DISUSUN OLEH :
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga saya dan kelompok saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang
berjudul ILMU DAN METODE ILMIAH MENURUT AGAMA ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas Ibu Siske
Tontong, SE,SPD,MAP pada mata kuliah Pendidikan Agama. Selain itu, makalah ini juga
bertujuan untuk menambah wawasan bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
dosen matakuliah Pendidikan Agama yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat
Kami juga mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membagi
sebagian pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini. Kami menyadari,
makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna.Oleh karena itu, kritikdan saran yang
Kelompok II
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL................................................................................................................. i
KATA PENGANTAR.............................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................................... 1
A. Latar belakang................................................................................................................ 1
B. Rumusan masalah........................................................................................................... 2
C. Tujuan masalah............................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN.......................................................................................................... 3
A. Pengertian Ilmu.............................................................................................................. 3
B. Agama Dan Kebudayaan................................................................................................ 6
C. Hubugan Agama Dan Kebudayaan................................................................................ 9
D. Peran Ilmu Dalam Pengembangan Agama..................................................................... 10
E. Pengertian Metode Ilmiah Dalam Agama...................................................................... 14
F. Macam-Macam Metode Ilmiah Dalam Agama.............................................................. 16
G. Unsur-Unsur Metode Ilmiah Dalam Agama.................................................................. 18
H. Langkah-Langkah Metode Ilmiah Dalam Agama.......................................................... 19
A. Kesimpulan..................................................................................................................... 24
B. Saran............................................................................................................................... 24
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................... 25
iii
iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
kan melalui metode ilmiah.Melalui metode ilmiah ini kelakakan lahir yangdisebut dengan
ilmu. Tidak semua pengetahuan di sebuti lmu, hanya pengetahuan yang didapat melalu
imetode ilmiah saja yang dapat di sebut dengan ilmu.Karena ilmu yang lahir dari metodei
lmiah memiliki syarat-syarat tertentu yang harus dipenuhi dewasa ini.Peranan metode
ilmiah ini sangat besar.Melalui metode ilmiah, para ilmuwan turut menyumbangkan sedikit
bagian kecil dari sistem keilmuan secara keseluruhan, namun disebabkan sifatnya yang
belakang tersebut, maka perlu adanya suatu pembahasan mengenai apa hakikat metode
metode ilmiah.Dalam metode ilmiah, proses berpikir dilakukan secara sistematis dengan
bertahap. Proses berpikir yang sistematis ini dimulai dengan kesadaran akan adanya
masalah hingga terbentuk sebuah kesimpulan. Dalam metode ilmiah, proses berpikir
dilakukan sesuai langkah -langkah metode ilmiah secara sistematis dan berurutan. Setiap
metode ilmiah selalu disandarkan pada data empiris.Maksudnya adalah bahwa masalah
yang hendak ditemukan pemecahannya atau jawabannya itu harus tersedia datanya yang di
peroleh dari hasil pengukuran secara objektif. Ada atau tidak tersedia data empiris
merupakan salah satu kriteria penting dalam metode ilmiah.Apabila sebuah masalah
dirumuskan lalu dikaji tanpa data empiris, maka itu bukanlah sebuah bentuk metode
1
ilmiah.Di saat melaksanakan metode ilmiah, proses berpikir dilaksanakan secara
terkontrol.Maksudnya terkontrol disini adalah, dalam berpikir secara ilmiah itu dilakukan
secara sadar dan terjaga. Seseorang yang berpikir ilmiah tidak melakukannya dalam
keadaan berkhayal atau bermimpi, akan tetapi dilakukan secara sadar dan terkontrol.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Masalah
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. ILMU
1. Pengertian ilmu
yang didapatkan dan segala sesuatu yang diketahui manusia. Itulah bedanya dengan
ilmu, karena ilmu itu sendiri merupakan pengetahuan yang berupa informasi yang
memiliki kaitan yang sangant kuat. Ilmu dan pengetahuan memang terkadang sulit
dibedakan oleh sebaigian orang karena memiliki makna yang berkaitan dan sangat
berhubungan erat.
2. Pengtahuan Agama
Ilmu pengetahuan, agama dan filfasat merupakan tiga aspek yang dapat menuntun
manusia mencari kebenaran, meskipun ketiga aspek tersebut tidak dapat dikategorikan
sesuatu hal yang sama. Secara umum, filsafat merupakan salah satu kegiatan atau hasil
3
2. Segala sesuatu yang berasal dari Tuhan, dalam perspektif agama adalah sebuah
kebenaran yang tidak dapat ditolak. Sedangkan ilmu adalah deskripsi total dan
pengetahuan pada saat ini berkembang dengan pesat seiring dengan perkembangan
dan memudahkan
Hakikat seorang manusia adalah untuk mencari kebenaran karena dibekali oleh
Allah SWT dengan akal pikiran yang dibimbing oleh nilai – nilai agama. Ketiga aspek
yang digunakan untuk mencari kebenaran di atas memiliki titik persamaan, titik
perbedaan, dan hubungan antara satu dengan lainnya.4 Adapun penjelasannya adalah
sebagai berikut :
a. Titik Persamaan
kebenaran dengan jalan menggunakan akal, pikiran dan logika, ilmu pengetahuan
4
b. Titik Perbedaan
kepada ra’yu (akal, pikiran, budi, rasio, nalar dan reason) manusia untuk mencari
membenarkan suatu kebenaran adalah bersumber dari wahyu. Ilmu mencari kebenaran
Sedangkan manusia dalam mencari kebenaran terhadap agama itu dengan jalan atau
c. Hubungan
karena ilmu pengetahuan yang terbatas, terbatas subyek dan objeknya (baik objek
materi maupun objek forma), dan terbatas juga oleh metodologinya. Kemudian
permasalahan – permasalah yang tidak terjawab oleh ilmu pengetahuan coba untuk
dijawab oleh filsafat. Tidak semua masalah yang tidak atau belum terjawab oleh
filsafat, lantas dengan sendirinya dapat dijawab oleh agama. Agama hanya memberi
jawaban tentang banyak persoalan asasi yang sama sekali tidak terjawab oleh ilmu
5
B. AGAMA DAN KEBUDAYAAN
yang utuh. Dalam kaidah, sebenarnya agama dan kebudayaan mempunyai kedudukan
perubahan kehidupan jika dilihat dari aspek agama dan kebudayaan memiliki
hubungan yang terikat satu sama lain. selama masyarakat dapat menempatkan posisi
agama dan posisi budaya dalam kehidupan . Agama dan budaya berjalan beriringan
sehingga memiliki hubungan yang erat dalam dialektikanya. Agama sebagai pedoman
Sedangkan kebudayaan adalah sebagai kebiasaan tata cara hidup manusia yang
diciptakan oleh manusia itu sendiri dari hasil daya cipta, rasa dan karsanya yang
Agama
anutan. Konsepsi agama menurut kamus besar bahasa indonesia adalah sistem yang
mengatur tata keimanan (kepercayaan) dan peribadatan kepada Tuhan Yang Maha
Kuasa. Agama menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah sistem atau prinsip
kepercayaan kepada Tuhan, atau juga disebut dengan nama Dewa atau nama lainnya
6
kepercayaan tersebut. Kata “agama” berasal dari bahasa Sansekerta agama yang
berarti “tradisi”. Sedangkan kata lain untuk menyatakan konsep ini adalah religi yang
berasal dari bahasa Latin religio dan berakar pada kata kerja re-ligare yang berarti
Tuhan.
Secara teori pengertian agama dapat didekati dengan dua cara, yaitu secara
etimologi dan terminologi. Etimologi mengulas dari sisi bahasa sedangan terminologi
adalah proses mengkaji batasan-batasan dengan definisi atau bahasa ilmiah yang
dibuat oleh para ahli agama dan ilmuwan. Adapun penjelasan agama berdasarkan
Salah satu teori menjelaskan bahwa agama berasal dari akar kata gam,
mendapat awalan “A” dan akhiran “A” sehingga menjadi A-gam-a. Akar kata agama
ada pula yang mendapat awalan “I” dengan akhiran yang sama (menjadi I-gam-a) dan
ada pula yang mendapat awalan “U” dengan akhiran yang sama (menjadi U-gama).
Bahasa Sansekerta masuk rumpun bahasa Indo-Jerman. Dalam bahasa Belanda dan
Inggris, anggota-anggota rumpun itu, ditemukan kata-kata ga, gaan (Belanda) dan go
(Inggris) yang pengertiannya sama dengan gam yaitu pergi. Setelah mendapat awalan
dan akhiran A pengertiannya berubah menjadi jalan. Orang Barat sendiri menyebut
agama dengan religie atau religion. Kemudian bangsa Arab dan bangsa bangsa selain
Arab yang berbahasa dengan bahasa Arab menyebutnya dengan aldien. Selain para
pemeluk agama Islam yang berbahasa dengan bahasa Arab menyebut agama dengan
7
millah dan mazhab. Kata Ad-dien berasal dari kata kerja dayanya yang berarti
hakama, yaitu hukum atau undang-undang sebagai pemegang tampuk kekuasaan dan
kewibawaan.
aspek-aspek lainnya. Agama adalah tata aturan Tuhan yang berfungsi dan berperan,
mendorong, memberi arah, bimbingan dan isi serta warna perilaku orang yang berakal
tugas hidupnya yang seimbang antara lahiriah dan batiniah dalam usahanya untuk
kelak.
Kebudayaan
Kebudayaan didefinisikan untuk pertama kali oleh E.B Taylor pada tahun 1871,
kepercayaan, seni, moral, hukum, adat serta kemampuan dan kebiasaan lainnya yang
berbudaya, jika ia mampu hidup dalam atau sesuai budayanya. Sebagian makhluk
berbudaya, bukan saja bermakna mempertahankan nilai-nilai budaya masa lalu atau
8
warisan nenek moyangnya; melainkan termasuk mengembangkan (hasil-hasil)
mempunyai norma, nilai, serta kebiasaan turun temurun yang disebut tradisi. Tradisi
Perbedaan antara agama dan budaya tersebut menghasilkan hubungan antara iman-
akomodasi budaya, seperti halnya dalam agama Islam dalam perkembangan dulu
dapat dijelaskan dengan konsep Pertama, Islam sebagai konsepsi sosial budaya dan
Islam sebagai realitas budaya. Kedua, Islam sebagai konsepsi budaya ini oleh para ahli
sering disebut dengan great tradition (tradisibesar), sedangkan Islam sebagai realitas
budaya disebut dengan little tradition (tradisi kecil) atau local tradition (tradisi local)
atau juga Islamicate, bidang-bidang yang “Islamik” yang dipengaruhi Islam.5 Seperti
tindakan karena terdapat hubungan yang sangat erat antara kebudayaan dan agama
didasarkan pada agama. Untuk sebagian kebudayaan juga terus ditantang oleh ilmu
9
pengetahuan, moralitas secular, serta pemikiran kritis. Meskipun tidak dapat
dari proses interaksi manusia dengan kitab yang diyakini sebagai hasil daya kreatif
pemeluk suatu agama tapi dikondisikan oleh konteks hidup pelakunya, yaitu faktor
geografis, budaya dan beberapa kondisi yang objektif. Budaya agama tersebut akan
kondisi objektif dari kehidupan penganutnya. Hubungan kebudayaan dan agama tidak
saling merusak, kuduanya justru saling mendukung dan mempengruhi. Ada paradigma
yang mengatakan bahwa ” Manusia yang beragama pasti berbudaya tetapi manusia
yang berbudaya belum tentu beragama”. Jadi agama dan kebudayaan sebenarnya tidak
pernah bertentangan karena kebudayaan bukanlah sesuatu yang mati, tapi berkembang
terus mengikuti perkembangan jaman. Demikian pula agama, selalu bisa berkembang
terus menerus yang dipelihara oleh pembentuknya dan generasi selanjutnya yang
Ilmu sebagai hasil aktivitas manusia yang mengkaji berbagai hal, baik diri
aspek lain dari kehidupan manusia. Pada dataran praktis operasional selalu
10
diperbincangkan kembali hubungan timbal balik antara ilmu dan teknologi. Sering
muncul polemik, terutama di Negara berkembang, manakah yang lebih penting antara
1. Ada obyek yang diselidiki. Objek itu diselidiki sebagaimana adanya (Objektif).
2. Objek itu diselidiki dengan pendekatan (approach), cara atau metode tertentu,baik
4. Penyelidikan ini bertujuan bukan hanya memenuhi hasrat atau dorongan ingin tahu
terhadap Agama. Dalam agama Islam, posisi ilmu pengetahuan dalam agama menjadi
tema yang sentral. ini dapat ditemukan dalam beberapa teks, baik Al-Quran maupun
hadist. Dalam AlQur’an, Allah menjanjikan derajat tinggi bagi mereka yang berilmu
11
Peran Agama dalam pengembangan ilmu
Agama merupakan salah satu entitas yang melekat dalam diri individu dan
masyarakat. Secara defenitif, agama berasal dari bahasa Sanskerta “A Gama” yang
berarti tidak kacau (gamang). Defenisi ini menunjukkan bahwa agama memiliki peran
teratur dan menjaga agar setiap manusia senantiasa menjaga perilaku dan sifatnya dari
hal – hal yang tidak terpuji. Ajaran – ajaran agama inilah yang menjadi dasar
berperilaku manusia pada umumnya dan menjadi sesuatu yang sangat tinggi nilainya
satu sisi berdampak positif karena dapat mempebaiki kualitas hidup manusia jika
ditunjang teknologi, seperti pada bidang komunikasi, transportasi, medis dan sarana
industri. Di sisi lain terkadang ilmu yang ditunjang teknologi dapat berdampak negatif
agama terhadap perkembangan ilmu, maka dapat dilihat terlebih dahulu kemungkinan
Apa yang dianggap benar oleh agama dianggap tidak benar oleh ilmu
pengetahuan dan teknologi. Demikian pula sebaliknya. Dalam pola hubungan seperti
ini, pengembangan iptek akan menjauhkan orang dari keyakinan akan kebenaran
agama dan pendalaman agama dapat menjauhkan orang dari keyakinan akan
12
Pola perkembangan dari pola hubungan pertama
tidak dapat disangkal sementara keyakinan akan kebenaran agama masih kuat di hati,
pengetahuan tetapi juga tidak saling mempengaruhi. Kendati ajaran agama tidak
bertentangan dengan iptek, ajaran agama tidak dikaitkan dengan iptek sama sekali. •
Pola hubungan positif Terjadinya pola hubungan seperti ini mensyaratkan tidak
adanya pertentangan antara ajaran agama dan ilmu pengetahuan serta kehidupan
masyarakat yang tidak sekuler. Secara teori, pola hubungan ini dapat terjadi dalam tiga
wujud: ajaran agama mendukung pengembangan iptek tapi pengembangan iptek tidak
yang memuaskan, maka manusia mencari jawaban yang pasti dengan berpaling kepada
agama. Agama merupakan segenap kepercayaan, ajaran kebaktian dan kewajiban yang
13
E . PENGERTIAN METODE ILMIAH DALAM AGAMA
Secara etimologis, metode berasal dari kata Yunani meta yang berarti sesudah dan
hodos yang berarti jalan. Jadi, metode berarti langkah-langkah yang diambil, menurut
urutan tertentu, untuk mencapai pengetahuan yang benar yaitus uatu tata cara, teknik,
atau jalan yang telah di rancang dan dipakai dalam proses memperoleh pengetahuan
jenis apa pun, baik pengetahuan humanistik dan historis, atau pun pengetahuan filsafat
disebut ilmu. Metode, menurut Senn,merupakan suatu prosedur atau cara mengetahui
peraturan yang terdapat dalam metode ilmiah. Metodologi inilah yang di sebut
yang mungkin untuk ditangkap manusia?.Metode ini perlu, agar tujuan keilmuan yang
berupa kebenaran objektif dan dapat di buktikan bisa tercapai.Dengan metode ilmiah,
dalam bidang dan disiplin apapun, baik ilmu-ilmu humaniora, sosial maupun ilmu-
ilmu alam, masing-masing menggunakan metode yang sama. Jika ada perbedaan, hal
itu tergantung pada jenis, sifat dan bentuk objek materi dan objek forma (tujuan) yang
14
tercakup di dalamnya pendekatan (approach),sudut pandang ( point of view), tujuan
memenuhi kriteria pengetahuan ilmiah, yaitu sifat rasional dan teruji yang
ini maka metode ilmiah menggabungkan cara berpikir deduktif dan induktif.Berpikir
deduktif memberikan sifat rasional atau bertumpu pada akal. Dengan metode ini maka
pengetahuan yang dihasilkan akan sejalan dengan prinsip-prinsip yang ada pada akal,
memberikan penjelasan rasional kepada objek yang di telaah.Di karenakan ada banyak
premis yang digunakan untuk membangun sebuah bangunan ilmu dari sisi berpikir
bahwa suatu pernyataan dapat dianggap benar sekiranya materi yang terkandung
sesuai dengan objek faktual yang dituju.Atau dapat dikatakan bahwa suatu pernyataan
bisa dianggap banar bila di dukung dengan fakta empiris .Penemuan ilmiah akan
sangat berguna di saat kita menemukan sesuatu yang belum diuji asecara empiris.
15
F. MACAM-MACAM METODE ILMIAH
menjadi dua, yaitu metode deduktif dan metode induktif. Menurutnya, metode
deduktif terdiri dari tiga langkah utama, yaitu 1) state the hypothesis (based on theory
world mengamati semesta; 2) Search for a pattern in what is observed mencari model
dalam objek yang sedang diamati; 3) make a generalization about what is occuring
Oleh Johnson, deduktif dan induktif itu berkebalikan. Jika deduktif memulai
metode ilmiah dengan sebuah konsep yang dimiliki, sedangkan deduktif berangkat
dari kenyataan-kenyataan semesta yang pada akhirnya menuju sebuah kesimpulan atau
kuantitatif. Dalam metode ini teori ilmiah yang sudah diterima kebenarannya dijadikan
16
Suriasumantri menegaskan bahwa kerangka berpikir ilmiah yang berintikan
1. Perumusan Masalah,
3. Perumusan hipotesis,
4. Pengujian Hipotesis,
5. Penarikan kesimpulan.
induktif memiliki dua macam tahapan, yaitu umum dan siklikal. Secara umum metode
1. pra lapangan,
2. pekerjaan lapangan,
3. analisis data.
Pengamatan deskriptif,
analisis domain,
pengamatan terfokus,
analisis taksonomi,
pengamatan terpilih,
analisis komponen,
analisis tema.
17
G. UNSUR-UNSUR METODE ILMIAH
The Liang Gie, memuat berbagai unsur atau komponen yang saling berhubungan.
Unsur utama metode ilmiah adalah pola prosedural, tata langkah, teknik, dan
instrumen.
deduksi, induksi, dan analisis. Tata langkah mencakup penentuan masalah, perumusan
hipotesis (bila perlu), pengumpulan data, penurunan kesimpulan, dan pengujian hasil.
Teknik antara lain terdiri dari wawancara, angket, tes, dan perhitungan. Berbagai
macam instrumen yang dipakai dalam metode ilmiah adalah pedoman wawancara,
Semua unsur-unsur metode ilmiah ini saling berhubungan satu sama lain dan
juga saling melengkapi guna menuju tujuan akhir metode ilmiah, yaitu terciptanya
sebuah temuan atau keilmuan tentang hal tertentu secara ilmiah. Selain itu, dalam
metode penelitian akan dijelaskan lebih lanjut bahwasannya antara pola prosedural,
tata langkah, teknik dan instrumen harus benar-benar valid. Maksudnya adalah
semuanya sesuai dengan ilmu apa yang akan dihasilkan. Misalnya adalah ilmu
psikologi. Apakah ada hubungan antara motivasi belajar dengan prestasi siswa. Maka
pola prosedural yang dipilih adalah pengamatan dengan mengamati keseharian dalam
hal belajar, apa saja bentuk motivasi yang membuatnya semangat dalam belajar. Lalu
dari semester sebelumnya. Untuk tata langkah tentunya dimulai dengan menentukan
masalah (apakah ada hubungan antara motivasi belajar siswa dengan prestasi siswa?),
2
18
lalu hipotesis (Ada hubungan antara motivasi belajar siswa dengan prestasi siswa),
1. Perumusan Masalah
Problema ini didapatkan dari fenomena-fenomena yang diamati oleh manusia dalam
realita kehidupan. Ada beberapa cara untuk menentukan pertanyaan penelitian yaitu
c. Merisaukan keberlakuan suatu teori, dalil, model di suatu tempat atau waktu tertentu
e. Segala sesuatu yang tidak dapat dijelaskan dengan teori yang telah ada, atau belum
Metode ilmiah ini dimulai dengan perumusan masalah karena bila tidak ada
masalah, maka tidak akan ada pengetahuan. Sedangkan pengetahuan ilmiah adalah
19
sebuah pengetahuan hasil dari penyelesaian masalah-masalah ilmiah. Ruhnya ilmu
terdapat antara berbagai faktor yang saling terkait dan membentuk konstelasi
3. Perumusan Hipotesis
sesuai dengan kemungkinan dan tingkat kebenarannya. Bentuk proposisi ini menurut
tingkat hubungan (linkage) serta nilai informasi (informative value). Kalimat proposisi
mengandung tiga komponen, yaitu antiseden, konsekuen dan depedensi. Dua istilah
pertama adalah bagian dari kalimat proposisi. Antiseden adalah teori yang dijadiakan
acuan awal untuk membentuk hipotesis, lalu konsekuen adalah sebuah akhir dari
konsekuen tersebut. Misal hipotesis: Jika air dipanaskan sampai suhu 100% C, maka
20
Ada syarat-syarat logika dalam menentukan hipotesis sebagai berikut:
peristiwa terjadi
peristiwa, atau variabel terjadi. Konsekuen menjadi sebuah kesimpulan dari antiseden.
c. Hipotesis Kerja : meramalkan atau menjelaskan akibat dari variabel yang menjadi
d. Hipotesis Nol : Memeriksa ketidakbenaran suatu teori, yang selanjutnya akan ditolak
menjadi bukti-bukti yang sah. Kita membuat dugaan dengan hati-hati bahwa tidak ada
hubungan yang berarti atau perbedaan yang signifikan dan selanjutnya kita
4. Pengujian Hipotesis
21
Pengujian hipotesis ini berarti membandingkan atau menyesuaikan (matching)
segala yang terdapat dalam hipotesis dengan data empirik. John Stuart Mills
a. Method of Agreement : Jika dalam dua atau lebih peristiwa, pada suatu fenomena
timbul satu (dan hanya satu) kondisi yang terjadi, maka kondisi itu dapat disimpulkan
(unsurnya) dan fenomena yang terjadi. Jika serangkaian peristiwanya sama kecuali
dalam satu faktor dimana peristiwa yang satu tidak memilikinya dan tidak
menimbulkan fenomena, maka fenomena yang terjadi disebabkan faktor yang dimiliki
perstiwa.
bagian lain dari fenomena ini dalah akibat dari faktor-faktor selebihnya yang terdapat
indikator dari variabel yang ada. Misalnya hipotesis : Jika motivasi belajar anak
meningkat, maka hasil belajar anak meningkat. Maka perlu dijabarkan terlebih dahulu
apa saja indikator dari motivasi dan juga hasil belajar agar lebih jelas dapat diketahui
hubungan antara keduanya. Keabsahan dan ketepatan penentuan indikator ini tentunya
22
5. Penarikan Kesimpulan
ditolak atau diterima. Bila dalam proses pengujian terdapat fakta yang cukup
mendukung hipotesis maka hipotesis diterima. Namun, bila sekiranya dalam proses
pengujian tidak ada fakta yang cukup untuk membuktikan hipotesis, maka hipotesis
ditolak. Hipotesis yang diterima akan dianggap sebagai pengetahuan ilmiah sebab
Kebenaran disini ditafsirkan secara pragmatis, artinya bahwa sampai saat ini belum
23
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Konsisten, dan berkesinambungan satu sama lain yang berasal dari pengalaman dan
pengamatan sedangkan, Metode ilmiah (scientific method ) adalah metode atau cara
tertentu dalam melakukan kajian untuk mendapatkan pengetahuan mengenai realitas dari
dari sesuatu melalui jalan percobaan ( eksperimen ) atas sesuatu itu . adapun berdasarkan
pengelompokan ilmu pengetahuan, maka ilmu sosiaal budaya dasar di satu sisi ttermasuk
kelompok ilmu sosial dan disisi lain termasuk kelompok pengetahuan budaya.
Sedangkan, hubungan antara ilmu pengetahuan dan metode ilmiah yaitu dengan adanya
B. SARAN
Tentu dalam makalah ini banyak kekurangan, oleh karena itu kritik dan saran
yang membangun sangat kami harapkan agar makalah ini dapat bermanfaat bagi kita
semua. Setelah kita mengetahui tentang ilmu dan metode ilmiah menurut agama di atas ,
kita semakin bertambah pengetahuan,maka dari itu agar pengetahuan kita bermanfaat
mari kita sama-sama mengamalkan pengetahuan yang kita peroleh agar bermanfaat bagi
24
DAFTAR PUSTAKA
Bauto, laode Monto. 2014 perspektif Agama dan kebudayaan dalam kehidupan
masyarakat .Syam, Mohhamad Noor .2006 filsafat Ilmu. Fakultas Ilmu Pendidikan
25