BBLR Kel 4
BBLR Kel 4
Dosen :
Lela Zakiah.S.ST,M.
Disusun Oleh:
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah Subhanahu wa ta'ala , karena telah
Kami berharap semoga makalah ini bisa menambah pengetahuan para pembaca. Namun
terlepas dari itu, memahami bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, sehingga kami
sangat mengharapkan kritik serta saran yang bersifat membangun demi terciptanya makalah
Penulis
DAFTAR ISI
COVER ......................................................................................................................................................
KATA PENGANTAR.................................................................................................................................
DAFTAR ISI...............................................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................................
A. Latar Belakang ...............................................................................................................................
B. Rumusan Masalah...........................................................................................................................
C. Tujuan..............................................................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN............................................................................................................................
A. Pengertian Bayi Berat Lahir Rendah ..............................................................................................
B. EtiologiBayi Berat Lahir Rendah...................................................................................................
C. PredisposisiBayi Berat Lahir Rendah.............................................................................................
D. PatofisiologiBayi Berat Lahir Rendah............................................................................................
E. Diagnosa dan gejala klinik Bayi Berat Lahir Rendah.....................................................................
F. Permasalahan Bayi Berat Lahir Rendah..........................................................................................
G. Penanganan Bayi Berat Lahir Rendah............................................................................................
H. Prognosis Bayi Berat Lahir Rendah................................................................................................
BAB III PENUTUP....................................................................................................................................
A. Kesimpulan .....................................................................................................................................
B. Saran................................................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bayi berat lahir rendah (BBLR) ialah bayi baru lahir yang berat badannya saat
lahir kurang dari 2500 gram (sampai dengan 2499 gram) (Saifudin 2002). Bayi berat
lahir rendah (BBLR) ialah berat badan yang kurangdari 2500 gram dan umur kehamilan
yang kurang dari 37 minggu (Manuaba, 1998).
BBLR ialah berat badan kurang dari 2500 gram pada waktu lahir bukan bayi
prematur (Mochtar, 2000). Berat badan lahir rendah Istilah prematur telah diganti
menjadi berat badan lahir rendah (BBLR) oleh WHO sejak 1960, hal ini di karena tidak
semua bayi dengan berat kurang dari 2500 gram pada waktu lahir adalah bayi yang
premature (Budjang R.F.1999). Pada kongres European Perinatal Medicine II di London
(1970) dibuat keseragaman definisi (Hasan dan Alatas, 1985), yaitu Bayi kurang bulan:
Bayi dengan masa kehamilan kurang dari 37 minggu (259) hari Bayi cukup bulan : Bayi
dengan masa kehamilan mulai 37 minggu sampai 42 minggu ((259-293 hari) Bayi lahir
bulan : Bayi dengan masa kehamilan mulai 42 minggu minggu atau lebih (294 hari atau
lebih)
Menurut Saifuddin (2001), bayi berat lahir rendah (BBLR) ialah bayi baru lahir
yang berat badanya saat lahir kurang dari 2500 gram sampai dengan 2499 gram. Menurut
Depkes RI (1996), bayi berat lahir rendah ialah bayi yang lahir dengan berat 2500 gram
atau kurang tampa memerhatikan usia kehamilan. Dari pengertian tersebut, BBLR dapat
dibagi menjadi 2 golongan yaitu prematuritas murni dan dismaturitas. Disebut
Prematuritas murni jika masa gestasinya kurang dari 37 minggu dan berat badanya sesuai
dngan berat badan untuk masa gestasinya, biasa pula disebut neonataus kurang bulan
sesuai masa kehamilan. (NKB-SMK). Dismaturitas ialah bayi lahir dengan berat badan
kurang dari berat badan seharusnya untuk masa gestasinya. Artinya, bayi mengalami
retardasi pertumbuhan intrauteri dan merupakan bayi yang kecil untuk masa
kehamilannya. (Alatas dan Hasan , 1985).
B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian Bayi Berat Lahir Rendah ?
2. Bagaimana Etiologi Bayi Berat Lahir Rendah ?
3. Bagaimana Karakteristik Bayi Berat Lahir Rendah ?
4. Bagaimana Faktor Predisposisi Bayi Berat Lahir Rendah ?
5. Bagaimana Patofisiologi Bayi Berat Lahir Rendah ?
6. Diagnosa dan Gejala Klinik Bayi Berat Lahir Rendah ?
7. Bagaimana Permasalahan Bayi Berat Lahir Rendah ?
8. Bagaimana Penanganan Bayi Berat Lahir Rendah ?
9. Bagaimana Prognosis Bayi Berat Lahir Rendah ?
C. Tujuan
1) Tujuan umum
Dapat memberikan pengetahuan mengenai bayi berat lahir rendah,bagi tenaga
kesehatan dan masyarakat sehingga dapat mencegah dan mengurangi kejadian
tersebut
2) Tujuan khusus
1. Untuk Mengetahui Pengertian Bayi Berat Lahir Rendah
2. Untuk Mengetahui EtiologiBayi Berat Lahir Rendah
3. Untuk Mengetahui Karakteristik Bayi Berat Lahir Rendah
4. Untuk Mengetahui Faktor Predisposisi Bayi Berat Lahir Rendah
5. Untuk Mengetahui Patofisiologi Bayi Berat Lahir Rendah
6. Untuk Mengetahui Diagnosa dan Gejala Klinik Bayi Berat Lahir Rendah
7. Untuk Mengetahui Permasalahan Bayi Berat Lahir Rendah
8. Untuk Mengetahui Penanganan Bayi Berat Lahir Rendah
9. Untuk Mengetahui Prognosis Bayi Berat Lahir Rendah
3) Manfaat
1) Bagi Tenaga Kesehatan
Untuk memberikan gambaran kejadian Infeksi yang menyertai
kehamilan dan persalinan sehingga dapat melakukan intervensi dan
Asuhan yang tepat.
2) Bagi penulis
Untuk memberikan pengetahuan mengenai gambaran Bayi Berat Lahir
Rendahsebagai tambahan studi
BAB II
PEMBAHASAN
hamil yang kemudian secara otomatis juga menyebabkan berat badan lahir rendah.apabila
dilihat dari faktor kehamilan,salah satu etiologinya yaitu hamil ganda yang mana pada
dasarnya janin berkembang dan tumbuh lebih dari satu,maka nutrisi atau gizi yang
mereka peroleh dalam rahim tidak sama dengan janin tunggal.yang mana pada hamil
ganda gizi dan nutrisi yang didapat dari ibu harus terbagi sehingga kadang salah satu dari
Jika dikaji dari faktor janin,salah satu etiologinya yaitu infeksi dalam rahim yang
mana dapat menggangu atau menghambat pertumbuhan janin dalam rahim yang bisa
Bila jenis inkubatornya berdinding tanggal,naikkan suhu inkoubator 1ºC setiap perbedaan
suhu 7ºC antara suhu ruang dan inkubator
3) Perlindungan terhadap infeksi Perlindungan terhadap infeksi merupakan
bagian integral asuhan semua bayi baru lahir terutama pada bayi preterm dan
sakit. Pada bayi BBLR imunitas seluler dan humoral masih kurang sehingga
sangat rentan denan penyakit. Beberapa hal yang perlu dilakukan untuk
mencegah infeksi antara lain :
o Semua orang yang akan mengadakan kontak dengan bayi harus
melakukan cuci tangan terlebih dahulu.
o Peralatan yang digunakan dalam asuhan bayi harus dibersihkan secara
teratur. Ruang perawatan bayi juga harus dijaga kebersihannya.
o Petugas dan orang tua yang berpenyakit infeksi tidak boleh memasuki
ruang perawatan bayi sampai mereka dinyatakan sembuh atau
disyaratkan untuk memakai alat pelindung seperti masker ataupun
sarung tangan untuk mencegah penularan.
4) Hidrasi Bayi resiko tinggi sering mendapat cairan parenteral untuk asupan
tambahan kalori, elektrolit, dan air. Hidrasi yang adekuat sangat penting
pada bayi preterm karena kandungan air ekstraselulernya lebih tinggi
(70% pada bayi cukup bulan dan sampai 90% pada bayi preterm). Hal ini
dikarenakan permukaan tubuhnya lebih luas dan kapasitas osmotik
diuresis terbatas pada ginjal bayi preterm yang belum berkembang
sempurna sehingga bayi tersebut sangat peka terhadap kehilangan cairan.
e. Nutrisi Nutrisi yang optimal sangat kritis dalam manajemen bayi BBLR
tetapi terdapat kesulitan dalam memenuhi kebutuhan nutrisi mereka
karena berbagai mekanisme ingesti dan digesti makanan belum
sepenuhnya berkembang. Jumlah, jadwal, dan metode pemberian nutrisi
ditentukan oleh ukuran dan kondisi bayi. Nutrisi dapat diberikan melalui
parenteral ataupun enteral atau dengan kombinasi keduanya. Bayi preterm
menuntut waktu yang lebih lama dan kesabaran dalam pemberian makan
dibandingkan bayi cukup bulan. Mekanisme oral-faring dapat terganggu
oleh usaha memberi makan yang terlalu cepat. Penting untuk tidak
membuat bayi kelelahan atau melebihi kapasitas mereka dalam menerima
makanan. Toleransi yang berhubungan dengan kemampuan bayi menyusu
harus didasarkan pada evaluasi status respirasi, denyut jantung, saturasi
oksigen, dan variasi dari kondisi normal dapat menunjukkan stress dan
keletihan. Bayi akan mengalami kesulitan dalam koordinasi mengisap,
menelan, dan bernapas sehingga berakibat apnea, bradikardi, dan
penurunan saturasi oksigen. Pada bayi dengan reflek menghisap dan
menelan yang kurang, nutrisi dapat diberikan melalui sonde ke lambung.
Kapasitas lambung bayi prematur sangat terbatas dan mudah mengalami
distensi abdomen yang dapat mempengaruhi pernafasan. Kapasitas
lambung berdasarkan umur dapat diukur sebagai berikut (Jones, dkk.,
2005). Kapasitas lambung berdasarkan umur Bayi baru lahir 10-20, 1
minggu 30-90, 2-3 mingu 75-100, 1 bulan 90-150, 3 bulan 150-200,dan 1
tahun 210-360.
5) Penghematan energi salah satu tujuan utama perawatan bayi resiko tinggi
adalah menghemat energi, Oleh karena itu BBLR ditangani seminimal
mungkin. Bayi yang dirawat di dalam inkubator tidak membutuhkan
pakaian , tetapi hanya membutuhkan popok atau alas. Dengan demikian
kegiatan melepas dan memakaikan pakaian tidak perlu dilakukan. Selain
itu, observasi dapat dilakukan tanpa harus membuka pakaian. Bayi yang
tidak menggunakan energi tambahan untuk aktivitas bernafas, minum,
dan pengaturan suhu tubuh, energi tersebut dapat digunakan untuk
pertumbuhan dan perkembangan. Mengurangi tingkat kebisingan
lingkungan dan cahaya yang tidak terlalu terang meningkatkan
kenyamanan dan ketenangan sehingga bayi dapat beristirahat lebih
banyak. Posisi telungkup merupakan posisi terbaik bagi bayi preterm dan
menghasilkan oksigenasi yang lebih baik, lebih menoleransi makanan,
pola tidur-istirahatnya lebih teratur. Bayi memperlihatkan aktivitas fisik
dan penggunaan energi lebih sedikit bila diposisikan telungkup. PMK
akan memberikan rasa nyaman pada bayi sehingga waktu tidur bayi akan
lebih lama dan mengurangi stress pada bayi sehingga mengurangi
penggunaan energi oleh bayi.
6) Stimulasi Sensori Bayi baru lahir memiliki kebutuhan stimulasi sensori
yang khusus. Mainan gantung yang dapat bergerak dan mainan- mainan
yang diletakkan dalam unit perawatan dapat memberikan stimulasi visual.
Suara radio dengan volume rendah, suara kaset, atau mainan yang
bersuara dapat memberikan stimulasi pendengaran. Rangsangan suara
yang paling baik adalah suara dari orang tua atau keluarga, suara dokter,
perawat yang berbicara atau bernyanyi. Memandikan, menggendong, atau
membelai memberikan rangsang sentuhan. Rangsangan suara dan
sentuhan juga dapat diberikan selama PMK karena selama pelaksanaan
PMK ibu dianjurkan untuk mengusap dengan lembut punggung bayi dan
mengajak bayi berbicara atau dengan memperdengarkan suara musik
untuk memberikan stimulasi sensori motorik, pendengaran, dan mencegah
periodik apnea. h. Dukungan dan Keterlibatan Keluarga Kelahiran bayi
preterm merupakan kejadian yang tidak diharapkan dan membuat stress
bila keluarga tidak siap secara emosi. Orang tua biasanya memiliki
kecemasan terhadap kondisi bayinya, apalagi perawatan bayi di unit
perawatan khusus mengharuskan bayi dirawat terpisah dari ibunya. Selain
cemas, orang tua mungkin juga merasa bersalah terhadap kondisi bayinya,
takut, depresi, dan bahkan marah. Perasaan tersebut wajar, tetapi
memerlukan dukungan dari perawat. Perawat dapat membantu keluarga
dengan bayi BBLR dalam menghadapi krisis emosional, antara lain
dengan memberi kesempatan pada orang tua untuk melihat, menyentuh,
dan terlibat dalam perawatan bayi. Hal ini dapat dilakukan melalui
metode kanguru karena melalui kontak kulit antara bayi dengan ibu akan
membuat ibu merasa lebih nyaman dan percaya diri dalam merawat
bayinya. Dukungan lain yang dapat diberikan perawat adalah dengan
menginformasikan kepada orang tua mengenai kondisi bayi secara rutin
untuk meyakinkan orang tua bahwa bayinya memperoleh perawatan yang
terbaik dan orang tua selalu mendapat informasi yang tepat mengenai
kondisi bayinya.
I. PROGNOSIS
Kematian perinatal pada bayi dengan BBLR 8x lebih besar dari bayi normal pada umur
kehamilan yang sama. Prognosis akan lebih buruk lagi bila berat badan makin rendah.
Angka kematian yang tinggi terutama disebabkan oleh seringnya dijumpai kelainan
komplikasi neonatal seperti asfiksia. (Mochtar, Rustam. 1998 : 451)
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Bayi berat lahir rendah adalah bayi lahir dengan berat badan kurang dari 2500 gram tanpa
memperhatikan umur kehamilan.Pada BBLR sering ditemui refleks menghisap atau
menelan lemah,bahkan kadang-kadang tidak ada,bayi cepat lelah,saat menyusui sering
tersedak atau malas menghisap,dll (Kapita Selekta Kedokteran edisi ke III.2000).
Etiologi yang dapat menyebabkan terjadinya persalinan preterm / BBLR adalah dari
faktor ibu, faktor janin dan dismaturitas.Diagnosa dan gejala klinik dapat dianalisa pada
saat Sebelum bayi lahir dan juga setelah bayi lahir.
Permasalahan pada BBLR yang dapat terjadi yaitu ketidakstabilan suhu tubuh dalam
kandungan ibu, gangguan pernafasan, imaturitas imunologi, masalah gastrointestinal dan
nutrisi, imaturitas hati, dan hipoglikemi.Dan penanganan yang dapat dilakukan antara
lain mempertahankan suhu yang ketat, mencegah infeksi yang ketat, pengawasan ASI /
nutrisi, dan penimbangan ketat.
B. Saran
Dari makalah yang telah penulis susun di atas, penulis hanya dapat memberikan beberapa
saran, yaitu sebagai berikut ini.
1. Bagi Mahasiswa
Mahasiswa hendaknya dapat mengimplikasi antara ilmu pengetahuan logika dan ilmu
dalam melaksanakan dan menerapkan asuhan kebidannan yang baik dan benar.
2. Bagi Lahan Praktek
Dapat menyesuaikan antara teori dan praktek terutama dalam asuha kebidanan pada
BBL patologi dengan BBLR dan hipotermi, dapat meningkatkan layanan terutama
dalam pencegah kematian neonatal..
3. Bagi Institusi Pendidikan
Dapat menambah wawasan tentang asuhan kebidanan dan dapat memperbanyak dan
menggandakan sebagian fasilitas perpustakaan.
DAFTAR PUSTAKA
Yayasan bina pustaka sarwono prawirohardjo, 2007. Buku acuan nasional pelayanan kesehatan
maternal dan neonatal. Jakarta
Maryunani, anik. 2013, Buku Saku Asuhan Bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah. Jakarta
TIM Budiman, Arif, 2004, Asuhan Keperawatan pada BBLR, dilihat 23 februari 2012,
<http://budiman.wordpress.com/2004/02/15/asuhan-keperawatan-BBLR>
Manuaba, (2010), Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan, dan KB untuk Pendidikan Kebidanan.
Jakarta: EGC