Anda di halaman 1dari 5

105

Jurnal Reka Buana Volume 1 No 2, Maret 2016 - Agustus 2016

OPTIMASI PROSES DESTILASI UAP ESSENTIAL OIL

Zuhdi Ma’sum dan Wahyu Diah Proborini


PS. Teknik Kimia, Fak. Teknik. Universitas Tribhuwana Tunggadewi

Abstract
Most of essential oils are produced using simple method steam destillation. The tool
used in this reseach were made by a small workshop. This equipment can be used for
distillation and condensation. But the best process that can be applied to this equipment
is still unknow. The purpose of this study is to obtain the shortest processing time and
optimization of production processes. This condition is achieved by decrease the rate of
increasing temperature of cooling water. With the achievement of this conditions, the
optimization of the essential oil distillation process in oil refining production system can
be determined. The method used in this research is to reduce the temperature of the
water out of the condenser using cooling tower.The best temperature decrease is
obtained at A process with the difference in temperature of the cooling water at 1.5 oC,
2.5oC, 3.5oC, 5.5oC. The decrease of increasing temperature of the cooling water can
increase the capacity process through the addition of process. Optimization of
processing time in 12 hours resulted repetition of the process at 4 hour by 3 times. With
the cooling tower can reduce the rate of increase temperature in cooling water.Yield of
Essential oils increase 29%.
Keywords: Optimization of production, cooling water, distillation process, essential oils

Pendahuluan ditujukan untuk mengetahui optimasi


atau proses terbaik dari peralatan
Sebagian besar produksi penyulingan
destilasi uap tersebut. Pada kenyataannya
minyak atsiri (essential oil) diproduksi
pengetahuan optimasi proses sangat
menggunakan metode yang sangat
diperlukan karena dapat mempengaruhi
sederhana yaitu destilasi uap. Metode ini
tinggi rendahnya hasil dan kualitas
paling sering dipakai oleh industri kecil
produk minyak atsiri (De Silva, 1995).
minyak atsiri karena penanganannya
Mutu dan hasil minyak atsiri juga
mudah dan menggunakan peralatan yang
bergantung pada teknologi dan teknik
sederhana. Banyaknya industri kecil
pemrosesan (Agustian, 2004). Hal inilah
minyak atsiri yang menggunakan alat
yang mendorong penelitian ini penting
yang sederhana ini menyebabkan banyak
untuk dilakukan.
bengkel kecil memproduksi peralatan
Teknik pemrosesan destilasi minyak
destilasi uap. Secara prinsip, peralatan
atsiri diuji pada peralatan utama berupa
yang dibuat oleh bengkel kecil dapat
seperangkat destilator yang
dipakai untuk melakukan proses destilasi
menggunakan sistem uap dan air yang
dan kondensasi. Namun sebagian besar
diproduksi oleh PT. Mesin Jatim dengan
pembuat alat tidak mengetahui proses
kapasitas 10 kg bahan baku dan
terbaik yang dapat diterapkan pada
selanjutknya dilakukan optimasi.
peralatan tersebut. Hal ini terjadi karena
tidak terlalu banyak penelitian yang Peralatan utama terdiri dari tiga bagian
yaitu destilator, kondensor dan bak
106
Jurnal Reka Buana Volume 1 No 2, Maret 2016 - Agustus 2016

penampung air pendingin. Bagian dalam Gambar 1. Peralatan proses destilasi uap
destilator dibagi dalam dua bagian yaitu minyak atsiri, (A) Destilator, (B)
atas dan bawah. Bahan baku kondensor, (C) Bak penampung air
ditempatkan di atas dan air yang pendingin
dipanaskan berada di bagian bawah.
Kondensor terdiri dari sebuah tangki
dimana pada bagian dalamnya terdapat
pipa berbentuk spiral yang akan dilewati
uap dari destilator. Bak penampung air
pendingin berupa tangki memanjang
dengan panjang 122 cm, lebar 50 cm dan
tinggi 59 cm. Seluruh peralatan dibuat
dari bahan stainless steel. Bahan bakar yang
digunakan adalah Gas LPG dan proses
destilasi menggunakan pendingin air Gambar 2. Sistem sirkulasi air pendingin
(Gambar 1). Prinsip kerja alat ini adalah dan minyak atsiri (A) Destilator, (B)
menguapkan air dalam tangki destilasi kondensor, (C) Bak penampung air
menjadi steam. Steam melewati pendingin
tumpukan daun sereh dapur dan
membawa minyak atsiri yang terdapat Steam keluar sebagai kondensat dan
dalam daun sereh dapur. Steam yang minyak sereh dapur dipisahkan dari
membawa minyak atsiri dari daun sereh kondensat menggunakan corong
dapur kemudian didinginkan. Proses pemisah. Proses destilasi steam
pendinginan berlangsung dalam dilakukan sampai kondensat yang keluar
kondensor. Steam melewati pipa spiral dari kondensor tidak mengandung
didalam kondensor dan pada bagian luar minyak atsiri. Dalam proses destilasi uap
pipa spiral didinginkan menggunakan air semakin besar laju alir steam maka difusi
pendingin dari bak penampung air uap pada permukaan bahan baku
pendingin. Steam yang sudah didinginkan semakin baik dan menyebabkan hasil
berubah menjadi kondensat. Air minyak atsiri menjadi optimal (Koul,
pendingin dari kondensor dikembalikan Gandorta, 2003).
ke bak penampung air pendingin.
Pendinginan air dalam bak penampung Proses destilasi uap pada penelitian
air pendingin berlangsung secara alami ini sudah dilakukan dan diatur pada dua
(Gambar 2). Temperatur air pendingin perlakuan. Destilasi pertama dilakukan
yang dibutuhkan untuk proses dengan dengan laju alir bahan bakar
kondensasi adalah 25o-30oC (Molide, rendah. Proses kedua dilakukan dengan
2010). laju alir bahan bakar tinggi. Pada
pengujian secara berulang di dapatkan
hasil yang berbeda. Pada destilasi dengan
laju alir bahan bakar rendah maka laju
alir steam menurun sehingga destilasi
berlangsung lama (6 jam). Proses ini
menghasilkan minyak atsiri 40ml.
Temperatur air di bak penampung air
pendingin meningkat 2oC tiap jam.
Dengan laju alir steam menurun maka
laju peningkatan suhu air pendingin

B
A

C
107
Jurnal Reka Buana Volume 1 No 2, Maret 2016 - Agustus 2016

menjadi lambat sehingga pendinginan atsiri yang dihasilkan meningkat. Ditinjau


dalam kondensor menjadi lebih baik. dari dua kondisi diatas maka penurunan
Kontak antara steam dan air pendingin laju kenaikan suhu air pada bak
juga lebih lama sehingga seluruh steam penampung air pendingin sangat
dapat terkondensasi. Pada proses kedua, diperlukan.
laju bahan bakar ditingkatkan sehingga Tujuan dari penelitian ini adalah
laju alir steam meningkat dan menurunkan laju kenaikan suhu air
menyebabkan proses destilasi pendingin. Dengan tercapainya kondisi
berlangsung cepat. Destilasi berlangsung ini maka waktu proses destilasi paling
cepat karena dengan meningkatnya laju singkat dapat diperoleh dan hasil optimal
alir gas maka volume dan kecepatan dari proses destilasi minyak atsiri pada
steam juga meningkat sehingga difusi sistem produksi penyulingan minyak
steam ke permukaan bahan menjadi atsiri dapat ditentukan.
lebih baik. Namun dengan meningkatnya
volume dan kecepatan steam Metode Penelitian
menyebabkan air pendingin dalam Sesuai dengan tujuan dari penelitian ini
kondensor menjadi lebih cepat naik. maka penelitian ini dilaksanakan dalam
Peningkatan suhu air pendingin dalam tiga tahap. Pada tahap pertama
kondensor mempengaruhi suhu air menurunkan laju kenaikan suhu air
pendingin pada bak penampung air pendingin dengan menggunakan sistem
pendingin. Suhu air pendingin di bak pendingin air. Sistem ini bekerja dengan
penampung air pada proses kedua cara menurunkan suhu air keluar dari
meningkat 2,5oC tiap jam. Kenaikan ini kondensor menggunakan alat yang
tidak diimbangi dengan penurunan suhu disebut cooling tower.
air pendingin pada bak penampung air
pendingin. Pendinginan air dalam bak
Hot air out
penampung air pendingin berlangsung
secara alami dan dalam jumlah terbatas
sehingga tidak cukup waktu untuk terjadi Hot water in
penurunan suhu. Keadaan ini
mengakibatkan banyak steam yang tidak
terkondensasi dan hilang karena
menguap sehingga minyak atsiri yang
diperoleh kedua menurun 50%.
Dari dua perlakuan diatas, hasil
minyak atsiri yang di dapatkan perlakuan Cold water out
pertama menghasilkan minyak atsiri
Gambar 3. Sistem pendingin air (cooling
lebih banyak. Namun lamanya proses
tower)
mengakibatkan penggunaan bahan bakar
menjadi lebih banyak. Sedangkan
Peralatan cooling tower berbentuk
perlakuan kedua walaupun menghasilkan
tabung vertikal dengan penghisap udara.
minyak atsiri lebih sedikit namun
Setengah dari ketinggian pipa diisi
menggunakan bahan bakar lebih sedikit
dengan filler terbuat dari plastik
dibandingkan perlakuan kedua. Dengan
berbentuk pipa. Suhu air pendingin
menurunkan laju kenaikan suhu air
diukur menggunakan termometer
pendingin pada bak penampung maka
dengan cara pengukuran langsung pada
penguapan kondensat pada perlakuan
kedua dapat dikurangi sehingga minyak bak penampung air pendingin. Waktu
pengukuran dilakukan setiap jam setelah
108
Jurnal Reka Buana Volume 1 No 2, Maret 2016 - Agustus 2016

terjadi kondensasi hingga proses destilasi bak penampung air pendingin dengan
minyak atsiri berakhir. Analisa dilakukan lama waktu proses 6 jam tanpa cooling
untuk mengetahui efektifitas tower. Kolom C menunjukkan
pendinginan pada bak penampung air pengukuran suhu dengan lama waktu
pendingin dari dua perlakuan. Perlakuan proses 4 jam dengan cooling tower.
pertama adalah destilasi dengan laju alir Tabel 1. Pengukuran suhu air pendingin
bahan bakar tinggi dan penambahan pada bak penampung air pendingin
cooling tower sebagai pendingin air. A C A C
Perlakuan kedua adalah destilasi dengan Jam Suhu Suhu Jam Suhu Suhu
laju alir bahan bakar tinggi dan °C °C °C °C
penambahan cooling tower sebagai 1 26 26 7 38 35
pendingin air. Destilasi dengan perlakuan 2 28 27.5 8 40 36.5
laju alir rendah dan penambahan cooling 3 30 29 9 42 38
tower sebagai pendingin tidak dilakukan 4 32 30.5 10 44 39.5
karena proses ini membutuhkan bahan 5 34 32 11 46 41
bakar lebih banyak. 6 36 33.5 12 48 42.5
Optimasi ditentukan dari waktu proses
perhari dengan maksimal proses selama Pada proses A terlihat bahwa terjadi
12 jam. Penentuan waktu 12 jam di kenaikan suhu sebesar 2oC setiap jam.
dasarkan atas waktu proses total yang Pada proses C kenaikan suhu sebesar
memungkinkan untuk dilakukan dalam 1.5oC. Penambahan cooling tower
produksi skala kecil dalam satu hari. menghasilkan penurunan terhadap
Waktu proses yang dipilih untuk kenaikan suhu air pada bak penampung
perbandingan optimasi adalah 6 jam air pendingin sebesar 0.5oC. Jika
tanpa menggunakan cooling tower. Proses dibandingkan antara proses A dan C,
ini dinyatakan dengan proses A. Dalam pada jam ke 4, 6, 8 dan 12 terdapat
waktu 12 jam pengukuran suhu selisih temperatur air pendingin sebesar
dilaksanakan sebanyak dua kali yaitu jam 1.5oC, 2.5oC, 3.5oC, 5.5oC. Suhu paling
ke 6 dan 12. Proses kedua yaitu proses 4 baik yang dapat di pertahankan untuk
jam dengan menggunakan cooling tower. proses pendinginan adalah proses C pada
Proses ini dinyatakan dengan proses C. jam ke 4 yaitu 30oC. Dengan
Dalam waktu 12 jam pengukuran suhu menurunnya kenaikan suhu air pada bak
dilaksanakan sebanyak tiga kali yaitu jam air pendingin menunjukkan bahwa
ke 4, 8 dan 12. Efektifitas penambahan pemberian cooling tower dapat
cooling tower diamati dari penurunan menurunkan suhu air pendingin yang
suhu air pendingin pada bak penampung keluar dari kondensor. Penurunan suhu
air pendingin. Optimasi proses air keluar dari kondensor akan
ditentukan dengan perbandingan mempertahankan suhu air pendingin
pemakaian energy yang dinyatakan dalam pada bak penampung air pendingin.
Kg gas LPG yang dipakai dengan jumlah Dengan meningkatkan laju perpindahan
minyak atsiri yang dihasilkan dalam panas cooling tower maka penurunan
proses. suhu air pada cooling tower dapat
ditingkatkan.
Hasil dan pembahasan Pada proses A pengukuran hasil
minyak atsiri pada jam ke 6
Dari penelitian di dapatkan pengukuran
menghasilkan minyak atsiri sebanyak 40
suhu air bak pendingin dari dua
ml. Sedangkan pengukuran hasil minyak
perlakuan (tabel 1). Kolom A
atsiri pada jam ke 12 menghasilkan
menunjukkan pengukuran suhu air pada
109
Jurnal Reka Buana Volume 1 No 2, Maret 2016 - Agustus 2016

minyak atsiri sebanyak 35 ml. Pada pendingin untuk mempertahankan suhu


proses C pengukuran hasil minyak atsiri air pendingin dibawah 37oC. Dengan P1
pada jam ke 4 menghasilkan minyak sebagai acuan maka P4 dinyatakan
atsiri sebanyak 35 ml. Sedangkan sebagai proses optimum dibandingkan
pengukuran hasil minyak atsiri pada jam dengan P3. Dengan meningkatkan
ke 8 dan 12 menghasilkan minyak atsiri efisiensi cooling tower maka peneliti yakin
masing masing sebanyak 35 ml dan 30 suhu air pendingin pada bak penampung
ml. Dari pengukuran berulang air pendingin dapat lebih dijaga pada
menunjukkan bahwa meningkatnya suhu kondisi stabil.
bak penampung air pendingin
mempengaruhi hasil minyak atsiri. Kesimpulan
Perbandingan jumlah minyak atsiri pada Penambahan cooling tower pada proses
jam ke 12 dibandingkan dengan jam ke 6 destilasi uap minyak atsiri dapat
pada proses A, terjadi penurunan sebesar menurunkan laju kenaikan suhu air
5 ml. Sedangkan jumlah minyak atsiri pendingin kondensor. Penurunan laju
pada jam ke 8 dibandingkan dengan jam kenaikan suhu air kondensor dapat
ke 12 pada proses C, terjadi penurunan meningkatkan kapasitas proses melalui
sebesar 5 ml. Jumlah total minyak atsiri penambahan waktu proses. Cooling tower
yang di dapatkan menggunakan proses C yang berfungsi untuk menurunkan suhu
lebih banyak 20 ml dibandingkan air pendingin mengoptimalkan proses
menggunakan proses A. dengan meningkatkan hasil minyak atsiri
Proses optimal yang dapat dilakukan sebesar 29%.
dalam waktu 12 jam berdasarkan waktu 4
jam dan 6 jam dalam sekali proses (tabel Daftar Pustaka
3) yaitu P1=2C, P2=A+C, P3=2A,
P4=3C. Proses P1 dipakai sebagai acuan K. Tuley de silva (1995), “A manual on
untuk mengukur optimasi proses karena The essential oil industry”, UN
memiliki suhu air pendinginan terendah. Industrial Development
Organisation Vienna, Australia
Tabel 3. Perbandingan biaya proses
produksi minyak sereh dapur Egi Agustian, Asep Kadarohman dan
Jumlah Anny Sulaswatty, (2004).,
LPG Yield LPG Yield ”Fractionation of Citro-nellal From
Proses Proses
(kg) (ml) (%) (%) Citronella Oil Using Vacuum
(jam)
P1 2x4 4 70 33% 0% Distillation Technique”, Seminar
P2 6+4 5 75 43% 7% Fundamental dan Aplikasi Teknik
P3 6+6 6 70 50% 0% Kimia 2004”, Surabaya
P4 3x4 6 90 50% 29%
V K Koul, BM Gandotra, Suman Koul,
Pada proses P4 jumlah minyak atsiri Ghosh, C L Tikoo & A K Gupta
yang di dapatkan meningkat 29% CE&D, “Steam distillation of lemon grass
meskipun diikuti kenaikan penggunaan (Cymbopogon spp)”, Regional Research
gas juga sebesar 50%. Penggunaan Gas Laboratory, Canal Road, jammu 180
LPG antara P3 dan P4 adalah sama. 001, India Departement of Chemical
Dengan kenaikan suhu air pada bak Engineering, IIT, Delhi 110 016,
penampung air pendingin sebesar 1,5oC India. 2003
tiap jam maka secara teknis proses ini Molide, “Minyak atsiri indonesia” , Dewan
dapat dilakukan secara continue yaitu 2C Atsiri Iindonesia, 2010
dilanjutkan C dengan pembaharuan air

Anda mungkin juga menyukai