Souverinity Wealth Funds (SWFS) :: Kapitalisme Baru Oleh Negara? Oleh: Ambarwati
Souverinity Wealth Funds (SWFS) :: Kapitalisme Baru Oleh Negara? Oleh: Ambarwati
Oleh :
Ambarwati
ABSTRACT
A sovereign wealth funds (SWFs) is a state-owned investment fund composed of
financial assets such as stocks, bonds, property, precious metals or other financial
instruments. Its invest globally and have been around for decades but since 2000, the
number of sovereign wealth funds has increased dramatically. This article try to
understand what is SWFs, Why does a nation need SWFs, and try to understand the
position of SWFs in the global financial market.
Ada beberapa isu negatif tentang keuangan, yang menumpuk dana dalam
SWF (Prakasa (2006) dalam http://mms- proses manajemen sistem perbankan suatu
feui.info/index.php?), antara lain: Negara. Jenis dana ini biasanya digunakan
1. Semakin besar dana yang mereka untuk kepentingan ekonomi dan fiskal
kelola, akan semakin besar pula besar. Selain itu SWFs mungkin hanya
dampaknya pada pasar keuangan tabungan negara yang diinvestasikan oleh
dunia berbagai lembaga untuk tujuan
2. Adanya kepemilikan oleh pemerintah pengembalian investasi, dan mungkin tidak
asing di perusahaan-perusahaan memiliki peran penting dalam pengelolaan
nasional membuat banyak orang fiskal. Tetapi dalam prakteknya,
mengkhawatirkan masalah keamanan biasanya SWFs dikelola oleh lembaga
nasional. Hal itu karena motif investasi tertantu di luar bank sentral atau
mereka seringkali dipertanyakan. kemetrian keuangan, karena bank
Dikhawatirkan investasi mereka sentral atau kementrian keuangan lebih
memiliki tujuan politik yang fokus pada pengelolaaan foreign
terselubung. exchange reserve.
3. Transparansi laporan hasil kinerja Aset ini dapat berasal dari surplus
mereka sangat buruk. Satu-satunya neraca pembayaran, operasi mata uang
yang bersedia memberikan laporan asing, hasil privatisasi, surplus fiskal,
yang cukup transparan adalah The dan/atau penerimaan yang dihasilkan dari
Government Pension Fund of Norway. ekspor komoditas. SWFs mungkin berasal
Sovereign wealth funds adalah dari komoditas (tercipta melalui ekspor
fenomena di pasar keuangan dunia yang komoditas, baik yang dikenakan pajak atau
harus dicermati perkembangannya. Saat dimiliki oleh pemerintah) dan non
ini dana yang mereka kelola sudah komoditas (biasanya diciptakan melalui
melebihi total dana yang dikelola oleh pengalihan aktiva dari cadangan devisa
hedge fund di seluruh dunia. pemerintah).
Permasalahan mengenai integritas, Stephen Jen, Managing Director
transparansi, dan keamanan nasional dan Chief Currency Economist dari
akan menjadi isu penting. Tetapi, fakta Morgan Stanley, berpendapat bahwa
menunjukkan bahwa SWF telah menjadi ada overlap antara SWFs dengan
sumber dana investasi alternatif yang beberapa funds sejenis, seperti official
stabil dan kuat. Oleh sebab itu, foreign reserves dan sovereign pension
pertanyaan apakah SWFs bisa menjadi funds. Karena itu, menurutnya akan
MHQLV ³NDSLWalisme baru oleh suatu lebih baik apabila SWFs dijelaskan
1HJDUD´ ELVD PHQMDGL SHUWDQ\DDQ \DQJ berdasarkan karakteristiknya (www.
serius untuk dianalisis. morganstanley.com), yaitu:
1. Sovereign; dana tersebut sepenuhnya
SOUVERINITY WEALTH FUNDS adalah milik negara
Pengertian 2. High foreign currency exposure;
SWFs adalah dana investasi milik sebagian besar dana tersebut berupa
negara yang terdiri dari aset keuangan aset dalam mata uang asing.
seperti saham, obligasi, properti, logam 3. No explicit liabilities; sumber dana
mulia atau instrumen keuangan lainnya tersebut tidak berasal dari debt
yang berinvestasi secara global. SWFs dapat financing.
dikelola oleh bank sentral atau kementrian
Selain itu SWFs umumnya tidak bagi pemain swasta, seperti bank
dipublikasikan atau diinformasikan yang akan berinvestasi ke negaranya.
secara transparan oleh pemiliknya. Mereka juga aktif berpartisipasi
Posisi SWFs dalam Sistem Keuangan secara bebas melalui discretionary
Global spending yang tentunya bekerja sama
Sebelum kita dapat memahami dengan bank sentral.
posisi SWFs dalam sistem keuangan 3. Pelaku Swasta
global, maka perlu diketahui apa sistem Pelaku swasta aktif dalam pasar
keuangan global. Sistem keuangan saham, obligasi, pertukaran mata
global (global financial system (GFS) uang luar negeri, pasar komoditas,
adalah sistem keuangan yang terdiri dari dan investment banking. Para pemain
institusi-institusi dan peraturan-peraturan yang aktif bermain meliputi bank-bank
yang bermain pada level internasional, komersial, hedge fund/private equity,
sebagai kebalikan dari mereka yang dana pensiun, perusahaan asuransi,
bermain pada level nasional atau mutual funds, dan Sovereign Wealth
regional. Jika dipetakan maka sistem Funds (SWFs)
keuangan global terdiri dari pemain 4. Institusi Regional
sebagai berikut: Institusi ini eksklusif hanya untuk
1. Institusi internasional anggotanya saja melalui ikatan re-
Intitusi internasional utama adalah gional atau sejarah, seperti gabungan
IMF (International Monetary Fund), negara-negara merdeka persemak-
Bank Dunia, dan WTO (World Trade muran (Commonwealth of
Organization). IMF berfungsi sebagai Independent States (CIS)), Eurozone,
lender of the last resort bagi Mercosur, dan lain-lain.
anggotanya dalam financial distress Pemetaan di atas menunjukkan
(kesulitan keuangan), seperti saat bahwa SWFs dikategorikan dalam
krisis mata uang, masalah-masalah investasi internasional yang dianggap
keseimbangan neraca perdagangan sebagai institusi swasta yang bermain di
ketika defisit dan terbelit hutang. Bank pasar keuangan global walaupun dimiliki
Dunia bertujuan untuk menyediakan oleh sebuah negara. SWFs dianggap
pendanaan, mengambil risiko kredit, sebagai pemain swasta karena mereka
dalam arti memberikan kemudahan bebas menentukan penggunaan dana
pada proyek pembangunan terutama yang mereka miliki, merupakan
pada negara berkembang yang tidak kekayaan negara yang sudah dipisah-
dapat memperoleh dana dari sektor NDQ GLNHOROD ROHK VXDWX ³EDGDQ´ GLOXDU
swasta. WTO mengatasi perselisihan struktur pemerintahan dan fleksibel
dalam perdagangan dan merunding- untuk arah penggunaan investasinya.
kan persetujuan perdagangan inter-
nasional. Daftar Negara Pemilik SWFs
2. Institusi Pemerintah Setidaknya ada 53 lembaga
Institusi Pemerintah bertindak dengan SWFs dari berbagai negara yang sampai
berbagai macam cara dalam GFS, tahun 2009 didirikan. Bahkan beberapa
terutama melalui kementrian ke- negara memiliki beberapa lembaga
uangan, melompati hukum dan SWFs sekaligus, seperti Uni Emirat
peraturan dalam global financial Arab, China, Singapura, dan Australia.
market, dan menetapkan beban pajak Sementara Indonesia baru memiliki
SWFs pada tahun 2007 dengan nama Authority (ADIA), yang sampai tahun
Government Investment Unit (GIC) 2009 berjumlah US $ 627 milyar.
dengan dana yang dikelola sebesar US Bahkan Timor leste yang belum lama
$ 0,3 milyar. Jumlah ini masih sangat merdeka sudah memiliki SWFs sebesar
sedikit, apalagi jika dibandingkan US $ 6 milyar. Secara terperinci
dengan lembaga SWFs terbesar milik lembaga SWFs yang ada di dunia ini
Uni Emirat Arab, Abu Dhabi Investment dapat dilihat pada Tabel 1 di bawah ini.
Tabel 1
Lembaga SWFs dan dana yang Dikelola sampai Tahun 2009
Asset
Tahun
No. Nama SWFs Negara (Milyar Sumber Dana
Pendirian
US $)
1 Abu Dhabi Investment Authority (ADIA) Uni Emirat 627 1976 Minyak
Arab (Abu
Dhabi)
2 Government Pension Fund - Global GPF) Norwegia 440 1993 Minyak
3 SAMA Foreign Holdings (SAMA) Saudi Arabia 415 Tidak Minyak
Diumumka
n
4 SAFE Investment Company (SAFE) China 347,1 1997 Non Komoditas
5 Government of Singapore Investment Singapura 340 1981 Non Komoditas
Corporation (GIC)
6 China Investment Corporation (CIC) China 332,4 2007 Non Komoditas
7 Hong Kong Monetary Authority Investment China- 227,6 1993 Non Komoditas
Portfolio (HKMA) Honkong
8 Kuwait Investment Authority (KIA) Kuwait 202,8 1953 Minyak
9 National Social Security Fund (NSSF) China 146,5 2000 Non Komoditas
10 Temasek Holdings (TH) Singapura 143 1974 Non Komoditas
11 National Welfare Fund (RNWF) Rusia 142,5 2008 Minyak
12 Libyan Investment Authority (LIA) Libya 60 2006 Minyak
13 Australian Future Fund (AFF) Australia 68,3 2004 Non Komoditas
14 Qatar Investment Authority (QIA) Qatar 65 2003 Minyak
15 Revenue Regulation Fund (RRF) Algeria 54.8 2000 Minyak
16 Kazakhstan National Fund ((KNF) Kazakhstan 38 2000 Minyak
17 Alaska Permanent Fund (APF) Amerika 35.5 1976 Minyak
(Alaska)
18 National Pensions Reserve Fund & National Irlandia 104,5 2001 Non Komoditas
Asset Management Agency (NPRF &
NAMA)
19 Korea Investment Corporation (KIC) Korea Selatan 30,3 2005 Non Komoditas
20 Brunei Investment Agency(BIA) Brunei 30 1983 Minyak
21 Strategic Investment Fund (SIF) Prancis 28 2008 Non Komoditas
22 Khazanah Nasional (KN) Malaysia 25 1993 Non Komoditas
23 Oil Stabilization Fund (OSF) Iran 23 1999 Minyak
24 Social and Economic Stabilization Fund Chile 21.8 1985 Tembaga
(SESF)
25 Investment Corporation of Dubai (ICD) United Arab 19.6 2006 Minyak
Emirates
(Dubai)
26 State Oil Fund (SOF) Azerbaijan 14.9 1999 Minyak
27 International Petroleum Investment United Arab 14 1984 Minyak
Company IPIC) Emirates (Abu
Dhabi)
walaupun alasannya efisiensi dan baru atau tidak, tidak mudah untuk
efektifitas yang kurang baik dari BUMN. menjawabnya. Keinginan untuk
Kenyataan dari privatisasi adalah BUMN memperoleh kestabilan dalam
Indonesia sekarang sebagian justru pengelolaan negara adalah suatu hal
dikuasai oleh BUMN (baca: SWFs) dari yang normatif. Sementara itu untuk
negara asing, Seperti Singapura dan menjadikan negara stabil membutuhkan
Malaysia, apa lagi banyak pemikiran biaya yang tidak sedikit. Maka
bahwa investasi SWFs dilatarbelakangi persaingan dengan menggunakan
oleh motif politik (Fernandes, 2009). strategi masing-masing dilakukan oleh
Asset Badan Usaha Milik Negara negara. Kompetisilah yang terjadi untuk
(BUMN) Indonesia diperkirakan Rp memperoleh sumber-sumber ekonomi
1.964 trilliun di tahun 2008 yang lebih/yang banyak, sehingga
(steelindonesia.com) atau sekitar US $ berbagai kebijakan perlu dibuat oleh
218 milyar. Bayangkan jika privastisasi negara, termasuk kepemilikan SWFs.
terus dilakukan, bisa jadi Indonesia SWFs, dengan tidak memandang
benar-benar dikuasai oleh kapitalisme tujuan lain, selain tujuan ekonomi,
baru MNC, hedge fund, ataupun SWFs sangat penting dimiliki sebuah negara,
asing. setidaknya untuk mendapatkan manfaat
Ketiga, untuk kasus Indonesai, berikut ini :
dengan melihat berbagai alasan 1. Agar terhindar dari dampak buruk
mengapa negara memiliki SWFs, maka gejolak pasar global. Hampir semua
bukanlah suatu kesalahan jika negara terkait dengan keuangan
Indonesia juga terus memupuk SWFs dunia, aneka ragam dan
yang dimilikinya guna mendapatkan kecanggihan produk keuangan dunia
manfaat sebesar-besarnya bagi mampu mengancam stabilitas
kemakmuran rakyat. Walaupun asset moneter nasional. Sebagai negara
BUMN menurut Kementrian BUMN yang menganut sistem ekonomi
sekitar US $ 218 milyar pada tahun 2008 terbuka akan selalu berhadapan
akan tetapi mereka beroperasi di dalam dengan global shock yang
negeri. Privatisasi terhadap BUMN kemungkinan dapat menyeret seperti
adalah sebuah kondisi ironis jika pada krisis 1997.
akhirnya malahan asset negara dikuasai 2. Berfungsi sebagai stabilisasi,
oleh SWFs asing. Maka memupuk investasi (laba) dan tabungan.
SWFs adalah suatu alternatif yang 3. Pemberdayaan UKM dan pelestarian
sudah dilakukan oleh negara lain, tetapi sumber alam. Secara sinergis UKM
baru dirintis dilakukan oleh Indonesia dapat diambil peran positifnya guna
agar bisa berkiprah di luar negeri mendukung ekspansi yang selaras.
untukkemakmuran rakyat. Sumber daya alam juga dapat
dimanfaatkan secara efisien, dimana
PENUTUP kebutuhan dalam negeri dapat
memanfaatkan hasil dalam negeri
SWFs adalah memang suatu sementara kebutuhan ekspor dapat
pemupukan modal, tetapi apakah memanfaatkan hasil investasi
melahirkan suatu bentuk kapitalisme sumber daya alam dari luar negeri.
DAFTAR PUSTAKA
Beck dan Fidora, Juli 2008, The Impact Wealth Funds: A Bottom-UpPrimer,
of Sovereign Wealth Funds on Global New York, JP Morgan Research.
Financial Markets, Occasional Paper No 2008
91, European Central Bank Fernandes, Nuno G., 2009, Sovereign
Bernstein, S., Lerner, J., Schoar, A., wealth funds: Investment Choices
2009, The Investment Strategies of and Implications Around The World,
Sovereign Wealth Funds, Harvard Working Paper, IMD International.
Bussines School, Working Paper Financial Times Special Report,
09 ± 112 Sovereign wealth funds: The New
Bortolotti, B., Fotak, V., Megginson, W., Kids Around The Block, January
dan Miracky, W., 2009, Sofereign 24, 2008
Wealth Fund Investment Patterns and http://mms-feui.info/index.php?
Performance, website: http://faculty- Kusumah, Budi, 2007, Awas Bahaya
staff.ou.edu/M/William. Temasek, Majalah Trust, Edisi 9-
L.Megginson-1 10, Tahun 6, Jakarta
Fernandez, David G. and Bernhard SWF Institute.html/www.morganstanley.
Eschweiler, 2008, Sovereign com