Selain itu, tujuan Pembangunan Nasional untuk mewujudkan masyarakat adil dan
makmur yang merata material dan spiritual, serta menjalankan roda perekonomian guna
mewujudkan kesejahteraan sosial. Sesuai dengan Pasal 33 UUD 1945 ialah sebagai
peranan dan keberpihakan negara dalam meningkatkan taraf hidup rakyat. Tujuan
pembangunan nasional serta pasal 33 UUD 1945 tersebut akan berhasil tercapai apabila
bidang kesejahteraan social. Akan tetapi melihat pada zaman sekarang ini sebagian
masyarakat dalam lingkaran kemiskinan,. maka perlu kebijakan dan program untuk
menunjang masyarakat agar sejahtera dari segi sosialnya. Meninjau dari kebijakan dan
program masa lalu cenderung di laksanakan secara kurang efektif yang di mana
dan dilaksanankan tanpa rencana strategi nasional. Berdasarkan UUD 1945 pasal 34,
“anak terlantar dan fakir miskin dipelihara oleh Negara”. Artinya pemerintah
negeri ini. Bicara masalah kemiskinan bukan merupakan isu baru, melainkan
merupakan isu yang seolah abadi sepanjang jaman. Walaupun saat ini kita sudah
memasuki era IT (infomasi teknologi), namun persoalan kemiskinan tetap menjadi hal
yang dominan (Sulistiyani,2004). Amerika Serikat yang tergolong negara maju dan
salah satu negara kaya di dunia, masih mempunyai jutaan orang yang tergolong miskin.
Beban kemiskinan serupa juga dijumpai di Indonesia. Berdasarkan pengalaman yang
terjadi bahwa selama ini Indonesia belum pernah terbebas dari kemiskinan .
Isu sentral masalah pembangunan yang masih menghantui Bangsa Indonesia saat
ini adalah masalah kemiskinan. Dalam banyak kasus kemiskinan diawali dari
kurangnya akses tenaga kerja produktif terhadap lapangan pekerjaan. Di lain sisi,
pada akhirnya berdampak pada rendahnya mutu sumber daya manusia. Jebakan
telah menggugah perhatian masyarakat dunia, sehingga isu kemiskinan menjadi salah
satu isu sentral dalam Millenium Development Goals atau MDGs (UNDP, 2003 dalam
2007). Terkait dengan kemiskinan, isu penting yang perlu mendapat perhatian adalah
masih relatif banyaknya jumlah penduduk miskin. Jumlah penduduk yang relatif
banyak ini terutama dikaitkan dengan upaya-upaya yang telah dilakukan dalam
daerah. Namum demikian, upaya yang sedemikian tinggi kuantitasnya tersebut belum
Yang artinya: “Dialah yang menjadikan bumi ini mudah bagi kamu, maka berjalanlah
mempunyai kemapanan ekonomi yang kuat untuk lebih mendekatkan dirinya dan
bersyukur atas karunianya yang diberikan oleh Allah SWT kepada manusia itu sendiri.
Banyak pihak yang mengatakan bahwa ekonomi kerakyatan sebagai dasar pijakan
Namun hal ini langsung dibantah oleh sebagian pengamat yang justru menilai demi
bekerja. Bekerja merupakan salah satu sebab pokok yang memungkinkan manusia
Allah SWT melapangkan bumi serta menyediakan berbagai fasilitas yang dapat
Artinya : “Dialah Yang menjadikan bumi itu mudah bagi kamu, maka berjalanlah di
segala penjurunya dan makanlah sebahagian dari rezki-Nya. Dan hanya kepada-Nya-
lah kamu (kembali setelah) dibangkitkan”.
Dari ayat diatas dapat kita ambil suatu kesimpulan bahwasanya, manusia
dirinya dan bersyukur atas karunianya yang diberikan oleh Allah SWT kepada manusia
itu sendiri.
Isu sentral masalah pembangunan yang masih menghantui Bangsa Indonesia saat ini
adalah masalah kemiskinan. Dalam banyak kasus kemiskinan diawali dari kurangnya
akses tenaga kerja produktif terhadap lapangan pekerjaan. Di lain sisi, kemiskinan
menghambat akses terhadap pemenuhan pendidikan dan kesehatan yang pada akhirnya
berdampak pada rendahnya mutu sumber daya manusia. Jebakan kemiskinan yang
perhatian masyarakat dunia, sehingga isu kemiskinan menjadi salah satu isu sentral
dalam Millenium Development Goals atau MDGs (UNDP, 2003 dalam Faturochman,
dengan kemiskinan, isu penting yang perlu mendapat perhatian adalah masih relatif
banyaknya jumlah penduduk miskin. Jumlah penduduk yang relatif banyak ini terutama
1. Kriteria
a. Keluarga miskin
Lurah)