Oleh :
DIANA AMALIA
NIM. A1R15053
i
KARYA TULIS ILMIAH
Oleh :
DIANA AMALIA
NIM. A1R15053
ii
SURAT PERYATAAN
DIANA AMALIA
NIM. A1R15053
iii
MOTTO
iv
HALAMAN PERSEMBAHAN
Sebagai bentuk rasa syukur terhadap Allah SWT karena telah terselesainya tugas
akhir yang menjadi syarat untuk kelulusan, maka KTI dengan desain Studi Kasus
Allah SWT, karena berkat rahmat dan limpahan karunianya-Nya Karya Tulis
Ibu tercinta....
Sebagai tanda bukti, hormat, dan rasa terima kasih yang tiada terhingga
kupersembahkan karya tulis ini kepada Ibu yang telah memberikanku kasih
sayang, segala dukungan, dan cinta kasih yang tiada terhingga yang tiada
mungkin dapat kubalas hanya dengan selembar kertas yang tertulis kata cinta
dan persembahan. Semoga ini menjadi langkah awal untuk membuat Ibu
bahagia karena kusadar, selama ini belum bisa berbuat yang lebih. Untuk Ibu
v
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING
NIM : A1R15053
Telah diperiksa dan disetujui untuk diseminarkan pada tanggal 25 Mei 2018
vi
LEMBAR PENGESAHAN
NIM : A1R15053
Telah diuji dan disetujui oleh Tim Penguji pada Ujian Karya Tulis Ilmiah
Program Diploma III Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan “Hutama Abdi Husada”
TIM PENGUJI
Mengetahui,
Tulungagung
vii
KATA PENGANTAR
viii
9. Petugas Perpustakaan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan “Hutama Abdi Husada”
Tulungagung yang telah membantu dalam pencarian referensi Karya Tulis
Ilmiah ini.
10.Kepada kedua orang tuaku tercinta yang telah memberikan dukungan dan
dorongan baik moril maupun material selama penyusunan Karya Tulis Ilmiah
ini.
11.Dan semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu per-satu yang telah
membantu dalam penyelesaian Karya Tulis Ilmiah ini, baik secara langsung
maupun tidak langsung.
Dengan segala kerendahan hati peneliti menyadari bahwa dalam
penulisan Karya Tulis Ilmiah ini masih banyak kekurangan. Oleh karena itu kritik
dan saran yang membangun sangat peneliti harapkan demi perbaikan dan
kesempurnaan Karya Tulis Ilmiah ini.
Peneliti
ix
DAFTAR ISI
x
3. Intervensi.............................................................................. 37
4. Impementasi......................................................................... 40
5. Evaluasi................................................................................ 41
BAB III METODE PENELITIAN................................................................ 42
A. Rancangan Penelitian.................................................................. 42
B. Lokasi dan Waktu Penelitian....................................................... 42
C. Subjek Penelitian......................................................................... 42
D. Pengumpulan Data....................................................................... 43
E. Uji Keabsahan Data..................................................................... 45
F. Analisa Data................................................................................ 46
G. Etik Penelitian............................................................................. 47
BAB IV PEMBAHASAN............................................................................... 49
A. Hasil............................................................................................. 49
1. Gambaran Lokasi Penelitian ................................................. 49
a. Pengkajian ...................................................................... 49
1) Identitas pasien dan hasil anamnesis ........................ 49
2) Hasilpemeriksaan fisik pada pasien........................... 52
a) HasilPemeriksaanfisik......................................... 52
3) Hasil pemeriksaan diagnostik.................................... 54
4) Analisis masalah........................................................ 56
b. Diagnosis keperawatan.................................................... 57
c. Perencanaan..................................................................... 58
d. Pelaksanaan..................................................................... 61
e. Evaluasi........................................................................... 65
B. Pembahasan........................................................................... 68
1. Pengkajian....................................................................... 68
2. Diagnosis keperawatan.................................................... 71
3. Perencanaan..................................................................... 71
4. Tindakan.......................................................................... 72
5. Evaluasi........................................................................... 73
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan............................................................................ 76
B. Saran...................................................................................... 77
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xi
DAFTAR BAGAN
xii
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
xiii
Gambar 2.2 Klasifikasi Mioma Uteri……………………………………………
14
27
28
28
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
xv
Amalia, Diana, 2018, NIM A1R15053, ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN
MIOMA UTERI DENGAN MASALAH KEPERAWATAN NYERI POST OP
HISTEREKTOMI DI IRNA MAWAR RSUP dr. SOEDONO MADIUN, Study
kasus, Pembimbing 1 : Dr. Ketjuk Herminaju, SST, S.Pd, MM, Pembimbing 2 :
Suciati, S.Kep, Ns, M.Kep, SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
HUTAMA ABDI HUSADA TULUNGAGUNG TAHUN 2018
Abstrak
Mioma uteri merupakan tumor jinak yang tumbuh pada rahim.Jenis
tumornya tidak hanya satu. Bisa tumbuh dibagian dinding luar rahim, pada otot
rahim, atau bisa juga dibagian dinding dalam rahim sendiri. Kejadian miomaa
uteri sukar ditetapkan karena tidak semua mioma uteri menunjukkan gejala dan
memerlukan tindakan operasi. Pada post operasi akan terjadi terputusnya
kontinuitas jaringan kulit dan robekan pada jaringan saraf perifer sehingga
ditangkap oleh rangsangan reseptor nyeri yang mengakibatkan terjadinya nyeri.
Penelitian ini bertujuan untuk melakukan asuhan keperawatan pasien mioma uteri
dengan masalah nyeri post op histerektomi di Irna Mawar RSUP dr. Soedono
Madiun.
Metode yang digunakan dalam Karya Tulis Ilmiah ini adalah deskriptif
kualitatif dengan pendekatan study kasus. Studi kasus ini dilaksanakan di RSUP
dr. Soedono Madiun dengan menggunakan pendekatan asuhan keperawatan
pasien mioma uteri dengan masalah nyeri post op histerektomi. Dengan subjek
penelitian yang digunakan yaitu 2 pasien (Ny S dan Ny I). Pengumpulan data
dilaksanakan pada tanggal 18 April 2018 – 21 April 2018. Dibuat dalam bentuk
asuhan keperawatan dan dianalisis yang didalamnya meliputi pengkajian,
diagnosa, perencanaan, tindakan dan evaluasi yang kemudian disimpulkan
hasilnya.
Setelah dilakukan proses keperawatan selama 3x24 jam didapatkan hasil
pada masalah nyeri post op histerektomi Ny S masalah teratasi dengan hasil
kadang-kadang nyeri pada bekas operasi, skala nyeri 2, luka membaik, keluar
darah sedikit, jahitan bagus, sedangkan Ny I masalah teratasi sebagian dengan
hasil masih nyeri pada bekas operasi, skala nyeri 3, luka operasi membaik, keluar
darah sedikit.
Setelah peneliti menggambarkan asuhan keperawatan pasien mioma uteri
dengan masalah keperawatan nyeri post op histerektomi di RSUP dr. Soedono
Madiun didapatkan kesimpulan adanya kesinambungan antara fakta dan teori.
Dengan adanya kerjasama antara keluarga dan klien dapat membantu dalam
proses asuhan keperawatan pasien mioma uteri dengan masalah nyeri post op
histerektomi sehingga dalam waktu yang ditentukan nyeri pada luka post operasi
histerektomi klien berkurang.
xvi
Amalia, Diana, 2018, NIM A1R15053 NURSING CARE IN PATIENTS MYOMA
UTERI PAIN POSTOPERATIVE HISTERECTOMY WITH NURSING
PROBLEMS IN IRNA MAWAR RSUP dr. SOEDONO MADIUN, Case Study,
Supervisor 1 : Dr. Ketjuk Herminaju, SST, S.Pd, MM, Supervisor 2 : Suciati,
S.Kep, Ns, M.Kep, STIKES HUTAMA ABDI HUSADA TULUNGAGUNG
2018
Abstract
Uterine myoma is a benign tumor that grows in the uterus. The type of tumor is
not just one. It can be grow in the part of the outer wall of the uterus, uterine
muscle, or can be grow inside the wall of the uterus. The happening of uterine
myoma was hard to set because not all the uterine myoma show the symptomp
and requires surgery. In the post surgery, it will break the continuity of skin tissue
and rupture of the peripheral nerve tissue so it can be captured by the pain
receptor stimulation which caused the occurrence of pain. The goal of this
research was to do the nursing care to the uterine myoma’s patient with the
problem of post op hysterectomy pain ath the Irna Mawar RSUP dr. Soedono
Madiun.
The method that used in this scientific papers was descriptive qualitative with case
study approach. This case study was conducted at the RSUP dr. Soedono Madiun
with using a nursing care of the uterine myoma’s patient approach with the
problem of post op hysterectomy pain. The subject of this research is 2 patient
( Miss S and Miss I). The data collection is implemented at April 18, 2018 until
April 21, 2018. Made in the form of nursing care and analyzed, it includes
assessment, diagnosis, planning, action and evaluation which then summed up the
result.
After the nursing process is done for 3x2 hour, got a result on the post op
hysterectomy pain of Miss S, the problem resolved with result, sometimes pain in
the former surgery, with the pain scale 2, the wound improve, sometimes blood a
bit out, nice seams. While for Miss I, the half problem resolved with result,
sometimes pain in the former surgery, with the pain scale 3, the surgery wound
improve, and sometimes blood a bit out.
After this reasearch which illustrates the nursing care of uterine myoma’s patient
with the problem of post op hysterectomy pain at the RSUP dr. Soedono Madiun,
got a result that there are an existence of continuity between the theory and the
fact. With the cooperation between family and clien which can help in the process
of nursing care of uterine myoma’s patient with the problem of post op
hysterectomy pain so that in time pliers are determined, the pain in post op
hysterectomy of client is reduced.
xvii
1
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
tumornya tidak hanya satu. Bisa tumbuh dibagian dinding luar rahim, pada
otot rahim, atau bisa juga dibagian dinding dalam rahim sendiri. Dalam istilah
hubungan mioma uteri dengan esterogen. Pada mioma uteri tidak terjadi
sebelum menars atau pubertas dan tidak terjadi setelah menopause bahkan
(Sjamsuhidayat, 2008).
tahun terdapat mioma uteri. Sebagian besar kasus mioma uteri adalah tanpa
penyembuhan yang lebih cepat dan angka morbiditas yang lebih rendah
111
2
penyembuhan lebih lama. Pada tingkatan nyeri yang dialami nyeri pasca
nyeri kronis yaitu periode nyeri yang lebih lama, berulang, terjadi perlahan-
melaporkan kejadian mioma uteri sebanyak 4,5% pada wanita Inggris, 4,6%
Korea, dan 9,8% di Italia. Di Indonesia mioma uteri ditemukan 3%-10% pada
Tindakan yang dapat dilakukan pada mioma uteri dengan diagosa nyeri
adalah dengan cara pain control yaitu mengajarkan tehnik untuk mengatasi
penggunaan obat resep atau obat bebas secara aman dan selektif, memantau
12
3
2015)
B. Batasan Masalah
Batasan masalah pada studi kasus ini yaitu asuhan keperawatan pada
C. Rumusan Masalah
D. Tujuan Penelitian
1. TujuanUmum
2. Tujuan Khusus
13
4
Soedono Madiun
Soedono Madiun
E. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
2. Manfaat Praktis
2) Institusi pendidikan
14
5
mioma uteri.
15
6
BAB II
TINJAUAN TEORI
Mioma uteri adalah neoplasma jinak yang berasal dari otot uterus
Mioma uteri adalah neoplasma yang berasal dari otot uterus dan
adalah suatu pertumbuhan jinak dari otot polos, tumor jinak otot rahim,
disertai jaringan ikat, neoplasma yang berasal otot uterus yang merupakan
jenis tumor yang paling sering, dapat bersifat tunggal, ganda, dapat
mencapai ukuran besar, biasanya mioma uteri banyak terdapat pada wanita
2.Etiologi
Mioma uteri yang berasal dari otot polos miometrium, menurut teori
mioma uteri masih belum dapat diketahui dengan pasti. Dari penelitian
166
7
pertumbuhan mioma.
aktifitas mitotik dari moima pada wanita muda namun mekanisme dan
3.Patofisiologi
Mioma uteri terjadi karena adanya sel-sel yang belum matang dan
17
8
Pada post operasi akan terjadi terputusnya integritas jaringan kulit dan
18
9
Transformasi neoplastik
Adanya proses
pertumbuhan mioma
Mioma uteri
Penekanan organ
lain
Perdarahan pervagina
lama dan banyak Tindakan pembedahan
Pre op Post op
Kurang suport
sistem Robekan pada jaringan Trauma Jaringan
saraf perifer
Kurang pengetahuan
Ditangkap respon nyeri
Cemas
Menyebarkan mediator nyeri
Proses inflamasi
Nyeri
a.Faktor Internal
Terjadi kesalahan replikasi pada saat sel sel yang mati diganti oleh
sel ang baru. Hal ini merupakan kesalahan genetik yang diturunkan dari
orang tua. Kesalahan ini biasanya mengakibatkan kanker pada usia dini.
berubah menjadi sel kanker. Hanya saja individu pembawa sel genetika
yang salah, memang lebih beresiko terkena mioma uteri daripada yang
b. Faktor Eksternal
1) Virus
2) Polusi udara
3) Makanan
4) Radiasi
5) Semua bahan yang berasal dari bahan kimia, baik bahan kimia
a) Esterogen
110
11
b) Progesteron
c) Hormon pertumbuhan
a. Bartolinitis
111
12
disertai rasa nyeri yang hebat dan memerah bahkan sampai tidak bisa
b. Vaginitis
mudah berdarah.
c.Metroragia
d. Hipermenore
e. Amenore
112
13
f. Leukorea
7.Klasifikasi
berarti kecuali rasa tidak enak karena adanya massa tumor di daerah
perut sebelah bawah. Kadang kala tumor sebagai mioma sub serosum
dapat besar, padat (jaringan ikat dominan), lunak (jaringan otot rahim
dominan).
113
14
sebagai massa tumor yang bebas dari rongga peritoneum. Mioma jenis
Berdasarkan lokasinya :
Gambar 2.2
Klasifikasi Mioma Uteri
8.Manifestasi klinis
114
15
hidroureter, poliuria.
submukosum.
Sebabnya :
endemetrium.
2) Nyeri
menimbulkaan desminore.
115
16
3) Gejala Penekanan
nyeri panggul.
4) Disfungsi reproduksi
116
17
9.Komplikasi
a. Pertumbuhan Leimiosarkoma
10.Pemeriksaan Diagnostik
a.Tes laboratorium :
yang kronik.
117
18
dengan kehamilan.
c. Ultrasonografi
membantu.
d. Pielogram intravena
sebelum histerektomi.
f. Histerosal pingogram
11.Perencanaan
6 bulan
118
19
a) Enukleasi mioma
119
20
b) Histerektomi
c) Miomektomi
Lama perawatan :
Masa pemulihan :
c. Penanganan radioterapi
120
21
risk patient)
121
22
B. Nyeri
1. Pengertian Nyeri
bersifat sangat subyektif karena perasaan nyeri berbeda pada setiap orang
dalam hal skala atau tingkatannya, dan hanya pada orang tersebutlah yang
nyeri beragam dan tidak bisa disamakan satu dengan yang lainya. Hal ini
menjadi dasar bagi perawat dalam mengatasi nyeri pada klien. (Asmadi,
2008)
2.Fisiologi Nyeri
ujung-ujung saraf sangat bebas yang memiliki sedikit atau bahkan myelin
persendian, dinding arteri, hati, dan kandung empedu. Respon nyeri dapat
122
23
nyeri ke sumsum tulang belakang oleh dua jenis serabut yang bermyelin
yaitu jalur opiate dan jalur nonopiate. Jalur opiate ditandai oleh
pertemuan reseptor pada otak yang terdiri atas jalur spinal desendens dari
talamus yang melalui otak tengah dan medula ketanduk dorsal sumsum
3.Klasifikasi Nyeri
2) Deep pain yaitu nyeri yaang terasa pada permukaan tubuh yang
sistem saraf pusat, spinal cord, batang otak, talamus dan lain-lain.
menghilang.
123
24
2) Steady pain yaitu nyeri yang timbul dan menetap serta dirasakan
dan kuat sekali. Nyeri tersebut biasanya menetap kurang lebih 10-
Batasan karakteristik :
b) Laporan pengamatan
f) Muka topeng
124
25
lingkungan)
lemah ke kaku)
rheumatoid arthritis
e) Kecelakaan
f) Infeksi
h) Kelelahan
125
26
2008)
dari 6 bulan dan pada nyeri kronis lebih dari 6 bulan atau
yang khas dengan gejala yang lebih jelas sedangkan pada nyeri
126
27
sebuah garis yang terdiri dari tiga sampai lima kata pendeskripsi yang
ini dirangking dari “tidak terasa nyeri” sampai tersebut dan meminta
seberapa jauh nyeri terasa paling tidak menyakitkan. Alat VDS ini
nyeri (Potter,2008)
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Tidaknyeri Nyeriringan Nyerisedang Nyeriberatterkontrol
Nyeriberat/tidakterkontrol
Gambar 2.3
Skala Intensitas Nyeri Deskriptif Verbal
127
28
titik pada rangkaian dari pada dipaksa memilih satu kata atau satu
angka (Potter,2008)
Gambar 2.4
Skala Intensitas Nyeri Analog Visual
digunakan sebagai pengganti alat deskripsi kata. Dalam hal ini, klien
Gambar 2.5
Skala Intensitas Nyeri Numeric
128
29
Keterangan :
menggunakan skala 5-point yaitu none (tidak ada nyeri) dengan skore
“0”, mild (kurang nyeri) dengan skore “1”, moderate (nyeri yang
sedang) dengan skore “2”, severe (nyeri keras) dengan skor “3”, very
severe (nyeri yang sangat keras) dengan skore “4”. Angka tersebut
Numeral Rating Scale adalah suatu alat ukur yang meminta pasien
129
30
pada skala numeral dari 0 – 10 atau 0 – 100. Angka 0 berarti “no pain”
dan 10 atau 100 berarti “severe pain” (nyeri hebat). Dengan skala NRS-
basic yang berarti dan kemudian digunakan skala tersebut pada setiap
(ujung kiri diberi tanda “no pain” dan ujung kanan diberi tanda
sampai pada tanda yang diberi oleh pasien (ukuran mm), dan
5.Pengkajian Nyeri
lima hal, yaitu pemicu nyeri, kualitas nyeri, lokasi nyeri, intensitas nyeri,
130
31
Qualiti atau kualitas nyeri, misalnya rasa tajam dan tumpul. Region atau
daerah atau lokasi yaitu perjalanan kedaerah lain. Severity atau keparahan
yaitu intensitas nyeri. Time atau waktu, yaitu jangka waktu serangan dan
3) Mendengarkan musik
4) Massage (pijatan)
b. Relaksasi
131
32
1.Pengkajian
1) Identitas
2) Keluhan Utama :
3) Riwayat Menstruasi :
132
33
haid.
4) Status Perkawinan
5) Riwayat Obstetris
Menorargia, Menometrorargia.
133
34
a) Pola Nutrisi
diperlukan.
b) Pola Eliminasi
c) Pola istirahat
d) Pola aktivitas
134
35
f) Gaya Hidup
g) Data Spiritual
h) Genogram
generasi.
tidak
3. Tanda-tanda vital :
sekitar 60-80x/menit
135
36
diafragma
keluaran darah.
136
37
ekstemitas.
2. Diagnosis
3. Intervensi
yang diharapkan dari pasien dan atau tindakan yang harus dilakukan
137
38
spesifik dan dinyatakan dengan jelas, dimulai dengan kata kerja aksi.
a. Pain level
b.Pain control
c. Comfort level
Kriteria hasil
mencari bantuan)
manajemen nyeri
nyeri)
138
39
Pain Management :
14) Kolaborasikan dengan dokter jika ada keluhan dan tindakan nyeri
tidak berhasil.
Analgetic Administration
139
40
pemberian obat.
teratur.
pertama kali.
4. Implementasi
5. Evaluasi
140
41
141
42
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian
Metode yang digunakan dalam karya tulis ilmiah ini adalah metode
Pada studi kasus ini dengan keadaan dan rencana penulisan yang
sudah disebutkan di atas, maka lokasi yang akan di gunakan untuk penelitian
studi kasus ini yaitu di ruang Mawar RSUP dr. Soedono Madiun. Dalam
keluarga dimulai dari peneliti terjun langsung kerumah sakit dan memilih
pasien yang akan di jadikan subjek penelitian. Jika dalam 3 hari pasien sudah
C. Subjek Penelitian
42
142
43
histerektomi.
D. Pengumpulan Data
Dalam penelitian studi kasus ini pengumpulan data yang digunakan yaitu
1. Wawancara
2. Observasi
3. Pemeriksaan Fisik
143
44
1. Inspeksi
inspeksi pada mata, leher, mulut, hidung, buah dada, keadaan perut,
2. Palpasi
pada bagian leher, buah dada , keadaan perut terdapat nyeri tekan
atau tidak.
3. Auskultasi
144
45
4. Studi dokumentasi (hasil dari pemeriksaan diagnostic dan data lain yang
relevan)
memperoleh informasi dan medik yang ada di Ruang Mawar RSUP dr.
Soedono Madiun.
5. Studi Pustaka
Studi pustaka yaitu bahan – bahan pustaka yang sangat penting dalam
menunjang latar belakang suatu penelitian. Studi pustaka ini diambil dari
Uji keabsahan data yang dimaksudkan untuk menguji kualitas data atau
data yang utama yaitu pasien, perawat, dan keluarga pasien yang
145
46
F. Analisa data
dengan teori yang ada dan selanjutnya dituangkan dalam opini pembahasan.
dari penelitian yang diperoleh dari hasil inteprtasi wawancara mendalam yang
1. Pengumpulan data
2. Mereduksi data
146
47
3. Penyajian data
diri responden.
4. Kesimpulan
G. Etik Penelitian
147
48
yang harus ada dalam informed consent tersebut antara lain :partisipasi
3. Confidentiality (Kerahasiaan)
H. Keterbatasan Penulis
148
49
BAB IV
A. Hasil
Instalasi Rawat Inap Mawar RSUP Dr. Soedono Madiun, yang terdiri
dari beberapa ruangan antara lain : Ruang kelas 1 terdiri dari 1 A dan 1
a. Pengkajian
Keluhan Utama Nyeri pada luka Post Op Nyeri pada luka Post op
149
50
150
51
Penjelasan :
151
52
keluhan nyeri pada perut pasca operasi tetapi ada perbedaan pada skala
nyeri. Pada Ny. S terdapat skala nyeri 6 dan pada Ny. I terdapat skala
nyeri 8.
a) Hasil Observasi
152
53
Penjelasan :
kasa dan gurita pada perut bagian bawah, nyeri yang terjadi terus-
luka terbalut kasa dan gurita pada perut bagian bawah, nyeri yang
b) Pemeriksaan Fisik
153
54
Genetalia Eksterna Keadaan vulva bagian luar Keadaan vulva bagian luar
bersih, keadaan rambut pubis bersih, keadaan rambut
merata, tidak terdapat ulkus, pubis merata, tidak terdapat
tidak terdapat ulkus, tidak terdapat
pembengakakan pembengakakan
Penjelasan :
pada Ny. S dan Ny. I adanya luka operasi pada perut bagian bawah,
terdapat nyeri tekan pada perut yang terdapat luka bekas operasi.
154
55
Penjelasan :
16.18 10ᶾ/uL. Dan pada pemeriksaan USG pada Ny. S terdapat hasil
155
56
26mg.
4) Analisis Masalah
Subektif :
Pasien mengatakan nyeri
pada perut yang bekas operasi
Data Objektif :
1.Ekspresi wajah menyeringai,
dan menahan nyeri, nyeri
terjadi terus menerus yang
muncul akibat tindakan operasi.
2.Keadaan luka kering
3.Bentuk luka garis
Horizontal -/+ 14cm
4.Skala nyeri 8
5.Pasien Bedrest
6.Terdapat luka operasi
di perut bagian bawah yang
156
57
Penjelasan :
adanya persamaan yaitu pada Ny. S dan Ny. I keluhannya nyeri pada
keperawatan Nyeri .
b. Diagnosa Keperawatan
Data Objektif :
1.Ekspresi
wajah menyeringai,
dan menahan nyeri,
nyeri terjadi terus
menerus yang muncul
akibat tindakan operasi.
2.Keadaan luka basah
157
58
Data Objektif :
1.Ekspresi wajah
menyeringai, dan
menahan nyeri,
nyeri terjadi terus
menerus yang muncul
akibat tindakan operasi.
2.Keadaan luka basah
3.Bentuk luka garis
Horizontal -/+ 14cm
4.Skala nyeri 8
5.Pasien Bedrest
6.Terdapat luka operasi
di perut bagian
bawah yang terbalut
gurita dan kasa
7.Terpasang infus RD 5
8.Tanda-tanda vital :
a) TD : 130/90 mmHg
b) N : 89x/menit
c) R : 20x/menit
d) S : 36.2 ᴼc
9.Keadaan umum
pasien cukup baik
10.Aktivitas pasien
sehari-hari dibantu.
11.GCS 4-5-6, kesadaran
Composmentis
158
59
Penjelasan :
c. Perencanaan
KASUS 1
Nyeri berhubungan dengan Tujuan : Pain Management :
robekan pada jaringan saraf Setelah dilakukan tindakan 1. Lakukan pengkajian
perifer keperawatan 3x24 jam nyeri secara
nyeri berkurang atau komperhensif
hilang termasuk lokasi,
karakteristik, dan
Kriteria hasil : faktor presipitasi.
1) Mampu 2. Observasi reaksi non
mengontrol nyeri verbal dari
(tahu penyebab ketidaknyamanan
nyeri, mampu 3. Gunakan tehnik
menggunakan komunikasi terapeutik
tehnik non untuk mengetahui
farmakologi pengalaman nyeri
untuk pasien
mengurangi 4. Bantu pasien dan
nyeri. keluarga mencari dan
2) Melaporkan menemukkan
bahwa nyeri dukungan.
berkurang dengan 5. Kontrol lingkungan
menggunakan yang dapat
manajemen nyeri. mempengaruhi nyeri
3) Mampu seperti suhu ruangan,
mengenali nyeri pencahayaan, dan
(skala, intensitas, kebisingan.
frekuensi dan 6. Kurangi faktor
tanda nyeri). presipitasi nyeri
4) Menyatakkan 7. Pilih dan penanganan
rasa nyaman nyeri (farmakologi,
setelah nyeri non farmakologi, dan
berkurang. interpersonal)
8. Kaji tipe dan sumber
nyeri untuk
menetukan intervensi.
9. Ajarkan tehnik non
159
60
farmakologi
10. Berikan analgetik
untuk mengurangi
nyeri
11. Tingkatkan istirahat
12. Monitor penerimaan
pasien tentang
manajemen nyeri
Analgetic Administration:
1. Tentukan lokasi,
karakteristik, kualitas,
dan derajat nyeri
sebelum pemberian
obat
2. Monitor vital sign
sebelum dan sesudah
pemberian analgesik
pertama kali
3. Berikan analgesik
tepat waktu terutama
saat nyeri hebat
4. Evaluasi efektifitas
analgesik, tanda dan
gejala
KASUS 2
Nyeri berhubungan dengan Tujuan : Pain Management :
robekan pada jaringan saraf Setelah dilakukan tindakan 1. Lakukan pengkajian
perifer keperawatan 3x24 jam nyeri secara
nyeri berkurang atau komperhensif
hilang termasuk lokasi,
karakteristik, dan
Kriteria hasil : faktor presipitasi.
1) Mampu 2. Observasi reaksi non
mengontrol nyeri verbal dari
(tahu penyebab ketidaknyamanan
nyeri, mampu 3. Gunakan tehnik
menggunakan komunikasi terapeutik
tehnik non untuk mengetahui
farmakologi pengalaman nyeri
untuk pasien
mengurangi 4. Bantu pasien dan
nyeri. keluarga mencari dan
2) Melaporkan menemukkan
bahwa nyeri dukungan.
berkurang dengan 5. Kontrol lingkungan
menggunakan yang dapat
manajemen nyeri. mempengaruhi nyeri
3) Mampu seperti suhu ruangan,
mengenali nyeri pencahayaan, dan
(skala, intensitas, kebisingan.
frekuensi dan 6. Kurangi faktor
tanda nyeri). presipitasi nyeri
4) Menyatakkan 7. Pilih dan penanganan
rasa nyaman nyeri (farmakologi,
setelah nyeri non farmakologi, dan
160
61
berkurang. interpersonal)
8. Kaji tipe dan sumber
nyeri untuk
menetukan intervensi.
9. Ajarkan tehnik non
farmakologi
10. Berikan analgetik
untuk mengurangi
nyeri
11. Tingkatkan istirahat
12. Monitor penerimaan
pasien tentang
manajemen nyeri
Analgetic Administration:
1. Tentukan lokasi,
karakteristik, kualitas,
dan derajat nyeri
sebelum pemberian
obat
2. Monitor vital sign
sebelum dan sesudah
pemberian analgesik
pertama kali
3. Berikan analgesik
tepat waktu terutama
saat nyeri hebat
4. Evaluasi efektifitas
analgesik, tanda dan
gejala
d. Penatalaksanaan
161
62
p
IMPLEMENTASI IMPLEMENTASI IMPLEMENTASI
K 13.00 1. Melakukan 07.00 1. Melakukan 07.00 1. Melakukan observasi
A observasi tanda- observasi tanda- tanda tanda vital :
S tanda vital : tanda vital : a) TD : 120/80
U a) TD : 130/80 a) TD : 110/70 mmHg
S mmHg mmHg b) N : 84x/m
b) N : 92x/m b) N : 88x/m c) S : 36,1 ᴼC
1 c) S : 36 ºC c) S : 36,3 ºC d) RR : 18x/m
d) RR : 20x/m d) RR : 20x/m
13.30 2. Melakukan 08.00 2. Memberikan 07.30 2. Mengevaluasi
pengkajian nyeri : terapi : pengkajian nyeri :
Terdapat nyeri tekan a) Ceftriaxone 1x Terdapat nyeri tekan
pada perut bagian 1gram IV bagian bawah
bawah dengan b) Transamin1x5 dengan ekspresi
ekspresi wajah 00mgIV wajah pasien sudah
menyeringai dan c) Metoclopramid bisa rilexs, nyeri
menahan sakit, nyeri e 1x10 mg IV yang muncul akibat
yang muncul akibat d) Ketorolac 1x30 tindakan operasi,
tindakan operasi, mg IV dengan lama
dengan lamanya munculnya nyeri
nyeri terus menerus, 09.15 3. Mengambil sampel kadang-kadang,
keadaan luka kering, darah untuk keadaan luka kering,
bentuk luka garis mengambil DL bentuk luka garis
horizontal, skala (darah lengkap) horizontal, skala
nyeri : 6 nyeri : 2
4. Melakukan
15.00 3. Memberikan terapi : observasi nyeri : 08.30 3. Memberikan terapi :
a) Ceftriaxone 1x Terdapat nyeri a) Ceftriaxone 1x
1gram IV tekan pada perut 1gram IV
b) Transamin bagian bawah b) Transamin
1x500mg IV dengan ekspresi 1x500mg IV
c) Metoclopramid wajah pasien c) Metoclopramide
e 1x10 mg IV sedikit 1x10 mg IV
d) Ketorolac 1x30 menyeringai, nyeri d) Ketorolac 1x30
mg IV 09.25 muncul akibat mg IV
tindakan operasi,
16.00 4. Tentang penyebab dengan lama 10.00 4. Melakukan rawat
nyeri, faktor-faktor munculnya nyeri luka, (luka sudah
yang mempengaruhi kadang-kadang, membaik, keluar
nyeri dan cara keadaan luka darah sedikit, jahitan
penanganan nyeri kering, bentuk luka bagus)
garis horizontal,
16.10 5. Mengajarkan tehnik skala nyeri : 4 10.30 5. Mempertahankan
distraksi dengan tehnik tarik nafas
mengajak bicara 5. Mempertahankan panjang
anggota keluarganya tehnik tarik nafas
panjang 10.35 6. Melaporkan ke
16.15 6. Mengajarkan tehnik dokter tentang
relaksasi dengan 6. Mempertahankan keadaan pasien
tarik nafas panjang posisi yang nyaman membaik (dokter
dengan posisi ACC pasien untuk
16.20 7. Memberikan posisi terlentang serta pulang)
yang nyaman (posisi menganjurkan
terlentang) 09.30 pasien untuk 11.00 7. Mengobservasi
meningkatkan TTV :
16.25 8. Melatih pasien istirahat a) TD :110/80
162
63
9. Mempertahankan
untuk mobilisasi
seperti miring
kanan dan miring
kiri dilanjutkan
berdiri
16.10
D
x
K 19 April 2018 20 April 2018 21 Aprill 2018
e
p
IMPLEMENTASI IMPLEMENTASI IMPLEMENTASI
K 07.00 1. Mengobservasi TTV 07.00 1. Mengobservasi TTV 14.00 1. Mengobservasi
A : : TTV :
S a) TD : a) TD : a) TD :
U 130/90mmHg 120/90mmHg 120/80mmHg
S b) N:89x/m b) N :82x/m b) N :88x/m
163
64
164
65
c) Metoclopramid TTV :
e 1x10 mg IV a) TD :
d) Ketorolac 1x30 110/90mmHg 17.10 8. Mempertahankan
mg IV b) N :84x/m tehnik relaksasi
c) S :36,3ᴼC dengan tarik nafas
d) RR :20x/m panjang saat
merasakan nyeri
09.45 9. Memberikan
terapi : 18.30 9. Mengantarkan pasien
a) Ceftriaxone 1x pulang
1gram IV
b) Transamin
1x500mg IV
c) Metoclopramid
e 1x10 mg IV
d) Ketorolac 1x30
mg IV
Penjelasan :
intervensi yang telah disusun sesuai dengan kondisi kedua responden. Pada
implementasi tersebut dapat dilihat terapi Ny. S dan Ny. I mendapatkan terapi
e. Evaluasi
165
66
166
67
Objektif : Objektif :
1. Ekspresi wajah Objektif : 1. Ekspresi wajah pasien
menyeringai dan 1. Ekspresi wajah sudah bisa rileks,
menahan nyeri, nyeri menyeringai dan nyeri yang muncul
yang terjadi terus menahan nyeri, nyeri akibat tindakan
menerus yang muncul yang terjadi terus operasi dengan lama
akibat tindakan operasi menerus yang muncul munculnya nyeri
2. Keadaan luka basah akibat tindakan kadang-kadang dan
3. Skala nyeri : 8 operasi dengan lama pasien bisa
4. Bentuk luka horisontal munculnya nyeri mengontrol nyeri
-/+ 14cm kadang-kadang dengan baik
5. Terdapat luka operasi di 2. Keadaan luka basah 2. Keadaan luka kering
perut bagian bawah 3. Skala nyeri : 6 3. Skala nyeri : 3
yang terbalut gurita dan 4. Bentuk luka 4. Bentuk luka
kassa horisontal -/+ 14cm horisontal -/+ 14cm
6. Pasien bedrest 5. Terdapat luka operasi 5. Terdapat luka operasi
7. Terpasang infus RD 5 di perut bagian bawah di perut bagian bawah
8. Tanda-tanda vital : yang terbalut gurita yang terbalut gurita
a) TD :130/90mmHg dan kassa dan kassa
b) N :89x/m 6. Pasien sudah bisa 6. luka operasi sudah
c) S :36,2ᴼC miring-miring membaik, keluar
d) RR :20x/m 7. Terpasang infus RD 5 darah sedikit
9. Keadaan umum pasien 8. Tanda-tanda vital : 7. pasien sudah bisa
lemah a. TD :120/90mmHg miring-miring dan
10. Aktivitas sehari-hari b. N :82x/m berjalan
pasien dibantu sebagian c. S :36,2ᴼC 8. Tanda-tanda vital :
seperti ke kamar mandi d. RR :18x/m a) TD :
dan mengenakan baju 9. Keadaan umum 120/80mmHg
11. GCS : 4 5 6 pasien cukup b) N :88x/m
Kesadaran 10. Aktivitas sehari-hari c) S :36,1ᴼC
composmentis pasien dibantu d) RR :18x/m
sebagian seperti ke 9. Keadaan umum
kamar mandi dan pasien baik
Assesment : mengenakan baju 10. Aktivitas sehari-hari
masalah nyeri belum teratasi 11. GCS : 4 5 6 pasien dibantu
Kesadaran sebagian seperti ke
Planning : composmentis kamar mandi
Intervensi dilanjutkan : 11. GCS : 4 5 6
1. Lakukan pengkajian nyeri Assesment : 12. Kesadaran
2. Observasi reaksi non masalah nyeri teratasi Composmentis
verbal dari sebagian
ketidaknyamanan Assesment :
3. Lakukan penanganan Planning : masalah nyeri teratasi
nyeri diantaranya tehnik Intervensi dilanjutkan : sebagian
distraksi dan relaksasi 1. Lakukan pengkajian
4. Kolaborasi dengan dokter nyeri Planning :
dalam pemberian 2. Observasi reaksi non Intervensi dilanjutkan :
analgesik/nonnarkotik verbal dari 1. Lakukan pengkajian
5. Monitor vital sign ketidaknyamanan nyeri
sebelum dan sesudah 3. Lakukan penanganan 2. Observasi reaksi non
pemberian analgesik nyeri diantaranya verbal dari
pertama kali tehnik distraksi dan ketidaknyamanan
167
68
Penjelasan :
dilaksanakan tiga hari diperoleh hasil untuk Ny. S dengan masalah keperawatan
nyeri post op histerektomi mulai tanggal 18 April 2018 sampai dengan tanggal 20
April 2018 yaitu pada data subjektif pasien mengatakan kadang-kadang terasa
nyeri pada perut bekas operasi, sedangkan dengan data objektif yaitu ekspresi
wajah rileks, nyeri yang muncul akibat tindakan operasi, dengan lama munculnya
nyeri kadang-kadang, skala nyeri 2 dan pasien bisa mengontrol nyeri, terdapat
luka operasi di perut bagian bawah yang terbalut kassa, luka pada perut sudah
membaik, keluar darah sedikit, jahitan bagus. Masalah nyeri pada Ny. S teratasi
dan Ny. S diperbolehkan untuk pulang. Sedangkan untuk pasien Ny. I dengan
April 2018 yaitu pada data subjektif pasien mengatakan masih merasakan nyeri
pada perut bekas operasi tetapi sudah lebih berkurang, sedangkan data objektifnya
adalah ekspresi wajah pasien sudah bisa rileks, nyeri yang muncul akibat tindakan
mengontrol nyeri dengan baik, skala nyeri 3, terdapat luka operasi di perut bagian
168
69
bawah yang terbalut gurita dan kassa, luka operasi sudah membaik, keluar darah
sedikit, pasien sudah bisa miring-miring dan berjalan menuju kamar mandi.
Masalah nyeri pada I teratasi sebagian tetapi Ny. I sudah diperbolehkan pulang
B. Pembahasan
pembahasan ini peneliti akan membahas apakah ada kesenjangan antara teori
dengan kasus yang dikelola kepada Ny. S dan Ny. I tentang “asuhan keperawatan
IRNA Mawar RSUD dr. Soedono Madiun yang telah dilakukan pada tanggal 18
1. Pengkajian
bahwa kedua responden memiliki diagnose medis yang sama yaitu mioma
uteri. Kedua responden berumur lebuh dari 35 tahun yaitu pada Ny. S usia 48
pada perut pasca operasi tetapi ada perbedaan skala nyeri. Pada Ny. S terdapat
skala nyeri 6 dan pada Ny. I terdapat skala nyeri 8. Dalam teori didapatkan usia
169
70
belum dapat diketahui dengan pasti. Pada post operasi didapatkan ibu biasanya
Dari fakta dan teori ternyata pada penyakit mioma uteri belum diketahui
benjolan.Karena mioma sendiri tumbuh dari sel-sel yang belum matang, dan
pengaruh estrogen. Pada post operasi pasien akan mengalami nyeri karena
skala nyeri 6 dan pada Ny. I terdapat skala nyeri 8 dan pada Ny. S dan Ny. I
sama-sama terdapat adanya luka bekas operasi dengan keadaan luka basah,
bentuk luka horizontal, terbalut kassa dan terdapat nyeri tekan dengan wajah
operasi dan terdapat nyeri tekan skala nyeri 1-10 (Pandila, 2015) dan menurut
teori Musrifatul, 2008, dinyatakan bahwa nyeri bersifat sangat subyektif dalam
Mengacu dari hasil dan teori didapat bahwa pasien mioma uteri dengan
nyeri post op histerektomi difokuskan pada pemeriksaan skala nyeri dan luka
post operasi karena pada post operasi akan terjadi terputusnya integritas
jaringan kulit dan robekan pada jaringan saraf perifer sehingga fungsi sensor
luka bekas operasi. Pada respon nyeri yang dialami kedua responden sangat
berbeda karena perasaan nyeri berbeda pada setiap orang dan hanya pada orang
170
71
dialaminya.
padat di kiri atas uterus dengan diameter 7 cm, sedangkan pada Ny. I terdapat
adanya massa yang ukurannya 6-7 cm atau 24-26mg. menurut teori NANDA
2. Diagnosa keperawatan
Uteri pada Ny. S dan Ny. I didapatkan diagnose keperawatan : Nyeri post op
terjadi terputusnya integritas jaringan kulit dan robekan jaringan saraf perifer
akut.
keperawatan yang muncul pada pasien Mioma Uteri dengan nyeri post op
histerektomi.
3. Perencanaan (Intervensi)
171
72
intervensi tersebut diambil dari NANDA NIC NOC (2013) dengan poin
4. Tindakan / Implementasi
pada tanggal 18-20 April 2018 untuk Ny. S dan tanggal 19-21 April 2018
benar, dan melakukan rawat luka. Dan pada kedua responden juga ada
sedangkan Ny. I dilakukan kompres hangat pada daerah luka, ini dilakukan
karena respon nyeri pada Ny. I lebih berat dari pada Ny. S.
kembali kesehatan.
172
73
ada sesuai dengan diagnose keperawatan pada kedua pasien. Tetapi adanya
berada di ruang perawatan dilanjutkan oleh perawat jaga yang ada di ruangan.
5. Evaluasi
subjektif melalui ungkapan pasien dan data objektif melalui pengamatan dan
mulai tanggal 18 April 2018 sampai dengan tanggal 20 April 2018 yaitu pada
bekas operasi, sedangkan data objektif yaitu ekspresi wajah rileks, nyeri yang
kadang, skala nyeri 2 dan pasien bisa mengontrol nyeri, terdapat luka operasi
di perut bagian bawah yang terblut gurita dn kassa, luka pada perut sudah
membaik, keluar darah sedikit, jahitan bagus, keadaan luka kering, bentuk
luka garis horizontal. Masalah nyeri pada Ny. S teratasi dan Ny. S
173
74
dengan tanggal 21 April 2018 yaitu pada data subjektif pasien mengatakan
masih merasakan nyeri pada perut bekas operasi tetapi sudah lebih berkurang,
sedangkan data objektifnya adalah ekspresi wajah pasien sudah bisa rileks,
nyeri yang muncul akibat tindakan operasi, dengan lama munculnya nyeri
kadang-kadang dan pasien bisa mengontrol nyeri dengan baik, skala nyeri : 3,
terdapat luka operasi di perut bagian bawah yang terbalut gurita dan kassa,
luka operasi sudah membaik, keluar darah sedikit, pasien sudah bisa miring-
miring dan berjalan menuju kamar mandi, keadaan luka kering, bentuk luka
garis horizontal. Masalah nyeri pada Ny. I teratasi sebagian tetapi Ny. I sudah
disebabkan oleh beberapa faktor yaitu pengalaman masa lalu terhadap nyeri,
ansietas, budaya, usia, dan fokus nyeri. Faktor tersebut dapat mempengaruhi
nyeri dari nilai 5 menjadi nilai 3 atau nilai 3 ke 1 dan 0. Pasien tidak
Mengacu dari teori, hasil penelitian didapat bahwa dari kedua pasien
asuhan keperawatan pada pasien Mioma Uteri dengan masalah Nyeri post op
oleh kedua responden seperti wajah tampak rieks, dengan lamanya nyeri
174
75
sedikit, jahitan bagus, dan skala nyeri mengalami penurunan, sehingga kedua
BAB V
A. Kesimpulan
mulai tanggal 18 April2018 sampai dengan tanggal 20 April 2018 dan Ny. I
diperoleh dari hasil wawancara pada pasien Mioma Uteri dengan Nyeri
adanya luka pada perut bagian bawah, wajah menyeringai menahan nyeri
yang terjadi terus menerus akibat tindakan operasi, keadaan luka basah,
terbalut kassa dan gurita, bentuk luka horizontal dengan lebar berbeda
175
76
peneliti dapat melaksanakan semua rencana yang ada dalam teori sesuai
5. Evaluasi pada pasien Mioma Uteri dengn masalah keperawatan nyeri post
terdapat pada perut bagian bawah dan berkurangnya skala intensitas nyeri
yang mempunyai respon berbeda pada kedua pasien, Ny. S dengan skala
nyeri 2 dan pada Ny. I dengan skala nyeri 4 sehingga pada hari ke-3
176
77
B. Saran
A. Institusi Pendidikan
Karya tulis ilmiah ini dapat dijadikan masukan dan bahan bacaan
Tulungagung.
B. Peneliti Selanjutnya
177
78
DAFTAR PUSTAKA
Perry Potter, 2008. Buku Ajar Fundamental : Konsep, Proses Praktek, Edisi 4
Vol.1 , Jakarta : EGC
178
79
179
80
Lampiran 1
(INFORMED CONSENT)
Nama Responden :
Umur :
Alamat :
Responden
( )
Nama disamarkan
180
81
Lampiran 2
181
82
Dosen Pembimbing 1
182
83
NIDN. 07-1504-5402
NIM : A1R15053
183
84
Pembimbing II
184
Lampiran 5
PLAN OF ACTION
ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN MIOMA UTERI DENGAN MASALAH KEPERAWATAN NYERI POST OP
HISTEREKTOMI DI RUANG MAWAR RSUP dr. SOEDONO MADIUN
185
Sudah dilaksanakan Pembimbing I Pembimbing II Tulungagung, 25 Mei 2018
Belum dilaksanakan Peneliti
Dr.Ketjuk Herminaju, SST, SPd, MM Suciati, S.kep Ns, M.Kep Diana Amalia
NIDN. 07-1601-8002 NIDN. 07-0310-6704 NIM. A1R5053
186