Anda di halaman 1dari 15

PERAN PERAWAT DALAM MENEJEMEN BENCANA

Di susun oleh :
Siska Widiyastika
Npm 20320036P

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN KONVERSI

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS MALAHAYATI BANDAR LAMPUNG

TAHUN 2020/2021
KATA PENGANTAR

Bismillahirahmanirahim,

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang hingga saat ini masih memberikan kita nikmat
iman dan kesehatan, sehingga saya diberi kesempatan yang luar biasa ini yaitu kesempatan
untuk menyelesaikan tugas penulisan makalah yang berjudul “Peran Perawat Dalam
Menejemen Bencana”. Shalawat serta salam tidak lupa selalu kita haturkan untuk junjungan
nabi agung kita yaitu, Nabi Muhammad SAW yang telah menyampaikan petunjuk Allah
SWT untuk kita semua, yang merupakan sebuah petunjuk yang paling benar yakni syariah
agama islam yang sempurna dan merupakan satu-satunya karunia yang paling besar bagi
seluruh alam semesta. Selain itu kami juga sadar bahwa pada makalah kami ini dapat
ditemukan banyak sekali kekurangan serta jauh dari kesempurnaan. Oleh sebab itu, kami
benar-benar menanti kritik dan saran untuk kemudian dapat kami revisi dan kami tulis dimasa
yang selanjutnya, sebab sekali lagi kami menyadari bahwa tidak ada sesuatu yang sempurna
tanpa disertai saran yang konstruktif. Terima kasih.
Wassalamu`alaikum Wr.Wb

Lampung Barat, 31 Oktober 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .........................................................................................i

DAFTAR ISI ........................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ...........................................................................................1

B. Rumusan Masalah......................................................................................2

C. Tujuan ........................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN

A. Definisi ......................................................................................................3

B. Pengertian Manejemen Bencana ..............................................................4

C. Tujuan Manajemen Bencana .....................................................................5

D. Fase Pada Manaemen Bencana..................................................................5

E. Peran Perawat Dalam Manajemen Bencana ..............................................6

F. Peran perawat di Dalam Posko Pengungsian Dan Posko Bencana ...........8

G. Peran Perawat Pada Fase Intra Saat Bencana ............................................9

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan .................................................................................................10

B. Saran ...........................................................................................................10

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pendidikan keperawatan bencana merupakan salah satu aktivitas yang dilakukan pada
fase tenang (fase dimana bencana belum terjadi) dari siklusbencana .Tugas perawat dalam
situasi darurat adalah bukan tugas yang dapat dilakukan oleh semua perawat.
Untuk memberikan tindakan medis dan perawatan yang terbaik kepada korban dan orang-
orang yang terluka dalam jumlah banyak pada saat kondisi darurat, maka perlu
dilakukan pendidikan keperawatan bencana sebelum bencana terjadi sehingga perawat
mendapatkan pemahaman dan keterampilan khusus yang memungkinkan menagani situasi
khusus saat bencana secara cepat dan fleksibel. Pada akhir tahun 1990, banyak bencana alam
dalam skala besar terjadi diseluruh dunia, menimbulkan kerusakan di Negara-negara secara
luas, tidak terikat pada ukuran ataupun status sebagai Negara industry atau
pertanian, bahkan Negara-negara yang teknologinya maju pun telah terkena bencana.
PBB telah menetapkan periode dari tahun 1990-1999 sebagai “Dekade Internasional
Pengurangan Bencana Alam (IDNDR: International Decade Natural disaster Reduction)”
dan melakukan berbagai aktivitas untuk berkontribusi dan mempromosikan upaya untuk
mengurangi dampak bencana alam dengan tema “Menciptakan Kultur Pencegahan”.
Pada tahun 2000, Strategi Internasional
Peran perawat dalam manajemen bencana yaitu pada saat fase pra, saat dan pasca
bencana. Salah satu peran perawat dalam fase pra bencana adalah perawat terlibat dalam
promosi kesehatan untuk meningkatkan kesiapan masyarakat dalam menghadapi bencana.
Perawat memiliki peran kunci dalam kesiapsiagaan masyarakat terhadap bencana. Perawat
sebagai profesi tunggal terbesar dalam layanan kesehatan harus memahami siklus bencana,
tanpa integrasi keperawatan dalam setiap tahap bencana masyarakat akan kehilangan bagian
penting dalam pencegahan bencana karena perawatan merupakan respon terdepan dalam
penanganan bencana (Efendi & Makhfudli, 2009). Bencana merupakan peristiwa yang
biasanya mendadak (bisa perlahan) disertai jatuhnya banyak korban dan bila tidak ditangani
dengan tepat akan menghambat, mengganggu dan merugikan masyarakat, pelaksanaan dan
hasil pembangunan. Indonesia merupakan supermarket bencana. Bencana pada dasarnya
karena gejala alam dan akibat ulah manusia. Untuk mencegah terjadinya akibat dari bencana.

1
Khusunya untuk mengurangi dan menyelamatkan korban bencana, diperlukan suatu cara
penanganan yang jelas (efektif, efisien dan terstruktur) untuk mengatur segala sesuatu yang
berkaitan dengan kesiapan dan penanggulangan bencana (Tahir, 2010 dalam syaifuddin,
2011). Faktor utama yang dapat mengakibatkan bencana tersebut menimbulkan korban dan
kerugian besar , yaitu kurangnya pemahaman tentang karakterisitik bahaya, sikap atau
perilaku yang mengakibatkan penurunan sumber daya alam, kurangnya informasi peringatan
dini yang mengakibatkan ketidaksiapan, dan ketidakberdayaan atau ketidakmampuan dalam
menghadapi bencana. Kesiapsiagaan dikelompokkan menjadi empat parameter yaitu
pengetahuan dan sikap, perencanaan kedaruratan, sistem peringatan dan mobilisasi sumber
daya. (Firmansyah, 2014)

1.1 Rumusan masalah

Adapun rumusan masalah pada makalah ini adalah

1. Apa definisi dari bencana?

2. Apa Pengertian Manajemen Bencana Menurut Para Ahli?


3. Apa sajakah Tujuan Menejemen Bencana?
4. Bagaimanakah Fase Pada Menejemen Bencana?
5. Bagaimanakah Peran Perawat Dalam Menejemen Bencana?
6. Bagaimanakah Peran Perawat Didalam Posko Pengungsian dan Posko Bencana?
7. Bagaimanakah Peran Perawat Pada Pase Intra/Saat Bencana?

2.2 Tujuan

Adapun tujuan pada makalah ini adalah

1. Agar dapat mengerti definisi dari bencana

2. Agar memahami apa Pengertian Manajemen Bencana Menurut Para Ahli


3. Mahasiswa dapat mengerti apa sajakah Tujuan Menejemen Bencana
4. Agar kita mengerti bagaimana Fase Pada Menejemen Bencana
5. mahasiswa faham akan Bagaimana Peran Perawat Dalam Menejemen Bencana
6. Mahasiswa dapat mengetahui Bagaimana Peran Perawat Didalam Posko Pengungsian
dan Posko Bencana
7. Agar memahami bagaimana Peran Perawat Pada Pase Intra/Saat Bencana

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Definisi Bencana

Bencana adalah rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan


masyarakat baik yang disebabkan oleh faktor alam atau non alam maupun faktor manusia
sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa, kerusakan lingkungan, kerugian harta
benda dan dampak psikologis. Bencana dalam bahasa inggris disebut dengan disaster,
berasal dari kata Latin yaitu dis dan astro/aster. Dis berarti buruk atau terasa tidak
nyaman, dan aster berarti bintang. Dengan demikian secara harfiah disaster berarti
menjauh dari lintasan bintang atau dapat diartikan "kejadian yang disebabkan oleh
konfigurasi astrologi (perbintangan) yang tidak diinginkan". Rujukan lain
mengartikannya sebagai "bencana terjadi akibat posisi bintang dan planet yang tidak
diinginkan

Berdasarkan Pasal 1 UU No. 24 Tahun 2007, bencana alam adalah bencana yang
diakibatkan oleh peristiwa atau serangkaian peristiwa yang disebabkan oleh alam, antara
lain berupa banjir, tanah longsor, gempa bumi, tsunami, gunung meletus, kekeringan, dan
angin topan.

Bencana alam merupakan peristiwa alam yang mengakibatkan dampak besar bagi
manusia. Korban dapat berupa perorangan, keluarga atau kelompok masyarakat yang
menderita baik secara fisik, mental, maupun sosial ekonomi. Sebagai akibat dari
terjadinya bencana, menyebabkan mereka mengalami hambatan dalam melaksanakan
tugas kehidupannya.

Indonesia sebagai negara kepulauan, memiliki karakteristik geografis beragam baik


secara tatanan tektonik, dinamika meteorologis, maupun klimatologis yang rawan
terhadap bencana alam.

Sementara itu, pengertian bencana dalam Kepmen Nomor 17/kep/Menko/Kesra/x/95


adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang disebabkan oleh alam, manusia, dan atau
keduanya yang mengakibatkan korban dan penderitaan manusia, kerugian harta benda,

3
kerusakan lingkungan, kerusakan sarana prasarana dan fasilitas umum serta menimbulkan
gangguan terhadap tata kehidupan dan penghidupan masyarakat.

Sedangkan definisi bencana (disaster) menurut WHO (2002) adalah setiap kejadian yang
menyebabkan kerusakan, gangguan ekologis, hilangnya nyawa manusia, atau
memburuknya derajat kesehatan atau pelayanan kesehatan pada skala tertentu yang
memerlukan respon dari luar masyarakat atau wilayah yang terkena.

Menurut Asian Disaster Reduction Center (2003) yang dikutip Wijayanto (2012),
bencana adalah suatu gangguan serius terhadap masyarakat yang menimbulkan kerugian
secara meluas dan dirasakan baik oleh masyarakat, berbagai material dan lingkungan
(alam) dimana dampak yang ditimbulkan melebihi kemampuan manusia guna
mengatasinya dengan sumber daya yang ada.

Dapat ditarik kesimpulan dari beberapa pengertian bencana di atas bahwa pada dasarnya
pengertian bencana secara umum yaitu suatu kejadian atau peristiwa yang menyebabkan
kerusakan berupa sarana prasana maupun struktur sosial yang sifatnya mengganggu
kelangsungan hidup masyarakat.

2.2 Pengertian Manajemen Bencana Menurut Para Ahli

University of Wisconsin

Menurut University of Wisconsin, Manajemen Bencana adalah kegiatan yang dirancang


untuk mengendalikan situasi bencana dan darurat untuk mempersiapkan kerangka untuk
membantu oang yang renta bencana untuk menghindari atau mengatasi dampak bencana
tersebut.

Universitas British Columbia

Menurut Universitas British Columbia, Manajemen Bencana adalah proses penetapan


tujuan bersama dan nilai bersama untuk mendukung pihak-pihak yang terlibat (partisipan)
untuk menyusun rencana dan menghadapi baik potensi maupun akual.

4
2.3 Tujuan Manajemen Bencana

1. Menghindari kerugian pada individu, masyarakat, dan Negara melalui tindakan dini
2. Meminimalisasi kerugian pada individu, masyarakat dan Negara berupa kerugian
yang berkaitan dengan orang, fisik, ekonomi, dan lingkungan bila bencana tersebut
terjadi, serta efektif bila bencana itu telah terjadi.
3. Meminimalisasi penderitaan yang ditanggung oleh individu dan masyarakat yang
terkena bencana. Membantu individu dan masyarakat yang terkena bencana supaya
dapat bertahan hidup dengan cara melepaskan penderitaan yang langsung dialami.
4. Memberi informasi masyarakat danpihak berwenang mengenai resiko.
5. Memperbaiki kondisi sehingga indivudu dan masyarakat dapat mengatasi
permasalahan akibat bencana

2.4 Fase Pada Manajemen Bencana

1. Mitigasi
Mitigasi merupakan kegiatan yang dirancang untuk mengurangi resiko dan potensi
kerusakan akibat keadaan darurat. Analisa demografi populasi rentan dan
kemampuan komunitas harus dianalisa. Mitigasi mencakup pendidikan kepada
publik tindakan untuk menyiapkan bencana pada individu,keluarga,dan
komunitas.Dimulai dengan mengidentifikasi hazard potensial yang mempengaruhi
operator operasi.
Indonesia kini tengah menuju mitigasi/tindakan preventif. Mitigasi yang
dilakukan adalah dengan pembangunan struktural dan non struktural di daerah rentan
gempa dan bencana alam lainnya. Tindakan mitigasi struktural contohnya dengan
pemasangan sistem informasi peringatan dini tsunami, yang bekerja setelah terjadi
gempa. Mitigasi non struktural adalah penataan ulang tata ruang area rentan bencana.

2. Fase Kesiapsiagaan Dan Pencegahan (Prevention Phase)


Fase kesiapsiagaan adalah fase dimana dilakukan persiapan yang baik dengan
berbagai tindakan untuk meminamalisir kerugian yang ditimbulkan akibat
terjadinya bencana dan menyusun perencanaan agara dapat melakukan kegiatan
pertolongan serta perawatan yang efektif saat terjadi bencana. Tindakan terhadap bencana

5
menurut PBB ada 9 kerangka: pengkajian terhadap kerentanan; membuatan fase dimana
dilakukan berbagai aksi darurat yang nyata untuk menjaga diri sendiri atau harta
kekayaan. Tujuan dari fase tindakan adalah mengontrol dampak negatif dari bencana.
Aktivitas yang dilakukan: instruksi pengungsiaan; pencarian dan penyelamatan korban;
menjamin keamanan dilokasi bencana; pengkajian terhadap kerugian akibat bencana;
pembagian dan penggunaan alat perlengkapan pada kondisi darurat; pengiriman
dan penyerahan barang material; dan menyediakan tempat pengungsian. Fase tindakan
dibagi menjadi fase akut dan fase sub akut. Fase akut, 48 jam pertama sejak bencana
terjadi disebut fase penyelamatan dan pertolongan medis darurat sedangkan fase sub akut
terjadi sejak 2-3 minggu.
4. Fase Pemulihan
Fase pemulihan merupakan fase dimana individu atau masyarakat dengan
kemampuannya sendiri dapat memulihkan fungsinya seperti kondisi sebelumnnya. Pada
fase ini orang-orang mulai melakukan perbaikan darurat tempat tinggal, mulai sekolah
atau bekerja, memulihkan lingkungan tempat tinggalnya. Fase ini merupakan
masa peralihan dari kondisi darurat ke kondisi tenang.
5. Fase Rehabilitasi
Fase Rehabilitasi merupakan fase dimana individu atau masyarakat berusaha
mengembalikan fungsi fungsi-fungsinya seperti sebelum bencana dan
merencanakan rehabilitasi terhadap seluruh komunitas. Keadaannya mengalami
perubahan dari sebelum bencana.

2.5 Peran Perawat Dalam Manajemen Bencana

1. Peran dalam Pencegahan Primer


Ada beberapa hal yang dapat dilakukan perawat dalam masa pra bencana persiapan
menghadapi ancaman bencana kepada masyarakat ini, antara lain :
a. Mengenali instruksi ancaman bahaya
b. Mengidentifikasi kebutuhan-kebutuhan saat fase emergency (makanan, air, obat-
obatan, pakaian dan selimut, serta tenda)
c. Melatih penanganan pertama korban bencana.
d. Berkoordinasi berbagai dinas pemerintahan, organisasi lingkungan, palang
merah nasional maupun lembaga-lembaga kemasyarakatan dalam memberikan
penyuluhan dan simulasi.

6
Pendidikan kesehatan diarahkan kepada :
a. Usaha pertolongan diri sendiri (pada masyarakat tersebut)
b. Pelatihan pertolongan pertama dalam keluarga seperti menolong anggota
keluarga dengan kecurigaan fraktur tulang, perdarahan, dan pertolongan pertama luka
bakar.
c. Memberikan beberapa alamat dan nomor telepon darurat seperti dinas
kebakaran, RS dan ambulans.
d. Memberikan informasi tentang perlengkapan yang dapat dibawa (misal pakaian
seperlunya, portable radio, senter, baterai)
e. Memberikan informasi tempat-tempat alternatif penampungan atau posko-posko
bencana
2. Peran Perawat Pada Pase pra Bencana
Siklus penanganan bencana pada pase pra bencana yaitu Kesiapan Dan
Pencegahan dengan peran perawat pada pase pra bencana :
a. Perawat mengikuti pendidikan dan pelatihan bagi tenaga kesehatan dalam
penanggulangan ancaman bencana untuk setiap fasenya.
b. Perawat ikut terlibat dalam berbagai dinas pemerintahan, organisasi lingkungan, paling
merah nasional, maupun lembaga-lembaga kemasyarakatan dalam memberikan
penyuluhan dan simulasi persiapan menghadapi ancaman bencana kepada masyarakat.
c. Perawat terlibat dalam program promosi kesehatan untuk meningkatkan
kesiapan masyarakat dalam menghadapi bencana yang meliputi hal-hal berikut.
1) Usaha pertolongan diri sendiri (pada masyarakat tersebut).
2) Pelatihan pertolongan pertama pada keluarga seperti menolong anggota keluarga
yang lain.
3) Pembekalan informasi tentang bagaimana menyimpan dan membawa
persediaan makanan dan penggunaan air yang aman.
4) Perawat juga dapat memberikan beberapa alamat dan nomor telepon darurat seperti
dinas kebakaran, rumah sakit, dan ambulans.
5) Memberikan informasi tempat-tempat alternatif penampungan dan posko-posko
bencana
6) Memberikan informasi tentang perlengkapan yang dapat dibawa seperti
pakaian seperlunya, radio portable, senter beserta baterainya, dan lainnya.

7
3. Peran Perawat dalam Keadaan Darurat (Impact Phase)
Biasanya pertolongan pertama pada korban bencana dilakukan tepat setelah keadaan
stabil. Setelah bencana mulai stabil, masing-masing bidang tim survey mulai
melakukan pengkajian cepat terhadap kerusakan-kerusakan, begitu juga perawat
sebagai bagian dari tim kesehatan.Perawat harus melakukan pengkajian secara cepat
untuk memutuskan tindakanpertolongan pertama. Ada saat dimana ”seleksi” pasien untuk
penanganan segera
(emergency) akan lebih efektif. (Triase )TRIASE Merah — paling penting, prioritas
utama. keadaan yang mengancam kehidupan sebagian besar pasien mengalami hipoksia,
syok, trauma dada, perdarahan internal, trauma kepala dengan kehilangan kesadaran, luka
bakar derajat I-II Kuning — penting, prioritas kedua. Prioritas kedua meliputi injury
dengan efek
sistemik namun belum jatuh ke keadaan syok karena dalam keadaan ini sebenarnya
pasien masih dapat bertahan selama 30-60 menit. Injury tersebut antara lain fraktur tulang
multipel, fraktur terbuka, cedera medulla spinalis, laserasi, luka bakar derajat II Hijau —
prioritas ketiga. Yang termasuk kategori ini adalah fraktur tertutup, luka bakar minor,
minor laserasi, kontusio, abrasio, dan dislokasi Hitam — meninggal. Ini adalah korban
bencana yang tidak dapat selamat dari bencana, ditemukan sudah dalam keadaan
meninggal.

2.6. Peran Perawat Di Dalam Posko Pengungsian Dan Posko Bencana

a. Memfasilitasi jadwal kunjungan konsultasi medis dan cek kesehatan sehari-hari


b. Tetap menyusun rencana prioritas asuhan keperawatan harian
c. Merencanakan dan memfasilitasi transfer pasien yang memerlukan penanganan
kesehatan di RS
d. Mengevaluasi kebutuhan kesehatan harian
e. Memeriksa dan mengatur persediaan obat, makanan, makanan khusus bayi, peralatan
kesehatan
f. Membantu penanganan dan penempatan pasien dengan penyakit menular
maupun kondisi kejiwaan labil hingga membahayakan diri dan lingkungannya
berkoordinasi dengan perawat jiwa

8
g. Mengidentifikasi reaksi psikologis yang muncul pada korban (ansietas, depresi yang
ditunjukkan dengan seringnya menangis dan mengisolasi diri) maupun reaksi
psikosomatik (hilang nafsu makan, insomnia, fatigue, mual muntah, dan kelemahan otot)
h. Membantu terapi kejiwaan korban khususnya anak-anak, dapat dilakukan
dengan memodifikasi lingkungan misal dengan terapi bermain.
i. Memfasilitasi konseling dan terapi kejiwaan lainnya oleh para psikolog dan psikiater
j. Konsultasikan bersama supervisi setempat mengenai pemeriksaan kesehatan dan
kebutuhan masyarakat yang tidak mengungsi

2.7. Peran Perawat Pada Pase Intra/Saat Bencana

Siklus penanganan bencana pada pase intra/saat bencana yaitu Tanggap darurat
dengan peran perawat pada pase intra/saat bencana :
a. Bertindak cepat
b. Do not promise. Perawat seharusnya tidak menjanjikan apapun dengan pasti, dengan
maksud memberikan harapan yang besar pada para korban selamat.
c. Berkonsentrasi penuh pada apa yang dilakukan
d. Koordinasi danmenciptakan kepemimpinan.
e. Untuk jangka panjang, bersama-sama pihak yang terkait dapat mendiskusikan dan
merancang master plan of revitalizing, biasanya untuk jangka waktu 30 bulan pertama.
6. Peran Perawat Dalam Fase Postimpact
Siklus penanganan bencana pada pase post/pasca bencana yaitu Rekuntruksi dan
rehabilitasi dengan peran perawat pada pase post/pasca bencana :
a. Bencana tentu memberikan bekas khusus bagi keadaaan fisik, sosial, dan
psikologis korban.
b. Stres psikologis yang terjadi dapat terus berkembang hingga terjadi post-
traumatic stress disorder (PTSD) yang merupakan sindrom dengan tiga kriteria utama.
Pertama, gejala trauma pasti dapat dikenali. Kedua, individu tersebu mengalami gejala
ulang traumanya melalui flashback, mimpi, ataupun peristiwa-peristiwa yang
memacunya. Ketga, individu akan menunjukkan gangguan fisik. Selain itu, individu
dengan PTSD dapat mengalami penurunan konsentrasi, perasaan bersalah, dan gangguan
memori.

9
c. Tim kesehatan bersama masyarakat dan profesi lain yang terkait bekerja sama dengan
unsur lintas sektor menangani masalah kesehatan masyarakat pasca- gawat darurat serta
mempercepat fase pemulihan menuju keadaan sehat dan aman.

10
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Manajemen bencana perlu dilakukan secara cepat dalam mengatasi bencana.
Manajemen yang dilakukan dapat dilakukan sesuai fase. Manajemen yang cepat
dan tepat dapat meminimalisir masalah dan kerugian yang terjadi akibat
bencana. Peranan pelayanan medis juga penting dalam manajemen bencana. Perawat
memilki peranan dan kontribusi pada setiap fase dalam manajemen bencana. Oleh
karena itu, manajemen bencana merupakan hal penting yang harus dilakukan dalam
mengatasi bencana.
B. Saran
Kami sebagai penulis, menyadari bahwa makalah ini banyak sekali kesalahan dan
sangat jauh dari kesempurnaan. Tentunya, penulis akan terus memperbaiki makalah
dengan mengacu pada sumber yang dapat dipertanggungjawabkan nantinya. Oleh karena
itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran tentang pembahasan makalah kami
yang berjudul “Peran Perawat Dalam Menejemen Bencana”.

11
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. (2010). Bencana.


http://keperawatankomunitas.blogspot.com/2010/04/bencana.html. Diakses
Pada Tanggal 21 Maret 2012. Pukul 08.45 WIB.
Efendi, Ferry Makhfudli, 2009. Keperawatan Kesehtan Komunitas: Teori dan Praktik
Dalam
Keperawatan, Salemba Medika, Jakarta.
Science. Manajemen bencana. http://id.shvoong.com/exact-sciences/earth-
sciences/1932953-
manajemen-bencana/ diunduh pada 2 Mei 2011
Weenbee. (2011). Peran Perawat Dalam Manajemen Bencana.
http://weenbee.wordpress.com/2011/08/23/peran-perawat-dalam-manajemen-
bencana/#more-94. Diakses Pada Tanggal 21 Maret 2012. Pukul 09.00 WIB.
WHO, 2007 Risk reduction and emergency preparedness
http://whqlibdoc.who.int/hq/
200 /WHO 08.7_eng.pdFWikipedia. (2011). Bencana.
www.id.wikipedia.org/wiki/bencana. Diakses Pada Tanggal 21 Maret 2012.

12

Anda mungkin juga menyukai