Anda di halaman 1dari 24

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Rumah Sakit berdasarkan UU RI No. 44 Tahun 2009 adalah institusi


pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan
pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat. Salah satu kegiatan
dirumah sakit yang menunjang pemberian upaya kesehatan yang bermutu
adalah pelayanan Rumah Sakit. Kegiatan pelayanan kefarmasian dirumah
Sakit meliputi pengelolaan sediaan farmasi, alat kesehatan, bahan medis habis
pakai, dan pelayanan famasi klinik.

Seluruh kegiatan kefarmasian di rumah sakit diselenggarakan di instalasi


farmasi. Pelayanan kefarmasian adalah suatu pelayanan langsung dan
bertanggung jawab kepada pasien yang berkaitan dengan sediaan farmasi
dengan maksud mencapai hasil yang pasti untuk meningkatkan mutu
kehidupan pasien. Dalam melakukan pelayanan kefarmasian Tenaga Teknis
Kefarmasian (TTK) di rumah sakit membantu peran Apoteker dalam
melaksanakan pengelolaan sediaan farmasi, bahan medis habis pakai, dan alat
kesehatan serta pelayanan farmasi klinis.

Oleh karna itu tenaga kefarmasian harus mengetahui tentang teori dan
praktek farmasi rumah sakit, untuk menyelaraskan antara teori dan praktek
dilaksanakanlah kegiatan PBL (Praktek Belajar Lapangan) yang merupakan
bagian dari kompetensi mata kuliah yang bertujuan mempersiapkan
mahasiswa menghadapi dunia kerja nyata dengan memberikan kesempatan
untuk meningkatkan kemampuan dalam mengaplikasikan semua teori dan
konsep yang telah diperoleh selama proses pembelajaran khususnya dibidang
farmasi rumah sakit.

1
1.2 Tujuan
Praktek Belajar Lapangan (PBL) ini dilaksanakan dengan tujuan sebagai
berikut :
1. Untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan mahasiswa sebagai
calon tenaga teknis kefarmasian.
2. Untuk memahami pelayanan resep serta pengelolaan perbekalan farmasi,
bahan media habis pakai, dan alat kesehatan di RSUD Maria Walanda
Maramis.

1.3 Manfaat
Manfaat yang diharapkan dari PBL ini adalah sebagai berikut :
1. Dapat .memperoleh kompetensi sebagai tenaga kesehatan dalam hal ini
sebagai tenaga teknik kefarmasian dan pengembangan diri secara
berkelanjutan.
3. Dapat mengetahui proses pelayanan resep serta manajemen pengelolaan
perbekalan farmasi, bahan media habis pakai, dan alat kesehatan di
RSUD Maria Walanda Maramis.
2. Dapat memperoleh ilmu pengetahuan, dan mengenal dunia kerja yang
sebenarnya.
3. Bagi Jurusan Farmasi sendiri dapat memenuhi pencapaian kurikulum
yang ada dan meningkatkan pengetahuan dan keterampilan khususnya di
bidang kefarmasian

1.4 Waktu dan Tempat Pelaksanaan


Praktek Belajar Lapangan ini dilaksanakan selama 2 (dua) minggu
dimulai dari tanggal 22 Oktober sampai 3 November 2018 bertempat di
RSUD Maria Walanda Maramis Kabupaten Minahasa Utara.

2
BAB II

TINJAUAN UMUM

2.1 Rumah Sakit

A. Definisi Rumah Sakit


Menurut WHO (World Health Organization), rumah sakit adalah
bagian integral dari suatu organisasi sosial dan kesehatan dengan fungsi
menyediakan pelayanan paripurna (komprehensif), penyembuhan penyakit
(kuratif) dan pencegahan penyakit (preventif) kepada masyarakat. Rumah
sakit juga merupakan pusat pelatihan bagi tenaga kesehatan dan pusat
penelitian medik.
Berdasarkan undang-undang No. 44 Tahun 2009 tentang rumah sakit,
yang dimaksudkan dengan rumah sakit adalah institusi pelayanan
kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara
paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat
darurat.
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan No. 58 tahun 2014 pasal 1
tentang rumah sakit, rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang
menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang
menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan dan gawat darurat.

B. Tujuan Rumah Sakit


Tujuan Rumah Sakit menurut Undang-Undang Republik Indonesia
Nomor 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit adalah:
1. Mempermudah akses masyarakat untuk mendapatkan pelayanan
kesehatan.
2. Memberikan perlindungan terhadap keselamatan pasien, masyarakat,
lingkungan rumah sakit dan sumber daya manusia di rumah sakit.
3. Meningkatkan mutu dan mempertahankan standar pelayanan rumah
sakit.

3
4. Memberikan kepastian hukum kepada pasien, masyarakat, sumber
daya manusia rumah sakit, dan Rumah Sakit

C. Tugas dan Fungsi Rumah Sakit


Rumah Sakit Umum mempunyai misi memberikan pelayanan
kesehatan yang bermutu dan terjangkau oleh masyarakat dalam rangka
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Tugas rumah sakit umum
adalah melaksanakan upaya pelayanan kesehatan secara berdaya guna dan
berhasil guna dengan mengutamakan penyembuhan dan pemulihan yang
dilaksanakan secara serasi dan terpadu dengan peningkatan dan
pencegahan serta pelaksanaan upaya rujukan.
Menurut Undang-Undang No. 44 tahun 2009 tentang rumah sakit,
fungsi rumah sakit adalah :
a. Penyelenggaraan pelayanan pengobatan dan pemulihan kesehatan
sesuai dengan standar pelayanan rumah sakit.
b. Pemeliharaan dan peningkatan kesehatan perorangan melalui
pelayanan kesehatan yang paripurna tingkat kedua dan ketiga sesuai
kebutuhan medis.
c. Penyelenggaaan pendidikan dan pelatihan sumber daya manusia
dalam rangka peningkatan kemampuan dalam pemberian pelayanan
kesehatan.
d. Penyelenggaraan penelitian dan pengembangan serta penapisan
teknologi bidang kesehatan dalam rangka peningkatan pelayanan
kesehatan dengan memperhatikan etika ilmu pengetahuan bidang
kesehatan.
Dalam upaya menyelenggarakan fungsinya, maka Rumah Sakit umum
menyelenggarakan kegiatan :
a. Pelayanan medis
b. Pelayanan dan asuhan keperawatan
c. Pelayanan penunjang medis dan nonmedis
d. Pelayanan kesehatan kemasyarakatan dan rujukan

4
e. Pendidikan, penelitian dan pengembangan
f. Administrasi umum dan keuangan

D. Klasifikasi & Struktur Organisasi Rumah Sakit


1. Klasifikasi Rumah Sakit Umum
Berdasarkan Peraturan Menteri kesehatan Republik Indonesia
Nomor 340 tahun 2010 tentang Klasifikasi Rumah Sakit, dalam
rangka penyelenggaraan pelayanan kesehatan secara berjenjang dan
fungsi rujukan, rumah sakit umum diklasifikasikan berdasarkan
fasilitas dan kemampuan pelayanan rumah sakit:
a. Rumah sakit umum kelas A adalah rumah sakit umum yang
mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan medik paling
sedikit 4 (empat) spesialis dasar, 5 (lima) spesialis penunjang
medik, 12 (dua belas) spesialis lain dan 13 (tiga belas) subspesialis.
b. Rumah sakit umum kelas B adalah rumah sakit umum yang
mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan medik paling
sedikit 4 (empat) spesialis dasar, 4 (empat) spesialis penunjang
medik, 8 (delapan) spesialis lain dan 2 (dua) subspesialis dasar.
c. Rumah sakit umum kelas C adalah rumah sakit umum yang
mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan medik paling
sedikit 4 (empat) spesialis dasar dan 4 (empat) spesialis penunjang
medik.
d. Rumah sakit umum kelas D adalah rumah sakit umum yang
mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan medik paling
sedikit 2 (dua) spesialis dasar.

2. Struktur Organisasi Rumah Sakit


Berdasarkan UU RI Nomor 44 tahun 2009 pasal 33 tentang Rumah
Sakit, setiap rumah sakit harus memiliki organisasi yang efektif,
efisien, dan akuntabel. Organisasi Rumah Sakit paling sedikit terdiri
atas Kepala Rumah Sakit atau Direktur Rumah Sakit, unsur pelayanan

5
medis, unsur keperawatan, unsur penunjang medis, komite medis,
satuan pemeriksaan internal, serta administrasi umum dan keuangan.
Jika disimpulkan maka Struktur Organisasi Rumah Sakit terdiri dari:
1. Kepala Rumah Sakit atau Direktur
2. Unsur Pelayanan Bidang Medis
3. Keperawatan
4. Penunjang Medis
5. Komite Medis
6. Satuan Pemeriksa Internal
7. Administrasi Umum dan Keuangan

2.2 Tim Farmasi dan Terapi


Menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 58 tahun 2014 tentang
Standar Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit, Tim Farmasi dan Terapi
(TFT) yang merupakan unit kerja dalam memberikan rekomendasi kepada
pimpinan Rumah Sakit mengenai kebijakan penggunaan Obat di Rumah Sakit
yang anggotanya terdiri dari dokter yang mewakili semua spesialisasi yang
ada di Rumah Sakit, Apoteker Instalasi Farmasi, serta tenaga kesehatan
lainnya apabila diperlukan. TFT harus dapat membina hubungan kerja dengan
komite lain di dalam Rumah Sakit yang berhubungan/berkaitan dengan
penggunaan Obat.
Ketua TFT dapat diketuai oleh seorang dokter atau seorang Apoteker,
apabila diketuai oleh dokter maka sekretarisnya adalah Apoteker, namun
apabila diketuai oleh Apoteker, maka sekretarisnya adalah dokter. TFT harus
mengadakan rapat secara teratur, sedikitnya 2 (dua) bulan sekali dan untuk
Rumah Sakit besar rapat diadakan sekali dalam satu bulan. Rapat TFT dapat
mengundang pakar dari dalam maupun dari luar Rumah Sakit yang dapat
memberikan masukan bagi pengelolaan TFT, memiliki pengetahuan khusus,
keahlian-keahlian atau pendapat tertentu yang bermanfaat bagi TFT.
Tim Farmasi dan Terapi mempunyai tugas :
1. Mengembangkan kebijakan tentang penggunaan Obat di Rumah Sakit

6
2. Melakukan seleksi dan evaluasi Obat yang akan masuk dalam formularium
Rumah Sakit
3. Mengembangkan standar terapi
4. Mengidentifikasi permasalahan dalam penggunaan Obat
5. Melakukan intervensi dalam meningkatkan penggunaan Obat yang
rasional
6. Mengkoordinir penatalaksanaan Reaksi Obat yang Tidak Dikehendaki
7. Mengkoordinir penatalaksanaan medication error
8. Menyebarluaskan informasi terkait kebijakan penggunaan Obat di
Rumah Sakit

2.3 Instalasi Farmasi Rumah Sakit

A. Definisi Instalasi Farmasi Rumah Sakit (IFRS)


Instalasi Farmasi Rumah Sakit adalah suatu bagian/unit/divisi atau
fasilitas dirumah sakit, tempat penyelenggaraan semua kegiatan pekerjaan
kefarmasian yang ditujukan untuk keperluan rumah sakit itu sendiri
(Siregar dan Amalia, 2004). Instalasi Farmasi adalah unit pelaksana
fungsional yang menyelenggarakan seluruh kegiatan pelayanan
kefarmasian di Rumah Sakit (Permenkes RI No. 58 Tahun 2014).

B. Tugas dan Fungsi Instalasi Farmasi Rumah Sakit 


Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 58 Tahun 2014 tentang
Standar Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit, Tugas Instalasi Farmasi
Rumah Sakit yaitu :
1. Menyelenggarakan, mengkoordinasikan, mengatur dan mengawasi
seluruh kegiatan Pelayanan Farmasi Klinis yang optimal dan
profesional serta sesuai prosedur dan etik profesi. 
2. Melaksanakan pengelolaan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan
Bahan Medis Habis Pakai yang efektif, aman, bermutu dan efisien. 

7
3. Melaksanakan pengkajian dan pemantauan penggunaan Sediaan
Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai guna
memaksimalkan efek terapi dan keamanan serta meminimalkan
risiko. 
4. Melaksanakan Komunikasi, Edukasi dan Informasi (KIE) serta
memberikan rekomendasi kepada dokter, perawat dan pasien. 
5. Berperan aktif dalam Tim Farmasi dan Terapi.
6. Melaksanakan pendidikan dan pelatihan serta pengembangan
Pelayanan farmasi klinis.
7. Memfasilitasi dan mendorong tersusunnya standar pengobatan
dan formularium Rumah Sakit. 

Fungsi Instalasi Farmasi Rumah Sakit, meliputi:


1. Pengelolaan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan dan Bahan Medis Habis
Pakai 
a. Memilih Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis
Pakai sesuai kebutuhan pelayanan Rumah Sakit. 
b. Merencanakan kebutuhan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan
Bahan Medis Habis Pakai secara efektif, efisien dan optimal. 
c. Mengadakan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis
Habis Pakai berpedoman pada perencanaan yang telah dibuat
sesuai ketentuan yang berlaku.
d. Memproduksi Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis
Habis Pakai untuk memenuhi kebutuhan pelayanan kesehatan di
Rumah Sakit. 
e. Menerima Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis
Habis Pakai sesuai dengan spesifikasi dan ketentuan yang berlaku. 
f. Menyimpan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis
Habis Pakai sesuai dengan spesifikasi dan persyaratan
kefarmasian. 

8
g. Mendistribusikan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan
Medis Habis Pakai ke unit-unit pelayanan di Rumah Sakit. 
h. Melaksanakan pelayanan farmasi satu pintu. 
i. Melaksanakan pelayanan Obat “unit dose”/dosis sehari. 
j. Melaksanakan komputerisasi pengelolaan Sediaan Farmasi, Alat
Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai (apabila sudah
memungkinkan).
k. Mengidentifikasi, mencegah dan mengatasi masalah yang terkait
dengan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis
Pakai. 
l. Melakukan pemusnahan dan penarikan Sediaan Farmasi, Alat
Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai yang sudah tidak dapat
digunakan. 
m. Mengendalikan persediaan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan
Bahan Medis Habis Pakai. 
n. Melakukan administrasi pengelolaan Sediaan Farmasi, Alat
Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai.

2. Pelayanan farmasi klinik


a. Mengkaji dan melaksanakan pelayanan Resep atau permintaan
Obat
b. Melaksanakan penelusuran riwayat penggunaan Obat
c. Melaksanakan rekonsiliasi Obat
d. Memberikan informasi dan edukasi penggunaan Obat baik
berdasarkan Resep maupun Obat non Resep kepada
pasien/keluarga pasien
e. Mengidentifikasi, mencegah dan mengatasi masalah yang terkait
dengan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis
Pakai
f. Melaksanakan visite mandiri maupun bersama tenaga kesehatan
lain

9
g. Memberikan konseling pada pasien dan/atau keluarganya
h. Melaksanakan Pemantauan Terapi Obat (PTO)
1) Pemantauan efek terapi Obat
2) Pemantauan efek samping Obat
3) Pemantauan Kadar Obat dalam Darah (PKOD)
i. Melaksanakan Evaluasi Penggunaan Obat (EPO)
j. Melaksanakan dispensing sediaan steril
1) Melakukan pencampuran Obat suntik
2) Menyiapkan nutrisi parenteral
3) Melaksanakan penanganan sediaan sitotoksik
4) Melaksanakan pengemasan ulang sediaan steril yang tidak stabil
k. Melaksanakan Pelayanan Informasi Obat (PIO) kepada tenaga
kesehatan lain, pasien/keluarga, masyarakat dan institusi di luar
Rumah Sakit
l. Melaksanakan Penyuluhan Kesehatan Rumah Sakit (PKRS).

2.4 Standar Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit

Menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI No 72 Tahun 2016 Tentang


Standar Pelayanan Kefarmasian Di Rumah Sakit. Dalam Peraturan Menteri
ini yang dimaksud dengan Standar Pelayanan Kefarmasian adalah tolok ukur
yang dipergunakan sebagai pedoman bagi tenaga kefarmasian dalam
menyelenggarakan pelayanan kefarmasian. Pengaturan Standar Pelayanan
Kefarmasian di Rumah Sakit bertujuan untuk:

a. meningkatkan mutu Pelayanan Kefarmasian


b. menjamin kepastian hukum bagi tenaga kefarmasian; dan
c. melindungi pasien dan masyarakat dari penggunaan Obat yang tidak
rasional dalam rangka keselamatan pasien (patient safety).

10
Standar Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit meliputi standar:
a. Pengelolaan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis
Habis Pakai meliputi :
 pemilihan;

 perencanaan kebutuhan;

 pengadaan;

 penerimaan;

 penyimpanan;

 pendistribusian;

 pemusnahan dan penarikan;

 pengendalian; dan

 administrasi.

b. Pelayanan farmasi klinik meliputi :

 pengkajian dan pelayanan Resep;

 penelusuran riwayat penggunaan Obat;

 rekonsiliasi Obat;

 Pelayanan Informasi Obat (PIO);

 konseling;

 visite;

 Pemantauan Terapi Obat (PTO);

 Monitoring Efek Samping Obat (MESO);

 Evaluasi Penggunaan Obat (EPO);

 dispensing sediaan steril; dan

 Pemantauan Kadar Obat dalam Darah (PKOD).

Penyelenggaraan Standar Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit


harus didukung oleh ketersediaan sumber daya kefarmasian,

11
pengorganisasian yang berorientasi kepada keselamatan pasien, dan
standar prosedur operasional.

Pengorganisasian harus menggambarkan uraian tugas, fungsi, dan


tanggung jawab serta hubungan koordinasi di dalam maupun di luar
Pelayanan Kefarmasian yang ditetapkan oleh pimpinan Rumah Sakit.
Standar prosedur operasional ditetapkan oleh pimpinan Rumah Sakit
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Untuk menjamin mutu Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit, harus
dilakukan Pengendalian Mutu Pelayananan Kefarmasian yang meliputi:
a. monitoring; dan
b. evaluasi.
Penyelenggaraan Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit harus
menjamin ketersediaan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan
Medis Habis Pakai yang aman, bermutu, bermanfaat, dan terjangkau.
Penyelenggaraan Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit dilaksanakan di
Instalasi Farmasi Rumah Sakit melalui sistem satu pintu. Instalasi Farmasi
dipimpin oleh seorang Apoteker sebagai penanggung jawab.
Setiap Tenaga Kefarmasian yang menyelenggarakan Pelayanan
Kefarmasian di Rumah Sakit wajib mengikuti Standar Pelayanan
Kefarmasian sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri ini. Selain itu
setiap pemilik Rumah Sakit, direktur/pimpinan Rumah Sakit, dan
pemangku kepentingan terkait di bidang Pelayanan Kefarmasian di Rumah
Sakit harus mendukung penerapan Standar Pelayanan Kefarmasian di
Rumah Sakit.
Rumah Sakit wajib mengirimkan laporan Pelayanan Kefarmasian
secara berjenjang kepada dinas kesehatan kabupaten/kota, dinas kesehatan
provinsi, dan kementerian kesehatan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

12
BAB II

TINJAUAN KHUSUS

3.1 Profil RSU Manado Medical Center

A. Sejarah Singkat RSU Manado Medical Center


Pada awal berdirinya, RSU. Manado Medical Center merupakan
Rumah Sakit Umum Tipe D, yang berada dibawah naungan PT. Zolid
Medika. PT Zolid Medika sendiri didirikan pada Tanggal 9 April 2012 di
Manado oleh dr. Ronal H. Ciakaren, dan Bpk. Hoktar Ciakaren. Pendirian
PT. Zolid Medika dilakukan dihadapan Notaris Merlin Pontoh, SH, MKn.
Adapun maksud dan tujuan pendirian PT. Zolid Medika adalah sebagai
Badan Usaha berfokus pada Pelayanan Kesehatan yang menaungi RSU.
Manado Medical Center. Selanjutnya PT. Zolid Medika untuk pertama
kali dipimpin oleh Bpk. Hoktar Ciakaren sebagai Komisaris Utama, Ibu
Tjunny Halim sebagai Komisaris dan dr. Ronal H. Ciakaren sebagai
Direktur Utama.
Pada tanggal 19 September 2016, RSU. Manado Medical Center resmi
beroperasi, dengan kapasitas 108 tempat tidur, dengan memberikan
pelayanan kesehatan dasar yang meliputi : Gawat Darurat, Rawat Jalan,
Rawat Inap, Laboratorium Klinik, Radiologi, Farmasi, Gizi, CSSD,
PONEK, Kamar Bersalin, Bedah, Anestesi, IPAL, dan Kamar Jenazah.
Pelayanan kesehatan di RSU. Manado Medical Center ditunjung dengan 4
spesialistik dasar yang berhasil terpenuhi sejak 6 Februari 2018, yaitu :
Spesialis Penyakit Dalam, Spesialis Anak, Spesialis Obstetri-Ginekologi
dan Spesialis Bedah. Dalam perkembangan selanjutnya RSU. Manado
Medical Center berupaya untuk terus meningkatkan kualitas dan kuantitas
pelayanan yang ada.
Sebagai salah satu Rumah Sakit yang telah Terakreditasi pada
Tanggal 26 Juni 2019, RSU. Manado Medical Center, sebagai Patient
Centered Care  (PCC) Hospital  telah berkomitmen untuk memberikan

13
pelayanan terbaik terhadap Seluruh Lapisan Masyarakat Kota Manado dan
Sekitarnya dengan menempatkan Mutu dan Keselamatan Pasien sebagai
Prioritas Utama. Berkat kepercayaan dari banyak Masyarakat Kota
Manado (Sulawesi Utara), RSU. Manado Medical Center kemudian
berhasil di tingkatkan menjadi Rumah Sakit Umum Tipe C, pada Tanggal
10 November 2020. Sebagai salah satu Komitmen untuk turut
Meningkatkan Standar Kualitas Kesehatan Masyarakat, maka didirikanlah
RSU. Manado Medical Center ANNEX sebagai Gedung Penunjang
Pelayanan Kesehatan, yang kemudian memberikan akses tambahan
terhadap pelayanan : PCR, Mikrobiology, Rehabilitasi Medik,
Hemodialisis, CT Scan, PICU, NICU, HCU dan ICU. Dengan
beroperasinya Gedung Baru RSU. Manado Medical Center ANNEX, maka
kapasitas Pelayanan Rawat Inap meningkat menjadi 250 TT.

B. Visi dan Misi RSU Manado Medical Center


a) Visi
Memberikan pelayanan kesehatan yang berkualitas dan
paripurna kepada seluruh lapisan masyarakat kota Manado dengan
biaya yang terjangkau.
b) Misi
1. Meningkatkan akses masyarakat terhadap pelayanan
kesehatan yang berkualitas dengan biaya yang terjangkau.
2. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang paripurna
terintegrasi sesuai standar yang berfokus pada pasien.
3. Meningkatkan taraf kesehatan seluruh lapisan masyarakat
kota Manado dengan ikut serta dalam penyelenggaraan
program kesehatan promotef dan preventif.
4. Berperan pelayanan kesehatan yang prima sesuai dengan
kemajuan teknologi kedokteran dan kesehatan.

14
5. Senantiasa meningkatkan sarana, dan prasarana kesehatan
untuk mendukung mutu pelayanan kesehatan secara
komprehensif.
c) TUJUAN:
1. Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat melalui pelayanan
kkesehatan yang kuratif dan rehabilitatif, dengan tetap
melakukan upaya preventif dan promotif.
2. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang berkualitas
dengan harga yang terjangkau bagi masyarakat.
3. Meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan etika serta
profesionalisme tenaga kesehatan.
4. Meningkatkan kepercayaan dan kepuasan masyarakat terhadap
kualitas pelayanan kesehatan di kota Manado dengan
menyediakan fasilitas pelayanan Rumah Sakit yang modern,
efektif dan efisien.
5. Mendukung secara penuh kebijakan Pemerintah di bidang
kesehatan.
d) Motto
"LIVE FOR A BETTER LIFE"

15
C. Struktur Organisasi RSUD Maria Walanda Maramis

DIREKTUR
DIREKTUR

dr.
dr. ALAIN
ALAIN V.
V. BEYAH
BEYAH

Komite Medik
Dr. Christofan Lantu, Satuan Pengawas
Sp.P Internal
Dr. Berlin Simanjuntak
PJ.
PJ. BIDANG
BIDANG PJ.
PJ. BAGIAN
BAGIAN
PELAYANAN
PELAYANAN MEDIK
MEDIK &
& PJ.
PJ. BIDANG
BIDANG PENUNJANG
PENUNJANG ADMINISTRASI
ADMINISTRASI UMUM
UMUM
KEPERAWATAN
KEPERAWATAN &
& KEUANGAN
KEUANGAN

dr. ANTONIUS TUMBOL,


dr. ANTONIUS TUMBOL, MASCHARINA Komite Keperawatan
M.KES dr.
dr. PRICILLIA
PRICILLIA V.
V. ADAM
ADAM MASCHARINA
M.KES MANGUNE, SE
MANGUNE, SE Ns. Marlen M.
Rondonuwu, S.Kep

PJ.
PJ. SIE. PELAYANAN
SIE. PELAYANAN PJ.
MEDIK
PJ.
PJ. SIE.
SIE. PENUNJANG
PENUNJANG PJ. SUB.
SUB. BAGIAN
BAGIAN
MEDIK MEDIK ADMINISTRASI
ADMINISTRASI UMUM &
UMUM &
MEDIK
KEPEGAWAIAN
KEPEGAWAIAN
dr. SHERLY
SHERLY F.
F.
dr.
NAYOAN, M.KES
NAYOAN, M.KES dr.
dr. ISHAK
ISHAK SUMOLANG
SUMOLANG
Ns.
Ns. MEI
MEI L.
L. RANTUNG,
RANTUNG, Tim/Pokja
S.Kep,
S.Kep, M.Kes
M.Kes

PJ. PJ.
PJ. SIE.
SIE. PENUNJANG
PENUNJANG NON
PJ. SIE. KEPERAWATAN
SIE. KEPERAWATAN NON
PJ. SUB. BAGIAN
MEDIK
MEDIK PJ. SUB. BAGIAN PERENCANAAN
PERENCANAAN
EVALUASI
EVALUASI && PELAPORAN
PELAPORAN
FERRY
FERRY R.
R. DASLON
DASLON SIMBOLON,
SIMBOLON,
MAMAHIT, S.Kep AMKL
AMKL Ns.
Ns. ROSYE
ROSYE KATUUK, S.Kep
KATUUK, S.Kep
MAMAHIT, S.Kep

Staf Medik
Fungsional/ PJ. SUB. BAGIAN
PJ. PJ. SUB. BAGIAN KEUANGAN &
KEUANGAN &
Kelompok Jabatan PJ. SIE,
SIE, SIMRS
SIMRS &
& REKAM
REKAM MEDIK
MEDIK ASET
ASET
DORTJE KALENGKONGAN,
DORTJE KALENGKONGAN,
TIFKE
TIFKE SIGAR
SIGAR S.Kep
S.Kep SE
SE

INSTALASI
INSTALASI
INSTALASI
INSTALASI

16
3.2 Profil IFRS Manado Medical Center

RSU Manado Medical Center merupakan Rumah Sakit Umum Tipe D di


bawah naungan PT Zolid Medika yang resmi beroperasi pada 19 September 2016.
RSU Manado Medical Center memiliki beberapa layanan unggulan diantaranya
Trauma Center, Pusat Pelayanan Ibu & Anak, Medical Check Up dan Pusat
Layanan Kecelakaan Kerja.

A. Batasan Operasional Instalasi farmasi


1. Pemilihan
Pemilian obat di RSU Manado Medical Center dilakukan
berdasarkan Formularium Nasional, Formularium Rumah Sakit, dan
Pola Penyakit yang di lihat dalam kurun waktu tiga bulan. Yang
bertujuan untuk terciptanya sistem pengendalian yang baik.
2. Perencanaan
Perencanaan di RSU Manado Medical Center dilakukan
berdasarkan data konsumsi pasien selama tiga bulan, disesuaikan
dengan anggaran dan kebutuhan. Pedoman perencanaan dilakukan
berdasarkan daftar Formularium Nasional (ForNas), Formularium
Rumah Sakit, Catatan medis, Pola penyakit, dan Rencana
pengembangan.
Kegiatan perencanaan dilaukan tiap tiga bulan sekali berdasarkan
pengeluaran tiga bulan terakhir, perencanaan dibuat oleh
penanggungjawab gudang bersama dengan apoteker.
3. Pengadaan
Pengadaan dilakukan berdasarkan perencanaan yang telah dibuat
dan disetujui oleh direktur dan bagian keuangan di RSU Manado
Medical Center. Pengadaan obat dan perbekalan farmasi dilakukan
secara langsung dan tak langsung di PBF yang bekerja sama dengan
rumah sakit, untuk pengadaan obat CITO dipesan di PBF terdekat.
4. Penerimaan

17
Penerimaan barang dilakukan oleh pemeriksa atau penerima barang
dan penanggungjawab gudang untuk menerima setiap obat dan
perbekalan kefarmasian yang masuk, kemudian dicatat dalam kartu
stok.
5. Penyimpanan
Penyimpanan di RSU Manado Medical Center disusun berdasarkan
FIFO (First in first out) dan FEFO (First expire first out). Menurut
bentuk sediaan dan jenisnya, suhu dan kestabilan serta petunjuk
penyimpanan pada tabel obat.
6. Pendistribusian
Pendistribusian perbekalan farmasi di RSU Manado Medical
Center dilakukan untuk pelayanan individu dalam proses terapi, bagi
pasien rawat jalan, dan pasien rawat inap serta untuk menunjang
pelayanan medis. Perbekalan farmasi didistribusikan ke Instalasi, IGD
dan ruangan rawat inap. Pendistribusian untuk obat pasien rawat inap
didistribusikan berdasarkan sistem Unit Daily Dose (UDD).
7. Pelaporan
Pelaporan dibuat oleh Apoteker penanggungjawab setiap bulan
yang terdiri dari laporan pemakaian obat serta perbekalan farmasi
lainnya. Laporan pemakaian obat diserahkan ke Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota dan BPOM juga diserahkan pada PT.Kimia Farma
yang merupakan satu-satunya distributor untuk obat narkotik.

B. Sumber Daya Manusia


Terdapat 9 orang pegawai yang bekerja di Instalasi Farmasi RSU
Manado Medical Center, terdiri dari 1 orang Apoteker, 6 orang TTK
(Sarjana Farmasi) serta 2 orang pegawai yang bertugas sebagai Non-TTK.
Berikut merupakan struktur organisasi Instalasi Farmasi RSU Manado
Medical Center.

18
C. Struktur Organisasi Instalasi Farmasi RSU Manado Medical Center

Kepala Instalasi Farmasi

Lie C. G. Ticoalu, S.Farm, Apt.

Tenaga Teknis Kefarmasian Pelayanan


Farmasi

- Acika M. Sumual, S.Farm


- Englin M. Paat, S.Farm
- Priscilia Tumiwa, S.Farm
- Ida Ayu Riski Putri, S.Farm
- Gerry Semce Alotia, S.Farm
- Debora Jessica Kolibu, S.Farm

Staf Pelayanan Farmasi

- Freeti V. Lahunduitan, S.Kep, Ns


- Halid Yonas

D. Prosedur Pelayanan Pasien di Instalasi Farmasi


Pelayanan yang diberikan kepada pasien yang datang di instalasi
Farmasi RSU Manado Medical Center dijelaskan sebagi berikut :
a. Pasien datang dengan membawa resep yang diberikan oleh Dokter
setelah dilakukan pemeriksaan. Pasien menyerahkan resep kepada
petugas instalasi farmasi.

19
b. Petugas instalasi farmasi menerima resep dari pasien, lalu melakukan
skrining resep dan mengidentifikasi jenis perawatan pasien apakah
termasuk pada rawat inap atau rawat jalan. Jenis jaminan juga
diperhatikan apakah pasien memiliki jaminan sosial seperti BPJS.
untuk pasien rawat inap harus menyertakan KPO ( Kartu Pengambilan
Obat ) Petugas apotek akan menyediakan obat dan alat kesehatan
sesuai dengan resep. Obat yang tidak tersedia dan tidak termasuk
dalam formularium RSUD maka akan diberikan salinan resep umum,
jika telah dikonfirmasikan dengan dokter penulis resep untuk
dijadikan obat umum berbayar.
c. Petugas memeriksa kembali obat atau alkes, nama pasien serta aturan
pakai obat. Petugas apotek menyerahkan obat serta memberikan
informasi obat pasien ataupun keluarga pasien.

20
BAB IV

PEMBAHASAN

RSU Manado Medical Center merupakan Rumah Sakit milik pribadi


yang dibawah naungan PT. Zolid Medica. RSU Manado Medical Center adalah
Rumah Sakit Tipe D, namun pada tahun 2020 berhasil ditingkatkan menjadi
Rumah Sakit tipe C. Adapun pelayanan medik yang di berikan RSU Manado
Medical Center seperti pelayanan UGD, Poli Umum, Poli Anak, Poli Penyakit
Dalam, Poli THT, Poli Kulit dan Kelamin, Poli Mata, Poli Kebidanan dan
Kandungan, Poli Bedah, Poli Saraf dan Poli Rehabilitas Medik dan adapun
pelayanan tambahan di RSU Manado Medical Center PCR, Mikrobiologi,
Rehabilitasi Medik, Hemodialisis, CT Scan, PICU, NICU, HCU,ICU.

Kegiatan Praktek Belajar Lapangan (PBL) mahasiswa Poltekkes


Kemenkes Manado Jurusan Farmasi dilaksanakan pada tanggal 15 november
sampai pada tanggal 27 November 2021, bertempat di RSU Manado Medical
Center khususnya di bagian Apotek Rumah sakit atau Instalasi Farmasi Rumah
Sakit. Kegiatan PBL ini dilaksanakan setiap hari Senin sampai Sabtu dengan
pembagian shift pagi pukul 08.00 – 15.00 WIT dan sore pada pukul 14.00 –
21.00 WIT.

Kegiatan PBL diawali dengan pengenalan lingkungan Rumah Sakit yang


selanjutnya dilakukan pembagian shift kerja. Kegiatan yang dilakukan mahasiswa
selama PBL berlangsung antar lain melayani resep (menyediakan obat dan alkes
lalu menulis aturan pakai), melakukan penyerahan obat serta informasi obat
kepada pasien, membuat pencatatan resep (narkotka dan psikotropika), menambah
stok obat yang sudah habis atau berkurang, pada hari terakhir dilaksanakan ujian
evaluasi.

Apotek RSU Manado Medical Center dipimpin oleh seorang apoteker


yang dibantu oleh beberapa asisten apoteker atau tenaga kesehatan lainnya.
Kegiatan kefarmasian di RSU Manado Medical Center berorientasi pada
kepentingan pasien (Farmasi Klinis) yaitu dengan menyelenggarakan sediaan

21
farmasi, pengelolaan obat, pendistribusian obat, pelayanan obat atau resep dokter
dan pelayanan informasi obat.

RSU Manado Medical Center melayani pasien BPJS dan pasien umum.
Pelayanan obat atau resep dokter di Apotek RSU Manado Medical Center dengan
cara, untuk pasien rawat jalan obat di berikan sesuai dengan yang tertulis di resep
atas nama pasien tersebut dan diberikan untuk penggunaan selama tujuh hari.
Sedangkan untuk pasien rawat inap, obat diberikan hanya untuk satu hari
pemakaian dan untuk pasien UGD pelayanan resep obat hanya diberikan untuk
tiga hari pemakaian.

Untuk perencanaan obat di RSU Manado Medical Center yang akan


digunakan di rencanakan pada tahun berikutnya dilihat dari penggunaan obat tiap
bulan kemudian ditambahkan 4-6 bulan pemakaian kedepan (total 18 bulan) untuk
mencegah terjadinya kekosongan persediaan obat pada waktu pengadaan obat.
Pengadaan obat dilakukan oleh panitia pengadaan obat dan alat kesehatan
sesuai jumlah yang telah direncanakan. Pengadaan dilakukan dengan pemesanan
obat melalui sistem e-katalog kecuali untuk obat golongan NAPZA, vaksin dan
obat-obat program.
Penyimpanan obat di apotek disimpan berdasarkan abjad, bentuk sediaan,
jenis obat serta stabilitas obat. Ada penyimpanan tersendiri untuk tablet, salep,
sediaan tetes, infus, injeksi, alkes, obat High Alert, obat-obatan narkotika dan
psikotropika.
RSU Manado Medical Center memiliki formularium obat yang dibuat
berdasarkan hasil rapat antara dokter, apoteker, dan tenaga medis lainnya yang
bertujuan untuk penggunaan obat secarara rasional, pengelolaan obat secara
transparan dan rumah sakit memperoleh pemasukan yang sesuai dari hasil
pengelolaan obat di rumah sakit. Selain itu juga untuk membangun hubungan
kerjasama yang baik antara dokter dan apoteker.

22
BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Rumah Sakit Umum Manado Medical Center yang ada di Minahasa


Utara khususnya yang ada di Apotek merupakan pusat pelayanan kesehatan
masyarakat dan pelayanan pengobatan rawat jalan dan rawat inap serta
pelayanan pengobatan untuk pasien dari setiap masing-masing poli klinik dan
ada juga pelayanan IGD 1 x 24 Jam.

Kegiatan manajemen pengelolaan yang dilakukan oleh Instalasi Farmasi


RSU Manado Medical Center telah dilakukan sesuai dengan Undang-Undang
dan Permenkes yang berlaku yaitu mulai dari pemilihan, perencanaan,
pengadaan, penerimaan, penyimpanan, pendistribusian hingga pelaporan.
Adapun proses pelayanan resepnya telah dilaksanakan dengan baik baik dari
menerima resep, menyediakan resep (dispensing) hingga Pelayanan Informasi
Obat (PIO).

5.2 Saran

1. Dalam penyimpanan cairan sebaiknya menggunakan palet agar sediaan


tidak langsung terkena dengan lantai
2. Tempat penyimpanan obat narkotika, psikotropika, dan OOT kiranya
dapat diperhatikan kembali sesuai dengan PERMENKES yang berlalu.

23
DAFTAR PUSTAKA

- Departemen Kesehatan Republik Indonesia.2009.Undang-Undang No. 44


Tahun 2009 tentang Rumah Sakit
- Departemen Kesehatan Republik Indonesia.2010.Peraturan Menteri
Kesehatan Republik Indonesia Nomor 340 tahun 2010 tentang Klasifikasi
Rumah Sakit
- Departemen Kesehatan Republik Indonesia.2014.Peraturan Menteri
Kesehatan No. 58 tahun 2014 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di
Rumah Sakit
- Departemen Kesehatan Republik Indonesia.2016.Peraturan Menteri
Kesehatan RI No 72 Tahun 2016 Tentang Standar Pelayanan Kefarmasian Di
Rumah Sakit

24

Anda mungkin juga menyukai