§ Terjadi
akibat
efek
farmakologis
obat
§ Tidak
terkait
efek
farmakologis
obat
§ Tergantung
dosis
obat
§ Tidak
tergantung
dosis
obat
§ Terjadi
pada
semua
individu
§ Hanya
terjadi
pada
individu
yang
§ Baik
yang
Pdak
memiliki
bakat
alergi
memiliki
kecenderungan
mengalami
alergi
Kompleks
obat-‐IgE
berikatan
dg
sel
UrPkaria,
angioedem,
pruritus,
Beberapa
menit
hingga
beberapa
jam
mast,
memicu
degranulasi
sel
mast,
bronkospasme,
mual,
diare,
setelah
paparan
obat
pelepasan
histamin
dan
mediator
anafilaksis
inflamasi
Komples
imun,
terjadi
deposisi
Serum
sickeness,
rash,
urPkaria,
1-‐3
minggu
setelah
paparan
obat
kompleks
obat-‐anPbodi
pada
limfadenopaP,
artralgia,
jaringan,
memicu
akPvasi
komplemen
glomerulonefriPs,
drug-‐induced
lupus
dan
inflamasi
erythematosus,
vaskuliPs
Tipe
lambat,
dimediasi
oleh
sistem
DermaPPs
kontak
alergi,
bercak
(rash
2-‐7
hari
setelah
paparan
obat
topikal
imun.
Presentasi
molekul
obat
melalui
makulopapular)
,
SJS/TEN
di
kulit,
4-‐28
hari
setelah
paparan
ikatan
MHC
oleh
sel-‐sel
imun
kepada
obat
pd
SJS/TEN
sel
T,
memicu
pelepasan
sitokin
dan
mediator
inflamasi
Cardona
et
al.
Anaphylaxis
Guidance.
World
Allergy
OrganizaPon
Journal
(2020)
13:100472
©
Annisa
Zahra
2021
Klasifikasi
Anafilaksis
Sesuai
Terminologi
Baru
Anafilaksis
Cardona
et
al.
Anaphylaxis
Guidance.
World
Allergy
OrganizaPon
Journal
(2020)
13:100472
©
Annisa
Zahra
2021
Anafilaksis
melalui
mekanisme
imunologi
(IgE
dependent)
©
Annisa
Zahra
2021
Cardona
et
al.
Anaphylaxis
Guidance.
World
Allergy
OrganizaPon
Journal
(2020)
13:100472
Anafilaksis
melalui
mekanisme
imunologi
(IgE
independent)
©
Annisa
Zahra
2021
Cardona
et
al.
Anaphylaxis
Guidance.
World
Allergy
OrganizaPon
Journal
(2020)
13:100472
• Reaksi
anafilaksis
dapat
Pmbul
dalam
beberapa
menit
hingga
beberapa
jam
• KemaPan
dapat
terjadi
dalam
beberapa
menit
• Anafilaksis
fase
lambat
(reaksi
bifasik)
:
munculnya
kembali
gejala
setelah
remisi
spontan
maupun
dg
pengobatan
• Sebagian
besar
muncul
kembali
dalam
8
jam
pertama
• Protracted
anafilaksis
:
anafilaksis
berat,
berupa
difsungsi
pernafasan
dan
syok
anafilaksis
berlangsung
hingga
5-‐32
jam,
sering
resisten
terhadap
pengobatan
C.
Gejala
GastrointesAnal
Persisten
Nyeri
kram
abdomen,
muntah.
©
Annisa
Zahra
2021
Cardona
et
al.
Anaphylaxis
Guidance.
World
Allergy
OrganizaPon
Journal
(2020)
13:100472
Kondisi
sakit
dengan
onset
akut
(beberapa
menit
sampai
beberapa
jam)
berupa
hipotensi
atau
bronkospasme
atau
keterlibatan
laring
setelah
terpapar
alergen
yang
dicurigai
menyebabkan
alergi,
walaupun
TANPA
keterlibatan
kulit/mukosa
Bronkospasme
Keterlibatan
laring
©
Annisa
Zahra
2021
Cardona
et
al.
Anaphylaxis
Guidance.
World
Allergy
OrganizaPon
Journal
(2020)
13:100472
Diagnosis
Banding
Anafilaksis
©
Annisa
Zahra
2021
Cardona
et
al.
Anaphylaxis
Guidance.
World
Allergy
OrganizaPon
Journal
(2020)
13:100472
Buku
Ajar
Penyakit
Dalam
Universitas
Airlangga,
2015
Tatalaksana
Dasar
1. HenAkan
paparan
pencetus
2. Evaluasi
:
Airway-‐Breathing-‐CirculaAon
Status
kesadaran,
kulit/mukosa,
berat
badan
3. Call
for
help.
No.3,4,5
Lakukan
secara
simultan
dan
cepat.
4. Inj
epinefrin
(adrenalin)
1:1000
(1mg/mL)
i.m
pada
midanterolateral
dg
dosis
0,01
mg/kgBB.
Dosis
max
dewasa
0,5
mg.
Catat
waktu
pemberian,
dapat
diulang
5-‐15
menit
bila
diperlukan
5. Posisikan
berbaring
atau
posisi
yang
nyaman
bila
ada
gangguan
pernafasan
dan/
atau
muntah,
Pnggikan
ekstrimitas
bawah
Berikan
Adrenalin/Epinefrin
Dewasa
:
0,5
mg
im
(solusio
1:1000)
Ulangi
dosis
sePap
5
menit
(jika
diperlukan)
Oksigenasi,
O2
masker
6-‐8
lpm
atau
orofaringeal
mask
bila
ada
indikasi
Jalur
intravena
kanula
diameter
besar
(14-‐16
G).
Bila
ada
indikasi,
berikan
cairan
1-‐2Liter
NaCl
0,9%
secara
cepat
Bia
ada
indikasi,
RJP
kompresi
dada
konPnyu
(100-‐120
pijatan/mt
dengan
kedalama
5-‐6
cm)
Monitor
TD,
nadi,
fungsi
jantung,
status
respirasi
dan
oksigenasi
secara
teratur
Email
:
dr.annisazahra@gmail.com
IG
@annisazahra_sppd