Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

ISU-ISU AKTUAL DALAM STUDI AL-QURAN

Tentang

PEMBANGUNAN GENERASI MUDA

Disusun Oleh:

(Kelompok 13 IAT-D/Smt.7)

Ravi Ari Sandi :1915020135

Firda Mustiksari :1915020133

Naufal Noezi Juliana :1915020137

Salahuddin Ayyubi : 1915020145

Dosen Pengampu :

Dr. FAIZIN, MA

PRODI ILMU AL-QURAN DAN TAFSIR

FAKULTAS USHULUDDIN DAN STUDI AGAMA

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

IMAM BONJOL PADANG

1443 H / 2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur marilah kita ucapkan kehadirat Allah SWT, berkat karunia dan hidayahnya
sehingga makalah yang kami buat ini dapat diselesaikan dengan baik, yakni mengenai materi
yang telah kami dapatkan dalam tugas kelompok kami yang berjudul Isu-Isu Aktual dalam
Studi al-Quran tentang Pembangunan Generasi Muda.
Shalawat serta salam tetap tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW. Kemudian kami
ucapkan terima kasih kepada dosen pengampu yang telah memberikan berbagai macam
bimbingan sehingga kami telah menyelesaikan penyusunan makalah ini. Dan tidak lupa juga
kami ucapkan kepada teman-teman sekalian yang sudah memberikan masukan dan semangat
sehingga makalah ini telah selesai.
Tujuan utama penyusunan makalah ini adalah untuk membantu kita dalam mempelajari
pokok pembahasan secara efisien dan efektif. Dengan demikian, diharapkan agar kita memahami
semua materi dengan baik dalam waktu relatif singkat. Meskipun masih banyak terdapat
kekurangan dalam makalah ini namun kami berharap makalah ini dapat mempermudah proses
pembelajaran kita dan mengingatkan kita kembali kepada pengetahuan yang telah didapat selama
proses pembelajaran.

Muara Bungo, 30 November 2021

pemakalah

I
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................................................... I

DAFTAR ISI................................................................................................................................. II

BAB I .............................................................................................................................................. 1

PENDAHULUAN ......................................................................................................................... 1

A. Latar Belakang ..................................................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ................................................................................................................ 1

C. Tujuan Penulisan .................................................................................................................. 2

BAB II ............................................................................................................................................ 3

PEMBAHASAN ............................................................................................................................ 3

A. Pengertian Generasi Muda ................................................................................................... 3

B. Isu-isu aktual tentang masalah generasi muda ..................................................................... 5

C. Solusi Al-Quran Dalam Pembangunan Generasi Muda. ..................................................... 7

BAB III......................................................................................................................................... 10

PENUTUP.................................................................................................................................... 10

A. Kesimpulan ........................................................................................................................ 10

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................... 12

II
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dunia mengalami perubahan fundamental yang pasif sebagai akibat dari era digital.
Tidak hanya dalam bidang teknologi dan komunikasi, perubahan juga terjadi Kemajuan
TIK dengan munculnya media sosial dan jejaring sosial telah memasuki dan merambah
generasi muda khususnya pelajar dan mahasiswa. Mereka dapat bahkan sangat mahir dan
akrab dengan gadget. Interaksi para remaja dengan gadget-nya tidak dapat dipisahkan
dalam kehidupan sehari-hari. Dari bangun tidur sampai tidur lagi, gadget tidak dapat
lepas dari tangannya. Banyak di antara mereka yang memanfaatkan gadget hanya untuk
bermain, chatting melalui jejaring sosial. Bahkan, untuk melakukan hal-hal yang
melanggar norma seperti menonton film-film dewasa, mengikuti game online yang
berbau judi, dan sebagainya. Studi ini bertujuan untuk mendeskripsikan kisah-kisah
teladan yang terdapat dalam Al-Quran untuk kemudian dikorelasikan dengan konteks
kekinian (era digital) dan mendeskripsikan strategi Pendidikan Islam dalam Al-Quran
sebagai solusi mengatasi degradasi moral remaja di era digital.

Generasi muda sebagai generasi penerus cita-cita perjuangan bangsa akan


mengambil alih tanggung jawab kepemimpinan, mulai dari kepemimpinan keluarga
sampai dengan kepemimpinan bangsa dan negara. Generasi muda dengan kepribadian
yang belum stabil, gemar meniru, dan mencari-cari pengalaman baru sangat mudah
terpengaruh dan mengadopsi nilai-nilai yang mereka anggap modern dan trend untuk
dijadikan anutan dalam menjalani kehidupan mereka. Secara mikro, tugas dan tanggung
jawab pendidikan atau pembinaan generasi muda adalah amanah Allah SWT kepada
kedua orang tua dalam rumah tangga, namun secara makro hal tersebut merupakan
tanggung jawab bersama orang tua di rumah tangga, guru-guru di sekolah, pemerintah
serta tokoh agama dan tokoh masyarakat di lingkungan masyarakat.

B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian generasi muda?

1
2. Apa saja Isu-isu aktual tentang masalah generasi muda?
3. Bagaimana solusi al-Quran dalam pembangunan generasi muda?

C. Tujuan Penulisan
Sejalan dengan rumusan masalah di atas, makalah ini disusun dengan tujuan :

1. Untuk mengetahui pengertian generasi muda.


2. Untuk mengetahui Isu-isu aktual tentang masalah generasi muda.
3. Untuk mengetahui solusi al-Quran dalam pembangunan generasi muda.

2
BAB II

PEMBAHASAN
A. Pengertian Generasi Muda
Generasi dalam pengertian umum berarti sekalian orang yang kirakira sama waktu
hidupnya; angkatan; turunan; atau masa orang-orang tersebut hidup.1 Muda belum sampai
setengah umur; sebagai lawan dari kata tua; Jadi, generasi muda adalah orang-orang yang
rentang waktu hidupnya hampir sama, yakni sejak lahir sampai kira-kira umur 30 (40) tahun.
Zakiah Daradjat memberi pengertian generasi muda dengan memandang dari segi pengertian
luas dan pengertian sempit. Beliau mengatakan bahwa generasi muda dalam arti yang luas,
mencakup umur anak dan remaja, mulai dari lahir sampai mencapai kematangan dari segala
segi (jasmani, rohani, sosial, budaya, dan ekonomi). Pengertian yang lebih populer dalam
pandangan masyarakat ramai (pengertian sempit) bahwa generasi muda adalah masa muda
(remaja dan awal masa dewasa).2
Sedangkan Widarso Gondodiwirjo & Dardji Darmodihardjo yang memandang dari
segi kepentingan pembinaannya merumuskan pengertian generasi muda secara lebih
mendalam dan terperinci. Secara umum mereka kelompokkan kepada dua tinjauan: Pertama;
berdasarkan kelompok umur dan tinjauan dari berbagai segi, meliputi: segi biologis, segi
budaya atau dilihat secara fungsional, segi kekaryaan, segi sosial, untuk kepentingan
perencanaan modern digunakaan istilah “sumber-sumber daya manusia muda” dan dari sudut
idiologis-politis. Kedua sesuai dengan corak dan aspek kemanusiaannya, maka generasi
muda dapat dilihat melalui berbagai segi peninjauan.
a. Sebagai insan biologis, secara biologis masa muda dapat dianggap berakhir pada saat
pubertas (12-15 tahun). Ada juga yang beranggapan bahwa 15-21 tahun masih termasuk
dalam masa muda biologis. Objek peninjauan dalam segi ini adalah perkembangan
jasmani baik pertumbuhan tubuh secara fisik maupun fungsional.
b. Sebagai insan budaya, secara kultural masa muda dianggap berakhir pada umur 21 tahun,
karena ketika itu kemantapan mental sudah tercapai. Yang dimaksudkan dalam hal ini
adalah perkembangan manusia sebagai insan yang bermoral pancasila, bertenggang rasa,

1
W.J.S. Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Cet. V; Jakarta: PN Balai
Pustaka, 1976), h. 314.
2
Zakiah Daradjat, Ilmu Jiwa Agama, (Cet. XIII; Jakarta: Bulan Bintang, 1991), h. 131.

3
bersopan santun, beradat, bertradisi, bertanggung jawab, berkeluarga, bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara.
c. Sebagai insan intelek, ditinjau dari segi ini masa muda dianggap berakhir pada waktu
tamat dari Perguruan Tinggi (umur 25 tahun), dengan kemampuan berpikir sebagai objek
peninjauan.
d. Sebagai insan kerja dan profesi, sebagai insan kerja dalam arti berpenghasilan dengan
status tenaga kerja pembantu, masa mudanya berkisar antara 14–22 tahun. Sebagai insan
professi umumnya berkisar antara 21 sampai 35 tahun.
e. Sebagai insan ideologis, secara ideologis masa muda seseorang berkisar di antara umur
18 sampai 40 tahun. Dalam masa itulah dimungkinkan pembinaan pandangan seseorang
terhadap berbagai aspek kehidupan.
mereka yang rentang waktu hidupnya hampir sama yakni sejak lahir hingga mencapai
kematangan dari segala segi (maksimal berusia 40 tahun). Hanya saja ada orang yang
tampaknya lebih cepat mengalami alih generasi, terutama di pedesaan, karena berbagai
faktor, seperti faktor ekonomi, sosial kemasyarakatan dan sebagainya, sehingga dilihat dari
segi usianya relative masih muda, namun umumnya masyarakat menggolongkannya sebagai
generasi tua. Tegasnya bahwa generasi muda ditinjau dari segi usianya adalah generasi yang
amat potensial, energik, dan memiliki pengaruh yang cukup besar dalam masyarakat,
sehingga keberadaan mereka dalam suatu masyarakat tak dapat diabaikan.
Dengan memahami identitas generasi muda dari berbagai sudut pandang memungkinkan
para pendidik dalam arti yang luas, dapat menentukan sikap secara tepat, dalam rangka
mempersiapkan mereka sebagai generasi pengganti yang tangguh di masa depan. Berbeda
dengan pengertian di atas, Muthahhari cenderung melihat persoalan generasi muda bukan
semata-mata dari segi usia, tetapi dari segi cara pandang atau kemampuan berpikir mereka,
yakni kelompok masyarakat yang telah mempelajari dan mengenal peradaban baru, sehingga
memiliki cara baru dan modern dalam berpikir, baik mereka ini terdiri atas para pemuda belia
ataupun orang-orang lanjut usia. Oleh karena, mayoritas kelompok ini terdiri atas kaum
muda, maka kita menyebutnya sebagai generasi muda3
dalam arti sempit yakni remaja dan awal masa dewasa, perlu dipandang sebagai subjek
yang harus membina diri sendiri sekaligus sebagai objek yang memerlukan pembinaan.

3
Murtadha Muthahhari, Op. Cit., h. 6-7

4
Perbedaan antara kelompok-kelompok yang ada, antara generasi tua dan pemuda misalnya
hanya terletak pada derajat dan ruang lingkup tanggung jawabnya. Generasi tua sebagai
“angkatan yang berlalu” (passing generation), berkewajiban membimbing generasi muda
sebagai generasi penerus, mempersiapkan generasi muda memikul tanggung jawabnya yang
semakin berat dan tertantang. Di pihak lain, generasi muda sebagai generasi yang penuh
dinamika hidup, berkewajiban mengisi akumulator generasi tua yang makin melemah.
Mereka perlu memetik buah-buah kebijaksanaan generasi tua yang telah terkumpul oleh
pengalaman yang tentunya cukup bermanfaat bagi mereka dalam mengambil alih tugas-tugas
generasi tua.

B. Isu-isu aktual tentang masalah generasi muda


Game on-line mungkin merupakan cerminan dari jaringan cepat yang dulunya
berskala kecil (Small native Network) untuk menjadi web dan terus berkembang hingga saat
ini. pengalihan online saat ini tidak identik karena sekali game online diperkenalkan untuk
waktu utama. begitu pertama kali muncul pada tahun 1960, komputer mungkin hanya
digunakan untuk 2 orang untuk bermain game. Lalu datanglah pc dengan kemampuan Time-
Sharing agar pemain World Health Organization dapat memainkan olahraga bisa tambahan
dan tidak perlu berada dalam ruang yang sama (Multiplayer Game). Game online tentunya
memiliki dampak negatif dan positif. Namun di era sekarang ini game online lebih condong
ke arah negatif seperti:
1. Kecanduan (Addiction)
Sebagian besar permainan saat ini dirancang sedemikian rupa sehingga menimbulkan
kecanduan bagi para pemain. seseorang tambahan sangat antusias tentang permainan,
pembuat olahraga dapat mengambil keuntungan tambahan dari kenaikan pembelian emas
/ alat / karakter dan karena itu sejenisnya. namun keuntungan pabrikan ini benar-benar
menghasilkan dampak buruk pada kesehatan psikologis gamer.
2. Mendorong untuk mencoba hal-hal negatif
Meskipun jumlahnya tidak banyak, namun sangat sering kami menemukan kasus-kasus
pemain game online agen PBB mencoba dan mencuri ID pemain yang berbeda dengan
berbagai cara. Kemudian mengambil uang tunai di dalamnya atau menanggalkan alat
yang mahal. Kegiatan pencurian ID ini biasanya juga berlanjut ke pencurian akun yang
berbeda seperti Facebook, email yang menggunakan keylogger, sistem perangkat lunak

5
perengkahan dll. Pencuri semacam ini tidak hanya terbatas pada pencurian ID dan kata
sandi, tetapi bahkan dapat mengakibatkan pencurian uang - meskipun biasanya tidak
berlimpah (dari uang SPP sebagai contoh) dan pencurian waktu, sebagai contoh bolos
kuliah untuk bermain game.
3. Berbicara kasar dan kotor
Entah ini sering terjadi di mana-mana di planet ini atau semata-mata menyatakan,
bagaimanapun cara saya bertemu di kafe web di banyak kota. pemain game on-line
biasanya mengucapkan kata-kata kotor dan kasar yang pernah dinikmati di restoran
online atau pusat permainan.
4. Aktivitas yang terbengkalai di dalam planet ini
Keterikatan pada saat menyelesaikan tugas dalam permainan dan karenanya kesenangan
menikmatinya biasanya membuat berbagai kegiatan diabaikan. begitu menghadiri,
pekerjaan kampus, pekerjaan sekolah atau pekerjaan menjadi diabaikan karena
menikmati permainan dll.
5. Perubahan pola makan dan istirahat
Perubahan dalam pola istirahat dan pola konsumsi adalah hal biasa pada gamer yang
disebabkan oleh berkurangnya kontrol diri. Makanan menjadi tidak teratur dan bahwa
mereka biasanya pindah tidur lebih awal untuk menginduksi jam (jaring murah di pagi
hari).4
Isu-isu selajutnya adalah pergaulan bebas antara pemuda-pemudi yang kerap kali melahirkan
prilaku seks bebas sekarang ini semakin menggila. Semuanya jelas terekam dalam mode busana,
iklan yang mengeksploitasi wanita, hiburan, bahkan dalam cara berfikir mereka yang cenderung
didominasi oleh pikiran kotor.5 Hal yang sedemikian sudah tidak menjadi hal yang memalukan.
Justru melakukan maksiat seakan-akan menjadikan dirinya tinggi dan sebaliknya jika tidak
melakukan akan dianggap sebagai orang yang ketinggalan zaman dan tidak tahu perkembangan
kehidupan modern.
Aktivitas seks pranikah semakin mewabah dan menjalar bagaikan virus yang mematikan.
Pola hidup waqiiyyin'10 dan hedonis melanda sebagian remaja kita. Akibat kronis dari gejala itu,
semakin kita rasakan. Prahara seksual telah menjadi salah satu unsur nestapa paradaban manusia.

4
Hasan, ilmu sosial budaya dasar Pengaruh game online terhadap anak-anak dan Remaja,(Padang 2019),hlm 9
5
Hari Moekti, Generasi Pemuda Islam, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1998), hlm. 45

6
Manusia yang telah terdehumanisasikan, jiwanya semakin mengering akibat menebalnya
berbagai pelanggaran terhadap syari’at Islam. Pelecehan seksual, pacaran (sebelum nikah),
pornografi, perselingkuhan, prostitusi, pemerkosaan, dan aborsi, sudah menjadi hiasan peradaban
hiwari.
Isu-isu lainya yang kerap kali terjadi di generasi muda saat ini salah satunya Mabuk-
mabukan, tindakan kriminal, mencuri. Bahkan berprilaku jahiliyah.

C. Solusi Al-Quran Dalam Pembangunan Generasi Muda.


Al-Quran adalah kitab suci, umat Islam wajib mengimani dan meyakini bahwa Alquran
diturunkan oleh Allah Swt. Alquran merupakan mukjizat yang sangat berharga bagi umat Islam
hingga akhir zaman. Kitab suci yang diturunkan pada bulan suci Ramadhan ini, di dalamnya
terkandung ayat-ayat berisi mengenai akidah, ibadah, akhlak, hukum, peringatan, kisah-kisah,
dan dorongan untuk berfikir. Maka dari itulah Alquran merupakan pedoman bagi manusia dalam
menjalani kehidupan. Alquran sebagai dasar hukum yang pertama dan tidak diragukan lagi oleh
umat Islam bahwa Alquran adalah sumber yang asasi bagi seluruh dimensi keislaman. Dari
Alquran inilah dasar-dasar hukum Islam beserta cabang-cabang dan penjabarannya digali,
sebagaimana firman Allah Swt (Q.S An-Nahl 89)

َ ‫علَيْكَ ا ْلك ٰت‬


‫ب ت ْبيَانًا ل ُكل‬ ۤ َ ‫ع ٰلى ٰ ٰٓهؤ‬
َ ‫َُل ِۗء َون ََّز ْلنَا‬ َ ‫ث ف ْي ُكل ا ُ َّم ٍة شَه ْيدًا‬
َ ‫علَيْه ْم م ْن اَ ْنفُسه ْم َوجئْنَا بكَ شَه ْيدًا‬ ُ ‫َويَ ْو َم نَ ْب َع‬
َ‫ش ْيءٍ َّو ُهدًى َّو َرحْ َمةً َّوبُ ْش ٰرى ل ْل ُمسْلميْن‬ َ
Dan (ingatlah) pada hari (ketika) Kami bangkitkan pada setiap umat seorang saksi atas mereka
dari mereka sendiri, dan Kami datangkan engkau (Muhammad) menjadi saksi atas mereka. Dan
Kami turunkan Kitab (Al-Qur'an) kepadamu untuk menjelaskan segala sesuatu, sebagai
petunjuk, serta rahmat dan kabar gembira bagi orang yang berserah diri (Muslim).
Solusi Al-Quran dalam mengatasi generasi muda sebagaimana di dalam Al-Quran (Q.S
An-Nisa 9)

َ ‫ّٰللاَ َو ْليَقُ ْولُ ْوا قَ ْو ًَل‬


‫سد ْيدًا‬ ‫علَيْه ْۖ ْم فَ ْليَتَّقُوا ه‬
َ ‫ش الَّذيْنَ لَ ْو ت ََر ُك ْوا م ْن خ َْلفه ْم ذُريَّةً ض ٰعفًا خَافُ ْوا‬
َ ‫ َو ْليَ ْخ‬.
Dan hendaklah takut (kepada Allah) orang-orang yang sekiranya mereka meninggalkan
keturunan yang lemah di belakang mereka yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan)nya.
Oleh sebab itu, hendaklah mereka bertakwa kepada Allah, dan hendaklah mereka berbicara
dengan tutur kata yang benar.

7
Dalam upaya pembinaan generasi muda terkadang terjadi diskomunikasi antara generasi
tua dengan generasi mudanya, sehingga sebagian generasi tua sering menyoroti generasi
mudanya dengan penilaian negatif dianggapnya mereka kurang patuh atau tidak mengindahkan
aturan-aturan moral, tidak menghormati dan menghargai generasi tua, tidak mampu atau kurang
bertangung jawab terhadap tugas-tugas yang dibebankan kepada mereka, bahkan di antaranya
ada yang mencap generasi muda sebagai generasi yang kehilangan arah dan tujuan atau generasi
yang rusak. Sebaliknya, tidak jarang pula generasi muda yang merasa kesal terhadap generasi tua
sebagai generasi yang egois, hanya merasa benar sendiri, ingin dihargai dan dihormati, mereka
hanya menyalahkan saja tanpa mengarahkan dan membimbing, tidak mau menyerahkan tugas-
tugas kepada generasi muda karena beranggapan bahwa mereka tidak memiliki rasa tanggung
jawab dan tidak akan mampu menyelesaikan pekerjaan yang diberikan kepadanya.
Sikap saling menyalahkan antara generasi tua dengan generasi muda bukannya akan
memperlancar proses alih generasi, melainkan justru menjadi penghambat. Sementara alih
generasi secara otomatis akan tetap berlangsung baik dengan proses yang normal ataupun tidak.
Justru kerja sama antara generasi tua dan muda yang sangat di butuhkan, menjalin komunikasi
yang baik dan mengayomi generasi yg muda untuk menjadi generasi yang bertanggung jawab
dan bisa menegakkan amal ma’ruf.
Harapan untuk menjadikan anak sebagai insan kamil, tidaklah dapat terwujud tanpa adanya
bimbingan yang memadai, selaras dan seimbang dengan tuntunan dan kebutuhan fitrah manusia
secara kodrati. Tuntunan yang paripurna hanya dapat diperoleh dari ajaran Islam, karena
bersumber dari Allah swt. sang pencipta yang paling mengetahui hakikat manusia sebagai
ciptaan-Nya. Ahmad tafsir sangat menekankan perlunya membina rasa beragama bagi anak
secara terus-menerus dalam rumah tangga, agar timbul rasa hormat kepada agama, artinya
hormat kepada Tuhan, yang akan diikuti dengan hormat kepada guru. Guru adalah “wakil” Rasul
dalam menyampaikan ajaran suci. Rasul adalah “wakil” Tuhan dalam mengajarkan kesucian itu.6
Orang tua bertanggung jawab penuh di rumah tangga untuk membentuk jiwa, akal,
kebiasaan, kecenderungan dan kepribadian anakanak mereka, orang tua harus memfungsikan diri
mereka sebagai uswat alhasanah bagi anak-anaknya. Mewujudkan secara seimbang dan
menyeluruh pendidikan anaknya, baik pendidikan fisik, akal, maupun rohani.Setiap orang tua
muslim harus memperlakukan dan bergaul dengan anak-anaknya secara lemah-lembut, sabar,

6
Ahmad Tafsir, op. cit., h. 153.

8
penuh kasih sayang, bercanda dengan mereka, serta memberikan kesenangan dan kebahagiaan di
dalam hati mereka sesuai dengan kemampuannya. Tugas dan tanggung jawab pendidikan atau
pembinaan generasi muda, secara mikro adalah amanah Allah kepada kedua orang tua dalam
rumah tangga, namun secara makro hal tersebut merupakan tanggung jawab bersama orang tua
di rumah tangga, guru-guru di sekolah, serta tokoh agama dan tokoh masyarakat di lingkungan
masyarakat.
Rasululah saw. selain telah memberi contoh kehidupan moral yang paripurna, beliau
menegaskan pula kepada para pendidik terutama kepada kedua orang tua bahwa: Ayyub bin
Musa telah menceritakan kepada kami dari ayahnya dari kakeknya bahwa Rasulullah saw. telah
bersabda: Tidak ada pemberian dari orang tua kepada anaknya sebagai suatu pemberian yang
lebih berharga dari pendidikan sopan santun yang baik.

9
BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan
Generasi muda sebagai generasi penerus dan harapan bangsa, membutuhkan
pembinaan akidah tauhid yang teguh, pembentukan akal yang sehat dan akhlak yang mulia,
agar dapat menghadapi tantangan yang semakin berat dalam mengarungi kehidupan ini,
terlepas dari kejumudan pola pikir dan keterbelakangan sebagian generasi tua dan generasi
muda itu sendiri. Keberhasilan pembinaan generasi muda dipengaruhi dan ditentukan oleh
adanya relevansi dan saling menunjang antara pembinaan di rumah tangga dengan
pendidikan di sekolah serta nilai-nilai yang dianut dan dikembangkan dalam masyarakat.
Para pendidik dalam arti yang luas harus menghindari terjadi kontradiksi antara norma-
norma yang dikembangkan oleh guru di sekolah dengan nilai-nilai dalam keluarga dan
masyarakat, sehingga peserta didik tidak mengalami kebingungan untuk memilih yang mana
di antaranya yang benar atau harus diikuti.

Setidaknya kesadaran memang akan terus relevan diaktualisasikan. Karena menurut KH.
Sinwani Adra’I, beliau mengungkapkan‚ kebenaran akan selalu tetap diminati oleh setiap
insan‛. Karena tidak ada kebaikan yang sia-sia. Pemuda adalah titipan Tuhan kepada suatu
bangsa dan agama. Karena pemuda yang akan melanjutkan segala tanggung jawab
selanjutnya dimuka bumi terutama bumi Indonesia saat ini. Oleh sebab itu, orang tua harus
benar-benar mengarahkan pada anak-anaknya sebagai genersi selanjutnya ke jalan yang baik.
memberikan arahan secara intelektual dan emosional pada anaknya agar teguh dan patuh
serta tidak menyekutukan Allah swt. Jika syeikh al-Maraghi mengatakan ‚Islam sekarang
berada diantara kebodohan putra dan putrinya‛ ungkapan itu jangan kita jadikan justifikasi
yang nyata, akan tetapi kita jadikan sebuah cambuk kepada para pemuda dan pemudi Islam
saat ini yang mulai tidak peduli dengan dunia keilmuan namun cenderung dengan kelakuan
dan pergaulan yang kurang menguntungkan bagi Agama, Bangsa dan Negara, lebih-lebih
pada diri sendiri namun dampaknya sangat besar bagi kehidupan bersama. Yaitu akan
terjerumus dalam kehancuran apabila kemunkaran terus dibiarkan dan dilakukan para
pemuda. Seruan Nabi perlu dijadikan sebagai momentum yang urgens bagi kehidupan para
pemuda saat ini dan seterusnya. Selain merupakan sebuah kewajiban mengikuti tuntunan

10
Nabi Muhammad saw, disisi lain akan menjadi sebuah keistimewaan tersendiri yang akan
berdampak menjadi manusia yang selamat dunia dan akhirat. Selamat dunia kita harus peka
sosial, menekuni segala bidang keilmuan, sosial, ekonomi, politik dan sebagainya agar
menjadi pemuda yang tangguh. Namun tetap dalam satu koridor mengikuti ajaran Nabi
Muhammad saw sebagai manusia terbaik yang diutus Allah untuk menyebarkan Islam yang
memberi rahmat bagi seluruh alam.

11
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad Tafsir, op. cit., h. 153.
Daradjat Zakiah, Ilmu Jiwa Agama, (Cet. XIII; Jakarta: Bulan Bintang, 1991),

h. 131.

Hasan, ilmu sosial budaya dasar Pengaruh game online terhadap anak-anak dan Remaj
,(Padang 2019),hlm 9
Moekti Hari, Generasi Pemuda Islam, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1998),
hlm. 45
Poerwadarminta .W.J.S., Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Cet. V; Jakarta: PN Balai
Pustaka, 1976), h. 314.

12

Anda mungkin juga menyukai