Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH ASUHAN KEBIDANAN KOMUNITAS

BERAT BADAN BAYI RENDAH (BBLR)

Dosen :

Lela Zakiah.S.ST,M.

Disusun Oleh:

Dina Khairunnisa 044196140

Nyai Sarah 044196140

Siti Fatimah Az zahra 044196140

Tiara Anatasia Matly 04419614059

AKADEMI KEBIDANAN PRIMA HUSADA BOGOR

TAHUN AJARAN 2020-2021


KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah Subhanahu wa ta'ala , karena telah

melimpahkan rahmat-Nya berupa kesempatan dan pengetahuan sehingga makalah yang

berjudu”BERAT BADAN BAYI RENDAH (BBLR)” bisa selesai pada waktunya.

Kami berharap semoga makalah ini bisa menambah pengetahuan para pembaca. Namun

terlepas dari itu, memahami bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, sehingga kami

sangat mengharapkan kritik serta saran yang bersifat membangun demi terciptanya makalah

selanjutnya yang lebih baik lagi.

Bogor, 19 November 2021

Penulis
DAFTAR ISI

COVER ......................................................................................................................................................
KATA PENGANTAR.................................................................................................................................
DAFTAR ISI...............................................................................................................................................
BAB  I PENDAHULUAN..........................................................................................................................
A. Latar Belakang ...............................................................................................................................
B. Rumusan Masalah...........................................................................................................................
C. Tujuan..............................................................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN............................................................................................................................
A. Pengertian Bayi Berat Lahir Rendah ..............................................................................................
B. EtiologiBayi Berat Lahir Rendah...................................................................................................
C. PredisposisiBayi Berat Lahir Rendah.............................................................................................
D. PatofisiologiBayi Berat Lahir Rendah............................................................................................
E. Diagnosa dan gejala klinik Bayi Berat Lahir Rendah.....................................................................
F. Permasalahan Bayi Berat Lahir Rendah..........................................................................................
G. Penanganan Bayi Berat Lahir Rendah............................................................................................
H. Prognosis Bayi Berat Lahir Rendah................................................................................................
BAB III  PENUTUP....................................................................................................................................
A. Kesimpulan .....................................................................................................................................
B. Saran................................................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Bayi berat lahir rendah (BBLR) ialah bayi baru lahir yang berat badannya saat
lahir kurang dari 2500 gram (sampai dengan 2499 gram) (Saifudin 2002). Bayi berat
lahir rendah (BBLR) ialah berat badan yang kurangdari 2500 gram dan umur kehamilan
yang kurang dari 37 minggu (Manuaba, 1998).
BBLR ialah berat badan kurang dari 2500 gram pada waktu lahir bukan bayi
prematur (Mochtar, 2000). Berat badan lahir rendah Istilah prematur telah diganti
menjadi berat badan lahir rendah (BBLR) oleh WHO sejak 1960, hal ini di karena tidak
semua bayi dengan berat kurang dari 2500 gram pada waktu lahir adalah bayi yang
premature (Budjang R.F.1999). Pada kongres European Perinatal Medicine II di London
(1970) dibuat keseragaman definisi (Hasan dan Alatas, 1985), yaitu Bayi kurang bulan:
Bayi dengan masa kehamilan kurang dari 37 minggu (259) hari Bayi cukup bulan : Bayi
dengan masa kehamilan mulai 37 minggu sampai 42 minggu ((259-293 hari) Bayi lahir
bulan : Bayi dengan masa kehamilan mulai 42 minggu minggu atau lebih (294 hari atau
lebih)
Menurut Saifuddin (2001), bayi berat lahir rendah (BBLR) ialah bayi baru lahir
yang berat badanya saat lahir kurang dari 2500 gram sampai dengan 2499 gram. Menurut
Depkes RI (1996), bayi berat lahir rendah ialah bayi yang lahir dengan berat 2500 gram
atau kurang tampa memerhatikan usia kehamilan. Dari pengertian tersebut, BBLR dapat
dibagi menjadi 2 golongan yaitu prematuritas murni dan dismaturitas. Disebut
Prematuritas murni jika masa gestasinya kurang dari 37 minggu dan berat badanya sesuai
dngan berat badan untuk masa gestasinya, biasa pula disebut neonataus kurang bulan
sesuai masa kehamilan. (NKB-SMK). Dismaturitas ialah bayi lahir dengan berat badan
kurang dari berat badan seharusnya untuk masa gestasinya. Artinya, bayi mengalami
retardasi pertumbuhan intrauteri dan merupakan bayi yang kecil untuk masa
kehamilannya. (Alatas dan Hasan , 1985).
B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian Bayi Berat Lahir Rendah ?
2. Bagaimana Etiologi Bayi Berat Lahir Rendah ?
3. Bagaimana Karakteristik Bayi Berat Lahir Rendah ?
4. Bagaimana Faktor Predisposisi Bayi Berat Lahir Rendah ?
5. Bagaimana Patofisiologi Bayi Berat Lahir Rendah ?
6. Diagnosa dan Gejala Klinik Bayi Berat Lahir Rendah ?
7. Bagaimana Permasalahan Bayi Berat Lahir Rendah ?
8. Bagaimana Penanganan Bayi Berat Lahir Rendah ?
9. Bagaimana Prognosis Bayi Berat Lahir Rendah ?
C. Tujuan
1) Tujuan umum
Dapat memberikan pengetahuan mengenai bayi berat lahir rendah,bagi tenaga
kesehatan dan masyarakat sehingga dapat mencegah dan mengurangi kejadian
tersebut
2) Tujuan khusus
1. Untuk Mengetahui Pengertian Bayi Berat Lahir Rendah
2. Untuk Mengetahui EtiologiBayi Berat Lahir Rendah
3. Untuk Mengetahui Karakteristik Bayi Berat Lahir Rendah
4. Untuk Mengetahui Faktor Predisposisi Bayi Berat Lahir Rendah
5. Untuk Mengetahui Patofisiologi Bayi Berat Lahir Rendah
6. Untuk Mengetahui Diagnosa dan Gejala Klinik Bayi Berat Lahir Rendah
7. Untuk Mengetahui Permasalahan Bayi Berat Lahir Rendah
8. Untuk Mengetahui Penanganan Bayi Berat Lahir Rendah
9. Untuk Mengetahui Prognosis Bayi Berat Lahir Rendah
3) Manfaat
1) Bagi Tenaga Kesehatan
Untuk memberikan gambaran kejadian Infeksi yang menyertai
kehamilan dan persalinan sehingga dapat melakukan intervensi dan
Asuhan yang tepat.
2) Bagi penulis
Untuk memberikan pengetahuan mengenai gambaran Bayi Berat Lahir
Rendahsebagai tambahan studi
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Bayi Berat Lahir Rendah


Bayi berat lahir rendah adalah bayi lahir dengan berat badan kurang dari 2500
gram tanpa memperhatikan umur kehamilan. Pada BBLR sering ditemui refleks
menghisap atau menelan lemah,bahkan kadang-kadang tidak ada,bayi cepat lelah,saat
menyusui sering tersedak atau malas menghisap,dll (Kapita Selekta Kedokteran edisi ke
III.2000).
Bayi berat lahir rendah (BBLR) adalah bayi dengan berat lahir kurang dari 2500
gram tanpa memandang usia gestasi. BBLR dapat terjadi pada bayi kurang bulan (< 37
minggu) atau pada bayi cukup bulan (intrauterine growth restriction) (Pudjiadi, dkk.,
2010),BBLR adalah bayi baru lahir yang berat badan saat lahir < 1500 – 2499 gr
(Saifuddin, AB. 2002 : 376)
Menurut Saifuddin, AB (2002 : 376), BBLR dibedakan dalam :
1. Bayi berat lahir rendah (BBLR), berat lahir 1500 – 2500 gr
2. Bayi berat lahir sangat rendah (BBLSR), berat lahir < 1500 gr
3. Bayi berat lahir ekstrim rendah (BBLER), berat lahir < 1000gr.

B. Etiologi Bayi Berat Lahir Rendah


Menurut manuaba, IBG (1998 : 326), factor yang dapat menyebabkan terjadinya
persalinan preterm / BBLR adalah :
1. Untuk Bayi Preterm
1. Dari ibu
a. Toksemia gravidarum yaitu pre eklamsia
b. Kelainan bentuk uterus (uterus bikornis, inkompeten servik)
c. Tumor (mioma uteri)
2. Ibu yang menderita penyakit, antara lain :
a. Akut dengan gejala panas tinggi (tyfus abdominalis, malaria)
b. Kronis (TBC, penyakit jantung, gromerulonefritis)
c. Trauma pada masa kehamilan antara lain trauma fisik maupun
trauma psikologis (stres)
3. Usia ibu saat hamil < 20 tahun / > 35 tahun
4. Plasenta (plasenta previa, solusi plasenta)
2. Dari janin
1. Inkontabilitas darah ibu dan janin
2. Insufisiensi plasenta
3. Infeksi (TORCH)
4. Cacat bawaan
5. KPD dan hidramnion
6. Gemeli
3. Untuk Dismaturitas
1. Faktor Ibu
 Hipertensi
 Penyakit ginjal kronik
 Perokok / peminum alcohol
 Penderita DM
 Gizi buruk
 Toksemia
2. Faktor uterus dan plasenta
 Kelainan pembuluh darah
 Insersi tali pusat tidak normal
 Tranfusi dari kembar yang satu dengan yang lain
4. Faktor janin
1. Gemeli
2. Kelainan kromosom
3. Cacat bawaan
4. Infeksi dalam kandungan
5. Keadaan social ekonomi rendah
C. KARAKTERISTIK BBLR
Menurut Wiknjosastro, Hanifa (2005 : 777), karakteristik BBLR meliputi :
1. Prematur
Adalah bayi lahir dengan kehamilan < 37 minggu dan mempunyai BB sesuai
dengan BB untuk masa kehamilan. Gambaran klinik sebagai berikut :
a) BB < 2500 gr, PB 45 cm
b) Lingkar kepala < 33 cm, lingkar dada < 30 cm
c) Masa kehamilan < 37 minggu
d) Kulit bayi tipis dan transparan, lanugo banyak, lemak sub kutan kurang
e) Kepala lebih besar daripada badan
f) Obat hipotonik lemah
g) Tangis lemah, pernapasan tidak teratur dan sering apnoe
h) Reflek tonic neck lemah dan reflek morro pasif
i) Pernapasan 45 – 50x / menit
j) Frekuensi nadi 100 – 140x / menit
2. Dismaturitas
Adalah bayi baru lahir mempunyai berat 2500 gr / kurang dengan umur kehamilan
> 37 minggu. Komplikasi bayi dismaturitas :
a) Aspirasi mekonium
b) Jumlah Hb nya tinggi, sering diikuti dengan ikterus / kern ikterus
c) Hipoglikemi disebabkan oleh berkurangnya cadangan glikogen hati dan
meningginya metabolism bayi
d) Keadaan lain yang dapat terjadi asfiksia, perdarahan, hipotermi, caacat
bawaan akibat kelainan kromosom
Ada beberapa cara dalam mengelompokkan BBLR (Proverawati dan Ismawati, 2010) :
a) Menurut harapan hidupnya
o Bayi berat lahir rendah (BBLR) dengan berat lahir 1500-2500 gram.
o Bayi berat lahir sangat rendah (BBLSR) dengan berat lahir 1000- 1500
gram.
o Bayi berat lahir ekstrim rendah (BBLER) dengan berat lahir kurang dari
1000 gram.
b) Menurut masa gestasinya
o Prematuritas murni yaitu masa gestasinya kurang dari 37 minggu dan
berat badannya sesuai dengan berat badan untuk masa gestasi atau biasa
disebut neonatus kurang bulan sesuai untuk masa kehamilan (NKB-
SMK).
o Dismaturitas yaitu bayi lahir dengan berat badan kurang dari berat badan
seharusnya untuk masa gestasi itu. Bayi mengalami retardasi
pertumbuhan intrauterin dan merupakan bayi kecil untuk masa
kehamilannya (KMK)
D. FAKTOR PREDISPOSISI
Menurut manuaba, IBG (1998 : 327), faktor yang menyebabkan terjadinya persalinan
preterm, antara lain : Kebiasaan (merokok) dan pekerjaan yang melelahkan, Beberapa
penyebab dari bayi dengan berat badan lahir rendah (Proverawati dan Ismawati, 2010).
1. Faktor ibu
Penyakit:
1) Mengalami komplikasi kehamilan, seperti anemia, perdarahan
antepartum, preekelamsi berat, eklamsia, infeksi kandung kemih.
2) Menderita penyakit seperti malaria, infeksi menular seksual, hipertensi,
HIV/AIDS, TORCH, penyakit jantung.
3) Penyalahgunaan obat, merokok, konsumsi alkohol.
2. Ibu
1) Angka kejadian prematitas tertinggi adalah kehamilan pada usia < 20
tahun atau lebih dari 35 tahun.
2) Jarak kelahiran yang terlalu dekat atau pendek (kurang dari 1 tahun).
3) Mempunyai riwayat BBLR sebelumnya.
3. Keadaan sosial ekonomi
1) Kejadian tertinggi pada golongan sosial ekonomi rendah. Hal ini
dikarenakan keadaan gizi dan pengawasan antenatal yang kurang.
2) Aktivitas fisik yang berlebihan
3) Perkawinan yang tidak sah
4) Faktor janin Faktor janin meliputi : kelainan kromosom, infeksi janin
kronik (inklusi sitomegali, rubella bawaan), gawat janin, dan kehamilan
kembar.
5) Faktor plasenta Faktor plasenta disebabkan oleh : hidramnion, plasenta
previa, solutio plasenta, sindrom tranfusi bayi kembar (sindrom
parabiotik), ketuban pecah dini.
6) Faktor lingkungan Lingkungan yang berpengaruh antara lain : tempat
tinggal di dataran tinggi, terkena radiasi, serta terpapar zat beracun.
E. PATOFISIOLOGI BAYI BERAT LAHIR RENDAH
Salah satu patofisiologi dari BBLR yaitu asupan gizi yang kurang pada ibu.ibu

hamil yang kemudian secara otomatis juga menyebabkan berat badan lahir rendah.apabila

dilihat dari faktor kehamilan,salah satu etiologinya yaitu hamil ganda yang mana pada

dasarnya janin berkembang dan tumbuh lebih dari satu,maka nutrisi atau gizi yang

mereka peroleh dalam rahim tidak sama dengan janin tunggal.yang mana pada hamil

ganda gizi dan nutrisi yang didapat dari ibu harus terbagi sehingga kadang salah satu dari

janin pada hamil ganda juga mengalami BBLR.

Jika dikaji dari faktor janin,salah satu etiologinya yaitu infeksi dalam rahim yang

mana dapat menggangu atau menghambat pertumbuhan janin dalam rahim yang bisa

mengakibatkan BBLR pada bayi.(Manggiasih dan Jaya.2016).

F. DIAGNOSA DAN GEJALA KLINIK


Menurut Mochtar, Rustam (1998 : 449), diagnose dan gejala klinik adalah :
a) Sebelum bayi lahir
1) Pada anamnesa sering dijumpai adanya riwayat abortus, partus prematurus
dan lahir mati
2) Pembesaran uterus tidak sesuai dengan umur kehamilan
3) Pergerakan janin yang lebih lambat maupun kehamilan yang agak
berlanjut
4) Sering terjadi oligihidramnion, hiperemesis gravidarum, APB
5) Pertambahan berat badan ibu lambat dan tidak sesuai menurut yang
seharusnya
b) Setelah bayi lahir
1) Bayi dengan retradasi pertumbuhan intrauterine
2) Bayi premature yang lahir sebelum kehamilan 37 minggu
3) Bayi small for date = bayi dengan retradasi pertumbuhan intrauterine
4) Bayi premature kurang sempurna pertumbuhan alat – alat dalam
tubuhnya, karena itu sangat peka terhadap gangguan pernapasan, infeksi
G. PERMASALAHAN PADA BBLR
BBLR memerlukan perawatan khusus karena mempunyai permasalahan yang banyak
sekali pada sistem tubuhnya disebabkan kondisi tubuh yang belum stabil (Surasmi, dkk.,
2002).
a) Ketidakstabilan suhu tubuh Dalam kandungan ibu, bayi berada pada suhu
lingkungan 36°C- 37°C dan segera setelah lahir bayi dihadapkan pada suhu
lingkungan yang umumnya lebih rendah. Perbedaan suhu ini memberi pengaruh
pada kehilangan panas tubuh bayi. Hipotermia juga terjadi karena kemampuan
untuk mempertahankan panas dan kesanggupan menambah produksi panas sangat
terbatas karena pertumbuhan otot- otot yang belum cukup memadai,
ketidakmampuan untuk menggigil, sedikitnya lemak subkutan, produksi panas
berkurang akibat lemak coklat yang tidak memadai, belum matangnya sistem
saraf pengatur suhu tubuh, rasio luas permukaan tubuh relatif lebih besar
dibanding berat badan sehingga mudah kehilangan panas.
b) Gangguan pernafasan Akibat dari defisiensi surfaktan paru, toraks yang lunak dan
otot respirasi yang lemah sehingga mudah terjadi periodik apneu. Disamping itu
lemahnya reflek batuk, hisap, dan menelan dapat mengakibatkan resiko terjadinya
aspirasi.
c) Imaturitas imunologis Pada bayi kurang bulan tidak mengalami transfer IgG
maternal melalui plasenta selama trimester ketiga kehamilan karena pemindahan
substansi kekebalan dari ibu ke janin terjadi pada minggu terakhir masa
kehamilan. Akibatnya, fagositosis dan pembentukan antibodi menjadi terganggu.
Selain itu kulit dan selaput lendir membran tidak memiliki perlindungan seperti
bayi cukup bulan sehingga bayi mudah menderita infeksi.
d) Masalah gastrointestinal dan nutrisi Lemahnya reflek menghisap dan menelan,
motilitas usus yang menurun, lambatnya pengosongan lambung, absorbsi vitamin
yang larut dalam lemak berkurang, defisiensi enzim laktase pada jonjot usus,
menurunnya cadangan kalsium, fosfor, protein, dan zat besi dalam tubuh,
meningkatnya resiko NEC (Necrotizing Enterocolitis). Hal ini menyebabkan
nutrisi yang tidak adekuat dan penurunan berat badan bayi.
e) Imaturitas hati Adanya gangguan konjugasi dan ekskresi bilirubin menyebabkan
timbulnya hiperbilirubin, defisiensi vitamin K sehingga mudah terjadi perdarahan.
Kurangnya enzim glukoronil transferase sehingga konjugasi bilirubin direk belum
sempurna dan kadar albumin darah yang berperan dalam transportasi bilirubin
dari jaringan ke hepar berkurang.
f) Hipoglikemi Kecepatan glukosa yang diambil janin tergantung dari kadar gula
darah ibu karena terputusnya hubungan plasenta dan janin menyebabkan
terhentinya pemberian glukosa. Bayi berat lahir rendah dapat mempertahankan
kadar gula darah selama 72 jam pertama dalam kadar 40 mg/dl. Hal ini
disebabkan cadangan glikogen yang belum mencukupi. Keadaan hipotermi juga
dapat menyebabkan hipoglikemi karena stress dingin akan direspon bayi dengan
melepaskan noreepinefrin yang menyebabkan vasokonstriksi paru. Efektifitas
ventilasi paru menurun sehingga kadar oksigen darah berkurang. Hal ini
menghambat metabolisme glukosa dan menimbulkan glikolisis anaerob yang
berakibat pada penghilangan glikogen lebih banyak sehingga terjadi hipoglikemi.
Nutrisi yang tak adekuat dapat menyebabkan pemasukan kalori yang rendah juga
dapat memicu timbulnya hipoglikemi.
H. PENANGANAN
Menurut Saifuddin, AB (2002 : 380), penanganan BBLR adalah :
1. Umum
a. Mempertahankan suhu yang ketat
BBLSR mudah mengalami hipotermi, oleh sebab itu suhu tubuhnya
harus stabil
b. Mencegah infeksi yang ketat
BBLR sangat rentan terhadap infeksi
c. Pengawasan ASI / nutrisi
Reflek menelan BBLR belum sempurna, pemberian nutrisi dilakukan
dengan cermat
d. Penimbangan ketat
Perubahan BB mencerminkan kondisi gizi dan erat kaitannya dengan
daya tahan tubuh.
2. Dismaturitas
a. Diberikan makanan dini (early feeding)
b. Kadar gula harus diperiksa setiap 8 – 12 jam
c. Frekuensi pernapasan pada 24 jam pertama
d. Temperature harus dikelolah, jangan sampai kedinginan karena bayi
dismatur lebih rentan terhadap hipotermi
3. BBLSR / Prematur kecil
1) Pastikan bayi terjaga tetap hangat. Bungkus bayi dengan kain kering yang
hangat dan pakai topi untuk mencegah kehilangan panas
2) Jika pada riwayat ibu terdapat kemungkinan infeksi bakteri. Beri dosis
pertama antibiotic Gentamicin 4 mg / kg BB (IM) atau Kendamicin dan
Ampicilin 100 mg / kg BB (IM) atau Benzin Penicilin
4. Penatalaksanaan BBLR Konsekuensi dari anatomi dan fisiologi yang belum
matang menyebabkan bayi BBLR cenderung mengalami masalah yang bervariasi.
Hal ini harus diantisipasi dan dikelola pada masa neonatal. Penatalaksanaan yang
dilakukan bertujuan untuk mengurangi stress fisik maupun psikologis. Adapun
penatalaksanaan BBLR meliputi (Wong, 2008; Pillitteri, 2003) :
1) Dukungan respirasi Tujuan primer dalam asuhan bayi resiko tinggi adalah
mencapai dan mempertahankan respirasi. Banyak bayi memerlukan
oksigen suplemen dan bantuan ventilasi. Bayi dengan atau tanpa
penanganan suportif ini diposisikan untuk memaksimalkan oksigenasi
karena pada BBLR beresiko mengalami defisiensi surfaktan dan periadik
apneu. Dalam kondisi seperti ini diperlukan pembersihan jalan nafas,
merangsang pernafasan, diposisikan miring untuk mencegah aspirasi,
posisikan tertelungkup jika mungkin karena posisi ini menghasilkan
oksigenasi yang lebih baik, terapi oksigen diberikan berdasarkan
kebutuhan dan penyakit bayi. Pemberian oksigen 100% dapat memberikan
efek edema paru dan retinopathy of prematurity.
2) Termoregulasi Kebutuhan yang paling krusial pada BBLR setelah
tercapainya respirasi adalah pemberian kehangatan eksternal. Pencegahan
kehilangan panas pada bayi distress sangat dibutuhkan karena produksi
panas merupakan proses kompleks yang melibatkan sistem
kardiovaskular, neurologis, dan metabolik. Bayi harus dirawat dalam suhu
lingkungan yang netral yaitu suhu yang diperlukan untuk konsumsi
oksigen dan pengeluaran kalori minimal. Menurut Thomas (1994) suhu
aksilar optimal bagi bayi dalam kisaran 36,5°C – 37,5°C, sedangkan
menurut Sauer dan Visser (1984) suhu netral bagi bayi adalah 36,7°C –
37,3°C. Menghangatkan dan mempertahankan suhu tubuh bayi dapat
dilakukan melalui beberapa cara, yaitu (Kosim Sholeh, 2005) :
a. Kangaroo Mother Care atau kontak kulit dengan kulit antara bayi
dengan ibunya. Jika ibu tidak ada dapat dilakukan oleh orang lain
sebagai penggantinya.
b. Pemancar pemanas
c. Ruangan yang hangat
d. Inkubator Tabel :Suhu inkubator yang direkomendasikan menurut
umur dan berat

Bila jenis inkubatornya berdinding tanggal,naikkan suhu inkoubator 1ºC setiap perbedaan
suhu 7ºC antara suhu ruang dan inkubator
3) Perlindungan terhadap infeksi Perlindungan terhadap infeksi merupakan
bagian integral asuhan semua bayi baru lahir terutama pada bayi preterm dan
sakit. Pada bayi BBLR imunitas seluler dan humoral masih kurang sehingga
sangat rentan denan penyakit. Beberapa hal yang perlu dilakukan untuk
mencegah infeksi antara lain :
o Semua orang yang akan mengadakan kontak dengan bayi harus
melakukan cuci tangan terlebih dahulu.
o Peralatan yang digunakan dalam asuhan bayi harus dibersihkan secara
teratur. Ruang perawatan bayi juga harus dijaga kebersihannya.
o Petugas dan orang tua yang berpenyakit infeksi tidak boleh memasuki
ruang perawatan bayi sampai mereka dinyatakan sembuh atau
disyaratkan untuk memakai alat pelindung seperti masker ataupun
sarung tangan untuk mencegah penularan.
4) Hidrasi Bayi resiko tinggi sering mendapat cairan parenteral untuk asupan
tambahan kalori, elektrolit, dan air. Hidrasi yang adekuat sangat penting
pada bayi preterm karena kandungan air ekstraselulernya lebih tinggi
(70% pada bayi cukup bulan dan sampai 90% pada bayi preterm). Hal ini
dikarenakan permukaan tubuhnya lebih luas dan kapasitas osmotik
diuresis terbatas pada ginjal bayi preterm yang belum berkembang
sempurna sehingga bayi tersebut sangat peka terhadap kehilangan cairan.
e. Nutrisi Nutrisi yang optimal sangat kritis dalam manajemen bayi BBLR
tetapi terdapat kesulitan dalam memenuhi kebutuhan nutrisi mereka
karena berbagai mekanisme ingesti dan digesti makanan belum
sepenuhnya berkembang. Jumlah, jadwal, dan metode pemberian nutrisi
ditentukan oleh ukuran dan kondisi bayi. Nutrisi dapat diberikan melalui
parenteral ataupun enteral atau dengan kombinasi keduanya. Bayi preterm
menuntut waktu yang lebih lama dan kesabaran dalam pemberian makan
dibandingkan bayi cukup bulan. Mekanisme oral-faring dapat terganggu
oleh usaha memberi makan yang terlalu cepat. Penting untuk tidak
membuat bayi kelelahan atau melebihi kapasitas mereka dalam menerima
makanan. Toleransi yang berhubungan dengan kemampuan bayi menyusu
harus didasarkan pada evaluasi status respirasi, denyut jantung, saturasi
oksigen, dan variasi dari kondisi normal dapat menunjukkan stress dan
keletihan. Bayi akan mengalami kesulitan dalam koordinasi mengisap,
menelan, dan bernapas sehingga berakibat apnea, bradikardi, dan
penurunan saturasi oksigen. Pada bayi dengan reflek menghisap dan
menelan yang kurang, nutrisi dapat diberikan melalui sonde ke lambung.
Kapasitas lambung bayi prematur sangat terbatas dan mudah mengalami
distensi abdomen yang dapat mempengaruhi pernafasan. Kapasitas
lambung berdasarkan umur dapat diukur sebagai berikut (Jones, dkk.,
2005). Kapasitas lambung berdasarkan umur Bayi baru lahir 10-20, 1
minggu 30-90, 2-3 mingu 75-100, 1 bulan 90-150, 3 bulan 150-200,dan 1
tahun 210-360.
5) Penghematan energi salah satu tujuan utama perawatan bayi resiko tinggi
adalah menghemat energi, Oleh karena itu BBLR ditangani seminimal
mungkin. Bayi yang dirawat di dalam inkubator tidak membutuhkan
pakaian , tetapi hanya membutuhkan popok atau alas. Dengan demikian
kegiatan melepas dan memakaikan pakaian tidak perlu dilakukan. Selain
itu, observasi dapat dilakukan tanpa harus membuka pakaian. Bayi yang
tidak menggunakan energi tambahan untuk aktivitas bernafas, minum,
dan pengaturan suhu tubuh, energi tersebut dapat digunakan untuk
pertumbuhan dan perkembangan. Mengurangi tingkat kebisingan
lingkungan dan cahaya yang tidak terlalu terang meningkatkan
kenyamanan dan ketenangan sehingga bayi dapat beristirahat lebih
banyak. Posisi telungkup merupakan posisi terbaik bagi bayi preterm dan
menghasilkan oksigenasi yang lebih baik, lebih menoleransi makanan,
pola tidur-istirahatnya lebih teratur. Bayi memperlihatkan aktivitas fisik
dan penggunaan energi lebih sedikit bila diposisikan telungkup. PMK
akan memberikan rasa nyaman pada bayi sehingga waktu tidur bayi akan
lebih lama dan mengurangi stress pada bayi sehingga mengurangi
penggunaan energi oleh bayi.
6) Stimulasi Sensori Bayi baru lahir memiliki kebutuhan stimulasi sensori
yang khusus. Mainan gantung yang dapat bergerak dan mainan- mainan
yang diletakkan dalam unit perawatan dapat memberikan stimulasi visual.
Suara radio dengan volume rendah, suara kaset, atau mainan yang
bersuara dapat memberikan stimulasi pendengaran. Rangsangan suara
yang paling baik adalah suara dari orang tua atau keluarga, suara dokter,
perawat yang berbicara atau bernyanyi. Memandikan, menggendong, atau
membelai memberikan rangsang sentuhan. Rangsangan suara dan
sentuhan juga dapat diberikan selama PMK karena selama pelaksanaan
PMK ibu dianjurkan untuk mengusap dengan lembut punggung bayi dan
mengajak bayi berbicara atau dengan memperdengarkan suara musik
untuk memberikan stimulasi sensori motorik, pendengaran, dan mencegah
periodik apnea. h. Dukungan dan Keterlibatan Keluarga Kelahiran bayi
preterm merupakan kejadian yang tidak diharapkan dan membuat stress
bila keluarga tidak siap secara emosi. Orang tua biasanya memiliki
kecemasan terhadap kondisi bayinya, apalagi perawatan bayi di unit
perawatan khusus mengharuskan bayi dirawat terpisah dari ibunya. Selain
cemas, orang tua mungkin juga merasa bersalah terhadap kondisi bayinya,
takut, depresi, dan bahkan marah. Perasaan tersebut wajar, tetapi
memerlukan dukungan dari perawat. Perawat dapat membantu keluarga
dengan bayi BBLR dalam menghadapi krisis emosional, antara lain
dengan memberi kesempatan pada orang tua untuk melihat, menyentuh,
dan terlibat dalam perawatan bayi. Hal ini dapat dilakukan melalui
metode kanguru karena melalui kontak kulit antara bayi dengan ibu akan
membuat ibu merasa lebih nyaman dan percaya diri dalam merawat
bayinya. Dukungan lain yang dapat diberikan perawat adalah dengan
menginformasikan kepada orang tua mengenai kondisi bayi secara rutin
untuk meyakinkan orang tua bahwa bayinya memperoleh perawatan yang
terbaik dan orang tua selalu mendapat informasi yang tepat mengenai
kondisi bayinya.
I. PROGNOSIS
Kematian perinatal pada bayi dengan BBLR 8x lebih besar dari bayi normal pada umur
kehamilan yang sama. Prognosis akan lebih buruk lagi bila berat badan makin rendah.
Angka kematian yang tinggi terutama disebabkan oleh seringnya dijumpai kelainan
komplikasi neonatal seperti asfiksia. (Mochtar, Rustam. 1998 : 451)
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan  
Bayi berat lahir rendah adalah bayi lahir dengan berat badan kurang dari 2500 gram tanpa
memperhatikan umur kehamilan.Pada BBLR sering ditemui refleks menghisap atau
menelan lemah,bahkan kadang-kadang tidak ada,bayi cepat lelah,saat menyusui sering
tersedak atau malas menghisap,dll (Kapita Selekta Kedokteran edisi ke III.2000).
Etiologi yang dapat menyebabkan terjadinya persalinan preterm / BBLR adalah dari
faktor ibu, faktor janin dan dismaturitas.Diagnosa dan gejala klinik dapat dianalisa pada
saat  Sebelum bayi lahir dan juga setelah bayi lahir.
Permasalahan pada BBLR yang dapat terjadi yaitu ketidakstabilan suhu tubuh dalam
kandungan ibu, gangguan pernafasan, imaturitas imunologi, masalah gastrointestinal dan
nutrisi, imaturitas hati, dan hipoglikemi.Dan penanganan yang dapat dilakukan antara
lain mempertahankan suhu yang ketat, mencegah infeksi yang ketat, pengawasan ASI /
nutrisi, dan penimbangan ketat.

B. Saran

Dari makalah yang telah penulis susun di atas, penulis hanya dapat memberikan beberapa
saran, yaitu sebagai berikut ini.

1. Bagi Mahasiswa
Mahasiswa hendaknya dapat mengimplikasi antara ilmu pengetahuan logika dan ilmu
dalam melaksanakan dan menerapkan asuhan kebidannan yang baik dan benar.
2. Bagi Lahan Praktek
Dapat menyesuaikan antara teori dan praktek terutama dalam asuha kebidanan pada
BBL patologi dengan BBLR dan hipotermi, dapat meningkatkan layanan terutama
dalam pencegah kematian neonatal..
3. Bagi Institusi Pendidikan
Dapat menambah wawasan tentang asuhan kebidanan dan dapat memperbanyak dan
menggandakan sebagian fasilitas perpustakaan.

DAFTAR PUSTAKA

Dewi Vivian Nanny Lia.2011.ASUHAN NEONATUS BAYI DAN ANAK


BALITA.Jakarta:Salemba Medika. Behrman,Kliegman,Arvin.2000.Ilmu Kesehatan
Anak.Jakarta:EGC

Mochtar, Rustam. 1998, synopsis obstetric. Jakarta :EGC

Yayasan bina pustaka sarwono prawirohardjo, 2007. Buku acuan nasional pelayanan kesehatan
maternal dan neonatal. Jakarta

Wong, donna, L.2004. Pedoman klinis keperawatan pediatric. Jakarta : EGC

Maryunani, anik. 2013, Buku Saku Asuhan Bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah. Jakarta

TIM Budiman, Arif, 2004, Asuhan Keperawatan pada BBLR, dilihat 23 februari 2012,
<http://budiman.wordpress.com/2004/02/15/asuhan-keperawatan-BBLR>

Manuaba, (2010), Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan, dan KB untuk Pendidikan Kebidanan.
Jakarta: EGC

Anda mungkin juga menyukai