PEMERIKSAAN URINE
Disusun Oleh:
FAKULTAS FARMASI
JAKARTA
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur diucapkan kehadirat Allah AWT atas segala rahmatNya sehingga makalah ini
dapat tersusun samai dengan selesai.
Makalah ini berisikan tentang pemeriksaan urine, pemeriksaan urine atau analisis urine
(urinalisis) telah dilakukan sejak abad pertengahan sebelum ada permeriksaan canggih seperti
saat ini. Perkembangan teknik pemeriksaan modern tetap menjadikan pemeriksaan urine sebagai
bagian dari pemeriksaan rutin pasien. Hal ini karena sampel urine mudah tersedia, mudah
dikumpulkan, dan mengandung informasi yang dapat diperoleh lewat pemeriksaan laboratorium
yang murah, serta mengandung informasi mengenai fungsi metabolik tubuh.
Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi pembaca. Bahkan saya berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa embaca
raktekan dalam kehiduan sehari-hari.
Penyusun
Mulyanthie Putri
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...........................................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang...............................................................................................................1
B. Rumusan Masalah..........................................................................................................1
C. Tujuan.............................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
A. Kesimpulan.....................................................................................................................12
B. Saran...............................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Urine adalah cairan sisa yang diekskresikan oleh ginjal yang kemudian akan
dikeluarkan dari dalam tubuh melalui proses urinasi. Eksreksi urin diperlukan untuk
membuang molekul-molekul sisa dalam darah yang disaring oleh ginjal dan untuk menjaga
homeostasis cairan tubuh. Urin disaring di dalam ginjal, dibawa melalui ureter menuju
kandung kemih, akhirnya dibuang keluar tubuh melalui uretra. Fungsi utama urin adalah
untuk membuang zat sisa seperti racun atau obat-obatan dari dalam tubuh.
Urin terdiri dari air dengan bahan terlarut berupa sisa metabolisme (seperti urea),
garam terlarut, dan materi organik. Cairan dan materi pembentuk urin berasal dari darah
ataucairan interstisial. Komposisi urin berubah sepanjang proses reabsorpsi ketika molekul
yang penting bagi tubuh, misal glukosa, diserap kembali ke dalam tubuh melalui molekul
pembawa. Cairan yang tersisa mengandung urea dalam kadar yang tinggi dan berbagai
senyawa yang berlebih atau berpotensi racun yang akan dibuang keluar tubuh.
Materi yang terkandung di dalam urin dapat diketahui melalui urinalisis. Urea yang
dikandung oleh urin dapat menjadi sumber nitrogen yang baik untuk tumbuhan dan dapat
digunakan untuk mempercepat pembentukan kompos.
Urinalisis adalah salah satu pemeriksaan laboratorium yang penting untuk
menegakkan berbagai diagnosis. Urinalisis juga merupakan pemeriksaan kimia yang umum
dilakukan pada anak-anak dan remaja2.
B. Rumusan Masalah
1. Definisi Pemeriksaan Urin
2. Perjalanan penyakit dengan pemeriksaan urin
3. Uji laboratorium pada pemeriksaan urin
4. Cara uji pemeriksaan urin
5. Nilai normal pemeriksaan urin
6. Jenis kelainan pemeriksaan urin
7. Tata laksana pemeriksaan urin
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi Pemeriksaan Urin
2. Untuk mengetahui perjalanan penyakit dengan pemeriksaan urin
3. Untuk mengetahui uji laboratorium pada pemeriksaan urin
4. Untuk mengetahui cara uji pemeriksaan urin
5. Untuk mengetahui nilai normal pemeriksaan urin
6. Untuk mengetahui jenis kelainan pemeriksaan urin
7. Untuk mengetahui tata laksana pemeriksaan urin
BAB II
PEMBAHASAN
b. Warna urin
Pemeriksaan berat jenis urin bertalian dengan faal pemekatan ginjal, dapat
dilakukan dengan berbagai cara yaitu dengan memakai falling drop, gravimetri,
menggunakan pikno meter, refraktometer dan reagens 'pita' (Wilmar, 2000).
d. Bau urin
Bau urin normal disebabkan oleh asam organik yang mudah menguap. Bau
yang berlainan dapat disebabkan oleh makanan seperti jengkol, petai, obat-obatan
seperti mentol, bau buah-buahan seperti pada ketonuria (Wilmar, 2000).
e. PH urin
2. Pemeriksaan Mikroskopik
Yang dimaksud dengan pemeriksaan mikroskopik urin yaitu pemeriksaan sedimen
urin. Ini penting untuk mengetahui adanya kelainan pada ginjal dan saluran kemih serta
berat ringannya penyakit (Wilmar, 2000).
a. Pemeriksaan glukosa
Dalam urin dapat dilakukan dengan memakai reagens pita. Selain itu
penetapan glukosa dapat dilakukan dengan cara reduksi ion cupri menjadi cupro.
Dengan cara reduksi mungkin didapati hasil positif palsu pada urin yang mengandung
bahan reduktor selain glukosa seperti : galaktosa, fruktosa, laktosa, pentosa, formalin,
glukuronat dan obat-obatan seperti streptomycin, salisilat, vitamin C (Wilmar, 2000).
Dalam urin terdiri atas aseton, asam asetoasetat dan asam 13hidroksi butirat.
Karena aseton mudah menguap, maka urin yang diperiksa harus segar. Pemeriksaan
benda keton dengan reagens pita ini dapat mendeteksi asam asetoasetat lebllh dari 5--
10 mg/dl, tetapi cara ini kurang peka untuk aseton dan tidak bereaksi dengan asam
beta hidroksi butirat. Hasil positif palsu mungkin didapat bila urin mengandung
bromsulphthalein, metabolit levodopa dan pengawet 8hidroksi-quinoline yang
berlebihan (Wilmar, 2000).
Dalam keadaan normal pemeriksaan benda keton dalam urin negatif. Pada
keadaan puasa yang lama, kelainan metabolisme karbohidrat seperti pada diabetes
mellitus, kelainan metabolisme lemak didalam urin didapatkan benda keton dalam
jumlah yang tinggi (Wilmar, 2000).
c. Pemeriksaan bilirubin
Adanya bilirubin 0,05-1 mg/dl urin akan memberikan basil positif dan
keadaan ini menunjukkan kelainan hati atau saluran empedu. Hasil positif palsu dapat
terjadi bila dalam urin terdapat mefenamic acid, chlorpromazine dengan kadar yang
tinggi sedangkan negatif palsu dapat terjadi bila urin mengandung metabolit pyridium
atau serenium (Wilmar, 2000).
d. Pemeriksaan urobilinogen
Dengan reagens pita perlu urin segar. Dalam keadaan normal kadar
urobilinogen berkisar antara 0,1 - 1,0 Ehrlich unit per dl urin. Peningkatan ekskresi
urobilinogen urin mungkin disebabkan oleh kelainan hati, saluran empedu atau proses
hemolisa yang berlebihan di dalam tubuh (Wilmar, 2000).
Dalam keadaan normal tidak terdapat darah dalam urin, adanya darah dalam
urin mungkin disebabkan oleh perdarahan saluran kemih atau pada wanita yang
sedang haid. Dengan pemeriksaan ini dapat dideteksi adanya 150-450 ug hemoglobin
per liter urin. Tes ini lebih peka terhadap hemoglobin daripada eritrosit yang utuh
sehingga perlu dilakukan pula pemeriksaan mikroskopik urin (Wilmar, 2000).
c. Kejernihan/kekeruhan
Normal: jernih Bila keruh, mungkin disebabkan oleh bakteri, kristal, posfat, urat,
eritrosit, epitel.
d. Berat jenis
Bj urine normal : 1.003 – 1.03
e. Bau
Normal : aromatis
f. PH
normal: 4,5 – 8,0 atau rata-rata 6,4 -7
c. Kejernihan/kekeruhan
Nubecula: urine jernih jika dibiarkan/didinginkan menjadi keruh ringan, karena
ada endapan lendir, urat, fospat, epitel, leukosit, bakteri.
d. Berat jenis
Bj urine tingggi : Diabetes Melitus, nefrotis akut, demam.
Bj urine rendah : stadium terminal nefritis.
Bj urine dipengaruhi oleh jumlah urine, komposisi urine, fungsi pemekatan
ginjal. Pengukuran Bj urine dengan menggunakan Urinometer dengan skala 1.000–
1.040 dan selalu dikalibrasi pada suhu150C atau 200C, refraktometer.
Arti klinis pemeriksaan BJ urin:
Membantu mendiagnose glukosuri pada penderita koma (koma diabetikum)
urinnya jernih tapi BJ nya tinggi. Untuk mengetahui faal ginjal menurut
percobaan konsentrasi menurut Fishberg
e. Bau
Bau amoniak : perombakan ureum oleh bakteri pada infeksi ureter.
Bunga layu : ketonuria
Busuk : perombakan protein pada ureter.
Bau yang berasal dari makanan dan minumam (Normal)
f. PH
Jika pH asam: assidosis, demam, diet protein, pielonefritis. Pengukuran pH urine
dengan kertas lakmus, kertas nitrazin, pH meter. Jika pH alkalis : retensi urine
pada kandung kemih, sistitis kronis, anemia, muntah yang hebat.
2. Pemeriksaan urin
a.Tampilan urin
b. Mengukur pH urin
c.Menguji amonia
e.Menguji protein
PENUTUP
A. Kesimpulan
Urinalisis adalah salah satu pemeriksaan laboratorium yang penting untuk menegakkan
berbagai diagnosis. Pemeriksaan bisa digunakan untuk seperti penyakit tuberculosis, diabetes
mellitus, infeksi saluran nafas. Pemeriksaan urine terdiri dari pemeriksaan makroskopik,
mikroskopik, dan kimia urine. Tata laksana urin terdiri dari pengambilan sampel,
pemeriksaan sampel.
B. Saran
Saya berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi
pembaca. Bahkan saya berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa embaca raktekan dalam
kehiduan sehari-hari.
DAFTAR PUSTAKA
Jurnal Analis Medika Bio Sains. Pemanfaatan Larutan Garam Natrium Klorida (Nacl) Sebagai
Pengawet Alternatif Pada Urine Untuk Pemeriksaan Urine Metode Carik Celup. Vol. 6 , No. 1
(2019).
Jurnal Analis Laboratorium Medik. Perbedaan Hasil Pemeriksaan Kimia Urine Dengan Variasi
Jenis Pengawet Urine. Vol. 5 (no.2) Desember 2020.
Jurnal Kesehatan Andalas. Uji Kesesuaian Hasil Pemeriksaan Sedimen Urine Metode Shih-Yung
pada Volume Urine 10 mL dan 5 mL. 2021; 10(2).
Jurnal Media Laboran. Pengaruh Lama Sentrifugasi Sampel Urine Terhadap Hasil Pemeriksaan
Sedimen Lekosit Urine Pada Penderita Infeksi Saluran Kemih (Isk)Di Laboratorium D-Iii Analis
Kesehatan Universitas Indonesia Timur. Volume 9, Nomor 2, November 2019