Di Susun Oleh
Kelompok 1 :
M. Aldi Syahputra (0101192019)
Yulya Cahyany (0101192027)
Indah Sari Harahap (0101193115)
Assalamu’alaikum wr.wb
Puji syukur kami sampaikan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan ridho-Nya
serta taufik-hidayah dan kecerdasan kepada kami sehingga makalah ini dapat selesai dengan
tepat waktu dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah Komunikasi Massa. Meskipun banyak
hambatan dan rintangan yang kami hadapi saat pengerjaan makalah ini, namun atas kuasa Allah
SWT kami mampu menyelesaikan dengan tepat waktu.
Dalam penyusunan makalah ini kami banyak mengalami kekurangan yang mana dari segi
bahasa dan tulisan. Hal itu disebabkan kurangnya ilmu, pengalaman, serta kemampuan kami
namun kami tetap berusaha semaksimal mungkin untuk menyelesaikan makalah ini. Untuk itu
kami mengharapkan kritik dan saran demi perbaikan makalah yang akan datang.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat khususnya bagi penulis dan pada umumnya bagi
pembaca.
Wassalamu’alaikum wr.wb
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Televisi sebagai salah satu media elektronik merupakan media yang
efekfitf pada saat ini, dalam perkembangannya televisi adalah salah satu media
yang tepat menuju sasaran dalam menyampaikan pesan, ini terlihat dari
penyampaian pesan yang disampaikan oleh televisi langsung kepada audiens tanpa
adanya timbal balik, dalam sekali tayang saja televisi dapat menjangkau audiens
yang lebih luas dengan biaya yang lebih rendah dibanding media massa yang
lainnya.
Program acara yang disajikan telivisi pun sangatlah beragam karena pada
hakikatnya televisi merupakan salah satu media komunikasi massa yang fungsinya
adalah untuk menghibur dan memberi informasi kepada khalayak. Sesuai dengan
fungsi komunikasi massa menurut Jay Black dan Frederick C. Whitney (dalam
Nurudin, 2007;64) antara lain: to inform (menginformasikan), to entertain (
memberi hiburan), to persuade (membujuk), dan transmission of the culture (
transmisi budaya). Berdasarkan komunikasi massa inilah para stasiun Tv membuat
program acaranya, sehingga lahirlah berbagai jenis program acara yang bisa
memberi informasi, menghibur, mengajak penonton, dan mentransferkan budaya.
Baik budaya dari luar maupun dari dalam.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian media televisi?
2. Bagaimana perkembangan televisi sebagai media komunikasi massa?
3. Bagaimana media televisi dalam komunikasi massa?
4. Apa karakteristik dan fungsi televisi
5. Dampak televisi terhadap khalayak
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian media televisi
2. Untuk mengetahui perkembangan televisi sebagai media komunikasi
massa
3. Untuk mengetahui bagaimana media televisi dalam komunikasi massa
4. Untuk mengetahui karakteristik dan fungsi televisei
5. Untuk mengetahui dampak televisi terhadap khalayak
1
BAB II
PEMBAHASAN
1
Syaputra Iswandi, Rezim media. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2013 hal 41
2
Morrison. Media penyiaran, strategi mengelola radio dan televisi. Tangerang: Ramdina
Perkasa, 2005. hal 2
2
B. Perkembangan Televisi sebagai Media Komunikasi Massa
Perkembangan televisi dimulai pada tahun 1876 ketika seorang yang
bernama George Crey menciptakan selenium camera, yang memiliki gambaran
supaya seseorang dapat melihat listrik. Kemudia pada tahun 1884, seorang
mahasiswa di Jerman bernama Paul Gottlieb Nipknow mematenkan pertama kali
elektromekanik sistem pada televisi yang bekerja dengan pemindaian disk,
pemintalan sebuah disk dengan sejumlah lubang sulur yang menuju pusat. Pada
lubang yang sama di interval dalam rotasi disk akan memungkinkan cahaya untuk
melewati setiap lubang dan menuju selenium sensor yang menghasilkan listrik
pulses. Disebut dengan teleskop elektrik dengan resolusi 18 garis. Tahun 1897,
karl Ferdinand Braun menciptakan CRT dengan layar yang dapat berpendar jika
terkena sinar matahari. Inilah awal dasar sejarah televisi layar berbasis tabung.
Pada tahun 1975 Larry Weber seorang ilmuwan dari Universitas Illonis
mulai merancang layar plasma berwarna dan pada tahun 1995 dia berhasil
menyelesaikan proyek layar plasmanya. Ia menciptakan layar plasma yang lebih
stabil dan cemerlang. Inilah yang menjadi cikal bakal perkembangan televisi
modern menggunakan layar plasma.
3
J.B. Wahyudi, Media Komunikasi Massa Televisi, Alumni; Bandung, 1986. Hal. 60
3
baru kemudian melakukan siaran rutin sejak 24 agustus 1962 (Nurudin, 2007:3).
Sejak saat itu mulai bermunculan televise-televisi swasta yang berkembang pesat
di Indonesia, dimulai dengan berdirinya RCTI sebagai televise swasta pertama
diikuti CTV, TPI, ANTV, INDOSIAR, Metro TV, Global TV dan tv swasta serta
tv-tv lokal lainnya yang juga mulai menjamur di berbagai wilayah Indonesia.
Media massa televise telah menjadi pujaan hati bagi seluruh masyarakat
di dunia. Biaya yang murah dan jangkauan yang lebih luas dibandingkan media
massa lain seperti radio, surat kabar, ataupun majalah, telah menjadikan televise
sebagai primadona di dunia komunikasi massa. Dengan menonton televise,
banyak hal yang bisa didapat, banyak kelebihan yang didapat dari menonton
televise, bisa dikatakan televise merupakan penggabungan dari media-media
massa yang ada. Contohnya media radio yang biasanya berisi berita dan acara
music, bisa ditampilkan di televise bahkan tidak hanya audio tetapi juga
visualnya. Atau surat kabar dan majalah yang biasanya juga berisi seputar
informasi tentang kejadian sehari-hari disekitar kita juga bisa di adaptasi oleh
televise dengan lebih cepat dan selalu terbarukan.
4
Winarni, Komunikasi Massa Suatu Pengantar, Universitas Muhammadiyah Malang: Malang, 2003. Hal. 36
4
Adanya teknologi televisi yang sekarang ini, batas – batas antara negara
pun tidak lagi merupakan hal yang sulit untuk diterjang. Tempat, ruang dan waktu
sudah tidak lagi menjadi masalah. Akan tetapi jika tidak dikontrol dengan baik,
maka akan berdampak negatif, karena televisi bisa dilihat siapapun dan kapanpun.
Televisi juga dimanfaatkan pihak – pihak tertentu untuk mencapai tujuannya.
Akan tetapi televisi baru bisa dinikmati oleh pihak publik ketika khalayak
dapat menonton siaran rapat Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa – Bangsa di
gedung Perguruan Tinggi Hunter New York Amerika Serikat, para wartawan dan
undangan bukan saja tertarik oleh perdebatan yang berlangsung saat itu.
Melainkan tertarik dengan suatu alat baru yang kali pertama dilihatnya itu, dapat
menyaksikan apa yang terjadi dalam persidangan dengan jelas walaupun ruang
sidang dan tempat duduk mereka terhalang oleh dinding. 6
Sejak saat itu televisi mengalami perkembangan yang sangat pesat mulai
dari Amerika, Inggris, dan di Indonesia televisi baru dimulai pada tanggal 24
agustus tahun 1962, bertepatan dengan dilangsungkannya pembukaan Pesta
Olahraga se-Asia yang ke IV atau Asean Games di Senayan7
Televisi saat ini merupakan media massa yang “terpopuler” di kalangan
masyarakat dunia terutama masyarakat Indonesia. Hampir 90 persen penduduk
di negara – negara berkembang mengenal dan memanfaatkan televisi sebagai
sarana hiburan, informasi, edukasi dan lain sebagainya. Televisi tidak membatasi
diri hanya untuk konsumsi kalangan tertentu saja namun telah menjangkau
konsumen dari semua kalangan masyarakat tak terkecuali remaja dan anak –
anak.
Televisi atau yang sering disebut TV merupakan salah satu media massa
yang sangat berpengaruh terhadap masyarakat. Televisi berasal dari kata tele
(jauh) dan vision (tampak), jadi televisi berarti tampak atau dapat dilihat dari jauh.
5
J.B. Wahyudi, Media Komunikasi Massa Televisi, Alumni; Bandung, 1986. Hal. 6.
6
Onong Uchjana Effendy, Ilmu, Teori dan filsafat Komunikasi, PT Cipta Aditya Bakri: Bandung, 2003. Hal.
171
7
Elvinaro Ardianto, Komunikasi Massa, Simbiosa Rekatama Media, Bandung, 2007. Hal 189
5
Dalam Oxford Learner’s Dictionary menyebutkan, Television is system of sending
and receiving pictures and sounds over a distance by radio waves (televisi adalah
sistem pengiriman dan penerimaan visual dan audio dalam suatu jarak tertentu
melalui gelombang radio). Secara sederhana kita dapat mendefinisikan televisi
sebagai media massa yang menampilkan siaran berupa gambar dan suara dari
jarak jauh.8
Sejauh ini yang kita tangkap dari komunikasi massa televisi, televisi
lebih dominan dalam situasi komunikasinya. Televisi cenderung persuasif
dengan segala program tayangan yang makin bervariatif. Ini tidak mengherankan
karena televisi menjalankan perannya sebagai komunikator. Namun tidak
menutup kemungkinan bahwa feedback masyarakat sebagai komunikan juga
penting bagi perkembangan informasi dan pemaketan program televisi itu
sendiri. Ini terbukti dengan maraknya saluran interaktif dalam acara – acara
televise seperti tlakshow maupun program kuis. Ini menandakan antara televise
dan masyarakat ada suatu benang merah dimana antar keduanya. Dalam
psikologi komuikasi hal tersebut merupakan efek psikologi pada peristiwa
komunikasi massa. Menurut Cassat dan Asate (1979:12) bila arus komunikasi
hanya dikendalikan oleh komunikator, situasi akan menunjang persuasi yang
8
Jalaluddin Rakhmat, Psikologi Komunikasi, PT Remaja Rosdakarya, Bandung, 2005, hal 189
6
efektif. Sebaliknya bila khalayak dapat mengatur arus informasi, situasi
komunikasi akan mendukung belajar yang efektif 9
Komunikasi masa atau komunikasi melalui media masa bersifat satu arah.
Pembaca surat kabar, pendengar radio, penonton televisi dan film tidak tampak
oleh si komunikator, dengan demikian begitu pesan di sebarkan melalui
komunikator, tidak diketahui apakah pesan itu di terima, di mengerti atau di
lakukan oleh komunikan. Wartawan surat kabar, penyiar radio,penyiar televisi
9
Ibid, hal. 190
10
Jalaluddin Rakhmat, Psikologi Komunikasi, PT Remaja Rosdakarya, Bandung, 2005, hal.188
11
Dennis Mcquail, Teori Komunikasi Massa, Alih bahasa, Agus Dhaim dan Aminuddin Ram, Erlangga,
Jakarta, 1987, hal. 33-34
7
atau sutradara film tidak mengetahui nasib pesan yang di sampaikan pada
khalayak. 12
Dibanding dengan media massa lain seperti radio, surat kabar, majalah,
buku, dan sebagainya, televisi mempunyai sifat istimewa. Televisi merupakan
gabungan dari media dengar (audio) dan gambar (visiual) yang bisa bersifat
informatif, hburan, dan pendidikan, atau bahkan gabungan dari ketiga unsur
tersebut. Informasi yang disampaikan oleh televisi, akan mudah dimengerti karena
jelas terdenggar secara audio dan visual. 15 Kelebihan tersebut tidak lepas dari
karakteristik khas yang ada pada televisi. Karyanti menjelaskan karakteristik
televisi sebagai berikut:
a) Audivisual
12
Onong Uchjana Effendy, Dinamika Komunikasi, Remaja Rosdakarya, Bandung, 1986, hal. 76
13
Onong Uchjana Effendy, Hubungan Masyarakat Suatu Studi Komunikologis, Remaja Rosdakarya,
Bandung, 2002, hal. 21
14
Sony Set, Menjadi Perancun Program TV Profesional, Andi Offset, Yogyakarta, 2008, hal. 30
15
Wawan Kuswandi, komunikasi Massa sebuah Analisi Media Televisi, Rineka Cipta Jakarta 1996. Hal.8
8
b) Berfikir Dalam Gambar
Media massa berfungsi sebagai jembatan tata nilai dan budaya dari
generasi satu kegenerasi sebagai media pendidikan17
a. Surveillence (pengawasan)
Pengawasan peringatan ketika media massa mengingformasikan tentan
ancaman, kondisi, efek yang memperihatinkan dan pengawasan instrumental
16
Rema Karyanti S. Kmomunikasi Massa : Suatu pengantar. Simbiosa Rekatama Media. Bandung 2005. Hal.
137-139
17
Darwanto Subroto, Produksi Acara Televisi. Duta Wacana Unversity Press. Yogyakarta 1994. Hal. 15-
18
Ardianto Elvinaro,dkk, Komunikasi Massa. Simbiosa Rekatama Media. Bandung 2007, hal. 15-17
9
yaitu penyampaian dan penyebaran informasi memiliki kegunaan dalam
kehidupan sehar-hari.
b. Interpretation (penafsiran)
Fungsi penafsiran yaitu televisi tidak hanya memasok fakta dan data,
tetapi juga memberikan penafsiran terhadap kejadian-kejadian penting.
c. Linkage (pertalian)
Menurut kuswandi ada tiga dampak yang ditimbulkan dari acara televise
terhadap khalayak pemirsa:
11
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Televisi saat ini telah menjadi bagian tidak terpisahkan dari kehidupan
manusia. Banyak orang menghabiskan waktunya lebih lama di depan televisi,
dibandingkan menghabiskan waktu mengobrol bersama keluarganya, Siaran televisi
adalah pemancaran sinyal listrik yang membawa muatan gambar proyeksi yang
terbentuk pada sistem lensa dan suara. Menurut Peter Herford, setiap stasiun televisi
dapat menayangkan beberapa acara hiburan seperti, film, musik, kuis, talk show, dan
sebagainnya. Beragam jenis acara hiburan tersebut dikenal sebagai genre program.
Dalam bukunya, Andi Fachrudin (2014) menerangkan bahwa genre program televii
dapat dilihat dari berbagai sudut pandang yang berbeda. Jika dilihat dari sudut
pandang jurnalistik dan artistic genre program, televise terbagi menjadi dua program
yaitu program informasi yang berkaitan dengan actual/factual seperti hard news dan
soft news dan program hiburan seperti sinetron, music dan pertunjukan.
Televisi saat ini merupakan media massa yang “terpopuler” di kalangan
masyarakat dunia terutama masyarakat Indonesia. Hampir 90 persen penduduk di
negara – negara berkembang mengenal dan memanfaatkan televisi sebagai sarana
hiburan, informasi, edukasi dan lain sebagainya. Televisi tidak membatasi diri hanya
untuk konsumsi kalangan tertentu saja namun telah menjangkau konsumen dari
semua kalangan masyarakat tak terkecuali remaja dan anak – anak.
12
DAFTAR PUSTAKA
Morrison, 2005, Media Penyiaran, Strategi Mengelola Radio dan Televisi, Tangerang,
Ramdina Perkasa
Effendy Onong Uchjana, 2003, Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi, Bandung, PT Cipta
Aditya Bakri
Set Sony, 2008, Menjadi Perancun Program TV Profesional, Yogyakarta, Andi Offset
Kuswandi Wawan, 1996, Komunikasi Massa Sebuah Analisi Media Televisi, Jakarta, Rinek
Cipta
Karyanti Rema, 2005, Komunikasi Massa: Suatu Pengantar, Bandung, Simbiosa Rekatama
Media
Subroto Darwanto, 1994, Produksi Acara Televisi, Yogayakarta, Duta Wacana University
Press
13