Anda di halaman 1dari 9

Micro Teaching dengan Strategi Tutor Sebaya

Pokok Bahasan Sel Volta dan Sel Elektrolisis


AMINU IRFANDA SUPANDA

Paradigma pendidikan Sistemik-Organik menekankan bahwa proses pendidikan


formal sistem persekolahan harus memiliki ciri-ciri sebagai berikut: (1) pendidikan
lebih menekankan pada proses pembelajaran (learning) daripada mengajar
(teaching); (2) pendidikan diorganisir dalam suatu struktur yang fleksibel; (3)
pendidikan memperlakukan peserta didik sebagai individu yang memiliki
karakteristik khusus dan mandiri, dan, (4) pendidikan merupakan proses yang
berkesinambungan dan senantiasa berinteraksi dengan lingkungan.
Untuk membantu mempersiapkan pembelajar mendapatkan pengalaman belajar
yang optimal, diperlukan lingkungan kerja sama di dalam komunitas belajar yang
murni. Kerja sama membantu pembelajar mengurangi tekanan dan lebih banyak
memanfaatkan energi kejiwaan untuk belajar. Kerja sama antar pembelajar
menciptakan sinergi manusiawi yang memungkinkan berbagai wawasan, gagasan,
dan informasi mengalir bebas. Dan itu dapat meningkatkan pengalaman belajar
bagi semua orang.
Ilmu kimia menjadi sangat penting dan menyenangkan untuk dipelajari apabila
pengajar benar-benar mampu mengoptimalkan media, suasana yang menyenangkan
dan mau belajar dari keadaan yang terus berubah. Pendekatan Micro Teaching
dengan Tutor Sebaya adalah adalah bentuk pembelajaran yang memadukan
kemampuan berpikir (mind), memperoleh fakta-fakta (acquire the fact),
menyelediki makna (search out the meaning), memicu ingatan (trigger the
memory), mempresentasikan apa yang kita ketahui (exhibit what you know), dan
merefleksikan (reflect).
Strategi ini dilakukan dengan langkah-langkah: (1) fasilitator memberikan garis-
garis besar materi yang akan dipresentasikan siswa, (2) siswa mempelajari dan
merujuk referensi untuk memperkaya informasi, (3) siswa mempresentasikan
materi di forum kelas yang pilihan topik dengan pengundian sementara siswa
lainnya mengamati, (4) fasilitator memberikan feedback terhadap materi yang
disajikan.

© Aminu Irfanda Supanda_Kimia SMA Negeri 1 Sumbawa Besar


Topik 1:
Jelaskanlah dengan baik pertanyaan-pertanyaan berikut, jika diketahui harga potensial reduksi:

Hg2+ + 2e– → Hg Ered = +0,65 V


V2+ + 2e– → V Ered = –1,20 V
Ba2+ + 2e– → Ba Ered = –2,90 V
Os2+ + 2e– → Os Ered = +0,90 V
Cd2+ + 2e– → Cd Ered = –0,40 V
2H2O + 2e– → 2OH– + H2 Ered = –0,83 V
2H+ + 2e– → H2 Ered = 0,00 V

a. Susunlah kelima logam di atas dalam deret Volta.


b. Manakah logam yang paling mudah dioksidasi?
c. Manakah logam yang dapat bereaksi dengan asam?
d. Manakah logam yang bereaksi dengan air?
e. Manakah logam yang sukar berkarat?

Penjelasan:

a. Susunan lima logam di atas dalam deret Volta yaitu: Ba – V – Cd – Hg – Os

b. Ba merupakan reduktor terkuat, sehingga paling mudah dioksidasi karena memiliki Ered
paling kecil (paling negatif).

c. Logam yang dapat bereaksi dengan asam (dioksidasi oleh asam), adalah logam Ba, V dan Cd
karena logam-logam tersebut memiliki Ered lebih kecil daripada Ered H+ = 0,00 V.

d. Logam yang dapat bereaksi dengan air (dioksidasi oleh air), adalah logam Ba dan V karena
logam-logam tersebut memiliki Ered lebih kecil daripada Ered H2O = –0,83 V.

e. Logam yang sukar berkarat memberikan pengertian bahwa logam tersebut sukar dioksidasi.
Proses oksidasi logam atau perkaratan disebabkan oleh lingkungan asam (H +), lingkungan
basa (OH-), kelembaban (adanya air), O2, dan garam-garam yang memiliki potensial lebih
positif dari logam yang dimaksud. Logam-logam yang tidak berkarat karena memiliki
memiliki Ered lebih lebih positif daripada Ered H+ = 0,00 V.

© Aminu Irfanda Supanda_Kimia SMA Negeri 1 Sumbawa Besar


Topik 2:
Jelaskanlah dengan baik pertanyaan-pertanyaan berikut, jika diketahui harga potensial reduksi:

Sr2+ + 2e– → Sr Ered = –2,89 V


Ga3+ + 3e– → Ga Ered = –0,55 V
Bi3+ + 3e– → Bi Ered = +0,25 V
Li2+ + 2e– → Li Ered = –3,05 V
W2+ + 2e– → W Ered = –0,12 V
2H2O + 2e– → 2OH– + H2 Ered = –0,83 V
2H+ + 2e– → H2 Ered = 0,00 V

a. Susunlah kelima logam di atas dalam deret Volta.


b. Manakah logam yang merupakan reduktor terkuat?
c. Manakah logam yang dapat bereaksi dengan air?
d. Manakah logam yang bereaksi dengan asam?
e. Manakah logam yang sukar berkarat?

Penjelasan

a. Susunan lima logam di atas dalam deret Volta yaitu: Li – Sr – Ga – W – Bi

b. Li merupakan reduktor terkuat, karena memiliki Ered paling kecil (paling negatif).

c. Li dan Sr dapat bereaksi dengan air (dioksidasi oleh air), sebab logam-logam tersebut
memiliki Ered lebih kecil (lebih negatif) daripada Ered H2O = –0,83 V?

d. Bi tidak bereaksi (sukar dioksidasi) oleh asam karena memiliki Ered lebih positif daripada
Ered H+ = 0,00 V.

e. Logam yang sukar berkarat memberikan pengertian bahwa logam tersebut sukar dioksidasi.
Proses oksidasi logam atau perkaratan disebabkan oleh lingkungan asam (H +), lingkungan
basa (OH-), kelembaban (adanya air), O2, dan garam-garam. Logam-logam yang tidak
berkarat karena memiliki memiliki Ered lebih lebih positif daripada Ered H+ = 0,00 V.

© Aminu Irfanda Supanda_Kimia SMA Negeri 1 Sumbawa Besar


Topik 3:
Jelaskanlah dengan baik pertanyaan-pertanyaan berikut:

1. Bagaimanakan mencegah terjadinya korosi pada logam?


Penjelasan:
a. Mencegah kontak langsung dengan logam-logam yang korosif di lingkungan yang
mengandung air, asam, CO2, O2, asam-asam, dan NaCl dengan melapisinya dengan cat,
gemuk, atau oli.
b. Membuat campuran logam (alloy), seperti stainless steel (Fe, Ni dan Cr), perunggu
(Cu dan Sn) dan kuningan (Cu dan Zn).
c. Perlindungan katode atau pengorbanan anode, yaitu melindungi logam yang mudah
teroksidasi dengan menggunakan logam lain yang memiliki potensial reduksi lebih kecil
daripada logam yang akan dilindungi dengan tujuan logam yang akan dilindungi tidak
mengalami oksidasi dan justru sebaliknya mengalami reduksi.
d. Penyepuhan (electroplating) dengan menggunakan logam lain, misalnya besi
dilindungi dengan dilapisi logam lain seperti Cr, Mg, Zn atau Al.

2. Apa yang Anda ketahui tentang perlindungan logam besi dengan menggunakan logam lain
yang memiliki potensial reduksi lebih kecil, lengkapilah penjelasan Anda dengan
menggunakan kajian deret Volta pada 6 (enam) logam berikut ini:
Sn2+ + 2e– → Sn Ered = –0,14 V
Fe 2+
+ 2e –
→ Fe Ered = –0,44 V
Cu2+ + 2e– → Cu Ered = +0,34 V
Pb 2+
+ 2e –
→ Pb Ered = –0,13 V
Mg 2+
+ 2e –
→ Mg Ered = –2,38 V
Ni2+ + 2e– → Ni Ered = –0,25 V

Penjelasan:
Berdasarkan harga potensial standar reduksi kita dapatkan urutan kereaktifan logam sebagai
berikut:

oksidasi

Mg Fe Ni Sn Pb Cu

reduksi

Melindungi logam besi dari karat logam (korosi) berarti menghindari terjadinya reaksi
oksidasi pada logam besi tersebut. Perlindungan terhadap besi dapat dilakukan
dengan menghambat terjadinya reaksi oksidasi pada besi dengan memasangkan logam
besi dengan suatu logam yang memiliki potensial reduksi lebih negatif daripada
potensial reduksi logam besi, dengan harapan bahwa besi justru akan mengalami
reduksi (tidak teroksidasi) sementara logam yang dipasangkan justru yang mengalami
oksidasi. Dengan demikian proses korosi dapat diperlambat. Logam yang
memungkinkan untuk melindungi besi adalah logam magnesium yang memiliki harga
Ered = –2,38 V (lebih negatif dari logam besi Ered = –0,44 V).
© Aminu Irfanda Supanda_Kimia SMA Negeri 1 Sumbawa Besar
Topik 4:
Jelaskanlah dengan baik pertanyaan-pertanyaan berikut:

1. Apakah yang Anda ketahui tentang deret Volta (deret kereaktifan logam)?
2. Diketahui potensial reduksi:
Ag+
+ e– → Ag Ered = +0,80 V
Cu2+ + 2e– → Cu Ered = +0,34 V

a. Tuliskanlah notasi sel kedua elektrode di atas.


b. Tentukanlah potensial standar sel tersebut.
c. Tuliskanlah reaksi selnya.

Penjelasan:
1. Deret Volta adalah susunan logam-logam berdasarkan potensial elektrode standarnya.
Semakin kiri kedudukan suatu logam dalam deret Volta,
 Logam semakin reaktif (semakin mudah melepaskan elektron),
 Logam merupakan reduktor yang semakin kuat.
Semakin kanan kedudukan suatu logam dalam deret Volta,
 Logam semakin kurang reaktif (semakin sukar melepaskan elektron),
 Logam merupakan oksidator yang semakin kuat.

Jadi, logam yang terletak lebih kiri lebih reaktif daripada logam-logam yang di kanannya.
Oleh karena itu, logam yang terletak lebih kiri dapat mendesak logam yang lebih kanan
untuk mengalami reduksi.

2. Notasi sel dapat dituliskan: [oksidasi] anode | larutan (ion) || larutan (ion) | katode
[reduksi]
Anode selalu dituliskan di sebelah kiri. Logam dan larutannya dipisahkan oleh suatu garis
vertikal ganda yang menyatakan secara simbolis jembatan garam.

Ag+ + e– → Ag Ered = +0,80 V


Cu2+ + 2e– → Cu Ered = +0,34 V

oksidasi

Cu Ag
reduksi

a. Notasi sel kedua elektrode di atas: Cu | Cu2+ || Ag+ | Ag


b. Tentukanlah potensial standar sel tersebut.
E sel  = E red  – E oks  = 0,80 V – 0,34 V = 0,46 V
c. Tuliskanlah reaksi selnya.
2Ag+ + 2e– → 2Ag E = +0,80 V
Cu → Cu2+ + 2e– E = –0,34 V
+
2Ag + Cu → Cu + 2Ag 2+
E = +0,46 V

© Aminu Irfanda Supanda_Kimia SMA Negeri 1 Sumbawa Besar


Topik 5:
Jelaskanlah dengan baik pertanyaan-pertanyaan berikut:

Diketahui potensial reduksi:


Sr2+ + 2e– → Sr Ered = –2,89 V
Ga3+ + 3e– → Ga Ered = –0,55 V
Li2+ + 2e– → Li Ered = –3,05 V
W2+ + 2e– →W Ered = –0,12 V

Apakah reaksi berikut dapat berlangsung? Berikanlah penjelasan Anda….


a. Li + Ga3+ → Li+ + Ga
b. W + Sr2+ → W2+ + Sr

Penjelasan:
a. Langkah pertama kita urutkan terlebih dahulu kedua logam yang terlibat dalam reaksi:

Dari deret Volta di samping tampak bahwa logam


oksidasi Li memiliki kecenderungan mengalami oksidasi
dibandingkan logam Ga (logam Ga cenderung
Li Ga mengalami reduksi terhadap Li). Perhatikan
reduksi reaksi:
oks

Li + Ga3+ → Li+ + Ga
0 +3 +1 0
red

Terdapat kesesuaian antara reaksi redoks pada soal dengan kecenderungan kedua logam,
sehingga reaksi tersebut dapat berlangsung spontan (ESel berharga positif). Kita dapat
menentukan potensial standar sel reaksi tersebut.

E sel  = E red  – E oks  = – 0,55 V – (–3,05) V = +2,50 V

Tuliskanlah reaksi selnya.

Ga3+ + 3e– → Ag E = –0,55 V


+
3Li → 3Li + 3e– E = +3,05 V
Ga3+ + 3Li → Li+ + Ga E = +2,50 V

© Aminu Irfanda Supanda_Kimia SMA Negeri 1 Sumbawa Besar


Dari deret Volta di samping tampak bahwa logam
oksidasi Sr memiliki kecenderungan mengalami oksidasi
dibandingkan logam W (logam W cenderung
Sr W mengalami reduksi terhadap Sr). Perhatikan
reduksi reaksi:
oks

W + Sr2+ → W2+ + Sr
0 +2 +2 0
red

Terdapat ketidaksesuaian antara reaksi redoks pada soal dengan kecenderungan kedua
logam, sehingga reaksi tersebut tidak dapat berlangsung spontan (ESel berharga negatif).
Kita dapat menentukan potensial standar sel reaksi tersebut.

E sel  = E red  – E oks  = – 2,89 V – (–0,12) V = –2,77 V

Tuliskanlah reaksi selnya.

Sr2+ + 2e– → Sr E = –2,89 V


W → W 2+
+ 2e –
E = +0,12 V
Sr2+ + W → W2+ +Sr E = –2,77 V

© Aminu Irfanda Supanda_Kimia SMA Negeri 1 Sumbawa Besar


Topik 6:

Jelaskanlah dengan baik pertanyaan-pertanyaan berikut:

Diketahui potensial reduksi


dua buah logam:

Ag+ + e– → Ag Ered = +0,80 V


Cu2+ + 2e– → Cu Ered = +0,34 V

Gambar di samping adalah sel volta


dengan menggunakan elektrode
perak sebagai katode dan elektrode
tembaga sebagai anode. Berikanlah
penjelasan proses redoks yang terjadi
pada sel tersebut?

Penjelasan:
Reaksi redoks merupakan reaksi pemindahan elektron. Pada sel Volta pada gambar di atas,
elektron berpindah dari Cu ke Ag+. Ion-ion Ag+ menyelimuti katode (elektrode perak) serta
mengikat satu elektron dan akhirnya mengendap. Sebaliknya, logam Cu yang kehilangan dua
elektron larut dan berubah menjadi ion Cu2+. Sel Volta dipisahkan oleh jembatan garam
Logam Cu yang dicelupkan dalam larutan yang mengandung ionnya (larutan garamnya) akan
larut. Pada saat pelepasan elektron:

Cu → Cu2+ + 2e–

Elektron yang dibebaskan oleh logam Cu tidak akan tertinggal di logamnya, tetapi mengalir ke
loham perak melalui penghantar. Ion Ag+ dalam larutan akan menangkap elektron itu dan
mengendap:

Ag+ + e– → Ag

Akibatnya, rangkaian tersebut akan menghasilkan arus listrik. Akan tetapi, pada saat logam Cu
larut maka pada gelas kimia A akan menjadi bermuatan positif karena melimpahnya spesi
muatan positif. Hal ini menyebabkan pelarutan selanjutnya akan terhambat. Sebaliknya, pada
gelas kimia B menjadi bermuatan negatif sehingga pengendapan ion perak akan terhambat.
Dengan demikian arus listrik tidak akan berlangsung lama. Untuk menetralkan muatan pada
kedua larutan, kedua gelas kimia dihubungkan dengan jembatan garam (berupa pipa U yang
berisi larutan garam NaCl atau KNO3 dalam agar-agar). Dengan adanya jembatan garam sistem
pada sel Volta adalah sistem tertutup (rangkaian tertutup).

© Aminu Irfanda Supanda_Kimia SMA Negeri 1 Sumbawa Besar


Referensi:

Manfaatkan referensi berikut yang dapat digunakan untuk melengkapi penjelasan Anda:

Kuswati dkk, Maria. 2007. Sains Kimia 3. Jakarta: Bumi Aksara.


Anshori, Irfan. 2000. Acuan Pelajaran Kimia SMU 3. Jakarta: Bumi Aksara.
Susilowati, Endang. 2007. Sains Kimia 3A Prinsip dan Terapannya. Solo: Tiga Serangkai
Purba, Michael. 2007. Kimia Jilid 3. Bandung: Erlangga.

Atau konsultasi via HP: 085239528650

Catatan:

1. Waktu Presentasi hanya 10 menit meliputi  5 menit presentasi dan 5 menit tanya
jawab dengan fasilitator.
2. Undian untuk 5 kelas mengikuti format sebagai berikut: untuk yang 2 jam
pelajaran - 90 menit (8 - 9 siswa) untuk yang 3 jam pelajaran – 135 menit (12 orang).
3. Setiap siswa yang mempresentasikan diberikan keleluasaan untuk memanfaatkan
referensi buku dan media.

© Aminu Irfanda Supanda_Kimia SMA Negeri 1 Sumbawa Besar

Anda mungkin juga menyukai