Disusun Oleh:
JURUSAN KEHUTANAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS PALANGKARAYA
Puji syukur kami ucapkan kehadirat Tuhan YME atas segala rahmat-Nya sehingga makalah ini
dapat tersusun sampai dengan selesai.
Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi
pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa pembaca pahami dan
terapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan
makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman Kami. Untuk itu kami sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR……………………………………………………... i
DAFTAR ISI……………………………………………………………….. ii
DAFTAR GAMBAR……………………………………………………… iv
BAB V KESIMPULAN…………………………………………………... 11
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………… 12
DAFTAR TABEL
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam kehidupan sehari-hari tanah tidak terlepas dari pandangan,
sentuhan dan perhatian kita. Kita melihatnya, menginjaknya,menggunakannya
dan memperhatikannya. Kita bergantung dari tanah dan sebaliknya tanah-tanah
yang baik dan subur tergantung dari cara kita menggunakannya.
Tanah merupakan salah satu komponen abiotik pada permukaan bumi
yang sangat penting bagi makhluk hidup. Tanah menjadi sangat penting karena
tanah menyediakan unsur hara, seperti mineral, bahan organik, air dan udara bagi
tumbuhan untuk proses fotosintesis. Suatu tanah tersusun atas partikel-partikel
tanah itu sendiri. Perbandingan partikel-partikel tanah itu disebut dengan tekstur
tanah. Tekstur tanah lalu dibagi kembali menjadi 3, yaitu pasir, debu dan liat.
Tekstur-tekstur tanah tersebut memiliki ciri-ciri yang berbeda begitu juga dengan
tingkat kesuburannya. Dengan mengetahui telstur tanah, maka kita akan
menyadari bahwa sebenarnya tanah memiliki keragaman yang sangat penting bagi
kehidupan saat ini dan masa yang akan datang.
Ciri-ciri alam sering kurang dimengerti. Bagi kita tanah merupakan salah
satu ciri tersebut yang ditemukan di mana saja dan kelihatannya selalu dekat
dengan kita. Oleh karena hal itu maka kita tidak berusaha menjawab pertanyaan
apa itu tanah,bagaimana struktur dan teksturnya serta apa saja komponen
penyusunnya. Mungkin kita tidak menyadari bahwa sebetulnya tanah di suatu
tempat berbeda dengan tanah di tempat lain. Dan barangkali sebagian besar dari
kita tidak mengetahui, apa yang menyebabkan adanya perbedaan tersebut.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pengertian dari tanah ?
2. Bagaimana tekstur dari tanah ?
3. Bagaimana struktur dari tanah ?
4. Bagaimana komponen dari tanah ?
C. Tujuan
1. Sebagai bagian untuk memenuhi tugas kuliah
2. Agar mahasiswa mengetahui pengertian dari tanah.
3. Agar mahasiswa mengetahui tekstur dari tanah.
4. Agar mahasiswa mengetahui struktur dari tanah.
5. Agar mahasiswa mengetahui komponen dari tanah.
BAB II
KOMPONEN TANAH
Tanah adalah suatu benda alam yang terdapat dipermukaan kulit bumi, yang
tersusun dari bahan-bahan mineral sebagai hasil pelapukan batuan, dan bahan-bahan
organik sebagai hasil pelapukan sisa-sisa tumbuhan dan hewan, yang merupakan medium
atau tempat tumbuhnya tanaman dengan sifat-sifat tertentu, yang terjadi akibat dari
pengaruh kombinasi faktor-faktor iklim, bahan induk, jasad hidup, bentuk wilayah dan
lamanya waktu pembentukan (Yuliprianto, 2010). Bahan penyusun tanah tersusun atas
empat komponen, yaitu bahan padat mineral, bahan padat organik, air, dan udara. Bahan
padat mineral terdiri atas bibir batuan dan mineral primer, lapukan batuan dan mineral,
serta mineral sekunder. Bahan padat organik terdiri atas sisa dan rombakan jasad,
terutama tumbuhan, zat humik, dan jasad hidup penghuni tanah, termasuk akar tumbuhan
hidup (Darusman, 2006). Air mengandung berbagai zat terlarut sehingga disebut juga
larutan tanah. Secara umum bahan padatan menyusun sekitar 50% bahan tanah, dan 50%
lagi berupa cairan dan gas. Bahan padatan terbagi menjadi sekitar 45% bahan mineral dan
5% bahan organik. Bahan cairan (air) dan gas (udara) secara bersamasama dan bergantian
mengisi pori-pori tanah, masing-masing dengan kisaran 20- 30% (Darusman, 2006).
Bahan penyusun tanah tersusun atas empat komponen, yaitu bahan padat mineral, bahan
padat organik, air, dan udara. Bahan padat mineral terdiri atas bibir batuan dan mineral
primer, lapukan batuan dan mineral, serta mineral sekunder.
Pada tanah yang tergenang atau dalam kondisi air berlebih, kandungan O₂ bahkan
dapat lebih rendah lagi. Pada kondisi anaerob (kekurangan oksigen), udara tanah dapat
mengandung gas CH₄ dan H₂S. Adapun kandungan gas-gas nitrogen pada keduanya
relatif sama. Selain itu udara tanah memiliki kandungan uap air lebih tinggi daripada di
atmosfir (kelembaban nisbi dapat mencapai 100%). Bahan gas dalam tanah selain berasal
dari difusi gas atmosfir juga berasal dari aktivitas akar maupun organisma tanah (Anwar,
et al., 2014).
D. Tekstur Tanah
Tekstur tanah adalah kasar dan halusnya tanah dari fraksi tanah halus 2mm,
berdasarkan perbandingan banyaknya butir butir pasir, debu dan liat (Hardjowigeno,
2003). Pada beberapa tanah, kerikil batu dan batuan induk dari lapisan lapisan tanah ada
juga yang mempengaruhi tekstur dan penggunaan tanah. Tekstur suatu tanah merupakan
sifat yang hampir tidak berubah berlainan, dengan struktur dan konsistensi. Karena
sifatnya yang relative tetap untuk jangka waktu tertentuh maka tekstur tanah sudah lama
menjadi dasar klasifikasi tanah serta struktur yang turut menentkan tata air dalam tanah
yang berupa kecepatan fitrasi, penetrasi dan kemampuan pengikatan air oleh tanah
(Darmawijaya,1990).
Keadaan tekstur tanah sangat berpengaruh terhadap keadaan sifat-sifat tanah yang
lain seperti struktur tanah, permeabilitas tanah, porositas dan lainlain.Butir-butir yang
paling kecil adalah butir liat, diikuti oleh butir debu (silt), pasir, dan kerikil. Selain itu,
ada juga tanah yang terdiri dari batu-batu. Tekstur tanah dikatakan baik apabila
komposisi antara pasir, debu dan liatnya hampir seimbang. Tanah seperti ini disebut
tanah lempung. Semakin halus butir-butir tanah (semakin banyak butir liatnya), maka
semakin kuat tanah tersebut memegang air dan unsur hara. Tanah yang kandungan
liatnya terlalu tinggi akan sulit diolah, apalagi bila tanah tersebut basah maka akan
menjadi lengket. Tanah jenis ini akan sulit melewatkan air sehingga bila tanahnya datar
akan cenderung tergenang dan pada tanah berlereng erosinya akan tinggi. Tanah dengan
butir-butir yang terlalu kasar (pasir) tidak dapat menahan air dan unsur hara. Dengan 8
demikian tanaman yang tumbuh pada tanah jenis ini mudah mengalami kekeringan dan
kekurangan hara.
Tekstur tanah ditetapkan secara kualitatif di lapangan, tanah yang bisa diletakkan
diantara ibu jari dengan jari telunjuk dan kemudian saling ditekan dan dirasakan.
Terdapatnya tekstur profil tanah terkadang dapat member keuntungan tetapi, tetapi
kadang memberikan kerugian, tergantung pada tingkatan perkembangan tanah sampai
batas batas tertentu. Tekstur tanah menunjukkan kasar dan halusnya tanah, tekstur tanah
merupakan perbandingan antara butirbutir pasir debu dan liat. Teksur tanah dibedakan
berdasarkan presentase kandungan pasir, debu dan liat (Hadjowigeno, 2002).
Debu (Silt) 20 80 12,5
Liat (Clay) 45 40 40
Sumber : USDA (2003)
BAB III
TUBUH TANAH
Tubuh tanah (solum) tidak lain adalah batuan yang melapuk dan mengalami proses
pembentukan lanjutan. Usia tanah yang ditemukan saat ini tidak ada yang lebih tua daripada
periode Tersier dan kebanyakan terbentuk dari masa Pleistosen. Tubuh tanah terbentuk dari
campuran bahan organik dan mineral.
B. Bahan Organik
Bahan organik tanah terdiri atas sisa-sisa hewan atau tumbuhan yang mati, daun
yang gugur ataupun feses yang telah diuraikan oleh bakteri dan jamur. Hasil dari
penguraian ini sering disebut dengan humus. Humus memiliki peran yang sangat penting
bagi kesuburan tanah dan tanaman yang ada diatasnya.
D. Komposisi
Berbeda dengan komposisi tanah secara umum, tanah gambut memiliki komposisi
yang hanya terdiri dari bagian padat 100% berupa bahan organik, dan ruang porinya
100% terisi air. Tanah gambut tidak mengandung bahan mineral dan udara. Hal ini
mengakibatkan tanah gambut tidak produktif jika dimanfaatkan sebagai lahan pertanian.
Di Indonesia tanah gambut banyak ditemukan di kawasan rawa di Sumatera Selatan,
Jambi, Riau, Kalimantan dan Papua.
BAB IV
PEMBAHASAN
BAB V
KESIMPULAN
Berdasarkan pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa :
1. Tanah adalah suatu benda berbentuk tiga dimensi, tersusun dari masa padat, cair dan gas
yang terdapat di permukaan bumi, berasal dari hasil pelapukan batuan dan atau
dekomposisi bahan organik. Tanah merupakan lapisan permukaan bumi yang secara fisik
berfungsi sebagai tempat tumbuh & berkembangnya perakaran penopang tegak
tumbuhnya tanaman dan menyuplai kebutuhan air dan udara; secara kimiawi
3. Tekstur tanah adalah keadaan tingkat kehalusan tanah yang terjadi karena terdapatnya
perbedaan komposisi kandungan fraksi pasir, debu dan liat yang terkandung pada tanah
Struktur tanah merupakan gumpalan-gumpalan kecil dari dari butiran tanah. Gumpalan
ini terjadi karena butir-butir pasir, debu dan liat terikat satu sama lain oleh perekat seperti
: Bahan organik, Oksida besi dan lain-lain.
4. Tanah pada kedalaman tertentu selalu dipenuhi oleh air yang disebut dengan air tanah.
Air tanah dapat dibedakan menjadi dua yaitu air tanah dangkal dan air tanah
dalam. Larutan tanah adalah air yang terdapat di antara pori-pori tanah. Larutan ini
mengandung ion-ion terlarut yang dapat diserap oleh akar tanaman. Di antaranya terdapat
juga ion-ion yang tidak berguna atau bersifat racun bagi tanaman, seperti aluminium.
DAFTAR PUSTAKA
Soepardi,Goeswono. 1983. Sifat dan Ciri Tanah. Bogor: Institut Pertanian Bogor