi harapan
Anda, jangan merasa bersalah untuk memecat mereka. Itu tidak
139
berarti bahwa Anda adalah orang yang kejam. Pelatihan akan
membantu karyawan Anda memanfaatkan keterampilan mereka dan
meningkatkan value diri mereka dengan cara terbaik yang mereka
bisa, sehingga mereka bisa belajar lebih banyak tentang taktik
pemasaran dan bagaimana menangani pelanggan dengan lebih baik.
b) Layanan Pelanggan yang Tepat
Berbicara tentang pelanggan, Anda harus ingat bahwa
perusahaan yang hebat adalah yang memiliki layanan pelanggan
terbaik. Anda harus selalu ingat bahwa Anda harus mencoba untuk
menyenangkan pelanggan Anda dan memastikan bahwa mereka
mendapatkan kepuasan dari uang yang telah mereka bayarkan. Jika
mereka mendapat masalah dengan produk Anda, mereka harus
merasa seperti Anda benar-benar peduli terhadap mereka, dan bahwa
staf layanan pelanggan Anda bersedia untuk memenuhi kebutuhan
mereka. Dalam hal ini, posisi dan sikap karyawan Anda sangatlah
penting. Mereka harus sopan, dan mereka harus membantu, tidak
perlu menyombongkan diri atau menjadi sombong. Dan lagi,
pelatihan akan membantu karyawan untuk meningkatkan kompetensi
yang dimiliki. Ketika Anda memiliki layanan pelanggan yang luar
biasa, orang-orang pasti akan membicarakan perusahaan Anda,
sehingga Anda dapat memperoleh lebih banyak pelanggan di masa
depan.
c) Penjualan
Alasan terbesar mengapa orang penting dalam pemasaran,
dan semua jenis bisnis adalah kenyataan bahwa mereka dapat
membantu menjual dan mempromosikan produk Anda. Pada
dasarnya terdapat dua jenis penjual: ada yang memesan yang seperti
namanya, bertanggung jawab untuk mengetahui apa yang diinginkan
pelanggan, dan memastikan bahwa ia dapat mencatat detailnya.
Sementara itu, ada tenaga penjual pengiriman yang harus
bertanggung jawab untuk menyerahkan produk-produk itu kepada
140
pemiliknya yang sah. Anda harus memastikan bahwa mereka bekerja
bersama sehingga upaya pemasaran Anda akan lebih efisien. Anda
juga harus memastikan bahwa mereka menjadi sekreatif mungkin
dalam hal memberi tahu orang tentang apa saja produk Anda. Orang
kreatif pasti dapat mengubah dunia dan jika Anda memiliki bisnis,
Anda harus membuktikannya.
141
8) Pemasaran Produk Jasa
Pemasaran produk jasa atau layanan berbeda dengan produk
barang. Orang-orang terus mencari bisnis layanan yang baik. Apa pun
jenis layanannya, pelanggan mencari penyedia yang memiliki reputasi
dan dapat diandalkan. Kunci pemasaran produk jasa adalah terhubung
dengan calon konsumen, dan ada banyak cara hemat biaya untuk
mewujudkannya. Berikut ini merupakan beberapa cara yang dapat
digunakan untuk memasarkan bisnis jasa.
a) Gunakan Insentif
Insentif diberikan tergantung pada ukuran komunitas atau
pelanggan yang miliki. Hal ini memungkinkan ada banyak opsi lain
untuk layanan yang sudah dimiliki. Jadi, bagaimana cara menarik
pelanggan baru? Semua orang menginginkan kesepakatan atau promosi
khusus. Hal ini merupakan cara yang bagus untuk memuaskan keinginan
itu. Meskipun promosi yang sukses mungkin memotong keuntungan,
namun itu juga bisa membawa pelanggan baru bagi perusahaa. Hal yang
perlu diingat adalah menemukan keseimbangan antara kebutuhan
penetapan harga dan persepsi pelanggan tentang harga yang pantas.
b) Tetap Terhubung
Seorang wirausaha harus berusaha untuk tetap berhubungan
dengan pelanggan setianya. Hal ini dapat diukur melalui seberapa sering
menelepon atau mengirim email. Tanyakan pada diri sendiri, "Pada titik
mana konsumen menjadi jengkel dengan perusahaan yang selalu
menghubungi pelanggannya?" jawabannya harus menentukan seberapa
sering komunikasi harus dikirim oleh perusahaan. Pelanggan senang
diingat, tetapi mereka tidak ingin diganggu. Layanan yang baik layak
dibicarakan, sehingga mendorong pelanggan untuk membicarakannya
kepada teman, rekan kerja atau keluarganya.
c) Manfaatkan Jejaring Sosial
Selain membuat website untuk bisnis usaha, pertimbangkan
untuk membuat halaman bisnis dan profil di Facebook, LinkedIn,
142
Instagram, Twitter, dan jejaring sosial lainnya yang rasa cocok. Setelah
semua laman siap, pastikan semua laman tetap dikelola dengan
menanggapi pertanyaan pelanggan dan memposting pembaruan info
atau promo, hal ini akan membantu dalam menambah jumlah pengikut.
Bahkan walaupun pengikut tidak membeli produk yang dijual, pengikut
dapat dengan mudah berbagi penawaran dengan seseorang yang mereka
kenal.
d) Kartu Nama Bisnis
Kartu nama masih berharga. Mereka dapat menjadi sarana
pemasaran yang sangat bermanfaat untuk usaha kecil. Seorang
wirausaha dapat berjejaring dengan wirausaha bisnis lokal lainnya dan
bertanya apakah mereka dapat meninggalkan setumpuk kartu di lobi
mereka, atau hanya membagikannya kepada pemilik bisnis lain di acara-
acara networking. Kartu nama berguna dan dapat diteruskan dari
pelanggan ke pelanggan dengan cara yang mirip dengan iklan dari mulut
ke mulut.
e) Terhubung dengan Komunitas
Berbaik hati kepada tetangga, dan jangan mendekati komunitas
dengan model bisnis "keunggulan kompetitif" yang sudah ketinggalan
zaman. Bisnis lokal mapan lainnya memiliki pelanggan mereka sendiri.
Jadi, jika seorang wirausaha memperlakukan bisnis dengan hormat dan
karena mereka mungkin hanya mampu menangani sejumlah pelanggan
tertentu, mereka mungkin hanya merujuk beberapa pelanggan ke
layanan yang telah diberikn. Ha ini efektif dalam menjaga pelanggan
terhubung dengan komunitas bisnis usaha kita.
f) Dapatkan Berita
Tampil dalam sebuah berita adalah salah satu cara terbaik untuk
mengumpulkan iklan gratis untuk usaha. Terkadang, hanya bergantung
pada ukuran komunitas dan memasang tanda baru sudah cukup untuk
masuk dalam berita. Jika tidak, mungkin perlu melakukan sesuatu yang
lebih layak diberitakan, seperti menyumbang untuk amal atau
143
mengadakan acara komunitas. Jika diputuskan untuk melakukan
kegiatan amal, maka harus dilakukan dnegan tulus agar donasi diberikan
dipercaya dan tidak dicurigai ada motivasi terselubung. Pada akhirnya
pelanggan mungkin memutuskan untuk tidak melakukan bisnis. Jika
Memanfaatkan jenis amal yang tepat dengan cara yang benar dapat
membantu bisnis berkembang.
g) Bersaing Berdasarkan Nilai, Bukan Harga
Pasar kompetitif biasanya melihat pesaing terlibat dalam perang
harga. Namun, bisnis jasa yang cerdas tahu bahwa menurunkan tarif
adalah pemborosan, karena pelanggan biasanya memilih penyedia yang
menawarkan nilai paling untuk harganya. Dengan demikian, untuk
mencapai nilai optimal, pertimbangkan strategi bundling. Contoh
industri yang mengandalkan bundling adalah makanan cepat saji, yang
memasukkan barang-barang populer ke dalam kombinasi makanan yang
lebih murah sambil tetap mempertahankan keuntungan. Dalam bisnis
jasa, karena biaya inventaris biasanya bukan urusan utama, layanan
tambahan dapat digabungkan dan secara drastis akan meningkatkan
penawaran.
e. Manajemen Pemasaran
Manajemen pemasaran adalah analisis, perencanaan, implementasi
dan pengendalian program yang dirancang untuk menciptakan, membangun
dan mempertahankan pertukaran yang menguntungkan dengan target
pembeli untuk mencapai sasaran organisasi. Manajemen pemasaran
termasuk menata olah permintaan, yang akhirnya termasuk menataolah
hubungan dengan pelanggan. Singkat kata manajemen pemasaran adalah
manajemen permintaan. Macam-macam tingkat permintaan:
1) Permintaan negatif. Pasar dalam situasi permintaan negatif, bila
sebagian besar pasar tidak suka akan produk tertentu dan bahkan mau
membayar, asal terhindar dari produk tersebut.
144
2) Tidak ada permintaan. Konsumen yang dituju mungkin tidak tertarik
atau tidak mengacuhkan produk tersebut.
3) Permintaan laten. Banyak konsumen yang memiliki kebutuhan, namun
belum bisa dipenuhi oleh produk yang sudah ada.
4) Permintaan menurun. Setiap organisasi, cepat atau lambat akan
mengalami permintaan menurun untuk satu atau lebih produknya.
5) Permintaan tidak teratur. Banyak organisasi yang permintaannya
bervariasi, sehingga menyebabkan masalah kelebihan atau kekurangan
kapasitas.
6) Permintaan penuh. Organisasi menghadapi permintaan penuh, kalau
konsumen puas dengan volume usahanya.
7) Permintaan berlebih. Beberapa organisasi menghadapi lebih banyak
permintaan daripada yang mereka mau dan mampu layani.
8) Permintaan produk tidak bermanfaat. Produk yang tidak berfaedah akan
mengundang usaha terorganisir untuk mengurangi pemakaiannya.
Dalam manajemen pemasaran, manager pemasaran perlu
menguasai konsep pemasaran. Semua kegiatan pemasaran harus
dilaksanakan berdasarkan konsep pemasaran yang efisien, efektif, dan
bertanggung jawab sosial. Dari awal perkembangannya hingga saat ini,
produsen telah mengubah orientasinya, mulai dari:
1) Konsep produksi. Konsep atau orientasi produksi menekankan bahwa
kegiatan produksi harus diutamakan dan dilakukan sebanyak-
banyaknya untuk memenuhi permintaan.
2) Konsep produk. Kesuksesan pemasaran tergantung pada kualitas produk
yang dihasilkan perusahaan.
3) Konsep penjualan. Konsumen tidak akan mengkonsumsi produk dari
suatu perusahaan tertentu, kecuali jika perusahaan melakukan suatu
promosi atau penjualan yang agresif.
4) Konsep pemasaran. Konsep bisnis ini yang muncul belakangan. Konsep
pemasaran ini membantu perusahaan dalam mengahadapi persaingan
yang semakin ketat.
145
5) Konsep pemasaran sosial. Konsep ini menekankan bahwa tugas
organisasi adalah memahami kebutuhan dan keinginan pasar sasaran
dan memenuhi kepuasan konsumen lebih efektif dan efisien dibanding
pesaing dalam rangka mencapai kesejahteraan sosial konsumen.
Setelah menguasai konsep-konsep pemasaran, hal yang perlu
diperhatikan adalah fungsi dari pemasaran itu sendiri. Pemasaran terdiri dari
beberapa aktivitas yang saling berkaitan. Masing-masing aktivitas tersebut
memiliki fungsi-fungsi yaitu :
1) Fungsi pertukaran, merupakan aktivitas untuk menyampaikan produk
pada pemakai atau konsumen.
2) Fungsi distribusi fisik, aktivitas yang meliputi pengangkutan dan
penyimpanan barang. Fungsi ini menempatkan produk pada tempat
yang diinginkan oleh konsumen. Sedangkan penyimpanan barang
dilakukan oleh perusahaan agar dapat mendistribusikan produk pada
saat yang dibutuhkan konsumen, serta mengurangi risiko kekurangan
barang pada kondisi tertentu, misalnya permintaan konsumen yang tidak
diduga atau produk musiman.
3) Fungsi perantara (fasilitator), aktivitas yang menghubungan
pelaksanaan fungsi pertukaran dengan fungsi distribusi fisik pada
perusahaan. Keempat aktivitas tersebut yaitu pembiayaan, mengurangi
risiko, mencari informasi pasar, dan standarisasi serta penggolongan.
146
1) Pasar konsumen, terdiri dari individu yang membeli produk untuk
digunakan sendiri. Produk tersebut dinamakan barang konsumsi.
2) Pasar industri, terdiri dari organisasi bisnis, pemerintah, dan institusi
lain yang membeli produk dan digunakan untuk kegiatan mereka atau
untuk kegiatan produksi dengan membuat produk lain.
Langkah-langkah dalam melakukan pengembangan strategi pemasaran
mencakup hal-hal berikut ini:
1) Segmentasi Pasar
Segmentasi pasar adalah kegiatan yang dilakukan pemasaran untuk
membagi pasar ke dalam kelompok-kelompok kecil yang memiliki
karakteristik dan kebutuhan produk yang sama, atau dengan kata lain
membagi pasar yang sifatnya heterogen menjadi kelompok-kelompok pasar
yang sifatnya homogen. Segmentasi sebenarnya hanya merupakan pola
pikir atau cara pandang, bukan merupakan kegiatan fisik.
2) Penetapan Target Pasar
Langkah pemasaran selanjutnya yang dilakukan setelah segmentasi
pasar adalah penetapan target pasar. Penetapan target pasar merupakan
tindakan memilih satu atau lebih segmen pasar untuk dimasuki. Penetapan
target pasar tertentu kadang-kadang menimbulkan pertentangan dan
keprihatinan mendalam. Permasalahan yang terjadi biasanya meliputi
sasaran pada pelanggan yang rapuh atau berada dalam kondisi yang tidak
menguntungkan. Menyeleksi suatu target pasar sangat dilakukan dalam
mengembangkan sebuah strategi pemasaran yang efektif.
3) Penetapan Posisi Pasar
Langkah terakhir yang dilakukan dalam proses pemasaran adalah
penetapan posisi pasar. Penetapan posisi pasar diawali dengan kegiatan
mengidentifikasi konsep penetapan posisi yang memungkinkan bagi
masing-masing segmen sasaran, dan kemudian memilih, mengembangkan
serta mengkomunikasikan konsep penetapan posisi yang dipilih.
147
4) Bauran Pemasaran
Setelah segmentasi dilakukan dan pasar sasaran, maka bauran
pemasaran harus disusun. Bauran pemasaran adalah kombinasi dari variabel
atau kegiatan yang merupakan inti dari sistem pemasaran yang terdiri dari
strategi produk, harga, promosi, dan distribusi. Bauran pemasaran yang
dipilih harus disesuaikan dengan karakteristik pasar sasarannya.
5) Lingkungan Pemasaran
Kesuksesan suatu perusahaan tidak cukup hanya berfokus pada
kebutuhan konsumen, tetapi banyak dipengaruhi oleh lingkungan
perusahaan. Lingkungan pemasaran perusahaan terdiri atas dua kelompok
utama, yaitu:
a) Lingkungan mikro, yaitu: lingkungan yang berhubungan langsung
terhadap perusahaan yang memiliki kemampuan untuk mempengaruhi
berjalannya perusahaan. Lingkungan mikro terdiri dari: pemilik,
karyawan, konsumen, pemasok.
b) Lingkungan makro, yaitu: lingkungan yang mempengaruhi
kemasyarakatan luas kebijakannya mempengaruhi lingkungan mikro.
Lingkungan makro terdiri dari: alam, ekonomi, politik, sosial budaya,
teknologi.
6) Sistem Informasi Pemasaran
Setiap perusahaan, melalui manager pemasaran dalam melakukan
kegiatan analisis, perencanaan, implementasi, dan pengawasan,
memerlukan informasi. Kebutuhan informasi tentang pelanggan, pesaing,
maupun pemasok, menuntut manajemen untuk mendesain sistem informasi
pemasaran dalam rangka memenuhi kebutuhan informasi yang cepat dan
akurat. Sistem informasi pemasaran terdiri dari dari sumberdaya manusia,
peralatan, dan prosedur untuk mengumpulkan, menyeleksi, menganalisis,
mengevaluasi, dan mendistribusikan informasi secara cepat dan akurat
untuk keputusan pemasaran.
Fungsi dari sistem informasi pemasaran adalah untuk memenuhi
kebutuhan informasi bagi manajer, mengembangkan informasi yang
148
dibutuhkan, dan mendistribusikan informasi pada manajemen pemasaran
pada waktunya.
7) Perilaku Konsumen
Suatu organisasi bisnis harus mampu memahami perilaku konsumen
untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Perilaku konsumen adalah kegiatan
seseorang dalam membeli dan menggunakan produk barang atau jasa.
Untuk memahami perilaku konsumen, pemasar harus mengetahui
bagaimana konsumen melakukan keputusan pembelian. Pangkal tolak
pemahaman perilaku konsumen adalah memahami perilaku pembelian yang
merupakan reaksi atas rangsangan dari perusahaan. Faktor-faktor yang
mempengaruhi perilaku konsumen antara lain adalah sebagai berikut.
a) Faktor budaya: karena budaya merupakan penentu fundamental dalam
membentuk keinginan dan perilaku seseorang.
b) Faktor sosial: perilaku seorang konsumen juga dipengaruhi oleh faktor-
faktor sosial seperti kelompok referensi, keluarga, status, dan peranan
sosial dalam masyarakat.
c) Faktor kepribadian: setiap orang memiliki karakteristik yang berbeda-
beda sehingga berpengaruh terhadap tingkah lakunya. Pekerjaan dan
keadaan ekonomi seorang erat kaitannya dengan pola konsumsi dan
pilihan produk.
d) Faktor psikologis: secara psikologis dipengaruhi oleh faktor-faktor
motivasi, persepsi, pembelajaran, serta keyakinan dan sikap.
Strategi pemasaran adalah perencanaan secara keseluruhan terhadap
aktivitas-aktivitas pemasaran untuk memenuhi permintaan pasar. Langkah-
langkah dalam mengembangkan strategi pemasaran adalah:
a) Mengidentifikasi pasar konsumen potensial (umur, pendapatan, lokasi,
keinginan, dan gaya hidup).
b) Menganalisa kebutuhan dan keinginan target pasar.
c) Melakukan penelitian terhadap target pasar. Hal-hal yang dapat diteliti
adalah permintaan, penjualan, kekuatan membeli dan laba.
d) Menciptakan produk (barang dan jasa) yang sesuai dengan target pasar.
149
e) Mendistribusikan, menentukan harga dan mempromosikan produk ke
target pasar.
f) Mengukur kepuasan pelanggan melalui pelayanan purna jual.
g. Pemasaran Digital
Strategi pemasaran digital adalah serangkaian tindakan yang
membantu pencapaian tujuan perusahaan melalui saluran pemasaran online
yang dipilih dengan cermat. Saluran-saluran ini termasuk media berbayar,
didapat, dan dimiliki, dan semuanya dapat mendukung kampanye bersama
seputar lini bisnis tertentu. Secara sederhana, strategi hanyalah rencana
tindakan untuk mencapai tujuan yang diinginkan, atau beberapa tujuan.
Sebagai contoh, sasaran menyeluruh mungkin menghasilkan 25% lebih
banyak prospek melalui website tahun ini daripada tahun lalu.
Strategi pemasaran digital dapat melibatkan beberapa strategi digital.
Untuk itu diperlukan cara berpikir sederhana tentang strategi digital agar
dapat tetap fokus dalam memenuhi tujuan-tujuan tersebut. Terlepas dari
penyederhanaan istilah "strategi", tidak ada keraguan bahwa mungkin sulit
untuk memulai membangunnya.
Berikut ini merupakan cara untuk membuat atau mengembangkan
strategi pemasaran digital:
1) Bangun persona pembeli
Untuk strategi pemasaran apapun baik offline atau online, perlu
diketahui dengan siapa perusahaan akan melakukan pemasaran. Strategi
pemasaran digital terbaik dibangun di atas persona pembeli yang terperinci,
dan langkah pertama adalah menciptakannya. Persona pembeli mewakili
pelanggan ideal dan dapat dibuat dengan meneliti, mensurvei, dan
mewawancarai audiens target bisnis. Penting untuk dicatat bahwa informasi
ini harus berdasarkan data nyata, karena membuat asumsi tentang audiens
dapat menyebabkan strategi pemasaran perusahaan salah arah.
Untuk mendapatkan gambaran bulat tentang kepribadian Anda,
kumpulan riset Anda harus mencakup pelanggan, prospek, dan orang-orang
150
di luar basis data kontak Anda yang sejajar dengan audiens target Anda.
Tetapi informasi seperti apa yang harus Anda kumpulkan untuk persona
pembeli Anda sendiri untuk menginformasikan strategi pemasaran digital
Anda? Itu tergantung pada bisnis Anda, dan kemungkinan akan bervariasi
tergantung pada apakah Anda B2B atau B2C, atau apakah produk Anda
berbiaya tinggi atau berbiaya rendah.
Berikut adalah beberapa titik awal, tetapi Anda ingin
menyempurnakannya, tergantung pada bisnis khusus Anda.
a) Informasi Kuantitatif (atau Demografis)
(a) Lokasi. Anda dapat menggunakan alat analisis web seperti
Google Analytics untuk dengan mudah mengidentifikasi lokasi
dari mana lalu lintas website Anda berasal.
(b) Usia. Bergantung pada bisnis Anda, ini mungkin atau mungkin
tidak relevan. Sebaiknya kumpulkan data ini dengan
mengidentifikasi tren di prospek dan basis data pelanggan Anda
saat ini.
(c) Pendapatan. Yang terbaik adalah mengumpulkan informasi
sensitif seperti pendapatan pribadi dalam wawancara penelitian
pribadi, karena orang mungkin tidak mau membagikannya
melalui formulir online.
(d) Judul pekerjaan. Ini adalah sesuatu yang bisa Anda dapatkan dari
basis pelanggan yang ada, dan paling relevan untuk perusahaan
B2B.
b) Informasi Kualitatif (atau Psikografis)
(a) Tujuan. Bergantung pada kebutuhan produk atau layanan Anda
diciptakan untuk melayani, Anda mungkin sudah memiliki ide
bagus tentang tujuan apa yang ingin dicapai oleh persona Anda.
Namun, yang terbaik adalah memperkuat asumsi Anda dengan
berbicara kepada pelanggan, serta perwakilan penjualan dan
layanan pelanggan internal.
151
(b) Tantangan. Sekali lagi, berbicara dengan pelanggan, perwakilan
penjualan dan layanan pelanggan untuk mendapatkan gambaran
tentang masalah umum yang dihadapi audiens Anda.
(c) Hobi dan minat. Berbicara dengan pelanggan dan orang-orang
yang sejajar dengan audiens target Anda. Jika Anda seseorang
yang memahami merek dan tren yang populer, hal ini akan sangat
membantu untuk mengetahui apakah sebagaian besar segmen
audiens Anda juga tertarik dengan produk atau layanan Anda,
karena hal itu dapat membantu menginformasikan pembuatan
konten dan kemitraan Anda di masa depan.
(d) Prioritas. Berbicaralah dengan pelanggan dan orang-orang yang
sejajar dengan audiens target Anda untuk mencari tahu apa yang
paling penting bagi mereka dalam kaitannya dengan bisnis Anda.
Misalnya, jika Anda adalah perusahaan perangkat lunak B2B,
mengetahui bahwa audiens Anda menghargai dukungan
pelanggan atas titik harga kompetitif adalah informasi yang
sangat berharga.
152
tetapi penting untuk memastikan Anda dapat melakukannya, karena ini
adalah metrik yang akan membantu Anda menyesuaikan strategi Anda di
masa depan.
153
situs web lain), dan media lain yang Anda bayar secara langsung
dengan imbalan visibilitas.
154
tentang kami, deskripsi produk, posting blog, ebook, infografis, atau posting
media sosial Anda.
Konten membantu mengubah pengunjung situs web Anda menjadi
prospek dan pelanggan, dan membantu meningkatkan profil merek Anda
secara daring dan ketika itu dioptimalkan, itu juga dapat meningkatkan
merek Anda muncul pada mesin pencarian di internet. Apapun tujuan Anda,
Anda harus menggunakan konten yang dimiliki untuk membentuk strategi
pemasaran digital Anda. Untuk membangun strategi pemasaran digital
Anda, Anda perlu memutuskan konten apa yang akan membantu Anda
mencapai tujuan Anda.
Berikut adalah proses singkat untuk mengikuti konten apa yang
Anda miliki untuk memenuhi tujuan pemasaran digital Anda:
a) Audit konten yang Anda miliki
Buat daftar konten yang Anda miliki saat ini, dan beri peringkat
setiap item sesuai dengan apa yang sebelumnya berkinerja terbaik
dalam kaitannya dengan tujuan Anda saat ini. Jika tujuan Anda
adalah menghasilkan prospek, misalnya, rangking berdasarkan yang
paling banyak menghasilkan prospek pada tahun lalu. Itu mungkin
posting blog tertentu, ebook, atau bahkan halaman tertentu di situs
web Anda yang mengkonversi dengan baik. Idenya di sini adalah
untuk mencari tahu apa yang saat ini bekerja, dan apa yang tidak,
sehingga Anda dapat mengatur diri sendiri untuk sukses ketika
merencanakan konten masa depan.
b) Identifikasi kesenjangan dalam konten Anda yang ada
Berdasarkan persona pembeli Anda, identifikasi setiap celah dalam
konten yang Anda miliki. Jika Anda adalah perusahaan les akuntansi
dan telah menemukan dalam riset audiens Anda bahwa salah satu
tantangan terbesar persona Anda adalah menemukan cara menarik
untuk belajar, tetapi Anda tidak memiliki konten yang menyuarakan
keprihatinan itu, maka Anda mungkin ingin membuat beberapa
konten lain. Dengan melihat audit konten Anda, Anda mungkin
155
menemukan bahwa ebook pada halaman tertentu dikonversi dengan
sangat baik untuk Anda. Dalam kasus perusahaan les akuntansi ini,
Anda mungkin membuat keputusan untuk menambahkan ebook
tentang “bagaimana membuat belajar lebih menarik” ke rencana
pembuatan konten Anda.
c) Buat rencana pembuatan konten
Berdasarkan temuan Anda dan kesenjangan yang Anda identifikasi,
buatlah rencana pembuatan konten yang menguraikan konten yang
diperlukan untuk membantu Anda mencapai tujuan Anda. Ini harus
mencakup:
(1) Judul
(2) Format
(3) Tujuan
(4) Saluran promosi
(5) Mengapa Anda membuatnya
(6) Tingkat prioritas
Ini bisa berupa spreadsheet sederhana, dan juga harus mencakup
informasi anggaran jika Anda berencana untuk melakukan
outsourcing pembuatan konten, atau perkiraan waktu jika Anda
memproduksinya sendiri.
156
Anda mungkin menemukan bahwa LinkedIn adalah tempat Anda melihat
sebagian besar orang membagikan konten Anda. Idenya di sini adalah untuk
membangun gambaran tentang apa yang diperoleh media yang akan
membantu Anda mencapai tujuan Anda, dan apa yang tidak, berdasarkan
data historis. Namun, jika ada sesuatu yang baru yang ingin Anda coba,
jangan mengesampingkan itu hanya karena itu belum dicoba dan diuji.
7) Satukan semuanya
Anda telah melakukan perencanaan dan penelitian, dan sekarang
Anda memiliki visi yang kuat tentang unsur-unsur yang akan membentuk
strategi pemasaran digital Anda. Inilah yang harus Anda miliki sejauh ini:
a) Hapus profil persona pembeli Anda
b) Satu atau lebih tujuan pemasaran spesifik
c) Inventaris media yang Anda miliki, dapatkan, dan bayar yang
sudah ada
d) Audit terhadap media yang Anda miliki, dapatkan, dan bayar yang
ada
e) Rencana pembuatan konten yang diinginkan atau daftar keinginan.
157
Sekarang, saatnya untuk menyatukan semuanya untuk membentuk
dokumen strategi keterpaduan. Mari kita tinjau kembali apa arti strategi
digital: serangkaian tindakan yang akan membantu Anda mencapai tujuan
Anda menggunakan pemasaran online.
Dengan definisi itu, dokumen strategi Anda harus memetakan
serangkaian tindakan yang akan Anda ambil untuk mencapai tujuan Anda,
berdasarkan penelitian Anda hingga saat ini. Spreadsheet adalah format
yang efisien dan demi konsistensi, Anda mungkin merasa lebih mudah
untuk memetakan sesuai dengan kerangka kerja media yang dimiliki,
diperoleh, dan berbayar yang telah kami gunakan sejauh ini.
Anda juga perlu merencanakan strategi Anda untuk jangka waktu
yang lebih Panjang, biasanya sekitar 12 bulan adalah titik awal yang baik,
tergantung pada bagaimana bisnis Anda didirikan. Dengan begitu, Anda
dapat melapis ketika Anda akan menjalankan setiap tindakan. Sebagai
contoh:
a) Pada bulan Januari, Anda dapat memulai sebuah blog yang akan
terus diperbarui seminggu sekali, selama setahun penuh.
b) Pada bulan Maret, Anda dapat meluncurkan ebook baru, disertai
dengan promosi berbayar.
c) Pada bulan Juli, Anda mungkin bersiap untuk bulan bisnis terbesar
Anda, apa yang Anda harap telah Anda amati pada titik ini yang
akan memengaruhi konten yang Anda hasilkan untuk
mendukungnya?
d) Pada bulan September, Anda mungkin berencana untuk fokus pada
media yang diterima untuk mendorong lalu lintas tambahan selama
proses berjalan.
Dengan mengambil pendekatan ini, Anda juga membuat timeline
terstruktur untuk aktivitas Anda, yang akan membantu mengomunikasikan
rencana Anda kepada kolega Anda, bahkan mungkin dapat membantu
Anda untuk terus meningkatkan penjualan produk atau jasa melalui
pemasaran digital.
158
5. Forum Diskusi
Perkembangan teknologi dan informasi yang semakin pesat telah berhasil
mempengaruhi gaya hidup masyarakat. Smartphone dan internet telah menjadi
sesuatu yang umum bagi banyak orang. Hal ini dimanfaatkan oleh berbagai
perusahaan untuk memasarkan produk ataupun jasa secara online (e-
commerce). Salah satu produk yang banyak dicari konsumen adalah baju batik.
Menurut Anda, bagaimana membuat produk baju batik Anda lebih menonjol
dan memiliki daya saing tinggi diantara produk baju batik lain yang dipasarkan
secara online?
C. Penutup
1. Rangkuman
Pemasaran adalah suatu aktivitas yang didesain saling terkait untuk
mengidentifikasikan keinginan dan kebutuhan pelanggan serta usaha untuk
pengembangannya, mempromosikan, dan menentukan harga barang atau jasa
untuk memuaskan pelanggan pada tingkat laba tertentu. Dalam kegiatan
pemasaran, dikenal beberapa macam persaingan, yaitu: (1) Persaingan
sempurna, (2) Persaingan monopolistik (3) Persaingan oligopoli dan (4)
Persaingan Monopoli.
Beberapa peranan pemasaran yang paling penting dalam membuat suatu
produk sukses adalah sebagai berikut: (1) Memenuhi kebutuhan dan keinginan
konsumen, (2) Memastikan kelangsungan hidup, pertumbuhan, dan reputasi
organisasi (3) Memperluas pasar (4) Menyesuaikan harga yang tepat (5)
Penawaran produk yang lebih baik (6) Membuat utilitas (7) Manajemen
permintaan (8) Menghadapi kompetisi (9) Melepaskan tanggung jawab sosial
dan (10) Pertumbuhan ekonomi.
Bauran pemasaran (marketing mix) merupakan kombinasi variabel atau
kegiatan yang merupakan inti dari sistem pemasaran, variabel mana dapat
dikendalikan oleh perusahaan untuk mempengaruhi tanggapan konsumen
dalam pasar sasarannya. Terdapat empat unsur atau variabel bauran pemasaran,
yang disebut 4 P’s adalah sebagai berikut: (1) Product, (2) Price, (3) Place dan
159
(4) Strategi Promosi (Promotion). Namun ketika kita menjalankan bisnis
berbasis layanan, menjual layanan memerlukan pendekatan yang berbeda,
untuk itu Model 4 P’s dikembangkan menjadi Model 7 P’s dengan ditambah
unsur: (5) People, (6) Process, dan (7) Physical environment.
Manajemen pemasaran adalah analisis, perencanaan, implementasi dan
pengendalian program yang dirancang untuk menciptakan, membangun dan
mempertahankan pertukaran yang menguntungkan dengan target pembeli untuk
mencapai sasaran organisasi. Dalam manajemen pemasaran, manager
pemasaran perlu menguasai konsep pemasaran. Semua kegiatan pemasaran
harus dilaksanakan berdasarkan konsep pemasaran yang efisien, efektif, dan
bertanggung jawab sosial. Pelaksanaan perencanaan dan pengembangan
strategi pemasaran perlu memperhatikan hal-hal berikut ini: (1) Segmentasi
pasar, (2) Penetapan target pasar, (3) Penetapan posisi pasar, (4) Bauran
pemasaran, (5) Lingkungan pemasaran, (6) Sistem informasi pemasaran dan
perilaku konsumen.
Strategi pemasaran digital adalah serangkaian tindakan yang membantu
Anda mencapai tujuan perusahaan melalui saluran pemasaran online yang
dipilih dengan cermat. Berikut ini merupakan cara untuk membuat atau
mengembangkan strategi pemasaran digital yaitu: (1) Bangun persona pembeli
Anda (2) Identifikasi tujuan Anda dan alat pemasaran digital yang Anda
perlukan (3) Evaluasi saluran dan aset digital Anda yang ada (4) Audit dan
rencanakan kampanye media yang Anda miliki (5) Audit dan rencanakan
kampanye media Anda yang diperoleh (6) Audit dan rencanakan kampanye
media berbayar Anda dan (7) Satukan semuanya.
2. Tes Formatif
1. Pak Amin merupakan seorang pengusaha toko mebel. Untuk memperluas
pemasaran produknya, Pak Amin selalu berusaha menciptakan, memelihara,
dan meningkatkan hubungan erat dengan pelanggannya. Kegiatan yang
160
dilakukan Pak Amin merupakan salah satu konsep penting dalam definisi
pemasaran yaitu … .
A. Pasar
B. Permintaan
C. Nilai
D. Keinginan
E. Hubungan Pemasaran
2. Di suatu wilayah, hanya terdapat satu toko yang menjual alat-alat untuk
kebutuhan sehari-hari. Tidak ada toko lain yang menjadi pesaing, sehingga
harga yang barang yang di jual pada toko tersebut cenderung lebih mahal.
Kasus tersebut merupakan contoh pasar … .
A. Persaingan sempurna
B. Monopolistik
C. Oligopolistik
D. Monopoli
E. Tradisional
3. Kebijaksanaan mengenai produk atau jasa meliputi jumlah barang/jasa apa
yang akan ditawarkan perusahaan, pelayanan khusus yang ditawarkan
perusahaan guna mendukung penjualan barang dan jasa, dan bentuk barang
ataupun jasa yang ditawarkan merupakan salah satu unsur dalam marketing
mix yaitu… .
A. Promosi
B. Harga
C. Produk
D. Distribusi
E. Produksi
4. Suatu pasar memiliki banyak konsumen dengan berbagai macam
kebutuhan. Ternyata produk yang dijual di pasar tersebut belum bisa
memenuhi kebutuhan konsumen. Kasus yang terjadi termasuk dalam tingkat
permintaan … .
A. Negatif
161
B. Laten
C. Menurun
D. Tidak teratur
E. Tidak ada permintaan
5. Dalam melakukan kegiatan produksi untuk usaha mebelnya, Pak Umar
selalu berusaha menghasilkan produk yang terbaik dengan cara menjaga
kualitas barang yang diproduksinya. Jumlah mebel yang diproduksi pun
banyak agar bisa memenuhi kebutuhan konsumennya. Apa yang dilakukan
Pak Amin dalam usahanya merupakan salah satu konsep dalam pemasaran
yaitu … .
A. Konsep produksi
B. Konsep produk
C. Konsep penjualan
D. Konsep pemasaran
E. Konsep pemasaran sosial
6. Perhatikan hal-hal berikut ini:
(1) Memberikan promo/insentif kepada pelanggan
(2) Menelfon pelanggan setiap hari agar mereka tertarik pada layanan kita
(3) Memanfaatkan media sosial untuk terhubung pada pelanggan
(4) Melakukan persaiangan berdasarkan nilai/kualitas, bukan harga produk
(5) Menurunkan harga produk walaupun akan mengurangi kualitas
Beberapa hal di atas yang dapat dilakukan Pak Burhan untuk memasarkan
produk jasa/layanan bengkel kendaraan adalah ….
A. 1, 2 dan 4
B. 2, 3 dan 4
C. 1, 3 dan 4
D. 3, 4 dan 5
E. 1, 4 dan 5
7. Ibu Amel ingin mendirikan sebuah usaha salad buah, sebelum memulai
usahanya ia akan membagi pasar ke dalam kelompok-kelompok kecil yang
memiliki kebutuhan yang sama. Produk salad buah ditujukan kepada
162
konsumen yang dengan gaya hidup sehat (psikografi) dengan pilihan
produk salad dengan gula dan non gula. Selain itu ia akan memasarkan
salad buah di kota Yogyakarta, kota Solo dan Kota Magelang (geografi).
Kegiatan yang dilakukan Ibu Amel tersebut adalah bentuk ….
A. Posisi Pasar
B. Segmentasi Pasar
C. Distribusi Produk
D. Bauran Pemasaran
E. Sistem Pemasaran
8. Perhatikan pernyataan berikut ini:
(1) Memenuhi kebutuhan konsumen
(2) Menurunkan utilitas produk
(3) Memperluas pasar
(4) Meningkatkan pertumbuhan ekonomi
(5) Meningkatkan harga produk
Dari pernyataan di atas, yang merupakan peran dari pemasaran adalah ….
A. 1, 2 dan 3
B. 1, 3 dan 5
C. 2, 4 dan 5
D. 1, 3 dan 4
E. 3, 4 dan 5
9. Pak Usman ingin menambah utilitas produk batik tulis yang ia pasarkan
melalui desa wisata batik tulis Giriloyo, jenis utilitas yang harus
diperhatikan adalah ….
A. Utilitas Bentuk, Utilitas Tempat, Utilitas Waktu dan Utilitas
Kepemilikan
B. Utilitas Selera, Utilitas Ekonomi, Utilitas Bentuk dan Utilitas Tempat
C. Utilitas Ekonomi, Utilitas Bentuk, Utilitas Selera dan Utilitas
Kepemilikan
D. Utilitas Waktu, Utilitas Tempat, Utilitas Bentuk dan Utulitas Selera
Konsumen
163
E. Utilitas Kepemilikan, Utilitas Waktu, Utilitas Bentuk dan Utilitas
Ekonomi
10. Perhatikan hal-hal berikut ini:
(1) Membangun buyer persona
(2) Menentukan tujuan pemasaran digital
(3) Menentukan area-area penjualan
(4) Mengidentifikasi media digital yang diperlukan
(5) Memilih promosi melalui platform yang paling mahal
(6) Melakukan evaluasi media digital yang ada
Kelompok Usaha Srikandi ingin mengembangkan strategi pemasaran
digital pada produk kebaya modern yang mereka produksi. Dari hal-hal di
atas, beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mengembangkan strategi
pemasaran digital adalah ….
A. 1, 2, 3 dan 4
B. 1, 2, 4 dan 5
C. 1, 2, 4 dan 6
D. 2, 4, 5 dan 6
E. 2, 3, 4 dan 6
164
3. Tugas Akhir
Bapak Budiman (45 tahun) adalah karyawan perusahaan swasta. Oleh
karena kondisi ekonomi perusahaan tidak baik, perusahaan menawarkan
program pensiun dini. Program pensiun dini yang ditawarkan perusahaan sangat
menarik. Dengan masa kerja 20 tahun, Bapak Budiman memperoleh pesangon
sebanyak tujuh puluh lima juta rupiah. Coba bantu Bapak Budiman menyusun
proposal bisnis sekaligus studi kelayakan usaha proposal bisnis!
4. Tes Sumatif
1. Perhatikan hal-hal berikut ini:
(1) Merubah bidang usaha
(2) Melakukan perluasan daerah pemasaran
(3) Melakukan pengurangan jumlah produksi
(4) Melakukan diversifikasi produk
(5) Membuka cabang perusahaan
Dari uraian di atas, yang dapat dilaksanakan jika ingin melakukan
pengembangan usaha adalah ….
A. 1, 2 dan 3
B. 2, 4 dan 5
C. 1, 3 dan 5
D. 2, 3 dan 4
E. 3, 4 dan 5
2. Manakah diantara orang-orang di bawah ini yang paling berpotensi menjadi
wirausahawan yang berhasil ….
A. Wirausahawan A: memiliki Pendidikan yang tinggi, merasa takut untuk
memulai usaha dan kurang introspeksi diri
B. Wirausahawan B: memiliki semangat yang tinggi, tidak suka dengan
adanya gagasan baru dan tidak mudah bergaul
C. Wirausahawan C: memiliki kepercayaan yang tinggi bahwa bisnisnya
dapat dilaksanakan, mudah bersosialisasi dan memiliki banyak
pengalaman
165
D. Wirausahawan D: memiliki banyak pengalaman, memiliki keberanian
untuk berusaha dan tidak mau menerima perkembangan teknologi
E. Wirausahawan E: memiliki banyak gagasan baru, memiliki keahlian dan
kurang bisa menerima saran dari orang lain
3. Ibu Amel ingin memproduksi keripik salak untuk mengembangkan potensi
salak di desanya. Ia prihatin dengan banyaknya buah salak yang busuk
ketika musim salak karena tidak semuanya terjual. Apa yang harus
dilakukan Ibu Amel sebelum melaksanakan usaha ….
A. Membuat perencanaan usaha yang terperinci
B. Melakukan produksi dalam jumlah besar
C. Membeli mesin produksi keripik yang canggih
D. Menjual buah salak ke luar daerah
E. Melakukan penelitian terkait kandungan gizi buah salak
4. Pak Doni ingin memulai usaha pembuatan mesin oven roti, ia meniru mesin
roti model listrik yang ada di pasar kemudian ia modifikasi menjadi mesin
roti dengan tenaga gas. Hal itu dilakukan Pak Doni mendengar keluhan dari
tetangganya bahwa mesin oven roti model listrik menghabiskan banyak
biaya. Strategi yang dilakukan Pak Doni adalah ….
A. Strategi diferensiasi
B. Strategi fokus
C. Strategi keunggulan biaya
D. Strategi melalui imitasi
E. Strategi perluasan pangsa pasar
5. “Menjalankan Usaha Minyak, Gas, Serta Energi Baru dan Terbarukan
Secara Terintegrasi, Berdasarkan Prinsip-Prinsip Komersial Yang Kuat”
merupakan contoh dari pernyataan ….
A. Visi
B. Misi
C. Tujuan
D. Value
E. Strategi
166
6. Selepas lulus kuliah S1, Ananda bercita-cita menjadi pengusaha. Ananda
telah menentukan ide usaha dan melakukan studi pendahuluan dan
pengumpulan data. Langkah-langkah studi kelayakan bisnis yang
selanjutnya harus dilakukan Ananda adalah ….
A. Melakukan analisis kelayakan menyusun desain produk baru
analisis dan interpretasi data menyusun laporan studi kelayakan
bisnis
B. Analisis dan interpretasi data menarik kesimpulan dan rekomendasi
penyusunan laporan studi kelayakan bisnis
C. Menyusun desain produk baru penyusunan laporan studi kelayakan
bisnis menarik kesimpulan dan rekomendasi
D. Mendesain produk baru melakukan analisis kelayakan menarik
kesimpulan dan interpretasi menyusun laporan studi dan
rekomendasi
7. Perhatikan aspek-aspek di bawah ini:
(1) Aspek hukum (4) Aspek Keuangan
(2) Aspek Budaya (5) Aspek pasar dan pemasaran
(3) Aspek Lingkungan (6) Aspek teknologi informasi
Kelompok Usaha Wanita Mapan Sejahtera ingin mendirikan sebuah usaha
produksi batik kontemporer dengan pewarnaan sintetis. Dari aspek-aspek di
atas manakah yang harus diperhatikan terlebih dahulu untuk melakukan
penilaian bisnis ….
A. 2, 4 dan 6
B. 1, 2, dan 3
C. 3, 4 dan 5
D. 2, 3, dan 4
E. 4, 5 dan 6
8. Pak Amri merupakan pimpinan di sebuah perusahaan yang memproduksi
mesin coffee maker, namun dengan perkembangan teknologi yang ada
coffee maker yang ia produksi masih bersifat semi otomatis, belum super
167
otomatis sehingga ia berencana untuk melakukan perubahan unit produksi.
Apa yang harus dilakukan oleh Pak Amri ….
A. Tetap memproduksi coffee maker yang semi otomatis agar terjaga
keorisinilannya
B. Memberikan pelatihan dan pengembangan kepada karyawannya agar
dapat memproduksi coffee maker yang super otomatis
C. Menjual perusahaan yang ia miliki kepada perusahaan lain
D. Membeli coffee maker yang super otomatis dari perusahaan lain dan
menjualnya kembali
E. Memberikan kompensasi lebih kepada para karyawan agar ia lebih
semangat dan termotivasi dalam bekerja
9. CV. Sentosa ingin melakukan pembelian mesin produksi pupuk seharga
Rp200.000.000,00, keuntungan bersih yang diperoleh dari penambahan
mesin tersebut adalah Rp50.000.000,00 per tahun. Dari ilustrasi tersebut
berapa tahunkah CV. Sentosa akan memperoleh pengembalian investasi ….
A. 1 tahun
B. 2 tahun
C. 3 tahun
D. 4 tahun
E. 5 tahun
10. Pada awal tahun 2019, Ibu Zakia telah memiliki perencanaan bisnis restoran
seafood, namun karena kondisi lingkungan yang sangat dinamis dan
persaingan yang semakin ketat Ibu Zakia ragu untuk menjalankan usaha
tersebut. Usaha yang cukup diminati di sekitar lingkungan Ibu Zakia yaitu
toko baju. Hal ini menambah keraguan bagi Ibu Zakia. Apa yang harus
dilakukan Ibu Zakia untuk mengatasi keraguan tersebut ….
A. Melakukan analisis pasar untuk mengetahui selera konsumen
B. Tetap fokus untuk mendirikan usaha, namun diganti dengan usaha toko
baju karena barang lebih tahan lama dibanding restoran yang menjual
makanan
168
C. Menganalisis aspek-aspek bisnis untuk memutuskan melanjutkan bisnis
restoran seafood atau tidak.
D. Tetap mencoba menjalankan usaha tersebut, karena usaha tidak akan
mengkhianati hasil
E. Melakukan studi perbandingan untuk melihat kondisi pesaing usaha
11. Setelah Growth tahap selanjutnya dalam daur hidup produk adalah ….
A. Maturity Introduction
B. Introduction Maturity
C. Decline Introduction
D. Introduction Decline
E. Maturity Decline
12. Perhatikan hal-hal berikut ini:
(1) Menemukan manfaat lain dari produk
(2) Meningkatkan kualitas produk
(3) Menciptakan produk yang lain
(4) Mengganti karyawan produksi
(5) Mengidentifikasi konsumen baru dengan memperluas target konsumen
Hal yang dapat dilakukan perusahaan untuk memperpanjang daur hidup
produk adalah ….
A. 1, 2 dan 3
B. 1, 2 dan 4
C. 1, 2 dan 5
D. 2, 3 dan 4
E. 2, 3 dan 5
169
(4) Melakukan perubahan susunan manajerial
(5) Melakukan penciptaan suatu produk baru
Dari hal-hal di atas, yang merupakan tujuan dari penelitian dan
pengembangan produk adalah ….
a. 1, 3 dan 5
b. 1, 2 dan 3
c. 2, 3 dan 4
d. 3, 4 dan 5
e. 1, 2 dan 4
170
A. Rp4.750.000,00
B. Rp4.800.000,00
C. Rp6.000.000,00
D. Rp6.750.000,00
E. Rp8.250.000,00
16. Perusahaan ADIJAYA memiliki data sebagai berikut:
Biaya Overhead Pabrik Tetap Rp4.000.000,00
Biaya Overhead Pabrik Variabel Rp5.000.000,00
Biaya Tenaga Kerja Langsung Rp10.000.000,00
Biaya Bahan Baku Rp12.000.000,00
Harga Pokok Produksi Rp25.000.000,00
Berapakah Total Biaya Produksi jika perusahaan ADIJAYA menggunakan
metode Variable Costing ….
A. Rp25.000.000,00
B. Rp27.000.000,00
C. Rp31.000.000,00
D. Rp32.000.000,00
E. Rp66.000.000,00
17. CV. Srikandi adalah perusahaan yang memproduksi cemilan keripik singkong
dengan berbagai rasa. Keripik ini memiliki kemasan yang menarik, sudah memiliki
sertifikat halal dan mendapat izin edar dari BPOM. Strategi distribusi apa yang
cocok diterapkan oleh CV. Srikandi ….
A. Distribusi eksklusif
B. Distribusi Intensif
C. Distribusi Selektif
D. Distribusi Online
E. Waralaba
18. PT. Bagong baru saja meluncurkan produk baru berupa cat tembok, PT.
Bagong ingin memperoleh volume penjualan yang tinggi di bulan awal
penjualannya, strategi penetapan harga apa yang sesuai diterapkan oleh PT.
Bagong ….
171
A. Skimming Pricing
B. Prestige Pricing
C. Odd Pricing
D. Penetration Pricing
E. Neutral Pricing
19. Bengkel BOS JAYA ingin mengidentifikasi konsumen potensial agar dapat
mengembangkan strategi pemasarannya. Pengelompokan konsumen potensial ini
dapat didasarkan atas ….
A. Usia, Agama dan Jenis Kelamin
B. Ras, Bahasa dan Jumlah Penghasilan
C. Tingkat Pendidikan, Usia dan Ras
D. Jenis Kelamin, Tingkat Pendidikan dan Usia
E. Usia, Pekerjaan dan Tingkat Pendapatan
20. Kelompok Usaha Batik Canting adalah usaha yang memproduksi batik modern
dengan berbagai model terkini. Kelompok usaha ini masih baru sehingga belum
banyak dikenal oleh publik. Dana yang digunakan untuk memasarkan produk juga
sangat minim. Apa alternatif terbaik yang dapat dilakukan Kelompok Usaha Batik
Canting untuk memasarkan produknya tanpa mengeluarkan biaya yang tinggi….
A. Berhutang ke bank agar dapat memasarkan produknya melalui media berbayar
B. Memasarkan produk melalui media sosial dan aplikasi e-commerce gratis
C. Menutup usahanya karena kekurangan dana untuk pemasaran
D. Memasarkan produk hanya melalui toko offline dan menyebarkan selebaran
E. Mengikuti perlombaan desain batik agar dikenal masyarakat
172
5. Kunci Jawaban Tes Formatif
No. KB 1 KB 2 KB 3 KB 4
1. E C B E
2. D D D D
3. C C C C
4. B C B B
5. A D E A
6. C D E C
7. B B D B
8. D D B D
9. A C C A
10. C E D C
173
DAFTAR PUSTAKA
Daftar Pustaka KB 1
Adair, John. 2000. Cara menumbuhkan pemimpin. Jakarta: Gramedia Pustaka
Utama.
Alma, B. 2007. Kewirausahaan (Edisi Revisi). Bandung: Alfabeta.
Bambang Riyanto. 2001. Dasar-dasar pembelanjaan perusahaan. Edisi Keempat.
Cetakan Ketujuh. Yogyakarta: BPFE.
Basu Swastha, Irawan. 1983. Manajemen pemasaran modern. Edisi Kedua.
Yogyakarta: Liberty.
Cantillon, Richard. 1755. Esai sur la Nature du Commerce en General. London,
UK: Mac Millan.
Drucker, Peter F. 2003. Inovasi dan Kewiraswastaan: praktek dan dasar-dasar.
(Terjemahan: Innovation and Enterpreneurship, oleh: Rusjdi Naib). Jakarta:
Penerbit Erlangga.
Hisrich, Robert D, Peters, Michael P, dan Sheperd, Dean A. 2008.
Entrepreneurship. New York: McGraw-Hill.
Kasmir. 2007. Kewirausahaan. Jakarta: Raja Grafindo Perkasa.
Kismono, Gugup. 2001. Usaha pengantar. Yogyakarta. BPFE.
Kotler, P, and Armstrong, G. 1996. Dasar-dasar pemasaran. Jilid 2. Edisi Bahasa
Indonesia. New York: Prentice Hall.
Kotler, P. 1997. Manajemen Pemasaran: Analisis, perencanaan, implementasi, dan
kontrol. Edisi Revisi. Edisi bahasa Indonesia. New York: Prentice Hall.
Leibenstein, Harvey 1968. Enteurpreaneurship and Development ., The American
Economic Review ., Vol. LVI., June 1968.
Meredith, G.G. 2000. Kewirausahaan: teori dan praktek. Jakarta: Pustaka Binaman
Pressindo.
Ruky, Achmad S. 2002. Sukses sebagai manajer profesional tanpa gelar MM atau
MBA. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Sudarmo, Indriyo Gito dan Basri. 2002. Manajemen Keuangan, Edisi Keempat
Cetakan Pertama. Yogyakarta: BPFE.
Munawir. 2004. Analisis Laporan Keuangan, Edisi Keempat, Cetakan Kesepuluh.
Yogyakarta: Liberty.
Nurkolis. 2003. Manajeman Berbasis Sekolah: teori, model dan aplikasi. Jakarta:
Grasindo.
Penrose. 1963. Gravitational Collapse and Spacetime Singularities. Physics Review
Letter Vol. 14, Number 3.
Samantha Shurety.1999. E-business with net.commerce. New York: Prentice Hall.
Siagian, Sondang P. 1979. Peranan staf dalam management. Jakarta: Gunung
Agung.
Sid L. Huff, et al. 2000. Cases in electronic commerce. New York: McGraw-Hill.
Stoner, James and A.F. Freeman. 1996. Manajemen. Jakarta: Prenhallindo.
Steven Alter. 2002. Information system: foundation of e-business. New York:
Prentice Hall.
Suryana. 2006. Kewirausahaan, pedoman praktis kiat dan proses menuju sukses.
Jakarta: Salemba Empat.
174
Trout, J. With Steve R. 2000. Differentiate or die: survival in our era of killer
competition. New York: John and Sons, Inc.
Tunggal, A.W. 2008. Pengantar kewirausahaan (Edisi Revisi). Jakarta:
Harvarindo.
Wennekers, Sander, and Roy Thurik. 1999. Linking entrepreneurship and economic
growth. Small Business Economics 13: 27–55.
William J. Stanton. 1978. Fundamentals of marketing. Edisi kelima. Tokyo: Mc.
Graw-Hill.
Pujihardi, Yuli. Panduan menggalang dana perusahaan. Ciputra Entrepreneurship
Website.
Website
http://ml.scribd.com/doc/29883732/Konsep-Dasar-Manajemen-Pemasaran
http://www.slideshare.net/tarymarthen/makalah-manajemen-pemasaran-studi-
kasus-marketing-mix-pt-gudang-garam-jiantari-c-301-09-013#
Daftar Pustaka KB 2
Husein Umar. (2009). Studi Kelayakan Bisnis, Edisi ke-3. Yogyakarta: PT
Gramedia Pustaka Utama.
Suad Husnan, Suwarsono Muhammad. (2000). Studi Kelayakan Proyek, Edisi 4.
Yogyakarta: UPP AMP YKPN.
Kasmir, Jakfar. (2003). Studi Kelayakan Bisnis, Edisi 1. Jakarta: Prenada Media.
Jacob Ibrahim. (2003). Studi Kelayakan Bisnis, Edisi Revisi. Jakarta: Rineka Cipta.
Suliyanto. (2010). Studi Kelayakan Bisnis, Pendekatan Praktis. Yogyakarta:
Penerbit Andi.
Daftar Pustaka KB 3
Badan Pusat Statistik (BPS). 2001. Pengukuran dan Analisis Ekonomi Kinerja
Penyerapan Tenaga Kerja, Nilai Tambah dan Ekspor Usaha Kecil dan
Menengah, Jakarta: BPS.
Badan Pusat Statistik (BPS). 2001. Pengukuran Perkembangan Modal Tetap
Bruto (Investasi) Usaha Kecil Menengah, BPS-BPSKPKM, Jakarta: BPPS.
Halim, Abdul. 1999. Dasar-Dasar Akuntansi Biaya, Edisi 4, Yogyakarta: BPFE.
Mubyarto. 2014.
Ekonomi Dan Kemiskinan. Didownload dari
http://www.ekonomikerakyatan.ugm.ac.id/My%20Web/sembul14.htm
Tanggal 3 April 2014.
Mudrajad Kuncoro. 2014. Pemberdayaan UKM: Antara Mitos Dan Realitas.
Didownload dari
http://ekonomikerakyatan.ugm.ac.id/My%20Web/mudrajad.htm pada
tanggal 2 April 2014.
Kementerian Koperasi Dan Usaha Kecil Dan Menengah Republik Indonesia.
2010. Rencana Strategis Kementerian Koperasi Dan Usaha Kecil Dan
Menengah Republik Indonesia Tahun 2010 – 2014.
175
Rayburn, L Gayle. 1999. Akuntansi Biaya, dengan Menggunakan Pendekatan
Manajemen Biaya, Edisi Keenam, Jakarta: Erlangga.
Suadi, Arief. 2000. Akuntansi Biaya, Yogyakarta: Penerbit STIE YKPN. Sudarma
Sopian. 2010.
Usry, Carter. 2004. Akuntansi Biaya, Edisi 13, Buku 1, Jakarta: Salemba Empat
Daftar Pustaka KB 4
American Marketing Association. 1960. Marketing Definitions, A Glossary of
Marketing Terms. Chicago: Committe on Definitions of the American
Marketing Association.
Kotler, Philip. 1997. Marketing Management Analysis, Planning, Implementation,
and Control. International edition. Upper Sadle River. New Jersey: Prentice
Hall Inc.
Republik Indonesia. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 42 Tahun
2007 tentang Waralaba. Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007
Nomor 90.
Stanton, William J. 1994. Fundamental of Marketing. 10th Edition: Lonodon:
McGraw Hill Education-Europe.
Tjiptono, Fandy. 2015. Strategi Pemasaran. Edisi 4. Yogyakarta: Penerbit Andi.
176