PENDAHULUAN
Bahasa Indonesia sebagai bahasa kesatuan dan bahasa resmi Negara Republik
mendapat perhatian dari semua pihak. Selain itu bahasa Indonesia merupakan
bahasa yang mempunyai peranan penting dalam proses berpikir bagi manusia,
karena bahasa digunakan untuk menyatakan perasaan dan pikiran, atau dengan
kata lain di samping sebagai alat berpikir bahasa Indonesia juga merupakan hasil
pikiran manusia.
bahasa Indonesia pada tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP) merupakan hal
baik dan benar untuk menuju jenjang pendidikan berikutnya. Dengan demikian,
latihan.
Semasa kecil kita belajar menyimak, kemudian berbicara, setelah itu kita belajar
1
terampil pula jalan pikirannya. Tentu saja keterampilan itu dapat dikuasai dengan
Seorang siswa harus menguasai salah satu aspek keterampilan berbahasa yaitu
menulis atau membuat kalimat langsung dan kalimat tidak langsung pada teks
narasi sebagai salah satu bentuk komunikasi yang memiliki manfaat yakni, dapat
Kalimat merupakan suatu hal yang pasti kita akan jumpai dalam bahasa
Indonesia. Kalimat sendiri memiliki berbagai macam dan jenis, salah satunya
kalimat langsung dan kalimat tidak langsung. Pada dasarnya kalimat langsung dan
tidak langsung telah menjadi bagian dari kehidupan kita, tetapi kita tidak sadar
Kemampuan membuat kalimat langsung dan kalimat tidak langsung pada teks
kalimat langsung dan kalimat tidak langsung pada teks narasi harus memenuhi
2
aturan atau kaidah-kaidahnya yaitu isi pesan kalimat, tanda baca, huruf kapital,
konjungsi, dan kata ganti orang. Kelima unsur harus dipenuhi atau digunakan
dalam membuat sebuah kalimat langsung dan kalimat tidak langsung khsususnya
Dalam Silabus Kurikulum 2013 Kelas VII Semeter I SMP Negeri 2 Pringsewu
fantasi) yang dibaca dan didengar. Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan
peneliti dengan guru bahasa Indonesia kelas VII di SMP Negeri 2 Pringsewu pada
adalah 72. Kegiatan belajar mengajar bahasa Indonesia berjalan dengan baik,
kegiatan latihan dan tugas membuat kalimat langsung dan kalimat tidak langsung
pada teks narasi sudah berjalan dengan baik tetapi belum maksimal hasilnya.
Tabel 1
Data Siswa Membuat Kalimat Langsung Dan Tidak Langsung Pada Teks
Narasi Siswa Kelas VII Semester I Tahun Pelajaran 2017/2018
SMP Negeri 2 Pringsewu
No Interval nilai Jumlah Persentas Katagori
e
1. 85-100 15 50% Tinggi
2. 72-84 10 33% Sedang
3 0-55 5 17% Rendah
Jumlah 30 100%
3
Sumber: Guru Bahasa Indonesia kelas VII SMP Negeri 2 Pringsewu
Berdasarkan hasil prapenelitian dengan guru bidang studi bahasa Indonesia yaitu
sebanyak 15 siswa yang tergolong dalam kategori tinggi, 10 siswa yang tergolong
kategori sedang, dan 5 siswa yang tergolong rendah dalam membuat kalimat
langsung dan tidak langsung pada teks narasi. Hal ini didukung dari informasi
Bapak Ridawan, S.Pd. pada tanggal 16 Maret 2017 bahwa siswa dalam membuat
kalimat langsung dan kalimat tidak langsung pada teks narasi masih banyak yang
salah dan tidak tepat. Contohnya, siswa masih salah dalam menggunakan
Dalam menggunakan kata ganti orang pun masih banyak yang salah dan tidak
tanda koma tetapi menggunakan tanda titik. Banyak faktor yang menyebabkan
siswa jarang diberikan tugas untuk membuat kalimat langsung dan kalimat tidak
langsung pada teks narasi sehingga mereka banyak yang salah dan belum tepat.
kurang memahami sebuah kalimat langung dan kalimat tidak langsung pada teks
narasi.
kalimat langsung dan kalimat tidak langsung pada teks narasi siswa kelas VII
4
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian yang peneliti kemukakan pada latar belakang masalah, maka
langsung pada teks narasi siswa kelas VII semester I SMP Negeri 2 Pringsewu
1. Objek Penelitian
2. Subjek Penelitian
3. Tempat Penelitian
5
4. Waktu Penelitian
pelajaran 2017/2018.
1. Tujuan Penelitian
langsung dan kalimat tidak langsung pada teks narasi siswa kelas VII
2. Manfaat Penelitian
a. Sebagai bahan informasi bagi guru bidang studi bahasa Indonesia tentang
dan kalimat tidak langsung pada teks narasi dengan baik dan benar.
penelitian ini.
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR
Teks Narasi
1. Pengertian Menulis
produktivitas bahasa itu sendiri, melainkan karena ada sesuatu yang ingin
2. Pengertian Kalimat
Menurut Arifin dan Tasai (2008: 66) “Kalimat adalah satuan bahasa
yang utuh”. Selanjutnya, Hasan Alwi, dkk. (2010: 317) “Kalimat adalah
7
Dalman (2012: 21) “Kalimat adalah kalimat yang memiliki satu gagasan
pokok dan unsur-unsurnya minimal terdiri atas subjek dan predikat”. Dari
pikiran dan perasaan yang utuh dalam wujud lisan atau tulisan.
3. Jenis-jenis Kalimat
Kalimat tunggal terdiri atas satu subjek dan satu predikat. Pada
Contoh:
8
(2) Kalimat Majemuk
kalimat atau lebih. Kalimat majemuk ini terdiri dari induk kalimat
Contoh:
Jika kalimat itu disusun dengan diawali unsur utama, yaitu induk
kalimat dan diikuti oleh unsur tambahan, yaitu anak kalimat, gaya
Contohnya:
Saya akan diberikan vespa oleh Ayah jika saya lulus ujian sarjana.
9
(2) Kalimat yang berklimaks
Jika kalimat itu disusun dengan diawali oleh anak kalimat dan
kalimat itu selesai, terasa bahwa ada sesuatu yang masih ditunggu,
membentuk ketegangan.
Contohnya:
Contohnya:
10
c) Jenis Kalimat Menurut Fungsinya
kalimat itu dapat disajikan dalam bentuk positif dan negatif. Dalam
baca titik.
Contohnya:
11
Contohnya:
Contohnya:
Contohnya:
12
fungsinya yaitu: kalimat pertanyaan (deklaratif), kalimat pertanyaan
rekaan.
Menurut Sri Iswanti (2015: 60) “Kalimat langsung adalah kalimat yang
Kalimat ini memiliki pola intonasi bernada akhir naik”. Sejalan dengan
Menurut Sri Iswanti (2015: 60) ciri-ciri kalimat langsung sebagai berikut.
b. Intonasi tinggi untuk tanda tanya, datar untuk kalimat berita, dan
13
Selanjutnya, dalam (http://www.materikelas.com/12-04-2017/ciri-ciri
(,) koma.
e. Pola susunan:
Pengiring, “kutipan”
“Kutipan,” pengiring
berurutan.
a. Bagian kalimat langsung diapit oleh tanda petik dua (“) bukan petik
(‘).
14
b. Tanda petik penutup diletakan setelah tanda baca yang mengakhiri
kalimat petikan.
Contoh:
c. Kalimat pengiring harus diakhiri dengan satu tanda koma dan satu
petikan.
Contoh:
d. Kalimat pengiring harus diakhiri satu tanda koma dan satu spasi
Contoh: “Ulu, aku tidak suka dengan hujan,” kata Semut lirih.
e. Jika ada dua kalimat petikan, huruf awal pada kalimat petikan pertama
15
6. Pengertian Kalimat Tidak Langsung
Menurut Sri Iswanti (2015: 61) kalimat tidak langsung adalah kalimat
pendapat di atas, Anjar Murtiani, dkk (2016: 185) kalimat tidak langsung
Menurut Sri Iswanti (2015: 60-61) cara penulisan kalimat tidak langsung
kalimat petikan.
Contoh:
16
b. Kalimat pengiring harus diakhiri dengan satu tanda koma dan satu
petikan.
Contoh:
c. Kalimat pengiring harus diakhiri satu tanda koma dan satu spasi
Contoh: “Ulu, aku tidak suka dengan hujan,” kata Semut lirih.
d. Jika ada dua kalimat petikan, huruf awal pada kalimat petikan pertama
Menurut Sri Iswanti (2015: 61) ciri-ciri kalimat tak langsung sebagai
berikut.
17
(2) “Saya”, “aku” menjadi “dia” atau “ia”.
(3) Kata ganti orang ke-2 berubah menjadi orang ke-1. “kamu”, “dia”
(4) Kata ganti orang ke-2 dan ke-1 jamak berubah menjadi ‘kami”,
sebagai berikut
(3) Kata ganti orang ke-2 berubah menjadi orang ke-1. “kamu”, “dia”
(4) Kata ganti orang ke-2 dan ke-1 jamak berubah menjadi ‘kami”,
Contoh:
18
d. Biasanya ditambahkan konjungsi “bahwa”.
Langsung
beberapa aturan yaitu: penggunaan tanda baca, konjungsi, dan kata ganti
orang.
a. Tanda Baca
Selanjutnya, Zaenal Arifin dan Amran Tasai (2008: 197) “Tanda baca
tanda titik koma, tanda titik dua, tanda hubung, tanda pisah, tanda
elipsis, tanda tanya, tanda seru, tanda kurung, tanda kurung siku,
tanda petik, tanda petik tunggal, tanda ulang, tanda garis miring, dan
penyingkat (apostrof).”
19
Dari beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan tanda baca adalah
Menurut Abdul Chaer (2006: 72-84) tanda baca yang lazim digunakan
adalah:
Lambang Nama
. Titik
: titik dua
; titik koma
, koma
- tanda hubung
_ tanda pisah
… tanda elipsis
? tanda tanya
! tanda seru
() tanda kurung
) tanda kurung tutup
[] tanda kurung siku
“…” tanda petik (kutip)
‘…’ tanda petik tunggal
/ tanda garis miring
, tanda penyingkat
2 tanda ulang
1) Penggunaan Titik
(a) Pada akhir kalimat yang bukan kalimat seru atau kalimat tanya.
Contoh:
20
- Nyonya Indira Gandhi telah tiada.
Contoh:
- R.A. Kartini
- W.R. Supratman
- Muh. Yamin
- S.T. Alisyahbana
- W.J.S. Poerwadarminta
(c) Pada akhir singkatan kata yang menyatakn gelar, jabatan, pangkat,
atau sapaan.
Contoh:
- Ptof. Profesor
- Drs. Doktorandus
- Kol. Kolonel
- Kep. Kepala
- Sdr. Saudara
- Tn. Tuan
- Ny. Nyonya
21
(d) Pada singkatan kata atau singkatan ungkapan yang sudah lazim.
Pada singkatan yang terdiri dari tiga huruf atau lebih hanya
Contoh:
- tsb. = tersebut
- hlm. = halaman
- tgl. = tanggal
- ttd. = tertanda
(e) Di belakang angka atau huruf dalam suatu bagan, ikhtisar, atau
daftar.
Contoh:
1. Pendahuluan
1.2.1 Masalah
22
1.2.2 Ruang lingkup
1.3 Tujuan
1.4 Metode
1.5 ……
menunjukkan waktu.
menunjukkan jumlah.
Contoh:
Contoh:
23
Tanda baca titik tidak digunakan:
1) Pada singkatan yang terdiri atas huruf awal kata atau suku kata,
Contoh:
ABRI
MPR
DPR
SMA
Contoh:
Cu Kuprum
TNT Trinitroluen
kg Beratnya 100 kg
Rp Harganya Rp 2.600,00
Contoh:
24
Jurnal Sidang Umum MPR
pengirim surat.
Contoh:
R.M. Basuki
Jakarta Pusat
Bandung
Jakarta Pusat
(a) Pada akhir suatu pernyataan lengkap yang diikuti oleh suatu
pemerian.
25
Contoh:
- Yang dibeli ibu di pasar ialah: beras, gula, kopi, garam, dan
kecap.
Contoh:
kecap.
Contoh:
Ketua : Sartono
Sekretaris : Surtini
Hari : Senin
26
(c) Dalam teks drama sesudah kata yang menunjukkan pelaku dalam
percakapan.
Contoh:
Amir : Baik, Bu
(f) Di antara judul dan anak judul suatu karangan, dan di antara nama
Contoh:
Contoh:
27
(b) Untuk memisahkan kalimat yang setara di dalam suatu kalimat
Contoh:
mendengarkan radio.
4) Penggunaan Koma
Contoh:
Contoh:
(c) Untuk memisahkan anak kalimat dari induk kalimat apabila anak
Contoh:
28
Kalau anak kalimat tidak mendahului induk kalimat, maka koma
tidak dipakai.
Contoh:
terdapat pada awal kalimat, seperti jadi, lagipula, oleh karena itu,
Contoh:
(e) Di belakang kata-kata seru, seperti O, ya, wah, aduh, kasihan yang
Contoh:
kalimat.
Contoh:
29
Kalau petikan langsung itu berakhir dengan tanda tanya atau tanda
seru, dan mendahului bagian lain dalam kalimat itu, maka koma
tidak digunakan.
Contoh:
Contoh:
- 12,25 cm
- Rp 125,50
Contoh:
Contoh:
(j) Di anatara: (a) nama dan alamat, (b) bagian-bagian alamat, (c)
tempat dan tanggal, dan (d) nama tempat dan wilayah atau negeri
Contoh:
30
- Dekan Fakultas Kedokteran, Universitas Indonesia, Jalan
Daftar Pustaka.
Contoh:
Pustaka, 1954.
Contoh:
Contoh:
sia-sia
baik-baik
31
(b) Untuk menyambung suku-suku kata yang terpenggal oleh
perpindahan baris.
Contoh:
……………………… menerus-
kan pembangunan
……………………… menja-
ga keamanan
Contoh: se-Indonesia
2) Ke dengan angka
Contoh: p-a-n-i-t-i-a
atau ungkapan.
32
Contoh: dua puluh lima-ribuan (yang berarti 20 x 5000)
asing.
Contoh: meng-upgrade
Contoh:
Contoh:
33
(b) Untuk menyatakan bagian kalimat yang disangsikan atau kurang
dapat dibuktikan kebenarannya (dalam hal ini tanda tanya itu diapit
Contoh:
Contoh:
Contoh:
34
11) Penggunaan Tanda Kurung Siku
(a) Untuk mengapit huruf, kata, atau kelompok kata sebagai koreksi
atau tambahan pada kalimat atau bagian kalimat yang ditulis orang
bertanda kurung.
tidak dibicarakan) …
naskah, atau bahan tertulis lain. Kedua pasang tanda petik itu
Contoh:
(b) Untuk mengapit judul syair, karangan, dan bab buku, apabila
Contoh:
35
- Bacalah cerita “Bola Lampu” dalam buku Gema Tanah Air.
(c) Untuk mengapit istilah yang masih kurang dikenal atau kata yang
Contoh:
saja.
Contoh:
asing.
Contoh:
36
14) Penggunaan Tanda Garis Miring
Contoh:
- No. 07/PR/1976
- No. 0196/U/1975
(b) Sebagai pengganti kata dan, atau, per, atau nomor pada alamat.
Contoh:
- Mahasiswa/ mahasiswi
- Harganya Rp 150,00/lembar
Contoh:
37
Contoh:
- kata2
- ber-lebih2-an
- sekali2
- kata-kata - sekali-sekali
- berlebih-lebihan
b. Huruf Kapital
dari kata pertama dari kata pertama dalam kalimat” (KBBI, 2008:
kedua istilah itu disebut capital letter. Memang, bagi orang tertentu
38
Penggunan huruf kapital dan huruf besar selalu digunakan dalam tata
Contoh:
Contoh:
- Islam
- Hindu
- Injil
- Allah
rahmati
Contoh:
39
- Kata Ayah, “Saya akan datang.”
pembangunan!”
orang.
Contoh:
- Imam Syafi
- Nabi Isa
- Sultan Hamengkubuwono IX
- Raden Kusumowongso
Tetapi jika tidak diikuti nama orang, huruf kapital tidak dipakai.
Contoh:
nama orang.
Contoh:
- Gubernur Suprapto
40
- Profesor Doktor Ali Wardana
Tetapi jika tidak diikuti nama orang huruf kapital tidak dipakai.
Contoh:
Contoh:
- Harmoko
- Ismail Marzuki
Contoh:
- bangsa Indonesia
- orang Bali
- bahasa Arab
Tetapi jika tidak menunjukkan nama, maka huruf kapital itu tidak
dipakai.
Contoh:
41
- Sikapnya masih kebelanda-belandaan
8) Sebagai huruf pertama nama tahun, nama bulan, nama hari, nama
Contoh:
- bulan Oktober
- tahun Masehi
- hari Rabu
- Hari Natal
- Perang Salib
- Proklamasi Kemerdekaan
geografi.
Contoh:
dipakai.
Contoh:
42
- Mereka mandi di sungai
10) Sebagai huruf pertama kata yang menyatakan nama lembaga atau
Contoh:
Tetapi jika tidak diikuti nama, maka huruf kapital tidak dipakai.
Contoh:
11) Sebagai huruf pertama kata-kata yang menjadi nama buku, nama
(seperti di, ke, dan, dari) yang tidak terletak pada posisi awal.
Contoh:
- Majalah Tempo
43
- Harian Sinar Harapan
adik, dan saudara) yang dipakai sebagai kata ganti atau kata
sapaan.
Contoh:
Jepang.”
Tetapi jika istilah kekerabatan itu tidak dipakai sebagai kata ganti
Contoh:
13) Dalam singktan kata yang menyatakan unsur nama gelar, nama
Contoh:
- Ir. Insinyur
- Kol. Colonel
44
- Sdr. Saudara
- Tn. Tuan
c. Konjungsi
antara frase dengan frase, antara klausa dengan klausa, atau antara
d. Kata Ganti
Menurut Abdul Chaer (2009: 226) “Kata ganti adalah kata yang
yang lain di dalam satu wacana adalah kata ganti orang ketiga, baik
tunggal maupun jamak, yaitu kata-kata dia, ia, nya, dan mereka”.
45
yang dipakai untuk menggantikan kata benda atau yang dibendakan.
ganti adalah kata benda yang menyatakan orang sering kali diganti
macam kata ganti, yaitu: (1) Kata ganti orang pertama adalah kata
kami, kita. (2) Kata ganti orang kedua adalah kata yang menggantikan
diri orang yang tidak bicara. Contohnya: kamu, engkau, Anda, kalian.
(3) Kata ganti orang ketiga adalah kata yang menggantikan diri orang
almarhum.
menyatakan orang. Kata ganti ini terbagi menjadi tiga yaitu kata ganti
orang pertama, kata ganti orang kedua, dan kata ganti orang ketiga.
Menurut Gorys Keraf (2007: 136) “Teks Narasi adalah suatu bentuk
46
pembaca suatu peristiwa yang telah terjadi”. Selanjutnya, Lamuddin
Finoza (2007: 222) “Teks narasi adalah suatu bentuk tulisan yang
atas, Dalman (2012: 105) “Teks narasi adalah cerita. Cerita ini
peristiwa”.
47
b. Kejadian atau peristiwa yang disampaikan berupa peristiwa yang
keduanya.
menarik.
adalah berisi suatu cerita, menekankan susunan kronologis atau dari waktu
Menurut Dalman (2012: 107-108) struktur teks narasi dapat dilihat dari
konflik yang terdapat dalam narasi. Apa yang disebut alur dalam
cerita. Jalan cerita memuat kejadian, tetapi suatu kejadian ada karena
48
adalah alur, suatu kejadian baru dapat disebut narasi kalau di
masalah.
b. Penokohan
Salah satu ciri khas narasi ialah mengisahkan tokoh cerita bergerak
efek tunggal.
c. Latar
peristiwa tertentu.
d. Sudut Pandang
cerita kita harus tentukan terlebih dahulu. Sudut pandang dalam narasi
49
sudut pandang yang dipilih pengarang akan menentukan sekali gaya
Selanjutnya, Gorys Keraf (2007: 147) struktur teks narasi terdiri dari
bagian penutup.
a. Alur (plot)
b. Bagian Pendahuluan
muncul begitu saja dari kehampaan. Perbuatan harus lahir dari suatu
50
adegan-adegan selanjutnya. Bagian pendahuluan menentukan daya
c. Bagian Perkembangan
atas beberapa tahap yang lebih kecil, tergantung dari sifat dan
besarnya narasi.
d. Bagian Penutup
menemukan pemecahannya.
51
terdiri juga dari sebuah bagian pendahuluan, bagian perkembangan, dan
pembaca.
52
Dari beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan jenis-jenis teks narasi
Catur wulan adalah seorang gadis pedesaan yang sangat miskin berwajah
suram karena menderita jenis penyakit kulit aneh diwajahnya. Masyarakat
desa akan menghindari diri karena takut ketika berpapasan dengan wulan.
Untuk menutupi kekurangannnya, akhirnya wulan selalu menggunakan
penutup wajah atau cadar.
Disuatu malam yang sunyi wulan bermimpi aneh yakin bertemu dengan
seorang pangeran bernama Rangga. Dia adalah seorang putra Raja nan
ramah dan tampan. Keinginan Wulan untuk berkenalan dengan sang
pangeran membuat Wulan semakin sering memimpikannya. “Sudah
wulan sudah, singkirkan mimpi konyolmu itu!” kata Ibu kepada Wulan
ketika tengah malam melihat anak perempuannya melamun di jendela
kamarnya. “Aku tidak ingin menyakiti hati kecilmu itu. Kamu bebas ingin
menyukai siapa, tapi Ibu hanya tidak mau kamu akhirnya kecewa nanti”
lanjut Ibu Wulan dengan sangat lembut.
Sebenarnya yang ada dalam pikiran Wulan sama dengan Ibunya. Mimpi
Wulan memang terlalu tinggi. Orang-orang daerah pedesaan saja takut
ketika berpapasan dengan Wulan, apalagi ketika pangeran Rangga
bertemu dengannya. Disuatu malam, Wulan termenung memandangi
langit nan cerah tanpa awan. Bulan dapat bersinar dengan terang dan
memancarkan cahaya keemasan. Di sekitar bulan nampak sekerumunan
binatang yang berkelip. “Sungguh cantik malam ini” ujar Wulan yang
tengah takjub melihat fenomena alam tersebut. Tiba-tiba Wulan terpikir
akan sebuah cerita tentang Dewi Bulan. Ia adalah Dewi yang tinggal dan
mneghuni Bulan. Dewi Bulan memiliki paras cantik dan hati yang sangat
baik. Dia sering turun ke bumi hanya untuk membantu orang-orang yang
tengah dilanda kesusahan. Setiap Ibu tentunya ingin anak perempuannya
seperti Dewi Bulan. Sewaktu masih kecil, wajah Wulan juga tidak kalah
cantik dengan Dewi Bulan tutur Ibunya. “Aku ingin sekali meminta pada
Dewi Bulan agar wajah yang aku miliki bisa secantik dulu lagi.
Hmmmmm tapi tidak mungkin karena itu Cuma dongeng saja. “Wulan
segera membuang harapannya jauh-jauh. Setelah cukup puas menatap
langit malam akhirnya Wulan menutup jendela kamar dan beranjak tidur
dengan perasaan sedih.
53
Wulan adalah gadis baik berhati sangat lembut yang gemar menolong
sesama. Pada suatu sore, Wulan tengah bersiap-siap untuk menjenguk
seorang nenek tua yang sedang sakit dan sekaligus mengantarkan
makanan padanya. Sepulang dari rumah nenek tua Wulan merasa
kebinggungan karena ia pulang kemalaman dan keadaan begitu gelap.
Tiba-tiba munculah ratusan kunang-kunang yang dari tubuhnya
memancarkan cahaya yang begitu terang. Terimakasih, kalian semua
telah menerangi jalanku untuk pulang” ujar Wulan dengan perasaan lega.
Akhirnya, Wulan berjalan dan terus berjalan namun Wulan menyadari
bahwa ia telah cukup jauh berjalan namun tidak kinjung sampai
kerumahnya. “Sepertinya aku tersesat masuk ke dalam hutan” gumam
Wulan dengan panik. Ternyata ratusan kunang-kunang tadi telah
membawa Wulan masuk jauh ke dalam hutan. “Jangan takut pada kami
Wulan, kami semua membawamu kesini supaya wajahmu yang sekarang
dapat disembuhkan seperti dulu lagi” ujar kunang-kunang, “hah? Kamu?/
kamu bisa bicara?” tanya Wulan sembari menatap salah seekor kunang-
kunang. “Kami semua adalah utusan Dewi Bulan” tegas kunang-kunang
yang paling besar dan paling bersinar.
Sungguh ajaib air yang diberikan Dewi Bulan. Ketika bangun tidur
Wulan mendapati dirinya terbangun di ranjang tempat tidur di rumahnya.
Dan ketika bercermin begitu kagetnya Wulan melihat wajahnya cantik
dan lembut seperti dulu lagi. Ibu Wulan pun ikut gembira bercampur
54
heran. Akhirnya, kecantikan Wulan menyebar seiring berjalannya waktu
hingga terdengar di telinga pangeran Rangga. Karena penasaran dengan
rumor dan cerita yang beredar akhirnya sang pangeran pergi untuk
mencari tahu kebenarannya. Akhirnya, Wulan dan pangeran Rangga
dapat bertemu dan berkenalan.
1. Kalimat Langsung
- “Aku ingin sekali meminta pada Dewi Bulan agar wajah yang aku
pulang”.
diwajahnya.
- Sewaktu masih kecil, wajah Wulan juga tidak kalah cantik dengan
menolong sesama.
55
3. Isi Pesan Kalimat
Teks narasi di atas berisi tentang seorang nasib gadis desa yang
bernama Wulan yang dicoba atau diuji dengan penyakit kulit yang
orang desa tidak mau melihat dan bertemu dengannya. Namun, gadis
ini sangat tabah dan ikhlas menerima cobaan ini. Gadis ini berjarap
penyakitnya dengan dibantu oleh Dewi Bulan Sungguh ajaib air yang
dulu lagi. Ibu Wulan pun ikut gembira bercampur heran. Akhirnya,
rumor dan cerita yang beredar akhirnya sang pangeran pergi untuk
56
B. Kerangka Pikir
Kemampuan membuat kalimat langsung dan kalimat tidak langsung pada teks
narasi merupakan kemampuan yang harus dikuasai oleh siswa dengan tujuan
agar siswa mampu menulis dengan baik dan benar. Untuk menganalisis
langsung pada teks narasi, penulis menggunakan indikator: isi kalimat, tanda
Kemampuan membuat kalimat langsung dan kalimat tidak langsung pada teks
membuat kalimat langsung dan kalimat tidak langsung pada teks narasi harus
memenuhi aturan atau kaidah-kaidahnya yaitu isi pesan kalimat, tanda baca,
huruf kapital, konjungsi, dan kata ganti orang. Kelima unsur harus dipenuhi
atau digunakan dalam membuat sebuah kalimat langsung dan kalimat tidak
kalimat langsung dan kalimat tidak langsung pada teks narasi, dengan
berikut.
57
Bagan Kerangka Pikir
Indikator
58
BAB III
METODE PENELITIAN
“Operasional variabel adalah objek penelitian, atau apa yang menjadi titik
variabel adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh
dimaksud dengan variabel adalah suatu konsep yang mengandung nilai yang
kalimat langsung dan kalimat tidak langsung pada teks narasi pada siswa kelas
59
Adapun indikator variabel penelitian ini sebagai berikut:
2. Tanda baca.
3. Huruf kapital.
4. Konjungsi.
Instrumen dalam penelitian ini yaitu berupa observasi, studi pustaka, dan tes.
1. Observasi
2. Studi Pustaka
60
3. Tes
langsung dan tidak langsung pada teks narasi. Dari ke tiga metode di atas
4. Dokumentasi
Tabel 2
Indikator Kemampuan Membuat Kalimat Langsung dan Tidak
Langsung Pada Teks Narasi
a. Skor 3 jika siswa mampu menjelaskan kembali isi pesan kalimat pada
61
b. Skor 2 jika siswa mampu menjelaskan kembali isi pesan kalimat pada
c. Skor 1 jika siswa mampu menjelaskan kembali isi pesan kalimat pada
2. Tanda baca
a. Skor 3 jika siswa mampu membuat kalimat langsung dan tidak langsung
b. Skor 2 jika siswa mampu membuat kalimat langsung dan tidak langsung
c. Skor 1 jika siswa mampu membuat kalimat langsung dan tidak langsung
pada teks narasi menggunakan tanda baca terdapat kesalahan lebih dari
1.
3. Huruf kapital
a. Skor 3 jika siswa mampu membuat kalimat langsung dan tidak langsung
b. Skor 2 jika siswa mampu membuat kalimat langsung dan tidak langsung
c. Skor 1 jika siswa mampu membuat kalimat langsung dan tidak langsung
dari 1.
62
4. Konjungsi
a. Skor 3 jika siswa mampu membuat kalimat langsung dan tidak langsung
b. Skor 2 jika siswa mampu membuat kalimat langsung dan tidak langsung
c. Skor 1 jika siswa mampu membuat kalimat langsung dan tidak langsung
1.
a. Skor 3 jika siswa mampu membuat kalimat langsung dan tidak langsung
b. Skor 2 jika siswa mampu membuat kalimat langsung dan tidak langsung
pada teks narasi menggunakan kata ganti orang terdapat kesalahan 1..
c. Skor 1 jika siswa mampu membuat kalimat langsung dan tidak langsung
pada teks narasi menggunakan kata ganti orang terdapat kesalahan lebih
dari 1.
pada teks narasi dengan menghitung persentase yang dapat dicapai, tolok ukur
tabel berikut:
63
Tabel 3
Tolok Ukur Menentukan Presentase Kemampuan Siswa
No Persentase Keterangan
1 85%-100% Sangat baik
2 75%-84% Baik
3 60%-74% Cukup
4 40%-59% Kurang
5 0-39% Gagal
(Burhan Nurgiantoro, 2010: 393)
1. Populasi
2010: 173) Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII
lebih jelasnya, maka data populasi dalam penelitian ini dapat dilihat pada
tabel berikut.
Tabel 4
Data Populasi
No Kelas Jumlah
1. VII A 30
2. VII B 32
3. VII C 32
4. VII D 32
5. VII E 30
6. VII F 30
7. VII G 32
8. VII H 30
9. VII I 32
10. Jumlah 280
Sumber: TU SMP Negeri 2 Pringsewu
64
2. Sampel
Arikunto, 2010: 174). Apabila jumlah subjeknya kurang dari 100 lebih
10-15% atau 20-25% atau lebih Suharsimi Arikunto (2010: 174). Pada
3. Teknik Sampling
mengambil satu kelas secara acak dari seluruh kelas VII semester 1 SMP
penulis lakukan karena populasi dalam penelitian ini dianggap cukup luas
65
secara acak dengan cara diundi untuk dijadikan sampel penelitian, dari
hasil undian yang dilakukan didapatkan kelas VII D dengan jumlah siswa
Teknik analisis data dalam penelitian membuat kalimat langsung dan kalimat
berikut:
1. Mengoreksi lembar jawaban siswa dan memberi skor sesuai dengan hasil
X
xbobot
N= Y
Y= Skor maksimal
n
P¿ x 100 %
N
66
Keterangan: P= Persentase kemampuan
6. Menarik simpulan.
67