1. Menurunnya rata-rata laju pertumbuhan penduduk menjadi sekitar 1,14 persen per tahun.
2. Menurunnya angka kelahiran total (TFR) menjadi sekitar 2,2 per perempuan.
3. Menurunnya PUS yang tidak ingin punya anak lagi dan ingin menjarangkan kelahiran
berikutnya, tetapi tidak memakai alat/cara kontrasepsi (unmet need) menjadi 6%.
4. Meningkatnya pesertaKB laki-laki menjadi 4,5persen.
5. Meningkatnya penggunaan metode kontrasepsi yang rasional, efektif, dan efisien.
6. Meningkatnya rata-rata usia perkawinan pertama perempuan menjadi 21 tahun.
7. Meningkatnya partisipasi keluarga dalam pembinaan tumbuh kembang anak.
8. Meningkatnya jumlah keluarga prasejahtera dan keluarga sejahtera-1 yang aktif dalam
usaha ekonomi produktif.
9. Meningkatnya jumlah institusi masyarakat dalam penyelenggaraan pelayanan
Program KB Nasional.
Ruang Lingkup KB
Ruang lingkup KB antara lain: Keluarga berencana; Kesehatan reproduksi remaja; Ketahanan dan
pemberdayaan keluarga; Penguatan pelembagaan keluarga kecil berkualitas; Keserasian kebijakan
kependudukan; Pengelolaan SDM aparatur; Penyelenggaran pimpinan kenegaraan dan
kepemerintahan; Peningkatan pengawasan dan akuntabilitas aparatur negara.
Strategi Program KB
Strategi program KB terbagi dalam dua hal yaitu:
1. Strategi dasar
2. Strategi operasional
Strategi Dasar
Referensi
Arjoso, S. Rencana Strategis BKKBN. Maret, 2005.
BKKBN, 1999. Kependudukan KB dan KIA. Bandung, Balai Litbang.
NRC-POGI, 1996. Buku Acuan Nasional Pelayanan Keluarga Berencana.
Makalah Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia.
bkkbn.go.id
Pengertian Keluarga Berencana
Beberapa Pendapat Ahli tentang pengertian Keluarga Berencana antara lain :
Related
3) Menurut Mukti Ali, KB adalah: “Sebagai upaya ikhtiar untuk memberikan jaminan
kesehatan, untuk sang anak maupun ibu, jaminan pendidikan, karena pendidikan
merupakan bekal yang sangat berharga untuk kehidupan kelak dalam masyarakat,
untuk memenuhi kesejahteraan dan kemakmuran keluarga lahir dan batin”.
6) Menurut Masfuk Zuhdi; KB, ditekankan jumlah besar kecilnya anggota keluarga
yang lazim ditentukan dengan jumlah anak.
Maksud dari pada Keluarga Berencana itu sendiri sebagai suatu usaha yang disengaja
untuk mengatur masalah kependudukan, sedangkan penduduk merupakan unsur
penting bagi negara, tanpa adanya penduduk tidak mungkin akan adanya sebuah
negara.
Dalam suatu negara program pembangunan yang dilaksanakan tidak seimbang dengan
laju pertumbuhan penduduk, sehingga menimbulkan permasalahan dari berbagai aspek
dalam kehidupan yang merupakan titik sentral dari pada pembangunan, adapun aspek-
aspek penduduk menyangkut antara lain :
4. Struktur umur, salah satu ciri kependudukan Indonesia adalah komposisi penduduk,
penduduk Indonesia lebih dari 40% berusia muda, yaitu pada kelompok umur di bawah
15 tahun, kurang dari 5% berusia lebih tua 65 tahun. Sehingga jumlah yang bekerja
relatif sedikit, sehingga angka ketergantungan tetap pada tempat yang lebih tinggi.
5. Kualitas penduduk.
Di dalam kelima aspek penduduk di atas yang sangat dominan yaitu kualitas penduduk,
karena penduduknya banyak tidak dibarengi dengan kualitas maka akan menjadi beban
bagi suatu negara begitu juga sebaliknya ketika suatu penduduk itu akan menjadi
tumbuh menjadi suatu negara itu sendiri.
Sumber:
Nasiruddin Latief. (1981) KB di Pandang dari Sudut Hukum Islam. Jakarta: BKKBN
KH. Bisri Musthofa. (1974). Islam dan Keluarga Berencana. Kabupaten Kudus: BKKBN
Mukti Ali. (1974). Agama Keluarga Berencana dan Kependudukan. Jakarta: BKKBN,
Biro Penerangan dan Motivasi
Sarwono Prawiroharjo, Naskah Kongres I PKBI, BKKBN, Jakarta
Pendeta Marjosir. (1974). Keluarga Berencana di Tinjau dari Sudut Al-Kitab ,
Biro Pendidikan dan Latihan BKKBN
BKKBN. (1988). Sejarah Perkembangan KB di Indonesia. Jakarta: BKKBN
Organisasi OrganisasiKB di Indonesia a. Organisasi non pemerintah yaitu PKBI ( Perkumpulan Keluarga
Berencana Indonesia Pada tahun 1953, sekelompok masyarakat yang terdiri dari berbagai golongan,
khususnya dari kalangan kesehatan memulai prakarsa kegiatan KB, kegiatan kelompok ini berkembang
hingga berdirilah Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia ( PKBI ). Pada tahun 1957 tepatnya pada
tanggal23 Desember 1957 dengan Dr. R Soeharto sebagai ketua PKBI adalah pelopor pergerakan
keluarga berencana yang membantu masyarakat yang memerlukan bantuan secara sukarela. Tujuan dari
PKBI adalah memperjuangkan terwujudnya keluarga sejahtera melalui 3 macam usaha yaitu : 1)
Mengatur kahamialn 2) Mengobati kemandulan 3) Memberi nasehat perkawinan Pada tahun 1970 LKBN
di bubarkan oleh pemerintah dan kemudian di bentuk Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana
Nasional ( BKKBN ). b. Organisasi pemerintah yaitu BKKBN ( Badan Kependudukan dan Keluarga
Berencana Nasional ) Keputusan presiden RI Nomor 8 tahun 1970 tentang BKKBN yaitu Depkes sebagai
unit pelaksanaan program KB. BKKBN yaitu badan resmi pemerintah yang bertamnggung jawab penuh
mengenai pelaksanaan program KB di Indonesia. Keuntungan dari BKKBN adalah 1) Memungkinkan
promram- program melepaskan diri pendekatan klinis yang jangkauannya terbatas. 2) Memungkinkan
besarnya peranan pakar – pakar non medis dalam mensukseskan program keluarga berencana di
Indonesia melalui pendekatan ke masyarakat.
10. 7 b. Budaya Sejumlah faktor budaya dapat mempengaruhi klien dalam memilih metode
kontrasepsi, faktor – faktor ini meliputi salah pengertian dalam masyarakat mengenai berbagai metode,
kepercayaan religius, serta budaya, tingkat pendidikan persepsi mengenai resiko kehamilan dan status
wanita. c. Pendidikan Beberapa studi telah memperlihatkan bahwa metode kalender lebih banyak di
gunakan oleh pasangan yang lebih berpendidikan. Dihipotesiskan bahwa wanita berpendidikan
menginginkan keluarga berencana yang efektif, tetapi tidak rela untuk mengambil resiko yang terkait
sebagai metode kontrasepsi. d. Agama Para akseptor wanita mungkin berpendapat bahwa perdarahan
yang tidak teratur yang disebabkan sebagian metode hormonal akan sangat menyulitksn mereka selama
haid mereka dilarang bersembahyang. Disebaagian masyarakat, wanita hindu dilarang mempersiapkan
makanan selama haid yang tidak teratur dapat menjadi masalah. e. Status Wanita Status wanita dalam
masyarakat dapat mempengaruhi kemampuan mereka memperoleh dan menggunakan berbagai
metode kontrasepsi didaerah daerah yang status wanitanya meningkat, sebagian wanita memiliki
pemasukan yang lebih besar untuk membayar metode – metode yang lebih mahal serta memiliki lebih
banyak suara dalam mengambil keputusan. Juga di daerah yang wanitanya lebih dihargai, mungkin
hanya dapat sedikit pembatasan dalam memperoleh berbagai metode, misalnya peraturan yang
mengharuskan persetujuan suami sebelum layanan KB dapat diperoleh.