Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH TENTANG PENGKAJIAN DARI SEMUA TINGKAT USIA

DISUSUN OLEH
KELOMPOK 5
1. CAROLINA HUTAGAOL
2. FANRI IDRIS PANE
3. FRANS SAMUEL
4. FRISKA TAMBUNAN
5. HELEN PANJAITAN
6. RESTU YUNITA SIANTURI
7. RECINDA PASARIBU
8. SETIAWATI PANJAITAN
9. VALENTINO PARDEDE

DOSEN PEMBIMBING :Yolanda Anastasia Sihombing,S.Kep,M.K.M

AKADEMI KEPERAWATAN HKBP


BALIGE
T.A 2020/2021

1
Kata Pengantar
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat
serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan Makalah ini yang
berjudul “MAKALAH TENTANG PENGKAJIAN DARI SEMUA TINGKAT USIA”. Kami
menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, oleh karena itu kritik dan saran
dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan
makalah ini. Jika ada kekurangan dalam makalah kami ini, kami meminta maaf dan kami
mohon pemaklumannya. Akhir Kata, Kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang
telah berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir.

Balige ,17 November 2021

Kelompok 5

2
DAFTAR ISI

Kata Pengantar......................................................................................................................................2
DAFTAR ISI.............................................................................................................................................3
BAB I......................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN.................................................................................................................................4
A. Latar Belakang.......................................................................................................................4
B. Tujuan....................................................................................................................................5
C. Rumusan masalah..................................................................................................................5
BAB II.....................................................................................................................................................6
Pembahasan......................................................................................................................................6
1. Masa balita (0-5tahun)..............................................................................................................6
2. Masa kanak-kanak (5-11 tahun).................................................................................................7
3.Masa remaja awal (12-16tahun).................................................................................................8
4. Remaja Akhir (17-25 tahun).......................................................................................................9
5. Masa dewasa awal 26-35 tahun).............................................................................................10
6. Dewasa akhir (23-45 tahun).....................................................................................................11
7. Lansia.......................................................................................................................................14
BAB III..................................................................................................................................................16
KESIMPULAN...................................................................................................................................16
SARAN..............................................................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................................17

3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
pengkajian pada setiap orang berbeda-beda salah satu hal yang membedakan yaitu tingkat
usia seseorang. Semakin bertambah usia seseorang maka semakin besar tingkat
pengkajian,pengkajian tingkat perkembangan saat ini (menggunkan format KPSP)
a. Peran social
b. Adaftif motoric halus
c. Bahasa
d. Motoric kasar
Kategori Umur Menurut Depkes RI (2009):1.

Masa balita = 0 - 5 tahun2

Masa kanak-kanak = 5 - 11 tahun.3.

4
Masa remaja Awal =12 - 1 6 tahun.4.
Masa remaja Akhir =17 - 25 tahun.5.
Masa dewasa Awal =26- 35 tahun.6.
Masa dewasa Akhir =36- 45 tahun.7.
Masa Lansia Awal = 46- 55 tahun.8.
Masa Lansia Akhir = 56 - 65 tahun.9.
Masa Manula = 65 - sampai atasOrganisasi Kesehatan Dunia (WHO) menggolongkan lanjut
usia menjadi 4 yaitu :Usia pertengahan (middle age) 45 -59 tahun, Lanjut usia (elderly) 60
-74 tahun, lanjutusia tua (old) 75 –90 tahun dan usia sangat tua (very old) diatas 90
tahun.Sedangkanmenurut Prayitno dalam Aryo (2002) mengatakan bahwa setiap
orangyangberhubungan dengan lanjut usia adalah orang yang berusia 56 tahun ke atas,
tidakmempunyai penghasilan dan tidak berdaya mencari nafkah untuk keperluan pokok
bagikehidupannya sehari-hari. Saparinah ( 1983) berpendapat bahwa pada usia 55 sampai65
tahun merupakan kelompok umur yang mencapai tahap praenisium pada tahap iniakan
mengalami berbagai penurunan daya tahan tubuh/kesehatan dan berbagaitekanan psikologis.
Dengan demikian akan timbul perubahan-perubahan dalamhidupnya. Demikian juga batasan
lanjut usia yang tercantum dalam Undang-UndangNo.4 tahun 1965 tentang pemberian
bantuan penghidupan orang jompo, bahwa yangberhak mendapatkan bantuan adalah mereka
yang berusia 56 tahun ke atas. Dengandemikian dalam undang-undang tersebut menyatakan
bahwa lanjut usia adalah yangberumur 56 tahun ke atas. Namun demikian masih terdapat
perbedaan dalammenetapkan batasan usia seseorang untuk dapat dikelompokkan ke dalam
penduduklanjut usia. Dalam penelitan ini digunakan batasan umur 56 tahun untuk
menyatakan

B. Tujuan
1. Menjelaskan tentang apa itu pengkajian
2. Menjelaskan tingkatan usia
3. Menjelaskan pengkajian pada setiap tingkatan usia

C. Rumusan masalah
1. Apa itu pengkajian?
2. Apa saja tingkatan usia?
3. Apa saja pengkajian pada setiap tingkatan usia

5
BAB II
Pembahasan
1. Masa balita (0-5tahun)

Perkembangan anak merupakan suatu yang penting untuk dipantau. Perkembangan anak
memiliki banyak faktor, seperti perkembangan fisik, mental hingga kemampuan-kemampuan
baru disetiap tahapan umur anak. Jika terjadi perubahan, tentunya telah terjadi tumbuh
kembang anak sebagaimana yang diharapkan. Terjadinya perubahan ini, juga menjadi dasar
bagi adanya perubahan di perkembang anak selanjutnya. Artinya, keadaan masa depan anak
dapat ditentukan pada usia-usia dini yaitu usia 0-5 tahun.Proses perkembangan ini sangat
penting bagi anak, utamanya usia 0-5 tahun. Karena apabila terjadi keterlambatan pada
perkembangan anak, dapat berdampak buruk bagi anak. Oleh karena itu, perlu diketahui
beberapa tahapan perkembangan anak.Cara mengetahuinya mudah, yaitu mengukur tinggi
badan anak ataupun menimbang berat badan anak secara berkala. Serta, mengetahui
kemampuan berbahasa, emosi hingga kemampuan motorik anak.dahapan Perkembangan
tumbuh Kembang Anak . Bagian ini akan menjelaskan beberapa tahapan yang terjadi pada

6
anak sejak berusia 0-5 tahun. Jadi anda dapat mengetahui, apakah terjadi masalah pada anak
atau tidak..Berikut ulasan lengkapnya,

a. Anak Usia 3-4 Bulan


Pada usia ini, anak akan mengamati wajah orang lain dan mengamati pergerakan benda.
Anak juga mulai mengenali orang dan benda, serta menirukan gerakan ekspresi wajah. Anak
anda juga mulai mengeluarkan suara dan ocehan, serta menoleh ke sumber bunyi. Jika anak
sudah menunjukkan tanda-tanda ini, maka anak berada dalam kondisi normal tidak ada
masalah.
b. Perubahan Anak di Usia 6-7 Bulan
Pada usia berikutnya, anak sudah mengetahui emosi seseorang. Anak dapat memberikan
tanggapan saat dipanggil namanya dan penasaran dengan keadaan sekitar. Secara emosi, anak
sudah menunjukkan perasan dengan mengeluarkan suara-suara yang khas. Namun perlu
berhati-hati, karena anak mulai sering memasukkan benda-benda terdekat pada mulutnya.

c. Perubahan Anak di Usia 1 Tahun


Saat menginjak usia pertama, anak sudah dapat mengucapkan kata tunggal, seperi mama atau
papa. Anak mulai sering menirukan kata-kata orang lain, anak mulai merasa malu atau takut
terhadap orang asing. Di masa ini, anak sudah dapat mengetahui mana yang benar dan
menunjukkan ke arah yang dimaksud. Artinya anak sudah mulai aktif pada usia ini.
d. Perkembangan Anak Usia 2 Tahun
Anak yang sudah berusia dua tahun, sudah lebih aktif dibandingkan usia-usia sebelumnya.
Anak sudah senang bermain dengan anak-anak sebayanya. Perbendaharaan kata yang
dimilikki pun semakin bertambah. Jika diberikan mainan dengan warna beragam, anak sudah
mengetahui dan menyusunnya sesuai denagn bentuk dan warna. Bahkan anak sudah
mengetahui nama orangtua

e. Tumbuh Kembang pada Usia 3 Tahun


Usia tiga tahun merupakan usia yang sangat aktif untuk seorang anak. Usia ini anak sudah
menunjukkan rasa sayang dan perhatian untuk orang lain. Anak sudah memiliki banyak
emosi yang bervariasi dan memiliki kemampuan memakia pakaian sendiri. Pada beberapa
kesempatan, anak sudah dapat diajak bercakap-cakap dan memahami percakapan dengan
baik.
f. Perkembangan Anak di Usia 4 Tahun
Menginjak usia berikutnya, anak akan lebih senang bermain dengan teman. Anak sudah dapat
mengucapkan kalimat-kalimat panjang dan menyanyikan lagu yang disenanginya. Jika
memiliki kelebihan dalam berbahasa, sebaiknya ajarkan anak bahasa-bahasa tersebut.
Sehingga anak sudah mengenalnya sejak dini dan dapat menggunakannya di masa depannya.

g. Perubahan Anak di Usia 5 Tahun dan Seterusnya


Sedangkan pada usia 5 tahun, anak sudah mulai ingin mandiri. Anak senang dengan
bernyanyi, menarik hingga berakting. Anak sudah dapat menulis angka dan huruf dengan
benar serta menggambar bentuk-bentuk geometri. Pada usia ini, anak sudah dapat
menentukan apa yang akan dilakukannya dan yang diingin dilakukan. Usia ini anak dapat
menjelaskan keinginannya.

7
Banyak perubahan-perubahan yang akan dialami anak selama usai tersebut. Karenanya,
jangan sampai terlewat satu pun perubahan dan tumbuh kembang anak. Oleh karena itu,
sempatkanlah beberapa saat di kesibukan anda. untuk dapat mengetahui perubahan yang
terjadi pada anak dan tidak melewatkannya. Jika memungkinkan, abadikan setiap perubahan
yang terjadi pada anak.

2. Masa kanak-kanak (5-11 tahun)


Memasuki usia sekolah dasar, karakter anak akan semakin berkembang. Orangtua pun perlu
memberikan perhatian ekstra untuk memahami kebutuhan anak termasuk pertumbuhannya.
Dari mulai asupan gizi hingga kebutuhan pendidikannya, masa tumbuh kembang anak di usia
ini harus diperhatikan dan dipenuhi oleh orangtua.
1. Aspek Kognitif
Menurut Piaget, anak usia 6-12 tahun berada dalam tahap Operasional Konkret. Anak telah
memiliki kecakapan berpikir logis, akan tetapi hanya dengan benda-benda yang bersifat
konkret.Pada tahap ini, ditandai dengan tiga kemampuan baru yang akan dikuasai anak, yaitu
kemampuan mengelompokkan, menyusun, dan menghubungkan/menghitung angka atau
bilangan. Kemampuan yang berkaitan dengan angka, seperti menambah, mengurangi,
mengalikan, dan membagi. Di samping itu, pada masa ini anak sudah memiliki kemampuan
memecahkan masalah yang sederhana.Kemampuan kognitif pada masa ini merupakan dasar
diberikannya ilmu seperti membaca, menulis, dan berhitung (calistung). Untuk
mengembangkan daya nalarnya, anak di latih untuk bisa mengungkapkan pendapatnya
terhadap berbagai hal, baik yang dialaminya maupun peristiwa lain yang terjadi di sekitar.
2. Aspek Fisik
Perubahan fisik yang terjadi pada masa ini, akan berjalan lebih lambat di banding masa bayi
dan masa awal kanak-kanak.Pada awal periode (usia 6 tahun), anak terlihat masih seperti
anak kecil. Nanti, di akhir periode (usia 12 tahun), anak sudah berubah dan mulai tampak
seperti orang dewasa. Apalagi ada beberapa anak yang mengalami pubertas di akhir periode
ini.
3. Aspek Bahasa
Kemampuan anak dalam mengenal dan menguasai perbendaharaan kata mengalami
perkembangan yang pesat pada usia anak sekolah. Sekitar 2.500 kata yang dikuasai oleh anak
usia 6 tahun, akan meningkat mejadi 50.000 kata yang bisa dikuasai saat nanti anak berusia
11-12 tahun.Seiring dengan tingkat berpikir anak yang sudah lebih maju, anak akan banyak
bertanya soal waktu dan sebab akibat. Di tambah dengan adanya pelajaran bahasa yang di
dapat anak di sekolah, maka diharapkan pada periode ini anak bisa memiliki keterampilan
mengolah informasi yang di terima, serta berpikir dan menyatakan gagasannya.

4. Aspek Sosio-Emosional
Menurut Erikson, anak usia 6-12 tahun akan memasuki tahap Industrial vs Inferioritas. Kalau
sebelumnya anak banyak berada di lingkungan keluarga, pada tahap ini anak akan banyak
keluar ke lingkungan sekolah.Sehingga semua aspek memiliki peran bagi anak (orang tua
harus selalu mendorong, guru harus memberi perhatian, teman harus menerima
kehadirannya). Tapi sayangnya, anak tidak selalu mendapatkan itu semua. Sehingga orang
tua harus paham tentang kondisi sekolah anak, teman satu permainan.Seiring dengan
lingkungan anak yang lebih luas, terdapat kebutuhan anak untuk mendapatkan tempat dalam
kelompok seumurnya yang ingin ia capai. Selain itu, pada usia ini anak di tuntut untuk dapat
merasakan bagaimana rasanya berhasil memenuhi tuntutan lingkungan. Jika anak tidak dapat

8
meraih sukses karena merasa tidak mampu (inferioritas), maka anak akan mengembangkan
sikap rendah diri.

3.Masa remaja awal (12-16tahun)


Pada tahap ini remaja sangat membutuhkan kawan-kawan. Ada kecenderungan "narastic",
Iya itu mencintai diri sendiri dengan menyukai teman-teman yang mempunyai sifat-sifat yang
sama seperti dirinya sendiri. Selain itu ia berada dalam kondisi kebingungan karena ia tidak
tahu harus memiliki yang mana: peka atau tidak peduli, ramai-ramai atau sendiri,optimis
Atau pesimis idealis dan atau materialis dan sebagainya. Remaja pria harus membebaskan
diri dari oedipoes komplek ( perasaan cinta terhadap ibu sendiri pada masa kanak-kanak)
dengan mempererat hubungan dengan kawan-kawan lawan jenis.

Karakteristik perkembangan remaja


Menurut wong tahun 2009 karakteristik perkembangan remaja dapat dibedakan menjad
1. perkembangan psikososial
Teori perkembangan psikososial menurut Erikson dalam wong (2009) menganggap bahwa
krisis perkembangan pada remaja menghasilkan bentuknya identitas. Periode remaja awal
dimulai dengan awitan pubertas dan berkembangnya stabilitas emosional dan fisik yang
relatif pada saat atau ketika hampir lulus dari Sekolah Menengah Atas sederajat. Pada periode
selanjutnya, individu berharap untuk mencegah otonomi dari keluarga dan mengembangkan
identitas diri sebagai lawan terhadap difusi peran. Identitas kelompok menjadi sangat penting
untuk permulaan pembentukan identitas pribadi. Remaja pada tahap awal harus mampu
mencegah masalah tentang hubungan dengan teman sebaya sebelum mereka mampu
menjawab pertanyaan tentang siapa diri merekadalam kaitannya dengan keluarga dan
masyarakat.
2. Identitas individual
Pada tahap ini, remaja mempertimbangkan hubungan yang mereka kembangkan antara diri
mereka sendiri dengan orang lain di masa lalu. Seperti halnya arah dan tujuan yang mereka
harap mampu dilakukan di masa yang akan datang. Proses perkembangan identitas pribadi
merupakan proses yang memakan waktu dan penuh dengan periode kebingungan, depresi dan
keputusasaan.
3. Identitas peran seksual
Masa remaja merupakan waktu untuk konsolidasi identitas peran seksual. Selama masa
remaja awal, kelompok teman sebaya mulai mengomunikasikan kan beberapa Penghargaan
terhadap hubungan heteroseksual dan dan bersamaan dengan kemajuan perkembangan,
remaja dihadapkan pada pengharapan terhadap perilaku aku peran seksual yang matang yang
baik dari teman sebaya maupun orang dewasa.

4. Remaja Akhir (17-25 tahun)


Pada masa ini terjadi proses penyempurnaan pertumbuhan fisik dan perkembagngan
psikisStabilitas mulai timbul dan meningkat dalam aspek psikis. demikian pulastabil dalam
minat-minatnya; pemilihan sekolah, jabatan, pakaian, pergaulandengan sesame ataupun lain
jenis. Mereka mulai menunjukkan kemantapan sertatidak mudah berubah pendirian. proses
menjadi stabil ini akan lebih cepat apabila orang tua berperan dengan lebihdemokratis.Citra

9
diri dan sikap pandang yang lebih realistis disini remaja mulai menilai dirinya sebagaimana
adanya (apa adanya),menghargai miliknya, keluarganya dan orang lain seperti keadaan
sesungguhnya. menghadapi masalahnya secara lebih matang hal ini disebabkan oleh karena
kemampuan piker remaja akhir yang telahlebih sempurna dan ditunjang oleh sikap
pandangan yang lebih realistis. Perasaan menjadi lebih tenang mereka tidak lagi
menampakkan gejala-gejala strom and stresssehinggamuncullah suatu ketenangan dalam diri
mereka. perubahan fisik selama masa remajasebelum masa remaja ini disebut sebagai periode
pubertas (ambang pintumasa remaja). Pubertas jelas berbeda dengan masa remaja ,walapun
bertumpang tindihdengan masa remajaawal.
Perubahan fisik ciri-ciri
Remaja awal(Teenagers)
 Terjadi pertumbuhan fisik yang pesat
 Dalam jangka 3-4 tahun anak bertumbuh hingga tingginya hampir
menyamaitinggiortu.
 Pertumbuhan anggota badan dan otot-otot sering tidak seimbang.
 Pada laki-laki mulai memperlihatkan penonjolan otot-otot pada dada, lengan, paha
dan betis. Pada wanita mulai menunjukkan mekar tubuh yangmembedakannya dengan
tubuh kanak-kanak.
 Dalam hal kecepatan pertumbuhan, terutama nampak jelas dalam usia 12-14tahun
remaja putri bertumbuh demikian cepat meninggalkan pertumbuhan remaja
pria.Akibatnya
 Dalam masa pertumbuhan ini baik remaja pria maupun remaja wanita cenderungke
arah memanjang dibanding melebar.
 Kematangan kelenjar seks pada usia 11/12 tahun ,14/15 th.Biasanya
pertumbuhanlebih cepat pada remaja putri dibanding remaja putra.

Masa Remaja Akhir Sebagai Masa Adolessence


Masa remaja akhir adalah masa transisi perkembangan antara masa remajamenuju dewasa
yang pada umumnya dimulai pada usia 17-22 tahun. Pada masaini terjadi proses
perkembangan meliputi perubahan-perubahan yang berhubungandengan orang tua dan cita-
cita mereka, dimana pembentukan cita-cita merupakan proses pembentukan orientasi masa
depan. (Anna Freud, dalam buku Hurrlock).Adolessense berasal dari kataadolescereyang
artinya: “tumbuh”, atau”tumbuh menjadi dewasa” untuk mencapai “kematanga”, kematangan
adolessensemempunyai arti luas mencakup kematangan mental, emosional, seksual danfisik.
Pada masa adolessense ini adalah masa terjadinya proses peralihan dari.

5. Masa dewasa awal 26-35 tahun)


Dewasa awal adalah peralihan dari masa remaja. Masa remaja yang ditandai dengan
pencarian identitas diri, pada masa awal dewasa, identitas diri ini didapat secara sedikit-demi
sedikit sesui dengan umur kronologis dan mental age-nya. Berbagai masalah juga muncul
dengan bertambahnya umur pada masa dewasa awal. Dewasa awal adalah masa peralihan
dari ketergantungan kemasa mandiri, baik dari segi ekonomi, kebebasan menentukan diri
sendiri dan pandangan tentang masa depan sudah realistis.Erickson ( dalam Monkas, Knoers
& Haditono 2001) mengatakan bahwa seseorang yang di golonkan dalam usia dewasa awal

10
berada dalam tahap hubungan hangat, dekat dan komunikatif dengan atau melibatkan kontak
seksual. Bila gagal dalam bentuk keintiman maka ia akan mengalami apa yang disebut isolasi
(merasa tersisihkan dari orang lain, kesepian, menyalahkan diri karena berbeda dengan orang
lain).menurut Havighurst (dalam Monks, Knoers & Haditono, 2001) tugas perkembangan
dewasa awal adalah menikah atau membangun suatu keluarga, mengelola rumah tangga,
mendidik atau mengasuh anak, memikul tangung jawab sebagai warga negara, membuat
hubungan dengan suatu kelompok sosial tertentu, dan melakukan suatu pekerjaan. Dewasa
awal merupakan masa permulaan dimana seseorang mulai menjalin hubungan secara intim
dengan lawan jenisnya.
Ciri – ciri Dewasa Awal
Hurlock (2011) menguraikan secara ringkas ciri-ciri dewasa yang menonjol dalam masa-
masa dewasa awal sebagai berikut:
1. Masa dewasa dini sebagai masa pengaturan
Masa dewasa awal merupakan masa pengaturan. Pada masa ini individu
menerima tanggung jawab sebagai orang dewasa. Yang berarti seorang pria
mulai membentuk bidang pekerjaan yang ditangani sebagai karirnya, dan
wanita diharapkan mulai menerima tanggung jawab sebagai ibu dan pengurus
rumah tangga.
2. Masa dewasa dini sebagai usia produktif
Orang tua merupakan salah satu peran yang paling penting dalam hidup orang
dewasa . orang yang kawin berperan sebagai orang tua waktu saat ia berusia
duapuluh atau tigapuluh tahun.
3. Masa dewasa dini sebagai masa bermasalah
Dalam tahun-tahun awal masa dewasa banyak masalah baru yang harus
dihadapi seseorang. Masalah-masalah baru ini dari segi utamanya berbeda
dengan dari masalah yang sudah dialami sebelumnya.4. Masalah dewasa dini sebagai
masalah ketegangan emosional. Pada masa ini banyak individu sudah mampu memecahkan
masalah-masalah yang mereka hadapi secara baik sehingga lebih stabil dan lebih tenang.
5. Masa dewasa sebagai masa terasingan social Keterasingan diintensikan dengan
adanyasemangat bersaing dan hasrat kuat untuk maju dalam karir, sehingga keramah tamahan
masa remaja digantidengan persaingan dalam masyarakat dewasa.
6. Masa dewasa dini sebagai masa komitmenSetelah menjadi orang dewasa, individu
akanmengalami perubahan, dimana mereka akan memiliki tanggung jawab sendiri dan
komitmenkomitmen sendiri.
7. Masa dewasa dini sering merupakan masa ketergantungan
Meskipun telah mencapai status dewasa, banyak individu yang masihtergantung pada orang-
orang tertentu dalam jangka waktu yang berbeda-beda. Ketergantungan ini mungkin pada
orang yang membiayai pendidikan.
8. Masa dewasa dini sebagai masa perubahan nilaiPerubahan nilai ini disebabkan karena
beberapa alsan yaitu, individu ingin diterima oleh anggota kelompok orang dewasa, individu
menyadari bahwa kelompok sosial berpedoman pada nilai-nilai konvensional dalam hal
keyakinan dan perilaku.
9. Masa dewasa dini masa penyesuain diri dengan cara hidup baru. Masa individu banyak
mengalami perubahan dimana gaya hidup baru paling menonjol dibidang perkawinan dan
peran orang tua.

11
10. Masa dewasa dini sebagai masa kreatif.Orang yang dewasa tidak terikat lagi oleh
ketentuandan aturan oang tua maupaun guru–gurunya sehingga terbebas dari belenggu ini
bebas untukberbuat apa yang mereka inginkan bentuk kreatifitas ini tergantung dengan minat
dan kemampuan individual. dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa ciri - ciri usia
dewasa awalyaitu: dewasa dini sebagai masa pengaturan, dewasa dini sebagai usia produktif,
dewasa dini sebagai masa bermasalah, dewasa dini sebagai masalah ketegangan sosial,
dewasa dini sebagaimasa terasingan sosial, dewasa dini sebagai masa komitmen, dewasa dini
sebagai seringmerupakan masa ketergantungan, dewasa dini sebagai masa perubahan nilai,
dewasa dinisebagai masa penyesuaian diri dengan cara hidup baru, dewasa dini sebagai masa
kreatif.

6. Dewasa akhir (23-45 tahun)

Masa dewasa akhir disebut juga masa penutupan dalam rentang hidup pada seseorang,
dimana masa ini bisa dikatakan masa yang beranjak jauh dari kehidupan / masa sebelumnya.
Dalam pandangan psikologi masa tua atau lansia memiliki umur sekitar 60 sampai
meninggal, dimana pada usia ini terjadi penurunan kekuatan fisik, dan penurunan daya ingat
seseorang. Masa dewasa akhir ini merupakan proses perubahan menjadi tua atau dalam istilah
lain disebut “senescence”. Proses perubahan ini dialami dengan berubanya fisik dan juga
psikis pada seseorang. Dalam masa dewasa akhir ini keagamaan seseorang cenderung
meningkat karena pada masa ini merupakan masa perenungan, persiapan dan perencanaan
untuk menghadapi kematian, hal demikian merupakan suatu hal yang normal dalam
kehidupan lansia.Menurut Erikson tahap dewasa akhir memasuki tahap integrity vs despair
yaitu kemampuan perkembangan lansia mengatasi krisis psikososialnya. Banyak stereotip
positif dan negatif yang mampu mempengaruhi kepribadian lansia. Integritas ego penting
dalam menghadapi kehidupan dengan puas dan bahagia. Hal ini berdampak pada hub.sosial
dan produktivitasnya yang puas. Lawannya adalah despair yaitu rasa takut mati dan hidup
terlalu singkat, rasa kekecewaan. Beberapa cara hadapi krisis dimasa lansia adalah tetap
produktif dalam peran sosial, gaya hidup sehat, dan kesehatan fisik.Menurut Hurlock (2002),
tahap terakhir dalam perkembangan ini dibagi menjadi usia lanjut dini yang berkisar antara
usia enampuluh sampai tujuh puluh tahun dan usia lanjut yang dimulai pada usia tujuh puluh
tahun hingga akhir kehidupan seseorang. Orangtua muda atau usia tua (usia 65 hingga 74
tahun) dan orangtua yang tua atau usia tua akhir (75 tahun atau lebih) dan orang tua lanjut (85
tahun atau lebih) dari orang-orang dewasa lanjut yang lebih muda. Ciri-ciri dewasa akhir:
1.Adanya periode penurunan atau kemunduran. Yang disebabkan oleh faktor fisik dan
psikologis.
2.Perbedaan individu dalam efek penuaan. Ada yang menganggap periode ini sebagai
waktunya untuk bersantai dan ada pula yang menganggapnya sebagai hukuman.
3.Ada stereotip-stereotip mengenai usia lanjut. Yang menggambarkan masa tua tidaklah
menyenangkan.
4.Sikap sosial terhadap usia lanjut. Kebanyakan masyarakat menganggap orang berusia lanjut
tidak begit dibutuhkan katena energinya sudah melemah. Tetapi, ada juga masyarakat yang
masih menghormati orang yang berusia lanjut terutama yang dianggap berjasa bagi
masyarakat sekitar.
5.Mempunyai status kelompok minoritas. Adanya sikap sosial yang negatif tentang usia
lanjut.

12
6.Adanya perubahan peran. Karena tidak dapat bersaing lagi dengan kelompok yang lebih
muda.
7.Penyesuaian diri yang buruk. Timbul karena adanya konsep diri yang negatif yang
disebabkan oleh sikap sosial yang negatif.
8.Ada keinginan untuk menjadi muda kembali. Mencari segala cara untuk memperlambat
penuaan.
Adapun tugas perkembangan pada masa dewasa akhir ini, diantaranya:
•Menciptakan kepuasan dalam keluarga sebagai tempat tinggal di hari tua.
•Menyesuaikan hidup dengan penghasilan sebagai pensiunan
•Membina kehidupan rutin yang menyenangkan.
•Saling merawat sebagai suami-istri
•Mampu menghadapi kehilangan (kematian) pasanan dengan sikap yang positif (menjadi
janda atau duda).
•Melakukan hubungan dengan anak-anak dan cucu-cucu.
•Menemukan arti hidup dengan nilai moral yang tinggi.

A. Perkembangan fisik dewasa akhir


Perkembangan fisik merupakan menurunnya dan memburuknya fungsi dan keadaan fisik
pada lansia, perubahan fisik ini perubahan yang bisa kita lihat, dan kita rasakan. Perubahan
ini pasti terjadi pada masa dewasa akhir / lansia, yang mana tidak ada seorangpun yang bisa
menghindari dan menutupinya, karna hal ini merupakan ketentuan dari Allah Swt. Banyak
perubahan fungsi organ yang semakin menurun dalam masa dewasa akhir ini, seperti
menurunnya beberapa sistem saraf, kemampuan berfikir otak. Penjelasan lebih lanjut seperti
dibawah ini :
1.Daya Ingat (Memori)
Penurunan kemampuan mengingat pada lansia semakin lama akan semakin menurun,
kecepatan dalam mengingat suatu kejadian sangat lambat, hal demikian setara dengan
penyakit tua yang disebut “Pikun”. Untuk mencegah terlalu banyak fungsi memori yang
melemah, bisa dilakukan dengan melatih memori dengan memperbanyak membaca,
berdzikir, dan mendengar cerita dari berbagai macam media, atau seorang pendamping.
2.Indera Penglihatan (Mata)
Penurunan penglihatan akan semakin dirasakan pada masa lansia bahkan pada masa sebelum
lansia atau masa dewasa tidak sedikit dari seseorang mengalami rabun jauh ataupun rabun
dekat, Pada umumnya dimasa ini lansia akan menderita presbyopia atau tidak bisa melihat
objek dalam jarak jauh.
3.Indra Pendengaran (Telinga)
Dimasa dewasa akhir ini seseorang akan kehilangan kemampuan mendengar suatu ucapan
atau bunyi dengan jelas, karena dimasa ini penurunan pertumbuhan saraf dan organ basal,
penurunan tersebut mengakibatkan matinya rumah siput yang terletak didalam telinga.

4.Indra Peraba
Berkurangnya kepekaan yang diperoleh oleh kulit pada masa lansia, karena perubahan yang
dialami seorang lansia. Kulit menjadi semakin kasar dan mengkerut, sehingga seorang lansia
sulit membedakan benda yang ia pegang.
5.Daerah bagian kepala

13
Berubahnya daerah pada bagian kepala, merupakan hal yang wajar yang dialami seorang
lansia, dan perubahan demikian merupakan perubahan yang paling mudah untuk kita dapati
atau kita lihat dengan mata telanjang, perubahan daerah kepala yang terlihat seperti : a.
Rambut yang mulai memutih, b. Rambut mulai menipis, c. Pipi yang hilang atau bisa disebut
dengan kempong, d. Gigi mulai tanggal satu persatu, sehingga akan menjadi ompong, e.
kerutan yang tak bisa disembunyikan pada kulit wajah yang mengalami kekeringan, f. dan
banyak tumbuh tai lalat pada bagian kepala.3
6.Daerah Tubuh
Daerah pada tubuh seorang lansia akan nampak perubahannya, seperti : a. perubahan pada
bahu yang dulunya tegak, akan berubah menjadi membungkuk, b. tubuh yang dulunya gagah,
akan berubah menjadi lemas dan tidak bisa membawah beban yang berat, c. berat badan
bertambah, karena adanya penumpukan lemak pada bagian perut dan paha, d. perubahan kulit
pada tubuh seorang lansia sama halnya dengan kuliat pada wajah, yang mengalami kerutan,
dan kekeringan pada kulit.
7.Daerah Persendian
Persendian tangan dan kaki ini memiliki fungsi yang banyak dalam mengatur seluruh
rutinitas yang dijalaninya, karena tangan dan kaki merupakan alat atau fungsi gerak dari
anggota tubuh. menurunnya fungsi dari anggota gerak ini akan berakibat melemahnya
seorang lansia untuk melakukan banyak aktivitas dan kaki menjadi berat untuk berjalan.
Perubahan lain terjadi pada kuku tangan dan kuku kaki pada seorang lansia, perubahan dari
kedua kuku yang semakin menebal, mengeras dan mengkapur.

8.Perubahan pada kesehatan


Usia sama dengan lansia ditandai dengan menurunnya fungsi fisik secara umum dan
memburuknya kesehatan seorang lansia. Masalah kesehatan yang terjadi pada masa lansia
diantaranya mudah lelah, telinga berdengung, sakit pada otot,pusingpusing biasa, sakit pada
lambung serta insomnia.

B. Perkembangan Psikis Dewasa Akhir


Menurut david Wechsler dalam demista (2008) kemunduran kemampuan mental merupkan
bagian dari proses penuaan organisme secara umum, hampir sebagian besar penelitian
menunjukkan bahwa setelah mencapai puncak pada usia antara 45-55 tahun, kebanyakan
kemampuan seseorang secara terus menerus mengalami penurunan, hal ini juga berlaku pada
seorang lansia. Kemerosotan intelektual lansia ini pada umumnya merupakan sesuatu yang
tidak dapat dihindarkan, disebabkan berbagai faktor, seperti penyakit, kecemasan atau
depresi. Tetapi kemampuan intelektual lansia tersebut pada dasarnya dapat dipertahankan.
Salah satu faktor untuk dapat mempertahankan kondisi tersebut salah satunya adalah dengan
menyediakan lingkungan yang dapat merangsang ataupun melatih ketrampilan intelektual
mereka, serta dapat mengantisipasi terjadinya kepikunan.Problematika kehidupan, apapun
bentuknya akan terlihat dari ekspresi emosi seseorang saat menghadapinya, termasuk juga
emosi lansia. Emosi positif ataukah negatif. Apakah seseorang lansia mampu menikmati
hidup atau menderita dalam hidup akan tampak dari ekspresi emosi positif atau negatifnya
sehari-hari. Individu bisa mengevaluasinya sendiri melalui pertanyaan tentang frekuensi,
durasi, dan intensitas dari emosi mana yang setiap hari mewarnai hidup, sebagaimana
memahami frekuensi, durasi, dan intensitas emosi bisa digunakan untuk mengukur tingkat
emosi amarah seseorang (Beck & Fernandez, 1998).Frekuensi merujuk pada seberapa sering

14
emosi tersebut muncul. Durasi menunjukkan seberapa lama emosi tersebut terjadi.
Sedangkan intensitas, seberapa kuat emosi tersebut dialami oleh seseorang. Contoh emosi
positif adalah bahagia. Dalam sehari, seberapa sering kita merasa bahagia? (frekuensi); saat
kita merasa bahagia dalam sehari, berapa lama bahagia tersebut muncul? (durasi); dalam
sehari, saat kita bahagia, seberapa kuat perasaan tersebut kita alami? (Intensitas). Jika
dibandingkan dengan emosi negatif, contoh marah: Dalam sehari, seberapa sering kita
marah? (frekuensi); saat kita marah, berapa lama marah tersebut muncul? (durasi); dalam
sehari, saat kita marah, seberapa kuatperasaan tersebut kita alami? (Intensitas) (Ansyah &
Hadi, 2017).

7. Lansia

1. pengkajian lansia psikogerontik :


2. meliputi Pengkajian Pengkajian Pengkajian Status Fungsional Status Kognitif /Afektif
Fungsi Sosial
3. pengkajian status fungsional Pengukuran kemampuan seseorang dalam melakukan
aktivitas kehidupan sehari-hari Penentuan kemandirian mengidentifikasi kemampuan dan
keterbatasan klien dan menciptakan pemilihan intervensi yang tepat. Meliputi : Indeks Katz,
Barthel Indeks, Sullivan
4.Indek S KAT Z Alat yg digunakan untuk menentukan hsil tindakan dan prognosis pada
lanjut usia dan penyakit kronis. Meliputi keadekuatan 6 fungsi : mandi, berpakaian, toileting,
berpindah, kontinen dan makan Untuk mendeteksi tingkat fungsional klien (mandiri atau
tergantung) Mandiri dilakukan sendiri
5.Indeks KATZ A. Kemandiran dalam hal makan, kontinen, berpindah, ke kamar kecil,
berpakaian, dan mandi B. C. Kemandirian Kemandirian tambahan Kemandirian dalam dalam
semua semua hal, hal, kecuali kecuali satu dari fungsi tersebut mandi dan satu fungsi D.
dalam semua hal, kecuali mandi, berpakaian dan Satu fungsi tambahan Kemandirian dalam
semua hal,E. kecuali mandi, berpakaian, ke kamar kecil dan satu fungsi tambahan
Kemandirian dalam semua hal, kecuali mandi,f. berpakaian, ke kamar kecil, berpindah dan
satu fungsi tambahan Ketergantungan pada ke enam fungsi tersebutG.
6. barthe l indek s Penilaian : 0-20 21-61 62-90 91-99 100 : ketergantungan : ketergantungan
berat/sangat tergantung : ketergantungan berat : ketergantungan ringan : mandiri
7. Pengkajian Status Kognitif / Afektif Pemeriksaan status mental memberikan perilaku dan
kemampuan mental dlm fungsi sampel intelektual. Pemeriksaan status mental pengkajian pd
tingkat kesadaran, perhatian, keterampilan berbahasa, ingatan menulis,interpretasi bahasa,
keterampilan menghitung dan kemampuan konstruksional Pengujian status mental bisa
digunakan klien yg delirium beresiko
8. meliputI Short Portable Mental Status Questionnaire Mini-Mental State Exam ( MMSE )
Inventaris Depresi Beck ( IDB ) Skala Depresi Geritrik Yesavage ( SPMSQ )
9. Short Portable Mental Status Questionnaire ( SPMSQ ) Untuk mendeteksi adanya tingkat
kerusakan intelektual Terdiri dari 10 pertanyaan tentang : orientasi, riwayat pribadi, memori
dalam hubungannya dg kemampuan perawatan diri, memori jauh dan kemampuan
matematis. Rusak/salah nilai 1 Tidak rusak/benar nilai 0
10. Short Portable Mental Status Questionnaire ( SPMSQ )
11. Mini-Mental State Exam ( MMSE ) Menguji aspek kognitif dari fungsi mental : orientasi,
registrasi, perhatian, kalkulasi, mengingat kembali dan bahasa Pemeriksaan bertujuan untuk

15
melengkapi dan nilai, tetapi tdk dapat digunakan untuk tujuan diagnostik. Berguna untuk
mengkaji kemajuan klien
12. MMSE
13. Inventaris Depresi Beck ( IDB ) Alat pengukur status efektif digunakan untuk
membedakan jenis depresi yg mempengaruhi suasana hati. Berisikan 21 karakteristik : alam
perasaan, pesimisme, rasa kegagalan, kepuasan, rasa bersalah, rasa terhukum, kekecewaan
terhdp seseorang, kekerasan trhdp diri sendiri, keinginan utk menghukum diri sendiri,
keinginan utk menangis, mudah tersinggung, menarik diri, ketidakmampuan membuat
keputusan, gambaran tubuh, gangguan tidur, kelelahan, gangguan selera makan, kehilangan
berat badan. Berisikan 13 hal tentang gejala dan sikap yg berhubungan dg depresi.
14. Skala Depresi Geritrik Yesavage (GDS) Instrumen yg disusun secara khusus untuk
memeriksa depresi Terdiri atas 30 pertanyaan dengan jawaban YAatau tidak beberapa nomor
jawaban yadicetak tebal, dan beberapa nomor yang lain jawaban tidak Yang dicetak tebal
nilai 1 bila dicetak dipilih tebal Skor Skor Skor 0-10 : not depressed 11-20 : Mild depression
21-30 : Severe depression
15. Pengkajian Fungsi Sosial Hub. Lansia dengan keluarga sebagai peran sentral
Menghasilkan informasi tentang jaringan pendukung. Perawatan jangka panjang butuh
dukungan fisik dan keluarga Meliputi : emosional APGAR Keluarga (Adaptation,
Partnership, Growth,Affection, Resolve) Alat skrining singkat utk mengkaji fungsi sosial
lanjut usia.
16. Instrumen APGAR Saya puas bisa kembali pada keluarga saya untuk membantu pada
waktu sesuatu menyusahkan saya (adaptasi) Saya puas dengan cara keluarga saya
membicarakan sesuatu dan mengungapkan masalah dengan saya (hubungan) Saya puas
bahwa keluarga saya menerima dan mendukung keinginan saya untuk melakukan aktivitas
(pertumbuhan) Saya puas dengan cara keluarga saya mengekspresikan afek dan berespons
terhadap emosi saya, seperti marah, sedih atau mencintai (afek) Saya puas dengan cara teman
saya dan saya menyediakan waktu bersama-sama Penilaian : Pertanyaan yg dijawab: Selalu
(poin 2), kadang-kadang (poin 1), hampir tidak pernah (poin 0 ).

BAB III
KESIMPULAN

Pengkajian adalah kegiatan untuk menilai atau mengetahui kesiapan, kemanfaatan, dampak,
dan implikasi sebelum dan/atau sesudah Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
diterapkan.Pengkajian adalah pemikiran dasar dari proses keperawatan yang bertujuan
untukmengumpulkan informasi atau data tentang pasien, agar dapat mengidentifikasi,
mengenali masalah-masalah, kebutuhan kesehatan dan keperawatan pasien, baik fisik,
mental, sosial dan lingkungan menurut Effendy (1995, dalam Dermawan, 2012). tujuan dari
tahap pengkajian adalah untuk mengumpulkan informasi dan membuat data dasar klien,
Mengidentifkasi dan mengenali masalah-masalah yang dihadapi klien, Mengidentifikasi
kebutuhan kesehatan klien, Mengidentifikasi fisik, mental, social dan lingkungan klien.
tujuan dari tahap pengkajian adalah untuk mengumpulkan informasi dan membuat data dasar
klien,Mengidentifkasi dan mengenali masalah-masalah yang dihadapi klien, Mengidentifikasi

16
kebutuhan kesehatan klien, Mengidentifikasi fisik, mental, social dan lingkungan
klien.Pengkajian tingkat perkembangan saat ini (menggunakan format KPSP).

SARAN

Berdasarkan informasi yang kami temukan, pengumpulan informasi dan membuat data
pasien bisa didapatkan melalui pengkajian dan melakukan identifikasi terhadap pasien yang
berada di Rumah Sakit. Demikianlah hasil diskusi dari makalah kami, apabila ada kesalahan
informasi ataupun kata-kata atas penyampaian kami, kami mohon maaf. Saya harap para
pembaca bisa menerima dan memberikan saran maupun kritik kepada kami kelompok 5
untuk memperbaiki makalah tersebut. Kami ucapkan terimakasih banyak.

DAFTAR PUSTAKA

Pusatterampilbermain (2019). Perhatikan Proses Tumbuh Kembang Anak 0-5 Tahun.


Pusatbermain.com

Lukman Nul Hakin(2020). Urgensi Revisi Undang-Undang Tentang Kesejahteraan Lansia.


Jakarta : pusat penelitian badan keahlian DPR RI

Reni yuli aspiani (2014). Buku Ajar Keperawatan Geronti. Aplikasi : NANDA, NIC, NOC,
Jilid 1, Jakarta

17
Masbaqul Anfal, Achmad (2018). MAKALAH PERKEMBANGAN DEWASA AKHIR.
Sidoarjo : Universitas Muhammadiyah

Depkes RI (2005). Pedoman Pembinaan Kesehatan Lanjut Usia. Jakarta

Nugroho, wahjudi. (2000). keperawatan Geronti. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC

BKKBN (2012). Askep Keluarga Dengan Anak Remaja. id.scrib.com

18

Anda mungkin juga menyukai