Anda di halaman 1dari 103

KARYA TULIS ILMIAH

ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN MIOMA UTERI DENGAN


MASALAH KEPERAWATAN NYERI POST OP HISTEREKTOMI
DI RUANG MAWAR RSUP dr. SOEDONO
MADIUN

Oleh :
DIANA AMALIA
NIM. A1R15053

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
“HUTAMA ABDI HUSADA”
TULUNGAGUNG
TAHUN 2018

i
KARYA TULIS ILMIAH

ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN MIOMA UTERI DENGAN MASALAH


KEPERAWATAN NYERI POST OP HISTEREKTOMI
RUANG MAWAR RSUP dr.SOEDONO
MADIUN

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Mendapatkan Gelar


Ahli Madya Keperawatan (A.Md.Kep) Pada
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKes)
“Hutama Abdi Husada”
Tulungagung

Oleh :
DIANA AMALIA
NIM. A1R15053

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
“HUTAMA ABDI HUSADA”
TULUNGAGUNG
TAHUN 2018

ii
SURAT PERYATAAN

Yang bertanda tangan dibawah ini :


Nama : DIANA AMALIA
NIM : A1R15053
Tempat Tanggal Lahir: Tulungagung, 27 Maret 1995
Institusi : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan “Hutama Abdi Husada”
Tulunggung
Menyatakan bahwa Karya Tulis Ilmiah :
“Asuhan Keperawatan Pasien Mioma Uteri Dengan Masalah Keperawatan
Nyeri Post Op Histerektomi Di Ruang Mawar Rumah Sakit Umum Provinsi
dr. Soedono Madiun”
Merupakan karya tulis sendiri dan bukan Karya Tulis Ilmiah orang lain baik
sebagian maupun keseluruhan, kecuali dalam bentuk kutipan yang telah
disebutkan sumbernya.
Demikian surat peryataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya dan apabila
pernyataan ini tidak benar, saya bersedia mendapatkan sanksi akademik.

Tulungagung, 25 Mei 2018


Yang
menyatakan,

DIANA AMALIA
NIM. A1R15053

iii
MOTTO

MAN JADDA WAJADA


Siapa bersungguh-sungguh pasti berhasil

MAN SHABARA ZHAFIRA


Siapa yang bersabar pasti beruntung

MAN SARA ALA DARBI WASHALA


Siapa menapaki jalan-Nya akan sampai tujuan

iv
HALAMAN PERSEMBAHAN

Sebagai bentuk rasa syukur terhadap Allah SWT karena telah terselesainya tugas

akhir yang menjadi syarat untuk kelulusan, maka KTI dengan desain Studi Kasus

ini saya persembahkan untuk :

 Allah SWT, karena berkat rahmat dan limpahan karunianya-Nya Karya Tulis

Ilmiah ini dapat terselesaikan tepat pada waktu yang di berikan.

 Ibu Dr. Ketjuk Herminaju, SST, S.Pd, MM dan ibu Suciati,

S.kep,Ners,.M.kep selaku dosen pembimbing yang telah banyak memberikan

pengarahan dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini.

 Ibu tercinta....

Sebagai tanda bukti, hormat, dan rasa terima kasih yang tiada terhingga

kupersembahkan karya tulis ini kepada Ibu yang telah memberikanku kasih

sayang, segala dukungan, dan cinta kasih yang tiada terhingga yang tiada

mungkin dapat kubalas hanya dengan selembar kertas yang tertulis kata cinta

dan persembahan. Semoga ini menjadi langkah awal untuk membuat Ibu

bahagia karena kusadar, selama ini belum bisa berbuat yang lebih. Untuk Ibu

yang selalu membuatku termotivasi dan selalu menyirami kasih sayang,

selalu mendoakanku, menasehatiku untuk menjadi yang lebih baik.

 My beloved terimakasih dukungan dan semangatmu selama ini

 My Best friend yang selalu memberi semangat

 Untuk sahabatku seperjuangan semua, terimakasih atas kebersamaan,

kerjasama, bantuan, dan dorongan semangat selama menyelesaikan KTI ini.

Semoga apa yang kita kerjakan diridhoi-Nya.

v
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING

Nama : DIANA AMALIA

NIM : A1R15053

Judul : ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN MIOMA UTERI

DENGAN NYERI POST OP HISTEREKTOMI DI RUANG

MAWAR RSUPdr. SOEDONO MADIUN

Telah diperiksa dan disetujui untuk diseminarkan pada tanggal 25 Mei 2018

PembimbingI:Dr. KETJUK HERMINAJU,SST, S.pd,MM ( )


NIDN.07-1504-5402

Pembimbing II : SUCIATI, S.Kep, Ns, M.Kep ( )


NIDN.07-0310-6704

vi
LEMBAR PENGESAHAN

Nama : DIANA AMALIA

NIM : A1R15053

Judul : ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN MIOMA UTERI


DENGAN NYERI POST OP HISTEREKTOMI DI RUANG
MAWAR RSUP dr.SOEDONO MADIUN

Telah diuji dan disetujui oleh Tim Penguji pada Ujian Karya Tulis Ilmiah

Program Diploma III Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan “Hutama Abdi Husada”

Pemerintah Kota Madiun.

Tanggal 25 Mei 2018

TIM PENGUJI

Ketua : 1. INDAH ROHMAWATI, S.SiT.,M.Kes ( )


NIDN.07-2301-7601

Anggota: 1. DWI RETNOWATI, S.Kep, Ners, M.kes ( )


NIDN.07-1302-8404

2. Dr. KETJUK HERMINAJU, SST, S.pd,MM ( )


NIDN.07-1504-5402

Mengetahui,

Ketua STIKes“ Hutama Abdi Husada”

Tulungagung

H.SUKANTO, SPd, S.Kep Ners, M.Kes


NIDN. 07-1512-6404

vii
KATA PENGANTAR

Puji syukur peneliti ucapkan kehadirat Allah SWT, yang telah


melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga peneliti dapat menyelesaikan
penyusunan dan penulisan Karya Tulis Ilmiah dengan judul : “Asuhan
Keperawatan pasien Mioma Uteri dengan Nyeri Post Op Histerektomi diruang
Mawar Rumah Sakit dr. Soedono Madiun”.
Pembuatan Proposal Karya Tulis Ilmiah ini diajukan sebagai salah satu
syarat untuk menempuh ujian akhir program Diploma III Keperawatan Sekolah
Tinggi Ilmu Kesehatan “Hutama Abdi Husada”.
Dalam pelaksanaan Studi Pendahuluan hingga penyusunan Proposal
Karya Tulis Ilmiah ini peneliti mendapat bimbingan dan dukungan dari banyak
pihak. Oleh karena itu peneliti mengucapkan banyak terima kasih kepada :
1. Bapak H.Sukanto, S.Pd., S.Kep, Ners, M.Kes selaku Ketua Sekolah Tinggi
Ilmu Kesehatan “Hutama Abdi Husada” Tulungagung.
2. Direktur RSUP dr. Soedono Madiun yang sudah memberikan ijin demi
kelancaran pelaksanaan penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.
3. Ibu Eny Masruroh, S.Kep, Ners, M.Kep selaku Kaprodi Program Studi DIII
Keperawatan.
4. Ibu Dr. Ketjuk Herminaju, SST, S.Pd, MM selaku dosen pembimbing I yang
telah banyak memberikan pengarahan dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah
ini.
5. Ibu Suciati, S.Kep, Ns, M.Kep selaku selaku dosen pembimbing II yang telah
banyak memberikan pengarahan dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.
6. Bapak/Ibu Dosen pengajar Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan “Hutama Abdi
Husada” Tulungagung yang telah memberikan pertimbangan, bimbingan, serta
pengarahan selama peneliti mengikuti pendidikan.
7. Kepala Ruangan ruang Mawar yang telah memberikan pengarahan selama
melakukan penelitian di rumah sakit.
8. Responden yang telah membantu dan bekerjasama dalam pengumpulan data
Karya Tulis Ilmiah ini.

viii
9. Petugas Perpustakaan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan “Hutama Abdi Husada”
Tulungagung yang telah membantu dalam pencarian referensi Karya Tulis
Ilmiah ini.
10.Kepada kedua orang tuaku tercinta yang telah memberikan dukungan dan
dorongan baik moril maupun material selama penyusunan Karya Tulis Ilmiah
ini.
11.Dan semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu per-satu yang telah
membantu dalam penyelesaian Karya Tulis Ilmiah ini, baik secara langsung
maupun tidak langsung.
Dengan segala kerendahan hati peneliti menyadari bahwa dalam
penulisan Karya Tulis Ilmiah ini masih banyak kekurangan. Oleh karena itu kritik
dan saran yang membangun sangat peneliti harapkan demi perbaikan dan
kesempurnaan Karya Tulis Ilmiah ini.

Tulungagung, 25 Mei 2018

Peneliti

ix
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL DEPAN .....................................................................


HALAMAN SAMPUL DALAM.................................................................... ii
HALAMAN PERNYATAAN......................................................................... iii
MOTTO........................................................................................................... iv
HALAMAN PERSEMBAHAN...................................................................... v
LEMBAR PERSETUJUAN............................................................................ vi
LEMBAR PENGESAHAN............................................................................. vii
KATA PENGANTAR..................................................................................... viii
DAFTAR ISI.................................................................................................... x
DAFTAR BAGAN.......................................................................................... xii
DAFTAR TABEL............................................................................................ xiii
DAFTAR GAMBAR....................................................................................... xiv
DAFTAR LAMPIRAN.................................................................................... xv
ABSTRAK....................................................................................................... xvi
ABSTRACT....................................................................................................... xvii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................... 1
A. Latar Belakang............................................................................. 3
B. Batasan Masalah.......................................................................... 3
C. Rumusan Masalah....................................................................... 3
D. TujuanPenelitian.......................................................................... 3
1. Tujuan Umum....................................................................... 3
2. Tujuan Khusus...................................................................... 3
E. Manfaat Penelitian....................................................................... 4
BAB II TINJAUAN TEORI.......................................................................... 6
A. Konsep Mioma Uteri................................................................... 6
1. Pengertian............................................................................. 6
2. Etiologi ................................................................................ 6
3. Patofisiologi.......................................................................... 7
4. Pathway………..................................................................... 9
5. Faktor Penyebab Mioma Uteri............................................. 10
6. Macam – Macam Penyakit Ginekologi................................ 11
7. Klasifikasi............................................................................. 13
8. ManifestasiKlinis.................................................................. 14
9. Komplikasi............................................................................ 17
10. Pemeriksaan Diagnostik...................................................... 17
11. Perencanaan......................................................................... 18
B. Konsep Nyeri............................................................................... 22
1. Pengertian ............................................................................ 22
2. Fisiologi Nyeri...................................................................... 22
3. Klasifikasi Nyeri................................................................... 23
4. Pengukuran Intensitas Nyeri.................................................. 27
5. Pengkajian Nyeri.................................................................. 30
6. Upaya Untuk Mengatasi Nyeri............................................. 31
C. Konsep Asuhan Keperawatan...................................................... 32
1. Pengkajian............................................................................ 32
2. Diagnosis.............................................................................. 37

x
3. Intervensi.............................................................................. 37
4. Impementasi......................................................................... 40
5. Evaluasi................................................................................ 41
BAB III METODE PENELITIAN................................................................ 42
A. Rancangan Penelitian.................................................................. 42
B. Lokasi dan Waktu Penelitian....................................................... 42
C. Subjek Penelitian......................................................................... 42
D. Pengumpulan Data....................................................................... 43
E. Uji Keabsahan Data..................................................................... 45
F. Analisa Data................................................................................ 46
G. Etik Penelitian............................................................................. 47
BAB IV PEMBAHASAN............................................................................... 49
A. Hasil............................................................................................. 49
1. Gambaran Lokasi Penelitian ................................................. 49
a. Pengkajian ...................................................................... 49
1) Identitas pasien dan hasil anamnesis ........................ 49
2) Hasilpemeriksaan fisik pada pasien........................... 52
a) HasilPemeriksaanfisik......................................... 52
3) Hasil pemeriksaan diagnostik.................................... 54
4) Analisis masalah........................................................ 56
b. Diagnosis keperawatan.................................................... 57
c. Perencanaan..................................................................... 58
d. Pelaksanaan..................................................................... 61
e. Evaluasi........................................................................... 65
B. Pembahasan........................................................................... 68
1. Pengkajian....................................................................... 68
2. Diagnosis keperawatan.................................................... 71
3. Perencanaan..................................................................... 71
4. Tindakan.......................................................................... 72
5. Evaluasi........................................................................... 73
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan............................................................................ 76
B. Saran...................................................................................... 77
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

xi
DAFTAR BAGAN

Bagan 2.1 Patofisiologi Penyakit Mioma Uteri.................................... 9

xii
DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Identitas Pasien Dan Hasil Anamnesis.................................... 49


Tabel 4.2 Hasil Pemeriksaan Fisik Pada Pasien...................................... 52
Tabel 4.3 Hasil Pemeriksaan Diagnostik pada Pasien............................ 54
Tabel 4.4 Hasil Analisa Data pada pasien.............................................. 56
Tabel 4.5 Hasil Diagnosa Keperawatan Pada Pasien............................. 57
Tabel 4.6 Hasil Perencanaan Tindakan .................................................. 58
Tabel 4.7 Hasil Pelaksanaan Tindakan Keperawatan............................. 61
Tabel 4.8 Hasil Evaluasi pada Pasien..................................................... 65

DAFTAR GAMBAR

xiii
Gambar 2.2 Klasifikasi Mioma Uteri……………………………………………

14

Gambar 2.3 Skala Intensitas Nyeri Deskriptif Verbal............................................

27

Gambar 2.4 Skala Intensitas Nyeri Analog Visual.................................................

28

Gambar 2.5 Skala Intensitas Nyeri Numerik.........................................................

28

xiv
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Pernyataan kesediaan menjadi responden(informed consent)


Lampiran 2 Laik Etik
Lampiran 3 Lembar konsultasi bimbingan I Karya Tulis Ilmiah
Lampiran 4 Lembar konsultasi bimbingan II Karya Tulis Ilmiah
Lampiran 5 Planning Of Action

Lampiran 6 Lembar Pengesahan Pengambilan kasus

Lampiran 7 Format Asuhan Keperawatan

xv
Amalia, Diana, 2018, NIM A1R15053, ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN
MIOMA UTERI DENGAN MASALAH KEPERAWATAN NYERI POST OP
HISTEREKTOMI DI IRNA MAWAR RSUP dr. SOEDONO MADIUN, Study
kasus, Pembimbing 1 : Dr. Ketjuk Herminaju, SST, S.Pd, MM, Pembimbing 2 :
Suciati, S.Kep, Ns, M.Kep, SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
HUTAMA ABDI HUSADA TULUNGAGUNG TAHUN 2018

Abstrak
Mioma uteri merupakan tumor jinak yang tumbuh pada rahim.Jenis
tumornya tidak hanya satu. Bisa tumbuh dibagian dinding luar rahim, pada otot
rahim, atau bisa juga dibagian dinding dalam rahim sendiri. Kejadian miomaa
uteri sukar ditetapkan karena tidak semua mioma uteri menunjukkan gejala dan
memerlukan tindakan operasi. Pada post operasi akan terjadi terputusnya
kontinuitas jaringan kulit dan robekan pada jaringan saraf perifer sehingga
ditangkap oleh rangsangan reseptor nyeri yang mengakibatkan terjadinya nyeri.
Penelitian ini bertujuan untuk melakukan asuhan keperawatan pasien mioma uteri
dengan masalah nyeri post op histerektomi di Irna Mawar RSUP dr. Soedono
Madiun.
Metode yang digunakan dalam Karya Tulis Ilmiah ini adalah deskriptif
kualitatif dengan pendekatan study kasus. Studi kasus ini dilaksanakan di RSUP
dr. Soedono Madiun dengan menggunakan pendekatan asuhan keperawatan
pasien mioma uteri dengan masalah nyeri post op histerektomi. Dengan subjek
penelitian yang digunakan yaitu 2 pasien (Ny S dan Ny I). Pengumpulan data
dilaksanakan pada tanggal 18 April 2018 – 21 April 2018. Dibuat dalam bentuk
asuhan keperawatan dan dianalisis yang didalamnya meliputi pengkajian,
diagnosa, perencanaan, tindakan dan evaluasi yang kemudian disimpulkan
hasilnya.
Setelah dilakukan proses keperawatan selama 3x24 jam didapatkan hasil
pada masalah nyeri post op histerektomi Ny S masalah teratasi dengan hasil
kadang-kadang nyeri pada bekas operasi, skala nyeri 2, luka membaik, keluar
darah sedikit, jahitan bagus, sedangkan Ny I masalah teratasi sebagian dengan
hasil masih nyeri pada bekas operasi, skala nyeri 3, luka operasi membaik, keluar
darah sedikit.
Setelah peneliti menggambarkan asuhan keperawatan pasien mioma uteri
dengan masalah keperawatan nyeri post op histerektomi di RSUP dr. Soedono
Madiun didapatkan kesimpulan adanya kesinambungan antara fakta dan teori.
Dengan adanya kerjasama antara keluarga dan klien dapat membantu dalam
proses asuhan keperawatan pasien mioma uteri dengan masalah nyeri post op
histerektomi sehingga dalam waktu yang ditentukan nyeri pada luka post operasi
histerektomi klien berkurang.

Kata Kunci : Mioma Uteri, Nyeri Post Op Histerektomi

xvi
Amalia, Diana, 2018, NIM A1R15053 NURSING CARE IN PATIENTS MYOMA
UTERI PAIN POSTOPERATIVE HISTERECTOMY WITH NURSING
PROBLEMS IN IRNA MAWAR RSUP dr. SOEDONO MADIUN, Case Study,
Supervisor 1 : Dr. Ketjuk Herminaju, SST, S.Pd, MM, Supervisor 2 : Suciati,
S.Kep, Ns, M.Kep, STIKES HUTAMA ABDI HUSADA TULUNGAGUNG
2018

Abstract

Uterine myoma is a benign tumor that grows in the uterus. The type of tumor is
not just one. It can be grow in the part of the outer wall of the uterus, uterine
muscle, or can be grow inside the wall of the uterus. The happening of uterine
myoma was hard to set because not all the uterine myoma show the symptomp
and requires surgery. In the post surgery, it will break the continuity of skin tissue
and rupture of the peripheral nerve tissue so it can be captured by the pain
receptor stimulation which caused the occurrence of pain. The goal of this
research was to do the nursing care to the uterine myoma’s patient with the
problem of post op hysterectomy pain ath the Irna Mawar RSUP dr. Soedono
Madiun.
The method that used in this scientific papers was descriptive qualitative with case
study approach. This case study was conducted at the RSUP dr. Soedono Madiun
with using a nursing care of the uterine myoma’s patient approach with the
problem of post op hysterectomy pain. The subject of this research is 2 patient
( Miss S and Miss I). The data collection is implemented at April 18, 2018 until
April 21, 2018. Made in the form of nursing care and analyzed, it includes
assessment, diagnosis, planning, action and evaluation which then summed up the
result.
After the nursing process is done for 3x2 hour, got a result on the post op
hysterectomy pain of Miss S, the problem resolved with result, sometimes pain in
the former surgery, with the pain scale 2, the wound improve, sometimes blood a
bit out, nice seams. While for Miss I, the half problem resolved with result,
sometimes pain in the former surgery, with the pain scale 3, the surgery wound
improve, and sometimes blood a bit out.
After this reasearch which illustrates the nursing care of uterine myoma’s patient
with the problem of post op hysterectomy pain at the RSUP dr. Soedono Madiun,
got a result that there are an existence of continuity between the theory and the
fact. With the cooperation between family and clien which can help in the process
of nursing care of uterine myoma’s patient with the problem of post op
hysterectomy pain so that in time pliers are determined, the pain in post op
hysterectomy of client is reduced.

Keywords : Myoma uteri, pain postoperative hysterectomy

xvii
1

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Mioma uteri merupakan tumor jinak yang tumbuh pada rahim.Jenis

tumornya tidak hanya satu. Bisa tumbuh dibagian dinding luar rahim, pada

otot rahim, atau bisa juga dibagian dinding dalam rahim sendiri. Dalam istilah

kedokterannya disebut fibromioma uteri, leiomioma, atau uterine fibroid.

Kejadiannya lebih tinggi antara 20-25%terjadi pada wanita diatas usia 35

tahun, tepatnya pada usia produktif seorang wanita, menunjukan adanya

hubungan mioma uteri dengan esterogen. Pada mioma uteri tidak terjadi

sebelum menars atau pubertas dan tidak terjadi setelah menopause bahkan

yang telah ada pun biasanya mengecil bila mendekati menopause.

(Sjamsuhidayat, 2008).

Diperkirakan 1 dibanding 4 atau 5 wanita yang berumur lebih dari 35

tahun terdapat mioma uteri. Sebagian besar kasus mioma uteri adalah tanpa

gejala, sehingga kebanyakan penderita tidak menyadari adanya kelainan pada

rahimnya. Diperkirakan hanya 20%-50% dari tumor ini yang menimbulkan

gejala klinik, terutama perdarahan menstruasi yang berlebihan, infertilitas,

abortus berulang, dan nyeri akibat penekanan massa tumor (Djuwantono,

2008). Histerektomi adalah pengangkatan uterus, yang umumnya adalah salah

satu tindakan terpilih dibandingkan miomektomi. Prosedur histerektomi

memiliki kelebihan dimana resiko perdarahan yang lebih minimal, masa

penyembuhan yang lebih cepat dan angka morbiditas yang lebih rendah

111
2

sedangkan pada tindakan miomektomi resiko terjadi perlengketan lebih besar,

sehingga akan mempengaruhi faktor fertilitas pada pasien dan masa

penyembuhan lebih lama. Pada tingkatan nyeri yang dialami nyeri pasca

operasi miomektomi lebih ringan sedangkan nyeri pasca histerektomi terjadi

nyeri kronis yaitu periode nyeri yang lebih lama, berulang, terjadi perlahan-

lahan dan semakin serius (Hadibroto, 2008)

Studi prevalensi yang dilakukan di delapan negara pada tahun 2009

melaporkan kejadian mioma uteri sebanyak 4,5% pada wanita Inggris, 4,6%

Perancis, 5,5% Kanada, 6,9% Amerika Serikat, 7% Brazil, 8% Jerman. 9%

Korea, dan 9,8% di Italia. Di Indonesia mioma uteri ditemukan 3%-10% pada

tahun 2008 dari semua penderita ginekologi yang dirawat

(Prawirohardjo,2010). Di Surabaya kejadian mioma uteri sebesar 11,87% dari

1000 wanita setiap tahunnya. ( Yuad H,2009)

Akibat dari nyeri post op histerektomi menyebabkan perubahan siklus

hormon, menopause dini, timbul masalah koitus, peningkatan insiden

osteoporosis, adanya nyeri, lebih lama dalam mendapatkan kembalinya usus

serta kesulitan miksi. (Prawirohardjo,Sarwono 2008).

Tindakan yang dapat dilakukan pada mioma uteri dengan diagosa nyeri

adalah dengan cara pain control yaitu mengajarkan tehnik untuk mengatasi

nyeri dengan cara tehnik distraksi dan relaksasi, menggunakan agen-agen

farmakologi untuk mengurangi atau menghilangkan nyeri, memfasilitasi

penggunaan obat resep atau obat bebas secara aman dan selektif, memantau

respon pasien dan dan memberikan dukungan fisiologis yang dibutuhkan

12
3

selama prosedur diagnostik atau terapeutik dilakukan. (NANDA NIC NOC,

2015)

Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis tertarik melakukan

penelitian dengan judul “Asuhan Keperawatan Pasien Mioma Uteri dengan

Nyeri Post Op Histerektomi di Ruang Mawar RSUP dr. Soedono Madiun”.

B. Batasan Masalah

Batasan masalah pada studi kasus ini yaitu asuhan keperawatan pada

pasien Mioma Uteri dengan masalah Nyeri Post Op Histerektomi di ruang

Mawar Rumah Sakit dr.Soedono Madiun

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian dan latar belakang di atas, dapat dirumuskan

masalah sebagai berikut: “Bagaimanakah asuhan keperawatan pasien Mioma

Uteri dengan masalah Nyeri Post Op Histerektomi di ruang Mawar di Rumah

Sakit dr. Soedono Madiun ?”.

D. Tujuan Penelitian

1. TujuanUmum

Mempelajari asuhan keperawatan pada pasien Mioma Uteri dengan

masalah Nyeri Post Op Histerektomi di Rumah Sakit dr. Soedono Madiun

2. Tujuan Khusus

1) Mempelajari pengkajian asuhan keperawatan yang dilakukan pasien

pasien Mioma Uteri dengan masalah Nyeri Post Op Histerektomi di

Rumah Sakit dr. Soedono Madiun

13
4

2) Mempelajari perumusan diagnosa keperawatan pasien Mioma Uteri

dengan masalah Nyeri Post Op Histerektomi di Rumah Sakit dr.

Soedono Madiun

3) Mempelajari rencana keperawatan pasien Mioma Uteri dengan masalah

Nyeri Post Op Histerektomi di Rumah Sakit dr.Soedono Madiun

4) Mempelajari tindakan keperawatan yang diberikan pada pasien Mioma

Uteri dengan masalah Nyeri Post Op Histerektomi di Rumah Sakit dr.

Soedono Madiun

5) Mempelajari evaluasi keperawatan pasien Mioma Uteri dengan masalah

Nyeri Post Op Histerektomi di Rumah Sakit dr. Soedono Madiun

E. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Hasil penulisan ini dapat digunakan sebagai bahan

pembelajaran dalam meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan

personal dalam memberikan asuhan keperawatan kedepannya.

2. Manfaat Praktis

1) Bagi peneliti Selanjutnya

Hasil penulisan ini dapat digunakan sebagai data dasar untuk

penelitian selanjutnya dalam asuhan keperawatan maternitas

khususnya dengan kasus mioma uteri.

2) Institusi pendidikan

Hasil penulisan ini dapat digunakan untuk mengetahui

tingkat kemampuan dan melakukan evaluasi penilaian akhir selama

14
5

pembelajaran. Menambah bahan referensi bacaan tentang asuhan

keperawatan mioma uteri.

3) Institusi rumah sakit

Hasil penulisan ini dapat digunakan sebagai bahan masukan

dan evaluasi yang diperlukan dalam pelaksanaan pratek layanan

keperawatan khususnya pada asuhan keperawatan pasien dengan

mioma uteri.

15
6

BAB II

TINJAUAN TEORI

A.Konsep Mioma Uteri

1.Pengertian Mioma Uteri

Mioma uteri adalah neoplasma jinak yang berasal dari otot uterus

yang disebut dengan leiomyoma Uteri atau Uterine Fibroid (Padila,2015).

Mioma uteri adalah neoplasma yang berasal dari otot uterus dan

jaringan ikat yang menumpangnya sehingga dapat disebut juga dengan

leiomioma, fibriomioma atau fibroid (Prawirohardjo Sarwono,2007).

Dari berbagai pengertian dapat disimpulkan bahwa mioma uteri

adalah suatu pertumbuhan jinak dari otot polos, tumor jinak otot rahim,

disertai jaringan ikat, neoplasma yang berasal otot uterus yang merupakan

jenis tumor yang paling sering, dapat bersifat tunggal, ganda, dapat

mencapai ukuran besar, biasanya mioma uteri banyak terdapat pada wanita

usia reproduksi terutama pada usia 35 tahun.

2.Etiologi

Mioma uteri yang berasal dari otot polos miometrium, menurut teori

onkogenik maka patogenesa mioma uteri dibagi menjadi 2 faktor yaitu

insiator dan promotor. Faktor-faktor yang menginisiasi pertumbuhan

mioma uteri masih belum dapat diketahui dengan pasti. Dari penelitian

menggunakan glucose-6-phosphatsa dihydrogenese diketahui bahwa

mioma uteri berasal dari jaringan yang uniseluler. Transformasi neoplastik

dari miometrium menjadi mioma.

166
7

Tidak di dapat bukti bahwa hormon estrogen berperan sebagai

penyebab mioma, namun diketahui esterogen berpengaruh dalam

pertumbuhan mioma.

Mioma terdiri dari reseptor estrogen dengan konsentrasi yang lebih

tinggi dibanding dari miometrium sekitarnya namun konsentrasi yang

lebih rendah dibanding endometrium. Hormon progesteron meningkatkan

aktifitas mitotik dari moima pada wanita muda namun mekanisme dan

faktor pertumbuhan yang terlibat tidak diketahui secara pasti. Progesteron

memungkinkan pembesaran tumor dengan cara down-regulation apoptosis

dari tumor. Esterogen berperan dalam pembesaran tumor dengan

meningkatkan produksi matriks ekstraseluler (NANDA NIC NOC,2013)

3.Patofisiologi

Mioma uteri terjadi karena adanya sel-sel yang belum matang dan

pengaruh esterogen yang menyebabkan transformasi neoplastik di

miometrium sehingga menyebabkan adanya proses pertumbuhan mioma

uteri dan menyebabkan submukosa yang ditandai dengan pecahnya

pembuluh darah intranurel, sehingga terjadi kontraksi otot uterus yang

menyebabkan perdarahan pervagina lama dan banyak. Dengan adanya

perdarahan pervagina lama dan banyak akan terjadi resiko tinggi

kekurangan volume cairan dan gangguan peredaran darah ditandai dengan

adanya nekrosa dan perlengketan sehingga timbul rasa nyeri.

Penatalaksanaan pada mioma uteri adalah operasi jika informasinya

tidak adekuat, kurang suport dari keluarga dan kurangnya pengetahuan

dapat mengakibatkan cemas.

17
8

Pada post operasi akan terjadi terputusnya integritas jaringan kulit dan

robekan pada jaringan saraf perifer sehingga terjadi nyeri. Terputusnya

integritas jaringan kulit mempengaruhi proses epitalisasi dan pembatasan

aktivitas, maka terjadi perubahan pola aktivitas. Kerusakan jaringan juga

mengakibatkan terpaparnya agen infeksius yang mempengaruhi resiko

tinggi terjadinya infeksi(Prawirohardjo Sarwono,2008).

18
9

4. PATHWAY MIOMA UTERI

Sel-sel yang belum matang Pengaruh esterogen

Transformasi neoplastik

Adanya proses
pertumbuhan mioma

Mioma uteri

Sub mukosum Sub serosum

Pecahnya pembuluh Gangguan kontraksi Pembesaran urat


darah otot uterus

Penekanan organ
lain
Perdarahan pervagina
lama dan banyak Tindakan pembedahan

Resiko tinggi Miomektomi Histerektomi


kekurangan
cairan

Pre op Post op

Informasi tidak adekuat Terputusnya kontinuitas Luka insisi


jaringan

Kurang suport
sistem Robekan pada jaringan Trauma Jaringan
saraf perifer

Kurang pengetahuan
Ditangkap respon nyeri

Cemas
Menyebarkan mediator nyeri

Proses inflamasi

Nyeri

Gambar 2.1 PATHWAY Mioma19


Uteri (Prawirohardjo Sarwono, 2008)
10

5.Faktor Penyebab Mioma Uteri

a.Faktor Internal

Terjadi kesalahan replikasi pada saat sel sel yang mati diganti oleh

sel ang baru. Hal ini merupakan kesalahan genetik yang diturunkan dari

orang tua. Kesalahan ini biasanya mengakibatkan kanker pada usia dini.

Jika seorang ibu mengidap mioma uteri, tidak semua anak

perempuannya mengalami hal yang sama, karena sel yang mengalami

kesalahan genetik harus mengalami kerusakan lebih dulu sebelum

berubah menjadi sel kanker. Hanya saja individu pembawa sel genetika

yang salah, memang lebih beresiko terkena mioma uteri daripada yang

tidak memiliki mutasi gen yang salah.

b. Faktor Eksternal

Faktor eksternal yang dapat merusak gen adalah :

1) Virus

2) Polusi udara

3) Makanan

4) Radiasi

5) Semua bahan yang berasal dari bahan kimia, baik bahan kimia

yang ditambahkan pada makanan, maupun bahan kimia yang

berasal dari polusi.

Selain faktor internal dan eksternal, ada beberapa faktor yang

mempengaruhi pertumbuhan mioma uteri, yakni :

a) Esterogen

110
11

Mioma uteri dijumpai setelah menarche. Seringkali terdapat

pertumbuhan mioma yang cepat selama kehamilan dan terapi

esterogen eksogen. Adanya hubungan dengan kelainan lainnya

yang tergantung esterogen seperti endometriosis, perubahan

fibrosistik dari payudara, adenomyosis dan hiperplasia

endometrium. Mioma uteri banyak ditemukan bersamaaan

dengan anovulasi ovarium dan wanita sterilitas.

b) Progesteron

Progesteron merupakan antagonis natural dari esterogen.

Progesteron menghambat pertumbuhan tumor dengan dua cara

yaitu : mengaktifkan 17B hidroxydesidrogenasedan

menurunkan jumlah reseptor esterogen pada tumor.

c) Hormon pertumbuhan

Level hormon pertumbuhan menurun selama kehamilan,

tetapi hormon yang mempunyai struktur dan aktivitas biologik

serupa yaitu HPL. Terlihat pada periode ini, memberi kesan

bahwa pertumbuhan yang cepat dari leiomioma selama

kehamilan mungkin merupakan hasil dari aksi sinergik antara

HPL dan esterogen.

6. Macam – macam penyakit ginekologi

a. Bartolinitis

Grandula bartolini adalah kelenjar yang letaknya seputar bibir

kemaluan (vulva). Bartolinitis merupakan penyakit ginekologi yang

menginfeksi pada kelenjar bartolini. Biasanya terjadi pembengkakan

111
12

disertai rasa nyeri yang hebat dan memerah bahkan sampai tidak bisa

berjalan, mengalami keputihan dan biasanya disertai demam.

b. Vaginitis

Radang pada vagina yang disebabkan oleh bakteri, parasit dan

jamur yang membuat kuman baik merasa terganggu sehingga

mengakibatkan kuman baik menjadi patogen yang berkembang biak.

Biasanya vaginitis ini dikarenakan personal hygine yang kurang baik.

Gejalanya berupa keputihan yang berlebihan, rasa panas, dan gatal,

terjadi pembengkakan, demam, pada vagina terdapat bintik merah yang

mudah berdarah.

c.Metroragia

perdarahan dari vagina tetapi tidak ada hubungannya dengan haid.

Metroragia disebabkan oleh kelainan organik, kelainan fungsional, dan

penggunaan esterogen yang berlebihan

d. Hipermenore

Perdarahan haid yang jumlahnya banyak yang disebabkan oleh

kelainan pada rahim (mioma, infeksi genetalia interna, uterus

hipoplasia), kelainan darah dan kelainan fungsional.

e. Amenore

Haidnya lebih dari 3 bulan berturut – turut. Penyebabnya adalah

gangguan hipotalamus, hipofisis, rahim dan vagina.

112
13

f. Leukorea

Keluarnya cairan berwarna putih kental dari vagina maupun

rongga rahim. Keputihan ini menjadi awal terjadinya infeksi,

keganasan atau tumor jinak reproduksi seorang wanita.

7.Klasifikasi

Klasifikasi menurut letaknya dibagi menjadi :

a. Mioma submukosa : di bawah endometrium dan menonjol di cavum

uteri. Dapat pula bertangkai atau tidak. Mioma bertengkai dapat

menonjol melalui kanalis servikalis, dan pada keadaaan ini mudah

menyebabkan torsi atau infeksi.

b. Mioma intramural : berada di dinding uterus diantara serabut

miometrium. Berubah sering tidak memberikan gejala klinis yang

berarti kecuali rasa tidak enak karena adanya massa tumor di daerah

perut sebelah bawah. Kadang kala tumor sebagai mioma sub serosum

dan kadang-kadang sebgai mioma submukosum. Di dalam otot rahim

dapat besar, padat (jaringan ikat dominan), lunak (jaringan otot rahim

dominan).

c. Mioma sub serosum : tumbuh keluar dinding uterus sehingga menonjol

pada permukaan uterus, diliputi oleh serosa. Pertumbuhan kearah lateral

dapat berada didalam ligamen latum dan disebut sebagai mioma

intraligamenter. Mioma yang cukup besar akan mengisi rongga

peritoneal sebagai suatu massa. Perlengketan dengan usus, omentum

atau mesentrium disekitarnya menyebabkan sistem peredaran darah

diambil alih dari tangkai ke omentum. Akibatnya tangkai akan

113
14

mengecilkan dan terputus, sehingga mioma akan terlepas dari uterus

sebagai massa tumor yang bebas dari rongga peritoneum. Mioma jenis

ini disebut dengan jenis parasitik (NANDA NIC NOC,2013)

Berdasarkan lokasinya :

Servikal (2,6%), umunya tumbuh ke arah vagina menyebabkan

infeksi. Isthmica (7,2%), lebih sering menyebabkan nyeri dan gangguan

traktus urinarius. Corporal (91%), merupakan lokasi paling lazim, dan

sering kali tanpa gejala (Padila,2015)

Gambar 2.2
Klasifikasi Mioma Uteri

8.Manifestasi klinis

Manifestasi klinis tergantung letak mioma, besarnya, perubahan

sekunder, dan komplikasi serta hanya terdapat pada 35-50% penderita.

Manifestaasi klinis ini digolongkan menjadi :

a. Perdarahaan abnormal yaitu dismenore, menoragi, metroragi.

b. Rasa nyeri karena gangguan sirkulasi darah pada sarang mioma

yang disertai nekrosis dan peradangan.

114
15

c. Gejala dan tanda penekanan, seperti retensi urine, hidronefrosis,

hidroureter, poliuria.

d. Abortus spontan karena distorsi rongga uterus pada mioma

submukosum.

e. Infertilitas bila sarang miomaa menutup atau menekan paars

intersitial tuba (Padila,2015).

f. Menurut NANDA NIC NOC,2013 manifestasi kliniknya adalah :

1) Perdarahaan abnormal : hipermenore, menoragia, metroragia.

Sebabnya :

a) Pengaruh ovarium sehingga terjadi hiperplasia

endemetrium.

b) Permukaan endometrium yang lebih luas dari biasanya.

c) Atrofi endemetrium diatas mioma submukosum.

d) Miomatrium tidak dapat berkontraksi optimal karena

adanya sarang mioma diantara serabut miometrium

sehingga tidak dapat menjepit pembuluh darah yang

melaluinya dengan baik.

2) Nyeri

Dapat timbul karena gangguan sirkulasi yang disertai

nekrosis setempat dan peradangaan. Paada mioma submukosum

yang dilahirkan dapat menyempit canalis servikal sehingga

menimbulkaan desminore.

115
16

3) Gejala Penekanan

Penekanan pada vesika urinaria menyebabkan retensio

urine, pada ureter menyebabkan hidroureter dan hidronefrosis

pada rektum menyebabkan obstipasidan tanesmia, pada

pembuluh darah dan limfe menyebabkan edema tungkai dan

nyeri panggul.

4) Disfungsi reproduksi

Hubungan antara miomka uteri sebagai penyebab

infertilitas masih belum jelas. Mioma yang terletak di derah

kornu dapat menyebabkan sumbatan dan gangguan transportasai

gamet dan embrio akibatnya terjadinya oklusi tuba bilateral.

Mioma uteri dapat menyebabkan gangguan kontraksi ritmik

uterus yang sebenarnya diperlukan untuk motilitas sperma

didalam uterus. Perubahan bentuk cavum jarena danya mioma

uteri dapat menyebabkan disfungsi reproduksi. Gangguan

implantasi embrio dapat terjadi pada keberdaan mioma akibat

perubahan histologi endemetrium diman terjadi atrofi karena

kompresi massa tumor.

Mekanisme gangguan fungsi reproduksi dengan mioma uteri :

1) Gangguan transportasi gamet dan embrio.

2) Pengurangan kemampuan bagi pertumbuhan uterus.

3) Perubahaan aliran darah vaskuler.

4) Perubahan histologi endometrium.

116
17

9.Komplikasi

Komplikasi Mioma Uteri menurut Padila,2015 yaitu :

a. Pertumbuhan Leimiosarkoma

Mioma dicurigai sebagai sarcoma bila selama beberapa tahun

tidak membesar, sekonyong-konyong menjadi besar apabila hal

itu terjadi sesudah menopouse.

b. Torsi (putaran tangkai)

Ada kalanya tangkai pada miomaa uteri subserosum

mengalami putaran. Kalau proses ini terjadi mendadak tumor

akan mengalami gangguaan sirkulasi akut dengan nekrosis

jaringan dan akan tampak gambaran klinik dari abdomen akut.

c. Nekrosis dan Infeksi

Pada mioma subserosum yang menjadi polip, ujung tumor,

kadang-kadang dapat melalui kanalis servikalis dan dilahirkan

dari vagina, dalam hal ini kemungkinan gangguan situasi dengan

akibat nekrosis dan infeksi sekunder.

10.Pemeriksaan Diagnostik

a.Tes laboratorium :

Hitung darah lengkap dan apusan darah : leukositosis dapat

disebabkan oleh akibat torsi atau degenerasi. Menurunnya kadar

hemoglobin dan hematokrit menunjukkan adanya kehilangan darah

yang kronik.

117
18

b. Tes kehamilan terhadap chorioetic gonadotropin

Sering membantu dalam evaluasi suatu pembesaran uterus

yang simetrik menyerupai kehamilan atau terdapat bersama-sama

dengan kehamilan.

c. Ultrasonografi

Apabila keberadaan massa pelvis meragukan, sonografi dapat

membantu.

d. Pielogram intravena

Dapat membantu dalam evaluasi diagnostik.

e. Pap smear serviks

Selalu diindikasikan untuk menyikap neoplasia servik

sebelum histerektomi.

f. Histerosal pingogram

Dianjurkan apabila klien menginginkan anak lagi di

kemudian hari untuk mengevaluasi distrosi rongga uterus dan

kelangsungan tuba falopii (NANDA NIC NOC,2013).

11.Perencanaan

Penanganan yang dapat dilkukan ada dua macam yaitu penanganan

secara konservatif dan penanganan secara operatif.

a. Penanganan konservatif sebagai berikut :

1) Observasi dengan pemeriksaan pelvis secara periodik setiap 3-

6 bulan

2) Bila anemia, HB <8g% transfusi PRC

118
19

3) Pemberian zat besi.

b. Penanganan operatif, bila :

1) Ukuran tumor lebih besar dari ukuran uterus 12-14 minggu

2) Pertumbuhan tumor cepat

3) Mioma subserosum bertangkai dan torsi

4) Bila dapat menjadi penyulit pada kehamilan berikutnya.

5) Hipermenore pada mioma submukosum.

6) Penekanan pada organ sekitarnya.

Jenis operasi yang dilakukan dapat berupa :

a) Enukleasi mioma

Dilakukan pada penderita infertil atau yang masih

menginginkan anak atau mempertahankan uterus demi

kelangsungan fertilitas.Sejauh ini tampaknya aman, efektif,

dan masih menjadi pilihan terbaik. Enukleasi sebaiknya tidak

dilakukan bila ada kemungkinan terjadinya karsinomaa

endometrium atau sarkoma uterus, juga hindari pada masa

kehamilan. Tindakan ini seharusnya dibatasi pada tumor

dengan tangkai dan jelas yang dengan mudah dapat dijepit

dan diikat. Bila miomektomi menyebabkan cacat yang

menembus atau sangat berdekatan dengan endometrium,

kehamilan berikutnya harus dilahirkan dengan secsio sesaria.

119
20

b) Histerektomi

Dilakukan apabila pasien tidak menginginkan anak lagi, dan

pada penderita yang memiliki leiomioma yang simptomatik

atau yang sudah bergejala.

c) Miomektomi

Miomektomi adalah pengambilan mioma saja tanpa

pengangkatan uterus. Apabila wanita sudah dilakukaan

miomektomi kemungkinan dapat hamil sekitar 30-50 %. Dan

perlu disadari oleh penderita bahwa setelah dilakukan

miomektomi harus dilanjutkaan histerektomi.

Lama perawatan :

1) 1 hari pasca diagnosa keperawatan

2) 7 hari pasca histerektomi / miomektomi.

Masa pemulihan :

1) 2 minggu pasca diagnosa keperawatan

2) 6 minggu pasca histerektomi / miomektomi.

c. Penanganan radioterapi

Tindakan ini bertujuan agar ovarium tidak berfungsi lagi

sehingga penderita mengalami menopause radioterapi ini

umumnya hanya dikerjakan kalau terdapat kontrak indikasi untuk

tindakan operatif akhir-akhir ini kontraindikasi tersebut makin

berkurang. Radioterapi hendaknya hanya dikerjakan apabila tidak

ada keganasaan pada uterus.

120
21

1) Hanya dilakukan pada pasien yang tidak dapat dioperasi (bad

risk patient)

2) Tidak disertai radang pelvis atau penekanan pada rectum

3) Tidak dilkukan pada wanita muda sebab dapat menyebabkan

menopause. Maksud dari radioterapi adalah untuk

menghentikan perdarahan (Prawirohardjo,2007).

121
22

B. Nyeri

1. Pengertian Nyeri

Nyeri adalah kondisi berupa perasaan yang tidak menyenangkan,

bersifat sangat subyektif karena perasaan nyeri berbeda pada setiap orang

dalam hal skala atau tingkatannya, dan hanya pada orang tersebutlah yang

dapat menjelaskan atau mengevaluasi rasa nyeri yang dialaminya

(Musrifatul Uliyah, 2008)

Nyeri merupakan sensasi yang rumit, unik, universal, dan bersifat

individual. Dikatakan individual karena respons individu terhadap sensasi

nyeri beragam dan tidak bisa disamakan satu dengan yang lainya. Hal ini

menjadi dasar bagi perawat dalam mengatasi nyeri pada klien. (Asmadi,

2008)

2.Fisiologi Nyeri

Munculnya nyeri sangat berkaitaan erat dengan reseptor dan adanya

rangsangan. Reseptor nyeri yang dimaksud adalah nociceptor, merupakan

ujung-ujung saraf sangat bebas yang memiliki sedikit atau bahkan myelin

yang tersebar pada kulit mukosa, khususnya pada organ viseral,

persendian, dinding arteri, hati, dan kandung empedu. Respon nyeri dapat

memberikan akibat adanya stimulasi atau rangsangan. Stimulasi tersebut

dapat berpa zat kimiawi seperti histamin, bradikinin, prostagladin, dan

macam-macam asam yang dilepaskan apabila terdapat kerusakan pada

jaringan akibat kekurangan oksigenasi. Selanjutnya stimulasi yang

diterima oleh reseptor tersebut ditransmisikan berupa impuls-implus

122
23

nyeri ke sumsum tulang belakang oleh dua jenis serabut yang bermyelin

atau serabut A (delta) dan serabut lamban (serabut C)

Dari proses inflamasi terdapat dua jalur mekanisme terjadinya nyeri,

yaitu jalur opiate dan jalur nonopiate. Jalur opiate ditandai oleh

pertemuan reseptor pada otak yang terdiri atas jalur spinal desendens dari

talamus yang melalui otak tengah dan medula ketanduk dorsal sumsum

tulang belakang yang berkontribusi dengan nociceptor implus supresif.

(Musrifatul Uliyah, 2008)

3.Klasifikasi Nyeri

Klasifikasi nyeri kedalam beberapa golongan berdasarkan pada tempat,

sifat, berat ringannya nyeri, dan waktu lamanya serangan.

a. Nyeri berdasarkan tempatnya :

1) Pheriperal pain yaitu nyeri yang terasa padaa permukaan tubuh

misalnya pada kulit, mukosa

2) Deep pain yaitu nyeri yaang terasa pada permukaan tubuh yang

lebih dalam atau pada organ-organ tubuh visceral.

3) Refered pain yaitu nyeri dalam yang disebabkan karena penyakit

organ atau struktur dalam tubuh yang ditransmisikan kebagian

tubuh didaerah yang berbeda,bukan daerah asal nyeri.

4) Central pain yaitu nyeri yang terjadi karena perangsangan pada

sistem saraf pusat, spinal cord, batang otak, talamus dan lain-lain.

b. Nyeri berdasarkan sifatnya :

1) Incidental pain yaitu nyeri yang timbul sewaktu-waktu lalu

menghilang.

123
24

2) Steady pain yaitu nyeri yang timbul dan menetap serta dirasakan

dalam waktu yang lama.

3) Paroxymal pain yaitu nyeri yang dirasakan berintensitas tinggi

dan kuat sekali. Nyeri tersebut biasanya menetap kurang lebih 10-

15 menit, lalu menghilang, kemudian muncul kembali.

c. Nyeri berdasarkan berat ringannya :

1) Nyeri ringan yaitu nyeri dengan insensitas rendah.

2) Nyeri sedang yaitu nyeri yang menimbulkan reaksi

3) Nyeri berat yaitu nyeri yaang dengan intensitas tinggi.

d. Nyeri berdasarkan waktu lamanya serangan :

1) Nyeri akut merupakan nyeri yang timbul secara mendadak dan

cepat menghilang, tidak melebihi 6 bulaan dan di tandai dengan

adanya peningkatan tegangan otot. Rasa nyeri mungkin sebagai

akibat dari luka operasi, ataupun pada suatu penyakit

arteriosclerosis pada arteri koroner. (Asmadi, 2008)

Batasan karakteristik :

a) Laporan verbal dan non verbal

b) Laporan pengamatan

c) Posisikan pasien berhati-hati untuk menghindari nyeri

d) Gerakan melindungi diri

e) Tingkah laku berhati-hati

f) Muka topeng

g) Gangguan tidur (mata sayu, tampak lemah, pergerakan yaang

sulit atau kacau, menyeringai)

124
25

h) Fokus pada diri sendiri

i) Fokus menyempit (penurunan persepsi tentang waktu,

kerusakan proses pikir, penurunan interaksi dengan orang dan

lingkungan)

j) Aktivitas distraksi (jalan-jalan, menemui orang lain, dan atau

aktivitas, aktivitas yang berulang-ulang)

k) Respon otonomi (diaphoresis, perubahan tekanan darah,

perubahan nafas, nadi dan dilatasi pupil)

l) Perubahan respon otonomi pada tonus otot (tampak dari

lemah ke kaku)

m) Tingkah laku ekspresif (gelisah, merintih, menangis,

waaspada, iritabel, nafas panjang, berkeluh kesah)

n) Perubahan nafsu makan minum

Faktor yang berhubungan :

a) Agen injuri (Biologi, kimia, fisik, psikologis)

b) Berhubungan dengan diagnostik klinik :

c) Beberapa tindakan bedah

d) Beberapa kondisi yang bersifat kronis contohnya

rheumatoid arthritis

e) Kecelakaan

f) Infeksi

g) Kecemasan atau stress

h) Kelelahan

125
26

2) Nyeri kronis merupakan nyeri yang timbul secara perlahan-lahan,

biasanya berlangsung dalam waktu cukup lama yaitu lebih dari 6

bulan. Yang termasuk dalam nyeri kronis adalah nyeri terminal,

sindrom nyeri kronis, dan nyeri psikosomatik. Ditinjau dari sifat

terjadinya, nyeri dapat dibagi kedalam beberapa kategori

diantaranya nyeri tertusuk dan nyeri terbakar. (Musrifatul Uliyah,

2008)

Perbedaan Nyeri Akut dan Nyeri Kronis

Pengalaman pada nyeri akut merupakan suatu kejadian dan

pada nyeri kronis merupakam suatu situasi status eksistensi. Pada

sumber nyeri akut sebab ekternal atau penyakit dari dalam

sedangkan pada nyeri kronis tidak diketahui atau pengobatan

yang terlalu lama. Serangan yang ditimbulkan pada nyeri akut

mendadak sedangkan pada nyeri kronis bisa mendadak,

berkembang dan terselubung. Waktu terjadi nyeri akut kurang

dari 6 bulan dan pada nyeri kronis lebih dari 6 bulan atau

bertahun-tahun. Pernytaan nyeri akut pada daerah nyeri sering

tidak diketahui dengan pasti sedangkan pada nyeri kronis daerah

nyeri sering sulit dibedakan sehingga sulit dievaluasi (perubahan

perasaan). Gejala –gejala klinis nyeri akut berupa pola respon

yang khas dengan gejala yang lebih jelas sedangkan pada nyeri

kronis pola respon yang bervariasi sedikit gejala – gejala

(adaptasi). Pola nyeri akut terbatas dan nyeri kronis berlangsung

terus menerus dapat bervariasi. Perjalanan nyeri akut biasanya

126
27

berkurang setelah beberapa saat dan pada nyeri kronis penderita

meningkat setelah beberapa saat. (Musrifatul Uliyah, 2008)

4.Pengukuran Intensitas Nyeri

Intensitas nyeri (skala nyeri) adalah gambaran tentang seberapa parah

nyeri dirasakan individu, pengukuran intensitas nyeri sangat sujektif dan

individual dan kemungkinan nyeri dalam intensitas yang sama dirasakan

sangat berbeda oleh dua orang yang berbeda (Tamsuri,2009). Gambaran

skala nyeri merupakaan makna yang dapat diukur.

Adapun cara mengkaji intensitas nyeri antar lain :

a. Skala Deskripsi Verbal (Verbal Descriptor Scale, VDS)

Skala deskripsi verbal (Verbal descriptor scale/VDS) merupakan

sebuah garis yang terdiri dari tiga sampai lima kata pendeskripsi yang

tersusun dengan jarak yang saama di sepanjang garis. Pendeskripsian

ini dirangking dari “tidak terasa nyeri” sampai tersebut dan meminta

klien untuk memilih intensitas nyeri terbaru yang ia rasakan. Perawat

juga menanyakan seberapa jauh nyeri terasa paling menyakitkan dan

seberapa jauh nyeri terasa paling tidak menyakitkan. Alat VDS ini

memungkinkan klien memilih sebuah kategori untuk mendeskripsikan

nyeri (Potter,2008)

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Tidaknyeri Nyeriringan Nyerisedang Nyeriberatterkontrol
Nyeriberat/tidakterkontrol

Gambar 2.3
Skala Intensitas Nyeri Deskriptif Verbal

127
28

b. Visual Analog Scale (VAS)

Visual analog scale (VAS) adalah suatu garis lurus, yang

mewakili intensitas nyeri yang terus menerus dan pendeskripsi verbal

pada setiap ujungnya. VAS dapat merupakan pengukuran keparahan

nyeri yang lebih sensitif karena klien dapat mengidentifikasi setiap

titik pada rangkaian dari pada dipaksa memilih satu kata atau satu

angka (Potter,2008)

Tidak nyeri Nyeri sangat hebat

Gambar 2.4
Skala Intensitas Nyeri Analog Visual

c. Skala Penilaian Numerik (Numerical Rating Scales, NRS)

Skala penilaian numerik (Numerical Rating Scales, NRS) lebih

digunakan sebagai pengganti alat deskripsi kata. Dalam hal ini, klien

menilai nyeri dengan menggunakan skala 0-10. Skala paling efektif

digunakan saat mengkaji intensitas nyeri sebelum dan setelah intervensi

terapeutik. Apabila digunakan skala untuk menilai nyeri, maka

direkomendasikan patokan 10 cm (Potter,2008)

Tidak Nyeri sedang Nyeri


nyeri hebat

Gambar 2.5
Skala Intensitas Nyeri Numeric

128
29

Keterangan :

0 : Tidak ada nyeri

1-3 : Nyeri ringan

4-7 : Nyeri sedang

8-10 : Nyeri berat

d. Cara Mengukur Nyeri

Ada 3 metode yang umumnya digunakan untuk memeriksa

intensitas nyeri yaitu Verbal Rating Scale (VRS), Visual Analogue

Scala (VAS), dan Numerical Rating Scale (NRS).

VRS adalah alat ukur yang menggunakan kata sifat untuk

menggambarkan level intensits nyeri yang berbeda, range dari “no

pain” sampai “nyeri hebat” (extreme pain). VRS merupakan alat

pemeriksaan yang efektif untuk memeriksa intensitas nyeri. VRS

biasanya diskore dengan memberikan angka pada setiap kata sifat

sesuai dengan tingkat intensitas nyerinya. Sebagai contoh, dengan

menggunakan skala 5-point yaitu none (tidak ada nyeri) dengan skore

“0”, mild (kurang nyeri) dengan skore “1”, moderate (nyeri yang

sedang) dengan skore “2”, severe (nyeri keras) dengan skor “3”, very

severe (nyeri yang sangat keras) dengan skore “4”. Angka tersebut

berkaitan dengan kata sifat dalam VRS, kemudian digunakan untuk

memberikan skore untuk intensitas nyeri pasien.

Numeral Rating Scale adalah suatu alat ukur yang meminta pasien

untuk menilai rasa nyerinya sesuai dengan level intensitas nyerinya

129
30

pada skala numeral dari 0 – 10 atau 0 – 100. Angka 0 berarti “no pain”

dan 10 atau 100 berarti “severe pain” (nyeri hebat). Dengan skala NRS-

101 dan skala NRS-11 point, dokter/terapis dapat memperoleh data

basic yang berarti dan kemudian digunakan skala tersebut pada setiap

pengobatan berikutnya untuk memonitor apakah terjadi kemajuan.

VAS adalah alat ukur lainnya yang digunakan untuk

memeriksa intensitas nyeri dan secara khusus meliputi 10-15 cm

garis, dengan setiap ujungnya ditandai dengan level intensitas nyeri

(ujung kiri diberi tanda “no pain” dan ujung kanan diberi tanda

“bad pain” (nyeri hebat). Pasien diminta untuk menandai

disepanjang garis tersebut sesuai dengan level intensitas nyeri yang

dirasakan pasien. Kemudian jaraknya diukur dari batas kiri

sampai pada tanda yang diberi oleh pasien (ukuran mm), dan

itulah skorenya yang menunjukkan level intensitas nyeri.

Kemudian skore tersebut dicatat untuk melihat kemajuan

pengobatan/terapi selanjutnya. Secara potensial, VAS lebih sensitif

terhadap intensitas nyeri daripada pengukuran lainnya seperti

VRS skala 5 point karena responnya yang lebih terbatas. Begitu

pula, VAS lebih sensitif terhadap perubahan pada nyeri kronik

daripada nyeri akut (Jensen & Karoly, 2008).

5.Pengkajian Nyeri

Pengkajian keperawatan pada masalah nyeri secara umum mencakup

lima hal, yaitu pemicu nyeri, kualitas nyeri, lokasi nyeri, intensitas nyeri,

dan waktu serangan (PQRST) meliputi provoking atau ringannya nyeri.

130
31

Qualiti atau kualitas nyeri, misalnya rasa tajam dan tumpul. Region atau

daerah atau lokasi yaitu perjalanan kedaerah lain. Severity atau keparahan

yaitu intensitas nyeri. Time atau waktu, yaitu jangka waktu serangan dan

frekuensi nyeri. (Lyindon, 2013)

6.Upaya untuk Mengatasi Nyeri

a. Distraksi adalah mengalihkan perhatian klien dari nyeri. Teknik

distraksi yang dapat dilakukan diantaraanya :

1) Bernafas lambat dan berirama secara teratur

2) Menyanyi berirama dan menghitung ketukannya

3) Mendengarkan musik

4) Massage (pijatan)

b. Relaksasi

Teknik ini didasarkan kepada keyakinan bahwa tubuh berespon pada

ansietas yang merangsang pikiran karena nyeri atau kondisi

penyakitnya. Teknik ini dapat dilakukan dengan kepala ditopang

dalam posisi berbaring atau duduk dikursi. Hal utama yang

dibutuhkan dalam pelaksanaanteknik relaksasi adalah klien dengan

posisi nyaman, klien dengan pikiran yang beristirahat dan

lingkungan yang tenang.

131
32

C. Konsep Asuhan Keperawatan

1.Pengkajian

Pengkajian adalah langkah awal dalam melakukaan asuhan

keperawataan secara keseluruhan. Pengkajian terdiri dari tiga tahapan

yaitu: pengumpulan data, pengelompokaan data atau analisa dan

perumusan diagnosa keperawatan. (Padila, 2015)

a. Pengkajian Data Subyektif

1) Identitas

a) Nama : Berisi nama klien untuk memudahkan kita

berkomunikasi dengan pasien dan pada ibu hamil nama suami

juga perlu ditanyakan

b) Umur : Untuk mengetahui apakah usia ibu termasuk dalam

kelompok beresiko tinggi atau tidak. Usia reproduksi yang

baik antara 20-35 tahun.

c) Pekerjaan : Untuk mengetahui bagaimana pengaruh pekerjaan

ibu pada penyakitnya.

d) Pendidikan : Untuk mengetahui apaa saja kebiasaan ibu

berkaitan dengan sosial budayanya.

e) Alamat : Untuk mengetahui tempat tinggal ibu dan bagaimana

lingkungan sekitar tempat tinggal ibu.

2) Keluhan Utama :

Ibu biasanya mengeluh nyeri pada luka daerah post operasinya.

3) Riwayat Menstruasi :

132
33

a) Menarce : kapan pertama kali ibu mendapat menstruasi

b) Siklus : Biasanya teratur tidak

c) Lama :7-8 hari

d) Banyaknya : Biasanya diganti 3-4 pembalut/hari

e) Warna Darah : Merah kehitaman kadang bergumpal

f) Dsymenorrhea : Ya, pada saat sebelum, selama maupun setelah

haid.

g) Fluor Albus : Kadang-kadang terdapat fluor albus

h) Bau : Kadang-kadang berbau

i) Warna : Kekuningan, kehijauan

j) Gatal/tidak : Biasanya gatal

4) Status Perkawinan

Kawin/tidak, usia pertama kali menikah, lamanya menikah,

berapa kali menikah.

5) Riwayat Obstetris

Berisi riwayat kehamilan ibu yang lalu. Berisi : jumlah anak,

jenis kelamin, penolong persalinan, berat badan, anak saat lahir

umur anak sekolah

6) Riwayat Kesehatan Klien

Untuk mengetahui penyakit yang pernah diderita ibu seperti

penyakit jantung, DM, TBC, Hepatitis, Ginjal, Asma. Biasanya

mengalami gangguan dalam siklus haid seperti Hipermenore,

Menorargia, Menometrorargia.

133
34

7) Riwayat Kesehatan Keluarga

Untuk mengetahui penyakit yang pernah diderita dan sedang

diderita seperti penyakit jantung, DM, TBC, Hepatitis, Ginjal,

Asma. Biasanya dalam keluarga terdapat salah satu anggota

keluarga yang menderita sakit yang sama seperti tumor.

8) Riwayat Penggunaan Kontrasepsi

Untuk mengetahui pemakaian alat kontrasepsi yang

dipakai, lama pemakaian, tujuan pemakaian dan masalah

pemakaian alat kontrasepsi

9)Pola Aktivitas sehari-hari

a) Pola Nutrisi

Hal yang perlu dikaji adalah napsu makan, porsi makan

dalam sehari, jumlah minum dan pola makan. Makanan dan

minuman yang bermutu dan cukup mengandung gizi sangat

diperlukan.

b) Pola Eliminasi

Perlu diketahui frekuensi dalam sehari. Biasanya nyeri

pada saat BAK, poli uri dan retensi urine.

c) Pola istirahat

Hal yang dikaji seberapa lama istirahat ibu.

d) Pola aktivitas

Yang perlu diketahui adalah aktivitas sehari-hari ibu.

e) Pola hubungan seksual

134
35

Yang diperhatikan adalah apakah sampai saat ini ibu

masih aktif melakukan hubungan seksual dengan suami, dan

berapa kali frekuensinya dalam sebulan.

f) Gaya Hidup

Yang perlu dikaji kebiasaan merokok, minum alkohol,

clubbing, olahraga dan hobby.

g) Data Spiritual

Yang perlu dikaji apa ibu menjalankan ibadahnya

h) Genogram

Yang perlu dikaji tentang riwayat keluarga dalam beberapa

generasi.

i) Pengkajian data objektif

1. Keadaan Umum : Menilai keadaan umum ibu lemah atau

tidak

2. Kesadaran : Umumnya baik atau composmentis

3. Tanda-tanda vital :

a) Suhu : Suhu normal yaitu 36,50C – 37,50C. Jika lebih

dari 380C maka kemungkinan infeksi.

b) TD : tekanan darah normal 110/70 mmHg. Dikatakan

tinggi bila lebih dari 140/90 mmHg.Bila tekanan darah

meningkat yaaitu sistolik 30 mmHg atau diastolic 15

mmHg atau lebih.

c) Nadi : dalam keadaan normal, denyut nadi normal

sekitar 60-80x/menit

135
36

d) Pernafasan : Pernafasan normal sekitar 20-24x/menit

e) Rambut : rambut yang mudah dicabut menandakan

kurang gizi ataau aada kelainan tertentu.

f) Muka : Terlihat pucat bila ibu anemia

g) Mata : Kalau perdarahan banyak biasanya konjungtiva

pucat. Sklera umumnya putih

h) Mulut dan gigi : Adakah sariawan, bagaimana

kebersihannya. Umumnya tidak ada masalah

i) Leher : Kaji adakah pembesaran kelenjar lymfe,

kelenjar tyroid dan bendungan vena jugularis .

j) Dada : Simetris atau tidak, konsistensinya kenyal atau

keras, kelainan lainnya ada tidak., Biasanya terdapat

sesak nafas karena pembesaran mioma menekan

diafragma

k) Abdomen : Adanya luka bekas operasi, ada tidaknya

striae, terdapat nyeri tekan dengan skala 0-10,

l) Genetalia : Keadaan vulva bagian luar, rambut pubis,

ulkus, cairan yang keluar dari vulva, ada tidaknya

varises, oedem, condiloma lata dan condiloma

aquaminata dan infeksi kelenjar bartholini. Pengeluaran

fluor albus juga diperhatikan. Umumnya adanya

keluaran darah.

m) Anus : Ada atau tidak hemoroid, ada nyeri tidak

136
37

n) Ekstremitas : Perhatikan adakah oedem dan varises pada

ekstemitas.

2. Diagnosis

Diagnosa keperawatan merupakan keputusan klinik tentang respon

individu, keluarga dan masyarakat tentang masalah kesehatan aktual

atau potensial, dimana berdasarkan pendidikan dan pengalamannya,

perawat secara akuntabilitas dapat mengidentifikasi dan memberikan

intervensi secara pasti untuk menjaga, menurunkan, membatasi,

mencegah, dan merubah status kesehatan klien.

Aplikasi diagnosa keperawatan adalah :

a. Nyeri berhubungan dengan robekan pada jaringan saraf perifer.

b. Resiko tinggi kekurangan cairan berhubungan dengan perdarahan

pervagina lama dan banyak.

c. Ansietas atau cemas berhubungan dengan kurangnya pengetahuan.

Dalam penelitian kali ini peneliti hanya menggunakan satu

diagnosa yang muncul adalah nyeri akut berhubungan dengan robekan

pada jaringan saraf perifer.

3. Intervensi

Intervensi keperawatan adalah preskripsi untuk perilaku spesifik

yang diharapkan dari pasien dan atau tindakan yang harus dilakukan

oleh perawat. Tindakan atau intervensi keperawatan dipilih untuk

membantu pasien dalam mencapai hasil pasien yang diharapkan dan

tujuan pemulangan. Harapannya adalah bahwa perilaku dideskripsikan

akan mengutungkan pasien dan keluarga dalam cara yang dapat

137
38

diprediksi, yang berhubungan dengan masalah di identifikasikan dan

tujuan yang telah dipilih. Intervensi ini mempunyai maksud

mengindividualkan perawatan dengan memenuhi kebutuhan spesifik

pasien serta harus menyertakan kekuatan-kekuatan pasien yang telah di

identifikasikan bila memungkinkan. Intervensi keperawatan harus

spesifik dan dinyatakan dengan jelas, dimulai dengan kata kerja aksi.

Pengkualifikasi seperti bagaimana, kapan, dimana, frekuensi, dan

besarnya memberikan isi dari aktifitas yang direncanakan. Aplikasi

Intervensi keperawatan : Nyeri post op histerektomi berhubungan

dengan robekan pada jaringan saraf perifer

Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam,

nyeri klien dapat berkurang atau hilang.

NOC (Nursing Outcome Clasification) :

a. Pain level

b.Pain control

c. Comfort level

Kriteria hasil

a.Mampu mengontrol nyeri (tahu penyebab nyeri, mampu

menggunakan tehnik nonfarmakologi untuk mengurangi nyeri,

mencari bantuan)

b. Melaporkan bahwa nyeri berkurang dengan menggunakan

manajemen nyeri

c. Mampu mengenali nyeri (skala, intensitas, frekuensi, dan tanda

nyeri)

138
39

d. Menyatakan rasa nyaman setelah nyeri berkurang

Intervensi (NIC/ Nursing Intervension Clasification)

Pain Management :

1) Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk lokasi,

karakteristik, durasi, frekuensi kualitas dan faktor presipitasi.

2) Observasi reaksi nonverbal dari ketidaknyamanan.

3) Kaji kultur yang mempengaruhi respon nyeri.

4) Evaluasi pengalaman nyeri massa lampau.

5) Evaluasi bersama pasien dan tim kesehatan lain tentang

ketidakefektifan kontrol nyeri massa lampau.

6) Bantu pasien dan keluarga mencari dan menemukan dukungan.

7) Kontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri seperti suhu

ruangan, pencahayaan, dan kebisingan.

8) Kurangi faktor presipitasi nyeri.

9) Pilih dan lakukan penanganan nyeri (farmakologi, non

farmakologi, dan interpersonal).

10) Kaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan intervensi.

11) Ajarkan tentang tehnik non farmakologi.

12) Berikan analgetik untuk mengurangi nyeri.

13) Tingkatkan istirahat.

14) Kolaborasikan dengan dokter jika ada keluhan dan tindakan nyeri

tidak berhasil.

15) Monitor penerimaan pasien tentang manejemen nyeri.

Analgetic Administration

139
40

1) Tentukan lokasi, karakteristik, kualitas, dan derajat nyeri sebelum

pemberian obat.

2) Cek intruksi dokter tentang jenis obat, dosis, dan frekuensi.

3) Cek riwayat alergi.

4) Pilih analgesik yang diperlukan atau kombinasi dari analgesik

ketika pemberian lebih dari satu.

5) Tentukan pilihan analgesik tergantung tipe dan beratnya nyeri.

6) Pilih rute pemberian secara IV, IM untuk pengobatan nyeri secara

teratur.

7) Monitor vital sign sebelum dan sesudah pemberian analgesik

pertama kali.

8) Berikan analgesik tepat waktu terutama saat nyeri hebat.

9) Evaluasi efektivitas analgesik, tanda dan gejala.

(NANDA NIC NOC, 2013)

4. Implementasi

Implementasi dalam kaitannya dengan proses keperawatan

berarti melaksanakan intervensi keperawatan dalam rencana asuhan

keperawatan. Tujuan dasar dari implementasi adalah memberikan

intervensi yang dibutuhkan pasien untuk memperoleh,

mempertahankan, dan mendapatkan kembali kesehatan (Padila,2015).

5. Evaluasi

Penulis melakukan evaluasi melalui evaluasi proses dan evaluasi

hasil perkembangan. Evaluasi proses dilaksanakan berdasarkan respon

pasien dan keberhasilan tindakan dilakukan pada saat setelah

140
41

dilakukan tindakan keperawatan. Hasil dari evaluasi respon telah

diuraikan pada sub bab sebelumnya ( implementasi ). Evaluasi hasil

dilakukan sesuai dengan tujuan dari masing-masing intervensi pada

diagnosa keperawatan yang muncul dengan metode SOAP.

Evaluasi pada pasien dengan gangguan nyeri diharapkan pasien

tidak mengeluh nyeri, adanya perubahan intensitas nyeri dari 5

menjadi 3 atau dari nilai 3 ke 1 atau 0. Pasien tidak menunjukan

tanda-tanda nyeri dan berperilaku rileks (Padila,2015)

141
42

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Rancangan Penelitian

Metode yang digunakan dalam karya tulis ilmiah ini adalah metode

deskriptif kualitatif dengan pendekatan studi kasus.Penelitian studi kasus

merupakan studi untuk mengeksplorasi diri perawatan dalam asuhan

keperawatan dengan nyeri post op histerektomi pada pasien mioma uteri.

Selanjutnya pasien diobservasi selama 3 hari di rumah sakit.

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

Pada studi kasus ini dengan keadaan dan rencana penulisan yang

sudah disebutkan di atas, maka lokasi yang akan di gunakan untuk penelitian

studi kasus ini yaitu di ruang Mawar RSUP dr. Soedono Madiun. Dalam

penelitian ini waktu yang digunakan adalah selama 3 hari yaitu

mengobservasi dan memberikan asuhan keperawatan pada pasien dan

keluarga dimulai dari peneliti terjun langsung kerumah sakit dan memilih

pasien yang akan di jadikan subjek penelitian. Jika dalam 3 hari pasien sudah

pulang, maka perlu perggantian pasien lainnya yang sejenis.

C. Subjek Penelitian

Dalam penelitian kasus ini subjek penelitian yang digunakan yaitu

dengan 2 pasien (1kasus) adapun masalah keperawatan yaitu asuhan

42

142
43

keperawatan pada pasien Mioma Uteri dengan masalah Nyeri post op

histerektomi.

D. Pengumpulan Data

Dalam penelitian studi kasus ini pengumpulan data yang digunakan yaitu

penelitian studi kasus “Asuhan Keperawatan Pasien Mioma Uteri dengan

masalah Nyeri Post Op Histerektomi ”sebagai berikut :

1. Wawancara

Peneliti menggunakan metode pengumpulan data dengan cara

mewawancarai langsung pasien yang diteliti, metode ini memberikan

hasil secara langsung. Wawancara dilakukan dengan menanyakan

iidentitas, keluhan utama, riwayat obstetri ginekologi, gaya hidup,

kebutuhan dasar, data spiritual, dan genogram keluarga pasien. Sumber

data didapat dari pasien, keluarga, perawat lain.

2. Observasi

Adalah peneliti mengamati perilaku dan keadaan pasien untuk

memperoleh data tentang masalah kesehatan dan keperawatan pasien.

Observasi dilakukan dengan menggunakan penglihatan alat indra

lainnya, melalui rabaan, sentuhan, dan pendengaran. Tujuan dari

observasi adalah mengumpulkan data tentang masalah yang dihadapi

pasien melalui kepekaan alat indra.

3. Pemeriksaan Fisik

Adalah penelitian menggunakian pemeriksaan fisik pasien mioma uteri

dengan masalah keperawatan nyeri post op histerektomi, pemeriksaan

143
44

fisik dapat dilakukan dengan menggunakan pendekatan IPA yaitu

Inspeksi, palpasi dan auskultasi pada sistem tubuh manusia.

1. Inspeksi

Inspeksi adalah melihat dan mengevaluasi pasien secara visual dan

merupakan metode tertua yang digunakan untuk mengkaji atau

menilai pasien. proses observasi, perawat menginspeksi bagian tubuh

untuk mendeteksi karakteristik normal atau tanda fisik yang

signifikan yang dilakukan pada sistem tubuh pasien. Terutama di

inspeksi pada mata, leher, mulut, hidung, buah dada, keadaan perut,

genetalia eksterna, keadaan anus dan ekstermitas adakah masalah.

2. Palpasi

Palpasi adalah menyentuh atau merasakan dengan tangan dan di

gunakan untuk menambah data yang telah diperoleh melalui inspeksi

sebelumnya. Melalui palpasi tangan dapat dilakukan pengukuran

yang lembut dan sensitive terhadap tanda fisik termasuk posisi,

ukuran, kekenyalan, kekasaran, tekstur dan mobilitas. Di Palpasi

pada bagian leher, buah dada , keadaan perut terdapat nyeri tekan

atau tidak.

3. Auskultasi

Auskultasi adalah ketrampilan untuk mendengar suara tubuh pada

paru-paru, jantung, pembuluh darah dan bagian dalam visera

abdomen. Auskultasi dilakukan dengan menggunakan stetoskop.

Pada auskultasi untuk mengetahui tanda-tanda vital pasien, meliputi

nadi dan tensi darah terdapat peningkatan atau penurunan.

144
45

4. Studi dokumentasi (hasil dari pemeriksaan diagnostic dan data lain yang

relevan)

Studi dokumentasi yaitu bentuk sumber informasi yang berhubungan

dengan dokumentasi. Pengambilan kasus ini menggunakan catatan untuk

memperoleh informasi dan medik yang ada di Ruang Mawar RSUP dr.

Soedono Madiun.

5. Studi Pustaka

Studi pustaka yaitu bahan – bahan pustaka yang sangat penting dalam

menunjang latar belakang suatu penelitian. Studi pustaka ini diambil dari

buku – buku, jurnal, dan internet yang berhubungan dengan penyakit

mioma uteri dengan masalah keperawatan nyeri post op histerektomi

yang disebut buku referensi.

E. Uji Keabsahan Data

Uji keabsahan data yang dimaksudkan untuk menguji kualitas data atau

informasi yang didapat dari penelitian sehingga menghasilkan data dengan

validasi yang tinggi. Disamping intergritas penelitian (karena peneliti menjadi

instrumen yang utama), uji keabsahan data dapat dilakukan dengan :

1. Memperpanjang waktu pengamatan dan tindakan

Penelitian dilakukan selama 3 hari 3 kali kunjungan, apabila

ditemukanadanya data yang kurang maka,menambah waktu penelitian 1

minggu untuk memenuhi kelengkapan data yang diperlukan oleh peneliti.

2. Sumber informasi tambahan menggunakan triangulasi dari tiga sumber

data yang utama yaitu pasien, perawat, dan keluarga pasien yang

145
46

berkaitan dengan masalah yang diteliti yaitu asuhan keperawatan pada

pasien mioma uteri dengan masalah nyeri post op histerektomi

F. Analisa data

Analisa data dilakukan sejak peneliti di lapangan, seawaktu

pengumpulan data sampai dengan semua data terkumpul. Analisa data

dilakukan dengan cara mengemukakan fakta, selanjutnya membandingkan

dengan teori yang ada dan selanjutnya dituangkan dalam opini pembahasan.

Teknik analisa yang digunakan dengan cara menarasikan jawaban-jawaban

dari penelitian yang diperoleh dari hasil inteprtasi wawancara mendalam yang

dilakukan untuk menjawab rumusan masalah penelitian.

Teknik analisis digunakan dengan cara observasi oleh peneliti dan

studi dokumentasi yang menghasilkan data untuk selanjutnya

diintrepretasikan oleh peneliti dibandingkan teori yang ada sebagai bahan

untuk memberikan rekomendasi dalam intervensi tersebut.

Urutan dalam analisis adalah :

1. Pengumpulan data

Data dikumpulkan dari hasil WOD (wawancara, observasi,

dokumen).Hasil ditulis dalam bentuk catatan lapangan, kemudian disalin

dalam bentuk transkip.

2. Mereduksi data

Data hasil wawancara yang terkumpul dalam bentuk catatan lapangan

dijadikan satu dalam bentuk transkip. Data objektif dianalisis

146
47

berdasarkan hasil pemeriksaan diagnostic kemudian dibandingkan

dengan nilai normal.

3. Penyajian data

Penyajian data dapat dilakukan dengan table maupun teks naratif.

Kerahasiaan dari responden dijamin dengan jalan mengaburkan identitas

diri responden.

4. Kesimpulan

Dari data yang disajikan, kemudian data dibahas dan dibandingkan

dengan hasil-hasil penelitian terdahulu dan secara teoritis dengan

perilaku kesehatan. Penarikan kesimpulan dilakukan dengan metode

induksi. Data yang dikumpulkan terkait dengan data pengkajian,

diagnosis, perencanaan, tindakan, danevaluasi.

G. Etik Penelitian

Dalam melakukan penelitian, peneliti harus memperhatikan masalah etika

penelitian yang meliputi sebagai berikut :

1. Informed consent (persetujuan menjadi responden)

Informed consent merupakan bentuk persetujuan antara peneliti

dengan partisipan dengan memberikan lembar persetujuan. Informed

consent tersebut diberikan sebelum penelitian dilakukan dengan

memberikan lembar persetujuan untuk menjadi responden. Tujuan

informed consent adalah agar subjek mengerti maksud dan tujuan

penelitian, mengetahui dampaknya. Jika subjek bersedia, maka mereka

harus menandatangani lembar persetujuan. Jika partisipan tidak bersedia,

147
48

maka peneliti harus menghormati hak-hak pasien. Beberapa informasi

yang harus ada dalam informed consent tersebut antara lain :partisipasi

pasien, tujuan dilakukanya tindakan, jenis data yang dibutuhkan,

komitmen, prosedur pelaksanaan , potensial masalah yang akan terjadi,

manfaat, kerahasiaan, informasi yang mudah di hubungi, dan lain-lain.

2. Anonimity (tanpa nama)

Anomity menjelaskan bentuk penulisan khuestionaere dengan tidak

perlu mencantumkan nama pada lembar pengumpulan data, hanya

menuliskan kode pada lembar penulisan data.

3. Confidentiality (Kerahasiaan)

Confindentiality kerahasiaan menjelaskan masalah–masalah

responden yang dirahasiakan dalam penelitian. Kerahasiaan informasi

yang telah dikumpulkan dijamin kerahasiaan oleh peneliti, hanya

sekelompok data tertentu yang akan dilaporkan dalam hasil penelitian.

H. Keterbatasan Penulis

Dalam penelitian ini keterbatasan yang dialami peneliti adalah :

a. Terbatasnya waktu peneliti sehingga penelitian menjadi kurang

sempurna dan memuaskan.

b. Keterbatasan kemampuan peneliti dalam menjabarkan masalah,

sehingga dimungkinkan isi penelitian kurang sempurna dan peneliti

masih dalam tahap belajar, belum ada pengalaman, dan kurang

pengetahuan dalam melakukan penelitian, sehingga memungkinkan

hasilnya kurang memuaskan.

148
49

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

1. Gambaran Lokasi Penelitian

Lokasi yang digunakan untuk penelitian studi kasus ini adalah

Instalasi Rawat Inap Mawar RSUP Dr. Soedono Madiun, yang terdiri

dari beberapa ruangan antara lain : Ruang kelas 1 terdiri dari 1 A dan 1

B, Ruang kelas 2 terdiri dari 2 A dan 2 B, Ruang kelas 3 terdiri dari 3

A dan 3 B. Kedua pasien berada di ruang kelas 2B

a. Pengkajian

1) Identitas Pasien Dan Hasil Anamnesis

Tabel 4.1 Hasil Identitas Dan Hasil Anamnesis

IDENTITAS PASIEN KASUS 1 KASUS 2


Tanggal Pengkajian 18 April 2018 19 April 2018
Waktu Penelitian 18 April 2018 19 April 2018
Tanggal Masuk 15 april 2018 16 April 2018
Ruangan / Kelas Mawar/ 2B Mawar/ 2B
Diagnosa Masuk Mioma Uteri Mioma Uteri
Diagnosa Medis Post TAH-BSO Post TAH-BSO
Mioma Uteri Mioma Uteri
Nomer Registrasi 6731594 6737281
Nama Ny. S Ny. I
Umur 48 Tahun 50 Tahun
Jenis Kelamin Perempuan Perempuan
Agama Islam Islam
Suku/Bangsa Jawa/Indonesia Jawa/ Indonesia
Bahasa Jawa Jawa
Pendidikan SD SD
Pekerjaan Petani Petani

Keluhan Utama Nyeri pada luka Post Op Nyeri pada luka Post op

Riwayat Penyakit Pada tanggal 18 april Pada jam 13.00


Sekarang / Riwayat 2018 pasien menjalani pasien selesai operasi
Kehamilan dan Persalinan operasi. Pada jam 14.00 dan dipindah ke ruang
pasien selesai operasi recovery room dan di
diruang recovery room di observasi dengan
observasi dengan kondisi kondisi pasien masih

149
50

pasien masih lemah serta lemah serta menahan


menahan nyeri pada nyeri pada perut bagian
perut bagian bawah, bawah, nyeri yang
49nyeri terjadi terus- terjadi terus menerus
menerus yang muncul yang muncul akibat
akibat dilakukannnya dilakukannya tindakan
tindakan operasi operasi histerektomi
histerektomi dengan dengan ekspresi wajah
ekspresi wajah menyeringai dan skala
menyeringai dan skala nyeri 8.
nyeri 6. Setelah kondisi
Setelah kondisi membaik pasien
membaik pasien di dipindah ke ruangan
pindah ke ruang mawar mawar 2b untuk
2b untuk mendapat mendapat perawatan
perawatan yang lebih yang lebih lanjut.
lanjut.

Riwayat Obstetri Ginekologi Pasien mengatakan Pasien mengatakan


mempunyai 3 orang anak mempunyai 1 anak daan
semua lahir nornal di lahir normal di bidan.
bidan. Sejak 2 tahun Pasien merasakan ada
yang lalu pasien benjolann di perutnya
merasakan ada benjolan sudah dari 3 bulan yang
diperutnya. lalu. Seminggu
Pada tahun 2016 sebelumnya pasien
pasien mengalami memeriksakan di poli
menstruasi yang banyak kandungan RS Soedono
dan nyeri pada perut Madiun ternyata terdapat
bagian bawah kemudian Mioma Uteri dan
periksa di poli disarankan untuk
kandungan RSUP dr. Operasi.
Soedono Madiun dan Pada tanggal 1 april
ternyata hasilnya 2018 pasien mengeluh
terdapat adanya Mioma mengeluarkan darah
Uteri. menstruasi banyak dan
Pada tanggal 15 april nyeri haid.
2018 jam 10.20 WIB Pada tanggal 16 april
pasien masuk rumah 2018 pasien masuk
sakit di RSUP dr. rumah sakit di RSUP dr.
Soedono Madiun dan Soedono Madiun.
masuk di ruang rawat Tanggal 19 april 2018
inap Mawar untuk jam 09.30 pasien
dijadwalkan operasi. dilakukan tindakan
Pasien mengalami operasi.
menarche pada umur 15 Pasien mengalami
tahun dengan siklus 28 menarce pada umur 14
hari setiap bulannya tahun dengan siklus 28
dengan lama menstruasi hari setiap bulannya
7 hari. Selanjutnya biasa dengan lama menstruasi
ganti pembalut sebanyak 10 hari. Selanjutnya
3x dan pernah biasa ganti pembalut
mengalami disminorhea sebanyak 3x dan
pada awal menstruasi. mengalami disminorhea
Pasien mempunyai 1 setiap kali menstruasi.
orang anak yang lahir Pasien mempunyai 1
spontan di bidan. orang anak yang lahir
Pasien menggunakan spontan di bidan.

150
51

alat kontrasepsi berupa Pasien menggunakan


pil sejak kehamilan alat kontrasepsi berupa
pertama. IUD sejak 10 tahun.
Pasien sudah tidak Pasien sudah tidak
aktif dalam berhubungan aktif dalam berhubungan
seksual seksual
Pasien tidak Pasien tidak
memiliki riwayat memiliki riwayat
penyakit seperti DM, penyakit seperti Dm,
Hipertensi, TBC maupun Hipertensi, TBC maupun
Ginjal. Ginjal.

Gaya Hidup Pasien tidak memiliki Pasien tidak memiliki


kebiasaan merokok, kebiasaan merokok,
alkohol dan clubbing, alkohol dan clubbing,
kadang-kadang olahraga dan jarang sekali
kecil ketika waktu luang. olahraga.

Kebutuhan Dasar Keadaan gizi pasien Keadaan gizi pasien


selama ini terpenuhi. selama ini terpenuhi.
Pola eliminasi BAK Pola eliminasi
4x/sehari sedangkan BAK4x/sehari
BAB1x/sehari. sedangkan
Kegiataan sehari-hari BAB1x/sehari.
pasien di rumah Kegiataan sehari-hari
memasak, bersih-bersih pasien di rumah
rumah, bercocok tanam memasak, bersih-bersih
sedangkan di RS pasien rumah, bercocok tanam
bedrest total, aktivitas sedangkan di RS pasien
dibantu keluarga dan bedrest total, aktivitas
perawat. dibantu keluarga dan
perawat.
Pola tidur pasien Pola tidur pasien
dirumah jam 21.00 WIB dirumah jam 22.00 WIB
dan Bangun jam 04.00 dan Bangun jam 04.00
WIB sedangkan dirumah WIB sedangkan dirumah
sakit tidak menentu. sakit tidak menentu.
Data Spiritual Pasien selama di rs Pasien selama di rs
tidak bisa menjalankan tidak bisa menjalankan
ibadahnya. Pasien ibadahnya. Pasien
percaya dengan percaya dengan
kesembuhannya. kesembuhannya.

Sumber : Hasil Pengkajian Pada Pasien (2018)

Penjelasan :

Berdasarkan tabel 4.1 didapatkan hasil bahwa responden

memiliki diagnosa medis yang sama yaitu Mioma Uteri. Kedua

responden berumur lebih dari 35 tahun yaitu Ny. S dengan usia 48

151
52

tahun sedangkan Ny. I berusia 50 tahun. Diketahui bahwa kedua

responden sama – sama menjalani operasi histerektomi dan mempunyai

keluhan nyeri pada perut pasca operasi tetapi ada perbedaan pada skala

nyeri. Pada Ny. S terdapat skala nyeri 6 dan pada Ny. I terdapat skala

nyeri 8.

2) Hasil Observasi Dan Pemeriksaan Fisik

a) Hasil Observasi

Tabel 4.2 Hasil observasi Pasien

No OBSERVASI KASUS 1 KASUS 2

1 Keadaan Umum Keadaan umum Keadaan umum


pasien cukup baik, akral pasien lemah, akral
hangat, posisi pasien hangat, posisi pasien
tidur terlentang, tidur terlentang, aktivitas
terpasang infus di tangan sehari-hari dibantu,
kanan, aktivitas sehari- terdapat luka terbalut
hari pasien dibantu, kasa dan gurita pada
terdapat luka terbalut perut bagian bawah,
kasa dan gurita pada nyeri terjadi terus-
perut bagiann bawah, menerus dengan
nyeri terjadi terus- ekspresi wajah menahan
menerus dengan ekspresi nyeri yang muncul
wajah menahan nyeri akibat tindakan operasi,
yang muncul akibat keadaan luka basah,
tindakan operasi, bentuk luka garis
keadaaan luka basah, horizontal ≤ 14cm dan
bentuk luka skala nyeri : 8
garishorizontal ≤12cm
dan skala nyeri : 6

2 GCS Tanggal 15 april 2018 : Tanggal 16 april 2018


4-5-6 4-5-6

3 Kesadaran Tanggal 15 april 2018 Tanggal 16 april 2018


Composmentis Composmentis

4 Tanda-tanda Tanggal 15 april 2018 Tanggal 16 april 2018


Vital Tekanan darah : 130/80 Tekanan darah : 130/90
mmHg mmHg
Respirasi : 20x/menit Respirasi : 20x/menit
Nadi : 92x/menit Nadi : 89x/menit
Suhu : 36 ᴼC Suhu : 36,2 ᴼC

152
53

Penjelasan :

Berdasarkan tabel 4.2 didapatkan data bahwa kedua responden

yaitu Ny. S (Kasus 1) dan Ny. I (Kasus 2) memiliki diagnosa medis

yang sama. Dengan hasil observasi pada kedua responden adanya

perbedaan yang muncul diantaranya pada Ny. S terdapat luka terbalut

kasa dan gurita pada perut bagian bawah, nyeri yang terjadi terus-

menerus dengan ekspresi wajah pasien menahan nyeri yang muncul

akibat tindakan operasi, keadaan luka kering, bentuk luka garis

horisontal ≤ 12cm dan skala nyeri : 6 sedangkan pada Ny. I terdapat

luka terbalut kasa dan gurita pada perut bagian bawah, nyeri yang

terjadi terus-menerus dengan ekspresi wajah pasien menahan nyeri,

luka garis horizontal ≤ 14cm dan skala nyeri : 8.

b) Pemeriksaan Fisik

Tabel 4.3 Hasil Pemeriksaan Fisik Pada Pasien

PEMERIKSAA KASUS 1 KASUS 2


N
FISIK
Mata Konjungtiva pasien merah Konjungtiva pasien merah
muda, tidak anemis, sclera muda, tidak anemis, sclera
putih putih

Leher Tidak terdapat bendungan Tidak terdapat bendungan


vena jugularis, tidak terdapat vena jugularis, tidak terdapat
pembesaran kelenjar tiroid pembesaran kelenjar tiroid

Mulut Bibir Simetris, keadaan gusi Bibir Simetris, keadaan gusi


dan gigi bersih, keadaan dan gigi bersih, keadaan
lidah merah merata, terdapat lidah merah merata, terdapat
caries gigi caries gigi

Hidung Bentuk hidung normal, tidak Bentuk hidung normal, tidak


ada secret, tidak ada nyeri ada secret, tidak ada nyeri
tekan tekan

Buah Dada Konsistensi lunak, puting Konsistensi lunak, puting


susu hitam kecoklatan, susu hitam kecoklatan,
keadaan bersih, tidak ada keadaan bersih, tidak ada

153
54

lesi, tidak ada benjolan, tidak lesi, tidak ada benjolan,


ada nyeri tekan tidak ada nyeri tekan

Keadaan Perut Bentuk abdomen datar, Bentuk abdomen datar,


Pembesaran perut tidak ada, Pembesaran perut tidak ada,
terdapat striae, tidak terdapat terdapat striae, tidak terdapat
jaringan parut, terdapat nyeri jaringan parut, terdapat nyeri
tekan. Suara timpani, bising tekan. Suara timpani, bising
usus 14x/menit. Terdapat usus 16x/menit. Terdapat
luka operasi pada perut luka operasi pada perut
bagian bawah. Tidak ada bagian bawah. Tidak ada
tanda-tanda ascites. tanda-tanda ascites.

Genetalia Eksterna Keadaan vulva bagian luar Keadaan vulva bagian luar
bersih, keadaan rambut pubis bersih, keadaan rambut
merata, tidak terdapat ulkus, pubis merata, tidak terdapat
tidak terdapat ulkus, tidak terdapat
pembengakakan pembengakakan

Keadaan Anus Tidak terdapat hemoroid, Tidak terdapat hemoroid,


tidak terdapat nyeri tekan tidak terdapat nyeri tekan

Ekstremitas Normal, pergerakan optot Normal, pergerakan optot


tulang sendi bebas kanan tulang sendi bebas kanan
kiri, otot simetris, tidak kiri, otot simetris, tidak
terdapat oedem, tidak ada terdapat oedem, tidak ada
kelainan pada ekstemitas, kelainan pada ekstemitas,
tidak terdapat lesi, terpasang tidak terdapat lesi, terpasang
infus di tangan kanan infus di tangan kanan
Kekuaatan otot Kekuaatan otot

Sumber : Hasil Pengkajian Pada Pasien 2018

Penjelasan :

Berdasarkan tabel 4.3 dari hasil pemeriksaan yang telah

dilakukan dari mata sampai ekstremitas, maka didapatkan persamaan

pada Ny. S dan Ny. I adanya luka operasi pada perut bagian bawah,

terdapat nyeri tekan pada perut yang terdapat luka bekas operasi.

3) Hasil Pemeriksaan Diagnostik

Tabel 4.4 Hasil Pemeriksaan Diagnostik Pada Pasien

PEMERIKSAAN KASUS 1 KASUS 2


Lab DL Pada tanggal 19 april 2018 Pada tanggal 20 april 2018
(Darah Lengkap) Pemeriksaan darah lengkap Pemeriksaan darah lengkap
Hasil : Hasil :
Hemoglobin 11.2 g/dL Hemoglobin 10.5 g/dL
(12.0-16.0) (12.0-16.0)

154
55

Hitung Leukosit 15.87 Hitung Leukosit 16.18


10ᶾ/uL (4.7-11.3) 10ᶾ/uL (4.7-11.3)
Trombosit 194 10ᶾ/uL (142- Trombosit 212 10ᶾ/uL (142-
424) 424)
Hematokrit 32.3 % (38-42) Hematokrit 33.0 % (38-42)
Hitung Eritrosit 4.05 10ᶾ/uL Hitung Eritrosit 4.10 10ᶾ/uL
(4.0-5.0) (4.0-5.0)
MCV 79.6 fL (80-93) MCV 79.5 fL (80-93)
MCH 25.2 pg (27-31) MCH 25.4 pg (27-31)
MCHC 31.7 g/dL (32-36) MCHC 32.0 g/dL (32-36)
Hitung Jenis Leukosit : Hitung Jenis Leukosit :
Eosinofil (%) 0.0 % ( 0-3) Eosinofil (%) 0.5 % (0-3)
Basofil (%) 0.3 % (0-1) Basofil (%) 0.6 % (0-1)
Neutrofil (%) 90.2 % (50- Neutrofil (%) 73.4 % (50-
62) 62)
Limfosit (%) 7.1 % (25-40) Limfosit (%) 9.0 % (25-40)
Monosit (%) 2.4 % (3-7) Monosit (%) 3.0 (3-7)

USG (Ultrasonografi) Hasil bacaan : Hasil bacaan :


Tampak gambaran Adanya massa pada
Massapada corpus antererior uterus.
dinding posterior Kesan Mioma uteri
uterus dengan diameter Hasil : VT (Vagina
70x66 mm. Kesan suatu Toucher ) :
Mioma uteri Fluksus (-)
Hasil : VT Nyeri goyang (-)
(Vagina Toucher) : Uk 6-7 cm atau 24-26mg.
Fluksus (-),
nyeri goyang (+)
Portio : tertutup
dan licin
Teraba massa padat
dikiri atas uterus
dengan
diameter 7cm

Foto Thorax Tidak dilakukan Tidak dilakukan


pemeriksaan thorax pemeriksaan thorax

Sumber : Hasil Pengkajian Pada Pasien Dan Rekam Medik 2018

Penjelasan :

Berdasarkan tabel diatas 4.4 dari hasil pemeriksaan laboratorium

pada kedua pasien didapatkan data adanya peningkatan leukosit pada

Ny. S hasilnya adalah 15.87 10ᶾ/uL sedangkan Ny. I hasilnya adalah

16.18 10ᶾ/uL. Dan pada pemeriksaan USG pada Ny. S terdapat hasil

tampak gambaran massa pada dinding posterior uterus dengan diameter

70x66 mm, sedangkan pada Ny. I didapatkan hasil terdapat adanya

155
56

massapada corpus anterior uterus yang ukurannya 6-7 cm atau 24-

26mg.

4) Analisis Masalah

Tabel 4.5 Hasil Analisa Data Pada Pasien

Kasus ANALISA DATA Pengaruh Estrogen


ETIOLOGI Nyeri PROBLEM
2 KASUS 1 Pengaruh Estrogen Nyeri
Data Data Subektif : Mutasi somatis
Pasien mengatakan nyeri Mutasi somatis
pada perut yang bekas operasi Mioma Uteri
Mioma Uteri
Data Objektif : Intramural
1.Ekspresi wajah menyeringai, Intramural
dan menahan nyeri, nyeri Gangguan kontraksi otot
terjadi terus menerus yang uterus
Gangguan kontraksi otot
muncul akibat tindakan operasi. uterus
2.keadaan luka basah Perdarahan pervagina lamma
3.bentuk luka garis dan banyak pervagina lamma
Perdarahan
horizontal -/+12cm dan banyak
4.skala nyeri 6 Tindakan Pembedahan
5.Pasien Bedrest Histerektomi
Tindakan Pembedahan
6.Terdapat luka yang Histerektomi
terbalut gurita dan kasa Robekan pada Jaringan
7.Terpasang infus RD 5 saraf Robekan
Perifer pada Jaringan
8.Tanda-tanda vital : saraf Perifer
a) TD : 130/90 mmHg Ditangkap Respon nyeri
b) N : 92x/menit Ditangkap Respon nyeri
c) R : 20x/menit Menyebabkan Mediator
d) S : 36.0 ᴼc nyeri
Menyebabkan Mediator
9.Keadaan umum pasien nyeri
cukup baik Nyeri
10.Aktivitas pasien
sehari-hari dibantu. Nyeri
11.GCS 4-5-6,
kesadaran Composmentis

Subektif :
Pasien mengatakan nyeri
pada perut yang bekas operasi

Data Objektif :
1.Ekspresi wajah menyeringai,
dan menahan nyeri, nyeri
terjadi terus menerus yang
muncul akibat tindakan operasi.
2.Keadaan luka kering
3.Bentuk luka garis
Horizontal -/+ 14cm
4.Skala nyeri 8
5.Pasien Bedrest
6.Terdapat luka operasi
di perut bagian bawah yang

156
57

terbalut gurita dan kasa


7.Terpasang infus RD 5
8.Tanda-tanda vital :
a) TD : 130/90 mmHg
b) N : 89x/menit
c) R : 20x/menit
d) S : 36.2 ᴼc
9.Keadaan umum pasien
cukup baik
10.Aktivitas pasien
sehari-hari dibantu.
11.GCS 4-5-6, k
kesadaran Composmentis

Sumber : Hasil Pengkajian Pada Pasien (2018

Penjelasan :

Berdasarkan tabel 4.5 didapatkan data keluhan kedua responden

adanya persamaan yaitu pada Ny. S dan Ny. I keluhannya nyeri pada

luka post operasi.

Adapula pada keadaan umum terdapat perbedaan pada Ny. S

keadaannya cukup baik, Sedangkan pada Ny. I lemah.

Berdasarkan tanda gejala Ny. S dan Ny. I didapatkan diagnosa

keperawatan Nyeri .

b. Diagnosa Keperawatan

Tabel 4.6 Hasil Diagnosa Keperawatan Pada Pasien

DATA ETIOLOGI PROBLEM


KASUS 1 Robekan pada Jaringan
Data Subektif : saraf Perifer Nyeri
Pasien mengatakan nyeri
pada perut yang bekas operasi

Data Objektif :
1.Ekspresi
wajah menyeringai,
dan menahan nyeri,
nyeri terjadi terus
menerus yang muncul
akibat tindakan operasi.
2.Keadaan luka basah

157
58

3.Bentuk luka garis


Horizontal -/+ 12cm
4.Skala nyeri 6
5.Pasien Bedrest
6.Terdapat luka operasi di
perut bagian bawah yang
terbalut gurita dan kasa
7.Terpasang infus RD 5
8.Tanda-tanda vital :
a) TD : 130/90 mmHg
b) N : 92x/menit
c) R : 20x/menit
d) S : 36.0 ᴼc
9.Keadaan umum
pasien cukup baik
10.Aktivitas pasien
sehari-hari dibantu.
11.GCS 4-5-6,
kesadaran Composmentis
Kasus 2 Robekan pada Jaringan
Data Subektif : saraf Perifer Nyeri
Pasien mengatakan nyeri
pada perut yang bekas operasi

Data Objektif :
1.Ekspresi wajah
menyeringai, dan
menahan nyeri,
nyeri terjadi terus
menerus yang muncul
akibat tindakan operasi.
2.Keadaan luka basah
3.Bentuk luka garis
Horizontal -/+ 14cm
4.Skala nyeri 8
5.Pasien Bedrest
6.Terdapat luka operasi
di perut bagian
bawah yang terbalut
gurita dan kasa
7.Terpasang infus RD 5
8.Tanda-tanda vital :
a) TD : 130/90 mmHg
b) N : 89x/menit
c) R : 20x/menit
d) S : 36.2 ᴼc
9.Keadaan umum
pasien cukup baik
10.Aktivitas pasien
sehari-hari dibantu.
11.GCS 4-5-6, kesadaran
Composmentis

Sumber :Hasil Pengkajian Pasien (2018)

158
59

Penjelasan :

Berdasarkan tabel 4 dari analisa data yang peneliti lakukan

dengan kasus Mioma Uteri pada Ny. S dan Ny. I didapatkan

diagnosa keperawatan : Nyeri berhubungan dengan robekan pada

jarigan saraf perifer.

c. Perencanaan

Tabel 4.7 Hasil Perencanaan Tindakan

DIAGNOSA Tujuan dan kriteria hasil INTERVENSI


KEPERAWATAN

KASUS 1
Nyeri berhubungan dengan Tujuan : Pain Management :
robekan pada jaringan saraf Setelah dilakukan tindakan 1. Lakukan pengkajian
perifer keperawatan 3x24 jam nyeri secara
nyeri berkurang atau komperhensif
hilang termasuk lokasi,
karakteristik, dan
Kriteria hasil : faktor presipitasi.
1) Mampu 2. Observasi reaksi non
mengontrol nyeri verbal dari
(tahu penyebab ketidaknyamanan
nyeri, mampu 3. Gunakan tehnik
menggunakan komunikasi terapeutik
tehnik non untuk mengetahui
farmakologi pengalaman nyeri
untuk pasien
mengurangi 4. Bantu pasien dan
nyeri. keluarga mencari dan
2) Melaporkan menemukkan
bahwa nyeri dukungan.
berkurang dengan 5. Kontrol lingkungan
menggunakan yang dapat
manajemen nyeri. mempengaruhi nyeri
3) Mampu seperti suhu ruangan,
mengenali nyeri pencahayaan, dan
(skala, intensitas, kebisingan.
frekuensi dan 6. Kurangi faktor
tanda nyeri). presipitasi nyeri
4) Menyatakkan 7. Pilih dan penanganan
rasa nyaman nyeri (farmakologi,
setelah nyeri non farmakologi, dan
berkurang. interpersonal)
8. Kaji tipe dan sumber
nyeri untuk
menetukan intervensi.
9. Ajarkan tehnik non

159
60

farmakologi
10. Berikan analgetik
untuk mengurangi
nyeri
11. Tingkatkan istirahat
12. Monitor penerimaan
pasien tentang
manajemen nyeri
Analgetic Administration:
1. Tentukan lokasi,
karakteristik, kualitas,
dan derajat nyeri
sebelum pemberian
obat
2. Monitor vital sign
sebelum dan sesudah
pemberian analgesik
pertama kali
3. Berikan analgesik
tepat waktu terutama
saat nyeri hebat
4. Evaluasi efektifitas
analgesik, tanda dan
gejala

KASUS 2
Nyeri berhubungan dengan Tujuan : Pain Management :
robekan pada jaringan saraf Setelah dilakukan tindakan 1. Lakukan pengkajian
perifer keperawatan 3x24 jam nyeri secara
nyeri berkurang atau komperhensif
hilang termasuk lokasi,
karakteristik, dan
Kriteria hasil : faktor presipitasi.
1) Mampu 2. Observasi reaksi non
mengontrol nyeri verbal dari
(tahu penyebab ketidaknyamanan
nyeri, mampu 3. Gunakan tehnik
menggunakan komunikasi terapeutik
tehnik non untuk mengetahui
farmakologi pengalaman nyeri
untuk pasien
mengurangi 4. Bantu pasien dan
nyeri. keluarga mencari dan
2) Melaporkan menemukkan
bahwa nyeri dukungan.
berkurang dengan 5. Kontrol lingkungan
menggunakan yang dapat
manajemen nyeri. mempengaruhi nyeri
3) Mampu seperti suhu ruangan,
mengenali nyeri pencahayaan, dan
(skala, intensitas, kebisingan.
frekuensi dan 6. Kurangi faktor
tanda nyeri). presipitasi nyeri
4) Menyatakkan 7. Pilih dan penanganan
rasa nyaman nyeri (farmakologi,
setelah nyeri non farmakologi, dan

160
61

berkurang. interpersonal)
8. Kaji tipe dan sumber
nyeri untuk
menetukan intervensi.
9. Ajarkan tehnik non
farmakologi
10. Berikan analgetik
untuk mengurangi
nyeri
11. Tingkatkan istirahat
12. Monitor penerimaan
pasien tentang
manajemen nyeri
Analgetic Administration:
1. Tentukan lokasi,
karakteristik, kualitas,
dan derajat nyeri
sebelum pemberian
obat
2. Monitor vital sign
sebelum dan sesudah
pemberian analgesik
pertama kali
3. Berikan analgesik
tepat waktu terutama
saat nyeri hebat
4. Evaluasi efektifitas
analgesik, tanda dan
gejala

Berdasarkan tabel 4.7 dalam perencanaan tidak didapatkan adannya


perbedaan antara kasus 1 dan kasus 2 yaitu dengan Pain Management Lakukan
pengkajian nyeri secara komperhensif termasuk lokasi, karakteristik, dan faktor
presipitasi, Observasi reaksi non verbal dari ketidaknyamanan, Kontrol
lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri seperti suhu ruangan,
pencahayaan, dan kebisingan.,Kaji tipe dan sumber nyeri untuk menetukan
intervensi, Ajarkan tehnik non farmakologi, Berikan analgetik untuk
mengurangi nyeri, Tingkatkan istirahat, dan Analgetic Administration tentukan
lokasi, karakteristik, kualitas, dan derajat nyeri sebelum pemberian
obat,Monitor vital sign sebelum dan sesudah pemberian analgesik pertama
kali, Berikan analgesik tepat waktu terutama saat nyeri hebat.

d. Penatalaksanaan

Tabel 4.8 Hasil Pelaksanaan Tindakan Keperawatan

D 18 April 2018 19 April 2018 20 April 2018


x
K
e

161
62

p
IMPLEMENTASI IMPLEMENTASI IMPLEMENTASI
K 13.00 1. Melakukan 07.00 1. Melakukan 07.00 1. Melakukan observasi
A observasi tanda- observasi tanda- tanda tanda vital :
S tanda vital : tanda vital : a) TD : 120/80
U a) TD : 130/80 a) TD : 110/70 mmHg
S mmHg mmHg b) N : 84x/m
b) N : 92x/m b) N : 88x/m c) S : 36,1 ᴼC
1 c) S : 36 ºC c) S : 36,3 ºC d) RR : 18x/m
d) RR : 20x/m d) RR : 20x/m
13.30 2. Melakukan 08.00 2. Memberikan 07.30 2. Mengevaluasi
pengkajian nyeri : terapi : pengkajian nyeri :
Terdapat nyeri tekan a) Ceftriaxone 1x Terdapat nyeri tekan
pada perut bagian 1gram IV bagian bawah
bawah dengan b) Transamin1x5 dengan ekspresi
ekspresi wajah 00mgIV wajah pasien sudah
menyeringai dan c) Metoclopramid bisa rilexs, nyeri
menahan sakit, nyeri e 1x10 mg IV yang muncul akibat
yang muncul akibat d) Ketorolac 1x30 tindakan operasi,
tindakan operasi, mg IV dengan lama
dengan lamanya munculnya nyeri
nyeri terus menerus, 09.15 3. Mengambil sampel kadang-kadang,
keadaan luka kering, darah untuk keadaan luka kering,
bentuk luka garis mengambil DL bentuk luka garis
horizontal, skala (darah lengkap) horizontal, skala
nyeri : 6 nyeri : 2
4. Melakukan
15.00 3. Memberikan terapi : observasi nyeri : 08.30 3. Memberikan terapi :
a) Ceftriaxone 1x Terdapat nyeri a) Ceftriaxone 1x
1gram IV tekan pada perut 1gram IV
b) Transamin bagian bawah b) Transamin
1x500mg IV dengan ekspresi 1x500mg IV
c) Metoclopramid wajah pasien c) Metoclopramide
e 1x10 mg IV sedikit 1x10 mg IV
d) Ketorolac 1x30 menyeringai, nyeri d) Ketorolac 1x30
mg IV 09.25 muncul akibat mg IV
tindakan operasi,
16.00 4. Tentang penyebab dengan lama 10.00 4. Melakukan rawat
nyeri, faktor-faktor munculnya nyeri luka, (luka sudah
yang mempengaruhi kadang-kadang, membaik, keluar
nyeri dan cara keadaan luka darah sedikit, jahitan
penanganan nyeri kering, bentuk luka bagus)
garis horizontal,
16.10 5. Mengajarkan tehnik skala nyeri : 4 10.30 5. Mempertahankan
distraksi dengan tehnik tarik nafas
mengajak bicara 5. Mempertahankan panjang
anggota keluarganya tehnik tarik nafas
panjang 10.35 6. Melaporkan ke
16.15 6. Mengajarkan tehnik dokter tentang
relaksasi dengan 6. Mempertahankan keadaan pasien
tarik nafas panjang posisi yang nyaman membaik (dokter
dengan posisi ACC pasien untuk
16.20 7. Memberikan posisi terlentang serta pulang)
yang nyaman (posisi menganjurkan
terlentang) 09.30 pasien untuk 11.00 7. Mengobservasi
meningkatkan TTV :
16.25 8. Melatih pasien istirahat a) TD :110/80

162
63

untuk mobilisasi b) N :86x/m


dini dengan miring 09.35 7. Mengobservasi c) S :36 ᴼC
kanan dan miring TTV : d) RR :20x/m
kiri a) TD :120/90
b) N :96x/m 14.30 8. Mengantar pasien
16.40 9. Mengobservasi TTV c) S :36,2ᴼC pulang
: d) RR :18x/m
a) TD :130/80
b) N :94 8. Memberikan
c) S :36,1ᴼC terapi :
d) RR :20x/m 09.50 a) Ceftriaxone 1x
1gram IV
b) Transamin
1x500mg IV
c) Metoclopramid
e 1x10 mg IV
d) Ketorolac 1x30
15.30 mg IV

9. Mempertahankan
untuk mobilisasi
seperti miring
kanan dan miring
kiri dilanjutkan
berdiri

10. Mengajarkan cuci


tangan yang benar
16.00
11. Mengobservasi
TTV :
a) TD :120/80
b) N :82x/m
c) S :36ᴼC
d) RR :20x/m
16.05

16.10

D
x
K 19 April 2018 20 April 2018 21 Aprill 2018
e
p
IMPLEMENTASI IMPLEMENTASI IMPLEMENTASI
K 07.00 1. Mengobservasi TTV 07.00 1. Mengobservasi TTV 14.00 1. Mengobservasi
A : : TTV :
S a) TD : a) TD : a) TD :
U 130/90mmHg 120/90mmHg 120/80mmHg
S b) N:89x/m b) N :82x/m b) N :88x/m

163
64

c) S :36,2ᴼC c) S :36,2ᴼC c) S :36,1ᴼC


2 d) RR :20x/m d) RR :18x/m d) RR :18x/m

07.15 2. Melakukan 08.00 2. Memberikan Terapi 15.00 2. Visite dokter


pengkajian nyeri : : melanjutkan terapi
Terdapat nyeri tekan e) Ceftriaxone 1x yang ada dan
pada perut bagian 1gram IV menginformasikan
bawah dengan f) Transamin jika luka operasi
ekspresi wajah 1x500mg IV membaik pasien
pasien menyeringai g) Metoclopramid boleh pulang
dan menahan sakit, e 1x10 mg IV
nyeri yang muncul h) Ketorolac 1x30 15.30 3. Mengevaluasi
akibat tindakan mg IV pengkajian nyeri :
operasi, dengan Terdapat nyeri tekan
lamanya nyeri terus 08.30 3. Mengajarkan pada perut bagian
menerus, keadaan pasien untuk bawah dengan
lika kering, bentuk mobilisasi dini ekspresi wajah
luka garis seperti miring pasien sudah rileks,
horizontal, skala kanan atau ke kiri nyeri yang muncul
nyeri : 8 akibat tindakan
08.45 4. Melakukan operasi, dengan lama
07.30 3. Menjelaskan tentang observasi nyeri : munculnya nyeri
penyebab nyeri, Terdapat nyeri kadang-kadang,
faktor-faktor yang tekan pada perut keadaan luka kering,
mempengaruhi nyeri bagian bawah bentuk luka garis
dan cara dengan ekspresi horizontal, skala
penanganan nyari wajah pasien nyeri : 4
menyeringai, nyeri
07.45 4. Mengajarkan tehnik yang muncul akibat 15.45 4. Memberikaan terapi :
distraksi seperti tindakan operasi, a) Ceftriaxone 1x
pengalihan pusat dengan lama 1gram IV
perhatian terhadap munculnya nyeri b) Transamin
nyeri yaitu seperti kadang-kadang, 1x500mg IV
mengajak bicara keadaan luka c) Metoclopramide
dengan keluarganya kering, bentuk luka 1x10 mg IV
garis horizontal, d) Ketorolac 1x30
08.00 5. Mengajarkan tehnik skala nyeri : 6 mg IV
relaksasi dengan
tarik nafas panjang 09.00 5. Mempertahankan 16.00 5. Meninformasikan
tehnik relaksasi kepada pasien
08.10 6. Memberikan posisi seperti pengalihan tentang hasil visite
yang nyaman (posisi pusat perhatian dokter
terlentang) terhadap nyeri yaitu
seperti mengajak 16.30 6. Melakukan rawat
09.00 7. Mengobservasi TTV bicara dengan luka (luka sudah
: keluarganya bagus, keluar darah
a) TD : sedikit, jahitan
110/90mmHg 09.10 6. Mempertahankan bagus)
b) N :86x/m tehnik relaksasi
c) S :36ᴼC dengan tarik nafas 17.00 7. Mempertahankan
d) RR :20x/m panjang saat tehnik distraksi
merasakan nyeri seperti pengalihan
09.30 8. Memberikan pusat perhatian
Terapi : 09.20 7. Mempertahankan terhadap nyeri yaitu
a) Ceftriaxone 1x posisi yang nyaman seperti mengajak
1gram IV (posisi terlentang) bicara dengan
b) Transamin keluarganya
1x500mg IV 09.30 8. Mengobservasi

164
65

c) Metoclopramid TTV :
e 1x10 mg IV a) TD :
d) Ketorolac 1x30 110/90mmHg 17.10 8. Mempertahankan
mg IV b) N :84x/m tehnik relaksasi
c) S :36,3ᴼC dengan tarik nafas
d) RR :20x/m panjang saat
merasakan nyeri
09.45 9. Memberikan
terapi : 18.30 9. Mengantarkan pasien
a) Ceftriaxone 1x pulang
1gram IV
b) Transamin
1x500mg IV
c) Metoclopramid
e 1x10 mg IV
d) Ketorolac 1x30
mg IV

10.00 10. Mengajarkan cuci


tangan yang benar

10.10 11. Mengobservasi


TTV :
a) TD :
110/80mmHg
b) N :84x/m
c) S :36ᴼC
d) RR :18x/m

Penjelasan :

Berdasarkan tabel 4.8 implementasi yang diberikan adalah sesuai dengan

intervensi yang telah disusun sesuai dengan kondisi kedua responden. Pada

implementasi tersebut dapat dilihat terapi Ny. S dan Ny. I mendapatkan terapi

injeksi Transamin 3x500mg iv, injeksi Ketorolac 3x30mg iv, injeksi

Metoclopramide 3x10g iv dan Ceftriaxone 2x1g iv.

e. Evaluasi

Tabel 4.9 Hasil Evaluasi pada Pasien

EVALUASI HARI 1 HARI 2 HARI 3


Kasus 1 Subyektif : Subyektif : Subyektif :
Pasien mengatakan terasa Pasien mengatakan Pasien mengatakan
nyeri pada perut bekas masihTerasa nyeri pada kadang-kadang terasa
operasi perut nyeri pada perut bekas
bekas operasi operasi
Objektif :

165
66

1. Ekspresi wajah Objektif : Objektif :


menyeringai dan 1. Ekspresi wajah 1. Ekspresi wajah rileks,
menahan nyeri, nyeri menyeringai, nyeri nyeri yang muncul
yang terjadi terus yang muncul akibat akibat tindakan
menerus yang muncul tindakan operasi, operasi, dengan lama
akibat tindakan operasi dengan lama munculnya nyeri
2. Keadaan luka basah munculnya nyeri kadang-kadang
3. Bentuk luka garis kadang-kadang 2. Keadaan luka kering
horizontal -/+ 12cm 2. Keadaan luka basah 3. Bentuk luka garis
4. Skala nyeri : 6 3. Bentuk luka garis horizontal -/+ 12cm
5. Pasien bedrest horizontal -/+ 12cm 4. Skala nyeri : 2
6. Terdapat luka operasi di 4. Skala nyeri :4 5. Pasien bisa
perut bagian bawah yang 5. Pasien bisa mengontrol nyeri
terbalut gurita dan kassa mengontrol nyeri 6. Terdapat luka operasi
7. Terpasang infus RD 5 6. Pasien bedrest di perut bagian bawah
8. Tanda-tanda vital : 7. Terpasang infus RD 5 yang terbalut gurita
a) TD :130/80mmHg 8. Terdapat luka operasi dan kassa
b) N :92x/m di perut bagian bawah 7. Luka pada perut
c) S :36ᴼC yang terbalut gurita sudah membaik,
d) RR :20x/m dan kassa keluar darah sedikit,
9. Keadaan umum pasien 9. Tanda-tanda vital : jahitan bagus
cukup baik a) TD :110/70mmHg 8. Tanda-tanda vital :
10. Aktivitas sehari-hari b) N :88x/m a) TD :120/80mmHg
pasien dibantu sebagian c) S :36,3ᴼC b) N:84x/m
seperti ke kamar mandi d) RR :20x/m c) S:36,1ᴼC
dan mengenakan baju 10. Keadaan umum d) RR :18x/m
11. GCS : 4 5 6 pasien baik 9. Keadaan umum psien
Kesadaran 11. Aktivitas sehari-hari baik
composmentis pasien dibantu 10. Aktivitas sehari-hari
sebagian seperti ke pasien mandiri
Assesment : masalah nyeri kamar mandi 11. GCS : 4 5 6
belum teratasi 12. GCS : 4 5 6 kesadaran
kesadaran composmentis
Planning : composmentis
Intervensi dilanjutkan : Assesment : masalah nyeri
1. Lakukan pengkajian nyeri Assesment : masalah nyeri teratasi
2. Observasi reaksi non teratasi sebagian
verbal dari Planning :
ketidaknyamanan Planning : a) Hentikan Intervensi
3. Lakukan penanganan Intervensi dilanjutkan : 1. Lakukan pengkajian
nyeri diantaranya tehnik 1. Lakukan pengkajian nyeri
distraksi dan relaksasi nyeri 2. Observasi reaksi non
4. Kontrol lingkungan yang 2. Observasi reaksi non verbal dari
mempengaruhi nyeri verbal dari ketidaknyamanan
seperti suhu ruangan, ketidaknyamanan 3. Lakukan penanganan
pencahayaan dan 3. Lakukan penanganan nyeri diantaranya
kebisingan nyeri diantaranya tehnik distraksi dan
5. Kolaborasi dengan dokter tehnik distraksi dan relaksasi
dalam pemberian relaksasi 4. Kolaborasi dengan
analgesik/nonnarkotik 4. Kolaborasi dengan dokter dalam
6. Monitor vital sign dokter dalam pemberian
sebelum dan sesudah pemberian analgesik/nonnarkotik
pemberian analgesik analgesik/nonnarkotik Monitor vital sign
pertama kali 5. Monitor vital sign sebelum dan sesudah
sebelum dan sesudah pemberian analgesik
pemberian analgesik pertama kali
pertama kali b) Pasien pulang

166
67

Kasus 2 Subjektif : Subjektif : Subjektif :


Pasien mengatakan sangat Pasien mengatakan rasa Pasien mengatakan masih
nyeri pada perut bagian nyeri pada perut bekas merasakan nyeri pada
bekas operasi operasi sudah berkurang perut bekas operasi tetapi
sedikit sudah lebih berkurang

Objektif : Objektif :
1. Ekspresi wajah Objektif : 1. Ekspresi wajah pasien
menyeringai dan 1. Ekspresi wajah sudah bisa rileks,
menahan nyeri, nyeri menyeringai dan nyeri yang muncul
yang terjadi terus menahan nyeri, nyeri akibat tindakan
menerus yang muncul yang terjadi terus operasi dengan lama
akibat tindakan operasi menerus yang muncul munculnya nyeri
2. Keadaan luka basah akibat tindakan kadang-kadang dan
3. Skala nyeri : 8 operasi dengan lama pasien bisa
4. Bentuk luka horisontal munculnya nyeri mengontrol nyeri
-/+ 14cm kadang-kadang dengan baik
5. Terdapat luka operasi di 2. Keadaan luka basah 2. Keadaan luka kering
perut bagian bawah 3. Skala nyeri : 6 3. Skala nyeri : 3
yang terbalut gurita dan 4. Bentuk luka 4. Bentuk luka
kassa horisontal -/+ 14cm horisontal -/+ 14cm
6. Pasien bedrest 5. Terdapat luka operasi 5. Terdapat luka operasi
7. Terpasang infus RD 5 di perut bagian bawah di perut bagian bawah
8. Tanda-tanda vital : yang terbalut gurita yang terbalut gurita
a) TD :130/90mmHg dan kassa dan kassa
b) N :89x/m 6. Pasien sudah bisa 6. luka operasi sudah
c) S :36,2ᴼC miring-miring membaik, keluar
d) RR :20x/m 7. Terpasang infus RD 5 darah sedikit
9. Keadaan umum pasien 8. Tanda-tanda vital : 7. pasien sudah bisa
lemah a. TD :120/90mmHg miring-miring dan
10. Aktivitas sehari-hari b. N :82x/m berjalan
pasien dibantu sebagian c. S :36,2ᴼC 8. Tanda-tanda vital :
seperti ke kamar mandi d. RR :18x/m a) TD :
dan mengenakan baju 9. Keadaan umum 120/80mmHg
11. GCS : 4 5 6 pasien cukup b) N :88x/m
Kesadaran 10. Aktivitas sehari-hari c) S :36,1ᴼC
composmentis pasien dibantu d) RR :18x/m
sebagian seperti ke 9. Keadaan umum
kamar mandi dan pasien baik
Assesment : mengenakan baju 10. Aktivitas sehari-hari
masalah nyeri belum teratasi 11. GCS : 4 5 6 pasien dibantu
Kesadaran sebagian seperti ke
Planning : composmentis kamar mandi
Intervensi dilanjutkan : 11. GCS : 4 5 6
1. Lakukan pengkajian nyeri Assesment : 12. Kesadaran
2. Observasi reaksi non masalah nyeri teratasi Composmentis
verbal dari sebagian
ketidaknyamanan Assesment :
3. Lakukan penanganan Planning : masalah nyeri teratasi
nyeri diantaranya tehnik Intervensi dilanjutkan : sebagian
distraksi dan relaksasi 1. Lakukan pengkajian
4. Kolaborasi dengan dokter nyeri Planning :
dalam pemberian 2. Observasi reaksi non Intervensi dilanjutkan :
analgesik/nonnarkotik verbal dari 1. Lakukan pengkajian
5. Monitor vital sign ketidaknyamanan nyeri
sebelum dan sesudah 3. Lakukan penanganan 2. Observasi reaksi non
pemberian analgesik nyeri diantaranya verbal dari
pertama kali tehnik distraksi dan ketidaknyamanan

167
68

relaksasi 3. Lakukan penanganan


4. Kolaborasi dengan nyeri diantaranya
dokter dalam tehnik distraksi dan
pemberian relaksasi
analgesik/nonnarkotik 4. Kolaborasi dengan
5. Monitor vital sign dokter dalam
sebelum dan sesudah pemberian
pemberian analgesik analgesik/nonnarkotik
pertama kali 5. Monitor vital sign
sebelum dan sesudah
pemberian analgesik
pertama kali

Sumber : Hasil Pengkajian pada Pasien dan Paramedis (2018)

Penjelasan :

Berdasarkan tabel 4.9 dari hasil pelaksanaan tindakan keperawatan yang

dilaksanakan tiga hari diperoleh hasil untuk Ny. S dengan masalah keperawatan

nyeri post op histerektomi mulai tanggal 18 April 2018 sampai dengan tanggal 20

April 2018 yaitu pada data subjektif pasien mengatakan kadang-kadang terasa

nyeri pada perut bekas operasi, sedangkan dengan data objektif yaitu ekspresi

wajah rileks, nyeri yang muncul akibat tindakan operasi, dengan lama munculnya

nyeri kadang-kadang, skala nyeri 2 dan pasien bisa mengontrol nyeri, terdapat

luka operasi di perut bagian bawah yang terbalut kassa, luka pada perut sudah

membaik, keluar darah sedikit, jahitan bagus. Masalah nyeri pada Ny. S teratasi

dan Ny. S diperbolehkan untuk pulang. Sedangkan untuk pasien Ny. I dengan

masalahkeperawatan nyeri mulai tanggal 19 April 2018 sampai dengan tanggal 21

April 2018 yaitu pada data subjektif pasien mengatakan masih merasakan nyeri

pada perut bekas operasi tetapi sudah lebih berkurang, sedangkan data objektifnya

adalah ekspresi wajah pasien sudah bisa rileks, nyeri yang muncul akibat tindakan

operasi, dengan lama munculnya nyeri, kadang-kadang, dan pasien bisa

mengontrol nyeri dengan baik, skala nyeri 3, terdapat luka operasi di perut bagian

168
69

bawah yang terbalut gurita dan kassa, luka operasi sudah membaik, keluar darah

sedikit, pasien sudah bisa miring-miring dan berjalan menuju kamar mandi.

Masalah nyeri pada I teratasi sebagian tetapi Ny. I sudah diperbolehkan pulang

karena luka sudah membaik.

B. Pembahasan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti pada

pembahasan ini peneliti akan membahas apakah ada kesenjangan antara teori

dengan kasus yang dikelola kepada Ny. S dan Ny. I tentang “asuhan keperawatan

pasien mioma uteri dengan masalah keperawatan nyeri post op histerektomi di

IRNA Mawar RSUD dr. Soedono Madiun yang telah dilakukan pada tanggal 18

April 2018 sampai dengan tanggal 21 April 2018.

1. Pengkajian

Berdasarkan pada hasil identitas dan hasil anamnesis didapatkan hasil

bahwa kedua responden memiliki diagnose medis yang sama yaitu mioma

uteri. Kedua responden berumur lebuh dari 35 tahun yaitu pada Ny. S usia 48

tahun sedangkan Ny. I berusia 50 tahun. Diketahui bahwa kedua responden

sama-sama tidak mengetahui apa penyebab penyakitnya bisa tumbuh dan

kedua responden sama-sama menjalani operasi dan mempunyai keluhan nyeri

pada perut pasca operasi tetapi ada perbedaan skala nyeri. Pada Ny. S terdapat

skala nyeri 6 dan pada Ny. I terdapat skala nyeri 8. Dalam teori didapatkan usia

reproduksi yang baik antara 20-35tahun, pertumbuhan mioma uteri masih

169
70

belum dapat diketahui dengan pasti. Pada post operasi didapatkan ibu biasanya

mengeluh nyeri pada luka daerah post operasinya (Padilla, 2015)

Dari fakta dan teori ternyata pada penyakit mioma uteri belum diketahui

pasti penyebabnya sehingga pasien tidak mengetahui kenapa tiba-iba ada

benjolan.Karena mioma sendiri tumbuh dari sel-sel yang belum matang, dan

pengaruh estrogen. Pada post operasi pasien akan mengalami nyeri karena

adanya tindakan operasi sehingga merangsang adanya proses inflamasi.

Berdasarkan hasil pemeriksaan fisik difokuskan pada Ny. S terdapat

skala nyeri 6 dan pada Ny. I terdapat skala nyeri 8 dan pada Ny. S dan Ny. I

sama-sama terdapat adanya luka bekas operasi dengan keadaan luka basah,

bentuk luka horizontal, terbalut kassa dan terdapat nyeri tekan dengan wajah

menyeringai menahan nyeri yang terjadi terus menerus.Menurut teori

disebutkan bahwa pada pemeriksaan abdomen terdapat adanya luka bekas

operasi dan terdapat nyeri tekan skala nyeri 1-10 (Pandila, 2015) dan menurut

teori Musrifatul, 2008, dinyatakan bahwa nyeri bersifat sangat subyektif dalam

skala dan tingkatannya.

Mengacu dari hasil dan teori didapat bahwa pasien mioma uteri dengan

nyeri post op histerektomi difokuskan pada pemeriksaan skala nyeri dan luka

post operasi karena pada post operasi akan terjadi terputusnya integritas

jaringan kulit dan robekan pada jaringan saraf perifer sehingga fungsi sensor

menangkap adanya reseptor nyeri yang mengakibatkan terjadinya nyeri pada

luka bekas operasi. Pada respon nyeri yang dialami kedua responden sangat

berbeda karena perasaan nyeri berbeda pada setiap orang dan hanya pada orang

170
71

tersebutlah yang dapat menjelaskan atau mengevaluasi rasa nyeri yang

dialaminya.

Berdasarkan pemeriksaan diagnostic USG Ny. S yaitu teraba massa

padat di kiri atas uterus dengan diameter 7 cm, sedangkan pada Ny. I terdapat

adanya massa yang ukurannya 6-7 cm atau 24-26mg. menurut teori NANDA

NIC NOC, 2013 pada pasien mioma uteri dilakukan pemeriksaan

ultrasonografi didapat adanya massa pada daerah pelvis.

2. Diagnosa keperawatan

Berdasarkan analisa data yang peneliti lakukan dengan kasus Mioma

Uteri pada Ny. S dan Ny. I didapatkan diagnose keperawatan : Nyeri post op

histerektomi berhubungan dengan robekan pada jaringan saraf perifer.

Sedangkan teori diagnosa keperawatan yang mungkin timbul pada kasus

Mioma Uteri adalah : Nyeripost op Histerektomi berhubungan dengan

robekan pada jaringan saraf perifer.

Dalam teori Prawirohardjo Sarwono, 2008 pada post operasi akan

terjadi terputusnya integritas jaringan kulit dan robekan jaringan saraf perifer

sehingga di tangkap oleh reseptor nyeri yang mengakibatkan terjadinya nyeri

akut.

Mengacu pada teori, hasil penelitian didapat adanya kesamaan masalah

keperawatan yang muncul pada pasien Mioma Uteri dengan nyeri post op

histerektomi.

3. Perencanaan (Intervensi)

Dalam perencanaan dari diagnose yang ditegakkan peneliti melakukan

intervensi yang diambil berdasarkan teori yang biasanya diberikan pada

171
72

pasien Mioma Uteri dengan masalah nyeri post op histerektomi. Teori

intervensi tersebut diambil dari NANDA NIC NOC (2013) dengan poin

management dan analgetik administration

Berdasarkan teori dan fakta tersebut maka intervensi yang diberikan

harus disesuaikan berdasarkan kondisi masing-masing pasien serta fasilitas

dan sarana yang ada.

4. Tindakan / Implementasi

Berdasarkan perencanaan, peneliti melakukan tindakan keperawatan

pada tanggal 18-20 April 2018 untuk Ny. S dan tanggal 19-21 April 2018

untuk Ny. I adanya perbedaan pada proses tindakan keperawatannya dengan

perencanaan seperti melatih untuk mobilisasi, mengajarkan cuci tangan yang

benar, dan melakukan rawat luka. Dan pada kedua responden juga ada

perbedaan dalam melakukan tindakan pada Ny. S tanpa kompres hangat

sedangkan Ny. I dilakukan kompres hangat pada daerah luka, ini dilakukan

karena respon nyeri pada Ny. I lebih berat dari pada Ny. S.

Implementasi dalam kaitannya dengan proses keperawatan berarti

melaksanakan intervensi keperawatan dalam rencana asuhan keperawatan.

Tujuan dasar dari implementasi adalah memberikan intervensi yang

dibutuhkan pasien untuk memperoleh, mempertahankan dan mendapatkan

kembali kesehatan.

Dalam pelaksanaan tindakan keperawatan mengacu pada rencana yang

telah ditetapkan. Sehingga peneliti dapat melaksanakan semua rencana yang

172
73

ada sesuai dengan diagnose keperawatan pada kedua pasien. Tetapi adanya

perbedaan tindakan pada kedua responden.Sehingga dalam tindakan

keperawatan didapatkan bahwa adanya perbedaan antara hasil dan teori.Pada

tahap tindakan ini dalam memberikan asuhan keperawatan peneliti tidak

sepenuhnya berada di ruangan selama 24 jam.Maka selama peneliti tidak

berada di ruang perawatan dilanjutkan oleh perawat jaga yang ada di ruangan.

5. Evaluasi

Dari hasil pelaksanaan tindakan keperawatan yang dilaksanakan dan

didokumentasikan melalui catatan perkembangan yang didapat dari data

subjektif melalui ungkapan pasien dan data objektif melalui pengamatan dan

pengukuran selama tiga hari dari masing-masing pasien, maka diperoleh

untuk pasien Ny. S dengan masalah keperawatan nyeri post op histerektomi

mulai tanggal 18 April 2018 sampai dengan tanggal 20 April 2018 yaitu pada

data subjektif pasien mengatakan kadang-kadang terasa nyeri pada perut

bekas operasi, sedangkan data objektif yaitu ekspresi wajah rileks, nyeri yang

muncul akibat tindakan operasi, dengan lama munculnya nyeri kadang-

kadang, skala nyeri 2 dan pasien bisa mengontrol nyeri, terdapat luka operasi

di perut bagian bawah yang terblut gurita dn kassa, luka pada perut sudah

membaik, keluar darah sedikit, jahitan bagus, keadaan luka kering, bentuk

luka garis horizontal. Masalah nyeri pada Ny. S teratasi dan Ny. S

diperbolehkan untuk pulang. Sedangkan pasien Ny. I dengan masalah

keperawatan nyeri post op histerektomi mulai tanggal 19 April 2018 sampai

173
74

dengan tanggal 21 April 2018 yaitu pada data subjektif pasien mengatakan

masih merasakan nyeri pada perut bekas operasi tetapi sudah lebih berkurang,

sedangkan data objektifnya adalah ekspresi wajah pasien sudah bisa rileks,

nyeri yang muncul akibat tindakan operasi, dengan lama munculnya nyeri

kadang-kadang dan pasien bisa mengontrol nyeri dengan baik, skala nyeri : 3,

terdapat luka operasi di perut bagian bawah yang terbalut gurita dan kassa,

luka operasi sudah membaik, keluar darah sedikit, pasien sudah bisa miring-

miring dan berjalan menuju kamar mandi, keadaan luka kering, bentuk luka

garis horizontal. Masalah nyeri pada Ny. I teratasi sebagian tetapi Ny. I sudah

diperbolehkan pulang karena luka sudah membaik.

Hasil dari kedua responden memiliki perbedaan nyeri, hal tersebut

disebabkan oleh beberapa faktor yaitu pengalaman masa lalu terhadap nyeri,

ansietas, budaya, usia, dan fokus nyeri. Faktor tersebut dapat mempengaruhi

perbedaan skala nyeri sehingga mempengaruhi persepsi nyeri responden.

Menurut teori Padilla, 2015 Evaluasi pada pasien dengan gangguan

nyeri diharapkan pasien tidak mengeluh nyeri, adanya perubahan intensitas

nyeri dari nilai 5 menjadi nilai 3 atau nilai 3 ke 1 dan 0. Pasien tidak

menunjukkan tanda-tanda nyeri dan berperilaku rileks.

Mengacu dari teori, hasil penelitian didapat bahwa dari kedua pasien

mengalami penurunan skala intensitas nyeri setiap harinya, jadi menurut

peneliti adanya kesinambungan antara teori dan hasil evaluasinya. Dan

asuhan keperawatan pada pasien Mioma Uteri dengan masalah Nyeri post op

Histerektomi yang dilakukan oleh peneliti dikatakan berhasil yang ditandai

oleh kedua responden seperti wajah tampak rieks, dengan lamanya nyeri

174
75

kadang-kadang, luka dalam keadaan kering, bentuk horizontal, keluar darah

sedikit, jahitan bagus, dan skala nyeri mengalami penurunan, sehingga kedua

pasien dapat dinyatakan pulang.

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian asuhan keperawatan pada pasien Ny. S

mulai tanggal 18 April2018 sampai dengan tanggal 20 April 2018 dan Ny. I

mulai tanggal 19 April2018 sampai dengan tanggal 21 April 2018 di IRNA

Mawar RSUD dr. Soedono Madiun, peneliti mampu mempelajari dan

menggambarkan Asuhan Keperawatan Pasien Mioma Uteri dengan Masalah

Keperawatan Nyeri Post Op Histerektomi di IRNA Mawar RSUD dr.

Soedono Madiun dan dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Pengkajian peneliti menggunakan pengumpulan data subjektif yang

diperoleh dari hasil wawancara pada pasien Mioma Uteri dengan Nyeri

Post Op Histerektomi dengan keluhan nyeri bekas operasi dan timbul

masalah nyeri dengan skala 6 dan 8 sedangkan data objektif didapatkan

langsung dari pemeriksaan fisik pada kedua responden yang didapatkan

adanya luka pada perut bagian bawah, wajah menyeringai menahan nyeri

yang terjadi terus menerus akibat tindakan operasi, keadaan luka basah,

terbalut kassa dan gurita, bentuk luka horizontal dengan lebar berbeda

yaitu -/+12cm dan -/+14cm.

175
76

2. Dalam menentukan diagnosa keperawatan peneliti berfokus pada data-

data hasil pengkajian berdasarkan prioritas kebutuhan dasar manusia

menurut Maslow. Dari kedua responden peneliti mendapatkan masalah

yang muncul yaitu Nyeri.

3. Dalam perencanaan pada pasien Mioma Uteri dengan nyeri post op


75
histerektomi peneliti melakukan observasi keadaan umum pasien,

observasi tanda-tanda vital, melakukan pengkajian nyeri, memberikan

informasi tentang penyebab nyeri, mengajarkan tehnik penanganan nyeri

dan mobilisasi serta memberi obat sesuai advis dokter

4. Tindakan keperawatan pada pasien Mioma Uteri dengan Nyeri post op

histerektomisudah diaksanakan sesuai dengan rencana tindakan, sehingga

peneliti dapat melaksanakan semua rencana yang ada dalam teori sesuai

dengan diagnosa keperawatan pada kedua pasien. Pada tahap tindakan

peneliti tidak sepenuhnya berada di ruangan selama 24 jam. Maka selama

peneliti tidak berada di ruangan perawatan dilanjutkan oleh perawat jaga

yang ada di ruangan.

5. Evaluasi pada pasien Mioma Uteri dengn masalah keperawatan nyeri post

op histerektomi setelah dilakuakan asuhan keperawatan selama 3 hari

kondisi pada kedua responden semakin membaik dengan luka yang

terdapat pada perut bagian bawah dan berkurangnya skala intensitas nyeri

yang mempunyai respon berbeda pada kedua pasien, Ny. S dengan skala

nyeri 2 dan pada Ny. I dengan skala nyeri 4 sehingga pada hari ke-3

kedua responden sudah diperbolehkan pulang.

176
77

B. Saran

Mengacu pada hasil kesimpulan diatas maka peneliti menyarankan agar :

1. Bagi Pengembangan Ilmu

A. Institusi Pendidikan

Karya tulis ilmiah ini dapat dijadikan masukan dan bahan bacaan

bagi institusi pendidikan STIKes “Hutama Abdi Husada”

Tulungagung.

B. Peneliti Selanjutnya

Karya tulis ini bisa dijadikan referensi penelitian yang akan

datang, utamanya yang berhubungan dengan nyeri post op

histerektomi dan dilakukannya penelitian lebih lanjut dengan

mencari data pendukung yang lebih lengkap tentang responden

antara lain menambah data tentang informasi yang diperoleh.

C. Pasien Dan Keluarga

Diharapkan setiap wanita prokduktif untuk rajin memeriksakan

diri ke tempat pelayanan kesehatan agar dapat mendekteksi secara

diniapabila mengalami gangguan reproduksi.

2. Bagi Pengembangan Program

A. RSUD dr. Soedono Madiun

Sebagai acuan bagi tenaga kesehatan untuk meningkatkan asuhan

keperawatan pada pasien khususnya pasien mioma uteri dengan

masalah keperawatan nyeri post op histerektomi

177
78

DAFTAR PUSTAKA

Asmadi, 2008. Tehnik Prosedural Keperawatan Konsep Dan Aplikasi


Kebutuhan Dasar Klien. Jakarta : Salemba Medika.

Bailliere, 2008. The Epidemiologi Of Uterin Leiomyomas. 12 : 169-176.

Kusuma Dan Nurarif, 2012. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Nanda


NIC-NOC. Yogyakarta : Media Hardy.

Nanda NIC NOC, 2013. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa


Medis Dan NANDA Nic Noc. Yogyakarta. Media Action.

Nanda NIC NOC, 2015. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa


Medis Dan NANDA Nic Noc. Yogyakarta. Media Action

Nursalam, 2008. Konsep Dan Penerapan Metodologi Keperawatan. Jakarta :


Salemba Medika.

Padila, 2015. Asuhan Keperawatan Maternitas II. Yogyakarta : Nuha Medika.

Perry Potter, 2008. Buku Ajar Fundamental : Konsep, Proses Praktek, Edisi 4
Vol.1 , Jakarta : EGC

Prawirohardjo, Sarwono, 2008. Iimu Kebidanan. Jakarta : YBP-SP

Saputra, Lyndon, 2013. Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta :


Binarupa Aksara

Sjamsuhidajat& De Jong (Ed). 2010. Bukuajarilmubedah. Edisi Ke-3. Jakarta :


EGC

Tamsuri, A. 2008. Konsep Dan Penatalaksanaan Nyeri. Jakarta : EGC

Uliyah, Musrifatul. 2008. Keterampilan Dasar Praktek Klinik Kebidanan.


Jakarta : Salemba Medika

178
79

179
80
Lampiran 1

PERNYATAAN KESEDIAAN MENJADI RESPONDEN

(INFORMED CONSENT)

Yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama Responden :

Umur :

Alamat :

Setelah mendapatkan informasi yang secukupnya serta mengetahui manfaat


penelitian yang berjudul “Asuhan Keperawatan pasien Mioma Uteri dengan
Masalah Keperawatan Nyeri Post Op Histerektomi di Ruang Mawar RSUP dr.
Soedono Madiun”.

Maka saya (bersedia/tidakbersedia)*turut terlibat menjadi responden, dengan


catatan bila sewaktu – waktu merasa dirugikan dalam bentuk apapun, maka saya
berhak membatalkan persetujuan ini dan saya percaya apa yang diinformasikan ini
dijamin kerahasiaannya.

Tulungagung, 25 Mei 2018

Responden

( )
Nama disamarkan

Catatan : * coret yang tidak perlu

180
81
Lampiran 2

181
82

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN


“HUTAMA ABDI HUSADA”

Lampiran 3 Ijin Pendirian Mendiknas RI Nomor : 113/D/O/2009


Jl. Dr. Wahidin Sudiro Husodo Telp./Fax: 0355-322738
Tulungagung 66224
Alamat E-mail : stikes@yahoo.co.id
LEMBAR KONSUL
KARYA TULIS ILMIAH (KTI)
PROGAM STUDI D III KEPERAWATAN

Nama Mahasiswa : DIANA AMALIA


NIM : A1R15053
Judul KTI : ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN MIOMA UTERI
DENGAN MASALAHKEPERAWATAN NYERI POST
OP HISTEREKTOMIDI DI RUANG MAWAR RSUP dr.
SOEDONO MADIUN
Dosen Pembimbing :Dr. KETJUK HERMINAJU, SST, S.pd, MM

NO TANGGAL URAIAN PEMBIMBING TANDA TANGAN


1 09 – 11 – 2017 Konsul Judul
2 29 – 11 – 2017 Revisi Judul + Masukan Bab 1
3 20 – 12 – 2017 Acc Judul + Revisi Bab 1
4 24 – 12 – 2017 Acc Bab 1 + Masukan Bab 2
Dan Bab 3
5 07 – 01 – 2018 Revisi Bab 2 Dan Bab 3
6 15 – 01 – 2018 Acc Bab 2 Dan Bab 3
Maju UJIAN PROPOSAL
7 19 – 01 – 2018 Membuat PPT
8 21-05-2018 Konsul Bab 4 dan 5
Revisi Bab 4 dan 5
9. 22-05-2018 Lanjut KTI lengkap
Acc KTI
10 23-05-2018 Membuat PPT Acc
Maju UAP

Tulungagung, 25 Mei 2018

Dosen Pembimbing 1

Dr. KETJUK H, SST, S.pd, MM

182
83

NIDN. 07-1504-5402

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN


“HUTAMA ABDI HUSADA”

Ijin Pendirian Mendiknas RI Nomor : 113/D/O/2009


Lampiran 4 Jl. Dr. Wahidin Sudiro Husodo Telp./Fax: 0355-322738
Tulungagung 66224
Alamat E-mail : stikes@yahoo.co.id

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN


“HUTAMA ABDI HUSADA”

Ijin Pendirian Mendiknas RI Nomor : 113/D/O/2009


Jl. Dr. Wahidin Sudiro Husodo Telp./Fax: 0355-322738
Tulungagung 66224
Alamat E-mail : stikes@yahoo.co.id

LEMBAR KONSULTASI BIMBINGAN KARYA TULIS ILMIAH


PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN
STIKes HUTAMA ABDI HUSADA TULUNGAGUNG

NAMA : DIANA AMALIA

NIM : A1R15053

JUDUL KTI : ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN MIOMA UTERI


DENGAN MASALAH KEPERAWATAN NYERI POST OP
HISTEREKTOMI DI RUANG MAWAR RSUP dr. SOEDONO
MADIUN

NO TANGGAL URAIAN BIMBINGAN TANDA TANGAN


PEMBIMBING
1 09-11-2017 Revisi Judul
2 10-11-2017 Judul Acc
3 22-12-2017 Pengajuan judul KTI baru (Revisi)
4 27-12-2017 Judul Acc
5 04-01-2018 Revisi Bab 1
6 05-01-2018 Revisi Bab 1
7 17-01-2018 Revisi Bab 2
8 22-01-2018 Revisi Bab 2, 3
9 23-01-2018 Bab 1,2,3 Acc
10 22-05-2018 Konsul bab 4 dan 5
11 23-05-2018 Revisi bab 4 dan 5
12 24-05-2018 Bab 4 dan 5 Acc

183
84

Tulungagung, 25 Mei 2018

Pembimbing II

(Suciati, S.Kep, Ns., M.Kep)


NIDN.07-0310-6704

184
Lampiran 5

PLAN OF ACTION
ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN MIOMA UTERI DENGAN MASALAH KEPERAWATAN NYERI POST OP
HISTEREKTOMI DI RUANG MAWAR RSUP dr. SOEDONO MADIUN

Oktober November Desember Januari Februari Maret April Mei


No JENIS KEGIATAN
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Tahap Persiapan
- Penentuan judul
- Penyusunan
Proposal
- Seminar Proposal
- Revisi Proposal
2 Tahap Pelaksanaan
- Pengumpulan data
- Pengolahan data
- Analisa data
- Pembahasan
- Pencatatan dan
laporan
3 Tahap Evaluasi
- Uji sidang studi
kasus
- Revisi studi kasus

185
Sudah dilaksanakan Pembimbing I Pembimbing II Tulungagung, 25 Mei 2018
Belum dilaksanakan Peneliti

Dr.Ketjuk Herminaju, SST, SPd, MM Suciati, S.kep Ns, M.Kep Diana Amalia
NIDN. 07-1601-8002 NIDN. 07-0310-6704 NIM. A1R5053

186

Anda mungkin juga menyukai