Anda di halaman 1dari 6

Nama : Rima Rachmah pattisahusiwa

NIM : 205090200111057
Kelas : Kimia A
TUGAS B4
1. Jelaskan proses degradasi asam amino sampai siklus urea
Jawaban :
Di dalam katabolisme ini, asam amino glutamat dan glutamin berperan
penting, Gugus amino dari asam amino akan dialihkan ke Į-keto glutamat
membentuk glutamat (terjadi disitosol). Selanjutnya, glutamat akan diangkut ke
mitokondria dan gugus amino dilepaskan berupa NH 4. Kelebihan ammonia
jaringan lain akan diubah menjadi glutamin lalu diangkut ke mitokondria hepar.
Kelebihan gugus amino di jaringan otot dialihkan ke piruvat, karenanya piruvat
berubah menjadi alanin yang selanjutnya akan dibawa ke mitokondria hepatosit
untuk dilepas gugus NH 4 nya.
Manusia merupakan makhluk ureotelik artinya dapat mengubah nitrogen asam
amino menjadi urea yang tidak toksik dan mudah larut dalam air. Biosintesis urea
(Gb.2.4) dibagi menjadi 4 tahap:
1. Transaminasi
Transamini adalah pemindahan gugus asam Į-amino pada glutamat,
proses ini merupakan reaksi pertama dari proses katabolisme. Reaksi ini
diawali oleh enzim transaminase. Enzim ini mempunyai gugus prostetik
piridoksal phospat (bentuk aktif B6 ). Umumnya, piridoksal fosfat berikatan
kovalen dengan situs aktif enzim melalui ikatan imin (basa schift), yaitu pada
gugus amina E dari residu lisin transaminase. Reaksi-reaksi yang dikatalisis
transaminase mempunyai konstanta kesetimbangan 1,0 karenanya reaksinya
adalah bolak-balik. Gugus prostetik piridoksal fosfat berfungsi sebagai
pengangkut sementara (intermediate carrier) bagi gugus amino pada situs aktif
transaminase
Tujuan utama dari reaksi transaminase itu adalah untuk mengumpulkan
semua nitrogen dari asam amino dalam bentuk satu-satunya senyawa, yaitu
glutamat. Hal ini sangat penting karena L-glutamat merupakan satu-satunya
asam amino dalam jaringan mamalia yang menyalami deaminasi oksidatif
dengan kecepatan cukup tinggi. Jadi, pembentukan ammonia dari gugus Į-
amino terutama terjadi lewat konversi menjadi nitrogen Į - amino pada Į –
glutamat

2. Deaminasi oksidatif
Seperti diketahui reaksi transaminasi asam Į-amino menghasilkan
glutamat, reaksi ini terjadi di sitosol. Selanjutnya, L-glutamat tersebut akan
diangkut menuju mitokondria dan di sini akan mengalami deaminasi oksidatif
menghasilkan asam Įketo dan ammonia. Reaksinya dikatalisis oleh enzim L-
glutamat dehidrogenase. Enzim ini hanya terdapat di matrik mitokondria dan
tidak pernah di tempat lain. Untuk bekerjanya enzim ini memerlukan NAD
atau NADP sebagai penerima ekivalen reduksi. Kerja kombinasi antara amino
transferase dan glutamat dehidrogenase disebut sebagai transdeaminase.

3. Pengangkutan amonia
Ammonia jumlah senyawa yang toksik bagi jaringan tubuh. Kelebihan
ammonia akan diubah menjadi senyawa yang tidak toksik oleh hepar sebelum
akhirnya dibuang melalui ginjal. Sumber ammonianya misalnya usus. Jaringan
lain juga memproduksi ammonia tetapi dalam jumlah sangat sedikit dan ini
dengan cepat diangkut ke hepar. Ammonia dari jaringan melalui venaporta
akan diangkut ke hepar dan diubah menjadi senyawa nontoksisk urea.
Sehingga darah yang meninggalkan hepar pada hakikatnya bersih dari
ammonia
Pelepasan ammonia dikatalisis oleh glutaminase renal. Ammonia dari
jaringan ekstrahepatik akan diangkut ke hepar dalam bentuk glutamin.
Ammonia akan bereaksi dengan glutamat membentuk glutamin. Reaksi ini
dikatalisis oleh enzim glutamin sintetase dan memerlukan ATP. Reaksinya
berlangsung dalam 2 tahap.
Tahap (1) glutamat bereaksi dengan ATP menghasilkan ADP dan
senyawa antara Ȗ-glutamilfosfat. Dilanjutkan dengan tahap (2), senyawa
antara bereaksi dengan ammonia membentuk glutamin dan fosfat anorganik.
Glutamin senyawa nontoksik bersifat netral yang dapat melewati membran sel.
Bandingkan dengan glutamat yang bersifat negatif tidak dapat melalui
membran sel.

4. Reaksi siklus urea


Siklus urea ditemukan oleh Sir Hans Krebs, berfungsi di hati dan sangat
penting untuk menghilangkan ion amonia dan amonium dari tubuh. Lima
reaksi dari siklus urea dipecahkan daftar reaksi berikut:
a. Amonia (NH3) (atau ion amonium) bergabung dengan CO2 (atau HCO3 -)
untuk membentuk karbamoil fosfat dalam reaksi yang 20 dikatalisasi oleh
karbamoil mitokondria fosfat sintetase I (CPSI) dan menggunakan 2 mol ATP
dan Mg2 +. N-acetyl-glutamate (NAG), dibuat di hati dan usus, diperlukan
sebagai aktivator alosterik untuk memungkinkan pengikatan ATP.
b. Carbamoyl fosfat bereaksi dengan ornithine di dalam mitokondria,
menggunakan enzim transcarbamoylase ornithine (OTC), untuk membentuk
citrulline. Citrulline bergantian menghambat aktivitas OTC.
c. Aspartate bereaksi dengan citrulline setelah diangkut ke dalam sitosol.
Langkah ini, dikatalisasi oleh argininosuccinate sintetase, adalah langkah
yang membatasi laju dari siklus. ATP (dua obligasi berenergi tinggi) dan Mg2
+ diperlukan untuk reaksi, dan argininosuccinat terbentuk. Argininosuccinate,
arginine, dan AMP + PPi menghambat enzim.
d. Argininosuccinate dibelah oleh argininosuccinase di sitosol untuk membentuk
fumarat dan arginin. Keduanya fumarat dan arginin menghambat aktivitas
argininosucinase. Argininosuccinase ditemukan dalam berbagai jaringan di
seluruh tubuh, terutama hati dan ginjal. Konsentrasi tinggi arginin
meningkatkan sintesis Nacetylglutamate (NAG), yang diperlukan dalam
reaksi untuk sintesis dari karbamoil fosfat dalam mitokondria.
e. Urea terbentuk dan ornithine terbentuk kembali dari pembelahan arginin oleh
arginase, suatu mangan yang membutuhkan enzim hati. 21 Aktivitas arginase
dihambat oleh keduanya ornithine dan lysine, dan dapat menjadi pembatas
laju dalam kondisi yang membatasi ketersediaan mangan atau yang mengubah
afinitasnya untuk mangan ( Gropper & Smith, 2013 : 194-202).

2. Jelaskan proses biosintesis asam amino


Jawaban :
- Biosintesis Glutamat dan Aspartat
Glutamat dan aspartat disintesis dari asam α-keto dengan reaksi
tranaminasi sederhana. Katalisator reaksi ini adalah enzim glutamat
dehidrogenase dan selanjutnya oleh aspartat aminotransferase, AST.

Reaksi biosintesis glutamat

Aspartat juga diturunkan dari asparagin dengan bantuan asparaginase.


Peran penting glutamat adalah sebagai donor amino intraseluler utama untuk
reaksi transaminasi. Sedangkan aspartat adalah sebagai prekursor ornitin untuk
siklus urea.
- Biosintesis Alanin
Alanin dipindahkan ke sirkulasi oleh berbagai jaringan, tetapi umumnya oleh
otot. Alanin dibentuk dari piruvat. Hati mengakumulasi alanin plasma, kebalikan
transaminasi yang terjadi di otot dan secara proporsional meningkatkan produksi
urea. Alanin dipindahkan dari otot ke hati bersamaan dengan transportasi glukosa
dari hati kembali ke otot. Proses ini dinamakan siklus glukosa-alanin. Fitur kunci
dari siklus ini adalah bahwa dalam 1 molekul, alanin, jaringan perifer mengekspor
piruvat dan amonia ke hati, di mana rangka karbon didaur ulang dan mayoritas
nitrogen dieliminir.
Ada 2 jalur utama untuk memproduksi alanin otot yaitu :
1. Secara langsung melalui degradasi protein
2. Melalui transaminasi piruvat dengan bantuan enzim alanin transaminase, ALT
(juga dikenal sebagai serum glutamat-piruvat transaminase, SGPT).

Glutamat + piruvat  α-ketoglutarat + alanin


Siklus glukosa-alanin
- Biosintesis Sistein
Sulfur untuk sintesis sistein berasal dari metionin. Kondensasi dari ATP dan
metionin dikatalisis oleh enzim metionin adenosiltransfrease menghasilkan S-
adenosilmetionin (SAM).

Biosintesis S-adenosilmetionin (SAM)


SAM merupakan precursor untuk sejumlah reaksi transfer metil (misalnya
konversi norepinefrin menjadi epinefrin). Akibat dari tranfer metil adalah
perubahan SAM menjadi S-adenosilhomosistein. S-adenosilhomosistein
selanjutnya berubah menjadi homosistein dan adenosin dengan bantuan enzim
adenosilhomosisteinase. Homosistein dapat diubah kembali menjadi metionin
oleh metionin sintase.
Reaksi transmetilasi melibatkan SAM sangatlah penting, tetapi dalam kasus
ini peran Sadenosilmetionin dalam transmetilasi adalah sekunder untuk produksi
homosistein (secara esensial oleh produk dari aktivitas transmetilase). Dalam
produksi SAM, semua fosfat dari ATP hilang: 1 sebagai Pi dan 2 sebagai Ppi.
Adenosin diubah menjadi metionin bukan AMP.
Dalam sintesis sistein, homosistein berkondensasi dengan serin menghasilkan
sistationin dengan bantuan enzim sistationase. Selanjutnya dengan bantuan enzim
sistationin liase sistationin diubah menjadi sistein dan α-ketobutirat. Gabungan
dari 2 reaksi terakhir ini dikenal sebagai trans-sulfurasi.
Peran metionin dalam sintesis sistein
- Biosintesis Tirosin
Tirosin diproduksi di dalam sel dengan hidroksilasi fenilalanin. Setengah dari
fenilalanin dibutuhkan untuk memproduksi tirosin. Jika diet kita kaya tirosin, hal
ini akan mengurangi kebutuhan fenilalanin sampai dengan 50%.
Fenilalanin hidroksilase adalah campuran fungsi oksigenase: 1 atom oksigen
digabungkan ke air dan lainnya ke gugus hidroksil dari tirosin. Reduktan yang
dihasilkan adalah tetrahidrofolat kofaktor tetrahidrobiopterin, yang dipertahankan
dalam status tereduksi oleh NADH-dependent enzyme dihydropteridine reductase
(DHPR).

Biosintesis tirosin dari fenilalanin


- Biosintesis Ornitin dan Prolin
Glutamat adalah prekursor ornitin dan prolin. Dengan glutamat semialdehid
menjadi intermediat titik cabang menjadi satu dari 2 produk atau lainnya. Ornitin
bukan salah satu dari 20 asam amino yang digunakan untuk sintesis protein.
Ornitin memainkan peran signifikan sebagai akseptor karbamoil fosfat dalam
siklus urea. Ornitin memiliki peran penting tambahan sebagai prekursor untuk
sintesis poliamin.
Produksi ornitin dari glutamat penting ketika diet arginin sebagai sumber lain
untuk ornitin terbatas. Penggunaan glutamat semialdehid tergantung kepada
kondisi seluler. Produksi ornitin dari semialdehid melalui reaksi glutamat-
dependen transaminasi. ketika konsentrasi arginin meningkat, ornitin didapatkan
dari siklus urea ditambah dari glutamat semialdehid yang menghambat reaksi
aminotransferase. Hasilnya adalah akumulasi semialdehid. Semialdehid didaur
secara spontan menjadi Δ1pyrroline-5-carboxylate yang kemudian direduksi
menjadi prolin oleh NADPH-dependent reductase.
- Biosintesis Serin
Jalur utama untuk serin dimulai dari intermediat glikolitik 3-fosfogliserat.
NADH-linked dehidrogenase mengubah 3-fosfogliserat menjadi sebuah asam
keto yaitu 3-fosfopiruvat, sesuai untuk transaminasi subsekuen. Aktivitas
aminotransferase dengan glutamat sebagai donor menghasilkan 3-fosfoserin, yang
diubah menjadi serin oleh fosfoserin fosfatase.

3. Jelaskan mengapa NH 3 perlu diubah menjadi urea!


Jawaban :
NH3 merupakan hasil metabolisme protein, senyawa tersebut bersifat racun
sehingga harus segera dikeluarkan. NH 3 akan diubah menjadi urea di dalam hati
melalui siklus urea atau siklus ornitin, kemudian urea yang dihasilkan akan
dikeluarkan bersama urin.
NH3 harus dikeluarkan dari tubuh sebelum terjadi penumpukan konsentrasi
ammonia atau disebut dengan hiperamonia. Hiperamonia dapat menyebabkan
gangguan pengecilan dan kerusakan otot rangka serta gagal hati.

Anda mungkin juga menyukai