Anda di halaman 1dari 2

Latar belakang

Rational choice atau Teori pilihan rasional merupakan kerangka pemikiran untuk
memahami dan merancang model perilaku sosial dan ekonomi. Asumsi dasar teori pilihan
rasional adalah seluruh perilaku sosial disebabkan oleh perilaku individu yang masing-masing
membuat keputusannya sendiri. Teori ini berfokus pada penentu pilihan individu.

Teori pilihan rasional juga mengasumsikan bahwa seseorang memiliki prioritas di antara
banyak alternatif, yang memungkinkan orang tersebut untuk mengungkapkan pilihan yang
diinginkannya. Preferensi ini dianggap lengkap (orang tersebut selalu dapat menentukan
alternatif yang mereka inginkan atau alternatif yang tidak diharapkan) dan dikomunikasikan (jika
opsi A lebih disukai daripada opsi B, dan opsi B lebih disukai daripada opsi C, maka A lebih
baik daripada opsi C). Kemudian, agen rasional akan mempertimbangkan informasi yang
tersedia, kemungkinan kejadian, dan potensi biaya dan manfaat dari membuat pilihan, dan
mengambil tindakan bersama saat memilih tindakan terbaik. Rasionalitas juga penting bagi ilmu
politik modern.

Pengertian Rasional menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia ialah menurut pikiran dan
pertimbangan yang logis. Sama dengan pengertian Kamus Besar Bahasa Indonesia, University
Of Oxford mengeluarkan pengertian dari Rasional yaitu berdasarkan atau sesuai dengan nalar
atau logika, mampu berpikir secara bijaksana atau logis, dan memiliki kemampuan bernalar.
Intinya, Rasional dikaitkan dengan pilihan yang diambil dari akal yang berirama dengan logika
dan akal pikiran pribadi individu masing – masing manusia.

Seorang peneliti bernama Buchman berkata menjelaskan bahwa Teori Pilihan Rasional
adalah teori ekonomi neoklasik yang diterapkan pada sektor publik yang mencoba menjembatani
antara ekonomi mikro dan politik dengan melihat pada tindakan warga, politisi, dan pelayan
publik sebagai analogi terhadap kepentingan pribadi dan konsumen. Namun, beberapa peneliti
lainnya mengeluarkan pendapat yang lain salah satunya Colemen. Ia berpendapat bahwa orang-
orang bertindak secara purposif menuju tujuan, dengan tujuan (dan demikian juga tindakan-
tindakan) yang dibentuk oleh nilai-nilai atau preferensi. Dia juga menambahkan bahwa bagi
aktor rasional yang berasal dari ekonomi, dalam memilih tindakan-tindakan tersebut seorang
aktor akan lebih memaksimalkan utilitas, atau pemenuhan kepuasan kebutuhan dan keinginan
mereka.

Anda mungkin juga menyukai