Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
PROPOSAL SKRIPSI
Oleh:
Nur Alif Prasetyo
3401417049
2020
BAB 1
PENDAHULUAN
Tokoh utama yaitu Dewi Ayu, memiliki keuninkan sendiri yang digambarkan
dalam novel tersebut. Ia memiliki dua sifat yang saling beroposisi, dimana di satu sisi dia
menunjukkan suatu sikap yang begitu feminis namun disisi lain ia memiliki sifat yang
sangat berlawanan. Apalagi perempuan dalam novel cantik itu luka juga memiliki
beberapa keunikan dalam alur ceritanya, menunjukkan suatu piihan yang terpaksa
dilakukan oleh perempuan-perempuan tersebut di dalam cerita dan latar sejarah yang ada.
Bentuk perlawanan tersebut seakan menunjukkan bagaimana perempuan harus bersikap
di dalam kehidupannya. Serta bagaimana perempuan dapat didefinisi ulang terhadap
pemaknaan mereka sesuai zaman
Dipilihnya novel Cantik Itu Luka sebagai objek penelitian oleh penulis, karena
disana Perempuan dihadapkan pada konsekuensi dari kecantikan yang mereka miliki
yang dimanfaatkan oleh para Laki-laki seperti tokoh shodanco Jepang untuk memenuhi
hasrat seksualnya. Ketidakinginan para tokoh untuk bepasrah pada kekerasan dan
perlawanan terhadap sistem yang merendahkan perempuan dirasa oleh penulis mampu
membangun pandangan ulang atau rekonstruksi terhadap makna apa itu perempuan lewat
kejadian-kejadian yang dialami oleh para tokoh di dalam cerita, yang juga
menggambarkan bagaimana masyarakat hidup di kota fiksi Halimundia yang sejalan
dengan kondisi sosial masyarakat pada masa tersebut. Perempuan yang melawan
tindakan-tindakan kekerasan dan stereotipe di dalam novel ini relevan dengan kondisi
masayrakat sekarang yang masih belum memberi hak-hak terhadap kaum perempuan
terutama dalam pengambilan keputusan besar dan anggapan yang menganggap
perempuan sebagai masyarakat kelas dua yang perlu dominasi laki-laki.
Hasil penelitian nanti diharapkan bisa bermanfaat baik secara teoritis maupun
secara praktis.
Secara Teoritis, manfaat yang dapat dicapai dari penelitian ini adalah :
1. Hasil pembahasan ini dapat memperkaya khasanah kajian dalam ilmu
Antropologi maupun Sosiologi, terutama terhadap realitas gender di dalam media
massa dan sastra.
3. Sebagai acuan dasar , bahan pengembang dan referens jika ingin melakukan
penelitian lanjutan.
Secara Praktis, manfaat yang dapat dicapai setelah penelitian ini adalah :
1. Wacana
Wacana yang dimaksud dalam penelitian ini adalah cara bagaimana ide
dan informasi dapat tersampaikan dan didiskusikan secara jelas ke masyarakat
atau khayalak umum.
2. Novel
Merupakan salah satu bentuk sastra tulis. Merupakan hasil dari konstruksi
pemikiran, khayalan, imajinasi dari seseorang yang dituangkan dalam bentuk
tulisan dan bahasa sebagai medianya. Novel memiliki struktur kebahasaan
meliputi struktur Instrinsik dan Ekstrinsik. Struktur Intrinsik Novel berupa
peristiwa, plot, tokoh, penokohan, latar, sudut pandang. Sedangkan, Unsur Ekstrinsik
Novel bisa berupa Latar belakang sosial, budaya, ekonomi maupun politik dari
penulisnya. Novel merupakan jalinan struktur bermakna yang tediri dari ide
pikiran yang terstruktur dalam unsur-unsur yang padu. Untuk bsia mengetahuinya
maka diperlukan analisis mendalam untuk bisa mengambil makna dan realitas
sosial yang digambarkan dalam novel tersebut. Novel yang digunakan dalam
penelitian ini adalah Novel Cantik Itu Luka karya Eka Kurniawan.
3. Definisi Perempuan
2. 1 Kajian Pustaka
Penelitian ketiga adalah Skripsi dari Tyas Umi Ningrum ( 2016 ) dengan
judul “ Inferioritas Perempuan dalam Novel Cantk itu Luka karya Eka
Kurniawan”. Tujuan dari penelitian ini adalah Untuk mengetahui Citra diri dan
sosial perempuan, kekerasan domestik dan publik terhadap perepuan serta
bagaimana peran tradisional perempuan dan perempuan sebagai kaum yang lemah
dalan novel Cantik Itu Luka Karya Eka Kurniawan. Metode yang digunakan
adalah Studi Deskriptif pendekatan Kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa Dewi Ayu sebagai seorang perempuan dalam novel ini digambarkan
sebagai seorang perempuan yang sangat cantik, keras kepala, keras hati, baik hati,
berani, dan kepemimpinan; Alamanda sebagai seorang perempuan yang cantik,
kasar dan tidak sopan santun serta baik hati, Adinda sebagai seorang perempuan
yang cantik, baik hati dan sopan santun, Maya Dewi sebagai seorang yang cantik,
Cantik sebagai seorang perempuan wajahnya buruk rupa, keras kepala, pandai,
dan cerdas. Citra sosial Dewi Ayu sebagai seorang pelacur yang terkenal dan
sangat dipuja, Alamanda adalah anak seorang pelacur yang suka mempermainkan
hati laki-laki, Maya Dewi adalah seorang yang pandai membuat kue dan disegani
warga karena sikapnya yang tenang, sopan dan saleh. Cantik adalah seseorang
yang memiliki wajah buruk rupa seperti mosnter. Kekerasan domestik Dewi Ayu
adalah kekerasan nonfisik, Alamanda mengalami kekerasan seksual, dan Cantik
mengalami kekerasan nonfisik. Kekerasan publik Dewi Ayu adalah kekerasan
fisik, Alamanda mengalami kekerasan seksual, dan Cantik mengalami kekerasan
nonfisik. Peran tradisional Dewi Ayu dan Alamanda adalah perannya sebagai ibu,
Adinda sebagai ibu tiri dan istri, dan Maya Dewi adalah sebagai ibu, istri, serta
ibu rumah tangga. Dewi Ayu sebagai perempuan yang lemah terlihat ketika dia
terpaksa menjadi pelacur dan Alamanda terlihat sebagai perempuan yang lemah
ketika dia terpaksa menikah dengan Sang Shodancho dan terpaksa memberikan
cintanya kepada suaminya untuk menyelamatkan kekasihnya. Penelitian ini
memiliki perbedaan dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti, yaitu fokus
penelitian pada bagaimana narasi inferioritas ditulis di dalam novel, berbeda
dengan penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti yang berfokus pada
bagaimana perempuan di gambarkan di dalam novel. Persamaan yang ada dari
penelitian ini dengan penelitian yang akan dilakukan peneliti adalah bagaimana
narasi mengenai perempuan dikaji sebagai objek penelitian. Peneliti menggunakan
penelitian ini sebagai model inferioritas yang ditulis di dalam novel berikut.