GAS IDEAL
Dosen Pengampu
Ir. I Gusti Ngurah Janardana,M.Erg.
Kelompok 7 Kelas D
1. Mahatop Anugerah Siregar 2105541091
2. Kadek Arie Anggara Putra 2105541092
3. I Made Padma Widiyatmika 2105541093
Keterangan:
p1: tekanan gas pada keadaan 1 (N/m2)
p2: tekanan gas pada keadaan 2 (N/m2)
V1: volume gas pada keadaan 1 (m3)
V2: volume gas pada keadaan 2 (m3)
Karena pada hokum Boyle tidak terjadi perubahan suhu (konstan), maka disebut
isotherm.Berikut adalah kurva hubungan antara volum dan tekanan:
Penggambaran Hukum Boyle
Keterangan:
T1 : suhu mutlak gas pada keadaan 1 (K)
T2 : suhu mutlak gas pada keadaan 2 (K)
p1 : tekanan gas pada keadaan 1 (N/m2)
p2 : tekanan gas pada keadaan 2 (N/m2)
Keterangan:
p1 : tekanan gas pada keadaan 1 (N/m2)
p2 : tekanan gas pada keadaan 2 (N/m2)
V1 : volume gas pada keadaan 1 (m3)
V2 : volume gas pada keadaan 2 (m3)
T1 : suhu mutlak gas pada keadaan 1 (K)
T2 : suhu mutlak gas pada keadaan 2 (K)
Hukum Boyle dan hukum Charles atau hukum Gay-Lussac dapat di gabungkan
bersama, yaitu untuk sejumlah massa tertentu dari gas, yaitu kondisi temperatur dan tekanan
yang sama, gas-gas dengan volume sama akan mengandung jumlah molekul yang sama.
5. Hukum Avogrado
Hukum Avogadro (Prinsip Avogadro, atau Hipotes Avogadro) ialah hukum gas
sesuai dengan ilmuwan Italia Amedeo Avogadro, yang pada tahun 1811 mengajukan hipotesis
bahwasanya “Gas-gas yang memiliki volume yang sama,tekanan yang sama dan pada
temperatur yang sama , memiliki jumlah partikel yang sama pula.”
Rumus Hukum Avogadro
V
=k
n
Keterangan:
V = volume gas
n = jumlah mol pada gas tersebut
K = tetapan kesebandingan
Penggambaran Hukum Avogrado
Keterangan:
p: tekanan (N/m2)
v: volume Gas (m3)
n: jumlah mol gas (mol)
R: tetapan umum gas (𝑑𝑚^3 𝐾^(−1) 〖𝑚𝑜𝑙〗^(−1))
T: suhu (Kelvin)
K = tetapan Boltzman = 1,38 x 10-23 J/K
Jadi, V sebanding dengan T dan n, dan berbanding terbalik pada P. Hubungan ini
dapat digabungkan menjadi satu persamaan
Berikut adalah persamaan Hukum Gas Ideal dalam bentuk jumlah molekul
Untuk menentukan jumlah mol gas (n) sobat dapat menggunakan 2 alternatif rumus
berikut:
M N
n= atau n=
Mr N0
F. Contoh Soal
1. Gas ideal berada di dalam suatu ruang pada mulanya mempunyai volume V dan suhu
T. Jika gas dipanaskan sehingga suhunya berubah menjadi 5/4 T dan tekanan berubah
menjadi 2P maka volume gas berubah menjadi…
Diketahui:
Volume awal (V1) = V
Suhu awal (T1) = T
Suhu akhir (T2) = 5/4 T
Tekanan awal (P1) = P
Tekanan akhir (P2) = 2P
Ditanya: Volume akhir (V2)
Jawab:
P 1. V 1 P 2.V 2
=
T1 T2
P.V (2 P) V 2
=¿
T 5 /4
5/ 4 = 2. V 2
5V 2 5V 1 5 V
V2 = ÷ = × =
4 1 4 2 8
2. Volume 2 mol gas pada suhu dan tekanan standar (STP) adalah…
Diketahui:
Jumlah mol gas (n) = 2 mol
Suhu standar (T) = 0 oC = 0 + 273 = 273 Kelvin
Tekanan standar (P) = 1 atm = 1,013 x 105 Pascal
Konstanta gas umum (R) = 8,315 Joule/mol.Kelvin
Terakhir, misalnya wadah berbentuk pipa dengan diameter sangat kecil sehingga molekul
hanya bisa bergerak dengan bebas sepanjang pipa, maka dikatakan molekul memiliki satu
derajat kekebabasan gerak. Energi rata-rata yang berkaitan dengan gerak molekul, energi
kinetiknya, menjadi
1 × ½ kT= ½ kT
H. Gas Monoatomik
Monoatomik yaitu ion yang terbentuk dari atom tunggal. Ion dengan muatan positif,
menyerupai natrium (Na+) yang kation. Dan ion dengan muatan negatif, menyerupai klorin
(Cl–) yang anion. Ion monoatomik juga dikenal sebagai ion sederhana.
Contoh gas monoatomik, antara lain He, Ne, dan Ar. Gas monoatomik memiliki tiga
derajat kebebasan yang meliputi derajat kebebasan translasional, yang masing-masing
memiliki energi sebesar ½ kBT sehingga energi translasional total untuk satu molekul
monoatomik sebesar 3/2 kBkT. Dengan demikian dapat dipahami, bahwa hanya energi
translasional yang dimiliki oleh partikel gas monoatomik. Dalam sistem koordinat Cartesian,
tiga derajat kebebasan ini dinyatakan sebagai gerak translasi sepanjang sumbu X, Y, dan Z,
yang masing-masing memiliki energi sebesar ½ kBT.
Ketika atom tunggal ada dengan sendirinya (yang jarang terjadi), kita menyebutnya
monoatomik. Ini berarti unsur-unsur dalam bentuk murni mereka. Satu-satunya contoh praktis
kategori monoatomik adalah gas mulia yang ada sebagai atom tunggal karena mereka
memiliki kulit luar mereka lengkap dengan oktet elektron.
I. Gas Diatomik
Diatomik yaitu molekul yang hanya terdiri dari dua atom. Kedua atom tersebut sanggup
berupa unsur yang sama maupun berbeda. Awalan di- pada kata diatomik berasal dari bahasa
Yunani yang artinya dua. Unsur-unsur yang ditemukan dalam bentuk molekul diatomik
mencakup hidrogen (H2), nitrogen (N2), oksigen (O2), dan halogen: fluorin (F2), klorin (Cl2),
bromin (Br2), yodium (I2), dan astatin (At2).
Contoh gas diatomik, antara lain H2, Cl2, dan O2. Gas diatomik memiliki enam deraja
kebebasan yang meliputi 3 derajat kebebasan translasional, masing-masing memiliki energi
sebesar 3(½ kBT), 2(½ kBT), dan kBT. Gas diatomik dapat melakukan gerak translasi, rotasi,
maupun vibrasi. Gas diatomik umumnya berbentuk linear sehingga memiliki 2 derajat
kebebasan rotasional 2 derajat kebebasan rotasional, dan 1u derajat kebebasan vibrasional
yang
Untuk gas diatomik (missal O2, H2), selain bergerak translasi, juga bergerak rotasi dan
vibrasi. Gerak translasi mempunyai 3 derajat kebebasan. Gerak rotasi mempunyai 2 derajat
kebebasan. Gerak vibrasi mempunyai 2 derajat kebebasan. Jadi, untuk gas diatomik, energi
kinetik tiap partikelnya berbeda-beda.
Untuk gas diatomik suhu rendah, memiliki gerak translasi. Energi kinetiknya adalah:
Ek = 3/2 kT
Untuk gas diatomik suhu sedang, memiliki gerak translasi dan rotasi. Energi kinetiknya
adalah :
Ek = 5/2 kT
Sedangkan untuk gas diatomik suhu tinggi, memiliki gerak translasi, gerak rotasi, dan
gerak vibrasi. Energi kinetiknya adalah :
Ek = 7/2 kT
J. Gas Poliatomik
Poliatomik yaitu ion yang terdiri dari satu molekul dengan atom-atom berikatan kovalen
atau dari suatu kompleks logam yang sanggup dianggap bertindak sebagai suatu unit tunggal
dalam konteks kimia asam basa atau dalam pembentukan garam.
Pada Gas Poliatomik terdapat tiga buah atom yang dihubungkan dengan tongkat tegar,
sehingga atom tersebut mampu berotasi terhadap salah satu dari sumbu energi dan cukup
besar. Gas Poliatomik atom atomnya mempunyai gerak translasi dan gerak rotasi, sehingga
energi dalamnya adalah
1 1
( ) (
U =3 nRT +3 nRT =3 nRT
2 2 )
dU C
Sehingga c v = =3 nR dan c p=4 nR , γ= p =1,33
dT CV
K. Gas Nyata
Gas nyata adalah gas yang tidak mematuhi persamaan dan hukum gas lainya di semua
kondisi suhu dan tekanan.
Sifat-Sifat Gas Nyata:
- Sifat – Sifat Gas Nyata :
- Volume gas nyata tidak dapat di abaikan.
- Terdapat gaya tarik menarik antara molekul- molekul gas, terutama jika tekanan
volume di perbesar atau di perkecil.
- Adanya interaksi atau gaya tarik menarik antara molekul gas nyata yang sangat
kuat yang menyebabkan molekulnya tidak lurus dan tekanan dinding menjadi
lebih kecil dari pada gas ideal.
Penyebab Penyimpangan:
- Van der Waals menunjukkan asumsi kesalahan yang dibuat dalam merumuskan
model kinetik molekular gas.
- Kekuatan tarik antara molekul gas dianggap diabaikan. Asumsi ini hanya berlaku
pada tekanan rendah dan suhu tinggi karena dalam kondisi molekul berjauhan.
Tetapi pada tekanan tinggi dan suhu rendah volume gas kecil dan sehingga
kekuatan menarik meskipun sangat kecil.
Persamaan Gas Nyata
- Molekul bergerak padaVolume V-nb.
nb = volum yang ditempati gas
nRT
P=
V −nb
- Jika pengurangan tekanan = -a (n/V)2
nRT n 2
P=
V −nb
−a ()v
Massa jenis ( ρ ) adalah perbandingan antara massa terhadap volume zat tersebut ( ρ =
m / v) ). Oleh karena itu, Persamaan disamping dapat dituliskan menjadi :
Berdasarkan Persamaan tersebut, kita dapat menyatakan bahwa massa jenis gas
berbanding terbalik dengan kelajuan partikelnya. Jadi, jika massa jenis ( ρ ) gas di dalam
ruangan tertutup besar, kelajuan partikel gas tersebut akan semakin kecil.
N. Energi Dalam
Gas Ideal yang terkurung dalam sebuah wadah tertutup mengandung banyak sekali
molekul. Tiap molekul gas memiliki energi kinetik rata- rata Ek =f (½kT). Energi dalam
suatu gas ideal didefinisikan sebagai jumlah energi kinetik seluruh molekul gas yang terdapat
di dalam wadah tertutup. Jika ada sejumlah N Molekul gas dalam wadah, maka energi dalam
gas U merupakan hasil kali N dengan energi kinetik tiap molekul.
Referensi:
1. M. Putuhena. 2011. “PENENTUAN JUMLAH MOL UDARA DALAM
SELINDER DAN BOLA MENGGUNAKAN HUKUM BOYLE-MARIOTTE”,
https://ejournal.unpatti.ac.id/ppr_iteminfo_lnk.php?id=430, diakses pada 13
November 2021
2. Rully Afis Hardiani. 2014. “GAS IDEAL dan GAS NYATA”,
https://id.scribd.com/embeds/144372268/content?
start_page=1&view_mode=scroll&access_key=key-fFexxf7r1bzEfWu3HKwf,
diakses pada 13 November 2021
3. Rizqiya Khairunnisa, Yayat Ruhiat, Dina Rahmi Darman. 2020. “Pengembangan
Multimedia Pembelajaran Ruang Belajar Fisika (RUBELFI) Pada Materi Teori
Kinetik Gas”,
https://jurnal.untirta.ac.id/index.php/sendikfi/article/download/9718/6797,
diakses pada 13 November 2021
4. Isana Syl. 2016. “Sifat Gas secara Teori dan Distribusi Kecepatan Molekul”,
http://repository.ut.ac.id/4541/1/PAKI4437-M1.pdf, diakses pada 13 November
2021
5. Mikrajuddin Abdullah. 2016. “Fisika Dasar I”, https://fmipa.itb.ac.id/wp-
content/uploads/sites/7/2017/12/Diktat-Fisika-Dasar-I.pdf, diakses pada 13
November 2021
6. Asraf, Ahmedi, Kurniawan, Budhy. 2021. Fisika Dasar untuk Sains dan Teknik:
Jilid 2 Mekanika Fluida dan Termodinamika. Jakarta Timur: PT Bumi Aksara