Anda di halaman 1dari 5

KODE ETIK PERENCANA INDONESIA

(Ketetapan Kongres Istimewa IAP No. 5 Tahun 1994)

A. Mukaddimah
1. Kode etik perencanaan Indonesia sebagai kaidah kehormatan diturunkan
berdasarkan nilai-nilai luhur masyarakat dan bangsa Indonesia yang berlandaskan
falsafah Pancasila dan UUD 1945.
2. Kode etik perencanaan Indonesia merupakan sikap profesi dalam mengemban
tanggung jawabnya berkaitan dengan kepentingan masyarakat dan negara,
pemberi kerja dan atasan, serta tanggung jawab profesi, rekan sejawat maupun
diri sendiri.
3. Tanggung jawab terhadap masyarakat dan negara merupakan paying dari
tanggung jawab lainnya.
B. Tanggung Jawab Perencanaan Pada Masyarakat
1. Melayani kepentingan seluruh golongan dan lapisan masyarakat (public) :
mendahulukan kepentingan umum di atas kepentingan golongan maupun
kepentingan pribadi serta berdasarkan keyakinan profesi berani membela yang
benar serta memberikan kritik dan koreksi terhadap hal yang merugikan
masyarakat.
2. Memberikan informasi kepada masyarakat dan mengambil keputusan atas
permasalahan, kemungkinan pilihan dan dampak dari suatu perencanaan serta
mendorong masyarakat untuk berpartisipasi dalam proses perencanaan dan
pengambilan keputusan.
3. Berperanserta dalam upaya menuju tercapainya pembangunan berkelanjutan
melalui pendekatan perencanaan terpadu yang berwawasan menyeluruh dan
berjangka panjang dengan meningkatkan efisiensi dan produktivitas ekonomi,
meningkatkan pemerataan dan perluasan manfaat pembangunan, melestarikan
warisan budaya dan sejarah serta meningkatkan kondisi lingkungan hidup.

C. Tanggung Jawab Perencana Terhadap Pemberi Kerja dan Atasannya


1. Menjaga kerahasiaan informasi dari pemberi kerja maupun informasi lain dari
pihak pemerintah yang masih perlu dirahasiakan serta tidak menggunakan
informasi yang masih rahasia untuk kepentingan pribadi, sebaliknya juga harus
berani mempertanggungjawabkan keputusan profesionalnya berdasar kepentingan
masyarakat.
2. Memanfaatkan wewenang, kompetensi profesi serta informasi yang di miliki
untuk memenuhi kepentingan pemberi kerja dan atasannya sejauh hal ini sejalan
dengan pelayanannya terhadap kepentingan masyarakat.
D. Tangguna Jawab Perencana Terhadap Profesi, Rekan Sejawat dan Diri Sendiri
1. Turut serta mengembangkan profesi perencanaan dengan terus menerus
meningkatkan integritas, pengetahuan dan kemampuannya, tanggap terhadap
kritik profesi, berbagi pengalaman dan pengetahuan pada rekan sejawat serta
menyebarluaskan dan meningkatkan pengertian profesi dan perencanaan pada
masyarakat.
2. Menghormati dan menghargai kemampuan dan keahlian professional serta hasil
pekerjaan teman sejawat dan anggota dari profesi lain serta mempunyai sikap
saling membina terutama terhadap perencana pemula.
3. Menghindar menerima pekerjaan pada waktu bersamaan dari pemberika kerja
lain bila hal inidapat menimbulkan benturan kepentingan antar pemberi kerja.

Tambahan :

PERATURAN MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL


(Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Republik Indonesia Nomor 9 Tahun
2016 Tentang Kode Perilaku Perencana Kementerian Perencana Pembangunan
Nasional)

Bab I Ketentuan Umum Pasal 1, menjelaskan tentang :

- Perencana adalah pejabat structural dan pejabat fungsional perencana yang diberi
tugas untuk melaksanakan kegiatan perencanaan di Kementerian Perencanaan
Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional.
- Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Perencanaan
Pembangunan Nasionalyang selanjutnya disebut PPN/Bappenas adalah kementerian
yang menyelenggarakan ursan pemeritahan dibidang perencanaan pembangunan
nasional.
- Kode etik dan kode perilaku perencana adalah pedoman, sikap, tingkah laku, dan
perbuatan perencana dalam melaksanakan tugasnya dan pergaulan hidup sehari-hari.
Pasal 5. Menjelaskan tentang :

Kode etik dan kode perilaku perencana sebagai berikut :

- Mengutamakan pelaksanaan kewajiban;


- Memelihara dan menjaga hubungan yang kondusif dan harmonis dengan sesama
perencana dan pihak lain secara hirarkis struktural maupun fungsional;
- Memberitahukan kepada atasan langsungnya mengenai penugasan dari pihak lain
yang akan dan telah dilaksanakan, baik sendiri atau bersama orang lain, dalam
hubungannya dengan tugas kedinasan;
- Menyusun perencanaan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan di
bidang perencanaan pembangunan nasional dan ketentuan peraturan perundang-
undangan lainnya;
- Melibatkan pemangku kepentungan terkait dalam penyusunan perencanaan
berlandaskan asas netralitas dan objektifitas;
- Menyusun perencanaan pembangunan dan didukung data dan informasi yang
memadai;
- Memberikan pendampingan, konsultasi dan fasilitasi dalam kegiatan perencanaan
kepada pihak yang membutuhkan;
- Meningkatkan kompetensi dan keahlian dibidang perencanaan; dan
- Memelihara dan menjaga hubungan yang kondusif dan harmonis dengan sesama
perencana dan pihak lain secara hirarkis structural maupun fungsional.

Pasal 6. Menjelaskan tentang :

- Menyalahgunakan jabatan dan wewenang yang dimiliki termasuk menyalahgunakan


pengaruhnya sebagai Perencana Kementerian Perencanaan Pembangunan/Badan
Perencanaan Pembangunan Nasional dalam melaksanakan tugas maupun untuk
kepentingan pribadi atau golongan;
- Menjanjikan atau menerima janji, meminta atau menerima pemberian dari siapapun
dalam bentuk apapun yang bertentangan dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan, kebijakan organisasi dan sumpah jabatan;
- Menghilangkan, meminjamkan, mengirim/mentransfer, mengalihkan,
menjual/memperdagangkan seluruh atau sebagai dokumen, data, dan informasi yang
karena jenis dan sifatnya tidak diperkenankan oleh ketentuan peraturan perundang-
undangan, serta Barang milik Kementerian Perencanaan Pembangunan/Badan
Perencanaan Pembangunan Nasional dalam bentuk elektronik atau non elektronik
kepada pihak yang tidak berhak atau membiarkan terjadinya hal tersebut;
- Membuat komitmen dan janji dengan pihak lain yang mengikat organisasi tanpa
prosedur dan penugasan dari Kementerian Perencanaan Pembangunan/Badan
Perencanaan Pembangunan Nasional yang bertentangan dengan pelaksanaan tugas
dan tanggung jawabnya dalam lembaga; dan
- Melakukan tindakan dan perbuatan yang melanggar norma hukum, agama, dan
asusila.
BAB IV. Penegakan Kode Etik Pasal 7 menjelaskan tentang :

Ketentuan dan tata cara penegakan Kode Etik dan Kode Perilaku sebagaimana
dimaksud dalam Peraturan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan
Perencanaan Pembangunan Nasional nomor 8 Tahun 2016 tentang Kode Etik dan Kode
Perilaku Pegawai Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan
Pembangunan Nasional, berlaku secara mutatis mutandis terhadap penegakan Kode Etik dan
Kode Perilaku Perencana.

Pasal 8, menjelaskan tentang :

Dalam hal Perencana telah dijatuhi sanksi oleh Asosiasi Profesi atas jenis pelanggaran
Kode Etik yang sama dan dalam waktu yang sama dengan pelanggaran Kode Etik dan Kode
Perilaku yang dilakuk an Perencana maka penjatuhan sanksi dimaksud dapat menjadi bahan
pertimbangan Majelis Kode Etik dalam mengambil keputusan.

Pandangan Terhadap Kode Etik Menurut IAP & BAPPENAS :

 Kode etik merupakan suatu peraturan yang menjadi dasar pertimbangan para
perencanaan untuk memutuskan sesuatu. Kode etik sangat diperlukan oleh para
perencana agar semua suatu hal yang dilakukan dalam pekerjaan tidak menyalahi
perundang-undangan. Kode etik menjadi pedoman sikap dan perilaku bagi para
perencana dalam melaksanakan tugasnya.
 Kode etik yang diberikan oleh IAP dan BAPPENAS merupakan suatu pandangan dalam
berperilaku dan memberikan ukuran nilai bagi seorang perencana, kode etik tersebut
sangat bermanfaat bagi para perencana maupun calon perencana, agar dapat berperilaku
sesuai dengan kode etik yang baik dan benar.

TUGAS ETIKA PROFESI


“Kode Etik Ikatan Ahli Perencana (IAP)”

Dosen Pengajar
Ir. Herry Kapugu, M.Ars

Nama Mahasiswa
Muh. Rahmat Agung Setiawan
(15021105063)

UNIVERSITAS SAM RATULANGI


FAKULTAS TEKNIK JURUSAN ARSITEKTUR
PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH & KOTA
2019

Anda mungkin juga menyukai