283 61 1417 3 10 20180402
283 61 1417 3 10 20180402
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampua siswa dalam; (1) berdiskusi sebelum diberi
metode enam topi berpikir De Bono di kelas eksperimen dan sebelum diberi metode diskusi
kelompok di kelas kontrol, (2) berdiskusi setelah diberi metode enam topi berpikir di kelas
eksperimen dan setelah diberi metode diskusi kelompok di kelas kontrol, dan (3) untuk
mengetahui ada tidaknya perbedaan yang signifikan antara kemampuan siswa dalam berdiskusi
yang diberi metode enam topi berpikir De Bono di kelas eksperimen dengan yang diberi metode
diskusi kelompok di kelas kontrol. Penelitian ini merupakan penelitian dengan menggunakan
metode kuasi eksperimen. Dengan populasi seluruh siswa XI SMK Negeri 13 Bandung tahun
ajaran 2009/2010, dengan sampel kelas eksperimen siswa kelas IX AK 5 dan sampel kelas kontrol
siswa kelas IX AK 3. Hasil penelitian ini membuktikan bahwa ada perbedaan yang signifikan
antara kelas yang diberi metode Enam topi berpikir (kelas eksperimen) dengan kelas yang diberi
metode diskusi kelompok (kelas kontrol). Hal ini dapat dilihat dari uji t yang dilakukan pada data
posttest kelas eksperimen dan kelas kontrol dengan mengambil taraf signifikansi (α) sebesar 0,05
diperoleh bahwa nilai signifikansi (2-tailed) sebesar 0,000 disebabkan 0,000 < 0,05, maka H0
ditolak. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara kelas ekperimen
yang menggunakan metode enam topi berpikir De Bono dengan kelas kontrol yang memakai
metode diskusi kelompok. Dari perolehan angka tersebut dapat disimpulkan metode enam topi
berpikir mampu meningkatkan keterampilan berbicara siswa dalam berdiskusi.
Kata Kunci: Enam topi berpikir, topi berpikir, De Bono, dan berdiskusi
Abstract
This study aims to determine the student ability; (1) consulted before the given method of six hats
thinking De Bono in the experimental class and the prior given group discussion method in the
control class, (2) a discussion after the given method of six hats thinking in the experimental class
and after being given a group discussion method in the control class, and ( 3) to determine
whether there is a significant difference between the ability of students in a discussion by the six
hats method of thinking De Bono in the experimental class by group discussion method in the
control class. This research is using a quasi-experimental methods. With the entire student
population XI SMK Negeri 13 Bandung 2009/2010 academic year, with samples of the
experimental class students of class IX AK 5 and grade control sample class IX students AK 3. The
results of this study prove that there is a significant difference between the classes by the method
Six hats think (experimental class) with classes by group discussion method (control group). It can
be seen from the t test performed on the data posttest experimental class and control class by
taking a significance level (α) of 0.05 was obtained that the value of significance (2-tailed) of
0.000 because 0.000 <0.05, then H0 is rejected. This shows that there are significant differences
between the experimental class using the six thinking hats De Bono with control class that uses
61
LITERASI, Jurnal Ilmiah Pend. Bahasa, Sastra Indonesia dan Daerah, Vol.7, No.1, Januari 2017 e-ISSN 2549-2594
group discussion method. From these figures we can conclude the acquisition of the six hats
method of thinking can improve students' speaking skills in discussions.
62
LITERASI, Jurnal Ilmiah Pend. Bahasa, Sastra Indonesia dan Daerah, Vol.7, No.1, Januari 2017 e-ISSN 2549-2594
metode pembelajaran yang dapat me- atau kelompok orang dengan tujuan
rangsang siswa untuk mengemukakan tertentu.
pendapatnya dari berbagai sudut pan-
dang, yaitu metode enam topi berpikir B. Diskusi Kelompok Sebagai Sarana
De Bono. Latihan Berbicara
Berdasarkan latar belakang di Diskusi berasal dari bahasa latin
atas, tulisan ini menguraikan bagaimana distcutere, yang berarti “Membeberkan
kemampuan siswa dalam pembelajaran masalah”. Dalam Kamus Besar Bahasa
berdiskusi sebelum dan sesudah diberi Indonesia (KBBI) pengertian diskusi
metode enam topi berpikir De Bono di adalah “Pertemuan ilmiah untuk bertu-
kelas eksperimen, sebelum dan sesudah kar pikiran mengenai suatu masalah”.
diberi metode diskusi kelompok di kelas Kosasih (2009:78) mengartikan diskusi
kontrol. Bagaimana perbedaan signi- sebagai “Bentuk bertukar pikiran untuk
fikan antara kemampuan siswa tersebut. membicarakan suatu masalah.” Hendri-
kus (1991:96) mengartikan diskusi
II. KAJIAN TEORETIS berarti “Memberikan jawaban atas perta-
A. Hakikat Berbicara nyaan atau pembicaraan serius tentang
Berbicara merupakan hal yang suatu masalah objektif.” Tarigan
tidak bisa ditinggalkan oleh manusia (2008:40) mengartikan diskusi adalah
karena tujuan utama dari berbicara ada- “Suatu kegiatan kerjasama atau aktivitas
lah untuk berkomunikasi. Berbicara me- koordinatif yang mengandung langkah-
rupakan keterampilan yang langsung langkah da-sar tertentu yang harus
berhubungan dengan objek yang dituju dipatuhi oleh seluruh kelompok.” Menu-
untuk menyampaikan pesan yang di- rut Widyamartaya (1980:20) diskusi
maksud. Berbicara menurut Tarigan ada-lah “Bercakap-cakap membicarakan
(2008:16) adalah “Suatu kemampuan suatu hal, suatu masalah, dan mencari
mengucapkan bunyi-bunyi artikulasi jalan keluar atau pemecahannya.”
atau kata-kata untuk mengekspresikan, sedangkan diskusi menurut Suhendar
mengatakan, serta menyampaikan piki- dan Supinah (1992-:107) adalah “Proses
ran, gagasan, dan perasaan.” Lebih pelibatan dua atau lebih individu yang
lanjut lagi Tarigan mengatakan bahwa berinteraksi secara verbal dan saling
berbicara merupakan suatu bentuk peri- berhadapan muka, mengenai tujuan atau
laku manusia yang memanfaatkan faktor saran tertentu melalui cara tukar menu-
fisik, psikologis, neorologis, semantik, kar informasi, pengelolaan sendiri, atau
dan linguistik sedemikian ekstesif secara pemecahan masalah”. Dari pengertian
luas sehingga dapat di-anggap sebagai tersebut dapat disimpulkan bahwa disku-
alat manusia yang paling penting bagi si merupakan sebuah metode untuk me-
kontrol sosial”. mecahkan masalah secara lisan dengan
Dari beberapa pendapat tersebut cara bertukar pikiran dalam sebuah
dapat disimpulkan bahwa pada haki- kelompok.
katnya berbicara adalah suatu keteram- Diskusi ini merupakan salah
pilan dalam berbahasa yang meng- satu sarana untuk meningkatkan kemam-
gunakan lisan dan membutuhkan keca- puan berbicara karena orang-orang yang
kapan dalam mengekspresikan pikiran, terlibat dalam sebuah diskusi akan
gagasan yang ada pada otaknya untuk mengungkapkan pendapatnya masing-
menyampaikan pesan kepada seseorang masing. Dalam situasi ini, perbedaan
pendapat akan terjadi karena masing-
63
LITERASI, Jurnal Ilmiah Pend. Bahasa, Sastra Indonesia dan Daerah, Vol.7, No.1, Januari 2017 e-ISSN 2549-2594
masing mempunyai keinginan untuk me- dari satu ‘jalur’ atau ‘sudut’ yang tetap
nyelesaikan masalah yang sedang diba- untuk menghindari kerancuan. Apabila
has. Pada saat itulah kemampuan berbi- seseorang berpikir pada jurusan yang
cara akan tergali. Selain itu juga, wawa- sama maka hasil pemikirannya pun akan
san yang dimiliki oleh orang yang menjadi lebih optimal.
sedang berdiskusi akan terlihat. Hal ini Dalam metode ini terdapat
sependapat dengan John Stuart dalam berbagai warna yang dijadikan topi un-
Tarigan (2008:40) mengatakan bahwa: tuk berpikir. Setiap warna mewakili satu
“Satu-satunya cara, tempat dimana ma- jenis kegiatan berpikir. Warna-Warna
nusia dapat mengemukakan beberapa tersebut antara lain putih, merah, hitam,
pendekatan untuk mengetahui kese- kuning, hijau, dan biru. Untuk menge-
luruhan pokok pembicaraan adalah de- tahui bagaimana cara kerja dari setiap
ngan jalan mengetahui segala hal yang topi itu, akan dipaparkan di bawah ini.
dikatakan oleh orang-orang yang mem- 1) Topi Putih
punyai pendapat-pendapat yang berbe- Topi putih melambangkan ber-
da.” pikir secara netral dan objektif, bukan
Pernyataan di atas dapat disi- argumen atau usul. Fokus topi putih
mpulkan bahwa berdiskusi meru-pakan adalah informasi yang ada. Hal-hal yang
cara yang tepat untuk mengetahui sebe- mencakup topi putih antara lain a) Infor-
rapa besar kemampuan berbicara yang masi apa yang dimiliki? b) Informasi
dimiliki seseorang karena dengan perbe- apa yang tidak ada? c) Bagaimana cara
daan pendapat tersebut dapat terlihat memperoleh informasi yang dibutuh-
kemampuan dalam menguasai topik kan?
yang sedang dibahas. 2) Topi Merah
Topi merah melambangkan pe-
C. Metode Enam Topi Berikir De rasaan, intuisi, dan emosi. Topi merah
Bono dapat dikatakan sebagai lawan dari topi
Edward De Bono seorang pakar putih. Tujuan topi merah adalah mem-
terkemuka dalam mengajarkan ketera- beri kesempatan kepada peserta untuk
mpilan berpikir dan penggagas konsep mengeluarkan perasaan sehingga pera-
berpikir lateral kemudian mengem- saan tersebut dapat menjadi bagian dari
bangkan teknik-teknik formal tersebut keputusan yang akan diambil. Hal-hal
menjadi teknik kreatif. Dalam bukunya yang berkaitan dengan perasaan bia-
yang berjudul “Revolusi Berpikir” sanya merupakan perasaan pembenaran,
(2007) pada tahun 1993 meng- situasi saat ini, dan keragu-raguan.
gambarkan metode berpikir kreatif yaitu 3) Topi Hitam
metode Enam Topi Berpikir. Dalam Topi hitam adalah dasar dalam
buku ini, De Bono memusatkan pemikir berpikir kritis. Berpikir kritis adalah
untuk berpikir dalam satu jalur atau berpikir dengan menilai baik dan buruk..
dapat disebut berpikir paralel. Dalam Beberapa contoh pertanyaan yang dapat
artikelnya Hidayat (2008) mengatakan digunakan pada saat menggunakan topi
bahwa berpikir paralel berarti “Mengon- hitam adalah sebagai berikut: a) Apakah
disikan agar orang-orang yang bekerja ini benar? b) Apakah ini cocok? c) Apa-
dalam tim bisa berpikir ke arah yang kah ini akan berhasil? d) Apa resikonya
sama, dengan ‘jalur’ berpikir yang dan apa masalahnya?
sama”. Berpikir paralel merupakan 4) Topi Kuning
berpikir yang mengaharuskan berpikir
64
LITERASI, Jurnal Ilmiah Pend. Bahasa, Sastra Indonesia dan Daerah, Vol.7, No.1, Januari 2017 e-ISSN 2549-2594
65
LITERASI, Jurnal Ilmiah Pend. Bahasa, Sastra Indonesia dan Daerah, Vol.7, No.1, Januari 2017 e-ISSN 2549-2594
66
LITERASI, Jurnal Ilmiah Pend. Bahasa, Sastra Indonesia dan Daerah, Vol.7, No.1, Januari 2017 e-ISSN 2549-2594
terhadap ilmu sosial secara umum dan sebelum perlakuan atau biasa disebut
bidang bahasa secara khusus tidak rea- pretest (O1). Pretest ini dilakukan di
listis apabila hanya dibatasi pada ranca- kelas eksperimen maupun kelas kontrol
ngan kebenaran eksperimental. Pene- untuk mengukur kemampuan awal sis-
litian bahasa dihadapkan berbagai per- wa. Kedua tes yang dilakukan setelah
soalan yang sangat rumit, seperti sikap perlakuan atau biasa disebut posttest
manusia, pembelajaran bahasa, dan (O2). Posttest ini dilakukan setelah
sikap bahasa yang sewaktu-waktu dapat perlakuan (X) dengan metode enam topi
berubah. Penggunaan metode ekspermen beripikr De Bono yang diterapkan di
kuasi dalam penelitian ini disesuaikan kelas eksperimen sedangkan perlakuan
dengan tujuan penelitian, yaitu menguji di kelas kontrol dilakukan dengan me-
penerapan metode enam topi beripikr De makai metode diskusi kelompok.
Bono dalam pembelajaran berdiskusi.
Metode eksperimen yang penulis guna- IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
kan adalah nonequivalent control group Untuk menerapkan metode
design. Metode ini hampir sama dengan enam topi berpikir ini guru menyediakan
pretest posttest control group design, replika topi yang terbuat dari kertas lipat
hanya saja pada metode ini kelas berwarna hitam, merah, kuning, hijau,
eksperimen dan kelas kontrol tidak di- biru, dan putih. Siswa dibagi dalam tiga
pilih secara random melainkan dengan kelompok diskusi untuk membahas
kriteria tertentu. Model ini membutukan tema-tema yang berbeda. Setiap kelom-
dua kelas dalam penelitiannya, satu ke- pok memiliki satu orang ketua yang
las eksperimen dan satu kelas kontrol akan memandu anggotanya menentukan
sebagai pembanding penelitian. Tabel urutan topi mana saja yang akan dipakai
desainya adalah sebagai berikut: dalam berdiskusi. Setelah itu setiap ke-
Tabel 1 lompok memaparkan hasil diskusi di
Pola Penelitian dalam kelompoknya di depan kelas.
Siswa lain menyimak dan menanggapi
E O1 X O2 hasil diskusi tersebut.
Penilaian dilakukan dengan cara
O4 merekam semua aktivitas diskusi yang
K 03
selanjutnya ditranskrip ke dalam bentuk
tulisan. Penilaian tersebut didasarkan pa-
(Sugiyono, 2008:116) da aspek kualitas gagasan, kuantitas isi
E = Kelompok Eksperimen gagsan, kuantitas berpendapat, santun
K = Kelompok kontrol dalam berbahasa, hubungan isi dengan
O1 = Pretest, tes yang dilakukan topik, toleransi dalam berpendapat, dan
sebelum eksperimen kelancaran berbicara.
O2 = Posttest, tes yang dilakukan Berdasarkan hasil penghitungan
setelah eksperimen yang diperoleh, dapat diketahui rata-rata
X = Perlakuan nilai pretest siswa di kelas eksperimen
sebesar 55,8 dan rata-rata nilai pretest
Desain di atas menggambarkan siswa di kelas kontrol sebesar 55,29.
bahwa tes yang digunakan dalam pene- Data tersebut menunjukkan bahwa tidak
litian ini dilakukan sebanyak dua kali ada perbedaan yang berarti pada
pada kelas eksperimen (E) maupun kelas kemampuan awal siswa di kelas
kontrol (K). Pertama tes yang dilakukan eksperimen maupun kelas kontrol atau
67
LITERASI, Jurnal Ilmiah Pend. Bahasa, Sastra Indonesia dan Daerah, Vol.7, No.1, Januari 2017 e-ISSN 2549-2594
dalam kata lain, kemampuan awal siswa eksperimen berasal dari populasi yang
di kelas eksperimen dan kelas kontrol tidak berdistribusi normal, sedangkan
sama. pada kelas kontrol sampel berasal dari
Untuk mengetahui kemampuan populasi yang berdistribusi normal. Hal
akhir siswa setelah diberi metode enam ini dapat terlihat dari nilai signifikansi >
topi berpikir De Bono pada kelas 0,05, karena 0,062 > 0,05 dapat
eksperimen dan metode diskusi kelom- disimpulkan bahwa sampel di kelas kon-
pok pada kelas kontrol, selanjutnya trol pada nilai pretest ini berasal dari
siswa tersebut mengikuti posttest. Ber- populasi yang berdistribusi normal.
dasarkan perhitungan tersebut didapat- Selanjutnya, karena data kedua
kan rata-rata kedua kelas mengalami kelas tidak sama, ada yang berdistribusi
peningkatan dibandingkan pretest. Rata- normal dan ada data yang tidak berdis-
rata kelas eksperimen berubah menjadi tribusi normal, maka langkah selan-
78,4 dan kelas kontrol berubah menjadi jutnya adalah menguji kesamaan dua
65,95. Hal ini menunjukkan bahwa nilai rata-rata memakai uji Kolmogorov-
rata-rata kelas yang diberi metode enam Smirnov dengan mengambil taraf
topi berpikir De Bono lebih besar dari signifikansi (α) sebesar 0,05. Dari hasil
nilai rata-rata kelas yang diberi metode penghitungan tersebut didapatkan nilai
diskusi kelompok. 0,854. Hal ini menunjukkan bahwa tidak
Setelah mengetahui rata-rata terdapat perbedaan rata-rata skor pretest
baik pretest maupun posttest di kelas kelas eksperimen dan kelas kontrol
eksperimen dan kelas kontrol, kemudian karena 0,854 > 0,05.
diadakan uji antar penimbang (ANA- Untuk mengetahui normalitas
VA). Hal ini dilakukan untuk meng- data posttest, dilakukan hal yang sama
hindari subjektifitas yang tinggi antar seperti uji normalitas pada data pretest.
penilai satu dan penilai lainnya. Dari Hasil penghitungan uji normalitas data
hasil penghitungan tersebut didapatkan posttest di kelas eksperimen kelas
nilai reliabilitas antar penimbang untuk kontrol menunjukkan sampel berasal
data nilai pretest dan posttest di kelas dari populasi yang berdistribusi normal.
eksperimen secara berturut-turut adalah Hal ini dapat dilihat dari nilai signi-
0,94 dan 0,81. Berdasarkan tabel Guil- fikansi kelas eksperimen dan kontrol
ford, koefisien reliabilitas antar-penim- berturut-turut sebesar 0,2 dan 0,104.
bang untuk nilai seperti itu termasuk Nilai 0,2 > 0,05 dan 0,104 > 0,05.
dalam korelasi sangat tinggi. Untuk uji Hal yang dilakukan selanjutnya
reliabilitas antarpenimbang di kelas adalah uji homogenitas nilai posttest. Uji
kontrol didapatkan nilai pretest dan ini dilakukan untuk mengetahui apakah
posttest 0,93 dan 0,79. Berdasarkan masing-masing data yang diperoleh dari
tabel Guilford, koefisien reliabilitas an- kedua kelas sampel memiliki varians po-
tarpenimbang untuk nilai seperti itu pulasi yang sama atau berbeda, dengan
termasuk dalam korelasi sangat tinggi mengambil taraf signifikansi 0,05. Dari
dan tinggi. penghitungan dengan menggunakan uji
Hasil perhitungan normalitas One Way Anova didapat nilai signifi-
menunjukkan bahwa data pretest pada kansi 0,000, karena 0,000 < 0.05 maka
kelas eksperimen pada nilai pretest tidak dapat disimpulkan bahwa ketiga varian
berdistribusi normal karena nilai signi- berbeda.
fikansi < 0.05, karena 0,04 < 0,05 dapat Setelah mengetahui nilai signifi-
disimpulkan bahwa sampel pada kelas kansi pada uji homogenitas, hal yang
68
LITERASI, Jurnal Ilmiah Pend. Bahasa, Sastra Indonesia dan Daerah, Vol.7, No.1, Januari 2017 e-ISSN 2549-2594
selanjutnya dilakukan adalah uji t. Uji t ini pun sekaligus menjawab bahwa
ini merupakan pembuktian dari hipotesis metode enam topi berpikir De Bono
yang ada pada penelitian ini, apakah dapat meningkatkan keterampilan berbi-
terdapat perbedaan yang signifikan an- cara siswa pada saat berdiskusi.
tara kelas yang diberi metode enam topi
berpikir De Bono dengan kelas yang
tidak diberi metode enam topi berpikir
De Bono. Dari hasil penghitungan uji t DAFTAR PUSTAKA
ini didapatkan nilai signifikansi 0,000,
karena 0,000 < 0,005 maka H0 ditolak. Akdon. (2007). Modul aplikasi statistika
Hal ini dapat disimpulkan bahwa dalam pendidikan. Bandung:
terdapat perbedaan yang signifikan an- Program Megister Pendidikan
tara kelas yang diberi metode enam topi Dasar Universitas Pendidikan
berpikir De Bono dengan kelas yang Indonesia.
tidak diberi metode enam topi berpikir Arikunto, S. (2006). Prosedur penelitian
De Bono. suatu pendekatan praktik. Jakar-
ta: Rineka Cipta.
V. SIMPULAN De Dono, Edward. (2007). Revolusi
Berdasarkan keseluruhan anali- berpikir. Bandung: KAIFA.
sis yang telah dibahas baik data kuan- Depotter, Bobbi. 2007. Quantum lear-
titatif maupun data kualitatif maka ning. Bandung: Kaifa.
diperoleh simpulan akhir, yaitu Kemam- Direktorat akademik UPI. 2010.
puan awal siswa dalam berdiskusi baik Panduan program latihan profe-
di kelas eksperimen yang menggunakan si (plp). Bandung; direktorat
metode enam topi berpikir maupun kelas akademik UPI.
kontrol yang menggunakan metode Haryonosuyono.blogspot.com/2007/03/.l
diskusi kelompok mempunyai kesama- aporan-mengikuti-festival-of-
an. Kemampuan akhir siswa setelah thinker-kedua-di-abu-dhabi-21-
diberi perlakuan di kelas eksperimen 24oktober.
maupun kontrol meningkat dibanding- Hendrikus, Dori. (1991). Retorika
kan pada saat pretest. Hal ini mem- Terampil berpidato, berdiskusi,
buktikan bahwa terdapat peningkatan berargumentasi, dan bernegoi-
kemampuan keterampilan berbicara sasi. Yogyakarta: KANISIUS.
siswa di kelas eksperimen maupun kelas http/luqmanbaehaqi.blogspot.com/2008/
kontrol. Akan tetapi, rata-rata nilai kelas 03/.topi-ajaib.html.topi-ajaib.
eksperimen yang memakai metode enam Senin, 10 Maret.
topi berpikir De Bono lebih besar Iskandarwassid & Suhendar. (2008).
dibandingkan dengan kelas kontrol yang Strategi pembelajaran bahasa.
hanya diberi metode diskusi kelompok. Bandung: ROSDA.
Setelah dilakukan perhitungan uji nor- Kosasih, E. (2008). Terampil berbicara
malitas dan uji homegenitas bahwa di depan umum. Jakarta: Nobel
terdapat perbedaan yang signifikan an- Machfoedz. Mahmud. (2005). Rapat dan
tara kemampuan berdiskusi siswa yang persentasi lisan yang efektif.
diberi metode enam topi berpikir De Yogyakarta: ANDI.
Bono di kelas eksperimen dengan ke- Margono,S. 2004. Metodologi penelitian
mampuan siswa yang diberi metode pendidikan. Jakarta: Rineka Cip-
diskusi kelompok di kelas kontrol. Hal ta
69
LITERASI, Jurnal Ilmiah Pend. Bahasa, Sastra Indonesia dan Daerah, Vol.7, No.1, Januari 2017 e-ISSN 2549-2594
70