Anda di halaman 1dari 7

Pengertian KB

 Upaya peningkatkan kepedulian masyarakat dalam mewujudkan keluarga kecil yang


bahagia sejahtera (Undang-undang No. 10/1992).
 Keluarga Berencana (Family Planning, Planned Parenthood) : suatu usaha untuk
menjarangkan atau merencanakan jumlah dan jarak kehamilan dengan
memakai kontrasepsi.
 WHO (Expert Committe, 1970), tindakan yg membantu individu/ pasutri untuk: Mendapatkan
objektif-obketif tertentu, menghindari kelahiran yang tidak diinginkan, mendapatkan kelahiran
yang diinginkan, mengatur interval diantara kehamilan dan menentukan jumlah anak dalam
keluarga.
Tujuan Program KB
 Tujuan umum adalah membentuk keluarga kecil sesuai dengan kekutan sosial ekonomi
suatu keluarga dengan cara pengaturan kelahiran anak, agar diperoleh suatu keluarga
bahagia dan sejahtera yang dapat memenuhi kebutuhan hidupnya.
 Tujuan lain meliputi pengaturan kelahiran, pendewasaan usia perkawinan, peningkatan
ketahanan dan kesejahteraan keluarga.
 Kesimpulan dari tujuan program KB adalah: Memperbaiki kesehatan dan kesejahteraan ibu,
anak, keluarga dan bangsa; Mengurangi angka kelahiran untuk menaikkan taraf hidup rakyat
dan bangsa; Memenuhi permintaan masyarakat akan pelayanan KB dan KR yang
berkualitas, termasuk upaya-upaya menurunkan angka kematian ibu, bayi, dan anak serta
penanggulangan masalah kesehatan reproduksi.
Tujuan KB berdasar RENSTRA 2005-2009 meliputi:

1. Keluarga dengan anak ideal


2. Keluarga sehat
3. Keluarga berpendidikan
4. Keluarga sejahtera
5. Keluarga berketahanan
6. Keluarga yang terpenuhi hak-hak reproduksinya
7. Penduduk tumbuh seimbang (PTS)
Sasaran Program KB
Sasaran program KB tertuang dalam RPJMN 2004-2009 yang meliputi:

1. Menurunnya rata-rata laju pertumbuhan penduduk menjadi sekitar 1,14 persen per tahun.
2. Menurunnya angka kelahiran total (TFR) menjadi sekitar 2,2 per perempuan.
3. Menurunnya PUS yang tidak ingin punya anak lagi dan ingin menjarangkan kelahiran
berikutnya, tetapi tidak memakai alat/cara kontrasepsi (unmet need) menjadi 6%.
4. Meningkatnya pesertaKB laki-laki menjadi 4,5persen.
5. Meningkatnya penggunaan metode kontrasepsi yang rasional, efektif, dan efisien.
6. Meningkatnya rata-rata usia perkawinan pertama perempuan menjadi 21 tahun.
7. Meningkatnya partisipasi keluarga dalam pembinaan tumbuh kembang anak.
8. Meningkatnya jumlah keluarga prasejahtera dan keluarga sejahtera-1 yang aktif dalam
usaha ekonomi produktif.
9. Meningkatnya jumlah institusi masyarakat dalam penyelenggaraan pelayanan
Program KB Nasional.
Ruang Lingkup KB
Ruang lingkup KB antara lain: Keluarga berencana; Kesehatan reproduksi remaja; Ketahanan dan
pemberdayaan keluarga; Penguatan pelembagaan keluarga kecil berkualitas; Keserasian kebijakan
kependudukan; Pengelolaan SDM aparatur; Penyelenggaran pimpinan kenegaraan dan
kepemerintahan; Peningkatan pengawasan dan akuntabilitas aparatur negara.

Strategi Program KB
Strategi program KB terbagi dalam dua hal yaitu:

1. Strategi dasar
2. Strategi operasional
Strategi Dasar

 Meneguhkan kembali program di daerah


 Menjamin kesinambungan program
Strategi operasional

 Peningkatan kapasitas sistem pelayanan Program KB Nasional


 Peningkatan kualitas dan prioritas program
 Penggalangan dan pemantapan komitmen
 Dukungan regulasi dan kebijakan
 Pemantauan, evaluasi, dan akuntabilitas pelayanan
Dampak Program KB
Program keluarga berencana memberikan dampak, yaitu penurunan angka kematian ibu dan anak;
Penanggulangan masalah kesehatan reproduksi; Peningkatan kesejahteraan keluarga; Peningkatan
derajat kesehatan; Peningkatan mutu dan layanan KB-KR; Peningkatan sistem pengelolaan dan
kapasitas SDM; Pelaksanaan tugas pimpinan dan fungsi manajemen dalam penyelenggaraan
kenegaraan dan pemerintahan berjalan lancar.

Referensi
Arjoso, S. Rencana Strategis BKKBN. Maret, 2005.
BKKBN, 1999. Kependudukan KB dan KIA. Bandung, Balai Litbang.
NRC-POGI, 1996. Buku Acuan Nasional Pelayanan Keluarga Berencana.
Makalah Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia.
bkkbn.go.id
Pengertian Keluarga Berencana
Beberapa Pendapat Ahli tentang pengertian Keluarga Berencana  antara lain : 

Related

 Contoh Surat : Surat Permohonan Cuti Akademik


 Tingkat Kepatuhan terhadap Wajib Pajak
 5 TIPE PENGGOLONGAN KEPRIBADIAN DALAM KEHIDUPAN SEHARI HARI
1) Menurut H.S.M. Nasruddin Latief, KB adalah: “Suatu ikhtiar atau usaha manusiawi
yang disengaja untuk mengatur jarak kehamilan di dalam keluarga secara tidak
melawan hukum agama, undang-undang negara dan moral Pancasila, kesejahteraan
bangsa dan negara pada umumnya”.

2) Menurut K.H Bisri Musthofa, KB adalah: “Merencakan / mengatur jumlah dalam


keluarga yang disukai atau karena terlalu sering isterinya melahirkan, sehingga perlu
mengadakan pembatasan (penjarangan kelahiran)”.

3) Menurut Mukti Ali, KB adalah: “Sebagai upaya ikhtiar untuk memberikan jaminan
kesehatan, untuk sang anak maupun ibu, jaminan pendidikan, karena pendidikan
merupakan bekal yang sangat berharga untuk kehidupan kelak dalam masyarakat,
untuk memenuhi kesejahteraan dan kemakmuran keluarga lahir dan batin”.

4) Menurut Sarwono Prawiroharjo PKBI KB adalah: “Menjarangkan kehamilan yang


diusahakan mencegah terjadinya kehamilan yang tidak diinginkan dengan
menggunakan alat kontrasepsi”. 

5) Menurut Marjo Sir, KB adalah: “Menjarangkan / mengatur kehamilan dengan


harapan perhitungan keseimbangan ekonomi, baik untuk pendidikan anak-anak, dll”.

6) Menurut Masfuk Zuhdi; KB, ditekankan jumlah besar kecilnya anggota keluarga
yang lazim ditentukan dengan jumlah anak.

Dari pendapat di atas dapat ditarik kesimpulan KB mengandung pengertian :


1. Untuk mengatur besar kecilnya jumlah anak.
2. Mengatur kehamilan agar terjadi pada waktu yang ditentukan.
3. Dengan cara individual, maksudnya KB dilakukan atas persetujuan suami isteri untuk
menentukan jumlah anak, tanpa ada paksaan dari pihak manapun. 
4. Pembatasan kelahiran dengan menggunakan alat-alat kontrasepsi.
5. Untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi dalam keluarga. 
6. Merupakan usaha yang disengaja dalam melakukan/menjalankan Keluarga Berencana
atas inisiatif sendiri (suami istri).
7. Dilakukan harus ada sebab-sebab yang mendorong, antara lain untuk menjaga kesehatan
ibu karena seringnya melahirkan maka akan menanggung beban yang sangat berat baik
fisik maupun mental. Secara fisik seorang ibu yang mengandung memerlukan tambahan-
tambahan gizi agar dapat memelihara daya tahan jasmaninya dan juga untuk menjaga
keselamatan jiwa yang dikandungnya, disamping itu bila ia menyusui anak-anak yang
belum dapat disapih, maka dengan sendirinya iapun membutuhkan kadar gizi yang
jumlahnya cukup untuk dapat menyediakan kadar susu yang bergizi untuk anak tersebut.
Oleh sebab itu apabila seorang ibu mengandung lebih-lebih pada masa permulaan akan
mengalami gejala kelainan pada mentalnya. 

Maksud dari pada Keluarga Berencana itu sendiri sebagai suatu usaha yang disengaja
untuk mengatur masalah kependudukan, sedangkan penduduk merupakan unsur
penting bagi negara, tanpa adanya penduduk tidak mungkin akan adanya sebuah
negara.  

Dalam suatu negara program pembangunan yang dilaksanakan tidak seimbang dengan
laju pertumbuhan penduduk, sehingga menimbulkan permasalahan dari berbagai aspek
dalam kehidupan yang merupakan titik sentral dari pada pembangunan, adapun aspek-
aspek penduduk menyangkut antara lain :  

1. Jumlah dan besarnya penduduk 


Besarnya jumlah penduduk merupakan kebanggan bagi kita, tetapi harus disadari
jumlah penduduk yang besar itu akan merupakan hambatan pembangunan. Bila tidak
disertai oleh kualitas penduduk (manusianya) kalau pertambahan penduduk yang besar
akan menimbulkan keteganganketegangan sosial bahkan bisa menjadi ledakan sosial
dengan segala akibatnya yang luas.  
                        
 2. Pertumbuhan penduduk yang besar akan membahayakan aspek-aspek kehidupan,
penduduk untuk memperbaiki tingkat kehidupannya baik lahir maupun batin dan pada
gilirannya akan meningkatkan kemakmuran masyarakat itu sendiri. 

3. Penyebaran penduduk yang tidak merata mengakibatkan kepadatan penduduk yang


tidak seimbang dalam tahun 1980 kepadatan penduduk pulau Jawa mencapai 6,90 juta
jiwa. 

4. Struktur umur, salah satu ciri kependudukan Indonesia adalah komposisi penduduk,
penduduk Indonesia lebih dari 40% berusia muda, yaitu pada kelompok umur di bawah
15 tahun, kurang dari 5% berusia lebih tua 65 tahun. Sehingga jumlah yang bekerja
relatif sedikit, sehingga angka ketergantungan tetap pada tempat yang lebih tinggi. 

5. Kualitas penduduk.
Di dalam kelima aspek penduduk di atas yang sangat dominan yaitu kualitas penduduk,
karena penduduknya banyak tidak dibarengi dengan kualitas maka akan menjadi beban
bagi suatu negara begitu juga sebaliknya ketika suatu penduduk itu akan menjadi
tumbuh menjadi suatu negara itu sendiri. 
Sumber:
 Nasiruddin Latief. (1981) KB di Pandang dari Sudut Hukum Islam. Jakarta: BKKBN 
 KH. Bisri Musthofa. (1974). Islam dan Keluarga Berencana.  Kabupaten Kudus: BKKBN
 Mukti Ali. (1974). Agama Keluarga Berencana dan Kependudukan. Jakarta: BKKBN,
Biro Penerangan dan Motivasi 
 Sarwono Prawiroharjo, Naskah Kongres I PKBI, BKKBN, Jakarta
 Pendeta Marjosir. (1974). Keluarga Berencana di Tinjau dari Sudut Al-Kitab ,
Biro Pendidikan dan Latihan BKKBN 
 BKKBN. (1988). Sejarah Perkembangan KB di Indonesia. Jakarta: BKKBN
Organisasi OrganisasiKB di Indonesia a. Organisasi non pemerintah yaitu PKBI ( Perkumpulan Keluarga
Berencana Indonesia Pada tahun 1953, sekelompok masyarakat yang terdiri dari berbagai golongan,
khususnya dari kalangan kesehatan memulai prakarsa kegiatan KB, kegiatan kelompok ini berkembang
hingga berdirilah Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia ( PKBI ). Pada tahun 1957 tepatnya pada
tanggal23 Desember 1957 dengan Dr. R Soeharto sebagai ketua PKBI adalah pelopor pergerakan
keluarga berencana yang membantu masyarakat yang memerlukan bantuan secara sukarela. Tujuan dari
PKBI adalah memperjuangkan terwujudnya keluarga sejahtera melalui 3 macam usaha yaitu : 1)
Mengatur kahamialn 2) Mengobati kemandulan 3) Memberi nasehat perkawinan Pada tahun 1970 LKBN
di bubarkan oleh pemerintah dan kemudian di bentuk Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana
Nasional ( BKKBN ). b. Organisasi pemerintah yaitu BKKBN ( Badan Kependudukan dan Keluarga
Berencana Nasional ) Keputusan presiden RI Nomor 8 tahun 1970 tentang BKKBN yaitu Depkes sebagai
unit pelaksanaan program KB. BKKBN yaitu badan resmi pemerintah yang bertamnggung jawab penuh
mengenai pelaksanaan program KB di Indonesia. Keuntungan dari BKKBN adalah 1) Memungkinkan
promram- program melepaskan diri pendekatan klinis yang jangkauannya terbatas. 2) Memungkinkan
besarnya peranan pakar – pakar non medis dalam mensukseskan program keluarga berencana di
Indonesia melalui pendekatan ke masyarakat.

 Faktor – faktor yang Mempengaruhi Perkembangan KB di Indonesia a. Sosial Ekonomi Tinggi


rendahnya status sosial dan keadaan ekonomi penduduk Indonesia di pengaruhi oleh perkembangan
dan kemajuan program KB di Indonesia. Kemajuan program KB tidak bisa lepas dari tingkat ekonomi
masyarakat karena berkaitan dengan kemampuan untuk membeli alat kontrasepsi yang digunakan.
Dengan suksesnya program KB maka perekonomiansuatu negara akan lebih baik karen dengan anggota
keluarga yang sedikit kebutuhan dapat lebih tercukupi dan kesejahteraan dapat terjamin.

 10. 7 b. Budaya Sejumlah faktor budaya dapat mempengaruhi klien dalam memilih metode
kontrasepsi, faktor – faktor ini meliputi salah pengertian dalam masyarakat mengenai berbagai metode,
kepercayaan religius, serta budaya, tingkat pendidikan persepsi mengenai resiko kehamilan dan status
wanita. c. Pendidikan Beberapa studi telah memperlihatkan bahwa metode kalender lebih banyak di
gunakan oleh pasangan yang lebih berpendidikan. Dihipotesiskan bahwa wanita berpendidikan
menginginkan keluarga berencana yang efektif, tetapi tidak rela untuk mengambil resiko yang terkait
sebagai metode kontrasepsi. d. Agama Para akseptor wanita mungkin berpendapat bahwa perdarahan
yang tidak teratur yang disebabkan sebagian metode hormonal akan sangat menyulitksn mereka selama
haid mereka dilarang bersembahyang. Disebaagian masyarakat, wanita hindu dilarang mempersiapkan
makanan selama haid yang tidak teratur dapat menjadi masalah. e. Status Wanita Status wanita dalam
masyarakat dapat mempengaruhi kemampuan mereka memperoleh dan menggunakan berbagai
metode kontrasepsi didaerah daerah yang status wanitanya meningkat, sebagian wanita memiliki
pemasukan yang lebih besar untuk membayar metode – metode yang lebih mahal serta memiliki lebih
banyak suara dalam mengambil keputusan. Juga di daerah yang wanitanya lebih dihargai, mungkin
hanya dapat sedikit pembatasan dalam memperoleh berbagai metode, misalnya peraturan yang
mengharuskan persetujuan suami sebelum layanan KB dapat diperoleh.

Anda mungkin juga menyukai