Abstrak
20
Sri Marwanti, Ismi Dwi Astuti Nurhaeni, Rara Sugiarti : Penguatan Partisipasi …
23
STUDI PUSTAKA sebelumnya oleh pihak luar, terutama
menyangkut hal-hal penting. Mereka
1. Tingkat Partisipasi Masyarakat mungkin terbujuk oleh insentif berupa
uang, barang, dll.
Tingkat-tingkat partisipasi masyarakat 5) Partisipasi Tingkat 5: Kemitraan
bermanfaat sebagai alat untuk menilai (partnership).
partisipasi masyarakat secara nyata di Pada tingkat ini masyarakat mengikuti
lapangan. Menurut Martinus Nanang & seluruh proses pengambilan keputusan
Simon Devung (2004) terdapat 6 (enam) bersama dengan pihak luar, seperti
tingkat partisipasi, mulai dari studi kelayakan, perencanaan,
pemberitahuan sampai dengan mobilisasi implementasi, evaluasi, dll. Partisipasi
dengan kemauan sendiri. Berikut adalah merupakan hak mereka dan bukan
tingkat-tingkat partisipasi masyarakat kewajiban untuk mencapai sesuatu. Ini
mulai dari tingkat paling rendah sampai disebut “partisipasi interaktif.”
dengan tingkat paling atas (partisipasi yang 6) Partisipasi Tingkat 6: Mobilisasi
sesungguhnya). dengan kemauan sendiri (self-
1) Partisipasi Tingkat 1: Pemberitahuan mobilization).
(informing). Pada tingkat ini masyarakat
Pada tingkat ini hasil yang diputuskan mengambil inisiatip sendiri, jika perlu
oleh orang luar (pakar, pejabat, dll.) dengan bimbingan dan bantuan pihak
diberitahukan kepada masyarakat. luar. Mereka memegang kontrol atas
Komunikasi terjadi satu arah dari luar keputusan dan pemanfaatan sumber
ke masyarakat setempat. daya; pihak luar memfasilitasi mereka.
2) Partisipasi Tingkat 2: Pengumpulan Pada dasarnya partisipasi
informasi (information gathering). sesungguhnya terdapat pada Tingkat 5
Pada tingkat ini masyarakat menjawab dan Tingkat 6.
pertanyaan yang diajukan oleh orang
luar. Komunikasi searah dari 2. Ekonomi Kreatif
masyarakat ke luar.
3) Partisipasi Tingkat 3: Perundingan Di Indonesia istilah “ekonomi
(consultation). kreatif” mulai marak dibicarakan sejak tiga
Pihak luar berkonsultasi dan tahun terakhir dan diyakini memiliki peran
berunding dengan masyarakat melalui yang amat penting bagi pengembangan
pertemuan atau public hearing dan ekonomi Indonesia di masa depan.
sebagainya. Komunikasi dua arah, Instruksi Presiden Nomor 6 Tahun 2009
tetapi masyarakat tidak ikut serta Tentang Pengembangan Ekonomi Kreatif
dalam menganalisis atau mengambil yang dikeluarkan oleh Presiden RI pada
keputusan. tanggal 5 Agustus 2009 menginstruksikan
4) Partisipasi Tingkat 4: kepada seluruh Menteri, Kepala Lembaga
Plakasi/konsiliasi Pemerintah Non Departemen, Gubernur,
(Placation/Conciliation). Bupati/Walikota untuk mendukung
Pada tingkat ini masyarakat ikut dalam kebijakan pengembangan ekonomi kreatif
proses pengambilan keputusan yang tahun 2009-2015 yaitu pengembangan
biasanya sudah diputuskan kegiatan ekonomi berdasarkan pada
24
Cakra Wisata Vol 17 Jilid 1 Tahun 2016
kreativitas, ketrampilan dan bakat individu pada umumnya dimiliki oleh kawasan
untuk menciptakan daya kreasi dan daya pedesaan. Agrowisata yang dilakukan di
cipta individu yang bernilai ekonomis dan alam pedesaan dan berbasis pada berbagai
berpengaruh pada kesejahteraan ragam komoditi dan sistem pertanian
masyarakat Indonesia. termasuk perkebunan besar, perkebunan
Di beberapa negara, ekonomi rakyat, pertanian tanaman pangan dan
kreatif memainkan peran signifikan. Di palawija, peternakan serta perikanan
Inggris, industri kreatif tumbuh rata-rata merupakan salah satu alternatif untuk
9% per tahun, dan jauh di atas rata-rata memberikan pengalaman yang ‘lain’
pertumbuhan ekonomi negara itu yang 2%- kepada wisatawan. Di samping dapat
3%. Ini melampaui pendapatan dari menjadi daya tarik yang unik agrowisata
industri manufaktur serta migas (Kiva dapat memberdayakan berbagai potensi
Microfinance, 2008). Menurut Alvin yang dimiliki oleh masyarakat petani di
Toffler (dalam Kiva Microfinance, 2008) pedesaan untuk membangun sebuah bisnis
ekonomi kreatif termasuk ekonomi atau layanan wisata berbasis sumber daya
gelombang keempat, di mana ekonomi pertanian (PEI, 2000).
gelombang pertama bertumpu pada sektor
pertanian, ekonomi gelombang kedua METODE PENELITIAN
bertumpu pada sektor industri, dan Penelitian tentang peningkatan
ekonomi gelombang ketiga bertumpu pada partisipasi masyarakat petani menuju
sektor informasi. ekonomi kreatif melalui pengembangan
pariwisata berbasis sumber daya pertanian,
3. Agrowisata utamanya wilayah di lereng Gunung Lawu
yang secara administratif termasuk ke
Beberapa pakar di bidang
dalam wilayah Kabupaten Karanganyar
pariwisata telah melihat satu sisi
dimana terdapat banyak aktivitas dan
pengembangan dengan memberdayakan
sumber daya pertanian yang dapat
potensi pertanian yang terdapat di kawasan
dikembangkan sebagai daya tarik wisata.
pedesaan untuk menjadi daya tarik wisata
Berbagai kegiatan pariwisata berbasis
alternatif. Berbagai penelitian terkait telah
sumber daya pertanian tersebut dikaji
dilakukan. Beberapa penelitian yang
pengelolaan dan pengembangannya dari
terkait dengan pengembangan pariwisata
sisi pemberdayaan masyarakat petani.
berbasis sumber daya pertanian atau yang
Penelitian ini akan dilaksanakan selama
sering disebut agrowisata antara lain telah
tiga tahun (2013 – 2015) dengan jangka
dilakukan oleh Boudy (2001) dan Sharpley
waktu 9 (sembilan) bulan pada setiap
(1997) yang hasilnya menunjukkan bahwa
tahunnya.
akhir-akhir ini terdapat pergeseran minat
Dalam penelitian mengenai
wisatawan terhadap produk wisata yang
peningkatan partisipasi masyarakat petani
mereka inginkan. Wisatawan cenderung
menuju ekonomi kreatif melalui
menginginkan untuk melakukan berbagai
pengembangan pariwisata berbasis sumber
kegiatan wisata di lokasi yang relatif sepi
daya pertanian ini digunakan data primer
dan alami, memiliki udara yang bersih dan
dan data sekunder yang berupa informan,
segar serta mempunyai atraksi yang
dokumen, serta tempat dan peristiwa. Data
menarik dan unik. Karakterisik tersebut
primer berasal dari informan yang
25
ditetapkan secara purposive dan snowball sumber daya pertanian. Teknik snowball
serta melalui pengamatan lapangan. sampling pada dasarnya dilakukan untuk
Informan terdiri atas perwakilan dari menentukan informan dengan
berbagai unsur pemangku kepentingan menghubungi tokoh kunci pertama dan
baik dari unsur pemerintah maupun swasta, mencari tokoh kunci berikutnya dari
termasuk Dinas Pertanian, Tanaman informasi yang diberikan oleh tokoh kunci
Pangan, Perkebunan, dan Kehutanan pertama dan seterusnya sampai data yang
Kabupaten Karanganyar, Dinas Pariwisata diperlukan berkaitan dengan penelitian
dan Kebudayaan Kabupaten Karanganyar, mengenai peningkatan partisipasi
Badan Lingkungan Hidup Kabupaten masyarakat petani menuju ekonomi kreatif
Karanganyar, dan pihak swasta (biro melalui pengembangan pariwisata berbasis
perjalanan wisata). Data sekunder akan sumber daya pertanian ini terpenuhi.
dikumpulkan melalui dokumen maupun Dengan teknik ini peneliti bisa
catatan yang berkaitan dengan peningkatan mendapatkan key informants yang tepat
partisipasi masyarakat petani menuju dan memadai sehingga dapat menghasilkan
ekonomi kreatif melalui pengembangan data yang reliable.
pariwisata berbasis sumber daya pertanian. Untuk menjaga keabsahan data
dalam penelitian ini dilakukan validitas
Metode pengumpulan data yang data dengan menggunakan triangulasi
digunakan dalam penelitian mengenai sumber data (Densin, 1978, Patton, 1987
peningkatan partisipasi masyarakat petani dalam Moleong, 1989) untuk memperoleh
menuju ekonomi kreatif melalui derajat kepercayaan yang lebih tinggi
pengembangan pariwisata berbasis sumber dengan cara membandingkan dan
daya pertanian ini terdiri atas observasi mengecek balik derajat kepercayaan suatu
lapangan, wawancara, diskusi kelompok informasi yang diperoleh melalui berbagai
terarah/focus group discussion (FGD), dan sumber informasi yang berbeda berkaitan
metode simak dokumen (content analysis). dengan penelitian mengenai peningkatan
Wawancara dan diskusi kelompok terarah partisipasi masyarakat petani menuju
akan dilakukan terhadap key informants ekonomi kreatif melalui pengembangan
dan stakeholders yang dipilih dengan pariwisata berbasis sumber daya pertanian.
menggunakan purposive sampling dan Keabsahan atau validitas data dalam
teknik snowball. penelitian ini diperiksa dengan triangulasi
Teknik cuplikan yang digunakan sumber dan triangulasi teknik, yaitu upaya
dalam penelitian tentang peningkatan untuk memperoleh derajat kepercayaan
partisipasi masyarakat petani menuju yang lebih tinggi dengan cara
ekonomi kreatif melalui pengembangan membandingkan dan mengecek balik
pariwisata berbasis sumber daya pertanian derajat kepercayaan suatu informasi yang
ini adalah teknik purposive sampling dan diperoleh dari satu sumber melalui sumber
snowball sampling. Teknik purposive informasi yang berbeda dan teknik yang
sampling dilakukan dengan mengambil berbeda (Moleong, 2000). Prosedur
sampel berdasarkan alasan tertentu pemeriksaan keabsahan data dalam
berkaitan dengan peningkatan partisipasi penelitian ini dilakukan sebagai berikut.
masyarakat petani menuju ekonomi kreatif 1) Membandingkan apa yang dikatakan
melalui pengembangan pariwisata berbasis orang di depan umum dengan apa yang
26
Cakra Wisata Vol 17 Jilid 1 Tahun 2016
secondary data, and sort the attributions tanaman perkebunan yang terdapat di
from all data to identify whether they are wilayah Kabupaten Karanganyar terutama
strengths, weaknesses, oportunities, or berupa kebun Teh dan Kopi. Tanaman
threats” (Hayes, 1997). perkebunan tersebut selama ini telah
menjadi salah satu daya tarik utama wisata
HASIL DAN PEMBAHASAN agro di daerah tersebut. Perkebunan Teh di
daerah Kemuning Kecamatan Ngargoyoso,
Kabupaten Karanganyar memiliki
sedangkan kebun kopi sudah dikonversi
sumber daya pertanian yang sangat
menjadi kebun karet yang juga banyak
beragam. Sumber daya pertanian tersebut
terdapat di Kecamatan Ngargoyoso.
memiliki potensi untuk menjadi daya tarik
Sumber daya lain yang dapat dimanfaatkan
wisata apabila dikembangkan dan dikelola
dan dikembangkan sebagai daya tarik
dengan baik. Salah satu potensi sumber
wisata adalah sumber perikanan. Potensi
daya pertanian tersebut adalah tanaman
perikanan di Kabupaten Karanganyar pada
sayuran.
saat ini belum dikembangkan secara
Tanaman sayuran merupakan salah
optimal. Namun demikian di beberapa
satu komoditas pertanian yang banyak
lokasi pengembangan pariwisata seperti di
terdapat di wilayah Kabupaten
daerah perbatasan Ngargoyoso dan
Karanganyar, khususnya di daerah yang
Karangpandan.
berada pada ketinggian lebih dari 500
Faktor pendukung pengembangan
meter dpl seperti wilayah Kecamatan
sumber daya pertanian menjadi daya tarik
Ngargoyoso, Tawangmangu,
wisata di Kabupaten Karanganyar antara
Karangpandan, Jenawi, dan Matesih.
lain adalah banyaknya sumber daya
Potensi lainnya adalah tanaman
pertanian yang memiliki potensi untuk
pangan seperti padi. Tanaman padi banyak
dikembangkan sebagai daya tarik wisata
terdapat di daerah yang memiliki
agro sebagai aktivitas ekonomi kreatif
ketinggian di bawah 500 meter dpl seperti
untuk mendukung peningkatan pendapatan
di Kecamatan Kebakramat, Karanganyar,
masyarakat petani, lokasi Kabupaten
Tasikmadu, dan Gondangrejo. Potensi
Karanganyar yang cukup strategis karena
pertanian lainnya adalah tanaman obat
berdekatan dengan bandara internasional
yang telah dikembangkan di Kabupaten
Adisumarmo, lokasi Kabupaten
Karanganyar, antara lain di Kecamatan
Karanganyar yang tidak jauh dari Kota
Tawangmangu, Ngargoyoso, dan
Solo (Surakarta) dan Jogja (Yogyakarta)
Jumantono. Potensi lain berupa tanaman
yang merupakan pintu gerbang wisata
buah yang terdapat di wilayah Kabupaten
untuk Provinsi Jawa Tengah dan DIY,
Karanganyar sangat beragam seperti jeruk,
lokasi Kabupaten Karanganyar yang tidak
jambu biji merah, kelengkeng, durian,
jauh dari Kota Solo (Surakarta) dan Jogja
rambutan, duku, manggis, dan berbagai
(Yogyakarta) yang merupakan pintu
tanaman buah lainnya, sudah mulai
gerbang wisata untuk Provinsi Jawa
menjadi daya tarik wisata.
Tengah dan DIY, kemauan dan motivasi
Potensi lain berupa tanaman bunga
petani untuk ikut mengembangkan potensi
potong dan tanaman hias yang banyak
sumber daya pertanian sebagai daya tarik
dikembangkan di Kecamatan Ngargoyoso
wisata, adanya kreativitas masyarakat
dan Tawangmangu. Potensi lain berupa
petani sebagai modal dasar pengembangan
29
ekonomi kreatif untuk peningkatan pengembangan pariwisata berbasis sumber
pendapatan dan kesejahteraan masyarakat. daya pertanian, sebagai pengelola kegiatan
Faktor penghambat pengembangan pengembangan pariwisata berbasis sumber
sumber daya pertanian menjadi daya tarik daya pertanian, sebagai pemantau dan
wisata di Kabupaten Karanganyar antara penilai (monev) kegiatan pengembangan
lain adalah terbatasnya modal para petani pariwisata berbasis sumber daya pertanian.
untuk mengembangkan usaha yang Berdasarkan potensi dan
berkaitan dengan pemanfaatan sumber permasalahan yang ada dapat dinyatakan
daya pertanian sebagai daya tarik wisata, bahwa partisipasi masyarakat petani dalam
terbatasnya lembaga yang memiliki pengembangan pariwisata berbasis sumber
komitmen untuk ikut serta daya pertanian menurut teori partisipasi
mengembangkan sumber daya pertanian yang disampaikan oleh Simon & Devung
sebagai daya tarik wisata sehingga (2004) dimulai dari partisipasi tingkat 2
bermanfaat untuk meningkatkan (pengumpulan informasi (information
perekonomian dan kesejahteraan gathering) dimana pada tingkat ini
masyarakat petani di daerah pedesaan, masyarakat menjawab pertanyaan yang
kurangnya kompetensi SDM (masyarakat diajukan oleh orang luar. Komunikasi
petani) untuk mengembangkan agrowisata, terjadi secara searah dari masyarakat ke
terbatasnya pasar yang mengkonsumsi luar. Tingkatan partisipasi berikutnya
produk pariwisata berbasis sumber daya menyangkut partisipasi masyarakat petani
pertanian di daerah pedesaan di wilayah menuju ekonomi kreatif melalui
Kabupaten Karanganyar, meskipun sudah pengembangan sumber daya pertanian
tersedia beraneka produk wisata adalah partisipasi tingkat 3 (perundingan
pendukung seperti air terjun, candi, dan atau consultation) dimana pihak luar
sebagainya, terbatasnya pendampingan berkonsultasi dan berunding dengan
dari lembaga terkait sebagai “bapak masyarakat petani melalui pertemuan atau
angkat” untuk mengembangkan potensi public hearing dan sejenisnya. Komunikasi
sumber daya pertanian sebagai daya tarik dua arah, tetapi masyarakat tidak ikut serta
wisata, adanya ketidakberlanjutan program dalam menganalisis atau mengambil
yang dilaksanakan oleh pihak-pihak terkait keputusan. Tingkatan partisipasi
seperti pemerintah dan perguruan tinggi berikutnya adalah partisipasi tingkat 4
sehingga membuat kegiatan (plakasi/konsiliasi atau
pengembangan pariwisata berbasis sumber placation/conciliation) dan partisipasi
daya pertanian menjadi terpotong-potong tingkat 5 (kemitraan atau partnership).
dan akhirnya stagnan. Dalam hal ini partisipasi masyarakat petani
Selama ini masyarakat petani telah belum sampai pada partisipasi tingkat 6
berkontribusi dalam ikut mengembangkan (Mobilisasi dengan kemauan sendiri atau
pariwisata berbasis sumber daya pertanian self-mobilization) yang merupakan tingkat
antara lain sebagai planner dalam partisipasi yang paling tinggi.
merencanakan pengembangan pariwisata Kebutuhan masyarakat petani untuk
berbasis sumber daya pertanian, sebagai mengembangkan pariwisata berbasis
investor lokal untuk mengembangkan sumber daya pertanian antara lain adalah
pariwisata berbasis sumber daya pertanian, kebutuhan untuk meningkatkan
sebagai pelaksana program dan kegiatan kompetensi untuk mengembangkan
30
Cakra Wisata Vol 17 Jilid 1 Tahun 2016
pariwisata berbasis sumber daya pertanian, Model CEDA terdiri atas tiga unsur
kebutuhan untuk mengakses informasi, utama yaitu stakeholders, community
kebutuhan untuk memasarkan produk dan empowerment, dan targeted results.
daya tarik wisata berbasis sumber daya Pemangku kepentingan dalam hal ini
pertanian, kebutuhan untuk meningkatkan mencakup pemerintah, swasta, dan
pendapatan, kesejahteraan dan kualitas masyarakat. Pemberdayaan masyarakat
hidup, kebutuhan untuk mendapatkan diarahkan pada upaya untuk meningkatkan
fasilitasi dari pemerintah dan lembaga lain intensitas dan keaktifan masyarakat untuk
seperti perguruan tinggi, pengusaha, dan terlibat dalam pengembangan potensi
LSM. sumber daya pertanian sebagai daya tarik
Kebijakan Pemerintah Kabupaten wisata. Hasil yang ditargetkan setelah
Karanganyar telah memiliki kebijakan di dilakukan pemberdayaan masyarakat
bidang pembangunan pariwisata daerah, adalah terbangun partisipasi masyarakat
namun kebijakan tersebut belum secara petani dalam memanfaatkan potensi
khusus menggarisbawahi upaya sumber daya pertanian menuju ekonomi
pengembangan pariwisata dengan kreatif, terwujud pemanfaatan
memanfaatkan potensi sumber daya memanfaatkan potensi sumber daya
pertanian. Berdasarkan analisis terhadap pertanian menjadi daya tarik wisata
potensi dan permasalahan yang berkaitan (agrowisata), dan terbangun perekonomian
dengan penguatan partisipasi masyarakat masyarakat petani melalui pemanfaatan
petani menuju ekonomi kreatif melalui sumber daya pertanian secara kreatif
pengembangan pariwisata berbasis sumber sebagai daya tarik wisata. Strategi
daya pertanian disusun draf model yang implementasi model CEDA anatar alin
diberi nama Model Community adalah memfasilitasi masyarakat petani
Empowerment in Developing Agritourism untuk mengembangkan berbagai usaha
yang disingkat menjadi CEDA. yang berkaitan dengan pemanfaatan
sumber daya pertania, membentuk
34