Anda di halaman 1dari 10

PENAMAS ADI BUANA Volume 02, Nomer 2, 01 Oktober 2017

PENINGKATAN KUALITAS SUMBER DAYA MANUSIA PADA INDUSTRI


KERAJINAN ANYAMAN UNTUK PEMENUHAN PASAR EKSPOR

Yunia Dwie Nurcahyanie1, Suharyanto2, Suparman3


1
Teknik Industri, Universitas PGRI Adi Buana Surabaya, 2 Manajemen, Universitas PGRI Adi
Buana Surabaya, 3 Seni Rupa, Universitas PGRI Adi Buana Surabaya
Email. 1yuniadwie@unipasby.ac.id

ABSTRAK
Kerajinan ayaman yang menggunakan bahan- bahan alam seperti rotan, bambu, mendong,
pandan, rumput, sangat unik dan diminati oleh pasar mancanegara. Keunggulan dari kerajinan
bahan alam dari Indonesia adalah diantaranya bahan baku yang khas, desain anyaman yang unik
dari setiap daerah memiliki desain dan pola tersendiri. Beberapa tahun terakhir industri
kerajinan anyaman mengalami penurunan volume dalam pasar ekspor. Beberapa masalah yang
ditemui dari pengrajin kerajinan baik dari kawasan Gresik, Malang dan Yogyakarta adalah
masalah ketersediaan sumber daya manusia terutama tukang anyam. Sumber Daya penganyam
adalah komponen terpenting dari kerajinan anyaman ini, apapun material yang digunakan baik
alami maupun sintetis, kemampuan anyam dari SDM adalah kata kunci keberhasilan dari industri
ini. Sayangnya jumlah penganyam semakin hari semakin berkurang. Dan kualitas hasil anyaman
tidak bisa sehalus penganyam yang sudah lebih senior. Pengabdian masyarakat kali ini
mengangkat bagaimana melatih kemampuan menganyam dari sdm yang ada menjadi lebih
berkualitas dan berstandar untuk pemenuhan kebutuhan pasar ekspor.
Kata Kunci : SDM, Kerajinan, Anyaman, Ekspor

1. PENDAHULUAN menjadi masalah-masalah tersendiri.


Indonesia dikenal sebagai negara Sementara itu kualitas penganyam juga
dengan pengrajin kerajinan tangan yang menjadi kendala, mulai dari asal penganyam
halus dengan bahan-bahan yang diambil dari membawa pola – pola yang berbeda.
bahan alam (Petrianika N. Rumeksa dan Ken Penganyam dari Cirebon misalnya memiliki
Atik,2014). Namun dalam beberapa tahun pola anyam yang berbeda dengan
terakhir terjadi penurunan volume ekspor penganyam dari Kulon Progo Yogyakarta,
terkait dengan kerajinan bahan anyam- penganyam dari Malang, Trenggalek,
anyaman ini. Sebenarnya permintaan pasar bahkan Gresik. Belum lagi pola anyaman
asing dari beberapa negara masih tinggi, dari Bali.
sayangnya industri kerajinan di Indonesia Beberapa kantong industri kerajinan
kurang bisa memenuhi permintaan pasar. yang saat ini mulai gulung tikar bukan
Standar kualitas produk mulai dari bahan disebabkan karena sepinya permintaan, tapi
baku, proses pengerjaan yang ramah buruh, disebabkan karena ketidakmampuan dari
ramah lingkungan, proses pengemasan, sentra anyaman tersebut. memenuhi
sampai pada kelayakan di tangan konsumen permintaan pasar sesuai standarisasi

9
PENAMAS ADI BUANA Volume 02, Nomer 2, 01 Oktober 2017

pembeli. Pada umumnya proses Masalah lain adalah kebijakan harga. Pihak
perdagangan ekspor dilakukan oleh pihak eksportir memberikan harga yang sangat
ketiga. Pengrajin memberikan contoh- tinggi kepada pihak pebeli atau buyer,
contoh produknya kepada buyer pihak sedangkan kepada pengrajin, pihak eksportir
ketiga, dan oleh pihak ketiga dipasarkan ke ini menawakan harga yang sangat rendah,
pasar internasional. Apabila ada pemesanan adanya perbedaan harga dari pengrajin dan
maka, pihak ketiga memesan kepada ke pembeli yang menjadi margin
pengrajin tersebut. Semua proses akan keuntungan pihak eksportir terlalu tinggi.
lancar saja apabila antara contoh produk Sedangkan pihak eksportir tidak mampu
yang diberikan dengan hasil produk masal mengkontrol kualitas dari produk yang
sama bentuk, ukuran, berat, warna. Yang dipasarkannya dari level pengrajin. Pada
menjadi kendala adalah apabila hasil pengabdian kali ini tim kami mencoba untuk
produknya tidak sama bentuk, ukuran, berat memberikan pelatihan kepada industri
dan warnanya. Yang merugi adalah pihak kerajinan anyaman UD. IG yang berlokasi di
ketiga selaku buyer dari pengrajin, dan Jalan Balerejosari, Malang Jawa Timur.
apabila pihak ketiga tersebut sudah pernah Industri ini bergerak di kerajinan anyaman
dirugikan karena ketidak mampuan rotan, mendong dan pandan.
pengrajin dalam menjaga kualitas produk,
maka pihak eksportir tidak akan memesan
lagi kepada pengrajin.

2. METODE PELAKSANAAN PENGABDIAN

Metode pelaksanaan yang ditawarkan pada kapasitas yang dimiliki oleh perguruan tinggi,
program ini mengacu pada: tujuan dari program, dalam hal ini Universitas PGRI Adi Buana
permasalahan yang dihadapi UKM, dan Surabaya
.
Tujuan Program : Meningkatkan kemampuan menganyam dari karyawan UKM

Tujuan Negara Tujuan Perguruan Tinggi Tujuan UKM

Mempertahankan identitas bangsa yaitu Meningkatkan program • Meningkatkan pasar


menjaga warisan budaya anyaman kesesuaian antara Perguruan • Meningkatkan kapasitas UKM
tradisional dan membangun nilai Tinggi dan Industri termasuk • Eksistensi dan keberlanjutan industri
kebermaknaan
industri menengah UKM tercapai

Inovasi dan kreativitas UKM


Mempercepat alih teknologi
Penciptaan Nilai Pemecahan Masalah
Kreatifitas antara perguruan tinggi
kepada UKM mitra
(masyarakat)
Kontribusi Ekonomi berupa Penciptaan
lapangan kerja, Peningkatan
kemakmuran dan Pendapatan

Gambar 1. Metode Pelaksanaan Pengabdian

10
PENAMAS ADI BUANA Volume 02, Nomer 2, 01 Oktober 2017

Gambar 2. Runtutan strategi pelaksanaan pengabdian masyarakat


Strategi pelaksanaan pengabdian ini terdiri dari produk keranjang rotan dan
dari 6 strategi yaitu: keranjang mendong yang sudah
1. Strategi menguasai beberapa teknik seringkali dikerjakan oleh UKM.
anyaman 3. Strategi menguasai teknik desain
Strategi menguasai teknik anyaman rangka
dilakukan dengan cara mengajarkan Teknik rangka sebagai struktur dari
beberapa metode anyaman yang produk anyaman baik berupa rangka
dikuasai dari beberapa tipe anyam, yang dibuat dari bahan besi atau
dalam pengabdian ini diberikan kawat yang disambung dengan
beberapa tipe anyaman yaitu tipe struktur las, maupun rangka yang
anyaman cirebonan, anyaman tipe dibuat dari bahan rotan pitrit. Rangka
bantul dan anyaman tipe solo yang lain yang ditawarkan adalah teknik
dipelajari dari salah satu perusahaan ikatan antar bahan menggunakan
furnitur khusus anyaman besar di ikatan tali senar.
Kota Solo. 4. Strategi menguasai teknik
2. Strategi menguasai teknik plintiran pengeringan
dan ikatan Teknik pengeringan bahan rotan
Strategi anyaman akan lebih kaya biasanya menggunakan sinar alami
jika bisa ditambahkan kemampuan matahari, dalam beberapa waktu di
teknik plntiran dan teknik ikatan. daerah UKM di Malang, apabila
Tipe plintiran ini diberikan dari musim penghujan sekitar bulan
pengrajin dari Desa Sentolo, Kulon September sampai Februari, hujan
Progo, Yogyakarta. Dari hasil teknik dan kelembapan tinggi menyebabkan
plintir ini didapat beberapa varian- rotan ataupun anyaman bahan alami
varian baru yang dikerjakan diluar lainnya menjadi lembab dan mudah

11
PENAMAS ADI BUANA Volume 02, Nomer 2, 01 Oktober 2017

berjamur. Oleh sebab itu diajarkan sangat aman untuk keranjang


model perendaman menggunakan kemasan roti.
cairan anti jamur, dan dibantu mesin 6. Strategi menguasai teknik
pengering untuk mencapai tingkat pengemasan
pengeringan maksimal. Pengemasan yang biasanya
5. Strategi menguasai teknik dilakukan oleh UKM adalah
pengecatan keranjang dikirim begitu saja atau
Teknik pengecatan yang selama ini diikat menggunakan tali rafia.
digunakan oleh UKM mitra adalah Apabila ada permintaan dari luar
pengecatan menggunakan cat yang kota dan pengiriman harus dilakukan
beracun, bahkan menggunakan cat menggunakan kargo, selama ini
mobil untuk melakukan pengecatan mereka hanya memasukkan
keranjang yang biasa dipakai untuk keranjang kedalam karung atau goni.
mengemas roti. Pada perancangan Hal ini beresiko barang tertindih dan
teknik pengecatan, UKM dilatih produk menjadi rusak dan penyok.
untuk mengecat menggunakan non Dalam pelatihan pengemasan ini
toxic finish berbahan dasar diberikan contoh bagaimana
waterbased paint. Menggunakan membungkus kemasan dengan benar
produk Biochemical yang berbahan dan mengurangi resiko penyok atau
dasar cat dari rumput rumputan, rusak.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

Industri anyaman bahan alam dalam kajian mencapai USD 227,63 juta. Sebagai negara
Badan Pusat Statistik dimasukkan dalam yang mengekspor produknya harus
klaster indutri kayu dan sejenisnya. Pada meneysuaikan peraturan dan kebutuhan
neraca perdagangan periode Juni 2017 trend pasar tujuan dari produk itu sendiri. Untuk
menunjukan penurunan sejumlah yang produk anyaman bahan alam pasar
cukup signifikan yaitu USD 1.248,26 juta terbesarnya adalah Jepang, Amerika Serikat,
atau pada kisaran angka minus 21%. Dalam Tiongkok. Untuk Jawa Timur sendiri
neraca klaster ini didalammhya terdiri dari diperluas dengan pasar Asean yaitu
industri kayu, bahan kayu jadi, kayu olahan Malaysia, Singapura , Thailand dan
bahan alam didalamnya ada rotan, bambu Vietman. Sedangkan pasar Eropa Negara
anyaman lain yang sudah dibentuk finis Belanda menduduki peringkat pertama
seperti produk mebel dan sejenisnya, produk disusul dengan Jerman dan Italia sebagai
parket lantai plafon dan sejenisnya dan juga negara tujuan ekspor produk kerajinan
produk anyaman lainnya seperti anyaman bahan anyaman.
keranjang, mebel anyaman, dan sejenisnya.
Adapun negara tujuan ekspor produk
non migas Jawa Timur bulan Juni 2017 yang
terbesar adalah Jepang, dengan nilai ekspor

12
PENAMAS ADI BUANA Volume 02, Nomer 2, 01 Oktober 2017

Tabel 1. Ekspor Non Migas Sepuluh Barang kelompok kerajinan Bulan Juni 2017

Anyaman bahan alam baik di masyarakat maupun pasar


tradisional, mengalami pergeseran yang
Anyaman dan kerajinan produk pandan digantikan oleh bahan lain, seperti tali oleh
Indonesia telah lama menjadi salah satu plastik, topi dari bahan kain, bambu, rotan
komoditi ekspor andalan Indonesia dan bahan-bahan lainnya.
(Wongso, 2006).
Penjelasan dari bapak Satunan dan bapak
Berdasarkan hasil penelitian Rowell dan Edi dari Desa Belayu, Kecamatan Wajak,
Stout, 2007, secara tradisional bast fiber Kabupaten Malang (wawancara pribadi)
(serat yang berasal dari kayu) dan leaf fiber dapat diketahui bahwa saat ini pengerajin
(serat yang berasal dari daun) telah hanya memproduksi tampar dari tumbuhan
digunakan sebagai bahan pembuat tali, mendong saja. Pengerajin memproduksi
benang ikat, geotextile, filter (alat saring) kerajinan dari pandan, hanya apabila ada
atau sorbent dan kain atau serat goni. Akhir- pesanan. Pandan yang digunakan sebagai
akhir ini serat alam secara umum sering bahan dasar adalah dari jenis P. tectorius
digunakan sebagai fashion. Selain itu serat yang diambil dari Lamongan dan
alami dapat dicampur dengan dengan Trenggalek. Alasan para pengerajin tidak
polyester atau cotton untuk dijadikan mengambil bahan mentah pandan dari
sebagai bahan kasar di pabrik furniture. daerah Malang Selatan dikarenakan proses
Seiring perkembangan budaya, baik yang masih terlalu panjang dibanding
tradisional maupun bioteknologi, pengguna- apabila mengambil dari penjual. Dari hasil
an bahan pandan, seperti dapat dijumpai
13
PENAMAS ADI BUANA Volume 02, Nomer 2, 01 Oktober 2017

uji coba pembuatan tali tampar, dari tiga penyederhanaan dari jumlah SNI yang ada
jenis pandan yaitu P. tectorius, P. diantaranya Rotan iratan hati berbentuk
labyrinthicus dan P. furcatus menunjukkan bulat, SNI 01-1832-1990, Rotan iratan kulit,
bahwa akar dan daun dari ketiga jenis SNI 01-3526-1994, Mutu rotan bulat, SNI
pandan memiliki potensi untuk dapat 01-3575-1994, Mutu rotan asalan, dan SNI
dikembangkan. Dari akar dalam pembuatan 12-4929-1998.
tali tampar lebih mudah menggunakan
bahan dalam kondisi setengah basah karena Standar Nasional Indonesia digunakan untuk
mudah dipilin. Pembuatan dalam keadaan penyerderhanaan dari beberapa jenis rotan
setengah basah, menyebabkan tali tampar berikut ini :
muncul jamur coklat keputihan yang 1. rotan asalan,
menurut pengerajin tidak disukai oleh 2. rotan bundar W & S,
perusahaan furniture pengguna produk 3. rotan bundar pendek,
pandan. Hal yang harus dipecahkan atau 4. rotan belahan,
diperlukan adalah teknik untuk mengurangi 5. Rotan kikis buku (rotan poles kasar),
sifat getas serat pandan atau pengawetan 6. rotan bundar kupasan (rotan poles
produk pandan halus),
7. kulit rotan,
Finishing non toxic 8. hati rotan, dan anyaman rotan
(webbing).
Varian finisihing bahan alam memiliki
Klasifikasi rotan berdasarkan sortimen
keunggulan eco friendly, tidak beracun,
yaitu
lebih ramah lingkungan baik bagi pekerja
1. rotan asalan,
manusia, dapat melawan mikroba secara
2. rotan bundar W & S,
alami dalam cakupan luas, tahan lama dan
3. rotan bundar pendek.
aman. (Sunny, 2013).
4. rotan belahan,
5. rotan kikis buku (rotan poles kasar),
Standar SNI industri kerajinan bahan 6. Rotan bundar kupasan (rotan poles
alam halus),
7. kulit rotan, hati rotan dan anyaman
Untuk industri kerajinan anyaman, stardar rotan (webbing).
SNI yang digunakan adalah standar khusus Sedangkan berdasarkan ukuran (khusus
rotan saja. Yaitu SNI no. 01-7254-2006. rotan bundar) terdiri dari
Sebelum standar ini ada, terdapat banyak 1. rotan bundar berdiameter besar dan
jenis standar SNI terkait dengan produk 2. rotan bundar berdiameter kecil.
rotan. Standar SNI untuk bahan kerajinan Pengujian rotan terdiri
alam yang tercatat dalam standar nasiona 1. uji visual, jenis rotan, cacat, dimensi,
indonesia adalah standar SNI nomor 01- cuantiítas, laboratoris, kadar air dan
7254-2006, tentang rotan. Deskripsi dari Kekuatan tarik.
standar SNI ini adalah jenis-jenis rotan .
Standar ini disusun untuk membuat

14
PENAMAS ADI BUANA Volume 02, Nomer 2, 01 Oktober 2017

Gambar 3. Jenis dan tipe rotan yang digunakan

Gambar 4. Teknik serut bahan rotan utuh menjadi rotan belah

Pelaksanaan pelatihan ini adalah seorang pengrajin anyaman khusus material


selama tiga tahun dari tahun 2015, 2016 dan plintiran dan kuncian dari Desa Sentolo
tahun terakhir program Iptek Bagi produk Kulon Progo Yogyakarta. Teknik anyaman
Ekspor untuk industri kerajinan bahan rotan plintir berbeda dengan teknik anyaman
dan kelapa. Pelatihan yang dilaksanakan biasa, teknik ini menggunakan material
dilakukan oleh tim inti yang terdiri dari mendong yang diplintir dan diikat
keilmuan teknik industri, seni rupa dan mengguakan tali senar, tidak menggunakan
manajemen, dibantu dengan tim teknis yang rangka besi. Hasil dari anyaman ini adalah
memiliki latar keilmuan berbeda. berat keranjang menjadi jauh lebih ringan
Strategi pertama yaitu pelatihan teknik dibandingkan pengguankan rangka besi.
anyaman yaitu menggunakan Hasil keranjang juga lebih lentur, tahan
pengembangan teknik plintir dan anyam. benturan tanpa merubah bentuk daripada
Teknik anyaman menggunakan teknik hasil keranjang.
plintiran tim dibantu oleh Ibu Suryanti

15
PENAMAS ADI BUANA Volume 02, Nomer 2, 01 Oktober 2017

Gambar 5. Pelatihan strategi penguasaan anyaman teknik plintir


Keunggulan dari teknik anyaman material kain, material kertas, material daun,
yang digabungkan dengan teknik plintir ini bahkan material sisa kemasan makanan pun
adalah, pengrajin bisa menggabungkan bisa dipergunakan. Hasilnya menjadi lebih
material rotan dengan material apa saja, bisa menarik, kuat dan ringan.

Gambar 6. Teknik anyaman menggunakan rangka besi


Teknik anyaman menggunakan Pelatihan selanjutnya adalah
rangka besi bertujuan agar produk keranjang pelatihan supaya UKM rotan menguasai
menjadi lebih awet dan tampak berkelas. teknik pengeringan. Pada UKM mitra
Namun memiliki kelemahan mahal di biaya dibantu oleh tim dengan memanfaatkan
pengiriman. Dengan berat produk yang mesin pengering. Mesin pengering ini
didominasi oleh rangka besi, maka produk menggunakan panas dari gas yang
jenis ini hanya cocok dipasarkan untuk pasar disemburkan adalah uap panasnya, tidak
lokal saja. Jika dikirimkan ke pangsa pasar seperti oven, mesin ini memiliki struktur
ekspor, terjadi pembengkakan biaya pada pemanasan merata ke seluruh mesinnya dan
biaya pengiriman. dikontrol suhu panasnya.

16
PENAMAS ADI BUANA Volume 02, Nomer 2, 01 Oktober 2017

Gambar 7. Mesin pengering untuk membantu proses pengeringan rotan

Memang mesin pengering ini tidak teknik non toxic finish atau pengecatan yang
dipergunakan setiap saat, hanya dibutuhka tidak beracun. Teknik pengerjaannya
pada saat curah hujan dan tingkat berbeda dengan teknik pengecatan toxic atau
kelembapan di Malang sangat tinggi lebih dikenal dengan oil based finising. Oleh
sehingga mengganggu proses produksi dari sebab itu semua bahan mesin dan alat
UKM. Strategi selanjutnya adalah pelatihan pengecatan non toxic ini dibedakan dengan
agar UKM menguasai teknik pengecatan. pengecatan yang beracun.
Teknik pengecatan yang dilatihkan adalah

Gambar 8. Pelatihan teknik pengecatan non toxic water based finish pada keranjang
rotan

Strategi peningkatan kualitas pengemasan. Kemasan produk keranjang


pengrajin selanjutnya adalah pelatihan harus menggunakan material karton
17
PENAMAS ADI BUANA Volume 02, Nomer 2, 01 Oktober 2017

gelombang atau dikenal dengan nama hasil finishing dari keranjang rotan itu
corrugarated carton. Karton ini dibungkus sendiri.
dan menutupi seluruh materal keranjang.
Tujuannya adalah menjaga agar tidak terjadi
gesekan antar keranjang dan tidak melukai

Gambar 9. Pelatihan teknik pengemasan menggunakan corrugrurated karton


Pengemasan ini memang Tasikmalaya, Jawa Barat, Berita
membutuhkan biaya tersendiri, namun Biologi , ISSN 0126-1754 Vol. 10,
pengamanan pada barang yang akan Nomor 1, April 2010
dikirimkan terutama jarak jauh wajib Sunny Pannu, Investigation of Natural
dilakukan. Oleh sebab itu ukm butuh Variants for Antimicrobial Finishes in
pelatihan lanjutan yaitu bagaimana Innerwear A Review Paper for
menghitung biaya dan menentukan harga Promotion of Natural Hygiene in
untuk pengiriman pasar luar negri. Innerwear, International Journal of
4. Ucapan Terimakasih Engineering Trends and Technology
Progam ini terselenggara atas bantuan dari (IJETT) – Volume 4 Issue 5- May 2013
biaya program IbPE Industri Kerajinan Wongso, F. 2006. Peluang Export Kerajinan
Rotan dan Kelapa di Jawa Timur, program Pandan.
pelatihan multi tahun yang dibiayai oleh http://www.mma.ipb.ac.id/default.ph
Kemenristek DIKTI. Kami ucapkan p?file=viewevent&id=19 Tanggal akses
terimakasih. 8 Juli 2006. Pukul 17.30 WIB.
https://jatim.bps.go.id/4dm!n/brs_ind/brsInd
-20170718094849.pdf Diunduh tanggal
DAFTAR PUSTAKA 5 September 2017.
Jati Batoro, Serafinah Indriyani, Brian Petrianika N. Rumeksa, Ken Atik (2014),
Rahardi, Etnobotani Masyarakat Lokal, Eksplorasi Serat Kapuk (Ceiba
Struktur Anatomi Jenis Pandan Pentandra) Dengan Teknik Tenun
(Pandanaceae) Bermanfaat di Jawa ATBM dan Kempa, Jurnal Tingkat
Timur, RESEARCH JOURNAL OF Sarjana Bidang Seni Rupa dan
LIFE SCIENCE E-ISSN : 2355-9926 Desain, ITB, Jurnal-
AGUSTUS-2015 VOLUME 02 NO. 02 s1.fsrd.itb.ac.id/index.php/craft/articl
http://rjls.ub.ac.id e/download/111/100
Rowell dan Stout. 2007. Handbook of Fiber
Chemistry.
http://www.taylorandfrancis.com tanggal
akses 7 September 2008.
Siti Susiarti, Mulyati R. ( 2010), Kajian
Etnobotani Pandan Samak (Pandanus
Tectorius Sol) Di Kabupaten

18

Anda mungkin juga menyukai