PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam kehidupan sehari-hari tanah tidak terlepas dari pandangan, sentuhan dan
perhatian kita. Kita melihatnya, menginjaknya,menggunakannya dan memperhatikannya.
Kita bergantung dari tanah dan sebaliknya tanah-tanah yang baik dan subur tergantung
dari cara kita menggunakannya.
Tanah merupakan salah satu komponen abiotik pada permukaan bumi yang sangat
penting bagi makhluk hidup. Tanah menjadi sangat penting karena tanah menyediakan
unsur hara, seperti mineral, bahan organik, air dan udara bagi tumbuhan untuk proses
fotosintesis. Suatu tanah tersusun atas partikel-partikel tanah itu sendiri. Perbandingan
partikel-partikel tanah itu disebut dengan tekstur tanah. Tekstur tanah lalu dibagi
kembali menjadi 3, yaitu pasir, debu dan liat. Tekstur-tekstur tanah tersebut memiliki
ciri-ciri yang berbeda begitu juga dengan tingkat kesuburannya. Dengan mengetahui
telstur tanah, maka kita akan menyadari bahwa sebenarnya tanah memiliki keragaman
yang sangat penting bagi kehidupan saat ini dan masa yang akan datang.
Ciri-ciri alam sering kurang dimengerti. Bagi kita tanah merupakan salah satu ciri
tersebut yang ditemukan di mana saja dan kelihatannya selalu dekat dengan kita. Oleh
karena hal itu maka kita tidak berusaha menjawab pertanyaan apa itu tanah,bagaimana
struktur dan teksturnya serta apa saja komponen penyusunnya. Mungkin kita tidak
menyadari bahwa sebetulnya tanah di suatu tempat berbeda dengan tanah di tempat lain.
Dan barangkali sebagian besar dari kita tidak mengetahui, apa yang menyebabkan adanya
perbedaan tersebut.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pengertian dari tanah ?
2. Bagaimana tekstur dari tanah ?
3. Bagaimana struktur dari tanah ?
4. Bagaimana komponen dari tanah ?
1
C. Tujuan
1. Sebagai bagian untuk memenuhi tugas kuliah
2. Agar mahasiswa mengetahui pengertian dari tanah.
3. Agar mahasiswa mengetahui tekstur dari tanah.
4. Agar mahasiswa mengetahui struktur dari tanah.
5. Agar mahasiswa mengetahui komponen dari tanah.
2
BAB II
KOMPONEN TANAH
Tanah adalah suatu benda alam yang terdapat dipermukaan kulit bumi, yang
tersusun dari bahan-bahan mineral sebagai hasil pelapukan batuan, dan bahan-bahan
organik sebagai hasil pelapukan sisa-sisa tumbuhan dan hewan, yang merupakan medium
atau tempat tumbuhnya tanaman dengan sifat-sifat tertentu, yang terjadi akibat dari
pengaruh kombinasi faktor-faktor iklim, bahan induk, jasad hidup, bentuk wilayah dan
lamanya waktu pembentukan (Yuliprianto, 2010). Bahan penyusun tanah tersusun atas
empat komponen, yaitu bahan padat mineral, bahan padat organik, air, dan udara. Bahan
padat mineral terdiri atas bibir batuan dan mineral primer, lapukan batuan dan mineral,
serta mineral sekunder. Bahan padat organik terdiri atas sisa dan rombakan jasad,
terutama tumbuhan, zat humik, dan jasad hidup penghuni tanah, termasuk akar tumbuhan
hidup (Darusman, 2006). Air mengandung berbagai zat terlarut sehingga disebut juga
larutan tanah. Secara umum bahan padatan menyusun sekitar 50% bahan tanah, dan 50%
lagi berupa cairan dan gas. Bahan padatan terbagi menjadi sekitar 45% bahan mineral dan
5% bahan organik. Bahan cairan (air) dan gas (udara) secara bersamasama dan bergantian
mengisi pori-pori tanah, masing-masing dengan kisaran 20- 30% (Darusman, 2006).
Bahan penyusun tanah tersusun atas empat komponen, yaitu bahan padat mineral, bahan
padat organik, air, dan udara. Bahan padat mineral terdiri atas bibir batuan dan mineral
primer, lapukan batuan dan mineral, serta mineral sekunder.
3
Gambar 2.2 Komponen Tanah
4
organik kandungan CO₂ udara tanah lebih tinggi 7 dari kandungan CO₂ atmosfir;
sebaliknya kandungan O₂ udara tanah lebih rendah dari kandungan O₂ atmosfir.
Pada tanah yang tergenang atau dalam kondisi air berlebih, kandungan O₂ bahkan
dapat lebih rendah lagi. Pada kondisi anaerob (kekurangan oksigen), udara tanah dapat
mengandung gas CH₄ dan H₂S. Adapun kandungan gas-gas nitrogen pada keduanya
relatif sama. Selain itu udara tanah memiliki kandungan uap air lebih tinggi daripada di
atmosfir (kelembaban nisbi dapat mencapai 100%). Bahan gas dalam tanah selain berasal
dari difusi gas atmosfir juga berasal dari aktivitas akar maupun organisma tanah (Anwar,
et al., 2014).
D. Tekstur Tanah
Tekstur tanah adalah kasar dan halusnya tanah dari fraksi tanah halus 2mm,
berdasarkan perbandingan banyaknya butir butir pasir, debu dan liat (Hardjowigeno,
2003). Pada beberapa tanah, kerikil batu dan batuan induk dari lapisan lapisan tanah ada
juga yang mempengaruhi tekstur dan penggunaan tanah. Tekstur suatu tanah merupakan
sifat yang hampir tidak berubah berlainan, dengan struktur dan konsistensi. Karena
sifatnya yang relative tetap untuk jangka waktu tertentuh maka tekstur tanah sudah lama
menjadi dasar klasifikasi tanah serta struktur yang turut menentkan tata air dalam tanah
yang berupa kecepatan fitrasi, penetrasi dan kemampuan pengikatan air oleh tanah
(Darmawijaya,1990).
Keadaan tekstur tanah sangat berpengaruh terhadap keadaan sifat-sifat tanah yang
lain seperti struktur tanah, permeabilitas tanah, porositas dan lainlain.Butir-butir yang
paling kecil adalah butir liat, diikuti oleh butir debu (silt), pasir, dan kerikil. Selain itu,
ada juga tanah yang terdiri dari batu-batu. Tekstur tanah dikatakan baik apabila
komposisi antara pasir, debu dan liatnya hampir seimbang. Tanah seperti ini disebut
tanah lempung. Semakin halus butir-butir tanah (semakin banyak butir liatnya), maka
semakin kuat tanah tersebut memegang air dan unsur hara. Tanah yang kandungan
liatnya terlalu tinggi akan sulit diolah, apalagi bila tanah tersebut basah maka akan
menjadi lengket. Tanah jenis ini akan sulit melewatkan air sehingga bila tanahnya datar
akan cenderung tergenang dan pada tanah berlereng erosinya akan tinggi. Tanah dengan
butir-butir yang terlalu kasar (pasir) tidak dapat menahan air dan unsur hara. Dengan 8
demikian tanaman yang tumbuh pada tanah jenis ini mudah mengalami kekeringan dan
kekurangan hara.
Tekstur tanah ditetapkan secara kualitatif di lapangan, tanah yang bisa diletakkan
diantara ibu jari dengan jari telunjuk dan kemudian saling ditekan dan dirasakan.
Terdapatnya tekstur profil tanah terkadang dapat member keuntungan tetapi, tetapi
kadang memberikan kerugian, tergantung pada tingkatan perkembangan tanah sampai
batas batas tertentu. Tekstur tanah menunjukkan kasar dan halusnya tanah, tekstur tanah
5
merupakan perbandingan antara butirbutir pasir debu dan liat. Teksur tanah dibedakan
berdasarkan presentase kandungan pasir, debu dan liat (Hadjowigeno, 2002).
6
BAB III
TUBUH TANAH
Tubuh tanah (solum) tidak lain adalah batuan yang melapuk dan mengalami proses
pembentukan lanjutan. Usia tanah yang ditemukan saat ini tidak ada yang lebih tua
daripada periode Tersier dan kebanyakan terbentuk dari masa Pleistosen. Tubuh
tanah terbentuk dari campuran bahan organik dan mineral.
7
Lapisan Bawah Tanah
Lapisan bawah merupakan lapisan yang mengandung batuan yang mulai melapuk dan
sudah tercampur dengan tanah endapan pada lapisan diatasnya atau tanah liat.
B. Bahan Organik
Bahan organik tanah terdiri atas sisa-sisa hewan atau tumbuhan yang mati, daun
yang gugur ataupun feses yang telah diuraikan oleh bakteri dan jamur. Hasil dari
penguraian ini sering disebut dengan humus. Humus memiliki peran yang sangat penting
bagi kesuburan tanah dan tanaman yang ada diatasnya.
D. Komposisi
Berbeda dengan komposisi tanah secara umum, tanah gambut memiliki komposisi
yang hanya terdiri dari bagian padat 100% berupa bahan organik, dan ruang porinya
100% terisi air. Tanah gambut tidak mengandung bahan mineral dan udara. Hal ini
mengakibatkan tanah gambut tidak produktif jika dimanfaatkan sebagai lahan pertanian.
Di Indonesia tanah gambut banyak ditemukan di kawasan rawa di Sumatera Selatan,
Jambi, Riau, Kalimantan dan Papua.
8
BAB IV
PEMBAHASAN
9
Tanah organik berwarna hitam dan merupakan pembentuk utama
lahan gambut dan kelak dapat menjadi batu bara. Tanah organik cenderung memiliki
keasaman tinggi karena mengandung beberapa asam organik (substansi humik)
hasil dekomposisi berbagai bahan organik. Kelompok tanah ini biasanya miskin mineral,
pasokan mineral berasal dari aliran air atau hasil dekomposisi jaringan makhluk hidup.
Tanah organik dapat ditanami karena memiliki sifat fisik gembur (sarang) sehingga
mampu menyimpan cukup air namun karena memiliki keasaman tinggi sebagian besar
tanaman pangan akan memberikan hasil terbatas dan di bawah capaian optimum.
Tanah non-organik didominasi oleh mineral. Mineral ini membentuk partikel
pembentuk tanah. Tekstur tanah demikian ditentukan oleh komposisi
tiga partikel pembentuk tanah: pasir, lanau (debu), dan lempung. Tanah pasiran
didominasi oleh pasir, tanah lempungan didominasi oleh lempung. Tanah dengan
komposisi pasir, lanau, dan lempung yang seimbang dikenal sebagai geluh (loam).
Warna tanah merupakan ciri utama yang paling mudah diingat orang. Warna
tanah sangat bervariasi, mulai dari hitam kelam, cokelat, merah bata, jingga, kuning,
hingga putih. Selain itu, tanah dapat memiliki lapisan-lapisan dengan perbedaan warna
yang kontras sebagai akibat proses kimia (pengasaman) atau pencucian (leaching). Tanah
berwarna hitam atau gelap sering kali menandakan kehadiran bahan organik yang tinggi,
baik karena pelapukan vegetasi maupun proses pengendapan di rawa-rawa. Warna gelap
juga dapat disebabkan oleh kehadiran mangan, belerang, dan nitrogen. Warna tanah
kemerahan atau kekuningan biasanya disebabkan kandungan besi teroksidasi yang tinggi;
warna yang berbeda terjadi karena pengaruh kondisi proses kimia pembentukannya.
Suasana aerobik/oksidatif menghasilkan warna yang seragam atau perubahan warna
bertahap, sedangkan suasana anaerobik/reduktif membawa pada pola warna yang
bertotol-totol atau warna yang terkonsentrasi.
Struktur tanah merupakan karakteristik fisik tanah yang terbentuk dari komposisi
antara agregat (butir) tanah dan ruang antaragregat. Tanah tersusun dari tiga fase: fase
padatan, fase cair, dan fase gas. Fase cair dan gas mengisi ruang antaragregat. Struktur
tanah tergantung dari imbangan ketiga faktor penyusun ini. Ruang antaragregat disebut
sebagai porus (jamak pori). Struktur tanah baik bagi perakaran apabila pori berukuran
besar (makropori) terisi udara dan pori berukuran kecil (mikropori) terisi air. Tanah yang
gembur (sarang) memiliki agregat yang cukup besar dengan makropori dan mikropori
yang seimbang. Tanah menjadi semakin liat apabila berlebihan kadar lempungnya
sehingga kekurangan makropori.
10
BAB V
KESIMPULAN
3. Tekstur tanah adalah keadaan tingkat kehalusan tanah yang terjadi karena terdapatnya
perbedaan komposisi kandungan fraksi pasir, debu dan liat yang terkandung pada tanah
Struktur tanah merupakan gumpalan-gumpalan kecil dari dari butiran tanah. Gumpalan
ini terjadi karena butir-butir pasir, debu dan liat terikat satu sama lain oleh perekat seperti
: Bahan organik, Oksida besi dan lain-lain.
4. Tanah pada kedalaman tertentu selalu dipenuhi oleh air yang disebut dengan air tanah.
Air tanah dapat dibedakan menjadi dua yaitu air tanah dangkal dan air tanah
dalam. Larutan tanah adalah air yang terdapat di antara pori-pori tanah. Larutan ini
mengandung ion-ion terlarut yang dapat diserap oleh akar tanaman. Di antaranya terdapat
juga ion-ion yang tidak berguna atau bersifat racun bagi tanaman, seperti aluminium.
11
DAFTAR PUSTAKA
12