Anda di halaman 1dari 3

Bayi usia kurang dari 6 bulan mendapat ASI Esklusif merupakan indikator yang tercantum

pada Renstra Kementerian Kesehatan periode 2020-2024, bahkan pada Renstra periode
sebelumnya (2015-2019) indikator ini sudah menjadi indikator kinerja kegiatan (IKK)
Direktorat Gizi Masyarakat, karena sangat terkait dengan program prioritas pemerintah,
yaitu percepatan penurunan stunting. Pada tahun 2020, dari jumlah bayi usia kurang dari
6 bulan yang di recall, dari 3.196.303 sasaran bayi kurang dari 6 bulan terdapat 2.113.564
bayi usia kurang dari 6 bulan yang mendapatkan ASI Eksklusif atau sekitar 66,1%. Capaian
indikator persentase bayi usia kurang dari 6 bulan yang mendapatkan ASI Eksklusif sudah
memenuhi target tahun 2020, yaitu sebesar 40%. Berdasarkan distribusi provinsi,
sebanyak 32 provinsi telah mencapai target yang diharapkan dan masih terdapat 2
provinsi yang tidak mencapai target, yaitu Papua Barat (34%) dan Maluku (37,2%),
sementara provinsi dengan capaian tertinggi adalah Nusa Tenggara Barat (87,3%)
Gambaran capaian persentase bayi usia < 6 bulan dapat dilihat pada grafik di bawah ini:

(LAPORAN KINERJA KEMENKES 2020)


Air Susu Ibu (ASI) eksklusif berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 33 Tahun 2012
tentang Pemberian Air Susu Ibu Eksklusif adalah ASI yang diberikan kepada bayi sejak
dilahirkan
selama enam bulan, tanpa menambahkan dan/atau mengganti dengan makanan atau minuman
lain
(kecuali obat, vitamin, dan mineral).
ASI mengandung kolostrum yang kaya akan antibodi karena mengandung protein untuk
daya tahan tubuh dan bermanfaat untuk mematikan kuman dalam jumlah tinggi sehingga
pemberian ASI eksklusif dapat mengurangi risiko kematian pada bayi. Kolostrum berwarna
kekuningan yang dihasilkan pada hari pertama sampai dengan hari ketiga. Hari keempat sampai
hari
kesepuluh ASI mengandung immunoglobulin, protein, dan laktosa lebih sedikit dibandingkan
kolostrum tetapi lemak dan kalorinya lebih tinggi dengan warna susu yang lebih putih. Selain
mengandung zat makanan, ASI juga mengandung enzim tertentu yang berfungsi sebagai zat
penyerap yang tidak akan menganggu enzim lain di usus. Susu formula tidak mengandung enzim
tersebut sehingga penyerapan makanan sepenuhnya bergantung pada enzim yang terdapat di usus
bayi.
Pada tahun 2019, secara nasional persentase bayi baru lahir yang mendapat IMD yaitu
sebesar 75,58%. Angka ini telah melampaui target Renstra tahun 2019 yaitu sebesar 50,0%.
Provinsi
dengan persentase tertinggi bayi baru lahir mendapat IMD adalah Sulawesi Tenggara (94,92%)
sedangkan provinsi dengan persentase terendah adalah Papua Barat (3,06%). Terdapat dua
provinsi
yang belum mencapai target Renstra tahun 2019 yaitu Maluku dan Papua Barat.
Secara nasional, cakupan bayi mendapat ASI eksklusif tahun 2019 yaitu sebesar 67,74%.
Angka tersebut sudah melampaui target Renstra tahun 2019 yaitu 50%. Persentase tertinggi
cakupan
pemberian ASI eksklusif terdapat pada Provinsi Nusa Tenggara Barat (86,26%), sedangkan
persentase terendah terdapat di Provinsi Papua Barat (41,12%). Terdapat empat provinsi yang
belum mencapai target Renstra tahun 2019, yaitu Gorontalo, Maluku, Papua, dan Papua Barat.
Cakupan bayi baru lahir mendapatkan

Anda mungkin juga menyukai