Anda di halaman 1dari 19

Metode Disain Struktural

pada Struktur/Wahana Laut


(Structural Design Methods of Marine Structures/Vehicles)

By:
Dr. Eng. Rudi W. Prastianto
Departemen Teknik Kelautan
Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS)
Surabaya
Materi

• Beberapa Metode Disain:


1. Disain berbasis-Aturan (Rule-based Method),
2. Disain berbasis-Perhitungan Tegangan secara
Langsung (Direct Stress Method), and
3. Disain berbasis-Kehandalan (Reliability-based
Design).
• Toleransi thd Korosi dlm Disain (Corrosion
Allowance)

02/04/2020 Dr.Eng. Rudi W. Prastianto 2


2. Beberapa Metode Desain
• Desain struktural untuk suatu bangunan/
wahana laut dapat dilakukan dengan beberapa
metode, sbb:
1. Perhitungan berdasar Peraturan (Rule-based
calculations),
2. Perhitungan tegangan secara langsung (Direct
stress calculations), dan
3. Perancangan berbasis-kehandalan (Reliability-
based design).
• Filosofi dan prinsip desainnya akan dijelaskan
secara singkat dalam materi ini.
02/04/2020 Dr.Eng. Rudi W. Prastianto 3
2.1. Rule-based Calculations
• Struktur bangunan/wahana laut → terkena beban global
maupun lokal → pada hull girders dan juga elemen-elemen
primer, sekunder dan tersier → timbul berbagai tegangan →
akibat gaya tarik (tension), gaya tekan (compression), tekukan
(buckling), lenturan (bending), geseran (shear), dan puntiran
(torsion) → ditambah lagi dgn adanya degradasi material akibat
korosi dan kelelahan (fatigue).
• Perkiraan beban yg bekerja pada tiap elemen (seperti halnya
tegangan-tegangan gabungan) → kompleks dan saling terkait →
tdk dapat ditangani secara reguler di kantor disain.
• Untuk itu semua Biro Klasifikasi telah membuat rules dan codes
→ disain struktur kapal dan bangunan laut lainnya →
berdasarkan pd pengalaman dan pemahamannya ttg reaksi-
reaksi struktur terhadap berbagai pembebanan di laut.
• Namun masih banyak jenis beban-beban lain dan reaksi-
reaksinya yang tdk secara khusus diatur dalam rules tsb.

02/04/2020 Dr.Eng. Rudi W. Prastianto 4


Allowable Stress Design (ASD) atau Working Stress Design (WSD)
• Dalam hal ini prinsip desainnya → berdasar pada prinsip suatu
Faktor Keamanan Tunggal, dgn definisi:

• Dalam disain → tegangan kerja (working stress) atau tegangan


ijin (allowable stress) ini → tidak boleh dilampaui → hal ini
tergantung pada kriteria disainnya (design requirement) yg
dipilih → kekuatan ultimat (kegagalan plastis) atau kekuatan
luluh (kegagalan elastis).
• Maka dalam Disain harus memenuhi kondisi sbb:

❖ R → Tahanan (atau kekuatan material struktur),


❖ L → Beban pada struktur → jika terdapat sejumlah beban (i = 1–m) yg
bekerja pada struktur.
02/04/2020 Dr.Eng. Rudi W. Prastianto 5
• Umumnya, untuk disain marine structures → besar Faktor
Keamanan (safety factor) yg dipakai → antara 2 hingga 6.
• Perhitungan tebal pelat dan juga dimensi stiffeners, girders, dll. →
berdasar formulasi dgn beban perkiraan dan kinerja struktur sesuai
pengalaman masing-masing → formulasi sedikit bervariasi antar
Biro Klasifikasi.
• Disain berdasar Rules → mudah dilakukan di kantor disain pd
umumnya & hemat waktu karena tdk dgn analisis langsung.
• Prinsip yg digunakan pada buku code milik Biro Klasifikasi,
sbb:
– Disain struktur lokal → teori balok dasar dan teori pelat tanpa penegar
→ lalu mengestimasi reaksi-reaksi tersiernya.
– Disain Pelat berpenegar (stiffened plates) → asumsi tumpuan ujung
jepit (end fixity) → lalu mengestimasi reaksi-reaksi sekundernya.
– Perhit. scantlings dgn basis ini → harus kuat menahan reaksi-reaksi
primer pada hull girder berdasar pd beban kapal keseluruhan → jika
tdk mampu, maka → dimensi scantlings dibesarkan sesuai kebutuhan.
02/04/2020 Dr.Eng. Rudi W. Prastianto 6
Beberapa Catatan: untuk Rule-based calculations
• Banyak struktur yg mengalami kegagalan dan penentuan sebabnya sangat
kompleks dan saling terkait. Kegagalan bisa minor (seperti terjadinya retak
dan perambatannya) atau mayor (seperti kegagalan hull girder). Penentuan
penyebab yg sebenarnya adlh sulit dan mgkn tidak diketahui → rule-based
design calculations ini yg berdasar pd beban-beban dan properties struktur yg
deterministik → bisa jadi tidak selalu cukup untuk keamanan struktur.
• Rule sifatnya sederhana dan berhasil dgn baik pada batas-batas tertentu
(seperti dibuktikan dgn banyaknya kapal yg sdh dibuat dgn kinerja
memuaskan) → Namun, karena ketahanan material dan juga beban-beban yg
sifatnya tdk menentu serta tdk memiliki nilai yg selalu tetap → batas-batas pd
formula-formula yg dipakai suatu saat bisa terlampaui dan menyebabkan
kinerjanya tdk aman/kegagalan.
• Penggunaan suatu faktor keamanan standard → tanpa memperhitungkan
faktor ketidakpastian pd beban dan ketahanan material → memungkinkan
banyak komponen struktur didesain berlebihan (over-designed), yg
menyebabkan bertambahnya berat struktur keseluruhan, atau di bawah
standar (under-designed) → shg menambah resiko kegagalan.
• Rule didasarkan pd pengalaman dgn sejumlah besar produk dgn tipe yg sama
→ bisa jadi tidak cocok untuk jenis struktur-struktur baru atau struktur dgn
dimensi-dimensi yg tdk standar.

02/04/2020 Dr.Eng. Rudi W. Prastianto 7


2.2. Direct Stress Calculations
• Ada beberapa perhitungan pembebanan yg dpt dilakukan dgn eksak
pada analisis struktur kapal:
➢ Still-water bending moment dan maximum hogging/sagging wave bending
moment → by superimposing a wave crest/trough at midship.
➢ Slam pressure → can be estimated by understanding heaving and pitching
motion of the ship → The stresses developed due to various loads can similarly
be estimated.
• Jika struktur semakin rumit dan kompleks → perhitungan tegangan
akan sulit dilakukan dgn teori balok sederhana atau yg semacamnya
→ diperlukan suatu metode numerik utk perhit. tegangan.
• Metode Elemen Hingga (Finite Element Method - FEM) → salah satu
numerical technique yg banyak dipakai utk analisis struktur →
memungkinkan perhitungan tegangan dan defleksi pada struktur
akibat berbagai bentuk beban (misal. pembebanan normal atau in-
plane).

02/04/2020 Dr.Eng. Rudi W. Prastianto 8


Metode Elemen Hingga ...
• Dalam analisis struktur bang.laut, perlu perhitungan:
1) Reaksi-reaksi tersier dari struktur pelat tak-berpenegar → realtif
mudah dimodelkan karena geometri strukturnya tdk terlalu rumit.
2) Reaksi sekunder dari panel pelat berpenegar → realtif mudah
dimodelkan karena geometri strukturnya tdk terlalu rumit.
3) Reaksi primer dari girder kapal → lebih sulit utk pemodelan
struktur kapal secara keseluruhan.
• Kapal/bang.laut dan komponen strukturnya → jumlahnya banyak dan
3-D (3-dimensi) → tdk dpt didefinisiakan secara matematis → cocok
pakai MEH utk pemodelan → bahkan model keseluruhan kapal dpt
dilakukan dgn berbagai sistem meshing yg berbeda.
• Komputer kecp.tinggi mendukung MEH →
❖ Bending stresses → dpt dihitung utk berbagai tipe gaya &
momen yg bekerja pd kapal.
❖ Tegangan gabungan pd ship girder atau sebuah panel atau
sebuah pelat/penegar → dpt dihitung dgn tepat oleh MEH.

02/04/2020 Dr.Eng. Rudi W. Prastianto 9


2.3. Reliability-based Design
Latar Belakang Konsep ...
• Ada tingkat ketidakpastian tertentu → dlm memprediksi dua hal penting
dalam disain:
❖ Beban (load) (L) → yg bekerja pada struktur laut, dan
❖ Ketahanan (resistance) (R) → kemampuan struktur menahan beban
tsb.
• Beberapa ketidakpastian tsb bisa dikategorikan dalam:
– Ketidakpastian Obyektif → ketidakpastian yg dapat diukur dan
dikuantifikasikan tapi tdk dapat dikontrol dgn cukup pd tahap disain.
– Ketidakpastian Subyektif → ketidakpastian yg tidak dapat dikuantifikasikan.
• Dgn adanya faktor ketidakpastian ini → tidak ada solusi disain → yg
memberikan jaminan keamanan absolut (absolute safety).
• Jadi tujuan disain struktural bangunan laut → tidaklah utk menghasilkan
keamanan absolut → tetapi suatu keamanan yg cukup dan pemfungsian
komponen struktur secara tepat berdasar syarat kinerja yg
diminta/ditentukan.
• Ang and Tang (1990) menerangkan dgn bagus → Pendekatan
Probabilistik dlm Disain Structural (probabilistic approach in structural
design).

02/04/2020 Dr.Eng. Rudi W. Prastianto 10


Konsep Dasar ...

• Ketahanan (R) material dapat berupa:


– Tegangan/kekuatan luluh,
– Kekuatan ultimat,
– Modulus elastisitas (jika mempertimbangkan kekakuan),
– atau besaran lainnya.
• Penyebab ketidakpastian bisa terjadi akibat kekurangan pd:
– Proses manufaktur komponen,
– Proses penanganan dan persiapan elemen struktur (e.g.
pelat/penegar, dll),
– Proses pengelasan dan produksi → terjadi kekurangtepatan
perangkaian dan timbul konsentrasi tegangan.
• Kekuatan material → akan berkurang akibat korosi dan
kelelahan selama umur operasi produk tsb.

02/04/2020 Dr.Eng. Rudi W. Prastianto 11


Konsep Dasar ...

• Beban (L) pada struktur laut → banyak jenis dan


sumbernya.
• Sumber ketidakpastian yg terjadi pada estimasi beban
dapat disebabkan oleh:
– Ketidakpastian pembebanan dlm semua tinggi muka-air,
muatan dan pembebanan air balas, operasi kargo, kondisi
laut, gerakan kapal/bangunan laut, dan sumber lainnya.
• Ketidakpastian atau Peluang pada L atau R :
– Dapat dimodelkan dgn data statistik → namun pada tiap
model statistik apapun tdk lepas dari ketidakpastian/eror
juga.
– Bahkan dalam model analitis pun memungkinkan
mengandung ketidakpastian tertentu.

02/04/2020 Dr.Eng. Rudi W. Prastianto 12


Konsep Dasar ...

• Plot tipikal dari Fungsi Densitas Peluang → tegangan yg terjadi (L) &
kekuatan/ketahanan (R).
• Dalam metode ASD/WSD → terlihat rata-rata dari L lebih kecil dari nilai
rata-rata R → kondisi sebuah disain aman.
• Dalam luasan yg diarsir → R lebih kecil dari L → mengarah pd suatu
peluang kegagalan.

02/04/2020 Dr.Eng. Rudi W. Prastianto 13


Konsep Dasar ...

• Keandalan suatu sistem (struktur) dapat didefinisikan →


kemampuannya untuk beroperasi dgn kinerja yang diinginkan
dalam waktu tertentu yang biasanya diperkirakan menggunakan
probabilitas.
• Jika kejadian komplementer nya adalah kegagalan kinerja → maka
→ Keandalan = 1 – peluang kegagalan.
• Jadi, untuk memperkirakan keandalan, perlu untuk menentukan
kriteria kinerja dan keadaan batasnya (limit state) dengan mode
kegagalan yang signifikan.
• Untuk kasus suatu elemen struktur → maka kinerja (g) dapat
didefinisikan sbg kemampuan (R) untuk menahan beban (L).
• Jadi struktur akan handal ketika R > L, atau g = R – L
dan kegagalan dapat didefinisikan sebagai g < 0,0 atau R < L (lihat
Gambar pada slide 13).

• Sehingga keandalan dapat didefinisikan dengan: g > 0,0 atau R > L

02/04/2020 Dr.Eng. Rudi W. Prastianto 14


Konsep Dasar ...

• Kriteria kinerja g, (dikenal sebagai fungsi keadaan batas)


→ merupakan variabel acak yang merupakan fungsi dari dua
variabel acak L dan R.

Gambar di samping →
menunjukkan densitas
peluang dari g dan luasan di
bagian bawah kurva di
sebelah kiri pusat sumbu →
adalah peluang kegagalan
total di mana g < 0,0.

02/04/2020 Dr.Eng. Rudi W. Prastianto 15


Keadaan Batas (limit state)
untuk Struktur Laut
Keadaan batas (limit state) untuk struktur laut dapat
didasarkan pada hal-hal berikut:
• Kemampulayanan struktur yang mungkin berarti bahwa
struktur tidak dapat memberikan layanan yang
dimaksudkan seperti defleksi yang besar sehingga
mengubah geometri struktur yang menguatirkan
• Keruntuhan atau kegagalan karena melampaui batas
kekuatan ultimat akibat pembebanan
• Mencapai keadaan batas kelelahan akibat kelelahan
siklus rendah atau kelelahan siklus tinggi karena
getaran
• Akibat eksidental seperti tabrakan dan kandas.

02/04/2020 Dr.Eng. Rudi W. Prastianto 16


Konsep Dasar ...

Moda kegagalan karena melampaui keadaan batas


dapat berupa sbb.:
• Batas luluh tarik / tekan material → deformasi
elastis dengan melewati batas tegangan luluh atau
perpanjangan plastis dan kegagalan dengan
melewati kekuatan ultimatnya,
• Ketidakstabilan tekan karena tekuk di mana
kekuatannya kemungkinan besar masih di bawah
dari kekuatan luluh tariknya,
• Kegagalan karena kelelahan dan patah getas.

02/04/2020 Dr.Eng. Rudi W. Prastianto 17


Toleransi terhadap Korosi dalam Disain
❖ Konsekuensi selama kapal/bang. Laut beroperasi → maka
pada lambungnya akan terjadi:
▪ Tertempeli kotoran (baik yg organik atau anorganik) → Jika
dibersihkan dan dicat lagi secara berkala → kotoran yg
menempel tsb tdk sampai merusak strukturnya.
▪ Mengalami korosi (dgn bermacam jenis korosi) → material
struktur akan terdegradasi (material degradation) →
mengurangi ketahanan dari material shg cenderung
mudah mengalami kegagalan.
✓Secara khusus jika korosi terjadi pada daerah dgn tegangan
tinggi & terkena beban siklis/fatigue → maka akan terjadi
stress corrosion cracking.

02/04/2020 Dr.Eng. Rudi W. Prastianto 18


• Scantlings yg dihitung dgn metode-metode tadi disebut
→ net scantlings → tidak memperhitungkan material
degradation selama umur operasinya.
• Dlm disain diperlukan penambahan ketebalan (extra
thickness) → utk memperhitungkan degradasi material
akibat korosi.
• Korosi → terjadi tidak merata di tiap tempat pada
bagian struktur → penambahan margin korosi pada
net scantling → harus bervariasi juga.
• Misalnya rules memberikan toleransi korosi berdasar
lokasi pelat atau komponen penegarnya → bahkan,
jika ada permintaan khusus dari pemilik kapal utk
penambahan ketebalan → maka harus ditambahkan
lagi pada toleransi korosi tsb.
• Shg scantlings akhirnya disebut → gross scantlings.

02/04/2020 Dr.Eng. Rudi W. Prastianto 19

Anda mungkin juga menyukai